Jiwa mereka bersatu dengan kekuatan-kekuatan alam, kesaktiankesaktian khusus yang dimiliki seseorang. Kesaktian itu kemudian
diterima sebagai sesuatu peristiwa yang mulia dan suci. Bila ia melekat
pada seseorang, maka orang itu adalah lambang dari kekuatan mereka.
Dia adalah pemimpin yang dianggap memiliki kharisma.
Sifat-sifat itu melekat dan berproses turun-temurun. Walaupun
kemudian
mereka
sudah
memeluk
agama,
namun
secara
akan
tetapi
dalam
pratiknya
pemindahn
dinas
militer
ini
Patih,
Para
sebagai
Kapitan,
pemimpin
Tua-tua
dan
Adat
panglima
dan
rakyat
perang
karena
perjuangan
menentang
Belanda
ia
juga
menggalang
Pattimura
kemudian
dijatuhi
hukuman
gantung,
sebelum
Pattimura
menolaknya.
Pattimura
kemudian
mengakhiri
dibuat
setelah
kemerdekaan.
Sebenarnya
tidak
ada
yang
nasional. Saat itu, 16 Desember 1817, tali hukuman gantung telah terlilit
di lehernya. Dari ucapan-ucapannya, tampak bahwa Pattimura seorang
patriot yang berjiwa besar. Dia tidak takut ancaman maut.
Wataknya teguh, memiliki kepribadian dan harga diri di hadapan
musuh. Kapitan Pattimura juga tampak optimis. Namun keberanian dan
patriotisme
Pattimura
itu
terdistorsi
oleh
penulisan
sejarah
versi
tua
boleh
dihancurkan,
tetapi
kelak
Pattimura-Pattimura
muda akan bangkit
Namun menurut M Nour Tawainella, juga seorang sejarawan,
penafsiran Sapija itu tidak pas karena warna tata bahasa Indonesianya
terlalu modern dan berbeda dengan konteks budaya zaman itu. Di bagian
lain,
Sapija
menafsirkan:
Selamat
tinggal
saudara-saudara,
atau