Anda di halaman 1dari 13

HAKEKAT RUH DI QOLBU

Kajian Naskah Sirr Al-Asrar Fi Ma Yahtaz Ilayh al-Abrar (Sultan


Aulia Gauts Al-A'zam Syeikh Muhyiddin Abdul Qadir Al Jailani)

Dalam kitab Sirr al-Asrar yang berisi kumpulan ajaran Syaikh Abdul Qadir
al-Jilani didapati keterangan bahwa pada awalnya manusia dicipta oleh Allah SWT di
alam lht (alam dimensi ketuhanan). Manusia awal itu adalah manusia yang masih
berwujud ruh (jiwa) yang sangat murni, yang disebut rh al-quds. Ruh al-Quds
dicipta langsung oleh Allah SWT dan didalamnya terkandung disain serta programprogram (rencana-rencana) Allah, juga sifat-sifat Allah, yang sifatnya sangat
misterius (sirri). Maka Ruh al-Quds disebut juga Sirr (rahasia).

Allah SWT adalah cahaya (QS an-Nr 24). Ruh al-Quds yang dicipta
langsung oleh Sang Cahaya pun mengandung cahaya yang sangat murni, yang
memiliki tingkat radiasi sangat tinggi.
Dalam kitab itu juga dikatakan bahwa alam memiliki lapis-lapis dimensional yang
berbeda:
1. Alam Lht, alam dimensi ketuhanan.
2. Alam Jabart, alam ilmu, ketentuan, rencana dan takdir.
3. Alam Malakt, alam para malaikat, alam ruh, alam enerji.
4. Alam Mulki, alam fisik, alam nyata.

Ketika Rh al-Quds akan diturunkan dari alam lht ke alam jabart ia dibalut lebih
dulu dengan lapisan Ruh as-Shulthny. Sebab kalau tidak, radiasi cahaya Ruh alQuds yang sangat murni dan teramat kuat itu akan membakar semua yang ada di alam
jabarut. Ruh as-Sulthany adalah mantel (hijb) bagi Ruh al-Quds. Ruh as-Shulthany
disebut juga dengan Fud.
Lalu Ruh al-Quds (Sirr) yang sudah dibalut dengan Ruh as-Sulthany (Fuad)
diturunkan ke alam level-3, yaitu alam malakt. Namun alam malakut lebih
materialized daripada alam-alam sebelumnya, dan apa yang ada di dalamnya akan
mudah terbakar oleh radiasi cahaya Ruh al-Quds meskipun sudah dibalut dengan Ruh
as-Sulthany. Oleh sebab itu sebelum diturunkan ke alam malakut, Ruh al-Quds yang
sudah dengan Ruh as-Sulthany, dibalut lagi dengan Rh ar-Rhny. Ruh lapis ketiga
ini disebut juga Qalbu.
Selanjutnya Ruh al-Quds (Sirr), yang sudah dibalut dengan Ruh as-Sulthany (Fuad)
dan Ruh ar-Ruhaniyah (Qalbu), diturunkan lagi ke alam level-4 yaitu alam mulki.
Inilah alam kosmik yang sekarang dapat kita lihat secara visual dengan mata kepala
kita. Alam kosmik wujudnya sangat lahiriah dan dapat dikenali secara empirik
(terukur). Namun radiasi cahaya Ruh al-Quds, meski sudah dibalut dengan dua lapis
ruh lainnya, masih terlalu tinggi bagi alam ini. Apa yang ada di alam mulki dapat
terbakar oleh radiasi cahaya Ruh al-Quds. Untuk itu, sebelum diturunkan ke alam

mulki, Ruh al-Quds dibalut lagi dengan lapis ke-3 yaitu Rh al-Jismny yang untuk
mudahnya sering disebut dengan Rh saja. Untuk lebih jelasnya lihatlah tabel berikut
ini.
Alam

Ruh

Nafs

Lahut

Ruh Al-Quds

Sirr

Jabarut

As-Sulthany

Fuad

Malakut

Ar-Ruhany

Qalbu

Mulki

Al-Jismany

Ruh

Diri (nafs) kita yang hakiki dalah diri yang berwujud ruh (jiwa). Tubuh biologis kita
hanyalah cangkang atau wadah bagi diri kita yang sesungghnya, yaitu ruh. Di dalam
rh ada qalbu, di dalam qalbu ada fud dan di dalam fuad ada sirr. Sirr adalah rahasia.
Sirr berisi rahasia-rahasia Allah untuk orang itu berupa sifat-sifat Allah, rencana dan
takdir Allah. Sirr terhubung langsung dengan Allah SWT.
Dikenal pula istilah lubb yang jamaknya albb. Surat Ali Imran ayat 130 menyebut
Uli al-Albb sebagai individu yang selalu berdzikir, berfikir, dan beribadah. Apa arti
lubb? Kalau kita menebang sebatang pohon, lalu kita perhatikan penampang
potongannya, akan terlihat di bagian tengah dari batang pohon itu ada bagian yang
berwarna kecoklatan. Itulah inti dari batang pohon tersebut. Arab menyebutnya lubb.
Qalbu adalah lubb bagi ruh. Intinya ruh adalah qalbu, intinya qalbu adalah fuad, dan
intinya fuad adalah sirr. Sirr adalah inti dari segala inti, yang mengandung rahasia
dari segala rahasia, sehingga disebut Sirr al-Asrar (secret of the secrets).
Banyak orang memahami bahwa hati (qolbu) itu adalah segumpal daging
dalam diri manusia. Pemahaman ini tidak salah karena didasarkan pada sabda
Rosululloh Saw sebagai berikut :
Artinya : Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik
maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh;
ketahuilah bahwa dia adalah hati (qolbu) . (Riwayat Bukhori dan Muslim)

Namun pemahaman ini adalah pemahaman yang sangat mendasar yang diajarkan
oleh Rosululloh Saw kepada umatnya yang pada waktu itu masih kental dengan
kejahiliyahan dan tidak mau menerima sesuatu yang sulit difahami secara akal.
Adapun maksudnya agar umatnya mudah mengerti dan tidak timbul banyak
pertanyaan yang menjadikannya kembali kepada kemusyrikan dan kekufuran.
Menurut penjelasan K.H. Zainal Abidin Bazul Ashab (Pimpinan Pondok
Pesantren Az-Zainiyyah, Nagrog Sukabumi) bahasa yang digunakan oleh
Rosululloh Saw dalam hadits di atas merupakan kepiawaian komunikasi artinya yang
dimaksudkan oleh beliau bukanlah hati yang berbentuk segumpal darah itu, akan
tetapi tempat atau mahalnya berada tepat di bagian tersebut.
Qolbu adalah sebuah latifah/titik sensor/dimensi ketuhanan yang tidak
mempunyai bentuk fisik sebagaimana difahami oleh sebagian kita. Untuk
membuktikan bahwa qolbu itu bukanlah daging hati, kita bisa melihat dan
menyaksikan seekor ayam atau kambing yang kita potong kemudian kita bedah
perutnya maka kita akan menemukan pada hewan tersebut segumpal daging yang
disebut daging hati, tapi pernahkah setelah kita cari kemudian kita temukan di dalam
perut hewan yang sudah dibedah tersebut ada daging qolbu.
Kemudian kita pergi ke sebuah warung makan atau restoran lalu kita bertanya
apakah disana ada sop daging hati atau goreng daging hati, maka pasti di salah satu
warung makan atau restoran itu ada dan disediakan menu makanan dengan lauk sop
atau goring daging hati. Tapi coba kita tanyakan apakah disana ada sop atau goring
daging qolbu, maka jawabannya pasti tidak ada karena qolbu tidak diperjualbelikan
dan bukan untuk dimakan dan bukan pula berbentuk segumpal daging.
Daging hati yang berbentuk segumpal daging itu dalam bahasa arab disebut
kabid bukan qolbu. Adapun qolbu menurut Imam Al-Ghozali r.a adalah ruh, akal
atau nafsu.

APA ITU RUH ?


Firman Alloh Swt dalam surah Al-Israa ayat 85 :
Artinya : dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu
Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit".
Dalam kitab sirrurl asror karya Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dikemukakan
sebagai berikut : Makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Alloh Swt adalah ruh,
ruh siapa? Ruh Muhammad Saw. Sebagaimana telah Alloh firmankan dalam hadits
qudsi : Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya-Ku.
Ruh adalah hakikat Muhammad dan hakikat Muhammad disebut nur kenapa disebut
nur ? karena bersih dari segala kegelapan. Ruh Muhammad adalah ruh termurni
sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk, sebagaimana sabda beliau Saw :
aku dari Alloh dan makhluk lain dari aku.
Dari ruh Muhammad inilah Alloh menciptakan semua ruh di alam lahut (negeri asal
setelah 4.000 tahun dari penciptaan ruh Muhammad). Kemudian ruh-ruh tersebut
diturunkan ke tempat yang terendah, dimasukkan kepada makhluk yang terendah,
yaitu jasad. Jasad itu sendiri diciptakan Alloh dari bumi yang tersusun dari empat
unsur (tanah, air, api dan angin).
Setelah diwujudkan jasad itu maka Alloh menitipkan ruh dari-Nya ke dalam
jasad, dan sebagai barang titipan pastinya Alloh akan mengambil kembali titipannya
itu. Ketahuilah ruh itu memiliki perjanjian awal di negeri asalnya yaitu alam lahut
dan isi perjanjiannya adalah ketika Alloh bertanya kepada semua ruh : Alastu
birobbikum? (Bukankah Aku ini Tuhanmu sekalian?) Ruh-ruh menjawab : Benar,
Engkau adalah Tuhan kami. (Al-Araf 172). Tapi sayang banyak ruh yang lupa
dengan perjanjian awalnya terhadap Alloh Swt, sehingga mereka terlena dan betah
tinggal di dalam jasad sebagai tempat terendah bagi mereka.
Ruh-ruh yang setia dan tetap memegang perjanjian awal pada hakikatnya
mereka tetap berada pada negeri asalnya yaitu alam lahut meskipun badannya di
bumi. Namun sangat sedikit orang yang sadar dan berkeinginan pulang atau kembali

ke negeri asalnya. Oleh karena itu Alloh melimpahkan kenabian kepada ruh agung
Muhammad sebagai penunjuk jalan dari kesesatan mereka. Nabi mengajak mereka
agar kembali dan sampai serta bertemu dengan Alloh Swt.
Tapi sebagai manusia biasa Nabi memiliki keterbatasan waktu di dunia ini
untuk menjalankan tugasnya tersebut, maka kemudian Alloh mewariskan tugas ini
kepada para ulama yang sholih yang sudah mencapai kesucian ruh dan telah Alloh
berikan bashiroh (pandangan yang jelas) kepadanya. Siapa mereka? Mereka adalah
para wali Alloh.
Para wali Alloh sebagai ahli bashiroh telah dibukakan mata hatinya untuk
mengetahui jalan menuju Alloh, mereka itulah yang disebut ahli ruhani. Ruh terbagi
ke dalam 4 bagian : (1) Ruh Al-Qudsi (ruh termurni), yaitu ruh yang berada di alam
lahut atau alam marifat atau alam tertinggi. Ruh ini adalah hakikat manusia yang
disimpan di dalam lubuk hati. Keberadaannya akan diketahui dengan taubat dan
talqin kalimat Laa Ilaaha Illalloh. Ruh ini dinamakan oleh ahli Tashowuf sebagai
bayi manawi (thiflul maani). Ruh inilah yang senantiasa akan mampu berhubungan
dengan Alloh Swt sedangkan badan atau jasmani ini bukan mahromnya bagi Alloh.
Ruh Al-Qudsi telah Alloh tempatkan di dalam rasa (sirri). Alatnya adalah ilmu
hakikat, yaitu ilmu tauhid. Amalannya adalah mudawamah nama-nama Tauhid
dengan lisan sir tanpa suara dan huruf. Siapapun tidak ada yang mampu
melihat/menelitinya kecuali Alloh. Adapun keuntungannya yaitu keluarnya tiflul
maani, musyahadah serta terarah dan melihat kepada zat Alloh dalam keagunganNya dan dalam keindahan-Nya dengan penglihatan sirri. (2) Ruh Sulthoni, adalah ruh
yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam jabarut. Tempat ruh ini adalah fuad
(mata hati). Alatnya adalah marifat dan amalannya adalah mudawamah asma Alloh
dengan lisan dan hati (qolbu). Adapun keuntungan pengolahan dari ruh sultani adalah
melihat pantulan Jamalillah (keindahan Alloh). Tempatnya adalah di sorga ketiga
yaitu sorga firdaus. (3) Ruh Sairani Rawani (ruh ruhani), adalah ruh yang memiliki
lapisan (balutan cahaya) di alam malakut. Tempatnya adalah hati (qolbu). Alatnya
adalah mudawamah asmaul bathin tanpa suara dan huruf, hasilnya adalah marifat

kepada Alloh Swt, ilmu bathin, memperoleh ketenangan did lam bergaul, hidupnya
hati dan musyahadah di alam malakut (seperti menyaksikan sorga dan ahlinya dan
malaikat-malaikatnya). Tempatnya di akhirat adalah sorga tingkat ke dua yaitu sorga
naim. (4) Ruh Jismani, adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam
mulki (alam terendah bagi ruh). Ruh jismani Alloh telah tempatkan di dalam jasad
antara daging dan darah tepatnya di wilayah dada dan anggota badan yang zahir. Alat
untuk mengolah ruh ini adalah syariat, hasilnya adalah wilayah (pertolongan Alloh),
mukasyafah (terbukanya hijab antara manusia dengan Alloh), dan musyahadah
(merasa berhadap-hadapan dengan Alloh) begitupula karomatul kauniyah pada
martabat kewalian seperti ; berjalan di atas air, terbang di udara, menyingkat jarak,
mendengar dari jauh, melihat rahasia badan dsb. Keuntungan di akhirat akan
ditempatkan di sorga mawa.
Setiap ruh itu mempunyai hanut (tempat) di daerah keberadaannya, dan
bekal/alat

pengolahannya

dan

keuntungan/hasil

pengolahannya

dan

cara

pengolahannya yang tidak pernah sia-sia yang diketahui secara tertutup (rahasia)
maupun secara terbuka. oleh karena itu wajib bagi setiap manusia untuk mengetahui
cara mengolah dirinya, sebab apa yang dilakukan di muka bumi ini akan diminta
pertanggung jawabannya kelak di hari kiamat.
Tujuan utama didatangkannya manusia kea lam terendah adalah agar manusia
berupaya kembali mendekatkan diri kepada Alloh dan mencapai darajat (kembalinya
manusia ke tempat asalnya) dengan menggunakan hati (qolbu) dan jasad. Maka perlu
ditanamkan bibit tauhid di lading hati agar tumbuh menjadi pohon tauhid yang
akarnya tertanam di dalam rasa dan menghasilkan buah tauhid untuk mencapai ridho
Alloh Swt.
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani menyebut ruh atau hakikat Muhammad itu
adalah akal.
APA ITU AKAL ?
Kebanyakan kita mengatakan bahwa akal itu adalah otak, sehingga kalau kita berkata
kepada

orang

lain

gunakan

akalmu!

maka

kita

akan

menunjuk

dan

mengarahkannya kepada kepala kita sebagai isyarat bahwa tempatnya akal disana.
Ketahuilah wahai saudaraku akal bukanlah otak, jadi letak keberadaannya bukan di
kepala. Keberadaan akal tidaklah berbentuk secara fisik sehingga tidak dapat dilihat
oleh mata kepa ini. Tapi meskipun demikian, fungsi dan gerakannya dapat dirasakan.
Semoga Alloh senantiasa menjaga kita dari kesesatan, semoga kita diberikan
pemahaman yang mendalam akan akal ini sehingga kita tahu sebenarnya akal itu apa.
Sulit saudaraku untuk yakin dan beriman dengan menggunakan otak kita ini, otak ini
selalu menuntut bukti nyata, alasan dan sebab yang benar menurutnya. Dengan selalu
menggunakan otak dan menuntut segala sesuatunya harus rasional akhirnya kita tidak
bisa beriman secara betul-betul akan tetapi malah bermain-main dalam keimanan.
Seperti dalam melaksanakan sholat, perhatikanlah firman Alloh berikut :

Artinya : dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sholat, mereka
menjadikannya buah ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena mereka
benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal. (Al-Maaidah ayat 58)

Akal adalah alat untuk berfikir dan memahami ayat-ayat Alloh baik yang
kauniyah maupun quraniyah. Tapi berfikir dengan akal tidak seperti berfikir dengan
otak, berfikir dengan akal itu akan berujung dengan satu kesimpulan : robbana maa
kholaqta hadza baathila tidak ada sesuatu apapun yang Alloh telah ciptakan itu siasia. Apabila seseorang telah mempergunakan akalnya dalam berfikir dengan baik dan
benar maka keimanannya akan semakin mantap dan terus meningkat.
Sekarang kita buktikan bahwa akal bukanlah otak, pernahkah anda makan
goring atau pepes ikan mas ? ketika kita makan dibagian kepalanya akan terdapat
yang disebut otak ikan. Tapi sekarang adakah di kepala ikan itu akal, maka pasti tidak
ada karena akal bukan di kepala dan akal bukan otak. Kalau akal diartikan otak
seperti yang ada di kepala ikan maka berarti ikan juga punya akal. Jadi jelas bahwa
akal bukanlah otak dan otak bukanlah akal. Akal itu adalah qolbu, sebagaimana Alloh
firmankan dalam surah Qoof ayat 37 :

Artinya : Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan


bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya,
sedang Dia menyaksikannya.

Dalam ayat di atas Alloh menggunakan kata qolbun untuk menyatakan akal.

APA ITU NAFSU ?


Nafsu adalah elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi mendorong pada tabiat
badaniyah/biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk. Nafsu itu
pula adalah ruh sebagaimana dimaksud dalam firman Alloh surah At-Takwir ayat 7 :
Artinya : dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh).
Nafsu di dalam ayat ini diartikan ruh. Adapun nafsu memiliki tingkatantingkatan. Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan
yang dikenal dengan istilah marotibun nafsi yaitu terdiri dari :
(1) Nafsu Amaroh
Nafsu amaroh tempatnya adalah ash-shodru artinya dada. Adapun pasukanpasukannya sebagai berikut :
1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit
2. Al-Hirsh artinya tamak atau rakus
3. Al-Hasad artinya hasud
4. Al-Jahl artinya bodoh
5. Al-Kibr artinya sombong
6. Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi

(2) Nafsu Lawwamah


Nafsu lawwamah tempatnya adalah al-qolbu artinya hati, tepatnya dua jari di
bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Laum artinya mencela
2. Al-Hawa artinya bersenang-senang

3. Al-Makr artinya menipu


4. Al-Ujb artinya bangga diri
5. Al-Ghibah artinya mengupat
6. Ar-Riya artinya pamer amal
7. Az-Zulm artinya zalim
8. Al-Kidzb artinya dusta
9. Al-ghoflah artinya lupa

(3) Nafsu Mulhimah


Nafsu mulhimah tempatnya adalah Ar-ruh tepatnya dua jari di bawah susu kanan.
Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. As-Sakhowah artinya murah hati
2. Al-Qonaah artinya merasa cukup
3. Al-Hilm artinya murah hati
4. At-Tawadhu artinya rendah hati
5. At-Taubat artinya taubat atau kembali kepada Alloh
6. As-Shobr artinya sabar
7. At-Tahammul artinya bertanggung jawab

(4) Nafsu Muthmainnah


Nafsu muthmainnah tempatnya adalah As-Sirr artinya rahasia, tepatnya dua jari
dari samping susu kiri kea rah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Juud artinya dermawan
2. At-tawakkul artinya berserah diri
3. Al-Ibadah artinya ibadah
4. Asy-Syukr artinya syukur atau berterima kasih
5. Ar-Ridho artinya rido
6. Al-Khosyah artinya takut akan melanggar larangan

(5) Nafsu Rodhiyah


Nafsu rhodiyah tempatnya adalah Sirr Assirr artinya sangat rahasia, tepatnya di
jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya
sebagai berikut :
1. Al-Karom
2. Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas atau tanpa pamrih
4. Al-Waro artinya meninggalkan syubhat
5. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri
6. Al-Wafa artinya tepat janji

(6) Nafsu Mardhiyah


Nafsu mardhiyah tempatnya adalah Al-khofiy artinya samar, tepatnya dua jari dari
samping susu kanan ke tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak
2. Tarku maa siwalloh artinya meninggalkan selain Alloh
3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada makhluk
4. Hamluhum ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu an dzunubihim artinya memaafkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thobaihim wa anfusihim ila anwari
Dan Arwahihim artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka
guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah
bercahayanya ruh-ruh mereka.

(7) Nafsu Kamilah


Nafsu kamilah tempatnya adalah Al-Akhfa artinya sangat samar, tepatnya di
tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Ilmu AlYaqiin
2. Ainul Yaqiin

3. Haqqul Yaqiin

QOLBU = RUH = AKAL = NAFSU


Kenapa dikatakan demikian, karena memang benar seperti itu adanya. Mari
kita lihat bersama apabila ada di hadapan kita sosok mayat. Apabila saya tanyakan,
mayat ini sudah tidak ada apanya : qolbunya, ruhnya, akalnya atau nafsunya. maka
pasti jawabannya : semuanya.
Tidak salah apabila ada yang mengatakan qolbunya yang tidak ada, karena
ketika seseorang meninggal maka qolbunya yang selalu menjadi sumber perasa ketika
masih hidup seperti ; sedih, senang, tentram, menyesal, marah maka setelah
meninggal perasaan di mayat itu hilang, dia tidak merasakan apa-apa lagi. Tidak
salah juga kalau orang berkata ruhnya yang tidak ada, karena ruh adalah nyawa bagi
mayat itu. Setelah ruhnya tidak ada maka mayat itu tidak bernyawa lagi, tidak
bernafas lagi tidak berdetak lagi jantungnya serta nadinyapun tidak berdenyut lagi.
Apabila ada yang mengatakan akalnya yang tidak ada, maka ini juga betul karena
setelah meninggalnya seseorang maka mayat orang tersebut tidak akan berfikir lagi
dan tidak akan faham lagi dengan ilmu-ilmu yang dulu pernah dipelajarinya selagi
hidup.
Terakhir jika dikatakan yang tidak ada itu nafsunya, maka ini pun betul.
Karena nafsu itu adalah unsur dalam jiwa orang yang masih hidup yang memiliki
keinginan-keinginan baik maupun buruk. Dengan demikian setelah menjadi mayat
maka tidak ada lagi pada mayat itu nafsunya sehingga dia tidak memiliki keinginan
apapun. Sekarang dapat kita simpulkan kalau semua jawaban tersebut adalah benar,
maka berarti keempat nama yang berbeda itu adalah satu, sebagaimana yang telah
dinyatakan oleh Imam Al-Ghozali r.a : qolbu, ruh, akal dan nafsu itu adalah satu.
(syaiun wahidun).

Semoga bermanfaat............
Alhamdulillahi Rabbil Alamin.

Anda mungkin juga menyukai