Anda di halaman 1dari 8

PERBEDAAN QOLBU, RUH, AKAL DAN NAFSU

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Hari ini kita akan membahas mengenai Qolbu, ruh, akal dan nafsu banyak
dari kita yang belum memahami, komponen-komponen apa saja didalam
hati kita ini, Berikut penjelasannya.
Qolbu pada dasarnya memiliki makna ganda, yaitu makna secara syariah
dan hakikiyah. Scara syariah qolbu diartikan sebagai segumpal daging ,
dimana baik-buruknya memberi dampak kepada jasad seseorang.
Sebagaimana sabda rasulullah shalallahu alaihi wassalam, ketahuilah bahwa
didalam diri ini terdapat segumpal daging jika dia baik maka baik pula
seluruh tubuh ini, jika dia buruk maka buruk pula seluruh tubuh, ketahuilah
bahwa dia adalah qolbu (HR. bukhari dan muslim).
Secara lughawiyah qolbu memiliki arti asli yaitu jantung dan ini sejalan
dengan hadits diatas bahwa ketika jantung kita sehat maka seluruh tubuh
kita pun akan sehat dan bebas dari berbagai penyakit namun sebaliknya jika
jantung kita biarkan kotor maka darah yang mengalir ke seluruh tubuh pun
akan menjadi darah yang kotor dan menjadi biang penyakit.
Sementara makna secara hakikiah al-qolbu adalah sebuah organ yang
bersifat Sir atau tidak berwujud namun ketika seseorang tersebut
melakukan sebuah kemaksiatan, Maka akan muncul bercak-bercak hitam
yang lama-kelamaan akan mengeraskan qolbu. Sebagaimana Allah ta'ala
berfirman dalam Hadits Qudsi: “Telah kami bangun dalam diri Bani Adam
sebuah bangunan di dalam bangunan itu terdapat dada, di dalam dada
terdapat qolbu, di dalam qolbu terdapat fuad atau mata hati, di dalam fuad
terdapat sagaf atau hati nurani, di dalam sagaf terdapat lub atau lubuk hati,
dalam lubuk hati terdapat Sir atau rasa, dan didalam sir ada aku Allah.
Menurut ahli tasawuf ilmu diartikan pula sebagai sebuah Latifah atau titik
sensor, dimensi Ketuhanan yang tidak mempunyai berbentuk fisik
sebagaimana dipahami oleh sebagian kita. Untuk membuktikan bahwa qolbu
itu bukanlah daging hati kita bisa melihat dan menyaksikan seekor ayam
atau kambing yang kita potong kemudian kita pada perutnya maka kita akan
menemukan pada hewan tersebut ada segumpal daging yang disebut hati
tapi apakah dengan hatinya itu hewan mampu membedakan mana yang haq
dan bathil tentunya tidak. Apakah setelah kita belah hewan-hewan tersebut
kita menemukan organ yang penuh bercak hitam karena kemaksiatan yang
hewan lakukan, tentunya jawabannya pun tidak, kemudian kita pergi ke
sebuah warung makan atau restoran lalu kita bertanya apakah di sana ada
sop daging sapi atau goreng daging hati Maka tentulah di salah satu warung
makan atau restoran tersebut pasti ada dan disediakan menu makanan
dengan lauk atau goreng daging hati tapi Coba kita tanyakan apakah di sana
ada goreng daging qolbu maka jawaban yang pasti tidak ada karena qolbu
tidak di Jual belikan dan bukan untuk dimakan dan bukan pula berbentuk
segumpal daging.
Daging sapi yang berbentuk segumpal daging itu dalam bahasa Arab disebut
kabid bukan qolbu. Adapun qolbu menurut Imam al-ghazali radhiallahu Anhu
dalam kitabnya Ihya Ulumuddin adalah ruh, akal atau nafsu. Berikut ini akan
kami Jelaskan lebih mendalam Apa itu ruh, Firman Allah Taala dalam surah
Al Isra ayat 85 dan Mereka bertanya kepadamu tentang ruh, Katakanlah ruh
itu termasuk urusan Tuhanku Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit. Dalam kitab sirrul Asror karya Sayyid Abdul Qadir Al
Jailani dikemukakan sebagai berikut bahwa makhluk yang pertama kali
diciptakan oleh Allah ta'ala adalah ruh, ruh siapa? ruh Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam Sebagaimana telah Allah firmankan dalam Hadits
Qudsi: Aku ciptakan Muhammad dari cahaya, cahaya adalah hakikat
Muhammad dan hakikat Muhammad disebut Nur Kenapa disebut Nur karena
bersih dari segala kegelapan. Muhammad adalah nur murni sebagai makhluk
pertama dan asal seluruh makhluk sebagaimana sabda rasulullah shallallahu
alaihi wasallam, aku dari Allah dan makhluk lain dari aku. Dari Muhammad
inilah Allah menciptakan semua makhluk di alam lahut, negeri asal setelah
4000 tahun dari penciptaan ruh Muhammad kemudian ruh tersebut
diturunkan ke tempat yang terrendah dimasukkan kepada makhluk yang
rendah yaitu jasad, jasad itu sendiri diciptakan Allah dari bumi yang
tersusun dari 4 unsur yaitu tanah air api dan angin. Setelah diwujudkan
jasad itu maka Allah meniupkan ruh darinya ke dalam jasad dan sebagai
barang titipan pastinya Allah akan mengambil kembali di titipannya itu.
Ketahuilah ruh itu memiliki Perjanjian awal di negeri asalnya yaitu alam
lahut dan isi perjanjiannya adalah ketika Allah bertanya kepada semua dan
ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
Sony mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka Seraya
berfirman: Bukankah aku ini Tuhanmu mereka menjawab betul Engkau
Tuhan kami kami menjadi saksi, kami lakukan yang demikian itu agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan Sesungguhnya kami Bani Adam adalah
orang-orang yang lengah terhadap keesaan Tuhan. Quran surat ala'raf ayat
172 tapi sayang banyak yang lupa dengan perjanjian awalnya terhadap Allah
Taala sehingga mereka terlena dan terlalu nyaman tinggal di dalamnya
jasad sebagai tempat rendah, bagi mereka yang setia dan tetap memegang
Perjanjian awal pada hakikatnya mereka tetap berada pada Negeri asalnya
yaitu alam lahut meskipun badannya di bumi. Sangat sedikit orang yang
sadar dan berkeinginan pulang atau kembali ke negeri asalnya Oleh karena
itu Allah melimpahkan kenabian kepada Agung Muhammad sebagai
penunjuk jalan dari kesesatan mereka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam
mengajak mereka agar kembali dan sampai serta bertemu dengan Allah
ta'ala sebagaimana Salah satu sifat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
adalah tabligh yaitu untuk memberikan basyirah dan huda kepada manusia
menuju jalan rabb-nya.
Sebagai manusia biasa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Memiliki
keterbatasan waktu di dunia ini untuk menjalankan tugasnya tersebut, maka
kemudian Allah mewariskan tugas ini kepada para ulama yang Shalih yang
sudah mencapai kesucian dan telah Allah berikan basiroh pandangan yang
jelas kepadanya. Siapa mereka? mereka adalah para Wali Allah para Wali
Allah sebagai ahli bashiro telah dibukakan mata hatinya untuk mengetahui
jalan menuju Allah, mereka itulah yang disebut ahli rohani.
Dalam ilmu tasawuf ruh terbagi ke dalam 4 (empat) bagian:
Yang pertama Ruh Al Qudsi atau ruh termurni yaitu yang berada di alam lauf
atau alam Ma'rifat atau alam tertinggi ruh ini adalah hakikat manusia yang
disimpan di dalam lubuk hati, keberadaannya akan diketahui dengan Taubat
dan menanamkan kalimatun iman dengan sungguh-sungguh, bukan hanya
bersyahadat “lailahailallah” di mulut saja namun ditanamkan dengan kokoh
ke dalam qalbu ini dinamakan oleh ahli tasawuf sebagai bayi manawi atau
tiflu maani. Ruh ini lah yang senantiasa akan mampu berhubungan dengan
Allah ta'ala, sedangkan badan atau jasmani ini bukan mahramnya bagi Allah.
Ruh Al qudsi telah Allah tempatkan di dalam rasa atau sir, alatnya adalah
ilmu hakikat yaitu ilmu tauhid amalan adalah mudawamah, nama-nama
tauhid, dengan lisan sir tanpa suara dan huruf, siapapun tidak ada yang
mampu melihat atau meneliti nya kecuali Allah. Adapun keuntungannya
yaitu keluarnya tiflu ma'ani musyahadah serta terarah dan melihat kepada
Dzat Allah dalam keagungannya dan dalam keindahannya dengan
penglihatan sir.
Kedua, ruh sutoni adalah ruh yang memiliki lapisan atau balutan cahaya di
alam jabarut, tempat ruh ini adalah fuad atau mata hati alatnya adalah
Ma'rifat dan amalannya adalah mudawamah asma Allah dengan lisan dan
qalbu. Adapun keuntungan pengolahan dari ruh sutoni adalah melihat
pantulan jamalila atau keindahan Allah.
Ketiga ruh syairani, rawani atau rohani adalah ruh yang memiliki lapisan
atau balutan cahaya di alam malakut. tempatnya adalah qolbu alatnya
adalah mudahwama Asmaul batin tanpa suara dan huruf, hasilnya adalah
Ma'rifat kepada Allah ta'ala hidupnya hati dan musyahadah di alam malakut
seperti menyaksikan surga dan malaikat-malaikat-Nya tempatnya di akhirat
adalah surga tingkat ke dua yaitu jannatun naim
Keempat jismani adalah ruang yang memiliki lapisan balutan cahaya di alam
mulki atau alam terendah bagi ruh. ruh jasmani telah Allah tempatkan di
dalam jasad antara daging dan darah tepatnya di wilayah dada dan anggota
badan yang zahir. alat untuk mengolah ini adalah syariat hasilnya adalah
wilayah Pertolongan Allah yaitu mukasyafah terbukanya hijab antara
manusia dengan Allah dan musyahadah atau merasa berhadap-hadapan
dengan Allah. keuntungan di akhirat akan ditempatkan di Jannatul Mawa
setiap makhluk hidup mempunyai tempat di daerah keberadaannya dan alat
pengolahannya hasil pengolahannya dan cara pengolahannya yang tidak
pernah sia-sia yang diketahui secara rahasia maupun secara terbuka. Oleh
karena itu wajib bagi setiap manusia untuk mengetahui cara mengolah
dirinya sebab apa yang dilakukan di muka bumi ini akan diminta
pertanggungjawabannya kelak di Hari Kiamat.
Tujuan utama didatangkannya manusia ke arah terendah adalah agar
manusia berupaya kembali mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai
derajat kembalinya manusia ke tempat asalnya dengan menggunakan Kalbu
dan jasad, maka perlu ditanamkan bibit tauhi diladang hati agar tumbuh
menjadi pohon Tauhid yang akarnya tertanam di dalam rasa dan
menghasilkan buah Tauhid untuk mencapai Riedha Allah Ta'ala.
Syeikh Abdul Qadir al-jilani menyebut ruh atau hakikat Muhammad itu
adalah akal, lalu Apa itu akal, kebanyakan kita mengatakan bahawa akal itu
adalah otak, sehingga kalau kita berkata kepada orang lain gunakanlah
akalmu, maka kita akan menunjuk dan mengarahkannya kepada kepala
kita, sebagai isyarat bahawa tempatnya akal di sana ketahuilah wahai
saudaraku akal bukanlah otak jadi keberadaannya bukan di kepala,
keberadaan akal di dalam berbentuk secara fisik sehingga tidak dapat dilihat
oleh mata kepala ini, tapi meskipun demikian fungsi dan gerakannya dapat
dirasakan.
Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari kesesatan Semoga kita diberikan
pemahaman yang mendalam akan akal ini sehingga kita tahu sebenarnya
akal itu apa. Sulit saudaraku untuk yakin dan beriman dengan menggunakan
Otak kita ini, otak kita ini selalu menuntut bukti nyata alasan dan sebab
yang benar menurutnya dengan selalu menggunakan otak dan menuntut
segala sesuatunya harus rasional. Akhirnya kita tidak bisa beriman secara
betul-betul akan tetapi malah bermain-main dalam keimanan. Seperti dalam
melaksanakan solat perhatikan firman allah berikut dan apabila kamu
menyeru kepada mereka untuk mengerjakan solat mereka menjadikannya
buat ejekan dan permainan yang demikian itu adalah kerana mereka benar-
benar kaum yang tidak mau mempergunakan akalnya Quran Surah
almaidah Ayat 58.
Akal adalah alat untuk berpikir dan memahami ayat-ayat Allah baik yang
kauniyah maupun qauliyah tapi berpikir dengan akal tidak seperti berpikir
dengan otak berpikir dengan akal itu akan berujung dengan 1 kesimpulan
tidak ada sesuatu apapun yang Allah telah ciptakan itu sia-sia, apabila
seseorang telah mempergunakan akalnya dalam berpikir dengan baik dan
benar maka keimanannya akan semakin mantap dan terus meningkat
Sekarang kita buktikan bahwa akal bukanlah otak Pernahkah anda makan
pepes ikan mas, ketika kita makan di bagian kepalanya Akan terdapat yang
disebut otak ikan, tapi sekarang Adakah di kepala ikan itu akal, maka pasti
tidak ada karena akal bukan di kepala dan akal bukan barang kalau akal
diartikan otak seperti yang ada di kepala ikan, maka berarti ikan juga punya
akal, jadi jelas bahwa akal bukanlah otak dan otak Bukanlah akal. Akal itu
adalah qolbu sebagaimana Allah firmankan dalam surah Qaf ayat 37:
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi
orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan
pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. Quran surat qaf ayat 37,
dalam ayat diatas Allah menggunakan kata qolbun untuk menyatakan akal.
Sekarang kami jelaskan apa itu nafsu, nafsu adalah elemen jiwa atau unsur
ruh yang berpotensi mendorong pada tabiat badaniah dan mengajak diri
pada berbagai amal baik atau buruk. nafsu itu pula adalah ruh sebagaimana
dimaksud dalam firman Allah surah Attakwir ayat 7: Dan apabila ruh-ruh
dipertemukan dengan tubuh. Nafsu di dalam ayat ini diartikan ruh.
Adapun nafsu memiliki tingkatan-tingkatan, Syekh Muhammad Nawawi al-
jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal dengan istilah
Marotibun nafsi yaitu:

Dalam Kitab Ihya Ulumudin Juz 3 Telah Membahagikan Nafsu Dalam 7


Tingkatan Yang Dikenal Dengan Istilah "Marotibun-Nafsi". Tempat-Tempat
Dimana Nafsu Ini Bersemayam, Dalam Dunia 'Arif Billah Biasa Dinamakan
Sebagai "Lathifah", Yaitu Sebuah Titik Halus Dalam Diri Kita Yang
Keberadaannya Tersebar. 

1) Nafsu Ammarah :
Tempatnya Adalah "Ash-Shodru" Artinya DADA. Adapun Pasukan-
Pasukannya Sebagai Berikut :
1. Al-Bukhlu Artinya Kikir Atau Bakhil
2. Al-Hirsh Artinya Tamak Atau Rakus
3. Al-Hasad Artinya Hasad
4. Al-Jahl Artinya Bodoh
5. Al-Kibr Artinya Sombong
6. Asy-Syahwat Artinya Keinginan Duniawi.

2) Nafsu Lawwamah :
Tempatnya Adalah “Al-Qolbu" Artinya HATI, Tepatnya Dua Jari Di Bawah
Susu Kiri. Adapun Pasukan-Pasukannya Sebagai Berikut:

1. Al-Laum Artinya Mencela


2. Al-Hawa Artinya Bersenang-Senang
3. Al-Makr Artinya Menipu
4. Al-'Ujb Artinya Bangga Diri
5. Al-Ghibah Artinya Mengumpat
6. Ar-Riya' Artinya Pamer Amal (Riyak)
7. Az-Zhulm Artinya Zalim
8. Al-Kidzb Artinya Dusta
9. Al-Ghoflah Artinya Lupa.

3) Nafsu Mulhamah :
Tempatnya Adalah AR-RUH, Tepatnya Dua Jari Di Bawah Susu Kanan.
Adapun Pasukan-Pasukannya Sebagai Berikut :

1. As-Sakhowah Artinya Murah Hati


2. Al-Qona'ah Artinya Merasa Cukup 
3. Al-Hilm Artinya Murah Hati
4. At-Tawadhu' Artinya Rendah Hati
5. At-Taubat Artinya Taubat Atau Kembali Kepada Allah
6. As-Shobr Artinya Sabar
7. At-Tahammul Artinya Bertanggung Jawab.

4) Nafsu Muthmainnah :
Tempatnya Adalah AS-SIRR. Artinya Rahasia, Tepatnya Dua Jari Dari
Samping Dada Kiri. Adapun Pasukan-Pasukannya Sebagai Berikut :

1. Al-Juud Artinya Dermawan


2. At-Tawakkul Artinya Berserah Diri
3. Al-Ibadah Artinya Ibadah
4. Asy-Syukr Artinya Syukur Atau Berterima Kasih
5. Ar-Ridho Artinya Redha
6. Al-Khosyah Artinya Takut Akan Melanggar Larangan.
5) Nafsu Rodhiyah :
Tempatnya Adalah SIRR AS-SIRR. Artinya Sangat Rahasia, Tepatnya Di
Jantung Yang Berfungsi Menggerakkan Seluruh Tubuh. Adapun Pasukan-
Pasukannya Sebagai Berikut:

1. Al-Karom Artinya mulia budi perkertinya


2. Az-Zuhd Artinya Zuhud Atau Meninggalkan Keduniawian
3. Al-Ikhlas Artinya Ikhlas Atau Tanpa Pamrih
4. Al-Waro' Artinya Meninggalkan Syubhat
5. Ar-Riyadhoh Artinya Latihan Diri 
6. Al-Wafa' Artinya Tepat Janji 

6) Nafsu Mardhiyah :
Tempatnya Adalah AL-KHOFIY. Artinya Samar, Tepatnya Dua Jari Dari
Samping Dada Kanan Ke Tengah Dada. Adapun Pasukan-Pasukannya
Sebagai Berikut :

1. Husnul Khuluq Artinya Baik Akhlak


2. Tarku Maa Siwallah Artinya Meninggalkan Selain Allah
3. Al-Luthfu Bil Kholqi Artinya Lembut Kepada Makhluk
4. Hamluhum 'Ala Sholah Artinya Mengurus Makhluk Pada Kebaikan 
5. Shofhu 'An Zunubihim Artinya Memaafkan Kesalahan Makhluk 
6. Al-Mail Ilaihim Liikhrojihim Min Dzulumati Thoba'ihim Wa Anfusihim Ila
Anwari Arwahihim.
Artinya : Mencintai Makhluk Dan Cenderung Perhatian Kepada Mereka Guna
Mengeluarkannya Dari Kegelapan (Keburukan) Watak Dan Jiwa-Jiwanya Ke
Arah Bercahayanya Ruh-Ruh Mereka. 

7) Nafsu Kamilah :
Tempatnya Adalah AL-AKHFA. Artinya Sangat Samar, Tepatnya Di Tengah-
Tengah Dada. Adapun Pasukan-Pasukannya Sebagai Berikut :
1. Ilmul-Yaqiin
2. Ainul-Yaqiin
3. Haqqul-Yaqiin 

Dan Tidak Ada Jalan Yang Terbaik Untuk Membersihkan Segenap Nafsu Ini
Selain Zikir. Oleh Karena Itu, Para Ulama Tareqat Mengajarkan Methode
Zikir Terutama Zikir Nafi Itsbat (Laa Ilaaha Illallah) Yang Tekniknya
Mengatur Aliran Zikir Ke Seluruh Lathifah-Lathifah.

Dalam Kitab Al-Futudlot Ar-Robbaniyah Karangan Syekh Abdul Qodir


Zaelani: Inilah zikir menembus NAFSU selama khalwat (menyepi) 7 hari:
Semua pendapat di atas dan Penjelasan diatas kita dapat menarik sebuah
kesimpulan atau garis besarnya yaitu pada hakikatnya nya qolbu ruh akal
dan nafsu adalah satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan
bahkan Imam Al Ghazali radhiallahu Anhu mengatakan dalam kitabnya
bahwa kau Bu akal dan nafsu itu adalah 1 tidak memiliki perbedaan
semuanya merupakan hal yang sama sehingga jelas bahwa keempat nama
tersebut pada dasarnya adalah satu hal yang sama memiliki fungsi dan
tugas yang sama tinggal Bagaimana kita membina menuntun ke empat hal
ini agar betul-betul mampu mengantarkan kita lebih dekat dengan Allah
ta'ala dan mampu mengantarkan kita mencapai tujuan kita yaitu bertemu
dengannya.
Wallahu A'lam Bishawab

Anda mungkin juga menyukai