Anda di halaman 1dari 14

5.

TEHNIK MENOLONG ORANG YANG TENGGELAM

a)

Raih

Raih korban dengan tangan/alat tertentu jika korban belum terlalu jauh dengan
kita. Usahakan memakai alat yang bisa terapung.
b)

Lempar

Lempari korban dengan benda yang bisa terapung dan tarik korban pelan-pelan.
Lalu angkat korban keluar dari air.
c)

Dayung

Dekati korban dengan perahu lalu angkat korban dari dalam air ke atas perahu.
d)

Renang

Dekati korban dengan berenang. Tarik korban dari belakang dan tenangkan.
Bawa korban keluar dari air.
ATAU DENGAN CARA BERIKUT :
1. Reach (Pertolongan yang dilakukan dari / pinggir kolam / dermaga dengan
cara meraih korban karena posisinya di pinggir atau dengan menggunakan alat
sepeti galah, kayu, dan lain-lain).
2. Throw (Lanjutan dari metode reach dimana pertolongan dengan cara
melempar alat apung dan penolong berada pada daerah aman).
3. Row (Pertolongan yang dilakukan jika kedua langkah diatas sudah tidak
dapat dilakukan, maka penolong harus mendekat kearah korban dengan
menggunakan kapal kecil untuk mendekat ke korban lalu melakukan reach /
throw).
4. Go (Pilihan terakhir yang harus dilakukan karena tidak tersedianya
peralatan yang digunakan untuk mendekat dan posisi korban jauh atau tempat

yang tidak memungkinkan untuk menggunakan perahu).


5. Tow / Carry (Paling beresiko tinggi bagi penolong, karena harus langsung
kontak dengan korban).
* TAMBAHAN
Musibah atau keadaan darurat adalah kejadian yang selalu tidak diharapkan oleh
siapapun tidak terkecuali oleh penolong (rescuer) / tim SAR. Dibutuhkan respon
atau penanganan sesegera mungkin dengan tidak melupakan factor keselamatan
diri sendiri (safety self), untuk itu kemampuan dan ketrampilan dasar
pertolongan air seharusnya tak hanya dimiliki oleh mereka yang bekerja sebagai
tim SAR melainkan semua orang sehingga bila terjadi keadaan darurat dapat
meminimalisir jumlah korban. Teknik penyelamatan yang baik dan benar tidak
hanya mempermudah penolong dalam melakukan penyelamatan namun juga
dapat menjamin keselamatan si penolong itu sendiri.
Banyak kasus yang terjadi dimana keselamatan si penolong terancam karena
keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, tak jarang si penolong harus
kehilangan nyawa karena nekat melakukan tindakan penyelamatan hanya
dengan modal kemampuan renang. Kemampuan renang merupakan modal
utama dan terpenting dalam tindakan pertolongan air, namun harus diperhatikan
tak selamanya pertolongan air mengharuskan si penolong berada di dalam air.
Berdasarkan prioritas penyelamatan, tindakan pertolongan yang mengharuskan
si penolong harus berada di dalam air berada diurutan terakhir. Oleh karena itu,
utamakan keselamatan si penolong terlebih dahulu kemudian selamatkan orang
lain (korban)
APA YANG KITA LAKUKAN?
1. Berteriak sekuat mungkin untuk menarik perhatian orang lain.
2. Hubungi nomor telepon gawat darurat sesegera mungkin.
3. Lakukan pertolongan seaman mungkin JANGAN LAKUKAN masuk
kelokasi tersebut tanpa pengaman, kecuali anda mengenal lokasi. Bila tidak
yakin dengan kemampuan diri sendiri sebaiknya carilah bantuan." Lebih baik

kehilangan satu orang daripada kehilangan dua orang", maksudnya " Jangan
menambah korban lebih banyak".
4. Cari kayu, tali, ring buoy yang dapat menjangkau korban, kalau tidak bisa
baru berenang menggunakan gaya bebas dengan kepala diangkat . Penolong
saat melakukan pertolongan terhadap korban harus tetap melihat kearah korban
atau tempat terakhir korban agar bisa mempelajari situasi dan kondisi disekitar
korban.
5. Dekati korban, berhenti berenang dengan mengambil posisi sekitar dua meter
dari korban untuk memperkirakan bagaimana kondisi korban, lakukan
komunikasi dengan korban, dan sebutkan identitas penolong. untuk kasus
korban yang masih sadar, berikut ini adalah kutipan percakapan penolong
dengan korban :

" Tenang, saya akan menolong anda, Nama saya Aqvino Nior, saya anggota
Banyuwangi Sar Independent. Saya akan menolong anda, tolong ikuti perintah
saya dan jangan meronta".

Apabila korban meronta dan berusaha merangkul penolong, maka penolong


harus berusaha menjauhi korban, karena dalam kasus ini cukup sering
ditemukan si penolong ikut tenggelam juga akibat si korban panik dan meronta
ketika berusaha ditolong, baik tenggelam dalam air tawar maupun air laut.
6. Hindari kontak langsung bila korban panik dan lakukan teknik defends and
release sampai si korban terlihat kelelahan, baru kemudian lakukan teknik
penyelamatan. Teknik ini digunakan bila tindakan korban dapat mengancam
nyawa penolong dan dikhawatirkan dapat menambah korban baru. Catatan :
Saat menarik korban untuk korban yang tidak bernafas, diberi bantuan nafas
mulut ke hidung sebanyak 1 kali dengan hitungan pemberian nafas dengan jeda
hitungan ke - 9 hitungan (Ref : ADS International)
7. Membawa korban ke darat dan letakkan ditempat yang aman.

8. Mengecek kesadaran korban dengan cara mengoyang - goyangkan tubuh


korban sambil menegur korban.
9. Selanjutnya dilakukan pertolongan dengan suatu rumusan sederhana yang
mudah diingat yaitu ABC. Hal ini diartikan sebagai :
A = Airway ( Jalan nafas )
B = Breathing ( Bernafas )
C = Circulation ( Sirkulasi, Peredaran Darah yakni jantung dan pembuluh
darah )
10. Selanjutnya korban dibawah ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan pertolongan yang intensif.
Untuk kasus korban yang sadar tapi mengalami kesulitan bernafas maka
dilakukan langkah - langkah sebagai berikut :
Posisikan korban pada posisi pulih atau posisi istirahat
Bersihkan benda - benda yang menyumbat rongga mulut korban, contoh : gigi
palsu, makanan dll
Kembalikan posisi normal, tekan dahi dan naikkan dagu ( posisi ini bertujuan
untuk memperlancar jalan nafas
Bila diperlukan diberikan nafas buatan dua kali dari mulut ke mulut ( untuk
menghindari penularan penyakit, contoh Hepatitis, sebaiknya menggunakan alat
bantu pemberian nafas dari mulut ke mulut )
Untuk korban yang tidak sadar, mempunyai nafas yang tidak kuat atau belum
bernafas, langkah - langkahnya sebagai berikut :
Pada posisi normal dengan dagu terangkat sambil mengecek nadi di leher
Jika tidak ada nadi maka dilakukan pertolongan ABC

Jika nadinya kecil maka lakukan pertolongan AB + Supportive C, gunakan


Algoritma syok
Jika nadinya cukup maka lakukan pertolongan A dengan / tanpa B Untuk korban
yang tidak sadar, mempunyai nafas yang tidak kuat atau belum
Teknik defends
1. Menghalangi dengan kaki (leg block)
2. Menghalangi dengan tangan (arm block)
3. Elbow lift ( mengangkat siku)
4. Duck away
Untuk korban yang mematuhi perintah, lakukan tehnik penyelamatan dengan
cara :
Under arm carry
Tired swimmer carry
Wristow
Hip carry
Hip carry with pistol grip
Double chin carry

Bila korban dapat diajak berkomunikasi dan tidak panik, maka penyelamat
dapat melakukan teknik pertolongan Sebagai penolong dalam melakukan
pertolongan selalu dianjurkan menggunakan alat bantu, namun demikian
seorang penolong harus siap untuk melakukan pertolongan dengan atau tanpa
alat bantu.

Jika korban sudah tenggelam, pertolongan harus dilakukan dengan


menggunakan alat pertolongan selam atau yang di sebut Teknik Under Water
Rescue.
APA YANG KITA LAKUKAN?
1. Berteriak sekuat mungkin untuk menarik perhatian orang lain.
2. Hubungi nomor telepon gawat darurat sesegera mungkin.
3. Lakukan pertolongan seaman mungkin JANGAN LAKUKAN masuk
kelokasi tersebut tanpa pengaman, kecuali anda mengenal lokasi. Bila tidak
yakin dengan kemampuan diri sendiri sebaiknya carilah bantuan." Lebih baik
kehilangan satu orang daripada kehilangan dua orang", maksudnya " Jangan
menambah korban lebih banyak".
4. Cari kayu, tali, ring buoy yang dapat menjangkau korban, kalau tidak bisa
baru berenang menggunakan gaya bebas dengan kepala diangkat . Penolong
saat melakukan pertolongan terhadap korban harus tetap melihat kearah korban
atau tempat terakhir korban agar bisa mempelajari situasi dan kondisi disekitar
korban.
5. Dekati korban, berhenti berenang dengan mengambil posisi sekitar dua meter
dari korban untuk memperkirakan bagaimana kondisi korban, lakukan
komunikasi dengan korban, dan sebutkan identitas penolong. untuk kasus
korban yang masih sadar, berikut ini adalah kutipan percakapan penolong
dengan korban :
" Tenang, saya akan menolong anda, Nama saya Arizal Maulana, saya anggota
Ganespa Tangerang Selatan. Saya akan menolong anda, tolong ikuti perintah
saya dan jangan meronta".
Apabila korban meronta dan berusaha merangkul penolong, maka penolong
harus berusaha menjauhi korban, karena dalam kasus ini cukup sering
ditemukan si penolong ikut tenggelam juga akibat si korban panik dan meronta
ketika berusaha ditolong, baik tenggelam dalam air tawar maupun air laut.
6. Hindari kontak langsung bila korban panik dan lakukan teknik defends and
release sampai si korban terlihat kelelahan, baru kemudian lakukan teknik
penyelamatan. Teknik ini digunakan bila tindakan korban dapat mengancam
nyawa penolong dan dikhawatirkan dapat menambah korban
baru. Catatan : Saat menarik korban untuk korban yang tidak bernafas, diberi

bantuan nafas mulut ke hidung sebanyak 1 kali dengan hitungan pemberian


nafas dengan jeda hitungan ke - 9 hitungan (Ref : ADS International)
7. Membawa korban ke darat dan letakkan ditempat yang aman.
8. Mengecek kesadaran korban dengan cara mengoyang - goyangkan tubuh
korban sambil menegur korban.
9. Selanjutnya dilakukan pertolongan dengan suatu rumusan sederhana yang
mudah diingat yaitu ABC. Hal ini diartikan sebagai :
A = Airway ( Jalan nafas )
B = Breathing ( Bernafas )
C = Circulation ( Sirkulasi, Peredaran Darah yakni jantung dan pembuluh
darah )
10. Selanjutnya korban dibawah ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan pertolongan yang intensif.

Untuk kasus korban yang sadar tapi mengalami kesulitan bernafas maka
dilakukan langkah - langkah sebagai berikut :
Posisikan korban pada posisi pulih atau posisi istirahat
Bersihkan benda - benda yang menyumbat rongga mulut korban, contoh :
gigi palsu, makanan dll
Kembalikan posisi normal, tekan dahi dan naikkan dagu ( posisi ini
bertujuan untuk memperlancar jalan nafas
Bila diperlukan diberikan nafas buatan dua kali dari mulut ke mulut
( untuk menghindari penularan penyakit, contoh Hepatitis, sebaiknya
menggunakan alat bantu pemberian nafas dari mulut ke mulut )
Untuk korban yang tidak sadar, mempunyai nafas yang tidak kuat atau belum
bernafas, langkah - langkahnya sebagai berikut :
Pada posisi normal dengan dagu terangkat sambil mengecek nadi di leher
Jika tidak ada nadi maka dilakukan pertolongan ABC
Jika nadinya kecil maka lakukan pertolongan AB + Supportive C,
gunakan Algoritma syok
Jika nadinya cukup maka lakukan pertolongan A dengan / tanpa B Untuk korban
yang tidak sadar, mempunyai nafas yang tidak kuat atau belum
Teknik defends

1. Menghalangi dengan kaki (leg block)


2. Menghalangi dengan tangan (arm block)
3. Elbow lift ( mengangkat siku)
4. Duck away
Untuk korban yang mematuhi perintah, lakukan tehnik penyelamatan dengan
cara :

Under arm carry


Tired swimmer carry
Wristow
Hip carry
Hip carry with pistol grip
Double chin carry
Bila korban dapat diajak berkomunikasi dan tidak panik, maka penyelamat
dapat melakukan teknik pertolongan Sebagai penolong dalam melakukan
pertolongan selalu dianjurkan menggunakan alat bantu, namun demikian
seorang penolong harus siap untuk melakukan pertolongan dengan atau tanpa
alat bantu.
Kalau korban sudah tenggelam, pertolongan harus dilakukan dengan
menggunakan alat pertolongan selam.
Personal Flotation Device (PFD)
Adalah jaket pelampung yang merupakan perlengkapan utama yang harus
digunakan oleh penolong di air. Ada dua tipe PFD, yaitu:
Pelampung udara; memiliki daya apung tinggi namun tidak tahan benturan
Pelampung padat; tahan benturan namun bila lama terendam air daya apungnya
berkurang.
2

Penurunan tekanan ambang dapat menyebabkan penyakit dekompresi

Kerusakan dapat terjadi pada berbagai organ

a Gelembung-gelembung nitrogen dapat terbentuk di dalam darah dan


menyebabkan penyumbatan terhadap pembuluh darah
b Nitrogen yang mengembang dari bentuk larutan menjadi gas dapat
menegangkan sel cukup besar hingga terjadi pecah sel

c Sel lemak sangat rentan terhadap kerusakan sehinga peredaran lemak


berjalan tidak teratur
4

Terapinya adalah peningkatan tekanan kembali di dalam ruang hiperbarik

Mati lemas; akibat keapungan negative atau penyakit seperti serangan jantung,
sinkope sinus carotid
Dampak negative dalam air; perbedaan suhu yang mengejutkan (menyebabkan
denyut jantung berhenti), eksostosis pada saluran telinga (jangka panjang)
Bahaya kimia yang terlarut dalam air
Infeksi
Human eror; kecederaan dan hiperventilasi yang mengakibatkan kehilangan
kesadaran
Cuaca, arus, angin kencang, dan sinar matahari
Benda-benda dalam air yang dapat berakibat tumbukan dan benturan
Ancaman dari hewan dan tumbuhan air
Teknik pembacaan riam atau arus
Main flow; aliran utama dimana arus paling cepat yang berada dipermukaan air.
Arus ini aman untuk dilalui tapi perlu diingat main flow dapat kuat akibat dari
jumlah air
Gelombang tegak (standing wave), karena adanya penurunan permukaan dasar
tanpa adanya rintangan/tonjolan batu yang menyembul di permukaan
Lidah air terjadi karena dua buah rintangan berupa batu atau lubang, aman
untuk dilalui
Gelombang balik (reseval); ini terjadi karena adanya penurunan di dasar air
secara ekstrim. Arus yang harus dihindari
Banjir merupakan bencana yang memiliki tingkat bahaya yang tinggi karena
besarnya volume air yan mengalir dan rintangan yang ada di dalamnya, arus air
akan terjadi bila:

Turunan jalan
Air yang mengalir dari lorong-lorong dapat merubah arus air
Sampah-sampah yang hanyut
Cara masuk ke air
1 Slide in entry; digunakan jika kedalaman dan kondisi perairan tidak
diketahui,

Buat posisi seaman mungkin di tepi air dan masukan salah satu kaki

Rasakan pijakan kaki apakah berbahaya atu tidak

Jatuhkan badan dan tahan berat badan dengan tangan

2 Step in; dapat digunakan jika air jernih, kedalaman diketahui, dan tidak ada
yang membahayakan dalam air,
a

Lihat atah tujuan air

Melangkah hati-hati pada tepian air

c Ketika telah masuk di air, pastikan lutu dan kaki menekuk/fleksi atau
menyentuh bokong
3

Compact jump; digunakan untuk mencapai kedalaman lebih dari satu meter

Letakan kedua tangan menyilang pada dada

b Melangkah pada tepian air dengan satu kaki, dan kaki yang lain mengikuti
dengan bentuk lurus
c

Tubuh vertical dan memakai pelindung

Setelah di dalam air, pengereman dapat dilakukan dengan tangan atau kaki

4 Straddle entry; untuk masuk ke air yang dalam dari ketinggian yang rendah
dan dapat melihat korban, tidak digunakan pada ketinggian diatas satu meter
atau perairan dangkal
a

Ambil jarak yang cukup dari tepian

Lakukan loncatan dengan satu kaki lurus dan lainya sedikit menekuk

Angan lurus kesamping dan kedepan

Pandangan lurus ke depan

e Setelah di air, tekan tangan kebawah dan kaki seperti gunting, jaga agar
kepala tetap diatas
5 Shallow dive; diguakan pada air jernih, keadaan dibawah air dapat dilihat
dan kedalamannya diketahui
a

Berdiri di tepian lihat kebawah dan ke depan untuk menentukan lompatan

b Tekukan lutut dan gunakan tangan untuk membantu mrnambah momentum


ke depan
c

Lakukan lompatan sejauh mungkin ke air

Masuk dengan hamper horizontal dengan permuaan air

Kaki dan tangan di luruskan

Jaga kepala diantara kedua tangan dan mata melihat ke air

Mulailah berenang dengan menaikan kepala ke permukaan

Penanganan/tindakan trehadap korban


1 Korban panik
2

Korban tidak bisa berenang

Keadaan korban:
a

Gerakan tidak teratur, vertical dengan permukaan air

Pandangan tidak tertuju pada daratan

Konsentrasi tertuju agar bisa nafas

Ekspresi wajah panic, mata terbuka lebar

Tidak mengikuti perintah

Penyelamatan:
a

Kemungkinan membahayakan penolong

Tidak kooperatif

Penolong harus berpengalaman

Tetap beri semangat

Korban kelelahan (perenang kelelahan)

Keadaan korban:
a

Posisi membentuk sudut dengan permukaan air

Pandangan melihat kearah daratan

Kepala timbul tenggelam

Gerakan tangan dan tungkai masih bisa berenang

Ekspresi wajah cemas

Penyelamatan:
a

Masih kooperatif

Didampingi tanpa terjadi kontak dengan korban, beri semangat

Korban terluka

Keadaan korban:
a

Posisi memegang bagian yang cidera

ekspresi wajah cemas, panic, mengeluh sakit

Penyelamatan:
a

Bawa ke tepi sambil memperhatikan cidera korban

Beri perawatan dan penanganan segera

Korban pasif

Keadaan korban:
a

Posisi tengkurap,

Posisi korban bisa dimanapun,

tidak kooperatif,

korban bisa jadi aktif bila diberi rangsangan

Penyelamatan:

Beri rangsangan baik suara ataupun sentuhan.

Bawa korban ke tepi sambil memperhatikan ABC-nya

Prioritas:
Keselamatan penolong adalah yang utama
Hindari kontak dengan korban, gunakan alat bantu untuk menambah
jangkauan, selalu jaga jarak dengan korban
Kontak dengan korban merupakan pilihan terakhir jika tidak ada
alternative lain
Penolong wajib memakai pelampung
Prioritas penyelamatan berdasarkan resiko terhadap keselamatan
penolong
Hal yang perlu diperhatikan, bila memutuskan untuk melakukan penyebrangan:
Perhatikan keadaan tempat penyebrangan sebanyak meungkin sebelum
melakukan penyebrangan
Jangan mencoba kuatnya arus anpa pengalaman dari tepi sungai

Jangan membelakangi arus


Pastikan kaki yang melangkah lebih dulu mendapati pijakan yang baik sebelum
kaki yang satunya menginjak
Pada sungai berarus deras dan dalam, sangat menolong jika pinggang
membentuk sudut 45odengan arah arus
Jangan menyebrang dengan cara melompat dari satu batu ke batu yang lain
karena resiko tergelincir sangat besar
Ransel ditempatkan setinggi-tingginya di punggung
Jangan melepas sepatu, sekalipun menyebrang sungai kecil
Hati-hati dalam penyebrangan
Cara masuk ke air :

Slide in entry
Digunakan jika kedalaman sungai atau perairan tidak diketahui. Cara yang
paling aman:

Buat posisi seaman mungkin di tepi air dan masukkan salah satu kaki

Rasakan pijakan kaki apakah berbahaya atau tidak

Jatuhkan badan dan tahan berat badan dengan tangan

Step In
Dapat digunakan jika air jernih, kedalaman dapat dikeyahui dan tidak ada benda
berbahaya di dalam air.

Lihat arah tujuan air

Melangkah dengan hati-hati

Ketika masuk air pastikan lutut menekuk atau kaki menyentuh bokong

Compact Jump
Digunakan untuk mencapai kedalaman yang lebih dari 1 meter.

Letakkan kedua tangan menyikap dada


Melangkah pada tepian air dengan satu kaki, kaki yang lain dan pastikan
kedua kaki menyentuh dasar

Tubuh vertikal dan memakai pelindung

Setelah di dalam air pengereman dapat dilakukan oleh kaki atau tangan

Staddle Entry
Digunakan jika masuk ke air yang dalam dari krtinggian yang rendah dan dapat
melihat korban. Teknik ini tidak digunakan pada ketinggian diatas satu meter
atau perairan dangkal.

Ambil jarak yang cukup dari tepian


Lakukan loncatan dengan satu kaki lurus dan kaki lainnya sedikit ditekuk

Tangan lurus ke samping

Pandangan lurus ke depan

Swallow Dive
Digunakan pada yang jernih, keadaan di bawah air dapat dilihat dan kedalaman
diketahui.

Berdiri di tepian lihat ke bawah dan ke depan untuk menentukan arah


lompatan

Tekuk lutut dan gunakan tyangan untuk membantu meneambah


momentum ke depan.

Lakukan lompatan sejauh mungkin ke air

Masuk dengan hamper horizontal dengan permukaan air

Kaki dan tangan diluruskan

Jaga kepala di antara dua tangan dan mata melihat ke air

Mulailah berenang dengan menunaikan kepala ke permukaan


Penyelamatan dengan berenang mendekati korban :

Kalau sudah dekat dengan korban, usahakan jangan sampai dipegang oleh
korban.

Berhenti beberapa meter dari korban dan peringatkan dia bahwa anda
akan menolongnya.

Kalau korban pingsan, setelah pingsan, histeris gunakan pendekatan


terhadap korban.
Menolong korban yang terjebak di tengah kepungan air:

Melakukan penyelamatan secara langsung selama kondisi air dapat


dilewati dengan banyak.

Menggunakan sistem tali dengan teknik drag untuk menyelamatkan


korban.
http://aqvinonior.mywapblog.com/water-rescue-2.xhtml
http://zulaehah.blogspot.co.id/2013/10/water-rescue.html
https://okpganespa.blogspot.co.id/2011/04/pertolongan-air-water-rescue.html
https://ksrpmiunpakbogor.wordpress.com/materi/water-rescue/
https://sarunpad.wordpress.com/2011/12/14/water-rescue/

Anda mungkin juga menyukai