Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGY
KERJA ENZIM KATALASE dan FAKTOR-FAKTOR
yang MEMPENGARUHI KERJANYA

KELOMPOK 3 & 4
XII IPA 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Denys Indra Prasetya


Himmatul Rahmawati
Kukuh Ario Bagaskoro
Nur Eka Astuti
Sri Yuliati
Varindya Ditta .I

(
(16)
(
(23)
(30)
(32)

SMA NEGERI 1 DEMAK


TAHUN AJARAN 2013/2014

HASIL LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGY

I.

JUDUL
Kerja Enzim Katalase Dan Faktor Yang Mempengaruhi Kerjanya

II.

TUJUAN
Menguji Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Katalase. Melalui Percobaan,

Dapat Menjelaskan Cara Kerja Enzim Katalase. Melalui Percobaan, Dapat


Menentukan Faktor Yang Mepengaruhi

III. TEORI SINGKAT


Setiap sel menghasilkan senyawa-senyawa buangan bersifat racun dari hasil
metabolisme. Kehadiran senyawa-senyawa racun dalam sel dapat mengakibatkan
kematian sel. Namun pada kenyataannya sel-sel tidak mudah mati meskipun senyawasenyawa racun terus dihasilkan. Hal ini terjadi karena sel memiliki suatu mekanisme
untuk memecah senyawa racun menjadi senyawa-senyawa yang tidak berbahaya
dengan menggunakan enzim. Enzim merupakan protein spesifik yang dapat
mempercepat terjadinya reaksi tanpa ikut berkatalis (bereaksi). Dlam tip sel tubuh
makhluk hidup terdapat ratusan jenis enzim dan tiap jenis enzim mengkatalisis reaksi
kimia tertentu dalam sel.
Kerja enzim banyak ditemui pada berbagai jaringan hidup. Selain itu, kerja
enzim juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Enzim tersebut dalah enzim
katalase yang mengkatalisis pemecahan h2o2 (hodrogen peroksida/peroksida air) yang
bersifat racun bagi sel menjadi senyawa-senyawa yang tidak berbahaya bagi sel.
Reaksi kimia yang terjadi ini sanat penting bag sel karenasecara normal h2o2
dihasilkan sebagai produk dari banyak reaksi selular. Jika sel tidak memech h2o2 ini,
sel akan teracuni dan akhirnya mati.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama
adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim
memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang
berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami
perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu
atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau

strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan


enzim

kehilangan

fungsinya

sama

sekali.

Kerja

enzim

juga

dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang


menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang
meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah
inihibitor enzim.

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat:

Rak tabung reaksi


Tabung reaksi
Gelas ukur
Gelas beker
Penumbuk atau mortar
Pipet tetes
Pinset
Penjepit kayu
Pembakar spirtus
Kawat kasa
Kaki tiga
Lidi
Korek api

Bahan:

Hati dan jantung ayam segar


Aquades
H2o2
NaOH
HCL
Es batu
Kertas label

V.

CARA KERJA
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi dengan label A, B, C, D dan E.
2. Buatlah ekstrak hati dengan cara :

haluskan hati ayam dan

jantung ayam menggunakan penumbuk dan mortar. Setelah


halus, tambahkan aquades 10 ml kedalamnya.
3. Isi setiap tabung reaksi dengan 2 ml ekstrak hati.
4. Tambahkan 1 ml H2O2 kedalam tabung reaksi A.
5. Segera tutup mulut tabung reaksi setelah menambahkan H 2O2
kedalamnya dengan menggunakan ibu jari, amati gelembung
yang terbentuk dan nyala apinya !
6. Tambahkan 10 tetes NaOH ke dalam tabung reaksi B, kemudian
tambahkan 1 ml H2O2 kedalamnya.
7. Segera tutup mulut tabung reaksi setelah menambahkan H 2O2
kedalamnya dengan menggunakan ibu jari. Amati gelembung
yang terbentuk dan nyala apinya !
8. Tambahkan 10 tetes HCl kedalam tabung reaksi C, kemudian
tambahkan 1 ml H2O2 kedalamnya.
9. Segera tutup mulut tabung reaksi setelah menambahkan H 2O2
kedalamnya dengan menggunakan ibu jari. Amati gelembung
yang terbentuk dan nyala apinya !
10. Panaskan tabung reaksi D, dengan menggunakan pembakar
spirtus sampai warnanya berubah pucat. Kemudian tambahkan 1
ml H2O2 kedalamnya.
11. Segera tutup mulut tabung reaksi setelah menambahkan H 2O2
kedalamnya dengan menggunakan ibu jari. Amati gelembung
yang terbentuk dan nyala apinya !
12. Dinginkan tabung reaksi E dengan cara mendiamkannya
selama 30 menit dalam gelas beker berisi es batu. Kemudiaan
tambahkan 1 ml H2O2 kedalamnya.
13. Segera tutup mulut tabung reaksi setelah menambahkan H 2O2
kedalamnya dengan menggunakan ibu jari. Amati gelembung
yang terbentuk dan nyala apinya !
14. Lakukan langkah langkah tersebut untuk menguji kerja enzim
katalase pada ekstrak jantung dan hati.

VI. TABEL PENGAMATAN


No

Perlakuan

1
2
3
4
5

Tanpa perlakuan
+NaOH
-HCL
Di panaskan
Di dinginkan

Ekstrak hati + H2O2


Gelembung Nyala Api
+++
+++
++
++
_
+
+
+++
+++

Ekstrak jantung + H2O2


Gelembung
Nyala api
++
++
++
++
+
+
++
+++

VII. PERTANYAAN
1. Mengapa pada pengamatan kali ini digunakan ekstrak hati dan jantung ayam?
2. Apa yang terjadi setelah ekstrak hati/jantung ditambahkan H2O2 ?
3. Mengapa pada pengamatan kali ini digunakan nyala api?
4. Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut?
5. Di organel el manakah enzim katalase bisa diperoleh? Apa peranan enzim katalase
dalam praktikum?
6. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kerja enzim katalase?
7. Apa fungsi perlakuan penambahan NaOH, HCl, dipanaskan dan didinginkan dari
praktikum ini?
8. Berdasarkan hasil pengamatan Anda, tabung mana yang paling cepat terbentuk
gelembung? Mengapa?

VIII.

JAWABAN

1. Karena Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel.
Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.
Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2
dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2 2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan.

Percobaan ini dilakukan dengan

menggunakan hati ayam dan jantung ayam (sebagaiperbandingan). Hati ayam


digunakan karena banyak mengandung enzim katalase. Hati ayam dan jantung
ayam kemudian dibuat ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan
H2O2, NaOH, didinginkan dan di panaskan.
2. Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida) pada hati ayam

Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah
H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke
dalamnya, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H 2O2 juga diuraikan
menjadi oksigen (O2).
Ekstrak ditambah H2O2 pada jantung ayam
Hasilnya sama seperti pada ekstrak hati ayam, tetapi terbentuknya gelembung
sedikit lama. Dari percobaan dapat diketahui bahwa kerja enzim dipengaruhi oleh
derajat keasaman (pH) dan suhu. Pada pH terlalu asam dan basa, enzim menjadi
non aktif, sehingga tidak dapat bekerja. Sedangkan pada saat dididihkan, suhu
menjadi tinggi sehingga enzim menjadi rusak (denaturasi). Hal ini menyebabkan
enzim katalse tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
3. Pada percobaan ini menggunakan bara api karena untuk menguji ada tidaknya
nyala api dalam tabung tabung yang berisi ekstrak hati dan jantung yang telah
ditambahkan H2O2 NaOH HCl dll. Menyala atau tidaknya bara api merupakan
indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut.
4. A. Hasil pengamatan tabel I
N
o.
1.
2.
3.
4.
5.

Perlakuan

Gelembun

Nyala Api

g Gas
Menyala terang

Hati + H2O2 + Tanpa


perlakuan
Hati + H2O2 + NaOH
Hati + H2O2 + HCl
Hati yang di panaskan +
H2O2
Hati yang didinginkan +

(+++)
+++
++
++

Menyala sedang
(++)
Tidak menyala
(-)
Tidak menyala
(-)

H2O2

Menyala terang
(+++)

B. Hasil pengamatan tabel II


No

Perlakuan

Gelemb

.
1.

Jantung+ H2O2 + Tanpa

ung Gas
++

2.

perlakuan

++

Nyala Api
Menyala sedang (+
+)

3.

Jantung + NaOH + H2O2

4.

Jantung+ HCl + H2O2

5.

Jantung yang di panaskan +

Menyala sedang
(++)
+
-

H2O2

++

Jantung yang didinginkan +


H2O2
5. dalam

sel

yang

Menyala
(+)
Tidak Menyala

(-)

Menyala terang

(++

+)

hidup,

Enzim

katalase

berperan

dalam

menguraikan racun dari H2O2 menjadi H2O dan O2. H2O2 dalam
tubuh harus di keluarkan karena bersifat racun.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Suhu
Enzim tidak dapat bekerja secara optimal apabila suhu
lingkungan terlalu rendah atau terlalu tinggi. Jika suhu
lingkungan mencapai 0 C atau lebih rendah lagi, enzim
tidak aktif. Jika suhu lingkungan mencapai 40 C atau lebih,
enzim

akan

mengalami

denaturasi

(rusak).

Denaturasi

merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim


tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim
menurun atau hilang (Diah,2006). Suhu optimal enzim bagi
masing-masing organisme berbeda-beda. Untuk hewan
berdarah dingin, suhu optimal enzim adalah 25 C,
sementara suhu optimal hewan berdarah panas, termasuk
manusia, adalah 37 C.
Derajat keasaman (pH)
Setiap enzim mempunyai pH optimal masing-masing,
sesuai dengan "tempat kerja"-nya. Misalnya enzim pepsin,
karena bekerja di lambung yang bersuasana asam, memiliki
pH optimal 2. Sedangkan enzim katalase dapat bekerja
optimal pada pH netral yakni pH sama dengan 7. Contoh
lain,

enzim

ptialin,

karena

bekerja

di

mulut

yang

bersuasana basa, memiliki pH optimal 7,5-8. Di luar pH yang


sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan
mengalami kerusakan atau denaturasi. Denaturasi merupakan rusaknya
bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi

berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang


(Diah,2006). Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama
sekali.
7. Untuk membandingkan ada atau tidak adanya gelembung yang terbentuk dan ada
atau tidaknya nyala bara api yang timbul setelah di beri beberapa perlakuan
8. Pada Tabung pertama yang berisi ekstrak hati dan H2O2, karena di dalam hati
mengandung enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun dimana hanya
dapat bekerja optimal pada pH netral. Sedangkan pada campuran hati dengan
NaOH dan HCl tidak akan menghasilkan gelembung yang terlalu banyak, karena
pH larutan menjadi basa dan asam.
9. Kesimpulan:
Katalase memecah senyawa berbahaya, seperti Hydrogen peroksida (H2O2)
di dalam sel hati. Dalam hal ini Hydrogen peroksida bertindak sebagai
substrat. Hydrogen peroksida merupakan senyawa reaktif dan dapat
merusak sel, kemudian akan didegrasi oleh katalase. Katalase mendegrasi
Hydrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut :
a. Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah.
Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu
tinggi (panas).
b. Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa
yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada
kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = 7). Di luar pH
optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan
aktivitas enzim dengan cepat.
c. Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan
serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan
jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam
keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding
dengan substrat yang ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau
ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi.
d. Inhibitor enzim

Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun


tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat
yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi.
e. Konsentrasi substrat, jika konsentrasi substrat ditambah maka
kecepatan reaksi pun semakin lambat.
Organ yang banyak mengandung enzim Katalase adalah hati

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai