Anda di halaman 1dari 93

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PEMBUATAN GRAFIK BARBER JOHNSON
DI RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN
PADA TAHUN
2014

OLEH
AGUSTINA SARWO HANDAYANI
1101101052

PROGRAM STUDI DIPLOMA III REKAM MEDIS


INFORMASI KESEHATAN STIKES
DHARMA LANDBOUW PADANG
TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PEMBUATAN GRAFIK BARBER JOHNSON
DI RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2014

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan


Program Diploma III Rekam Medis Informasi Kesehatan

OLEH:
AGUSTINA SARWO HANDAYANI
NIM 1101101052

PROGRAM STUDI DIPLOMA III REKAM MEDIS


INFORMASI KESEHATAN STIKES
DHARMA LANDBOUW PADANG
TAHUN 2014

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing Karya Tulis Ilmiah dengan ini menerangkan bahwa :


Nama

: Agustina Sarwo Handayani

NIM

: 1101101052

Judul Karya Tulis Ilmiah

: Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi


Pembuatan Grafik Barber Johnson Di RSUD
Kota Padangsidimpuan Pada Tahun 2014

Program Studi

: DIII Rekam Medis Informasi Kesehatan

Telah diperiksa dan disetujui Karya Tulis Ilmiah ini sesuai dengan ketentuan dan
aturan yang berlaku.

Padang, Juni 2014


Menyetujui untuk dipertahankan dihadapan penguji
Prodi DIII Rekam Medis Informasi Kesehatan Dharma Landbouw Padang

Mengetahui
Ka. Prodi

(Oktamianiza, SKM, M.Kes)

Pembimbing

(Syafrizal SKM, M.Kes)

PERSETUJUAN PENGUJI

Karya

Tulis

Ilmiah

berjudul

Analisis

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi Pembuatan Grafik Barber Johnson Di RSUD Kota


Padangsidimpuan Pada Tahun 2014 ini telah dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Seminar Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Rekam Medis
Informasi Kesehatan STIKes Dharma Landbouw Padang.

Pada Tanggal :

Juni 2014

Tim Penguji

Tanda Tangan
Penguji I

: Oktamianiza, SKM, M.Kes

Penguji II

: Sari Susanti, SKM, M.Pd

Pembimbing : Syafrizal, SKM, M.Kes

Mengetahui,
Ka. Prodi DIII Rekam Medis Informasi Kesehatan

(Oktamianiza, SKM, M.Kes)

Bacalah Dengan (Menyebut) Nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia Telah Menciptakan
Manusia Dari Segumpal Darah. Bacalah, Dan Tuhanmu Yang Paling Pemurah. Yang
Mengajarkan (Manusia) Dengan Perantara Kalam. Dia Mengajarkan Pada Manusia Apa
Yang Tidak Diketahuinya.
(QS. Alalaq : 1-5)
Sessungguhnya Mempelajari Ilmu Pengetahuan Adalah Tanda Tekun Kepada Allah
Menuntutnya Adalah Ibadah
Mengingatnya Adalah Tasbih
Membahasnya Adalah Jihad
Mengajarkannya Kepada Orang Yang Tidak Mengetahui Adalah Sedekah
Dan Menyebarkannya Adalah Pengorbanan (HR.Tarmizi)

....Di Saat Manusia Telah Memiliki Impian Besar Di Depan Matanya, Yang Ia
Butuhkan.. Hanya.. Hanya Kaki Yang Akan Berjalan Lebih Jauh Dari
Biasanya, Tangan Yang Akan Berbuat Lebih Banyak Dari Biasanya, Leher
Yang Akan Lebih Sering Melihat Keatas, Lapisan Tekad Yang Seribu Kali
Lebih Keras Dari Baja, Pengorbanan Yang Lebih Besar Dari Biasanya, Dan
Hati Yang Lebih Kuat Dari Biasanya, Serta Mulut Yang Senantiasa Berdoa
Untuk Mimpinya ......,(5 Cm)
Syukur Alhamdulillah Ku Ucapkan Atas Nikmat Allah SWT
Dan Jika Kamu Menghitung Nikmat-Nikmat Allah,

Niscaya Kamu Tidak Akan Sanggup Menghitungnya.


(Q.S An-Nahl :18)
Kupersembahkan Karya Kecil Ini Sebagai Curahan Cinta Kasih Kebahagiaan
Untuk Bintang Hidupku The Motivator For My Live (Ayahandaku Sayang & Ibundaku

Sayang) Yang Aku Cintai Sepanjang Aliran Darah Dan Hembusan Hayatku,
Ayahandaku Sayang (H.SAERAN) Yang Begitu Banyak Mengeluarkan
Keringat Dan Pikiran Untuk Keberhasilan Karya Ini Yang Tak Pernah Dapat Terhitung.
Buat Ibundaku Sayang(Hj. Muji Suwarni) Yang Selalu Menemani Hari-Hari Ku Yang
Selalu Mendengarkan Tangis Dan Tawa, Keluh Dan Kesah Ku Selama Di Perantauan, serta
doa yang tak pernah putus demi sukses nya tyna. Walau Tina Sendiri Di Kos, Tapi Hati Tina
Tetap Buat Mamak Dan Bapak, Setiap Subuh Tyna Hantarkan Doa Untuk Bapak Yang
Menjunjung Tempe,Dan Beribu Doa Subuh Untuk Kebahagian, Dan Kesehatan Mamak
Dan Bapak Sekeluarga Dirumah.
Bunda Adalah Wanita Paling Kuat Dan Paling Sabar Dimuka Bumi Ini.
Terimakasih Mak, Terimakasih Pak, Atas Perjuangan Dan Semangat Yang Mamak Dan
Bapak Berikan Selama Ini Walaupun Jasamu Tak Akan Pernah Bisa Tergantikan.
Terimakasih Untuk Kerja Kerasnya Mak.Pak,,,,,,.Kedua Orang Tua Yang Selalu Tyna
Banggakan..Tak Akan Pernah Bisa Terhitung Oleh Apapun Pengorbananmu Untuk Tyna,
Abang Dan Adek-Adek Selama Ini I LOVE YOU BOTH
For My Brothers Abangku Abdoel Rahman S.P , Dan Dedek Zainuddin Thanks
Brothers. And To My Sista-Sista Ku Cayank Wahyuni Djavae, Dan Dedek Fatimah.
Makasih Untuk Warna Warni Hidup Selama Ini, Senyum, Tawa, Jengkel,
Berantem,Ngejek, Cemburu, Suka Dan Duka Selama Ini Semoga Kita Berlima Akur-Akur
Aja Ya Bang, Dek...........
Keluarga Besarku Yang Tiada Lupa Memberikan Semangat Dalam Pendidikan Ini Thanks
To Wawak-Wawakku, Mamang, Bibi, Nenek, Kakak, Abang, Adek-Adekku, Keponakan,
Sepupu, Dan Blablablabla.....
Terimakasih Bapak Pembimbing Ku (Bpk Syafrizal, SKM, M.Kes) Atas Bimbingan Dan
Arahannya.

Terimakasih Ibu Pengujiku (Ibu Oktamianiza, SKM, M.Kes & Ibu Sari Susanti
SKM,M.Pd) Atas Saran Dan Bimbingaannya Selama Ini....
Tanpa Bapak Dan Ibu Mungkin KTI Ini Tidak Akan Bisa Terselesaikan Dengan Baik
Spesial Thanks To Bang Sulaiman Harahap, Bang Muslim Efendy Hasibuan ElConquistador, Bang Predy Mulya Amd.RMIK, Bang Andi Dan Para Abang Lainnya
Yang Kutemui Dipadang Ni, Yang Udah Tyna Anggap Kayak Abang Tyna Sendiri . .. . .
Buat Anak Kos Banjarmasin P4 Yang Selalu Setia Menemani Nenek DAYA (Kesi My
Best Yang Cantik,And Dewi Sartika Alias Maha Dewi Sang Bawell Solmet Mbak Yulfa),
Suci Yuliasyaputri Teman Satu Bimbingan Ama Apak Ganteng, , , , Upssss Request Dari
Tetangga Sebelah Banjarmasin P6 Yunika Fatilara and the Kozz Yang Ikut Bagian
Meramaikan Kota Banjarmasin,,,,,,
Buat Meri Handani Hasibuan, Etry Purnama Sari Siregar, Fhika Zyro, Elvi Medan, Ika
Ndut, Oppung Simelekete (Sri Rahmadani Chacha),Dewi Sartika-LB (Barbie), Meylisa
TRP, Rawita Sari (Mybeib),Uni Susi, Terimakasih Kalian Semua Udah Menjadi
Keluarga Baruku Selama Perkuliahan. Maaf Kalau Tyna Ada Salah..Maaf Tyna Sering
Buat Kalian Kesal (Wajib Dimaafin Ya....) Tyna Sayang Kalian Semua *Mmmmmm* :D
Spesial To Mybest (Myra Dthirgen) Yang Biasanya Ngadu Ke Koss Atau Jadiin Kos Ku
Sebagai Pelarian Aja Yang Sering Berikan Tyna Nasehat (Kayaknya Akulah Yang Sering
Nasehati Kau Kan Mira ) Hehehe, Buat Annisa Fauziah Wijaya Tanjung, Anak2 Dthirgen
Spesial DThirgen Pengghuni Kota Padang Mbak Anita Angraini Lubis Calon Sastrawan
Indonesia, Dan Istianah Al-Fkriyah Dalimunthe Calon Apoteker

Pharmaciest, upss

ketinggalan Wyah DThirGEn, And Alkamil Padang. And ciek lai Buat Temen2 Semua Deh
Yang Gak Bisa Di Sebutin Lagi, Teman2 SD, SMP, SMA Pokokknya Semua Deh. Kalian
Semua Sahabat Terindah Yang Pernah Tyna Temukan. Meskipun Kita Nantinya Berpisah
Kalian Tetap Sahabat Tercintaku Mudah-Mudahan Kita Tetap Solid Dan Eksis Yeee :D

Buat Keluarga MR RSUD PASID Terimakasih Sudah Membantu Kelancaran Tyna


Selama Penelitian. Buat B Edy Atma Syahputra Amd.Pk Makasihh Bang Udah Banyak
Membantu Tyna Ketika Dilapangan. . . .
Tidak Lupa Untuk Rekan Seperjuangan Stikes Dharma Landbouw Padang, Khususnya
MR11 Atas Kebersamaanya Tiga Tahun IniSukses Selalu Ya Teman-Teman
NO SWEET WITHOUT SWEAT
TIDAK ADA HASIL YANG MANIS TANPA KERINGAT PERJUANGAN

Agustina Sarwo
Handayani

PROGRAM STUDI DIPLOMA III REKAM MEDIS


INFORMASI KESEHATAN
STIKES DHARMA LANDBOUW
PADANG
Karya Tulis Ilmiah, 05 Juni 2014
Agustina sarwo Handayani
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembuatan Grafik Barber
Johnson Di RSUD Kota Padangsidimpuan Pada Tahun 2014
ix + 68 Halaman + 8 Tabel + 6 Gambar + 12 Lampiran
ABSTRAK
Grafik Barber Johnson adalah salah satu alat untuk mengukur tingkat
efisiensi pengelolaan rumah sakit. Pembuatan grafik Barber Johnson di RSUD
Kota Padangsidimpuan sudah dilaksanakan pada tahun 2011 tetapi nilai BOR,
BTO, TOI,dan ALOS belum berada pada nilai ideal, sehingga titik Grafik Barber
Johnson tidak ditemukan.Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan Grafik Barber Johnson di
RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2014.
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Padangsidimpuan pada tanggal 07
April 15 April 2014. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Sampel penelitian ini
adalah petugas rekam medis sebanyak 5 orang dan nilai BOR, BTO, TOI, ALOS
dan grafik barber johnson tahun 2013,pengumpulan data dengan cara wawancara
mendalam dan menghitung nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS begitu juga dengan
menggambarkan Grafik Barber Johnson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, masih ada beberapa petugas rekam
medis yang tidak mengetahui tentang Grafik Barber Johnson, sarana dan
prasarana pembuatan Grafik Barber Johnson belum lengkap, pengolahan data
dilakukan secara manual menggunakan kalkulator, dan pelukisan Grafik Barber
Johnson dengan komputer, SOP, monitoring dan evaluasi tidak ada
dilaksanakan.Nilai BOR, BTO, TOI, ALOS tidak ideal sehingga dalam pelukisan
Grafik Barber Johnson titik keempat indikator tersebut tidak ditemukan.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, diharapkan pihak rumah
sakit memberikan seminar pelatihan secara periodek mengenai pembuatan grafik
Barber Johnson, sarana dan prasarana dalam pembuatan grafik barber johnson
dilengkapi, adanya kebijakan dari rumah sakit mengenai SOP pembuatan Grafik
Barber Johnson, dilaksanakannya monitoring dan evaluasi terhadap pembuatan
Grafik Barber Johnson sehingga penilaian mutu pelayanan dapat terlihat.
Daftar Bacaan : 20 (2004 - 2014)

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji dan syukur penulis ucapkan
kepada allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini, serta salawat
beriringkan salam penulis kirimkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW.
Penulis menyadari bahwa proses penulisan karya tulis ilmiah ini tidak
akan selesai tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Syafrizal SKM, M.Kes, pembimbing dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini yang telah banyak membantu dan bersedia meluangkan waktu,
tenaga dan fikiran sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Dr. Hj Rasyidah Rasyid, MPH, selaku Ketua STIKes Dharma
Landbouw Padang.
3. Ibu Oktamianiza, SKM, M.Kes sebagai Ketua Prodi D3 Rekam Medis
STIKes Dharma Landbouw Padang.
4. Bapak / Ibu seluruh staf Prodi D3 Rekam Medis Informasi Kesehatan
STIKes Dharma Landbouw Padang.
5. Bapak dr. H. Aminuddin selaku Direktur RSUD Kota Padangsidimpuan
6. Ibu Santi Aryani Harahap Amd.Pk selaku Kepala Rekam Medis RSUD
Kota Padangsidimpuan
7. Bapak / Ibu seluruh staf di RSUD Kota Padangsidimpuan

8. Orang yang berarti dalam hidup penulis yaitu, Kedua Orang Tua dan
seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan dorongan
serta doa.
9. Rekan-rekan angkatan 2011 DIII Rekam Medis Informasi Kesehatan
STIKes Dharma Landbouw Padang.
10. Serta seluruh pihak yang berperan penting dalam menyelesaikan penulisan
karya tulis ilmiah ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih
terdapat banyak kekurangan, maka segala kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua terutama bagi penulis, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga
segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dan ridha dari Allah SWT.
Amin

Padang, Juni 2014

Penulis

DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERSETUJUAN PENGUJI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ........................................................................................
i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.3.1Tujuan Umum ..................................................................... 4
1.3.2Tujuan Khusus .................................................................... 5
1.4Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
1.4.1Bagi Rumah Sakit ............................................................... 5
1.4.2Bagi Akademik.................................................................... 5
1.4.3Bagi Penulis ....................................................................... 6
1.5Ruang Lingkup............................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rekam Medis ................................................................................
2.1.1 Pengertian Rekam Medis......................................................
2.1.2 Tujuan Rekam Medis ...........................................................
2.1.3. Kegunaan Rekam Medis......................................................
2.2 Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur..............................................
2.3 Grafik Barber Johnson ..................................................................
2.3.1 Indikator Grafik Barber Johnson.......................................
2.3.2 Manfaat Grafik Barber Johnson ........................................
2.3.3 Makna Grafik Barber Johnson ...........................................
2.3.5 Dasar Menggambar Grafik Barber Johnson.......................
2.3.6Cara Membaca Grafik Barber Johnson ...............................
2.4 Komponen Pembuatan Grafik Barber Johnson ............................
2.4.1 Input ..................................................................................
2.4.2 Sumber Daya Manusia ......................................................
2.4.3 Pengetahuan .......................................................................
2.4.4 Sarana dan Prasarana..........................................................

7
7
8
8
10
12
13
17
18
19
20
20
20
21
21
23

2.5Proses ............................................................................................
2.5.1 Cara Membuat Grafik Barber Johnson ..............................
2.5.2 Pelaksanaan ........................................................................
2.5.1 Standar Operasional Prosedur ............................................
2.5.3 Monitoring dan Evaluasi ...................................................
2.6 Output ..........................................................................................
2.6.1 Ketepatan............................................................................

24
25
26
26
27
27
30

BAB III ALUR PIKIR


3.1 Alur Pikir ..................................................................................... 31
3.2 Defenisi Operasional ................................................................... 31
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Dan Desain Penelitian .........................................................
4.2 Waktu Dan Tempat Penelitian .....................................................
4.3 Sasaran ........................................................................................
4.4 Bahan Peneliti .............................................................................
4.5 Teknik Pengambilan Data ............................................................
4.6 Analisa Data .................................................................................
4.6.1 Analisa Data Pendekatan Kualitatif ..................................
4.6.2 Keabsahan Data.................................................................

34
34
34
35
36
37
37
38

BAB V HASIL PENELITIAN


5.1 Hasil Penelitian ...........................................................................
5.1.1 Gambaran Umum RSUD Padangsidimpuan .....................
5.1.2 Letak Geografis .................................................................
5.1.3 Karakteristik Informan ......................................................
5.1.4 Komponen Input ...............................................................
5.1.4.1 Sumber Daya Manusia ..........................................
5.1.4.2 Sarana Dan Prasarana ...........................................
5.1.5 Komponen Proses .............................................................
5.1.6 Komponen Output .............................................................
5.1.6.1 Ketepatan BOR, BTO, TOI, ALOS ......................
5.1.6.1 Ketepatan Melukis Grafik Barber Johnson ...........

40
40
41
43
44
44
48
50
53
53
54

BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Komponen Input ..........................................................................
6.1.1 Sumber Daya Manusia ......................................................
6.1.2 Sarana Dan Prasarana ........................................................
6.2 Komponen Proses ........................................................................

56
56
59
61

6.3 Komponen Output ....................................................................... 63


BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan .................................................................................. 66
7.2 Saran ........................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Hal.

2.1 Analisis Grafik Barber Johnson .................................................................... 29


5.1 Distribusi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................... 43
5.2 Distribusi Informan Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................................ 43
5.3 Distribusi Frekuensi Informan Berdasarkan Umur ....................................... 43
5.4 Matrik Kesimpulan Wawancara Mendalam Dengan Informan Tentang
Sumber Daya Manusia .................................................................................. 47
5.5 Matrik Kesimpulan Wawancara Mendalam Dengan Informan Tentang Sarana
dan Prasarana ................................................................................................ 50
5.6 Matrik Kesimpulan Wawancara Mendalam Dengan Informan Tentang
Kebijakan, Pelaksanaan, SOP, dan Evaluasi Monitoring Terhadap Pembuatan
Grafik Barber Johnson .................................................................................. 52
5.7 Ketepatan Menghitung Nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS ........................... 53

DAFTAR GAMBAR
No. Gambar

Hal.

2.1 Parameter Grafik Barber Johnson ................................................................. 28


2.2 Penerapan Grafik Barber Johnson ................................................................. 28
2.3 Grafik Barber Johnson tidak efisien .............................................................. 29
3.1 Alur Pikir Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembuatan Grafik
Barber Johnson .............................................................................................. 30
5.1 Grafik Barber Johnson hasil pelukisan penulis ............................................. 54
5.2 Grafik Barber Johnson Hasil Pelukisan Petugas Rekam Medis RSUD Kota
Padangsidimpuan .......................................................................................... 55

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

1. Ganchart Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembuatan grafik


Barber Johnson di RSUD Kota Padangsidimpuan Pada Tahun 2014.
2. Kuesioner

wawancara

mendalam

Analisis

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi Pembuatan grafik Barber Johnson di RSUD Kota


Padangsidimpuan Pada Tahun 2014.
3. Data Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan Pada Tahun 2013
4. Data Kegiatan Rumah Sakit Tahun 2013
5. Rekapitulasi Harian Pasien Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan
6. Perhitungan Indikator Grafik Barber Johnson
7. Grafik Barber Johnson RSUD Kota Padangsidimpuan Pada Tahun 2013
8. Grafik Barber Johnson Hasil Pelukisan Penulis
9. Struktur Organisasi Bidang Komite Medik RSUD Kota Padangsidimpuan
10. Struktur Rekam Medis RSUD Kota Padangsidimpuan
11. Surat Izin Pengambilan Data
12. Lembaran Konsultasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Ketentuan umum dalam Pasal 1 undang-undang No. 44 Tahun 2009 yang
dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud
rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
Rekam medis sangat erat hubungannya dengan statistik rumah sakit karena
di dalam unit pelayanan rumah sakit harus ada yang namanya unit rekam medis.
Statistik rumah sakit adalah statistik yang menggunakan dan mengolah sumber
data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi,
fakta, dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Grafik Barber Johnson adalah salah satu alat untuk mengukur tingkat
efisiensi pengelolaan rumah sakit. Parameter yang digunakan untuk memantau
efisiensi penggunaan tempat tidur ini telah dirumuskan dan terdiri dari 4
parameter yaitu BOR (Bed Occupancy Rate), BTO (Bed Turn Over), ALOS
(Average Length Of Stay), dan TOI ( Turn Over Interval) .
BOR (Bed Occupancy Rate) adalah persentase penggunaan tempat tidur di
unit rawat inap (bangsal) pada periode tertentu. Nilai ideal BOR adalah 75% 85%. BTO (Bed Turn Over) adalah rerata jumlah pasien yang menggunakan
setiap tempat tidur dalam periode tertentu. Nilai BTO ideal yaitu minimal 30
pasien dalam periode satu tahun. ALOS (Average Length Of Stay) adalah rata-rata
lama rawat seorang pasien, atau rata-rata jumlah hari pasien rawat inap yang
tinggal di rumah sakit, tidak termasuk bayi lahir. Secara umum nilai ALOS yang
ideal antara 3-12 hari. TOI ( Turn Over Interval) adalah rata-rata jumlah hari
sebuah tempat tidur tidak ditempati untuk perawatan pasien. Tempat tidur tidak
ditempati maksudnya antara tempat tidur ditinggalkan oleh seorang pasien hingga
digunakan kembali untuk perawatan pasien berikutnya. Nilai TOI ideal yaitu 1-3
hari.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pemberi pelayanan dituntut untuk
dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Sehingga
rumah sakit harus bersikap proaktif dalam memelihara dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Rumah sakit yang proaktif yaitu rumah sakit yang juga
bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.

Perencanaan manajemen yang tidak ada, dapat mengurangi peningkatan


pelayanan kesehatan dalam pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit tersebut,
sehingga efisien atau tidaknya pelayanan yang diberikan kepada pasien tidak
diketahui dengan segera (Ery Rustiyanto : 2010 )
Rumah sakit umum daerah kota Padangsidimpuan merupakan rumah sakit
umum kelas B Non Pendidikan dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 144
buah, berdasarkan surat keputusan menteri kesehatan republik indonesia no :
316/MENKES/SK/1999 tanggal 23 April 1999.
Berdasarkan survey awal pada rumah sakit umum daerah Kota
Padangsidimpuan ditemukan bahwa grafik Barber Jhonson sudah dilaksanakan
mulai tahun 2011 . Tetapi nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS tidak pernah berada
pada nilai ideal. Pada tahun 2011 nilai BOR 35,83 %, BTO 36, TOI 3,5 , dan
ALOS 3 hari, dan pada tahun 2012 nilai BOR 47,18 %, dan TOI 8 hari. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan petugas rekam medis dalam menggambarkan
grafik Barber Johnson dan mengolah data indikator grafik Barber Johnson
sehingga mempengaruhi ketepatan nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS, selain itu
kurangnya sarana dan prasarana seperti tidak adanya lembaran sensus harian
maupun rekapitulasi sensus, tidak adanya standar operasional prosedur (SOP)
pembuatan grafik Barber Johnson di RSUD Kota Padangsidimpuan, dan tidak
adanya monitoring dan evaluasi terhadap pembuatan grafik Barber Johnson di
RSUD Kota Padangsidimpuan.
Pembuatan grafik Barber Johnson sangat diperlukan karena melalui grafik
Barber Johnson ini maka manajemen rumah sakit akan dapat memonitor kegiatan

dalam waktu tertentu, membandingkan kegiatan antar rumah sakit atau bagian
rumah sakit, meneliti akibat perubahan kebijakan, mengecek kesalahan laporan
dan menyusun rencana untuk peningkatan efisiensi pelayanan rumah sakit dari
segi kuantitatif, yaitu dalam pendayagunaan tempat tidur ( PORMIKI,2004)
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembuatan
Grafik Barber Johnson di RSUD Kota Padangsidimpuan Pada Tahun 2014.
1.2.Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian diatas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian
ini adalah Bagaimana Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan
Grafik Barber Johnson di RSUD Kota Padangsidimpuan Pada Tahun 2014.
Tujuan Penelitian
1.2.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan Grafik Barber Johnson
di RSUD Kota Padangsidimpuan Pada Tahun 2014.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya komponen input terhadap

sumber daya manusia,

sarana dan prasarana, dalam pembuatan grafik Barber Johnson di


RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2014.

2. Diketahuinya komponen proses terhadap pelaksanaan pembuatan


grafik Barber Johnson, standar operasional prosedur (SOP)
pembuatan grafik Barber Johnson

dan monitoring maupun

evaluasi dalam pembuatan grafik Barber Johnson di RSUD Kota


Padangsidimpuan Pada Tahun 2014.
3. Diketahuinya komponen output terhadap ketepatan nilai BOR,
BTO, TOI, ALOS dan pembuatan grafik Barber Johnson di RSUD
Kota Padangsidimpuan Tahun 2013.

1.3. Manfaat Penelitian


1.3.1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi rumah sakit bahwa pentingnya pembuatan
grafik Barber Johnson di RSUD Kota Padangsidimpuan.
1.3.2. Bagi Akademik
Sebagai bahan pngembangan kurikulum, perpustakaan dan sebagai
sumber informasi serta rujukan untuk penelitian selanjutnya.
1.3.3. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini dapat menambah ilmu dan wawasan
penulis tentang rekam medis terutama di bagian statistik rumah sakit
dalam melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan grafik Barber
Johnson.

1.4 Ruang Lingkup


Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Padangsidimpuan pada tahun
2014, untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan grafik
Barber Johnson. Ruang lingkup ini dibatasi tentang, input, proses, dan output
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan grafik Barber Johnson.
Tekhnik pengambilan sampel yaitu dengan cara total sampling terhadap grafik
Barber Johnson tahun 2013, ketepatan nilai BOR, BTO, TOI, ALOS pada tahun
2013,

kepala instalasi rekam medis dan seluruh petugas rekam medis yang

berjumlah 4 orang. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 07 April s.d 15 April
2014 dengan cara wawancara mendalam terhadap petugas rekam medis,
menghitung ketepatan nilai BOR, BTO,TOI, ALOS, dan melukiskan ketepatan
grafik Barber Johnson pada tahun 2013.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rekam Medis


2.1.1 Pengertian Rekam Medis
Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang di maksud
rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas
pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakan- tindakan yang
dilakukan kepada pasien dalam rangka pelayanan kesehatan.
Rekam medis merupakan keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas, anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa
serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan
pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan
pelayanan gawat darurat (Depkes RI, 2006:11)
Dalam artian sederhana rekam medis hanya merupakan catatan dan
dokumen yang berisi tentang kondisi keadaan pasien, tetapi jika dikaji lebih
mendalam rekam medis mempunyai makna yang lebih kompleks tidak hanya
catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah tercermin segala informasi
menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar didalam menentukan

tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang
diberikan kepada seorang pasien yang datang kerumah sakit.

2.1.2 Tujuan Rekam Medis


Tujuan rekam medis adalah penunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan dirumah sakit. Tanpa
didukung oleh suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,
tentulah tertib administrasi tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan.
Tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya
pelayanan dirumah sakit (Depkes RI,2006:13)
2.1.3 Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek (Depkes
RI,2006:7) :
a.

Aspek Administrasi
Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena
isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab
sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan.

b.

Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan
tersebut

dipergunakan

sebagai

dasar

untuk

merencanakan

pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

c.

Aspek Hukum
Rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam
rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti
untuk menegakkan keadilan.

d.

Aspek Keuangan
Berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena isinya mengandung
data atau informasi yang dapat digunakan sebagai aspek keuangan.

e.

Aspek Pendidikan
Berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena isinya
menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis

dalam

kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien, informasi


tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran
dibidang profesi sipemakai.
f.

Aspek Dokumentasi
Berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut diatas, rekam medis

mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut


antara pasien dengan pemberi pelayanan saja. Kegunaan rekam medis secara
umum adalah :

a) Sebagai alat komunikasi antara dokter antara tenaga ahli lainnya yang ikut
ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan
kepada pasien.
b) Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
c) Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah
sakit.
d) Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter
dan tenaga kesehatan lainnya.
f) Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian pendidikan.
g) Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik
pasien.
h) Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan.

2.2 Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur


Efisiensi adalah kemampuan

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

dengan benar. Hal ini ditunjukkan secara matematik, atau terlihat dalam
perhitungan rasio antara keluaran (output) dengan masukan (input). Apabila anda

seorang manajer dikatakan efisien, apabila anda dapat mencapai keluaran yang
lebih tinggi (hasil, produktifitas, atau performance) dibandingkan masukamasukan (tenaga kerja, bahan baku, uang dan waktu) yang anda pergunakan
(Susatyo Herlambang & Arita Murwani, 2012).
Efisiensi menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu tepat atau sesuai
untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang
waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat,
berdaya guna.
Salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit
adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidur. Hal ini dilakukan untuk
memantau aktivitas penggunaan tempat tidur di unit perawatan rawat inap dan
untuk merencanakan pengembangannya (Rano indradi sudra:2010)
Pihak manajemen rumah sakit menyediakan sejumlah tempat tidur untuk
digunakan merawat pasien rawat inap dengan harapan bahwa setiap biaya yang
dikeluarkan untuk membeli dan menyediakan tempat tidur tersebut akan dapat
menghasilkan pemasukan dana dari pasien yang menggunakan tempat tidur
tersebut (Rano indradi sudra:2010)
Dari aspek ekonomi, tentu pihak manajemen menginginkan agar setiap
tempat tidur yang telah disediakan selalu terisi dan digunakan oleh pasien. Jumlah
tempat tidur yang kosong atau menganggur diharapkan sedikit mungkin (Rano
indradi sudra:2010)

Dari aspek medis terjadi arah penilaian yang bisa berlawanan.Tim medis
akan lebih senang dan merasa berhasil kerjanya jika seorang pasien bisa segera
sembuh sehingga tidak perlu lama dirawat, jadi tidak menggunakan tempat tidur
terlalu lama (Rano indradi sudra:2010).
Dengan adanya dua sudut pandang yang bisa berlawanan maka diperlukan
cara yang lebih tepat untuk menggambarkan efisiensi penggunaan tempat tidur di
rumah sakit. Dibutuhkan kriteria/parameter untuk menentukan apakah tempat
tidur yang tersedia telah berdaya guna dan berhasil guna.
Parameter yang digunakan untuk memantau efisiensi penggunaan tempat
tidur ini telah dirumuskan dan terdiri dari 4 parameter yaitu :
1. Bed occupancy ratio ( BOR)
2. Average Length of stay (ALOS)
3. Turn over interval (TOI)
4. Bed turn Over (BTO)
2.3 Grafik Barber Johnson
Pada tahun 1973, Barry Barber, M.A., PhD., Finst P., AFIMA dan David
Johnson, M.Sc berusaha merumuskan dan memadukan empat parameter untuk
memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur untuk bangsal
perawatan pasien. Keempat parameter yang dipadukan tersebut yaitu BOR,
ALOS,TOI, dan BTO. Perpaduan keempat parameter tersebut lalu diwujudkan
dalam bentuk grafik yang akhirnya dikenal dengan grafik Barber Johnson (Rano
indradi sudra:2010)

Menurut perhimpunan profesi perekam medis dan informasi kesehatan


indonesia (PORMIKI) yang disampaikan oleh Sis Wuryanto (2004:1), grafik
Barber Johnson adalah salah satu alat untuk mengukur tingkat efisiensi
pengelolaan rumah sakit.
2.3.1 Indikator Grafik Barber Johnson
Menurut Rano indradi sudra indikator grafik Barber Johnson yaitu :
a. BOR (Bed Occupancy Rate)
Adalah angka yang menunjukkan persentase penggunaan tempat tidur di
unit rawat inap (bangsal) pada periode tertentu.Secara statistik semakin
tinggi nilai BOR berarti semakin tinggi pula penggunaan tempat tidur yang
ada untuk perawatan pasien. Namun peningkatan BOR yang terlalu tinggi
justru bisa menurunkan kualitas kinerja tim medis dan menurunkan
kepuasan serta keselamatan pasien. Di sisi lain,semakin rendah BOR
berarti semakin sedikit tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien
dibandingkan dengan tempat tidur yang telah disediakan. Dengan kata
lain, jumlah pasien yang sedikit ini bisa menimbulkan kesulitan
pendapatan ekonomi bagi pihak rumah sakit. Dengan memperhatikan halhal tersebut di atas maka perlu adanya suatu ideal yang menyeimbangkan
kualitas medis, kepuasan pasien, keselamatan pasien, dan aspek
pendapatan ekonomi bagi pihak rumah sakit. Oleh karena itu ditetapkan
nilai ideal BOR adalah 75% - 85%, apabila nilai BOR >85% berarti
tempat tidur yang dipakai di rumah sakit penuh.

Rumus:
P=
Keterangan :

100%

P: Angka yang menunjukkan persentase tempat tidur yang digunakan


O: Rata-rata hari perawatan
A: Jumlah tempat tidur

b. BTO (Bed Turn Over)


BTO menunjukkan rerata jumlah pasien yang menggunakan setiap tempat
tidur dalam periode tertentu. Angka BTO sangat membantu untuk menilai
tingkat penggunaan tempat tidur. Semakin tinggi angka BTO berarti setiap
tempat tidur digunakan oleh banyak pasien secara bergantian. Hal ini tentu
merupakan kondisi yang menguntungkan bagi pihak rumah sakit karena
tempat tidur yang disediakan tidak menganggur. Namun ini juga akan
mudah menimbulkan ketidakpuasan pasien, bisa mengancam keselamatan
pasien, bisa menurunkan kinerja kualitas medis, dan bisa meningkatkan
kejadian infeksi nosokomial. Oleh karena itu ditetapkan nilai BTO ideal
yaitu minimal 30 pasien dalam periode satu tahun.

Rumus:
B=
Keterangan:
B: Tingkat penggunaan tempat tidur
D: Jumlah pasien keluar (hidup dan meninggal)
A: Jumlah tempat tidur

c. ALOS (Average Length Of Stay)


Adalah rata-rata lama rawat seorang pasien, atau rata-rata jumlah hari
pasien rawat inap yang tinggal di rumah sakit, tidak termasuk bayi lahir.
Rata-rata lama dirawat disebut juga sebagai Average Length Of Stay dan
sering ditulis AvLOS atau ALOS. Indikator ini disamping memberikan
gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal
yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Dari aspek medis, semakin
panjang ALOS maka bisa menunjukkan kinerja kualitas medis yang
kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama. Dari aspek ekonomis,
semakin panjang ALOS berarti semakin tinggi biaya yang nantinya harus
dibayar oleh pasien. Jadi, diperlukan keseimbangan antara sudut pandang
medis dan ekonomis untuk menentukan nilai ALOS yang ideal.
Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 3-12 hari.

Rumus:
L= O X
Keterangan:
L : Rata-rata lama seorang pasien dirawat
O: Rata-rata hari perawatan
D: Jumlah pasien keluar hidup dan meninggal
Selain ALOS juga terdapat istilah Lama dirawat atau LOS (Length of Stay)
yaitu merupakan jumlah hari kalender dimana pasien mendapatkan
perawatan rawat inap di rumah sakit, sejak tercatat sebagai pasien rawat
inap (admisi) hingga keluar dari rumah sakit (discharge).
d. TOI ( Turn Over Interval )
TOI menunjukkan rata-rata jumlah hari sebuah tempat tidur tidak
ditempati untuk perawatan pasien. Tempat tidur tidak ditempati
maksudnya antara tempat tidur ditinggalkan oleh seorang pasien hingga
digunakan kembali untuk perawatan pasien berikutnya. Semakin besar
angka TOI, berarti semakin lama saat dimana tempat tidur tidak digunakan
pasien. Hal ini berarti tempat tidur tidak produktif. Semakin kecil angka
TOI, berarti semakin singkat saat tempat tidur menunggu pasien
berikutnya. Hal ini berarti tempat tidur sangat produktif. Apalagi jika TOI
sa ma dengan kosong berarti tidak sempat kosong satu haripun dan segera
digunakan lagi oleh pasien berikutnya. Hal ini sangat menguntungkan
secara ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit, tetapi juga bisa
merugikan karena tempat tidur tidak sempat disiapkan secara baik yang

akibatnya kejadian infeksi nosokomial mungkin bisa meningkat. Oleh


karena itu ditetapkan nilai TOI ideal yaitu 1-3 hari.
Rumus:
T= (A-O) X 365/D
Keterangan:
T: Interval penggunaan tempat tidur
A: Jumlah tempat tidur
D: Jumlah pasien keluar hidup dan meninggal
O: Rata-rata hari perawatan

2.3.2 Manfaat Grafik Barber Johnson


Menurut Ery Rustiyanto (2010:58) manfaat Grafik Barber Johnson adalah:
1. Sebagai alat bantu perbandingan
Membandingkan perkembangan pelayanan kesehatan rumah sakit dari
tahun ke tahun yang dilihat dari grafik ALOS, TOI, BOR dan bidang
efisiensi
2. Sebagai alat bantu untuk menganalisa:
a) Mengetahui dengan cepat efisiensi suatu fasilitas kesehatan dengan
melihat posisinya terhadap bidang (daerah) efisiensi, yaitu BOR 75%,
TOI minimal 1 hari dan maksimal 3 hari.
b) Membandingkan efisiensi suatu rumah sakit (fasilitas kesehatan yang
satu dengan yang lain)

3. Sebagai alat bantu menyajikan laporan rumah sakit


4. Sebagai alat bantu pengambilan keputusan
Apabila laporan BOR, ALOS, TOI dan BTO setelah digambarkan dalam
grafik Barber Johnson, garis-garis keempat indikator tersebut tidak diketahui
dalam satu titik berarti laporan tersebut tidak menggambarkan daerah efisien.
2.3.3 Makna Grafik Barber Johnson
a) Makin dekat grafik BOR dengan sumbu Y, berarti BOR semakin tinggi
b) Makin dekat dengan grafik BTO dengan titik sumbu, discharges dan death
per available (BTO) menunjukkan semakin tinggi jumlahnya.
c) Jika rata-rata TOI tetap, tetapi ALOS berkurang, maka BOR akan
menurun.
d) Bila TOI tinggi, kemungkinan disebabkan organisasi yang kurang baik,
kurangnya permintaan akan tempat tidur atau kebutuhan tempat tidur, TOI
tinggi dapat diturunkan dengan mengadakan perbaikan organisasi tanpa
mempengaruhi ALOS.
e) Bertambahnya ALOS disebabkan karena keterlambatan administrasi
dirumah sakit, kurang baiknya perencanaan dalam memberikan pelayanan
kepada pasien atau kebijakan dibidang medis.

f) Pada Grafik Barber Johnson terdapat suatu daerah yang dibatasi :


BOR berkisar antara

: 75% - 85%

ALOS berkisar antara

: 3-12 hari

TOI berkisar antara

: 1-3 hari

BTO berkisar antara

: >30 kali

(Ery Rustiyanto:2010)

2.3.4 Dasar Menggambar Grafik Barber Johnson


Menurut Ery Rustiyanto dasar menggambar grafik Barber Johnson yaitu:
1. Sumbu horizontal X adalah TOI dan sumbu vertikal Y ordinat adalah
ALOS.
2. Buatlah garis BOR = 50% dengan menghubungkan titik (x,0) dan titik
(y,1)
3. Buatlah garis BOR = 70% dengan menghubungkan titik (x,3) dan titik
(y,7)
4. Buatlah garis BOR = 80% dengan menghubungkan titik (x,1) dan titik
(y,4)
5. Buatlah garis BOR = 90% dengan menghubungkan titik (x,1) dan titik
(y,9)
6. Buatlah garis BTO 30 pasien yaitu dengan menghubungkan titik (x,12 1/6)
dn titik (y,12 1/6)
7. Buatlah garis BTO 20 pasien yaitu dengan menghubungkan titik (x,18 1/4)
dn titik (y,18 1/4)

8. Buatlah garis BTO 15 pasien yaitu dengan menghubungkan titik (x,23 1/3)
dn titik (y,23 1/3)
9. Buatlah garis BTO 12,5 pasien yaitu dengan menghubungkan titik (x,29
1/5) dn titik (y,12 1/5)
10. Buatlah daerah efisiensi (daerah yang diaksir) dengan dibatasi TOI 1 hari
dan 3 hari, serta BOR 75%
Menurut grafik Barber johnson grafik yang berada di luar dibidang ini
menggambarkan bahwa pelayanan Rumah sakit adalah tidak efisien.

2.3.5 Cara membaca Grafik Barber Johnson


Untuk membaca grafik Barber Johnson lihatlah posisi titik Barber
Johnson terhadap daerah efisien. Apabila titik Barber Johnson terletak
didalm daerah efisien berrti penggunaan Tempat Tidur pada periode yang
bersangkutan sudah efisien begitu juga sebaliknya bila titik Barber
Johnson diluar daerah efisien berarti penggunaan tempat tidur periode
tersebut belum efisien (www.nersmanajer.blogspot.com)

2.4 Komponen-komponen pada pembuatan Grafik Barber Johnson


2.4.1 Input
Input merupakan sumber data/informasi untuk menunjang upaya
manajemen kesehatan. Input merupakan sumber daya (tenaga, biaya, fasilitas)
untuk pengelolaan dan pemanfaatan data/informasi (Ery Rustiyanto:2010).

2.4.2 Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang memiliki potensi,
kemampuan yang tepat guna, berdaya guna, berpribadi dalam kategori
tertentu untuk bekerja dan berperan serta dalam pembangunan, sehingga
berhasil guna bagi dirinya dan masyarakat secara keseluruhan (Oemar
Hamalik,2007:7)
Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM
merupakan potensi

yang terkandung dalam diri manusia untuk

mewujudkan perannya sebagai makhluk social yang adaptif dan


transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi
yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan
dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis
sehari hari , SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari system
yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu , dalam bidang kajian
psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri

dan

organisasi (Sumber daya manusia Wikipedia bahasa Indonesia)

2.4.3 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melaui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (soekidjo notoatmojo,2012: 138)

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting


dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour ).
Tingkat

Pengetahuan

didalam

Domain

Kognitif,

mempunyai

6 tingkatan, yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kamampuan untuk menjelaskan
secara

benar

tentang

objek

yang

diketahui,

dan

dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.


3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.
5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkankan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.4.4 Sarana dan Prasarana


Moenir (1992:119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis
peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat
utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka
kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Pengertian
yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana dan
prasarana adalah merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu
proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu
maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan
tujuan yang hendak dicapai.
Sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki fungsi utama sebagai
berikut :
1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat
waktu

2. Meningkatkan produktivitas baik barang dan jasa


3. Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin
4. Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak pengguna/pelaku
5. Ketetapan susunan stabilitas pekerjaan lebih terjamin
6. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan
7. Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang
mempergunakannya
Sarana kerja/fasilitas kerja yang ditinjau dari segi kegunaan, sarana
dan prasarana dibagi sebagai berikut :
1.

Peralatan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi langsung


sebagai alat produksi untuk menghasilkan barang atau berfungsi
memproses suatu barang yang berlainan fungsi dan gunanya.

2. Perlengkapan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi sebagai


alat pembantu tidak langsung dalam produksi, mempercepat proses, dan
menambah kenyamanan dalam pekerjaan.
3. Perlengkapan pembantu atau fasilitas, yaitu semua jenis benda yang
berfungsi membantu kelancaran gerak dalam pekerjaan.
(www.shvoong.com)

2.5 Proses
Proses merupakan suatu pengorganisasian dan tata kerja unit pengelolaan
data/informasi termasuk aspek koordinasi, integrasi dan kerjasama antar unit
pelayanan dan pengelola data unit rekam medis (Ery Rustiyanto:2010).

2.5.1 Cara membuat Grafik Barber johnson


Menurut Rano indradi sudra, 2010 ketentuan-ketentuan yang harus diingat
waktu membuat grafik Barber Johnson yaitu:

Skala pada sumbu horisontal tidak harus sama dengan skala sumbu
vertikal

Skala pada suatu sumbu harus konsisten

Skala pada sumbu horisontal dan vertikal dimulai dari angka 0 dan
berhimpit membentuk koordinat (0,0)

Judul grafik harus jelas menyebutkan nama RS, nama bangsal (bila perlu),
dan periode waktu

Garis bantu BOR dibuat dengan cara :


a) Tentukan nilai BOR yang akan dibuat garis bantunya, misalnya BOR =
75%
b) Tentukan koordinat titik bantu BORnya sesuai nilai BOR tersebut,
misalnya untuk BOR 75% maka koordinat titik bantunya adalah:
LOS = nilai BOR dibagi 10 =75/10 = 7,5 dan
TOI = 1-nilai ALOS = 1-7,5 = 2,5
c) Tarik garis mulai dari koordinat 0,0 melewati titik bantu BOR tersebut
d) Beri keterangan, misalnya bahwa garis tersebut adalah BOR = 75%

Garis bantu BTO dibuat dengan cara :


a) Tentukan nilai BTO yang akan dibuat garis bantunya, misalnya BTO =
10

b) Tentukan titik bantu di sumbu ALOS dan TOI (nilainya sama) dengan
cara:
Titik bantu = (jumlah hari dalam periode laporan) dibagi nilai BTO =
30/10 =3
Jadi lokasi titik bantunya adalah ALOS = 3 dan TOI =3
c) Tarik garis yang menghubungkan kedua titik bantu tersebut
d) Beri keterangan,misalnya bahwa garis tersebut adalah BTO = 10

Daerah efisien dibuat dan mirip daerah yang dibatasi oleh perpotongan
garis : TOI = 1, TOI = 3, BOR = 75%,A LOS = 12

2.5.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah
program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan,
langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan
guna

mencapai

sasaran

dari

program

yang

ditetepkan

semula

(www.ekhardhi.blogspot.com)
2.5.3 Standar Operasional Prosedur
SOP (Standar Operasional Prosedur) adalah panduan hasil kerja yang
diinginkan serta proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat dan di
dokumentasikan secara tertulis yang memuat prosedur (alur proses) kerja secara
rinci dan sistematis. Alur kerja (prosedur) tersebut haruslah mudah dipahami dan
dapat di implementasikan dengan baik dan konsisten oleh pelaku. Implementasi
SOP yang baik akan menunjukkan konsistensi hasil kerja, hasil produk dan proses

pelayanan seluruhnya dengan mengacu kepada kemudahan, pelayanan dan


pengaturan yang seimbang (http://taufikamsyah.wordpress.com)
2.5.4 Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran
kemajuan atas objektif program, memantau perubahan, yang fokus pada proses
dan keluaran. Monitoring menyediakan data dasar untuk menjawab permasalahan,
sedangkan evaluasi adalah memposisikan data-data agar dapat digunakan dan
diharapkan memberikan nilai tambah. Evaluasi adalah mempelajari kejadian,
memberikan solusi untuk masalah, rekomendasi yang harus dibuat, menyarankan
perbaikan. Namun tanpa monitoring, evaluasi tidak dapat dilakukan karena tidak
memiliki

data

dasaruntuk

dilakukan

analisis,

dan

dikhawatirkan

akan

mengakibatkan spekulasi, oleh karena itu monitoring dan evaluasi harus berjalan
seiiring (www.wikipedia.org)

2.6 Output
Output adalah hasil akhir dari masukan yang diproses dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna. Output adalah pemanfaatan data/informasi untuk
menunjang manajemen dan pengembangan kegiatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. (Eru Rustiyanto:2010)

Gambar 2.1 :parameter Grafik Barber Johnson

Gambar 2.2 Penerapan Grafik Barber Johnson

Gambar 2.3 Grafik Barber Johnson tidak efisien

Analisis grafik diatas


INDIKATOR HASIL
BOR

INTERPRETASI DAN ANALISA

75%

Dalam tahun 2007 rata-rata pemakaian tempat tidur


sebesar 75% sehingga sudah efisien

ALOS

12 hari

Dalam tahun 2007 rata-rata lamanya pasien dirawat 12


hari, berarti sudah efisien

TOI

4 hari

Dalam tahun 2007 interval pemakaian tempat tidur 4


hari dan belum efisien

BTO

22 pasien

Dalam tahun 2007 rata-rata pasien keluar sebanyak 22


pasien, berarti belum efisien

Tabel 2.2 Analisis grafik Barber Johnson

2.6.1 Ketepatan
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakgerak bebas terhadap suatu sasaran. Ketepatan adalah kumpulan bagian atau
elemen

yang

dihasilkan

dari

berfungsinya

proses

dalam

sistem

(www.physicaltrainingcenterrace.blogspot.com).
Adapun nilai standar efisiensi indikator grafik Barber Johnson menurut
Rano Indradi Sudra yaitu :
1. BOR (Bed Occupancy Rate)
Nilai ideal BOR adalah 75% - 85%
2. BTO (Bed Turn Over)
Nilai BTO ideal yaitu minimal 30 pasien dalam periode satu tahun
3. ALOS (Average Length Of Stay)
Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 3-12 hari
4. TOI ( Turn Over Interval)
Nilai TOI ideal yaitu 1-3 hari.

BAB III
ALUR PIKIR
3.1 Alur Pikir
Input :

Proses :

1. Sumber

-Pelaksanaan
pembuatan
grafik Barber
johnson

Daya
Manusia

Output :

2. Sarana dan
Prasarana

-Monitoring
dan evaluasi
pembuatan
grafik barber
johnson

Ketepatan
nilai
BOR,BTO,
TOI,dan
ALOS
Ketepatan
Grafik
Barber
Johnson

Gambar 3.1 Alur pikir analisis tingkat efisiensi pengelolaan tempat tidur berdasarkan
grafik barber johnson

3.2 Defenisi Operasional


1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang memiliki potensi,
kemampuan yang tepat guna, berdaya guna, berpribadi dalam kategori
tertentu untuk bekerja dan berperan serta dalam pembangunan, sehingga
berhasil guna bagi dirinya dan masyarakat secara keseluruhan.
Cara pengumpulan data dari sumber daya manusia ini yaitu dilihat
dari segi pengetahuan petugas dalam menghitung indikator grafik Barber

Johnson dan menggambarkan grafik Barber Johnson melalui wawancara


mendalam terhadap responden dimana responden disini adalah kepala
rekam medis dan petugas rekam medis.
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah merupakan seperangkat alat yang
digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembuataan grafik Barber
Johnson.
Cara pengumpulan data dari sarana dan prasarana ini melalui
wawancara mendalam terhadap responden dimana responden disini adalah
kepala rekam medis dan petugas rekam medis.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan rencana, dalam melaksanakan
suatu rencana kegiatan, ada kalanya kegiatan yang dibuat tersebut tidak
atau belum dapat menyelesaikan masalah.
Cara pengumpulan data dari pelaksanaan ini dilakukan dengan
wawancara mendalam terhadap kepala rekam medis dan petugas rekam
medis.
4. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi digunakan untuk meyakinkan bahwa apa
yang direncanakan dalam pembuatan grafik Barber Johnson benar
dilaksanakan.

Cara pengumpulan data dari monitoring dan evaluasi ini dilakukan


dengan wawancara mendalam terhadap kepala rekam medis dan petugas
rekam medis.
5. Ketepatan
Ketepatan adalah Tepatnya Petugas dalam menghitung nilai BOR,
BTO, TOI, dan ALOS, begitu juga dengan ketepatan petugas
menggambarkan

atau

melukiskan

grafik

Barber

Johnson.

Cara

pengumpulan data untuk mengetahui ketepatan nilai BOR, BTO, TOI, dan
ALOS adalah dengan menghitung menggunakan rumus mencari nilai
BOR, BTO, TOI, dan ALOS. Sedangkan untuk melihat ketepatan grafik
Barber Johnson, cara pengumpulan data dilakukan dengan cara
menggambarkan atau melukiskan grafik Barber Johnson

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Desain Penelitian


Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dimana
peneliti ingin menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan Grafik
Barber Johnson di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2014.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian

dilakukan

pada

unit

rekam

medis

di

RSUD

Kota

Padangsidimpuan, dimana waktu penelitian dilakukan dari tanggal 07 s.d 15 April


2014.

4.3 Sasaran
a. Informan
Informan pada penelitian ini adalah kepala rekam medis dan petugas
rekam medis sebanyak 4 orang yang terlibat dalam kegiatan pembuatan grafik
Barber Johnson di RSUD Kota Padangsidimpuan dengan cara pengambilan
sampel menggunakan teknik total sampling .
Penentuan informan sebagai sumber data ataupun sasaran dilakukan
dengan pertimbangan yaitu :
1.

Sumber data (informan) adalah orang yang dianggap paling


mengetahui tentang informasi mengenai apa yang dikaji dari
peneliti lakukan yaitu kepala rekam medis di RSUD Kota
Padangsidimpuan.

2.

Sumber data (informan) adalah orang yang terlibat dalam


pelaksanaan pembuatan grafik Barber Johnson yaitu petugas
rekam medis.

b. Nilai BOR, BTO, TOI, ALOS, dan Grafik Barber Johnson


Nilai BOR, BTO, TOI, ALOS, dan Grafik Barber Johnson pada penelitian
ini adalah seluruh Nilai BOR, BTO, TOI, ALOS, dan Grafik Barber Johnson pada
tahun 2013 dengan cara menghitung nilai BOR, BTO, TOI, ALOS sesuai dengan
pengolahan data dari buku register yang telah direkap, dan menggambarkan grafik
Barber Johnson sesuai nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS yang telah dihitung.
4.4. Bahan Peneliti
Agar penelitian yang dilakukan ini tersimpan dengan jelas, penelitian
harus memiliki bukti telah melakukan penelitian kepada sumber data, maka dalam
penelitian ini diperlukan bantuan bahan atau alat-alat untuk meneliti yaitu sebagai
berikut :
a. Pedoman wawancara yaitu sekumpulan pertanyaan yang berhubungan
dengan objek penelitian.
b. Buku catatan yaitu sebuah buku yang digunakan untuk mencatat semua
percakapan dengan informan.
c. Perekam suara yaitu untuk merekam percakapan pada saat melaksanakan
wawancara mendalam terhadap informan.

4.5 Teknik Pengambilan Data


Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data yang diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap kepala
instalasi rekam medis dan petugas rekam medis tentang sarana dan
prasarana, sumber daya manusia, pelaksanaan pembuatan grafik Barber
Johnson, monitoring dan evaluasi serta menghitung ketepatan nilai BOR,
BTO, TOI, ALOS, dan menggambarkan Grafik Barber Johnson di RSUD
Kota Padangsidimpuan Tahun 2013.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari RSUD Kota Padangsidimpuan yaitu data
yang menunjang sesuai kebutuhan penelitian, seperti struktur organisasi
rekam medis, jumlah petugas rekam medis dan lain-lain.
Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara:
a. Wawancara (interview)
Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam terhadap kepala rekam
medis dan petugas rekam medis untuk mengetahui sumber daya manusia,
sarana dan prasarana, Standar Operasional Prosedur (SOP), dan
monitoring maupun evaluasi terhadap pembuatan grafik Barber Johnson
di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2014 dengan pedoman kuesioner.
b. Menghitung
Data dikumpulkan lalu dilakukan perhitungan ketepatan nilai BOR, BTO,
TOI, ALOS berdasarkan data yang ada pada buku register rawat inap yang

telah direkap dan menggambarkan atau melukiskan grafik Barber Johnson


di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2014
4.6 Analisa Data
4.6.1 Analisa Data Pendekatan Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan
gambar (Sugiono, 2008). Untuk menganalisa data kualitatif ini digunakan
teknis analisa kualitatif yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
1. Reduksi data
Reduksi data adalah merangkum seluruh data, melakukan seleksi
pengkodean,

membuat

kategorisasi

dan

membuat

catatan

kaki,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, menyederhanakan dan dicari


polanya dari data kasar yang telah diperoleh di lapangan.
2. Penyajian data
Hasil reduksi data disajikan dalam bentuk teks yang naratif, merupakan
suatu laporan sistematis dan mudah dipahami. Penyajian data adalah
sekumpulan informasi yang telah disusun sedemikian rupa dari hasil
reduksi data.
3. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat hasil reduksi data dan
penyajian data dengan mengambil intinya serta tetap mengacu pada
rumusan masalah dan tujuan penelitian.

4.6.2 Keabsahan Data


Keabsahan dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui
kredibilitas, dependability, confirmability dan transferability. Pada akhir
wawancara peneliti menyimpulkan hasil wawancara dan menanyakan
kebenarannya kepada informan. Adapun pembagian keabsahan data
tersebut :
1. Uji Kredibility
Dilakukan dengan mengumpulkan data secara lengkap dengan wawancara
mendalam dengan memperlihatkan transkip hasil wawancara berikutnya di
RSUD Kota Padangsidimpuan. Uji Kredibility dilakukan dengan
triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data adalah membandingkan
dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Triangulasi dalam
pengujian kredibility diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
2. Pengujian Dependability
Dependability merupakan kestabilan data dari waktu ke waktu di setiap
kondisi apapun, dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
3. Pengujian Confirmability
Confirmability merupakan objektifitas dan netralitas data dimana terdapat
persetujuan antara dua orang atau lebih dalam relavansi hasil wawancara.

Uji Confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya


dapat dilakukan secara bersamaan.
4. Pengujian Tranferability
Bagi penelitian naturalistik, nilai transfer bergantung pada pemakai,
hingga manakala hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks
dan situasi lain. Supaya orang lain dapat membantu hasil penelitian
tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan
uraian rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1

Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum RSUD Kota Padangsidimpuan


Rumah sakit umum daerah Kota Padamgsidimpuan adalah
merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah daerah provinsi
Sumatera Utara yang didirikan pada tahun 1937, dimana letak bangunan
berada di jalan Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Kelurahan Wek IV
Kecamatan Padangsidimpuan Utara.
Berdasarkan surat keputusan menteri kesehatan RI Jakarta tanggal
22 Februari 1979 No : 51/ MENKES/SK/11/1979. Rumah sakit umum
daerah kota padangsidimpuan ditetapkan sebagai rumah sakit berstatus
kelas C, dan dengan struktur hirarki rumah sakit memiliki pemerintahan
daerah telah ditetapkan dalam keputusan gubernur kepala daerah tingkat I
sumatera Utara tanggal 10 Maret 1983 No : 061-1-58/K/Tahun 1983
tentang susunan organisasi dan tata kerja rumah sakit umum kota
padangsidimpuan, selanjutnya dikembangkan dalam keputusan gubernur
kepala daerah tingkat I sumatera utara tanggal 21 juni 1996 No. 11 Tahun
1996. Untuk memenuhi perkembangan zaman dan kebutuhanmasyarakat
yang terus menerus meningkat disertai dengan keberhasilan pengelolaan
dan pembangunan yang dilaksanakan, rumah sakit umum daerah kota
padangsidimpuan dinaikkan kelasnya menjadi rumah sakit umum kelas
B Non Pendidikan dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 144 buah,

berdasarkan surat keputusan menteri kesehatan republik indonesia no :


316/MENKES/SK/1999 tanggal 23 April 1999.
Dengan persetjuan menteri dalam negeri no : 061/1732/SJ/1999
tanggal 23 juli 1999, kemudian di tuangkan dalam bentuk peraturan daerah
provinsi sumateraa utara tentang organisasi dan tata kerja rumah sakit
umum kota padangsidimpuan dengan nomor surat keputusan no : 8 Tahun
1999.
Seiring dengan dikeluarkan Undang-undang No. 4 Tahun 2001
tentang pembentukan Kota Padangsidimpuan menjadi Lembaga tekhnis
daerah berbentuk badan milik pemerintah kota padangsidimpuan, sesuai
dengan peraturan daerah kota padangsidimpuan No. 05 Tahun 2003.

5.1.2 Letak Geografis


Rumah sakit umum daerah kota padangsidimpuan secara geografis
berada di pusat kota padangsidimpuan dan sangat strategis karena berada
persis diposisi silang jalur lintas darat antara sumatera dan jawa atau
sebaliknya, apalagi jarak tempuh jalan darat ke pusat provinsi sumatera
utara (Medan) sejauh 475 Km dengan menghabiskan waktu tempuh 10
jam perjalanan. Kondisi diatas ini, memaksa rumah sakit umum daerah kota
padangsidimpuan menjadi tumpuan harapan masyarakat dalam pelayanan
bidang kesehatan dari berbagai daerah sekitarnya dijalur pantai bagian barat
provinsi sumatera utara.

a. Visi
Rumah sakit umum daerah yang diminati oleh masyarakat
b. Misi
Misi

yang

hendak

dilaksanakan

oleh

RSUD

Kota

Padangsidimpuan adalah :
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan secara profesional.
2. Mewujudkan pengelolaan rumah sakit umum daerah yang transparan
dan akuntabel.

c. Tujuan
Tujuan dari RSUD Kota Padangsidimpuan adalah :
1. Menjadikan rumah sakit rujukan di pantai barat
2. Terwujudnya peningkatan kualitas, disiplin aparatur dan pengelolaan
administrasi, keuangan yang dapat mendukung peningkatan pelayanan
kesehatan

5.1.3 Karakteristik Informan


Adapun

karakteristik

dari

informan

penelitian

di

RSUD

Kota

Padangsidimpuan dapat diuraikan pada tabel berikut :


Tabel 5.1
Distribusi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase

Laki-laki

40 %

Perempuan

60 %

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 60 % informan berjenis kelamin


perempuan dan 40 % lagi laki-laki.
Tabel 5.2
Distribusi Informan Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan
Terakhir
SLTA
D3 Rekam Medis
D3 Keperawatan
S1

Jumlah

Persentase

3
2
-

60 %
40 %
-

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa informan pada penelitian ini 60


% mempunyai pendidikan terakhir D3 Rekam Medis, dan 40 % pendidikan
terakhir D3 Keperawatan.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Informan Berdasarkan Umur
Umur
1-13

Jumlah
0

Persentase
-

14-26

20 %

27-39

80 %

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa informan pada penelitian ini 80


% berusia 27-39 tahun dan 20 % lagi berusia kisaran 14-26 tahun.
5.1.4 Komponen Input
5.1.4.1 Sumber Daya Manusia
Berdasarkan wawancara mendalam dari 5 orang petugas rekam medis,
pendidikan petugas 3 orang berlatar belakang D3 Rekam Medis, dan 2 orang
berlatar belakang D3 Keperawatan

diketahui bahwa

petugas sudah cukup

mengetahui tentang pembuatan grafik Barber Johnson. Di dapatkan hasil sebagai


berikut :
Menurut Bapak/Ibu bagaimana penerapan grafik Barber Johnson di RSUD
Kota Padangsidimpuan?
Inda pedo sesuai dohot harapan, harana disampingkon dope pembuatan
grafik barber johnsonon (Informan 1,3) maksudnya :
Pembuatan Grfaik barber johnson belum sesuai dengan harapan,
karena masih dikesampingkan (Informan 1,3)
Menurut saya pembuatan Grafik Barber johnson di RSUD Kota
Padangsidimpuan selama ini masih jauh dari hasil yang memuaskan
(Informan 2)
Penerapan pembuatan Grafik barber johnson belum baik (Informan 4 )
Baru akhir-akhiron dope dibaeni, pas ro si edy anggo nasalah tahun
2012 sanga 2011 dibaen (Informan 5) Maksudnya :
Pembuatan grafik barber johnson baru dilaksanakan akhir-akhir ini
saja, kalau tidak salah tahun 2012 atau 2011 baru dilaksanakan
(Informan 5)

Bagaimana menurut Bapak/ Ibu tentang pengertian grafik barber johnson?


Maksud ni grafik barber johnsoni i ma grafik mangaligi sanga biado
efisien sanga inda di gunaon tempat tiduri, biasana grafik barber johnsoni
adong nilai BOR, BTO, TOI, ALOS nai (Informan 1) Maksudnya:
Maksud grafik barber johnson itu yaitu grafik melihat apakah efisien
atau tidaknya penggunaan tempat tidur di rumah sakit, grafik barber
johnson memiliki nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS (Informan 1)
Menurut saya yang dimaksud dengan Grafik barber johnson yaitu grafik
yang menggambarkan mutu pelayanan suatu rumah sakit berdasarkan
nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS sehingga diketahui efisien atau tidaknya
pengelolaan tempat tidur di rumah sakit (Informan 2)
Setahu saya Grafik Barber Johnson merupakan grafik yang
menghubungkan nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS, dan ada juga
didalamnya daerah efisien (Informan 4,5)
Menurut Ibu mulai kapankah Grafik Barber Johnson di RSUD Kota
Padangsidimpuan diterapkan ?
Grafik Barber Johnson on mulai diterapkan mulai tahun 2011 (Informan
1)
Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang kegunaan Grafik Barber Johnson ?
Guna ni grafik barber johnsonon ima giot maligi sanga efisien
penggunaan ni tempat tidur di rumah sakit on(Informan 1,3)
Kegunaan Grafik Barber Johnson yaitu untuk menilai mutu pelayanan
di rumah sakit berdasarkan pengelolaan tempat tidurnya (Informan 2)
Kegunaan Grafik Barber Johnson yaitu untuk melihat nilai BOR, BTO,
TOI, dan ALOS dalam satu grafik (Informan 5)
Untuk melihat efisiensi tempat tidur di dalam satu grafik (Informan 4)

Menurut Bapak/Ibu bagaimana yang dimaksud dengan BOR, BTO, TOI,


dan ALOS?
BOR= persentase penggunaan tempat tidur, BTO = berapa kali
tempat tidur digunakan oleh pasien, TOI = Tempat tidur yang tidak
ditempati, ALOS = rata-rata lamanya pasien dirawat (Informan 1,2,3)
Semua nya itu tentang penghitungan tempat tidur aja, biar dapat
menghitung grafik nya (Informan 4)
Kurang tau, soalnya lebih sering lihat singkatannya aja, di gambar
grafik barber johnson (Informan 5)

Menurut Bapak/Ibu bagaimana cara mencari nilai BOR, BTO, TOI, dan
ALOS ?
On adong di meja rumus na, dibacaon dope ? tulis ma soni gie on
(Informan 1,3) Maksudnya :
Ini ada di atas meja rumusnya dek, dibacain lagi ? tulis aja la ini.
BOR=
BTO =

jumlah hari perawatan X 100%


Tempat tidur
Pasien keluar hidup + meninggal
Tempat tidur

ALOS =

Hari perawatan x 365


Pasien keluar Hidup + Meninggal

TOI = (Tempat tidur- Hari Perawatan) X 365/ Pasien keluar


(Informan 2)
Nggak tahu, gak pernah ngerjainnya (Informan 4)
Kurang tau la kakak dek, soalnya singkatannya aja yang sering dilihat di
gambar (Informan 5)
Menurut Bapk/Ibu berapa nilai ideal masing-masing keempat indikator
tersebut ?
BOR 75-85 %, BTO 30, TOI 1-3 hari, ALOS 3-12 hari (Informan 1,2,3)

Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai penerapan pembuatan Grafik


Barber Johnson selanjutnya ?
Saharusna grafik barber johnsonon ditingkatkon ma, nautamana
dibagian sarana prasarana nai anso momo mambaen grafik barber
johnson on, maligi efisien sanga inda penggunaan tempat tiduri pe mudah,
soni do kan gie ? (Informan 1,3) Maksudnya :
Seharusnya pembuatan grafik barber johnson lebih ditingkatkan lagi,
terutama pada bagian sarana dan prasarananya agar pembuatan grafik
barber johnson lebih mudah, begitu juga dalam melihat efisien atau
tidaknya penggunaan tempat tidur (Informan 1,3)
Sebaiknya sarana dan prasarananya ditambah lagi, seperti komputer
dan lembaran sensus (Informan 2)
Sebaiknya lebih ditingkatkan lagi (Informan 4)
sebaiknya diterapkan lebih baik lagi (Informan 5)
Tabel 5.4
Matrik Kesimpulan Wawancara Mendalam Dengan Informan
Tentang Sumber Daya Manusia
Wawancara mendalam
Pelaksanaan pembuatan
Grafik Barber Johnson
masih
jauh
dari
harapan. Petugas rekam
medis sudah mengerti
tentang Grafik Barber
Johnson , namun masih
ada beberapa orang
petugas yang kurang
mengerti tentang Grafik
Barber
Johnson
.
Petugas rekam medis
memiliki
keinginan
agar pembuatan Grafik
Barber Johnson lebih
ditingkatkan lagi, agar
lebih mudah melihat
efisiensi
pengelolaan
tempat tidur

Hasil penelitian
Hasil penelitian, bahwa
memang
masih
ada
beberapa petugas rekam
medis
yang
kurang
mengerti mengenai Grafik
Barber Johnson, termasuk
kurang mengerti mengenai
pengertian
beberapa
indikator Grafik Barber
Johnson
begitu
juga
dengan cara perhitungan
nilai indikator tersebut.
Petugas rekam medis
berharap
untuk
kedepannya
dalam
penerapan
pembuatan
Grafik Barber Johnson
lebih ditingkatkan lagi.

Kesimpulan
Masih ada beberapa
petugas yang kurang
mengetahui mengenai
indikator pembuatan
Grafik
Barber
Johnson, begitu juga
dengan
cara
perhitungannya.
Petugas berharap agar
penerapan selanjutnya
dalam
pembuatan
grafik barber johnson
lebih baik lagi.

5.1.4.2 Sarana dan Prasarana


Berdasarkan wawancara mendalam dari petugas rekam medis tentang
sarana dan prasarana pembuatan Grafik Barber Johnson di dapatkan hasil sebagai
berikut :
Menurut Bapak/Ibu bagaimanakah sarana dan prasarana,mengenai
pembuatan Grafik Barber Johnson selama ini?
Pembuatani grafik barber johnsoni napedo lengkap, harana hurang
dope sarana dohot prasarana nai, buku register rawat inap adong, tai
lembaran sensus harian na inda adong, lembaran rekapitulasi adong,
pengolahan data manual dope di baen, manggunaon kalkulator,
komputer i ma sada dot printer na i pe jot-jot sego ( Informan 1,3)
Maksudnya :
Pembuatan grafik barber johnson belum lengkap, karena sarana dan
prasarannya masih kurang, buku register rawat inap ada, tapi lembaran
sensus harian nggak ada, lembaran rekapitulasi ada, pengolahan data
manual, menggunakan kalkulator, komputer dan printer hanya satu,
itupun sering rusak (Informan 1,3)
Sarana dan prasarana pembuatan Grafik Barber Johnson selama ini
belum tersedia dengan lengkap, lembaran sensus harian tidak ada, yang
ada hanya lembaran rekapitulasi sensus harian yang diisi oleh perawat
masing-masing bangsal berdasarkan buku register rawat inap, petugas
rekam medis hanya merekap rekapitulasi tersebut dan menghitung nilai 4
indikator Grafik Barber Johnson berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut,
sedangkan untuk komputer yang ada hanya satu, itupun sering mate
oppot (error) yang digunakan untuk semua proses pelaksanaan rekam
medis, begitu juga denga printer yang ada hanya satu (Informan 2,4,5)

Apakah selama ini telah dilaporkan kepada pihak manajemen/


keuangan rumah sakit ?
Udah seringpun, tapi kayak yang kau lihat la sampe sekarang nggak
ada (Informan 2,4,5)
Madung jungada do dilaporkon pas rapat komite, tapi inda pedo
adong respon nai, hami usulkon giot ditambah komputer inda jungada
di tangion (Informan 1) Maksudnya :
Sudah pernah dilaporkan ketika rapat komite, tetapi belum ada
responnya, kami sudah pernah mengusulkan untuk penambahan
komputer tetapi nggak pernah didengarkan (Informan 1)
Madung, tai soni ma, sampe sannari nadong, jangankan mangido
komputer, tempat penyimpanan berkas rekam medis sajo na unjung
ro, berkas rekam medis pe marpayakan namarraturan di lantai dot
kardusi, i ma sering berkas mago (Informan 3) Maksudnya :
Sudah, tetapi seperti itu la, sampai sekarang nggak ada, jangankan
meminta komputer, tempat penyimpanan berkas rekam medis aja
nggak pernah datang, berkas rekam medis berserakan dilantai dan
kardus, makanya berkas rekam medis sering hilang (Informan 3)

Tabel 5.5
Matrik Kesimpulan Wawancara Mendalam Dengan Informan
Tentang Sarana Dan Prasarana
Wawancara mendalam
Hasil penelitian
Kesimpulan
Sarana dan prasarana Berdasarkan
hasil Sarana dan prasarana
pembuatan Grafik Barber penelitian
memang pembuatan
Grafik
Johnson
selama
ini lembaran sensus harian Barber Johnson belum
belum tersedia dengan tidak ada, yang ada tersedia
dengan
lengkap,
lembaran hanya
rekapitulasi lengkap, tidak ada
sensus harian tidak ada, sensus, pada ruangan lembaran sensus harian,
yang ada hanya lembaran rekam medis hanya yang
ada
hanya
rekapitulasi sensus , terdapat satu komputer lembaran rekapitulasi,
sedangkan
untuk dan satu printer. Hal ini komputer dan printer
komputer yang ada hanya sudah
pernah yang tersedia hanya
satu, itupun sering error dilaporkan,
tetapi satu. Kurangnya sarana
yang digunakan untuk memang belum ada dan prasarana ini sudah
semua
proses respon nyatanya.
pernah
dilaporkan
pelaksanaan
rekam
kepada
pihak
medis,
begitu
juga
manajemen
rumah
dengan printer yang ada
sakit, tetapi belum ada
hanya
satu.
Petugas
realisasi nyatanya.
sudah pernah melaporkan
hal tersebut kepada pihak
rumah sakit tetapi belum
ada respon nyata.

5.1.5 Komponen Proses


Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang petugas rekam medis,
ditemukan hasil sebagai berikut :
Menurut bapak/ ibu bagaimana kebijakan rumah sakit mengenai
pelaksanaan pembuatan Grafik Barber Johnson ?
Kebijakan rumah sakit inda adong, pembuatan grafik barber johnson
on pe berdasarkon kebijakan sian nami doon alak rekam medis
(Informan 1,3) Maksudnya :

Kebijakan rumah sakit tidak ada, pembuatan grafik barber johnson di


lakukan berdasarkan kebijakan petugas rekam medis sendiri ( Informan
1,3)
Mana ada kebijakan dari rumah sakit, orang rekam medis sendiri aja
yang buat (Informan 2)
Kebijakan rumah sakit tidak ada (Informan 4,5)
Menurut bapak/ibu bagaimana pelaksanaan pembuatan Grafik Barber
Johnson selama ini ?
pelaksanaan pembuatan Grafik Barber Johnson selama on Inda pedo
sesuai dohot harapan, harana disampingkon dope pembuatan grafik
barber johnsonon, penghitungan data nai dot pengolahan data secara
manual dope, pencatatanna pe soni, menggambarna manggunaon
komputer.(Informan 1,3) Maksudnya :
Pelaksanaan pembuatan grafik barber johnson selama ini belum
sesuai dengan harapan, karena masih dikesampingkan, Penghitungan
maupun pengolahan data dilakukan secara manual, begitu juga dengan
pencatatannya, menggambarnya menggunakan komputer (Informan 1,3)
Pelaksanaan pembuatan Grafik Barber Johnson baru dilaksanakan
pada tahun 2011, pembuatan Grafik Barber Johnson dilaksanakan kalau
kami lagi gak sibuk, atau lagi rajin baru kami kerjakan, kayak Grafik
Barber Johnson tahun 2013 baru dilaksankan bulan april ini 2014.
Menggambar Grafik barber johnson pake komputer tinggal input BOR,
BTO, TOI, ALOS aja,kan BOR, BTO, TOI, ALOS nya udah di cari
duluan (informan 2)
Nggak terlalu kami kerjain, alak si edy do na mangarejoi i ( Informan 5)
Maksudnya :
Tidak terlalu kami kerjain, orang si edy yang biasa ngerjain itu (Informan 4)
Pelaksanaan grafik barber johnson masih terkendala dengan kurangnya
sarana dan prasarana (Informan 4)
Apakah selama ini terdapat SOP mengenai pembuatan Grafik Barber
Johnson?

Inda adong SOP mambaen grafik barber johnson da, harana grafik barber
johnson on napedo digunaon secara rutin (Informan 1,3) Maksudnya :
SOP pembuatan grafik barber johnso tidak ada, karena grafik barber
johnson belum digunakan secara rutin (Informan 1,3 )
Bentar ya dek dilihat dulu, kayaknya nggak ada, iya dek emang nggak ada
( Informan 2)
Nggak ada (Informan 4,5)
Bagaimana pihak rumah sakit selama ini melaksanakan evaluasi dan
monitoring terhadap efisiensi pengelolaan tempat tidur jika pembuatan
Grafik Barber Johnsonnya sering terlambat, dan terkendala ?
Nggak ada monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap grafik barber
johnson (Informan 2,4,5)
Salama on monitoring dohot evaluasi najungada dilakuon na dilaporkon
tu pimpinan i ma jumlah kunjungan pasien na marobat sajo (Informan 1,3)
Maksudnya :
Selama ini monitoring dan evaluasi tidak pernah dilakukan yang
dilaporkan kepada pimpinan hanya jumlah kunjungan pasien saja.
Tabel 5.6
Matrik Kesimpulan Wawancara Mendalam Dengan Informan
Tentang Kebijakan, Pelaksanaan, SOP, dan Evaluasi Terhadap
Pembuatan Grafik Barber Johnson
Wawancara mendalam
Kebijakan rumah sakit
terhadap
pembuatan
Grafik Barber Johnson
tidak
ada,
hanya
kebijakan dari petugas
rekam medis saja untuk
pembuatan
Grafik
Barber
Johnson.
Selama ini pelaksanaan
pembuatan
Grafik
Barber Johnson masih
jauh
dari
harapan,
penghitungannya

Hasil penelitian
Berdasarkan
hasil
penelitian
,
penghitungan indikator
Grafik Barber Johnson
memang
dilakukan
secara manual, begitu
juga
dengan
pencatatannya.
SOP
pembuatan
Grafik
Barber
Johnson
memang tidak dibuat
oleh pihak rumah sakit.

Kesimpulan
Penghitungan dan
pengolahan data masih
dilakukan secara
manual, SOP mengenai
pembuatan Grafik
Barber Johnson di
rumah sakit ini, sampai
sekarang belum ada.

maupun
pengolahan
data masih dilakukan
secara
manual,begitu
juga
dengan
pencatatannya.
Monitoring
dan
evaluasi tidak pernah
dilakukan, begitu juga
dengan SOP pembuatan
Grafik Barber Johnson
tidak ada.

5.1.6 Komponen Output


5.1.6.1 Ketepatan Nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS
Tabel 5.7
Ketepatan Menghitung Nilai Indikator Grafik
Barber Johnson BOR, BTO, TOI, dan ALOS
Indikator Grafik Barber
Johnson

petugas

Peneliti

BOR (%)

32,43 %

32,43 %

BTO (Kali)

48,9

48,9

TOI (Hari)

2,4

2,4

ALOS (Hari)

5,04

5,04

Dari 5 orang petugas rekam medis di RSUD Kota Padangsidimpuan hanya


satu orang petugas rekam medis yang menghitung nilai indikator grafik barber
johnson ataupun nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS. Adapun hasil yang dihitung
oleh salah satu petugas rekam medis dari keempat indikator tersebut didapatkan
nilai BOR 32,43 %, BTO 48,9 , TOI 5,04 dan ALOS 2,4 hari. Hal ini sama

dengan hasil yang peneliti lakukan terhadap ketepatan nilai BOR, BTO, TOI, dan
ALOS di RSUD Kota Padangsidimpuan.
4.1.6.2 Ketepatan melukis Grafik Barber johnson
Hasil penelitian yang penulis lakukan di RSUD Kota Padangsidimpuan
ditemukan bahwa pelukisan grafik Barber Johnson dilakukan dengan cara
menggunakan komputer. Petugas rekam medis hanya menginputkan nilai BOR,
BTO, TOI, dan ALOS yang telah dihitung secara manual menggunakan
kalkulator, kemudian hasil pelukisan grafik Barber Johnson otomatis akan
tergambarkan. Pada hasil pelukisan grafik Barber Johnson di RSUD Kota
Padangsidimpuan ditemukan bahwa garis keempat indikator Grafik Barber
Johnson tidak ditemukan. Hal ini sama dengan hasil yang ditemukan oleh penulis
terhadap

ketepatan

melukis

Grafik

Barber

Johnson

di

RSUD

Kota

Padangsidimpuan. Adapun gambar Grafik barber Johnson yang dilukiskan oleh


penulis dan rumah sakit dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 5.1 Grafik Barber Johnson hasil Pelukisan Penulis

Gambar 5.2 Grafik Barber Johnson hasil Pelukisan Petugas


Rekam Medis di RSUD Kota Padangsidimpuan

BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Komponen Input
6.1.1 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang memiliki potensi,
kemampuan yang tepat guna, berdaya guna, berpribadi dalam kategori tertentu
untuk bekerja dan berperan serta dalam pembangunan sehingga berhasil guna bagi
dirinya dan masyarakat secara keseluruhan (Oemar Hamalik, 2007)
Sumber daya manusia yang handal, dibutuhkan didalam pengelolaan data
dan informasi kesehatan, sehingga kualitas informasi yang didapatkan oleh rumah
sakit efektif. Pelaksanaan dalam pembuatan Grafik Barber Johnson, diperlukan
ketersediaan dan kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola data dan
laporan rumah sakit secara efektif sehingga dapat memberikan hasil positif.
Pengembangan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan secara profesional,
berkesinambungan dan merata, agar tercipta penerus yang siap menghadapi segala
tantangan.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan kepala rekam medis dan
petugas rekam medis mengenai pembuatan Grafik Barber Johnson diketahui
bahwa petugas rekam medis sudah cukup mengerti tentang Grafik Barber
Johnson, disini petugas rekam medis dapat menjelaskan mengenai pengertian ,
Kegunaan, serta empat indikator grafik barber johnson dan cara menghitungnya.
Hanya beberapa petugas yang kurang mengerti tentang empat indikator grafik

Barber Johnson dan cara perhitungannya, dikarenakan tidak pernah mengerjakan


pekerjaan untuk menghitung maupun mengolah data Grafik Barber Johnson.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari Andika di rumah sakit umum daerah
Sawahlunto pada tahun 2012 diketahui bahwa tenaga rekam medis cukup
mengerti tentang Grafik Barber Johnson . Hal ini hampir sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh penulis yaitu pengetahuan petugas sudah cukup mengerti
mengenai grafik Barber Johnson. Dari segala sesuatu yang telah diketahui
petugas rekam medis tentang grafik Barber Johnson seharusnya petugas dapat
mengaplikasikannya sehingga dapat menghasilkan grafik Barber Johnson yang
baik dan dapat terlihat efisiensi pelayanan

rumah sakit untuk diperlihatkan

kepada manajer rumah sakit, petugas kesehatan lainnya, dan kepada pihak pihak
yang membutuhkan salah satunya kepada tim akreditasi rumah sakit.
Disamping itu hasil wawancara juga menjelaskan bahwa penerapan
pembuatan Grafik Barber Johnson selama ini masih jauh dari harapan atau belum
diterapkan dengan baik, karena pembuatan Grafik Barber Johnson masih
dikesampingkan. Petugas rekam medis berharap agar pembuatan Grafik Barber
Johnson selanjutnya lebih ditingkatkan lagi, penambahan sarana dan prasarana
juga dilakukan agar lebih mudah mengolah data dan menggambarkan grafik
barber johnson sehingga efisiensi pengelolaan tempat tidur di rumah sakit dapat
terlihat.
Menurut penulis, sebaiknya pembuatan Grafik Barber Johnson di RSUD
Kota Padangsidimpuan lebih ditingkatkan lagi, dengan cara petugas rekam medis
untuk dapat membuat laporan kepada pihak rumah sakit untuk pembuatan Grafik

Barber Johnson, agar pihak rumah sakit juga mengetahui mengenai pentingnya
pelaksanaan pembuatan Grafik Barber Johnson. Selain itu sebaiknya pihak rumah
sakit memberikan seminar pelatihan secara periodik kepada seluruh petugas
rekam medis mengenai pembuatan grafik Barber Johnson, agar seluruh petugas
rekam medis mengetahui mengenai grafik Barber Johnson sehingga dapat
memahami dan menerapkan pelaksanaan pembuatan grafik barber johnson dengan
benar. Mengingat pembuatan Grafik Barber Johnson nantinya dapat berguna
untuk penilaian mutu pelayanan rumah sakit serta tergambarkannya efisiensi
pengelolaan tempat tidur maupun efisiensi pelayanan rumah sakit, dan juga untuk
mencek kebenaran laporan hasil perhitungan empat indikator.

6.1.2 Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam
suatu proses kegiatan baik alat tersebut merupakan peralatan pembantu maupun
peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak
dicapai, tujuan yang dimaksud dalam hal ini yaitu dalam hal bidang kesehatan
(Moenir, 1992). Peralatan sarana dan prasarana yang lengkap seperti lembaran
sensus harian, lembaran rekapitulasi bulanan, komputer, printer, serta alat tulis
yang lengkap dapat mempermudah proses pelaksanaan pembuatan Grafik Barber
Johnson.
Hasil wawancara mendalam terhadap kepala instalasi rekam medis dan
petugas rekam medis didapatkan bahwa sarana dan prasarana untuk pembuatan
Grafik Barber Johnson belum lengkap, seperti lembaran sensus harian , komputer,

dan printer belum memadai. Tidak lengkapnya sarana dan prasarana yang
dibutuhkan maka dapat berdampak terhadap keakuratan data dalam perhitungan
empat parameter grafik barber johnson. Sarana yang tersedia saat ini hanya
lembaran rekapitulasi sensus yang diisi oleh perawat berdasarkan buku register
rawat inap per bangsal, serta satu unit komputer dan printer yang sering
bermasalah ataupun sering eror. Selama ini petugas rekam medis sudah
melaporkannya ke pihak rumah sakit tetapi respon terhadap laporan tersebut
belum ada, petugas rekam medis hanya disuruh menunggu.
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari Andika
di RSUD sawahlunto tahun 2012 yaitu sarana dan prasarana pembuatan Grafik
Barber Johnson sudah mencukupi seperti, buku register, lembaran sensus harian
dan lembaran rekapitulasi.
Menurut penulis, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembuatan
Grafik Barber Johnson harus dilengkapi. Lembaran sensus harian harus
disediakan, begitu juga dengan penambahan komputer dan printer memang perlu
dilakukan untuk kegiatan rekam medis, karena pada bagian rekam medis hanya
memiliki satu unit komputer dan satu unit printer. Penambahan komputer ini
nantinya juga akan berguna untuk kelancaran penyelenggaraan rekam medis
sendiri, diantarannya dapat mempermudah petugas dalam pelaksanaan pembuatan
Grafik Barber Johnson. Selain itu, pembuatan Grafik Barber Johnson didasari
dari kebenaran dan kelengkapan isi sensus harian dari seluruh ruang rawat inap.
Dimana, sensus harian merupakan laporan kondisi ruangan dalam waktu 24 jam
(00.00-24.00) yang disampaikan setiap harinya. Kemudian dilakukan proses

perekapan terhadap sensus harian rawat inap yang disebut dengan rekapitulasi
sensus harian rawat inap (Depkes:2006). Oleh karena itu penambahan lembaran
sensus harian juga sangat dibutuhkan untuk pembuatan grafik barber johnson,
sehingga kebenaran dan kelengkapan data lebih akurat.

6.2 Komponen Proses


Proses merupakan suatu pengorganisasian dan tata kerja unit pengelolaan
data/informasi termasuk aspek koordinasi, integrasi dan kerjasama antar unit
pelayanan dan pengelola data unit rekam medis (Ery Rustiyanto:2010).

Disini

proses juga bisa dikatakan sebagai kumpulan bagian atau elemen yang terdapat
dalam sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
terdiri dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dari pembuatan Grafik Barber
Johnson.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap kepala instalasi rekam
medis dan petugas rekam medis diketahui bahwa kebijakan rumah sakit terhadap
pembuatan Grafik Barber Johnson tidak ada. Pelaksanaan pembuatan Grafik
Barber Johnson dilaksanakan berdasarkan kebijakan sendiri oleh tim petugas
rekam medis. Pelaksanaan pembuatan Grafik Barber Johnson masih jauh dari
harapan petugas rekam medis, yang mana dalam pencatatan, perhitungan maupun
pengolahan data masih dilakukan secara manual menggunakan kalkulator dalam
perhitungan empat indikator grafik barber johnson. Selain itu, pelaksanaan
pembuatan Grafik Barber Johnson baru dilaksanakan pada tahun 2011, dan untuk
tahun selanjutnya pembuatan Grafik Barber Johnson dilaksanakan apabila

pekerjaan petugas rekam medis tidak begitu sibuk, seperti untuk pembuatan
Grafik Barber Johnson tahun 2013 baru dilaksanakan pada bulan april 2014. Hasil
wawancara juga diketahui bahwa selama ini rumah sakit tidak memiliki Standar
operasional prosedur (SOP) mengenai pembuatan Grafik Barber Johnson,
dikarenakan selama ini pembuatan Grafik Barber Johnson belum dijadikan
sebagai kegiatan rutin. Begitu juga dengan monitoring dan evaluasi terhadap
efisiensi pengelolaan tempat tidur berdasarkan Grafik Barber Johnson tidak
pernah dilakukan, karena yang dilaporkan selama ini hanya jumlah kunjungan
pasien saja, dan juga hanya nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari Andika di RSUD Sawahlunto
diketahui bahwa pelaksanaan pembuatan Grafik Barber Johnson hanya dilakukan
pada saat akreditasi rumah sakit tahun 2004. Begitu juga dengan evaluasi selama
ini pihak rumah sakit sawahlunto melakukan evaluasi hanya saat akan akreditasi
saja. Tetapi untuk monitoring pihak rumah sakit melakukannya tiap tahunnya,
berdasarkan hasil perhitungan BOR, BTO, TOI, dan ALOS yang dikerjakan
petugas rekam medis selama ini. Sedangkan untuk SOP pelaksanaan pembuatan
Grafik Barber Johnson di RSUD Sawahlunto juga tidak ada.
Menurut penulis, sebaiknya pihak rumah sakit membuat SOP untuk
pelaksanaan pembuatan Grafik Barber Johnson, jika SOP tentang Grafik Barber
Johnson sudah ada nantinya, maka monitoring dan evaluasi dapat dilakukan
dengan mudah, karena sudah tergambarkan dengan jelas dalam sebuah grafik
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur di rumah sakit.

6.3 Komponen Output


Output adalah hasil akhir dari masukan yang diproses dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna. Output adalah pemanfaatan data/informasi untuk
menunjang manajemen dan pengembangan kegiatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit (Rano Indradi;2010)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis diketahui bahwa dari
5 orang petugas rekam medis di RSUD Kota Padangsidimpuan hanya satu orang
petugas rekam medis yang menghitung nilai indikator grafik Barber Johnson
ataupun nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS. Adapun hasil yang dihitung oleh salah
satu petugas rekam medis dari keempat indikator tersebut didapatkan nilai BOR
32,43 %, BTO 48,9 , TOI 5,04 dan ALOS 2,4 hari. Hal ini sama dengan hasil
yang peneliti lakukan terhadap ketepatan nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS di
RSUD Kota Padangsidimpuan.
Semakin rendah BOR berarti semakin sedikit tempat tidur yang digunakan
untuk merawat pasien dibandingkan dengan tempat tidur yang telah disediakan.
Dengan kata lain, jumlah pasien yang sedikit bisa menimbulkan kesulitan
pendapatan ekonomi bagi pihak rumah sakit. Semakin tinggi angka BTO berarti
setiap tempat tidur digunakan oleh banyak pasien secara bergantian. Hal ini tentu
merupakan kondisi yang menguntungkan bagi pihak rumah sakit karena tempat
tidur yang disediakan tidak menganggur. Namun ini juga akan mudah
menimbulkan ketidakpuasan pasien, bisa mengancam keselamatan pasien, bisa
menurunkan kinerja kualitas medis, dan bisa meningkatkan kejadian infeksi
nosokomial. Semakin besar angka TOI, berarti semakin lama saat dimana tempat

tidur tidak digunakan pasien. Hal ini berarti tempat tidur tidak produktif. Dari
aspek medis, semakin panjang ALOS maka bisa menunjukkan kinerja kualitas
medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama. Dari aspek
ekonomis, semakin panjang ALOS berarti semakin tinggi biaya yang nantinya
harus dibayar oleh pasien (Rano Indradi:2010)
Adapun nilai standar efisiensi indikator grafik Barber Johnson menurut
Rano Indradi Sudra yaitu :
5. BOR (Bed Occupancy Rate)
Nilai ideal BOR adalah 75% - 85%
6. BTO (Bed Turn Over)
Nilai BTO ideal yaitu minimal 30 pasien dalam periode satu tahun
7. ALOS (Average Length Of Stay)
Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 3-12 hari
8. TOI ( Turn Over Interval)
Nilai TOI ideal yaitu 1-3 hari.
Begitu juga dengan pelukisan grafik Barber Johnson dilakukan dengan
cara menggunakan komputer. Petugas rekam medis hanya menginputkan nilai
BOR, BTO, TOI, dan ALOS yang telah dihitung secara manual menggunakan
kalkulator, kemudian hasil pelukisan grafik Barber Johnson otomatis akan
tergambarkan. Pada hasil pelukisan grafik Barber Johnson di RSUD Kota
Padangsidimpuan ditemukan bahwa garis keempat indikator grafik Barber
Johnson tidak ditemukan atau dengan kata lain titik BOR, BTO, TOI, dan ALOS
belum berada dalam satu titik.

Menurut Rano Indradi sudra jika perhitungan nilai keempat parameter


tersebut benar (datanya benar, rumusnya benar, dan cara menghitungnya benar,
dan pembulatannya benar) maka seharusnya keempat garis bantu itu akan
berpotongan di satu titik.
Menurut

penulis,

seharusnya

pihak

manajemen

RSUD

Kota

Padangsidimpuan cepat dalam menangani masalah ini dan melengkapi semua


sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh unit rekam medis, melaksanakan
seminar pelatihan mengenai pembuatan grafik Barber johnson kepada petugas
rekam medis,sehingga seluruh petugas rekam medis memahami mengenai
pembuatan grafik Barber Johnson. Selain itu seharusnya pihak rumah sakit
membuat SOP mengenai pembuatan Grafik Barber Johnson, kemudian
melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan di rumah sakit
terhadap grafik barber johnson, sehingga penerapan pembuatan Grafik Barber
Johnson dapat diterapkan dengan baik.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Kota
Padangsidimpuan dapat disimpulkan bahwa :
1. Masukan (Input)
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (petugas rekam medis) sudah memiliki
pengetahuan yang cukup baik mengenai grafik Barber Johnson,
walaupun ada beberapa petugas yang tidak tahu mengenai empat
indikator grafik Barber Johnson dan cara menghitungnya.
b. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pembuatan grafik Barber Johnson belum cukup
memadai, lembaran sensus harian tidak ada, yang ada hanya lembaran
rekapitulasi bulanan per bangsal, begitu juga dengan komputer dan
printer yang tersedia juga masih kurang.
3. Proses (procces)
a. Kebijakan rumah sakit
Kebijakan rumah sakit terhadap pembuatan Grafik Barber Johnson tidak
ada. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya SOP terhadap pelaksanaan
pembuatan Grafik Barber Johnson.

b. Pelaksanaan
Pengolahan data dilakukan secara manual menggunakan kalkulator, dan
melukis grafik barber johnson menggunakan komputer.
c. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi tidak pernah dilakukan
4. Keluaran (output)
Nilai BOR, BTO, TOI, dan ALOS belum berada pada nilai ideal, begitu
juga dengan pelukisan grafik Barber Johnson tidak ditemukan garis
keempat indikator atau titik BOR, BTO, TOI, dan ALOS belum berada
dalam satu titik.
7.2 Saran
1.

Sebaiknya pihak manajemen RSUD Kota Padangsidimpuan memberikan


seminar pelatihan yang dilakukan secara periodik mengenai pembuatan
grafik Barber Johnson kepada petugas rekam medis, sehingga seluruh
petugas rekam medis memahami dan dapat melaksanakan pembuatan
grafik Barber Johnson dengan benar.

2.

Sebaiknya sarana dan prasarana pembuatan grafik Barber Johnson di


RSUD Kota Padangsidimpuan dilengkapi, seperti dengan penambahan
lembaran sensus, komputer dan printer.

3.

Sebaiknya pihak rumah sakit membuat kebijakan mengenai pembuatan


grafik Barber Johnson dan membuat SOP untuk pelaksanaan pembuatan
Grafik Barber Johnson, sehingga pembuatan grafik Barber Johnson
dilaksanakan secara rutin.

4.

Sebaiknya pelaksanaan pembuatan grafik Barber Johnson dilakukan


secara

rutin,

dan

pengolahan

datanya

juga

dilakukan

secara

komputerisasi yaitu menggunakan program aplikasi pengolahan data,


sehingga kesalahan dalam perhitungan dapat diperkecil.
5.

Sebaiknya pihak rumah sakit melaksanakan evaluasi dan monitoring


terhadap efisiensi pengelolaan tempat tidur berdasarkan grafik Barber
Johnson, sehingga efisien atau tidaknya pelayanan di rumah sakit dapat
dengan mudah diketahui.

DAFTAR PUSTAKA

Andika, Sari. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan


Grafik Barber Johnson Di RSUD Sawahlunto Tahun 2012. Padang: Stike
Dharma Landbouw
Depkes. 2006. Pedoman penyyelenggaraan dan prosedur rekam medis rumah
sakit di Indonesia. Revisi II. Derektoral jenderal bina pelayanan medik.
Jakarta.
D.H. Robertson. Jurnal Manajemen, Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia
Bahan
kuliah
Manajemen.
[online]
Dari:
Http:/jurnalsdm.blogspot.com/2009/10/uang-defenisi-fungsi-dan
jenisnya.html. (Diakses 25-01-2014).
Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan
Terpadu Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Herlambang, Susatyo & Muurwani, Arita. 2012. Manajemen Kesehatan dan
Rumah sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Http://physicaltrainingcenterrace.blogspot.com/2013/05/ketepatan.html
Http://ekhardi.blogspot.com/2010/12/pelaksanaan.html
Http://id.wikipedia.org/wiki/monitoring-evaluasi.html
Menkes

RI. 2008. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia


No.269/MENKES/PER/III/2008 tahun 2009. Jakarta : Erlangga
. 2011. Peraturan menteri kesehatan republik
No.1171/MENKES/PER/VI/2011.Jakarta : Erlangga

indonesia

Mulyono, Wastu Adi. 2008. Memahami Grafik Barber Johnson. [ online ] Dari :
Http://nersmanajerjournal.blogspot.com/2008/02/barberjohnson.html.
(Diakse 25-03-2014)
Pormiki. 2014.Laporan Pelatihan Analisa Efisiensi Pelayanan Rumah Sakit
Berdasarkan Grafik Barber Johnson dan Rakernas Pormiki. Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi kesehatan dan prilaku kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.

Rustiyanto, Ery. 2010. Statistik Kesehatan Untuk Pengambilan Keputusan.


Yogyakarta: Graha Ilmu.
Stikes Dharma Landbouw Padang. 2014. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Padang: STIKES DL.
Sudra, Rano Indrasi. 2010. Statistik Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiono. 2008. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Syamrilaode. 2011.Pengertian Sarana dan Prasarana. [ online ] Dari :


Http://id.shvoong.com/pengertian- sarana- prasarana.html.
(Diakse 25-03-2014)
Taufikamsyah. 2013. Pengertian Standard Operasional Prosedure (SOP) .
[ online ] Dari : Http://taufikamsyah/2013/02/18/pengertian-sop/.html.
(Diakse 25-03-2014)
Wuryanto, sis. 2004. Dimensi mutu pelayanan. Jakarta : Pormiki

Lampiran 1
Gantt Chart Kegiatan Penelitian Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Petugas
Rekam Medis Terhadap Pengkodean Morbiditas Di RS Islam Ibnu Sina
Bukittinggi Dan RS Islam Ibnu Sina Padang Panjang
Pada Tahun 2014

No
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Kegiatan
1

Januari
2 3 4

Februari
2 3 4

Pertemuan/Pengarahan
Pertama
Dengan
Pembimbing
Penulisan Proposal
Batas
Akhir
Proposal
Masuk ke Akademi
Seminar Ujian Proposal
Pengambilan
Data/
Penelitian
Penulisan KTI
Batas Akhir KTI Masuk Ke
Akademi
Ujian Komprehensif KTI
Batas Akhir Perbaikan KTI
Yudisium
Wisuda
Mengetahui
Padang, Juni 2014
Pembimbing KTI
Peneliti

(Syafrizal SKM,M.Kes)
( Agustina SH )

Maret
2 3 4

April
2 3 4

Lampiran 1
Lembaran Kuesioner
Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pembuatan
Grafik Barber Johnson Di RSUD Kota Padangsidimpuan
Pada Tahun 2014

Data Umum
Nama Responden

Umur

Jenis Kelamin

Jabatan

Pendidikan Terakhir :

1. SLTP
2. SLTA
3. DIII Rekam Medis
5. DII Keperawatan
4. S1

A. Sumber Daya Manusia


1. Menurut Bapak/Ibu bagaimana penerapan grafik Barber Johnson di RSUD
Kota Padangsidimpuan selama ini?
(Kepala rekam medis dan petugas rekam medis)
2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana yang dimaksud dengan grafik Barber
Johnson?
(Kepala rekam medis dan petugas rekam medis)
3. Menurut Bapak /Ibu bagaimana kegunaan dari grafik Barber Johnson ?
(Kepala rekam medis dan petugas rekam medis)
4. Menurut Bapak/Ibu bagaimana yang dimaksud dengan BOR, BTO, TOI,
dan ALOS ?
(Kepala rekam medis dan Petugas rekam medis)
5. Menurut Bapak/Ibu bagaimana cara mencari nilai BOR, BTO, TOI,
ALOS, dan berapa nilai idealnya masing-masing ?
(Kepala rekam medis dan Petugas rekam medis)
6. Menurut Bapak/Ibu bagaimana penerapan grafik barber johnson
selanjutnya ?
(Kepala rekam medis dan petugas rekam medis)

B. Sarana Dan Prasarana


1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai sarana dan prasarana untuk
pembuatan grafik barber johnson selama ini ? meliputi Buku register

rawat inap, lembaran sensus harian, rekapitulasi bulanan, Komputer,


printer
( Kepala rekam medis dan petugas rekam medis)

C. Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi


1. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kebijakan rumah sakit mengenai
pelaksanaan pembuatan grafik barber johnson ? (Kepala rekam medis
dan petugas rekam medis)
2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pelaksanaan pembuatan grafik barber
johnson selama ini ? (Kepala rekam medis dan petugas rekam medis)
3. Menurut bapak/Ibu bagaimana SOP (Standar Operasional Prosedur)
pembuatan grafik barber johnson di RSUD Kota Padangsidimpuan?
(Kepala rekam medis dan petugas rekam medis)
4. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pihak rumah sakit selama ini
melaksanakan evaluasi mengenai pembuatan grafik barber johnson ?
(Kepala rekam medis dan petugas rekam medis)
5. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pihak rumah sakit selama ini
melaksanakan monitoring mengenai pembuatan grafik barber johnson?
(Kepala rekam medis dan petugas rekam medis)

Lampiran
Hasil perhitungan yang penulis lakukan terhadap ketepatan nilai BOR, BTO, TOI,
dan ALOS di RSUD Kota Padangsidimpuan :
O = jumlah HP/365
O = 17050/365
O = 46,71
BOR = O X 100/ A
BOR = 46,71 X 100/ 144
=32,43 %
BTO = D/A
BTO =

BTO =
BTO = 48,90
ALOS = O X 365/D
ALOS = 46,71 X 365/7043
ALOS = 2,42
TOI = (A-O) X 365/D
TOI = (144 46,71) X 365/7043
TOI = 97,29 X 365/ 7043
TOI = 5,04

Lampiran
LEMBARAN KONSULTASI

NAMA MAHASISWA

: Agustina Sarwo Handayani

NIM

: 1101101052

JUDUL KARYA TULIS

: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Pembuatan Grafik Barber Johnson Di RSUD Kota
Padangsidimpuan Pada Tahun 2014

NAMA PEMBIMBING

: Syafrizal SKM, M.Kes

KONSULTASI
TGL
KE
KONSULTASI

BAB

CATATAN
PEMBIMBING

Selasa
01-06-2014

V
VI
VII

Perbaiki bab V dan


VI dulu

II

Rabu
04-06-2014

V
VI
VII

Perbaiki lagi Bab V


dan sinkronkan
kesimpulan dan saran

III

Jumat
06-06-2014

V dan VII

IV

Senin
09-06-2013

VI

VI

Selasa
10-06-2013

Perbaiki Bab IV

Tambah Pembahasan

ACC untuk diujikan

PARAF

Anda mungkin juga menyukai