Oleh :
RIKA DAMAYANTI
NIM : PO.71.39.0.16.032
Bismillahirrahmanirrahim...
Panggilan : Ama
Agama : Islam
b. Ibu : Rosidah
No.Hp : 0878-9741-1138
Jumlah Saudara :3
Anak ke :4
Latar Belakang: Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh
atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Peningkatan prevalensi obesitas
bersamaan dengan prevalensi diabetes melitus tipe 2. Intervensi yang bertujuan
mengurangi obesitas juga mengurangi insidensi diabetes. Tanaman Okra
(Abelmoschus esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera L.) telah banyak digunakan
di masyarakat untuk pengobatan herbal penyakit diabetes mellitus. Tujuan dari
penelitian ini adalah melihat apakah ada pengaruh pemberian air rebusan
Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) dan air rebusan Lidah Buaya (Aloe
vera) terhadap kadar gula darah sewaktu responden.
Metode: Penelitian ini adalah esperimen semu dengan rancangan penelitian pre-
post control group yang dilakukan pada bulan Maret-Juni 2019 di Kecamatan
Jakabaring Palembang. Data diuji dengan Paired Sample T Test dan Independent
Sample T Test menggunakan aplikasi analisa statistik.
Hasil: Hasil uji menunjukan bahwa nilai Sig. (2-tailed) Paired Sample T Test
sebesar 0,006 untuk kelompok pemberian air rebusan tanaman Okra
(Abelmoschus esculentus) dan 0,004 untuk kelompok pemberian air rebusan Lidah
Buaya (Aloe vera) yang artinya Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh pemberian air rebusan tanaman Okra dan Lidah Buaya terhadap kadar
gula darah responden.
Kesimpulan: Adanya pengaruh pemberian air rebusan tanaman Okra
(Abelmoschus esculentus) dan air rebusan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar
gula darah penderita obesitas di Kecamatan Jakabaring Palembang.
Kata Kunci: Obesitas, air rebusan tanaman Okra, Air rebusan Lidah Buaya,
prediabetes, kadar gula darah
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, Peneliti dapat menyusun dan
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Air Rebusan
Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera L.)
terhadap Kadar Gula Darah Penderita Obesitas di Kecamatan Jakabaring
Palembang” sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Peneliti
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
ii
2. Morfologi ............................................................................................ 22
3. Kandungan Kimia ............................................................................... 22
E. Kerangka Teori ....................................................................................... 24
F. Hipotesis ................................................................................................. 25
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iv
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan kurangnya aktivitas fisik (WHO, 2003). Beberapa studi jangka panjang
oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2017 pada 2 Puskesmas Kecamatan
Jakabaring yaitu sebesar 81,25% kejadian obesitas dari 416 orang yang diperiksa
mengurangi kejadian obesitas yaitu dengan rutin berolahraga serta mengatur pola
makan yang sehat. Pola makan yang sehat dapat dilakukan dengan mengurafngi
proporsi konsumsi buah dan sayur masih sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5%
(Riskesdas, 2018).
1
2
naik dari 6,9% menjadi 8,5%. Prediabetes merupakan awal mula terjadinya
diabetes melitus. Menurut Singh dkk tahun 2012 pada 25% kasus prediabetes
dapat berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2, 50% tetap dalam kondisi
Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera L.)
salah satunya diabetes melitus. Dalam 100 g buah Okra terdapat 67,50% α-
3,9% bahan berlemak dan berlilin dan 2,7% ekstrak air (Kumar, dkk, 2013). α-
serat atau dietary fiber (Winarno, 2004). Menurut penelitian yang telah dilakukan
Selain tanaman Okra, tanaman lainnya yang dapat menurunkan kadar gula
darah yaitu Lidah Buaya (Aloe vera L.) Aloe vera mengandung senyawa organik
kemampuan menurunkan kadar gula darah (Sudjono dkk, 2005) Penelitian yang
telah dilakukan oleh Ike tahun 2015 kadar glukosa darah pada penderita Diabetes
dari195.40 mg/dl (pre test) menjadi 133.40 mg/dl (post test) (Kurniasari, 2015).
3
Okra (Abelmoschos esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap penurunan
kadar gula darah pada kejadian prediabetes. Jika kondisi prediabetes dengan
B. Rumusan Masalah
Jakabaring Palembang?
4. Apakah pemberian air rebusan Lidah Buaya (Aloe vera) dapat menurunkan
Palembang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
air rebusan tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera)
Palembang.
2. Tujuan Khusus
Jakabaring Palembang
Jakabaring Palembang
Jakabaring Palembang
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
1. Definisi
akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang
Diabetes adalah suatu kondisi tingkat hiperglikemia yang tinggi dan dapat
dan penyakit pembuluh darah perifer) serta penurunan kualitas hidup (WHO,
2006).
6
7
a. Pra-diabetes
diantara kadar normal dan diabetes, lebih tinggi dari pada normal tetapi
meningkat menjadi diabetes tipe 2 dalam kurun waktu 5-10 tahun. Namun
pengaturan diet dan olahraga yang baik dapat mencegah atau menunda
timbulnya diabetes.
(IFG), yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah puasa seseorang sekitar
100-125 mg/dl (kadar glukosa darah puasa normal: <100 mg/dl), atau
(TGT), yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah seseorang pada uji
toleransi glukosa berada di atas normal tetapi tidak cukup tinggi untuk
DM Tipe 1, namun pada penderita yang tidak dikontrol dengan baik, dapat
akibat dari lipolisis yang tak terkendali di jaringan adiposa. Asam lemak
juga akan menurunkan ekskresi dari beberapa gen yang diperlukan sel-sel
yang berada pada tahap awal, umumnya dapat dideteksi jumlah insulin yang
cukup di dalam darahnya, disamping kadar glukosa yang juga tinggi. Jadi,
insulin, tetapi karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon
Amerika Serikat, antara lain sebagai akibat dari obesitas, gaya hidup kurang
pankreas mensekresi insulin dalam dua fase. Fase pertama sekresi insulin
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Umumnya masa kanak-
kanak dan remaja, ada
Mula muncul
juga pada dewasa <40
tahun
Keadaan klinis saat
Berat Ringan
diagnosis
Cukup tinggi,
Kadar insulin darah Rendah, tidak ada
normal
Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal
Pengelolaan yang Terapi insulin, diet, dan Diet, olahraga,
disarankan olahraga hipoglikemik oral
adalah keadaan diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa
3. Gejala
a. Gejala Prediabetes
diabetes. Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain
poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia
mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan
4. Faktor Risiko
Etnik/Ras
Hipertensi >140/90mmHg
5. Diagnosis
Normal Prediabetes DM
Postprandial
B. Obesitas
1. Definisi
atau berlebihan yang menghadirkan risiko bagi kesehatan. Ukuran populasi kasar
dari obesitas adalah indeks massa tubuh (IMT), berat badan seseorang (dalam
dengan IMT 30 atau lebih umumnya dianggap obesitas. Seseorang dengan IMT
kelebihan berat badan dan obesitas sekarang secara dramatis meningkat di negara-
2000).
Faktor genetik meskipun diduga juga berperan tetapi tidak dapat menjelaskan
perilaku makan dan aktivitas fisik. Hal ini terutama berkaitan dengan perubahan
tinggi energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat.
Sedangkan perilaku makan yang salah adalah tindakan memilih makanan berupa
junk food, makanan dalam kemasan dan minuman ringan (soft drink).
Selain pola makan dan perilaku makan, kurangnya aktivitas fisik juga
Selain itu, kemajuan teknologi berupa alat elektronik seperti video games,
aktivitas fisik.
dan fasilitas pelayanan kesehatan. perubahan pola dan perilaku makan meliputi
makanan dan minuman manis, mengurangi konsumsi makanan tinggi energi dan
lemak, mengurangi konsumsi junk food, serta peningkatan aktivitas fisik dan
Pola hidup sehat cegah kegemukan menurut Kemenkes tahun 2012 terutama
lebih
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah indeks yang sederhana yang paling
sering digunakan untuk mengklarifikasikan status gizi pada populasi dewasa dan
Klasifikasi IMT
Underweight ≤18,5
Normal 18,5-24,9
Overweight 25-29,9
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Abelmoschus
Spesies : esculentus
2. Morfologi
tegak lurus. Okra dapat diperbanyak dengan menanam bijinya selama 90-100 hari.
tunggang. Batangnya kuat, tegak, dan memiliki cabang yang bervariasi antara 0,5-
5 meter. Panjang daunnya dapat mencapai 12 inci yang berbentuk hati berwarna
berukuran sekitar 2 inci dengan lima kelopak berwarna putih kekuningan dengan
bintik merah atau ungu di dasar kelopak. Tanaman ini biasanya berbunga satu atau
dua minggu setelah ditanam. Buah Okra berbentuk oval, halus, lurik dan gelap
3. Kandungan Kimia
Kandungan kimia dari Okra dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
1. α-selulosa 67,50%
2. Hemiselulosa 15,40%
3. Lignin 7,10%
serat atau dietary fyber. Okra mengandung serat khusus yang dapat
oleh usus. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung dari ekstrak juga
1. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman Lidah Buaya adalah sebagai berikut: (Depkes RI, 2000)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae,
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Superorder : Lilianae
Order : Asparagales
Family : Xanthorrhoeaceae
Genus : Aloe L
2. Morfologi
berumpun, tumbuh bisa sekitar 1 meter.. Helai daun panjang berbentuk taji, tebal
berdaging, getas, tepi bergigi kecil, ujung runcing, pangkal memeluk batang,
permukaan berbintik-bintik warna hijau, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm,
3. Kandungan Kimia
Berdasarkan dari penelitian yang sudah dilakukan, daun Aloe vera kaya
emodin, anthrance, asam aloektik, minyak eteral, resistanol, vitamin B (B1, B2,
amilase, lipase, protease, dan katalase. Zat aktif yang diduga berperan dalam
menurunkan kadar gula darah hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti,
23
aloesin). Zat-zat ini bekerja melalui mekanisme antioksidan yang dapat meredam
radikal bebas yang berperan dalam memperbaiki insulinitas pada sel beta pankreas
yang pada akhirnya dapat mengurangi kerusakan sel-sel beta pankreas dan
mekanisme sintesis dan relase insulin dari sel beta pankreas (Yeh, dkk, 2003).
Aloe emodin dan rhein adalah polifenol golongan antrakuinon yang mempunyai
(Rahma, 2012).
25
F. Hipotesis
(Abelmoschus esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera L.) terhadap kadar
esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera L.) terhadap kadar gula darah
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pre-post control group yaitu dengan mengukur kadar gula darah responden
obesitas sebelum dan sesudah pemberian air rebusan tanaman Okra (Abelmoschos
Jakabaring Palembang.
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah penduduk obesitas yang terdata oleh
2. Sampel
sampel menurut Roscoe tahun 1975 yaitu (Sekaran dan Bougie, 2016) :
a. Ukuran sampel yang sesuai untuk penelitian adalah lebih dari 30 dan
26
27
kategori.
sampel harus 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
ini sampel yang digunakan 60 sampel untuk tiga kelompok yaitu kelompok
kontrol negatif, kelompok yang diberi air rebusan Okra dan kelompok yang diberi
random sampling dimana seluruh populasi akan di random sesuai dengan sampel
yang di perlukan.
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
Jakabaring Palembang
menggunakan glukometer.
7. Peneliti merebus daging Lidah Buaya sebanyak 196 gram dalam 140 ml
(Pradono, 2011) selama 15 menit lalu menyaring air rebusannya saja (dibuat
dan Lidah Buaya (Aloe vera) pada masing-masing kelompok sampel setiap
setelah pemberian air resbusan tanaman Okra dan Lidah Buaya dengan
menggunakan glukometer
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah
F. Variabel
Lidah Buaya
30
G. Definisi Operasional
Hasil Ukur :
selama 15 menit
Hasil :
responden obesitas
31
menit
Hasil :
responden obesitas
H. Kerangka Operasional
Masyarakat
Obesitas
Normal Prediabetes
Berpengaruh Tidak
Berpengaruh
33
data Paired Sample T Test yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh Air rebusan Okra (Abelmoschus esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe
vera) serta kelompok kontrol terhadap kadar gula darah sebelum dan sesudah
pemberian.
Analisis data Indepent Sample T Test juga digunakan untuk melihat apakah
ada perbedaan antara kedua kelompok perlakuan dalam penurunan kadar gula
A. Hasil
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Juni 2019 dimulai
informasi mengenai berat badan dan tinggi badan pasien yang berobat ke
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diukur kadar gula darah sewaktu dan Indeks
berikut.
34
35
Kadar gula darah yang diukur adalah kadar gula darah sewaktu pada
air rebusan buah Okra, kelompok dengan pemberian air rebusan Lidah Buaya dan
kelompok kontrol. Data gula darah sewaktu sebelum dan sesudah perlakuan yang
Tabel 10. Kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian air rebusan tanaman
Okra responden di Kecamatan Jakabaring Palembang
Tabel 11. Kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian air rebusan tanaman
Lidah Buaya responden di Kecamatan Jakabaring Palembang
dan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar gula darah sewaktu
responden
Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar gula darah sewaktu responden
Tabel 12. Pengaruh pemberian air rebusan buah Okra (Abelmoschus esculentus)
dan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar gula darah sewaktu
responden.
B. Pembahasan
baik yang sudah terdaftar obesitas di wilayah kerja Puskesmas Pembina dan
Puskesmas OPI maupun yang belum terdaftar. Total seluruh responden adalah 60
orang. Dari data yang diperoleh rentang kadar gula darah terbanyak yaitu 140-160
pemeriksaan kadar gula darah sewaktu adalah 140-199 mg/dL (AACE, 2008).
memiliki kadar gula darah sewaktu 140-199 mg/dL. Rata-rata kadar gula darah
IMT 30,0-34,9 yang merupakan kategori obese kelas I menurut WHO tahun 2000.
32,74.
Diabetes adalah suatu kondisi tingkat hiperglikemia yang tinggi dan dapat
berat badan, tinggi badan, tekanan darah dan kadar gula darah sewaktu lalu 60
perlakuan pemberian air rebusan buah Okra, kelompok perlakuan pemberian air
rebusan Lidah Buaya dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan apa-apa
namun tetap diukur kadar gula darah sesudahnya. Selama penelitian, seluruh
perlakuan diberi air rebusan buah Okra dan Lidah buaya yang diminum sebelum
sarapan pagi sekitar jam 06.00-07.30 WIB. Buah Okra dan Lidah Buaya
rebusan buah Okra. Pengukuran awal rata – rata kadar gula darah sewaktu dari
kelompok perlakuan air rebusan buah Okra adalah 160,7 mg/dL. Pada pengukuran
akhir rata – rata kadar gula darah sewaktu terdapat penurunan menjadi 139 mg/dL.
Pada kelompok perlakuan air rebusan buah Okra didapat jumlah penurunan rata –
rata kadar gula darah sewaktu yaitu sebesar 21,7 mg/dL (15,61%). Sedangkan rata
– rata pengukuran kadar gula darah sewaktu kelompok kontrol adalah 159,15 dan
mengalami penurunan menjadi 147,9 mg/dL atau dengan selisih 11,25 mg/dL
(7,60%). Perbedaan penurunan rata-rata kadar gula darah kelompok okra dan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Baridah tahun 2017 pada
mengalami penurunan kurang dari 50 mg/dL. Dalam hal ini responden kelompok
Okra masih belum menunjukkan penurunan kadar gula darah yang tinggi.
39
Pengukuran awal rata – rata kadar gula darah sewaktu dari kelompok
perlakuan air rebusan buah Lidah Buaya adalah 156,9 mg/dL. Sedangkan
pengukuran akhirnya adalah sebesar 140,4 mg/dL. Penurunan rata - rata kadar
gula darah sewaktu pada kelompok perlakuan air rebusan Lidah Buaya sebesar
16,5 mg/dL (11,75%). Kelompok Lidah Buaya memiliki penurunan rata - rata
kadar gula darah sewaktu yang lebih tinggi dari kelompok kontrol. Selisih rata-
rata kadar gula darah sewaktu antara kelompok Lidah Buaya dan kelompok
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniasari tahun 2015 rata
– rata antara pretest dan postes pada kelompok perlakuan yaitu 195,40 mg/dL
menjadi 133,40 mg/dL dengan selisih rata – rata penurunan kadar gula darah
adalah 62 mg/dL (Kurniasari, 2015). Dalam penelitian ini rata – rata kadar gula
darah sewaktu dari kelompok Lidah Buaya belum menunjukkan penurunan yang
tinggi.
perlakuan air rebusan buah Okra adalah 15,61%, kelompok pemberian air
rebusan Lidah Buaya sebesar 11,75% sedangkan untuk kelompok kontrol sebesar
7,60%. Persentase penurunan kadar gula darah rata – rata terbesar yaitu pada
dan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar gula darah sewaktu
responden
pemberian air rebusan buah Okra yang dilakukan selama 1 minggu terhadap kadar
gula darah sewaktu sebelum dan sesudah perlakuan pada 20 responden. Dari hasil
ditolak yaitu ada perbedaan signifikan kadar gula darah sewaktu sebelum dan
dapat ditarik kesimpulan ada pengaruh pemberian air rebusan buah Okra pada
didapatkan nilai Sig. (2-tailed)=0,004 (α<0,05) yang artinya Ho ditolak yaitu ada
perbedaan yang signifikan antara kadar gula darah sebelum dan sesudah
pemberian air rebusan Lidah Buaya (Aloe vera) sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh pemberian air rebusan Lidah Buaya terhadap kadar gula darah sewaktu
responden.
yang artinya Ho diterima yaitu tidak ada perbedaan antara kadar gula darah
sewaktu dari kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan apa-apa. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh tanpa perlakuan terhadap
karena kandungan dari tanaman Okra dan Lidah Buaya yang dapat menurunkan
kadar gula darah. Selulosa dan hemiselulosa yang terkandung dalam buah Okra
dan merupakan dietary fiber diperkirakan mampu menurunkan kadar gula darah
Dari penelitian yang telah dilakukan uji statistik Independent Sample T Test
dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan kadar gula darah sewaktu antara
pemberian air rebusan buah Okra dan air rebusan Lidah Buaya. Dari uji yang
dilakukan didapat nilai Sig. (2-tailed)=0,647 (α>0,05) yang artinya tidak ada
perbedaan kadar gula darah sewaktu dari kelompok pemberian air rebusan Okra
Dalam penelitian ini, pengukuran kadar gula darah lebih baik dilakukan
pengukuran kadar gula darah 2 jam post-prandial namun beberapa hal yang sulit
untuk dilakukan yaitu lokasi responden yang berjauhan dengan waktu yang sedikit
dan jumlah responden yang cukup banyak. Namun, berdasarkan hasil data
keseluruhan diketahui bahwa terjadi penurunan kadar gula darah sewaktu dari
responden yang diberi air rebusan buah Okra maupun air rebusan Lidah Buaya.
BAB V
A. Kesimpulan
>29,9 yang merupakan kategori obesitas dan kadar gula darah sewaktu yang
Dimana penurunan rata – rata kadar gula darah sewaktu tertinggi adalah
B. Saran
pengaruh air rebusan Okra dan Lidah Buaya diharapkan dapat dilakukan
berbagai variabel seperti jenis kelamin, pekerjaan, dan lain – lain dengan jangka
42
DAFTAR PUSTAKA
Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah. Direktorat Jenderal Bina Gizi
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Hipertensi. Pusat Data dan Informasi, Jakarta,
hal. 2.
43
44
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis Diabetes. Pusat Data dan
Kurniasari, I. S., 2015. Manfaat Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai Penurun
Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus, Jurnal AKP, 6(3):
Pradono, A., S. 2011 Pengaruh Pemberian Decocta Daun Lidah Buaya (Aloe Vera
L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Yang Diberi
Rahma, M. T. 2012. Aloe Emodin, Senyawa Organik Penurun Kadar Gula Dalam
Villareal D.T., Apovian, C.M., Kushner. R.F., dan Klein, S. 2005. Obesity Older
for Nutrition and NAASO, The Obesity Society. The American Journal of
WHO. 2000. The Asia-Pacific persfective: Redefining Obesity and its treatment.
Utama. hal. 44
46
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palembang
47
N TD BB TB KGD KGD
Nama Umur IMT Kelompok
o (mmHg) (Kg) (M) (Sebelum) (Sesudah)
1 R1 60 120/80 90 1,6 35,15 187 98 O
2 R2 35 120/80 93 1,65 34,15 163 177 O
3 R3 49 120/80 80 1,57 32,45 150 154 O
4 R4 34 120/80 85 1,55 35,37 142 108 O
5 R5 57 120/80 104 1,6 40,625 183 158 O
6 R6 59 110/80 75 1,55 31,21 164 114 O
7 R7 47 110/70 69 1,48 31,5 160 120 O
8 R8 38 110/80 67 1,46 31,43 142 185 O
9 R9 57 120/70 84 1,53 35,88 158 123 O
10 R10 43 120/80 86 1,68 30,47 141 143 O
11 R11 42 120/80 72 1,54 30,36 160 141 O
12 R12 50 120/80 80 1,52 34,63 183 162 O
13 R13 53 120/80 87 1,7 30,1 141 158 O
14 R14 40 110/70 93 1,7 32,18 144 107 O
15 R15 44 120/80 84 1,49 37,84 187 164 O
16 R16 51 110/80 68 1,49 30,63 174 104 O
17 R17 49 120/80 92 1,64 34,12 158 138 O
18 R18 41 110/80 73 1,55 30,38 183 152 O
19 R19 48 120/80 85 1,6 33,2 153 138 O
20 R20 57 120/80 85 1,5 37,77 141 149 O
21 R21 51 110/70 70 1,44 35,2 140 122 L
22 R22 43 120/80 76 1,51 33,3118 144 142 L
23 R23 59 140/90 90 1,55 37,46 154 114 L
24 R24 43 120/80 90 1,7 31,14 141 160 L
25 R25 56 100/80 85 1,6 33,2 187 137 L
26 R26 47 120/80 65 1,43 31,78 167 176 L
27 R27 49 120/80 87 1,64 30,3 142 161 L
28 R28 41 120/80 86 1,68 30,47 142 118 L
29 R29 41 120/80 80 1,55 33,29 171 172 L
30 R30 47 110/80 70 1,52 32,35 145 114 L
31 R31 43 110/80 81 1,52 35,06 154 161 L
32 R32 43 120/80 67 1,47 31,01 184 172 L
33 R33 50 120/80 81 1,62 30,86 163 115 L
34 R34 28 120/80 96 1,7 33,22 140 121 L
35 R35 43 120/80 80 1,6 31,25 163 124 L
36 R36 52 120/70 82 1,62 31,25 158 114 L
37 R37 53 120/70 94 1,72 31,77 157 146 L
51
N Correlation Sig.
Pair 1
Sebelum –
Sesudah
Lampiran 7. Hasil data output Paired Sample T Test Kelompok Lidah Buaya
N Correlation Sig.
Pair 1
Sebelum -
Sesudah
N Correlation Sig.
Pair 1
Sebelum -
Sesudah
Lampiran 9. Hasil data output Independent Sample T Test Kelompok Okra dan
Lidah Buaya
Group Statistics
KGD
Equal Equal
variances variances not
assumed assumed