Anda di halaman 1dari 76

PENGARUH AIR REBUSAN TANAMAN OKRA

(Abelmoschus esculentus) DAN LIDAH BUAYA


(Aloe vera L.) TERHADAP KADAR GULA
DARAH PENDERITA OBESITAS DI
KECAMATAN JAKABARING
PALEMBANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Kesehatan

Oleh :
RIKA DAMAYANTI
NIM : PO.71.39.0.16.032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
2019
HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim...

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat


dan kemudahan yang melimpah dari-Nya dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini.

Kupersembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada

★ Ibu dan Bapak yang merupakan dua orang terhebat didunia


versiku. Terima kasih semua do’a dan dukungan dalam segala
bentuk tidak akan bisa aku balas dengan apapun. Ama akan
selalu menemani dan membahagiakan Ibu dan Bapak. Terima
kasih, terimalah persembahan pertamaku atas nama cinta dan
pengorbanan.
★ Saudaraku. I never told that i love you guys.. And I don’t
know how. Bunda Nurul, Mama Cik, and one and only ‘single
sister’ Ayuk Rizka ini untuk kalian.
★ Ibuku di Kampus Dra. Sarmalina Simamora, Apt. M.Kes yang
selalu membimbing, mengarahkan, dan selalu ada solusi saat
otak ini buntu. Terima kasih ibu, Ama menyayangi ibu.
★ Bapakku di kampus sekaligus Pembimbing Akademikku Drs.
Sarmadi. Terima kasih arahan dan bimbingannya pak.
★ Bapak Ibu Penguji. Bapak Drs. Sadakata Sinulingga, Apt.,
M.Kes, Bapak Tedi, S.Pd, SKM, MM dan Miss Mona Rahmi
Rulianti, M.Farm, Apt. Terima kasih saran dan masukannya
Bapak Ibu.
★ Keponakan ku, kakak Ramzy, iyai Nauval, ayuk Talisa, koko
Udin, adek Sya, dan baby Anayya. Tumbuh jadi besar dan
membanggakan ya sayang-sayangnya unchu.
★ Mauly Holivia, adek bungsuku anak barop, thankyou kasih
sayang dan perhatiannya selama ayuk penelitian. I hope you
get your title asap.
★ My Kecil. Ummul, Didi dan Bude Hastin. My unbiological
sisters. Terima kasih semoga cerita kita lebih dari sekedar
sahabat kuliah. I hope that we always have time for ghibah.
★ Samgyupsal squad. Novita and Wanda. I can’t write name of
the group cause they just teach me aiueo in hangul. But
thanks. I truly love you guys.
★ Jarang nongol squad. Terima kasih Pijah, Sitoma, Rini, Iyai
Fitrah, Yogik dan Bisma selalu ada disaat kepepet. Congrats
juga Rini dan Yogik yang barengan dari tes tertulis sampe
wisuda.
★ Sahabatku dari bocah Rina, Iki, dan Dion (yang gak ngaruh
apa-apa), aku duluan guys. Semangat kalian.
★ Teman se-survey, se-kesekretariatan, si kecil renyeng, Siti
Fatimah Azzahra. Terima Kasih beb.
★ Team PKM-P Ku Iwan dan si bontet Angga.
★ Kamu. Terima kasih usaha dan kerja kerasmu untuk mendekatkan
jarak. Menemani keliling palembang demi selembar surat.
Terima kasih sudah bertahan hidup sampai sejauh ini. Jangan
pernah berfikir untuk pindah ke Mars ya. Bumi dan aku selalu
butuh orang sepertimu.
★ Semua orang yang kusayangi dan menyayangiku yang mungkin
tidak disebutkan disini. You have another place in my heart.
Terima kasih.
★ Semua pihak yang membantu jalannya penelitian.
★ Untuk diri sendiri, terima kasih sudah survive sejauh ini
dengan berbagai bully-an dari berbagai pihak.
★ PLAYERUNKNOWN’S BATTLEGROUND.
★ Almamaterku.

“Sharing kindness and you feel loved”


BIODATA

Nama : Rika Damayanti

Panggilan : Ama

Tempat Tanggal Lahir : Cempaka, 5 Desember 1998

Alamat : Komp. OPI Bougenville Blok C No 3 RT


35 Rw 11 Kel. 15 Ulu Kec. Jakabaring
Palembang

Agama : Islam

Nama Orang Tua :

a. Ayah : Manlawi Ma’roef S.Ag

b. Ibu : Rosidah

No.Hp : 0878-9741-1138

Jumlah Saudara :3

Anak ke :4

Riwayat Pendidikan :1. SD Negeri 5 Campang Tiga

2. SMP Negeri 1 Cempaka

3. SMA Negeri 19 Palembang

4. Poltekkes Kemenkes Palembang


ABSTRAK

Latar Belakang: Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh
atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Peningkatan prevalensi obesitas
bersamaan dengan prevalensi diabetes melitus tipe 2. Intervensi yang bertujuan
mengurangi obesitas juga mengurangi insidensi diabetes. Tanaman Okra
(Abelmoschus esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera L.) telah banyak digunakan
di masyarakat untuk pengobatan herbal penyakit diabetes mellitus. Tujuan dari
penelitian ini adalah melihat apakah ada pengaruh pemberian air rebusan
Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) dan air rebusan Lidah Buaya (Aloe
vera) terhadap kadar gula darah sewaktu responden.

Metode: Penelitian ini adalah esperimen semu dengan rancangan penelitian pre-
post control group yang dilakukan pada bulan Maret-Juni 2019 di Kecamatan
Jakabaring Palembang. Data diuji dengan Paired Sample T Test dan Independent
Sample T Test menggunakan aplikasi analisa statistik.
Hasil: Hasil uji menunjukan bahwa nilai Sig. (2-tailed) Paired Sample T Test
sebesar 0,006 untuk kelompok pemberian air rebusan tanaman Okra
(Abelmoschus esculentus) dan 0,004 untuk kelompok pemberian air rebusan Lidah
Buaya (Aloe vera) yang artinya Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh pemberian air rebusan tanaman Okra dan Lidah Buaya terhadap kadar
gula darah responden.
Kesimpulan: Adanya pengaruh pemberian air rebusan tanaman Okra
(Abelmoschus esculentus) dan air rebusan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar
gula darah penderita obesitas di Kecamatan Jakabaring Palembang.
Kata Kunci: Obesitas, air rebusan tanaman Okra, Air rebusan Lidah Buaya,
prediabetes, kadar gula darah
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, Peneliti dapat menyusun dan
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Air Rebusan
Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera L.)
terhadap Kadar Gula Darah Penderita Obesitas di Kecamatan Jakabaring
Palembang” sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah Peneliti untuk


menyampaikan terima kasih dan kepada pihak yang telah memberikan motivasi
dalam rangka menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Untuk itu Peneliti
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Sarmalina Simamora, Apt., M.Kes selaku pembimbing dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak memberikan
bimbingan, pengarahan, dan motivasi hingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan.
2. Ibu Mindawarnis, S.Si, Apt., M.Kes selaku Ketua Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Palembang.
3. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Politeknik Kesehatan Palembang Jurusan
Farmasi.
4. Kedua Orang Tua yang selalu berdoa untuk Peneliti, memberikan motivasi,
dukungan moril dan material.
5. Teman seangkatan dan semua pihak yang telah banyak membantu yang
tidak dapat Peneliti sebutkan satu per satu.
Akhir kata, Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat Peneliti harapkan.

Palembang, Juli 2019

Peneliti

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Diabetes Melitus ..................................................................................... 6
1. Definisi ............................................................................................... 6
2. Etiologi dan Patofisiologi ................................................................... 7
a. Pradiabetes ..................................................................................... 7
b. Diabetes Melitus Tipe I .................................................................. 8
c. Diabetes Melitus Tipe II................................................................. 9
d. Diabetes Melitus Gestasional ......................................................... 11
3. Gejala .................................................................................................. 11
a. Gejala Prediabetes .......................................................................... 11
b. Gejala Diabetes Melitus ................................................................. 12
4. Faktor Risiko ...................................................................................... 13
5. Diagnosis ............................................................................................ 14
B. Obesitas................................................................................................... 14
1. Definisi ............................................................................................... 14
2. Penyebab dan Penanggulangan .......................................................... 15
3. Indeks Massa Tubuh ........................................................................... 17
C. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) .............................................. 18
1. Klasifikasi ........................................................................................... 18
2. Morfologi ............................................................................................ 18
3. Kandungan Kimia ............................................................................... 20
D. Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.)..................................................... 21
1. Klasifikasi ........................................................................................... 21

ii
2. Morfologi ............................................................................................ 22
3. Kandungan Kimia ............................................................................... 22
E. Kerangka Teori ....................................................................................... 24
F. Hipotesis ................................................................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 26
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................. 26
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 26
1. Populasi .............................................................................................. 26
2. Sampel ................................................................................................ 26
3. Kriteria Inklusi .................................................................................... 27
D. Cara Pengumpulan Data ......................................................................... 28
E. Alat Pengumpulan Data .......................................................................... 29
F. Variabel Penelitian.................................................................................. 29
G. Definisi Operasional ............................................................................... 30
H. Kerangka Operasional ............................................................................ 32
I. Cara Pengolahan dan Analisis Data........................................................ 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil ........................................................................................................ 34
1. Karakteristik Responden ..................................................................... 34
2. Kadar Gula Darah ............................................................................... 35
3. Pengaruh pemberian air rebusan buah Okra (Abelmoschus
esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar gula darah
sewaktu responden .................................................................................. 36
B. Pembahasan ............................................................................................ 37
1. Karakteristik Responden ..................................................................... 37
2. Kadar Gula Darah ............................................................................... 37
3. Pengaruh pemberian air rebusan buah Okra (Abelmoschus
esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar gula darah
sewaktu responden .................................................................................. 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................................. 42
B. Saran ....................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 43


LAMPIRAN .................................................................................................... 46

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan DM Tipe I dan II .............................................................. 11


2. Faktor Risiko DM Tipe II .................................................................. 13
3. Diagnosis DM .................................................................................... 14
4. Parameter Diagnosis Prediabetes ....................................................... 14
5. Kriteria Indeks Massa Tubuh ............................................................. 17
6. Kandungan Kimia dalam 100 g Okra ................................................ 19
7. Komposisi dalam 100 g Okra ............................................................ 20
8. Distribusi karakteristik responden di Kecamatan Jakabaring
Palembang berdasarkan kadar gula darah ........................................... 34
9. Distribusi karakteristik responden di Kecamatan Jakabaring
Palembang berdasarkan nilai IMT ...................................................... 35
10. Kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian air rebusan
tanaman Okra responden di Kecamatan Jakabaring Palembang ........ 35
11. Kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian air rebusan
Lidah Buaya responden di Kecamatan Jakabaring Palembanng ........ 35
12. Pengaruh pemberian air rebusan buah Okra (Abelmoschus
esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar gula darah
sewaktu responden .............................................................................. 36

iv
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman

1. Bunga Okra ............................................................................................ 18


2. Buah Okra ............................................................................................. 19
3. Biji Okra ................................................................................................ 19
4. Lidah Buaya .......................................................................................... 22

v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palembang . 46


2. Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Palembang ................... 47
3. Sertifikat Kaji Etik .............................................................................. 48
4. Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................................... 49
5. Data hasil kadar gula darah responden ............................................... 50
6. Data output Paired Sample T Test kelompok Okra ............................ 52
7. Data output Paired Sample T Test kelompok Lidah Buaya ................ 53
8. Data output Paired Sample T Test kelompok Kontrol ........................ 54
9. Data output Independent Sample T Test Kelompok Okra dan Lidah
Buaya .................................................................................................. 55
10. Kuesioner karakteristik responden ...................................................... 56
11. Lembar persetujuan menjadi responden ............................................. 57
12. Foto kegiatan pengumpulan data ........................................................ 58

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau

terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Penyebabnya adalah peningkatan

konsumsi makanan padat energi yang banyak mengandung lemak, karbohidrat,

dan kurangnya aktivitas fisik (WHO, 2003). Beberapa studi jangka panjang

menunjukkan bahwa obesitas merupakan prediktor kuat untuk timbulnya diabetes

melitus tipe 2. Pemeriksaan obesitas berdasarkan jenis kelamin telah dilakukan

oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2017 pada 2 Puskesmas Kecamatan

Jakabaring yaitu sebesar 81,25% kejadian obesitas dari 416 orang yang diperiksa

(Dinkes Kota Palembang, 2017).

Peningkatan prevalensi obesitas bersamaan dengan prevalensi diabetes

melitus tipe 2. Intervensi yang bertujuan mengurangi obesitas juga mengurangi

insidensi diabetes (Liberty, 2016). Beberapa cara dapat dilakukan untuk

mengurangi kejadian obesitas yaitu dengan rutin berolahraga serta mengatur pola

makan yang sehat. Pola makan yang sehat dapat dilakukan dengan mengurafngi

konsumsi karbohidrat dan meningkatkan konsumsi serat. Menurut Riskesdas 2018

proporsi konsumsi buah dan sayur masih sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5%

(Riskesdas, 2018).

1
2

Menurut Riskesdas tahun 2018 prevalensi diabetes melitus meningkat

dibandingkan tahun 2013. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus

naik dari 6,9% menjadi 8,5%. Prediabetes merupakan awal mula terjadinya

diabetes melitus. Menurut Singh dkk tahun 2012 pada 25% kasus prediabetes

dapat berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2, 50% tetap dalam kondisi

prediabetes, dan 25% kembali pada kondisi glukosa darah normal.

Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera L.)

telah banyak digunakan di masyarakat untuk pengobatan herbal penyakit tertentu

salah satunya diabetes melitus. Dalam 100 g buah Okra terdapat 67,50% α-

selulosa, 15,4% hemiselulosa, 7,1% lignin, 3,4% materi pektik,

3,9% bahan berlemak dan berlilin dan 2,7% ekstrak air (Kumar, dkk, 2013). α-

selulosa dan hemiselulosa merupakan senyawa yang termasuk dalam golongan

serat atau dietary fiber (Winarno, 2004). Menurut penelitian yang telah dilakukan

Baridah tahun 2017 terdapat perbedaan yang signifikan bahwa pemberian

rendaman Okra (Abelmoschus esculentus) mampu meregulasi kadar glukosa darah

2 jam post-prandial sebesar ±54,5 mg/dl (Baridah,2017).

Selain tanaman Okra, tanaman lainnya yang dapat menurunkan kadar gula

darah yaitu Lidah Buaya (Aloe vera L.) Aloe vera mengandung senyawa organik

aloe emodin yang tergolong dalam senyawa antraquinone yang mempunyai

kemampuan menurunkan kadar gula darah (Sudjono dkk, 2005) Penelitian yang

telah dilakukan oleh Ike tahun 2015 kadar glukosa darah pada penderita Diabetes

Melitus sesudah diberikan olahan aloe vera mengalami penurunan yaitu

dari195.40 mg/dl (pre test) menjadi 133.40 mg/dl (post test) (Kurniasari, 2015).
3

Peneliti melakukan penelitian terhadap pengaruh air rebusan tanaman

Okra (Abelmoschos esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap penurunan

kadar gula darah pada kejadian prediabetes. Jika kondisi prediabetes dengan

obesitas dapat diketahui sejak dini serta dilakukan pencegahan dengan

mengkonsumsi kedua tanaman tersebut, diharapkan prevelensi kejadian diabetes

melitus dapat berkurang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Berapa kadar gula rata-rata responden obesitas di Kecamatan Jakabaring?

2. Berapa nilai IMT dari responden obesitas di Kecamatan Jakabarinng?

3. Apakah pemberian air rebusan tanaman Okra (Abelmoschus esculentus)

dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita obesitas di Kecamatan

Jakabaring Palembang?

4. Apakah pemberian air rebusan Lidah Buaya (Aloe vera) dapat menurunkan

kadar gula darah pada penderita obesitas di Kecamatan Jakabaring

Palembang?

5. Berapa persen penurunan kadar gula darah rata-rata pada responden

obesitas yang diberi air rebusan tanaman Okra (Abelmoschus esculentus)

dan Lidah Buaya (Aloe vera) di Kecamatan Jakabaring?


4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian

air rebusan tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera)

terhadap kadar gula darah responden obesitas di Kecamatan Jakabaring

Palembang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengukur kadar gula darah rata-rata responden obesitas di Kecamatan

Jakabaring Palembang

b. Mengukur nilai IMT dari penderita obesitas di Kecamatan Jakabaring

c. Mengukur pengaruh pemberian air rebusan tanaman Okra (Abelmoschus

esculentus) terhadap kadar gula darah responden obesitas di Kecamatan

Jakabaring Palembang

d. Mengukur pengaruh pemberian air rebusan tanaman Lidah Buaya (Aloe

vera) terhadap kadar gula darah responden obesitas di Kecamatan

Jakabaring Palembang

e. Mengukur persentasi penurunan kadar gula darah rata-rata responden

obesitas yang diberi air rebusan tanaman Okra (Abelmoschus esculentus)

dan Lidah Buaya (Aloe vera) di Kecamatan Jakabaring Palembang


5

D. Manfaat Penelitian

1. Bila penelitian bermanfaat dapat dilanjutkan uji cobanya kepada

masyarakat dalam jumlah yang lebih banyak.

2. Sebagai referensi bagi peneliti untuk penelitian lebih lanjut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus

1. Definisi

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik menahun

akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat

menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang

mengatur keseimbangan kadar gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan

konsentrasi glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Kemenkes, 2014).

Diabetes adalah suatu kondisi tingkat hiperglikemia yang tinggi dan dapat

menimbulkan risiko kerusakan mikrovaskular (retinopati, nefropati, dan

neuropati). Diabetes berkaitan dengan penurunan morbiditas akibat komplikasi

mikrovaskular, peningkatan komplikasi makrovaskular (penyakit jantung, stroke,

dan penyakit pembuluh darah perifer) serta penurunan kualitas hidup (WHO,

2006).

6
7

2. Etiologi dan Patofisiologi

a. Pra-diabetes

Pra-diabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang berada

diantara kadar normal dan diabetes, lebih tinggi dari pada normal tetapi

tidak cukup tinggi untuk dikatagorikan ke dalam diabetes tipe 2. Kondisi

pra-diabetes merupakan faktor risiko untuk diabetes, serangan jantung dan

stroke. Apabila tidak dikontrol dengan baik, kondisi pra-diabetes dapat

meningkat menjadi diabetes tipe 2 dalam kurun waktu 5-10 tahun. Namun

pengaturan diet dan olahraga yang baik dapat mencegah atau menunda

timbulnya diabetes.

Ada dua tipe kondisi pra-diabetes, yaitu: Impaired Fasting Glucose

(IFG), yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah puasa seseorang sekitar

100-125 mg/dl (kadar glukosa darah puasa normal: <100 mg/dl), atau

Impaired Glucose Tolerance (IGT) atau Toleransi Glukosa Terganggu

(TGT), yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah seseorang pada uji

toleransi glukosa berada di atas normal tetapi tidak cukup tinggi untuk

dikatagorikan ke dalam kondisi diabetes. Diagnosa IGT ditetapkan apabila

kadar glukosa darah seseorang 2 jam setelah mengkonsumsi 75 gram

glukosa per oral berada diantara 140-199 mg/dl


8

b. Diabetes Melitus Tipe I

Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena

kerusakan sel-sel β pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun.

Namun ada pula yang disebabkan oleh bermacam-macam virus, diantaranya

virus Cocksakie, Rubella, CMVirus, Herpes, dan lain sebagainya. Ada

beberapa tipe otoantibodi yang dihubungkan dengan DM Tipe 1, antara lain

ICCA (Islet Cell Cytoplasmic Antibodies), ICSA (Islet cell surface

antibodies), dan antibodi terhadap GAD (glutamic acid decarboxylase).

Walaupun defisiensi sekresi insulin merupakan masalah utama pada

DM Tipe 1, namun pada penderita yang tidak dikontrol dengan baik, dapat

terjadi penurunan kemampuan sel-sel sasaran untuk merespons terapi

insulin yang diberikan. Ada beberapa mekanisme biokimia yang dapat

menjelaskan hal ini, salah satu diantaranya adalah, defisiensi insulin

menyebabkan meningkatnya asam lemak bebas di dalam darah sebagai

akibat dari lipolisis yang tak terkendali di jaringan adiposa. Asam lemak

bebas di dalam darah akan menekan metabolisme glukosa di jaringan-

jaringan perifer seperti misalnya di jaringan otot rangka, dengan perkataan

lain akan menurunkan penggunaan glukosa oleh tubuh. Defisiensi insulin

juga akan menurunkan ekskresi dari beberapa gen yang diperlukan sel-sel

sasaran untuk merespons insulin secara normal, misalnya gen glukokinase

di hati dan gen GLUT4 (protein transporter yang membantu transpor

glukosa di sebagian besar jaringan tubuh) di jaringan adiposa.


9

c. Diabetes Melitus Tipe II

Etiologi DM Tipe 2 merupakan multifaktor yang belum sepenuhnya

terungkap dengan jelas. Faktor genetik dan pengaruh lingkungan cukup

besar dalam menyebabkan terjadinya DM tipe 2, antara lain obesitas, diet

tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan.

Berbeda dengan DM Tipe 1, pada penderita DM Tipe 2, terutama

yang berada pada tahap awal, umumnya dapat dideteksi jumlah insulin yang

cukup di dalam darahnya, disamping kadar glukosa yang juga tinggi. Jadi,

awal patofisiologis DM Tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi

insulin, tetapi karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon

insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai “Resistensi

Insulin”. Resistensi insulin banyak terjadi di negara-negara maju seperti

Amerika Serikat, antara lain sebagai akibat dari obesitas, gaya hidup kurang

gerak (sedentary), dan penuaan.

Disamping resistensi insulin, pada penderita DM Tipe 2 dapat juga

timbul gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang

berlebihan. Namun demikian, tidak terjadi pengrusakan sel-sel β

Langerhans secara otoimun sebagaimana yang terjadi pada DM Tipe 1.

Dengan demikian defisiensi fungsi insulin pada penderita DM Tipe 2 hanya

bersifat relatif, tidak absolut. Oleh sebab itu dalam penanganannya

umumnya tidak memerlukan terapi pemberian insulin. Sel-sel β kelenjar

pankreas mensekresi insulin dalam dua fase. Fase pertama sekresi insulin

terjadi segera setelah stimulus atau rangsangan glukosa yang ditandai


10

dengan meningkatnya kadar glukosa darah, sedangkan sekresi fase kedua

terjadi sekitar 20 menit sesudahnya. Pada awal perkembangan DM Tipe 2,

sel-sel β menunjukkan gangguan pada sekresi insulin fase pertama, artinya

sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi insulin Apabila tidak

ditangani dengan baik, pada perkembangan penyakit selanjutnya penderita

DM Tipe 2 akan mengalami kerusakan sel-sel β pankreas yang terjadi secara

progresif, yang seringkali akan mengakibatkan defisiensi insulin, sehingga

akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen. Penelitian mutakhir

menunjukkan bahwa pada penderita DM Tipe 2 umumnya ditemukan kedua

faktor tersebut, yaitu resistensi insulin dan defisiensi insulin.

Berdasarkan uji toleransi glukosa oral, penderita DM Tipe 2 dapat

dibagi menjadi 4 kelompok:

a) Kelompok yang hasil uji toleransi glukosanya normal

b) Kelompok yang hasil uji toleransi glukosanya abnormal, disebut

juga Diabetes Kimia (Chemical Diabetes)

c) Kelompok yang menunjukkan hiperglikemia puasa minimal (kadar

glukosa plasma puasa < 140 mg/dl)

d) Kelompok yang menunjukkan hiperglikemia puasa tinggi (kadar

glukosa plasma puasa > 140 mg/dl).


11

Tabel 1. Perbedaan DM Tipe 1 dan 2

DM Tipe 1 DM Tipe 2
Umumnya masa kanak-
kanak dan remaja, ada
Mula muncul
juga pada dewasa <40
tahun
Keadaan klinis saat
Berat Ringan
diagnosis
Cukup tinggi,
Kadar insulin darah Rendah, tidak ada
normal
Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal
Pengelolaan yang Terapi insulin, diet, dan Diet, olahraga,
disarankan olahraga hipoglikemik oral

(Sumber: Depkes, 2005)

d. Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes Mellitus Gestasional (GDM=Gestational Diabetes Mellitus)

adalah keadaan diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa

kehamilan, dan biasanya berlangsung hanya sementara atau temporer.

Sekitar 4-5% wanita hamil diketahui menderita GDM, dan umumnya

terdeteksi pada atau setelah trimester kedua.

3. Gejala

a. Gejala Prediabetes

Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada

beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan

diabetes. Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain

poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia

(banyak makan/mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan

penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan


12

pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat

mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

b. Gejala Diabetes Melitus

Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria,

polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue),

iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit).

Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada.

DM Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai

beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan

komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah

terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan

umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga

komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.


13

4. Faktor Risiko

Tabel 2. Faktor Risiko DM Tipe 2


Riwayat Diabetes dalam keluarga
Diabetes Gestasional
Melahirkan bayi dengan berat
badan >4 kg
Kista ovarium (Polycystic ovary
syndrome)
IFG (Impaired fasting Glucose)
atau IGT (Impaired
glucose tolerance)

Obesitas >120% berat badan ideal

Umur 20-59 tahun : 8,7%


> 65 tahun : 18%

Etnik/Ras

Hipertensi >140/90mmHg

Hiperlipidemia Kadar HDL rendah <35mg/dl


Kadar lipid darah tinggi
>250mg/dl
Faktor-faktor Lain Kurang olah raga
Pola makan rendah serat
(Sumber: Depkes, 2005)
14

5. Diagnosis

Tabel 3. Diagnosis Diabetes


Glukosa Plasma Glukosa Plasma
Puasa 2 jam setelah makan

Normal <100 mg/dL <140 mg/Dl

Pra-diabetes 100 – 125 mg/dL ---

IFG atau IGT --- 140 – 199 mg/dL


Diabetes >126 mg/Dl >200 mg/dL
(Sumber: Depkes, 2005)

Tabel 4. Parameter Diagnosis Prediabetes

Normal Prediabetes DM

Kadar glukosa darah <140 140-199 ≥ 200


sewaktu (mg/dL).

Postprandial

(Sumber: ACE/AACE, 2008)

B. Obesitas

1. Definisi

Kegemukan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal

atau berlebihan yang menghadirkan risiko bagi kesehatan. Ukuran populasi kasar

dari obesitas adalah indeks massa tubuh (IMT), berat badan seseorang (dalam

kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badannya (dalam meter). Seseorang

dengan IMT 30 atau lebih umumnya dianggap obesitas. Seseorang dengan IMT

sama dengan atau lebih dari 25 dianggap kelebihan berat badan.


15

Kegemukan dan obesitas adalah faktor risiko utama untuk sejumlah

penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker. Pernah

dianggap sebagai masalah hanya di negara-negara berpenghasilan tinggi,

kelebihan berat badan dan obesitas sekarang secara dramatis meningkat di negara-

negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di perkotaan. (WHO,

2000).

2. Penyebab dan Penanggulangan

Kegemukan dan obesitas terutama disebabkan oleh faktor lingkungan.

Faktor genetik meskipun diduga juga berperan tetapi tidak dapat menjelaskan

terjadinya peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas. Pengaruh faktor

lingkungan terutama terjadi melalui ketidakseimbangan antara pola makan,

perilaku makan dan aktivitas fisik. Hal ini terutama berkaitan dengan perubahan

gaya hidup yang mengarah pada sedentary life style.

Pola makan yang merupakan pencetus terjadinya kegemukan dan obesitas

adalah mengkonsumsi makanan porsi besar (melebihi dari kebutuhan), makanan

tinggi energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat.

Sedangkan perilaku makan yang salah adalah tindakan memilih makanan berupa

junk food, makanan dalam kemasan dan minuman ringan (soft drink).

Selain pola makan dan perilaku makan, kurangnya aktivitas fisik juga

merupakan faktor penyebab terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak

sekolah. Keterbatasan lapangan untuk bermain dan kurangnya fasilitas untuk

beraktivitas fisik menyebabkan anak memilih untuk bermain di dalam rumah.


16

Selain itu, kemajuan teknologi berupa alat elektronik seperti video games,

playstation, televisi dan komputer menyebabkan anak malas untuk melakukan

aktivitas fisik.

Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat

dan fasilitas pelayanan kesehatan. perubahan pola dan perilaku makan meliputi

meningkatkan kebiasaan konsumsi buah dan sayur, mengurangi konsumsi

makanan dan minuman manis, mengurangi konsumsi makanan tinggi energi dan

lemak, mengurangi konsumsi junk food, serta peningkatan aktivitas fisik dan

mengurangi sedentary life style (Kemenkes, 2012).

Pola hidup sehat cegah kegemukan menurut Kemenkes tahun 2012 terutama

pada anak yaitu:

a) Konsumsi buah dan sayur ≥ 5 porsi per hari

b) Mengurangi makanan dan minuman manis

c) Mengurangi makanan berlemak dan gorengan

d) Kurangi makan diluar

e) Makanlah makanan sesuai dengan waktunya

f) Tingkatkan aktivitas fisik minimal 1 jam/hari

g) Melibatkan keluarga untuk perbaikan gaya hidup untuk pencegahan gizi

lebih

h) Target penurunan BB yang sehat


17

3. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah indeks yang sederhana yang paling

sering digunakan untuk mengklarifikasikan status gizi pada populasi dewasa dan

perorangan. IMT dijabarkan dengan rumus :

Tabel 5. Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)

Klasifikasi IMT

Underweight ≤18,5

Normal 18,5-24,9

Overweight 25-29,9

Obese Kelas I 30,0-34,9

Obese Kelas II 35,0-39,9

Obese Kelas III 40,0≤

(Sumber: WHO, 2000)


18

C. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus)

1. Klasifikasi

Klasifikasi tanaman Okra adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae

Genus : Abelmoschus

Spesies : esculentus

(Tripathi, dkk, 2011)

2. Morfologi

Gambar 1. Bunga Okra


(Sumber: Tripathi, dkk 2011)
19

Gambar 2. Buah Okra


(Sumber: Tripathi, dkk, 2011)

Gambar 3. Biji Okra


(Sumber: mitalom.com)
Okra adalah tanaman herba tahunan yang tingginya 3 hingga 8 kaki yang

tegak lurus. Okra dapat diperbanyak dengan menanam bijinya selama 90-100 hari.

Okra umumnya merupakan tanaman musiman. Okra memiliki sistem akar

tunggang. Batangnya kuat, tegak, dan memiliki cabang yang bervariasi antara 0,5-

5 meter. Panjang daunnya dapat mencapai 12 inci yang berbentuk hati berwarna

hijau tua menyerupai daun maple.


20

Tangkai untuk menopang bunga tingginya 2,0-2,5 cm. Diameter bunga

berukuran sekitar 2 inci dengan lima kelopak berwarna putih kekuningan dengan

bintik merah atau ungu di dasar kelopak. Tanaman ini biasanya berbunga satu atau

dua minggu setelah ditanam. Buah Okra berbentuk oval, halus, lurik dan gelap

dan memiliki biji berwarna hijau sampai coklat.

3. Kandungan Kimia

Kandungan kimia dari Okra dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 6. Kandungan Kimia dalam 100 g Okra

Komponen Kimia Okra Persentase (%)

1. α-selulosa 67,50%

2. Hemiselulosa 15,40%

3. Lignin 7,10%

4. Komponen pektik 3,40%

5. Komponen Lemak dan Lilin 3,90%

6. Ekstrak air 2,70%

(Sumber: Tripathi, dkk, 2013)

Kandungan kimia tersebut yang memiliki efek antidiabetes adalah α-

selulosa dan hemiselulosa. Kedua komponen tersebut termasuk kedalam golongan

serat atau dietary fyber. Okra mengandung serat khusus yang dapat

mengendalikan kadar gula dalam darah dengan mengendalikan penyerapan gula

oleh usus. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung dari ekstrak juga

berpotensi menurunkan kadar glukosa darah (Kumar, dkk, 2013).


21

Tabel 7. Komposisi dalam 100 g Okra


Kalori 35,0 Kalsium (mg) 66,0
Kelembaban (g) 89,6 Besi (mg) 0,35
Karbohidrat (g) 6,4 Potasium (mg) 103,0
Protein (g) 1,9 Magnesium (mg) 53,0
Lemak (g) 0,2 Tembaga (mg) 0,19
Serat (g) 1,2 Riboflavin (mg) 0,01
Mineral (g) 0,7 Thiamin (mg) 0,07
Posfor (mg) 56,0 Asam Nictonic (mg) 0,06
Sodium (mg) 6,9 Vitamin C (mg) 13,10
Sulfur (mg) 30,0 Asam Oxalic (mg) 8,0
(Sumber: Gopalan, dkk, 2007 dalam Tripathi dkk 2011)

D. Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.)

1. Klasifikasi

Klasifikasi tanaman Lidah Buaya adalah sebagai berikut: (Depkes RI, 2000)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae,

Infrakingdom : Streptophyta

Superdivision : Embryophyta

Division : Tracheophyta

Subdivision : Spermatophytina

Class : Magnoliopsida

Superorder : Lilianae

Order : Asparagales

Family : Xanthorrhoeaceae

Genus : Aloe L

Species : Aloe vera (L.)


22

2. Morfologi

Gambar 4. Lidah Buaya (Aloe vera L.)


(Sumber: https://bsfood.eu)

Lidah Buaya mempunyai sekitar 500 spesies. Tanaman perennial, daun

berumpun, tumbuh bisa sekitar 1 meter.. Helai daun panjang berbentuk taji, tebal

berdaging, getas, tepi bergigi kecil, ujung runcing, pangkal memeluk batang,

permukaan berbintik-bintik warna hijau, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm,

berkumpul di ujung batang. Perbungaan majemuk dalam tandan yang panjangnya

60-90 cm berwarna kuning kemerahan (Dalimartha, 2008).

3. Kandungan Kimia

Berdasarkan dari penelitian yang sudah dilakukan, daun Aloe vera kaya

akan lignin, saponin, asam krisophanat, komplek anthraguinone aloin, barbaloin,

iso-barbaloin, kromium, ester asam sinamat, aloesin, aloenin, anthranol, aloe

emodin, anthrance, asam aloektik, minyak eteral, resistanol, vitamin B (B1, B2,

B6), monosakarida, polisakarida, selulosa dan beberapa enzim seperti oksidase,

amilase, lipase, protease, dan katalase. Zat aktif yang diduga berperan dalam

menurunkan kadar gula darah hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti,
23

namun diduga zat-zat tersebut adalah aloin, flavonoid/polifenol,

isorabaichromene, 2’-O-p-coumaroylaloesin, dan 2’-O-feruloylaloesin (derivat

aloesin). Zat-zat ini bekerja melalui mekanisme antioksidan yang dapat meredam

radikal bebas yang berperan dalam memperbaiki insulinitas pada sel beta pankreas

yang pada akhirnya dapat mengurangi kerusakan sel-sel beta pankreas dan

mekanisme sintesis dan relase insulin dari sel beta pankreas (Yeh, dkk, 2003).

Daun Lidah Buaya mengandung aloe emodin, rhein, aloinoside A, B,

barbaloin, isobarbaloin homonatoaloin, aloesin, bradykininase, dan Aloctin A.

Aloe emodin dan rhein adalah polifenol golongan antrakuinon yang mempunyai

khasiat laksatif (Dalimartha, 2008). Aloe emodin merupakan sebuah senyawa

organik dari golongan antrakuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin

(Rahma, 2012).
25

F. Hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh pemberian air rebusan tanaman Okra

(Abelmoschus esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera L.) terhadap kadar

gula darah penderita obesitas di Kecamatan Jakabaring

Hi : Ada pengaruh pemberian air rebusan tanaman Okra (Abelmoschus

esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera L.) terhadap kadar gula darah

penderita obesitas di Kecamatan Jakabaring


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian

pre-post control group yaitu dengan mengukur kadar gula darah responden

obesitas sebelum dan sesudah pemberian air rebusan tanaman Okra (Abelmoschos

esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe vera L.).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret-Juni 2019 di Kecamatan

Jakabaring Palembang.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah penduduk obesitas yang terdata oleh

Puskesmas di Kecamatan Jakabaring Palembang yang berjumlah 416 orang.

2. Sampel

Ukuran sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan ketentuan ukuran

sampel menurut Roscoe tahun 1975 yaitu (Sekaran dan Bougie, 2016) :

a. Ukuran sampel yang sesuai untuk penelitian adalah lebih dari 30 dan

kurang dari 500 sampel

26
27

b. Jika sampel harus dibagi menjadi beberapa kategori (pria/wanita, umur,

pekerjaan, dll.) minimum diperlukan ukuran sampel 30 untuk setiap

kategori.

c. Dalam penelitian multivariat (termasuk analisis regresi linier), ukuran

sampel harus 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.

d. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimental

sampel yang diperlukan sekitar 10 sampai 20 sampel

Peneliti mengambil 20 sampel untuk setiap kelompok, jadi dalam penelitian

ini sampel yang digunakan 60 sampel untuk tiga kelompok yaitu kelompok

kontrol negatif, kelompok yang diberi air rebusan Okra dan kelompok yang diberi

air rebusan Lidah Buaya.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan simple

random sampling dimana seluruh populasi akan di random sesuai dengan sampel

yang di perlukan.

3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

a. Kriteria Inklusi

1. Penduduk yang terdaftar obesitas di Kecamatan Jakabaring Palembang

2. Penduduk yang belum terdaftar obesitas namun memiliki IMT >29,9 di

Kecamatan Jakabaring Palembang

3. Penduduk yang memiliki kadar gula darah sewaktu ≥140-199 mg/dl

4. Penduduk berusia 20-60 tahun


28

5. Tidak sedang didiagnosa memiliki penyakit tertentu, contoh : Hipertensi,

jantung dan penyakit kronis lainnya

6. Tidak sedang mengkonsumsi obat modern, obat tradisional, maupun obat

jenis lain yang tujuannya menurunkan berat badan

7. Memiliki tekanan darah normal ≤120/80 mmHg (Kemenkes, 2014)

8. Bersedia mengikuti aturan penelitian sampai selesai

b. Kriteria Eksklusi

1. Responden yang tidak dapat mengikuti aturan penelitian.

D. Cara Pengumpulan Data

1. Peneliti mencari data penderita obesitas yang terdaftar di Kecamatan

Jakabaring Palembang

2. Peneliti melakukan wawancara tentang karakteristik responden berupa

nama, umur, jenis kelamin, dan alamat

3. Peneliti melakukan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan responden

serta perhitungan nilai IMT nya.

4. Peneliti membagi responden menjadi tiga kelompok dengan melihat data

dan memilih data yang homogen menjadi satu kelompok

5. Peneliti melakukan pengukuran kadar gula darah pada responden dengan

menggunakan glukometer.

6. Peneliti merebus buah dari tanaman Okra sebanyak 45 gram/150 ml

menghasilkan ±110 ml (Baridah, 2017) selama 15 menit lalu menyaring air

rebusannya saja (dibuat untuk kebutuhan 20 orang).


29

7. Peneliti merebus daging Lidah Buaya sebanyak 196 gram dalam 140 ml

(Pradono, 2011) selama 15 menit lalu menyaring air rebusannya saja (dibuat

untuk kebutuhan 20 orang).

8. Peneliti memberikan air rebusan tanaman Okra (Abelmuschos esculentes)

dan Lidah Buaya (Aloe vera) pada masing-masing kelompok sampel setiap

hari sebelum sarapan selama satu minggu,

9. Peneliti melakukan pengukuran kadar gula darah sewaktu pada responden

setelah pemberian air resbusan tanaman Okra dan Lidah Buaya dengan

menggunakan glukometer

E. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah

kuesioner karakteristik responden, glukometer, timbangan berat badan, mikrotois

(alat pengukur tinggi badan), kalkulator BMI dan tensimeter.

F. Variabel

Variabel Dependen : Kadar gula darah

Variabel Independen : Air rebusan tanaman Okra, air rebusan tanaman

Lidah Buaya
30

G. Definisi Operasional

1. Kadar gula Darah

Definisi : Jumlah gula dalam darah berdasarkan pemeriksaan

kadar gula darah sewaktu yang dilakukan pada

waktu antara pukul 14.00-16.00 pada awal

penelitian dan satu minggu setelah pemberian air

rebusan tanaman Okra dan Lidah Buaya

Cara Ukur : Observasi

Alat Ukur : Glukometer

Hasil Ukur :

a. Normal : apabila kadar gula darah sewaktu <140 mg/dl

b. Prediabetes : apabila kadah gula darah sewaktu ≥140-199 mg/dl

2. Air rebusan buah Okra

Definisi : Air dari perebusan buah dari tanaman Okra

sebanyak 45 gram dalam 150 ml (Baridah, 2017)

selama 15 menit

Cara Ukur : Observasi

Alat Ukur : Gelas Ukur

Hasil :

a. Berpengaruh : apabila setelah dikonsumsi selama satu minggu

terjadi penurunan kadar gula darah sewaktu pada

responden obesitas
31

b. Tidak Berpengaruh : apabila setelah dikonsumsi selama satu minggu

terjadi kenaikan atau tidak ada perubahan kadar

gula darah sewaktu pada responden obesitas

3. Air rebusan daging Lidah Buaya

Definisi : Air dari perebusan daging Lidah Buaya sebanyak

196 gram dalam 140 ml (Pradono, 2011) selama 15

menit

Cara Ukur : Observasi

Alat Ukur : Gelas Ukur

Hasil :

c. Berpengaruh : apabila setelah dikonsumsi selama satu minggu

terjadi penurunan kadar gula darah sewaktu pada

responden obesitas

d. Tidak Berpengaruh : apabila setelah dikonsumsi selama satu minggu

terjadi kenaikan atau tidak ada perubahan kadar gula

darah sewaktu pada responden obesitas


32

H. Kerangka Operasional

Masyarakat

Kuesioner Karakteristik Responden

Obesitas

Normal Prediabetes

Air rebusan Okra Air rebusan Lidah


(Abelmuschos Buaya (Aloe vera
esculentes) L.)

Berpengaruh Tidak
Berpengaruh
33

I. Cara Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan aplikasi SPSS versi 22 dengan analisis

data Paired Sample T Test yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh Air rebusan Okra (Abelmoschus esculentus) dan Lidah Buaya (Aloe

vera) serta kelompok kontrol terhadap kadar gula darah sebelum dan sesudah

pemberian.

Analisis data Indepent Sample T Test juga digunakan untuk melihat apakah

ada perbedaan antara kedua kelompok perlakuan dalam penurunan kadar gula

darah sewaktu (postes) dari responden obesitas.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Juni 2019 dimulai

dengan pendekatan ke 2 Puskesmas yang ada di Kecamatan Jakabaring

Palembang yaitu Puskesmas OPI dan Puskesmas Pembina. Kemudian mencari

informasi mengenai berat badan dan tinggi badan pasien yang berobat ke

Puskesmas serta alamat dan nomor telepon calon responden. Berdasarkan

informasi yang diperoleh, peneliti melakukan observasi langsung dan menjelaskan

mengenai penelitian yang dilakukan lalu melakukan pengukuran berat badan,

tinggi badan, tekanan darah serta kadar gula darah.

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diukur kadar gula darah sewaktu dan Indeks

Massa Tubuh nya di Kecamatan Jakabaring Palembang ditampilkan pada data

berikut.

Tabel 8. Distribusi karakteristik responden di Kecamatan Jakabaring Palembang


berdasarkan kadar gula darah
Kelompok Kadar Gula
No Jumlah Persentase
Darah (mg/dL)
1 140-160 35 58,33%
2 160-180 14 23,33%
3 >180 11 18,33%
Jumlah 60 100%

34
35

Tabel 9. Distribusi karakteristik responden di Kecamatan Jakabaring Palembang


berdasarkan nilai IMT
No Kelompok Nilai IMT Jumlah Persentase
1 30,0-34,9 47 78,33%
2 35,0-39,9 11 18,33%
3 ≥40,0 2 3,33%
Jumlah 60 100%

2. Kadar Gula Darah

Kadar gula darah yang diukur adalah kadar gula darah sewaktu pada

responden yang memenuhi kriteria inklusi di Kecamatan Jakabaring Palembang.

Seluruh responden dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok dengan pemberian

air rebusan buah Okra, kelompok dengan pemberian air rebusan Lidah Buaya dan

kelompok kontrol. Data gula darah sewaktu sebelum dan sesudah perlakuan yang

diperoleh adalah sebagai berikut.

Tabel 10. Kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian air rebusan tanaman
Okra responden di Kecamatan Jakabaring Palembang

Rata – Rata Kadar


Jumlah Gula Darah Sewaktu
Kelompok Selisih Persentase
responden (mg/dL)
Sebelum Sesudah
Okra 20 160,7 139 21,7 15,61%
Kontrol 20 159,15 147,9 11.25 7,60%

Tabel 11. Kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian air rebusan tanaman
Lidah Buaya responden di Kecamatan Jakabaring Palembang

Rata – Rata Kadar


Jumlah Gula Darah Sewaktu
Kelompok Selisih Persentase
responden (mg/dL)
Sebelum Sesudah
Lidah Buaya 20 156,9 140,4 16,5 11,75%
Kontrol 20 159,15 147,9 11.25 7,60%
36

3. Pengaruh pemberian air rebusan buah Okra (Abelmoschus esculentus)

dan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar gula darah sewaktu

responden

Pengaruh pemberian air rebusan buah Okra (Abelmoschus esculentus) dan

Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar gula darah sewaktu responden

ditampilkan pada data berikut.

Tabel 12. Pengaruh pemberian air rebusan buah Okra (Abelmoschus esculentus)
dan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar gula darah sewaktu
responden.

Rata – Rata Kadar Gula Darah


Kelompok Sewaktu (mg/dL) Sig. (2-tailed) CI 95%
Sebelum Sesudah
6,738-
Okra 160,7 139 0.006
35,362
5,309-
Lidah Buaya 156,9 140,4 0.004
24,991
0,29224-
Kontrol 159,15 147,9 0.056 22,49224
37

B. Pembahasan

1. Karakteristik responden di Kecamatan Jakabaring Palembang

Dalam penelitian ini dilakukan kepada masyarakat di Kecamatan Jakabaring

baik yang sudah terdaftar obesitas di wilayah kerja Puskesmas Pembina dan

Puskesmas OPI maupun yang belum terdaftar. Total seluruh responden adalah 60

orang. Dari data yang diperoleh rentang kadar gula darah terbanyak yaitu 140-160

mg/dL dengan jumlah 35 (58,33%) responden. Menurut AACE (American

Association of Clinical Endocrinologist) tahun 2008 kondisi prediabetes dalam

pemeriksaan kadar gula darah sewaktu adalah 140-199 mg/dL (AACE, 2008).

Berdasarkan data tersebut seluruh responden termasuk kategori prediabetes karena

memiliki kadar gula darah sewaktu 140-199 mg/dL. Rata-rata kadar gula darah

sewaktu dari seluruh responden adalah 158,91 mg/dL. Seluruh responden

merupakan kategori obesitas dengan 47 (78,33%) responden yang memiliki nilai

IMT 30,0-34,9 yang merupakan kategori obese kelas I menurut WHO tahun 2000.

Rata-rata nilai IMT pada responden di kecamatan Jakabaring Palembang adalah

32,74.

2. Kadar Gula Darah

Diabetes adalah suatu kondisi tingkat hiperglikemia yang tinggi dan dapat

menimbulkan risiko kerusakan mikrovaskular (retinopati, nefropati, dan

neuropati). Setelah dilakukan pemeriksaan awal pada 60 responden mengenai

berat badan, tinggi badan, tekanan darah dan kadar gula darah sewaktu lalu 60

responden tersebut dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu kelompok


38

perlakuan pemberian air rebusan buah Okra, kelompok perlakuan pemberian air

rebusan Lidah Buaya dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan apa-apa

namun tetap diukur kadar gula darah sesudahnya. Selama penelitian, seluruh

responden diberikan penjelasan mengenai jalannya penelitian. Kelompok

perlakuan diberi air rebusan buah Okra dan Lidah buaya yang diminum sebelum

sarapan pagi sekitar jam 06.00-07.30 WIB. Buah Okra dan Lidah Buaya

dilakukan perebusan sesuai dengan kebutuhan selama ±15 menit.

Terdapat 20 responden yang termasuk dalam kelompok pemberian air

rebusan buah Okra. Pengukuran awal rata – rata kadar gula darah sewaktu dari

kelompok perlakuan air rebusan buah Okra adalah 160,7 mg/dL. Pada pengukuran

akhir rata – rata kadar gula darah sewaktu terdapat penurunan menjadi 139 mg/dL.

Pada kelompok perlakuan air rebusan buah Okra didapat jumlah penurunan rata –

rata kadar gula darah sewaktu yaitu sebesar 21,7 mg/dL (15,61%). Sedangkan rata

– rata pengukuran kadar gula darah sewaktu kelompok kontrol adalah 159,15 dan

mengalami penurunan menjadi 147,9 mg/dL atau dengan selisih 11,25 mg/dL

(7,60%). Perbedaan penurunan rata-rata kadar gula darah kelompok okra dan

kontrol adalah sebesar 10,45 mg/dL.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Baridah tahun 2017 pada

10 responden penderita Diabetes Melitus 7 orang mengalami penurunan kadar

gula darah 2 jam post-prandial diatas 50 mg/dL sedangkan 3 orang responden

mengalami penurunan kurang dari 50 mg/dL. Dalam hal ini responden kelompok

Okra masih belum menunjukkan penurunan kadar gula darah yang tinggi.
39

Pengukuran awal rata – rata kadar gula darah sewaktu dari kelompok

perlakuan air rebusan buah Lidah Buaya adalah 156,9 mg/dL. Sedangkan

pengukuran akhirnya adalah sebesar 140,4 mg/dL. Penurunan rata - rata kadar

gula darah sewaktu pada kelompok perlakuan air rebusan Lidah Buaya sebesar

16,5 mg/dL (11,75%). Kelompok Lidah Buaya memiliki penurunan rata - rata

kadar gula darah sewaktu yang lebih tinggi dari kelompok kontrol. Selisih rata-

rata kadar gula darah sewaktu antara kelompok Lidah Buaya dan kelompok

kontrol adalah sebesar 5,25 mg/dL.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniasari tahun 2015 rata

– rata antara pretest dan postes pada kelompok perlakuan yaitu 195,40 mg/dL

menjadi 133,40 mg/dL dengan selisih rata – rata penurunan kadar gula darah

adalah 62 mg/dL (Kurniasari, 2015). Dalam penelitian ini rata – rata kadar gula

darah sewaktu dari kelompok Lidah Buaya belum menunjukkan penurunan yang

tinggi.

Persentase penurunan rata – rata kadar gula darah sewaktu kelompok

perlakuan air rebusan buah Okra adalah 15,61%, kelompok pemberian air

rebusan Lidah Buaya sebesar 11,75% sedangkan untuk kelompok kontrol sebesar

7,60%. Persentase penurunan kadar gula darah rata – rata terbesar yaitu pada

kelompok perlakuan pemberian air rebusan Okra.


40

3. Pengaruh pemberian air rebusan buah Okra (Abelmoschus esculentus)

dan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap kadar gula darah sewaktu

responden

Uji statistik Paired Sample T Test dilakukan untuk mengukur pengaruh

pemberian air rebusan buah Okra yang dilakukan selama 1 minggu terhadap kadar

gula darah sewaktu sebelum dan sesudah perlakuan pada 20 responden. Dari hasil

uji tersebut didapatkan nilai Sig. (2-tailed)=0,006 (α<0,05) yang artinya Ho

ditolak yaitu ada perbedaan signifikan kadar gula darah sewaktu sebelum dan

sesudah pemberian air rebusan tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) sehingga

dapat ditarik kesimpulan ada pengaruh pemberian air rebusan buah Okra pada

kadar gula darah sewaktu responden.

Sedangkan pada kelompok perlakuan pemberian air rebusan Lidah Buaya

didapatkan nilai Sig. (2-tailed)=0,004 (α<0,05) yang artinya Ho ditolak yaitu ada

perbedaan yang signifikan antara kadar gula darah sebelum dan sesudah

pemberian air rebusan Lidah Buaya (Aloe vera) sehingga dapat disimpulkan ada

pengaruh pemberian air rebusan Lidah Buaya terhadap kadar gula darah sewaktu

responden.

Lalu untuk kelompok kontrol didapat nilai Sig. (2-tailed)=0,056 (α>0,05)

yang artinya Ho diterima yaitu tidak ada perbedaan antara kadar gula darah

sewaktu dari kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan apa-apa. Sehingga

dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh tanpa perlakuan terhadap

kadar gula darah sewaktu responden.


41

Perubahan kadar gula darah sewaktu pada responden dapat disimpulkan

karena kandungan dari tanaman Okra dan Lidah Buaya yang dapat menurunkan

kadar gula darah. Selulosa dan hemiselulosa yang terkandung dalam buah Okra

dan merupakan dietary fiber diperkirakan mampu menurunkan kadar gula darah

(Winarno, 2004). Sedangkan kandungan Lidah Buaya yang termasuk dalam

golongan antraquinon yaitu aloe emodin mempunyai kemampuan menurunkan

kadar gula darah (Sudjono, dkk, 2005).

Dari penelitian yang telah dilakukan uji statistik Independent Sample T Test

dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan kadar gula darah sewaktu antara

pemberian air rebusan buah Okra dan air rebusan Lidah Buaya. Dari uji yang

dilakukan didapat nilai Sig. (2-tailed)=0,647 (α>0,05) yang artinya tidak ada

perbedaan kadar gula darah sewaktu dari kelompok pemberian air rebusan Okra

dan air rebusan Lidah Buaya.

Dalam penelitian ini, pengukuran kadar gula darah lebih baik dilakukan

pengukuran kadar gula darah 2 jam post-prandial namun beberapa hal yang sulit

untuk dilakukan yaitu lokasi responden yang berjauhan dengan waktu yang sedikit

dan jumlah responden yang cukup banyak. Namun, berdasarkan hasil data

keseluruhan diketahui bahwa terjadi penurunan kadar gula darah sewaktu dari

responden yang diberi air rebusan buah Okra maupun air rebusan Lidah Buaya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Semua responden di Kecamatan Jakabaring Palembang memiliki nilai IMT

>29,9 yang merupakan kategori obesitas dan kadar gula darah sewaktu yang

merupakan kategori prediabetes.

2. Pemberian air rebusan Okra (Abelmoschus esculentus) dan air rebusan

Lidah Buaya (Aloe vera) berpengaruh secara signifikan pada penurunan

kadar gula darah sewaktu responden di Kecamatan Jakabaring Palembang.

Dimana penurunan rata – rata kadar gula darah sewaktu tertinggi adalah

kelompok Okra dengan persentase sebesar 15,61%.

B. Saran

Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai

pengaruh air rebusan Okra dan Lidah Buaya diharapkan dapat dilakukan

pengukuran kadar gula darah 2 jam post-prandial yang dihubungkan dengan

berbagai variabel seperti jenis kelamin, pekerjaan, dan lain – lain dengan jangka

waktu perlakuan yang lebih lama.

42
DAFTAR PUSTAKA

Baridah, H. A., 2017. Pengaruh Pemberian Rendaman Okra (Abelmoschus


esculentus) Terhadap Regulasi Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus. Skripsi, Program Studi Pendidikan Ners Universitas Airlangga,
hal. 4 dan 72.

Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5. Pustaka Bunda

Jakarta. Hal. 105-108

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes

Mellitus. hal. 7–21.

Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2018. Profil Kesehatan Tahun 2017.

Palembang. hal. 110.

Isgiyanto, A. 2009. Teknik Pengambilan Sampel Pada Penelitian Non-

Eksperimental. Mitra Cendekia Press. Jogjakarta, Hal. 80.

Kementerian Kesehatan RI, 2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan

Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah. Direktorat Jenderal Bina Gizi

Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta. hal 5.

Kementerian Kesehatan RI, 2018. Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, hal. 61.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Hipertensi. Pusat Data dan Informasi, Jakarta,

hal. 2.

43
44

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis Diabetes. Pusat Data dan

Informasi, hal 1. doi: 10.1002/ajmg.a.35913.

Kumar, D. S., D. E. Tony, P. A. Kumar, K. A. Kumar, D. B. S. Rao, R. Nadendla,

2013. A Review On : Abelmoschus esculentus (Okra), 3(4): hal. 129–132.

Kurniasari, I. S., 2015. Manfaat Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai Penurun

Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus, Jurnal AKP, 6(3):

hal. 56–62. doi:10.1080/17518423.2016.1212947.

Lemeshow, S. Dan S. K. Lwanga. 1991. Adequacy of Sample Size in Health

Studies. World Health Organization, Switzerland.

Liberty, I. A. 2016. Hubungan Obesitas dengan Kejadian Prediabetes pada

Wanita Usia Produktif, 3(2): hal. 108–113.

Pradono, A., S. 2011 Pengaruh Pemberian Decocta Daun Lidah Buaya (Aloe Vera

L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Yang Diberi

Beban Glukosa, hal.

Rahma, M. T. 2012. Aloe Emodin, Senyawa Organik Penurun Kadar Gula Dalam

Darah. 1(1): 1-3

Sekaran, U, dan R. Bougie. 2016. Research Methods For Business: A Skill

Building Approach Seventh Edition. Chichester, hal 263

Tripathi, K. K., O. P. Govilla, R. Warrier, V. Ahuja. 2011. Bioloy of Okra. New

Delhi. Hal 1-16


45

Villareal D.T., Apovian, C.M., Kushner. R.F., dan Klein, S. 2005. Obesity Older

Adults: Technical review and position statement of the American Collage

for Nutrition and NAASO, The Obesity Society. The American Journal of

Clinical Nutrition. doi: 10.1038/oby.2005.228

WHO. 2000. The Asia-Pacific persfective: Redefining Obesity and its treatment.

Health Communications Australia, hal. 15.

WHO. 2007. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediate

Hyperglycaemia, 2007 IEEE Lausanne POWERTECH, Proceedings.

Switzerland. doi: 10.1109/PCT.2007.4538487.

Winarno, F. G. (2004) Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka

Utama. hal. 44
46

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palembang
47

Lampiran 2. Surat izin penelitian Dinas Kesehatan Kota Palembang


48

Lampiran 3. Sertifikat Komisi Etik


49

Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian


50

Lampiran 5. Data hasil kadar gula darah responden

N TD BB TB KGD KGD
Nama Umur IMT Kelompok
o (mmHg) (Kg) (M) (Sebelum) (Sesudah)
1 R1 60 120/80 90 1,6 35,15 187 98 O
2 R2 35 120/80 93 1,65 34,15 163 177 O
3 R3 49 120/80 80 1,57 32,45 150 154 O
4 R4 34 120/80 85 1,55 35,37 142 108 O
5 R5 57 120/80 104 1,6 40,625 183 158 O
6 R6 59 110/80 75 1,55 31,21 164 114 O
7 R7 47 110/70 69 1,48 31,5 160 120 O
8 R8 38 110/80 67 1,46 31,43 142 185 O
9 R9 57 120/70 84 1,53 35,88 158 123 O
10 R10 43 120/80 86 1,68 30,47 141 143 O
11 R11 42 120/80 72 1,54 30,36 160 141 O
12 R12 50 120/80 80 1,52 34,63 183 162 O
13 R13 53 120/80 87 1,7 30,1 141 158 O
14 R14 40 110/70 93 1,7 32,18 144 107 O
15 R15 44 120/80 84 1,49 37,84 187 164 O
16 R16 51 110/80 68 1,49 30,63 174 104 O
17 R17 49 120/80 92 1,64 34,12 158 138 O
18 R18 41 110/80 73 1,55 30,38 183 152 O
19 R19 48 120/80 85 1,6 33,2 153 138 O
20 R20 57 120/80 85 1,5 37,77 141 149 O
21 R21 51 110/70 70 1,44 35,2 140 122 L
22 R22 43 120/80 76 1,51 33,3118 144 142 L
23 R23 59 140/90 90 1,55 37,46 154 114 L
24 R24 43 120/80 90 1,7 31,14 141 160 L
25 R25 56 100/80 85 1,6 33,2 187 137 L
26 R26 47 120/80 65 1,43 31,78 167 176 L
27 R27 49 120/80 87 1,64 30,3 142 161 L
28 R28 41 120/80 86 1,68 30,47 142 118 L
29 R29 41 120/80 80 1,55 33,29 171 172 L
30 R30 47 110/80 70 1,52 32,35 145 114 L
31 R31 43 110/80 81 1,52 35,06 154 161 L
32 R32 43 120/80 67 1,47 31,01 184 172 L
33 R33 50 120/80 81 1,62 30,86 163 115 L
34 R34 28 120/80 96 1,7 33,22 140 121 L
35 R35 43 120/80 80 1,6 31,25 163 124 L
36 R36 52 120/70 82 1,62 31,25 158 114 L
37 R37 53 120/70 94 1,72 31,77 157 146 L
51

38 R38 58 120/80 89 1,71 30,44 158 125 L


39 R39 55 120/80 73 1,44 35,2 167 161 L
40 R40 50 120/80 89 1,7 30,8 161 163 L
41 R41 32 110/80 80 1,55 33,29 167 121 K
42 R42 59 110/90 85 1,5 37,78 158 143 K
43 R43 19 110/80 65 1,47 30,08 140 150 K
44 R44 41 120/80 85 1,6 33,2 151 114 K
45 R45 40 110/80 75 1,57 30,43 150 130 K
46 R46 49 120/80 89 1,49 40,08 183 170 K
47 R47 47 110/80 79 1,54 33,31 158 176 K
48 R48 37 120/80 65 1,68 30,38 187 158 K
49 R49 60 100/60 68 1,5 30,22 142 150 K
50 R50 38 120/80 88 1,71 30,06 164 160 K
51 R51 51 100/70 70 1,49 31,53 140 127 K
52 R52 55 110/60 76 1,57 30,83 167 131 K
53 R53 49 120/80 92 1,67 32,99 140 167 K
54 R54 60 120/80 84 1,67 30,12 163 166 K
55 R55 40 110/70 67 1,45 31,86 146 137 K
56 R56 54 110/80 75 1,59 31,21 140 146 K
57 R57 47 120/90 90 1,7 31,14 186 129 K
58 R58 55 120/80 65 1,68 30,38 158 195 K
59 R59 50 120/80 65 1,47 31,78 162 188 K
60 R60 49 120/80 85 1,55 35,37 181 183 K
Rata – rata 32,7474 158,91 144,2

Ket: O : Kelompok pemberian air rebusan Okra


L : Kelompok pemberian air rebusan Lidah Buaya
K : Kelompok kontrol
52

Lampiran 6. Hasil data output Paired Sample T Test Kelompok Okra

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 160,70 20 16,859 3,770

Sesudah 139,65 20 25,211 5,637

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum & Sesudah 20 -,018 ,940

Paired Samples Test

Pair 1

Sebelum –
Sesudah

Paired Differences Mean 21,050

Std. Deviation 30,581

Std. Error Mean 6,838

95% Confidence Interval of the Lower 6,738


Difference Upper 35,362
T 3,078
Df 19
Sig. (2-tailed) ,006
53

Lampiran 7. Hasil data output Paired Sample T Test Kelompok Lidah Buaya

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 156,00 20 14,176 3,170

Sesudah 140,85 20 22,924 5,126

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum & Sesudah 20 ,437 ,054

Paired Samples Test

Pair 1

Sebelum -
Sesudah

Paired Differences Mean 15,150

Std. Deviation 21,027

Std. Error Mean 4,702

95% Confidence Interval of Lower 5,309


the Difference Upper 24,991
T 3,222
Df 19
Sig. (2-tailed) ,004
54

Lampiran 8. Hasil data output Paired Sample T Test Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 159,1500 20 15,89530 3,55430

Sesudah 148,0500 20 22,44168 5,01811

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum & Sesudah 20 ,230 ,330

Paired Samples Test

Pair 1

Sebelum -
Sesudah

Paired Differences Mean 11,10000

Std. Deviation 24,34165

Std. Error Mean 5,44296

95% Confidence Interval of Lower -,29224


the Difference Upper 22,49224
T 2,039
Df 19
Sig. (2-tailed) ,056
55

Lampiran 9. Hasil data output Independent Sample T Test Kelompok Okra dan
Lidah Buaya

Group Statistics

Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

KGD Okra 20 137,25 26,238 5,867

lidah_buaya 20 140,85 22,924 5,126

Independent Samples Test

KGD

Equal Equal
variances variances not
assumed assumed

Levene's Test for F ,162


Equality of Variances Sig. ,690
t-test for Equality of T -,462 -,462
Means Df 38 37,328

Sig. (2-tailed) ,647 ,647

Mean Difference -3,600 -3,600

Std. Error Difference 7,791 7,791

95% Confidence Interval Lower -19,372 -19,381


of the Difference Upper 12,172 12,181
56

Lampiran 10. Kuesioner Karakteristik Responden


57

Lampiran 11. Lembar Persetujuan menjadi responden


58

Lampiran 12. Foto Kegiatan Pengumpulan Data

Pengukuran Tinggi Badan Responden

Pengukuran Berat Badan Responden


59

Pengukuran Kadar Gula Darah Sewaktu Sebelum Perlakuan


60

Pengukuran Tekanan Darah Responden

Pengisian Karakteristik Responden


61

Okra dan Lidah Buaya yang sudah siap direbus


62

Air rebusan Okra

Air rebusan Lidah Buaya


63

Responden meminum air rebusan


64

Pemeriksaan Kadar Gula Darah Sewaktu Sesudah Perlakuan

Anda mungkin juga menyukai