NAD
Tari Seudati,
berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis penuh
keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di
daerah Aceh. Busana yang digunakan dalam Tari Seudati terdiri dari celana panjang dan
kaos oblong lengan panjang yang ketat warna putih; kain songket yang dililitkan sebatas
paha dan pinggang, rencong yang disematkan di pinggang, ikat kepala berwarna merah, dan
sapu tangan berwarna. biasanya dipentaskan untuk mengawali permainan sabung ayam,
serta dalam berbagai ritus sosial lainnya, seperti menyambut panen dan sewaktu bulan
purnama. Setelah Islam datang, terjadi proses akulturasi, dan menghasilkan Tari Seudati,
seperti yang kita kenal hari ini.
Tari Seudati
Tari Saman Meuseukat, di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan irama yang
dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran agama Islam.
Busana yang di gunakan terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai
pakaian adat.
Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad
SAW.
Tari Kecak
Tari Andun
Tari Bidadari Teminang Anak,
tarian ini dapat pula diartikan bidadari meminang anak. Tarian adat ini berasal dari
Rejang Lebong. Tari di gunakan biasanya dalam acara peminang anak . busana yang di
gunakan yaitu selendang dan pakaian adat bengkulu
Tari Topeng
2.Tari Yapong,
adalah tari persembahan untuk menghormati tamu negara. Tari Yapong memiliki
gerakan yang gembira, dinamis, dan erotis. Istilah Yapong ini lahir dari bunyi lagunya ya, ya, ya,
ya, yang dinyanyikan artis pengiringnya serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong,
sehingga lahirlah ya-pong dan berkembang menjadi Yapong. Tak ada makna apapun yang
terkandung dalam penamaan Yapong,
karena seperti yang telah diungkapkan
penamaan tersebut merupakan onomatope
dari bunyi-bunyi yang terdapat dalam
musik dan tarian tersebutSelain itu, corak
pakaian yang dikenakan oleh para
penarinya, merupakan pengembangan
pakaian tari Kembang Topeng Betawi.
Tampak jelas bentuk serta ragam hias tutup
kepala serta selendangnya yang disebut
toka-toka.
TTari yapong
Tari Serimpi
Jawa
yang
Tari Remong/Ngremo
Tari Reog Ponorogo,
merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan dan
kegagahan. Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian baratlaut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo
dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog
dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental
dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Untuk hajatan khitanan
atau sunatan, biasanya cerita pendekar,busana yang di gunakan pakaian reog
Reog Ponorogo
Tari Monong
Tari Gong
Tari perang,
Tari yang mempertunjukan dua orang pemuda dalam memperebutkan seorang gadis. ari Perang
merupakan sebuah tarian yang berasal dari suku Dayak, Kenyah, Modang, dan Brusu di daerah
pedalaman Kalimantan Timur. Tarian menceritaka sebuah keberanian seorang pria (ajai) dalam
berperang melawan musuh. Dalam tarian ini
sang pemain mempermainkan mandau di
sebelah tangan kanannya, dan di tangan kirinya
memegang perisai.
Pakaian Tari Perang ini menggunakan pakaian
Tradisional suku Dayak dan mengenakan
hiasan kepala yang di sebut Bluko. Bluko juga
di hiasai dengan bulu burung yang jumlahnya
menunjukan jumlah kepala yang pernah di
potong oleh pemakainya.
Tari perang
Tari Jangget,
adalah tarian untuk upacar-upacara peradatan. Tarian ini melambangkan keluhuran budi
dan susila rakyat Lampung. Tari jangget di lakukan pada acara adat dan busana yang di gunakan
adalah baju adat lampu lampung
Tari Jangget
Tari Malinting,
merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat Lampung. Menceritakan tentang
kunjungan Sunan Gunung Jati ke Keraton Pulung. Fungsi Tari Melinting dahulu merupakan
tarian Keluarga Ratu Melinting dan hanya dipentaskan oleh Keluarga Ratu saja ditempat yang
tertutup (sessat atau balai adat), tidak boleh diperagakan oleh sembarang orang. Pementasannya
pun hanya pada saat Gawi Adat Keagungan
Keratuan Melinting saja. Personal penarinya pun
hanya sebatas pada putra putrid Ratu Melinting.
Tari Melinting ini merupakan tari tradisional lepas
untuk hiburan pelengkap pada saat acara Gawi
Adat. Dalam tari Melinting, busana yang digunakan
penari putrid adalah siger bercadar bunga pandan
Subang, kalung buah jukum, gelang kano, bulu
seretei, gelang rui sesapurhanda, tapis, dan
jungsarat. Adapun busana penari putra adalah
kopiah emas, kembang melur bunga pandan, buah
jukum, jungsarat, papan jajar, bulu seretei, sesapur
handap, injang tuppal, celana reluk belanga, lengan
tanpa aksesoris, dan telapak kaki tanpa alas dan kaos kaki
Tari Malinting
Tari Lenso
Tari Cakalele,
adalah tari Perang Yang melukiskan jiwa kepahlawanan yang gagah perkasa. Cakalele
adalah tarian perang tradisional Maluku yang digunakan untuk menyambut tamu ataupun dalam
perayaan adat.[1] Biasanya, tarian ini dibawakan oleh 30 pria dan wanita.[2] Tarian ini dilakukan
secara berpasangan dengan iringan musik drum, flute,
bia (sejenis musik tiup).[2Para penari pria biasanya
mengenakan parang dan salawaku (perisai) sedangkan
penari wanita menggunakan lenso (sapu tangan).[1]
Penari pria mengenakan kostum yang didominasi
warna merah dan kuning, serta memakai penutup
kepala aluminum yang disisipi dengan bulu putih. [2]
Kostum celana merah pada penari pria melambangkan
kepahlawanan, keberanian, dan patriotisme rakyat
Maluku. Pedang atau parang pada tangan kanan penari
melambangkan martabat penduduk Maluku yang harus
dijaga sampai mati, sedangkan perisai dan teriakan
keras para penari melambangkan gerakan protes
melawan sistem pemerintahan yang dianggap tidak. Memihak pada rakyat
Tari Perang,
Tarian rakyat untuk menyambut para pahlawan yang pualng dari medan juang. arian yang
merupakan penggambaran pergaulan anak muda adalah Katreji. Tari Katreji dimainkan secara
berpasangan antara wanita dan pria dengan gerakan bervariasi yang enerjik dan menarik. Tari ini
hampir sama dengan tari-tarian Eropa pada umumnya karena Katreji juga merupakan suatu
akulturasi dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku . Busana yang di
gunakan pakaian adat maluku utara
Tari Gandrung
Tari Suanggi
Tarian perang Papua
ini termasuk dalam tarian grup, atau bahkan bisa menjadi tarian kolosal. Karena tidak ada
batasan jumlah penari. Seperti umumnya tarian di Papua, tarian perang pun diringi tifa dan alat
musik lainnya, yang menjadi pembeda adalah lantunan lagu-lagu perang pembangkit semangat.
Dengan mengenakan busana tradisional, seperti manik-manik penghias dada, rok yang terbuat
dari akar, dan daun-daun yang disisipkan pada tubuh menjadi bukti kecintaan masyarakat Papua
pada alam.
Tari Musyoh
20. Tari-tarian Daerah Riau
Tari Tandak, merupakan tari pergaulan yang sangat di gemari di daerah Riau. ari
Tandak/danding biasanya dipertunjukan pada malam hari. Tarian ini diawali dengan semua
peserta tari tandak membentuk sebuah lingkaran dan saling berpegangan pundak setiap peserta.
Lantas para peserta berjalan sambil mengangkat kaki dan menghentakannya ke tanah. Pada tari
tandak biasanya dipimpin oleh seorang yang disebut kepala ngejang. Kepala ngejang bertugas
sebagai pemberi irama pada gerakan tari tandak, dan berdiri di tengah-tangah peserta dengan
memainkan alat giring-giring yang berbahan besi atau perak bercampur perunggu.
Tari Tandak
Tari Makan Sirih,
Biasanya disebut tari persembahan yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu atau
pembukaan acara-acara tertentu. Tarian ini menggambarkan bahwa orang melayu Riau
menghargai hubungan persahabatan dan kekerabatan.busana yang di gunakan pakaian adat
melayu riau
Selatan dari jaman kerajaan dulu, khusunya kerajaan Gowa dan kerajaan
Bone.
Busana yang di gunakan Baju Bodo / Baju Tokko - Ana Ogi
Tari Bosara
Tari Lumense
Tari Moduai merupakan tarian asli dari kabupaten tolitoli sulawesi tengah, tarian ini di gunakan
pada acara-acara penyambutan tamu yg berkunjung ke kabupaten tolitoli. Tari Moduai
merupakan tarian yang berasal dari kabupaten tolitoli sulawesi tengah, tarian ini di gunakan pada
acara-acara penyambutan tamu yg berkunjung ke kabupaten tolitoli. Tari ini di iringi dengan
menggunakan beberapa alat musik tradisional seperti Gendang atau gagandang, kulintang atau
gulintang, Gong atau Pamandi.
Tari Moduai
melambangkan sifat kegotong royongan dalam kerja bersama sewaktu menumbuk padi.
Sentuhan alu pada lesung merupakan irama tersendiri yang menyentuh hati.tarian ini dilkukan
pada acara upacara adat , nusim panen dan busana yang di gunkan pakain adat Sulawesi utara
Tari Dinggu
Maengket juga merupakan paduan dari sekaligus seni tari, musik dan nyanyi, serta seni sastra
yang terukir dalam lirik lagu yang dilantunkan. Sejumlah pengamat kesenian bahkan melihat
maengket sebagai satu bentuk khas sendratari berpadu opera. Apapun, maengket memang
merupakan sebuah adikarya kebudayaan puncak yang tercipta melalui proses panjang
penyempurnaan demi penyempurnaan. Biasanya pakaian yang dikenakan berwarna cerah seperti
merah, merah jambu, biru, kuning, hijau dan putih. Para penari prianya akan memakai ikat
kepala berwarna merah. Tarian ini begitu dinamis, energik, dan relatif lebih bebas dari aturan.
Anda akan mendapatinya masih beracu pada nilai dan gerakan asli. Maengket terdiri dari 3
babak yaitu : Maowey Kamberu, Marambak, Lalayaan
Tari Polopalo, adalah tari pergaulan bagi mudamudi daerah Gorontalo. Tari polo palo
merupakan salah satu seni tari yang berasal dari
Gorontalo, Sulawesi Utara. Tarian ini
merupakan tarian pergaulan yang biasa
dipentaskan oleh para remaja Gorontalo.
Pada perkembangannya, tari polo palo terbagi
menjadi dua jenis, yaitu tari palo palo
tradisional dan tari palo palo modern. Di mana
kedua jenis ini memiliki perbedaan yang terlihat jelas.
Tari Polopalo
Tari Payung
Tari Tanggai,
merupakan sebuah tarian dalam menyambut para
tamu disertai upacara kebesaran adat. Tari tanggai
dibawakan pada saat menyambut tamu-tamu resmi
atau dalam acara pernikahan. Umumnya tari ini
dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian
khas daerah seperti kaian songket, dodot, pending,
kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai,
tajuk cempako, kembang goyang dan tanggai yang
berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga Tari
ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai
busana khas daerah para penari kelihatan anggun
dengan busana khas daerah. Tarian menggambarkan
masyarakat
palembang
yang
ramah
dan
menghormati, menghargai serta menyayangi tamau
yang berkunjung ke daerahnya
Tari
Tanggai
BALUSE BA TOHO
Dalam tarian Tradisional Nias, Ono Niha
menggunakan BALUSE BA TOHO
sebagai
peralatan
tarian
perang.
BALUSE berasal dari bahasa Nias (Li
Niha) yang artinya adalah PERISAI;
TOHO berarti TOMBAK.
BALUSE BA TOHO (Perisai dan
Tombak) yang digunakan dalam tarian
perang adalah yang terbuat dari ukiran
batang kayu yang sudah diukir
sedemikian rupa yang memberikan ciri
khas tersendiri. Dalam Tarian Perang,
BALUSE BA TOHO digunakan
bersamaan oleh penari yang khususnya
adalah kaum adam/ para Pria. Ketika tarian diberlangsungkan, BALUSE BA TOHO ini akan
dipertunjukkan layaknya sedang berada di medan tempur dimana penari akan menunjukkan
ketangkasannya sebagai pembela yang gagah dan berani. Historically, BALUSE BA TOHO ini
dipergunakan oleh Ono Niha sebagai alat Perang. TOHO/ TOMBAK digunakan untuk
melakukan aksi penyerangan terhadap musuh/lawan, sedangkan BALUSE/PERISAI
dipergunakan untuk menahan serangan dari arah lawan/musuh. Alat lain yang seiring
penggunaannya adalah BELEWAGARI.BELEWAGARI adalah bahasa Nias (Nias SelatanSouth Nias), yang berarti Parang yang panjang dan sangat tajam yang sarungnya dibuat dari
ukiran kayu untuk mencirikhaskan tradisi ONO NIHA (Masyarakat NIAS).
Tari Serimpi Sangu Pati, sebuah tarian keraton pada masalalu disertai suara gamelan dengan
gerak tari yang lembut. Tarian srimpi sangopati karya Pakubuwono IX ini, sebenarnya
merupakan tarian karya Pakubuwono IV yang memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada
tahun 1788-1820 dengan nama Srimpi sangopati kata sangapati itu sendiri berasal dari kata sang
apati sebuah sebutan bagi calon pengganti raja. Maka ini tampak jelas dalam pemakaian
sampir warna putih yang berarti kesucian dan ketulusan.Pakubuwono IX terkenal
sebagai raja amat berani dalam menentang pemerintahan Kolonial Belanda sebagai
penguasa wilayah Indonesia ketika itu.
Tari Bedaya,
merupakan tarian keraton yang di tarikan oleh 9 putri
dengan irama yang lemah gemulai Bedhaya inggih
punika tari utawi beksa ingkang dipun tarkaken
dning kenya cacah sanga. Bedhaya saking tembung
ambedhaya ateges nari. Beksan Bedhaya inggih punika
salah satunggaling beksa ingkang asifat sakral
dipunripta dning Panembahan Snopati kaliyan
Kanjeng Ratu Kidul. Rikala jaman semanten tari
bedhaya punika namung dipun pagelaraken wonten
lingkungan kraton kmawon lan tiyang Jawi kraton
mboten saged midhangetaken, awit tari bedhaya
punika kagolong tari ningrat lan sakral. Tari bedhaya
dipunsebat tari sakral amargi tari menika ngandhut
suraos falsafah tiyang gesang ingkang agung,
khususipun kagem tiyang Jawa
Tari Bedaya
Tari Campak
merupakan tarian dari daerah Bangka-Belitung yang
menggambarkan keceriaan bujang dan dayang di
Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya
dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari ume
(kebun).
Tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam berbagai
kegiatan seperti penyambutan tamu atau pada pesta
pernikahan di Bangka Belitung. Tarian ini berkembang
pada masa pendudukan bangsa Portugis di Bangka
Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada
tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan
gaya Eropa.
Zapin
berasal dari bahasa arab yaitu "Zafn" yang mempunyai
arti pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan.
Zapin merupakan khazanah tarian rumpun Melayu yang
mendapat pengaruh dari Arab. Tarian tradisional ini
bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan
sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagulagu zapin yang didendangkan.
Musik pengiringnya terdiri atas dua alat yang utama
yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik
tabuh gendang kecil yang disebut marwas. Sebelum
tahun 1960, zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki
namun kini sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan
bahkan penari campuran laki-laki dengan perempuan.
Tari Zapin sangat ragam gerak tarinya, walaupun pada
dasarnya gerak dasar zapin-nya sama, ditarikan oleh rakyat di pesisir timur dan barat Sumatera,
Semenanjung Malaysia, Sarawak, Kepulauan Riau, pesisir Kalimantan dan Brunei Darussalam.
Tari Cokek
merupakan tarian yang berasal dari budaya Betawi. Selain
Betawi, tari ini juga seringkali dijumpai di kawasan
Tangerang. Sebab, tari ini merupakan hasil gesekan budaya
Betawi, Banten, dan Cina. Tari Cokek sudah ada sejak abad
19 di daerah Teluknaga, Tangerang yang dibawa oleh
saudagar Cina yang bernama Tan Sio Kek.
Saudagar tersebut juga membawa alat musik Rebab Dua Dawai, yang kemudian dikolaborasikan
dengan alat musik setempat, semisal suling, kempul, gong, kecrek, dan kendang. Lantunan
tembang perpaduan tradisi daratan Cina dan Tangerang tersebut dinamakan Gambang Kromong.
Awal kemunculannya, Tari Cokek dimainkan oleh tiga penari perempuan. Sekarang, pertunjukan
Tari Cokek seringkali dimainkan oleh lima hingga hingga orang penari perempuan dan beberapa
orang laki laki sebagai pemain musik yang sebagian ikut mengiringi tarian wanita. Sehelai
selendang yang terikat di pinggang penari perempuan merupakan salah satu ornamen baju utama
para penari wanita dipadu kebaya warna mencolok. Selendang tersebut bernama cokek.