Anda di halaman 1dari 32

1) Anatomi, histologi dan Fisiologi organ keseimbangan !

Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu


keseimbangan statis : kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu
kaki, berdiri diatas papan keseimbangan);
keseimbangan dinamis adalah kesetimbangan ketika bergerak.
Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem
sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan
muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak
(kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon
terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain
seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman
terdahulu.
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.

a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris.
Peran mata dalam keseimbangan :

mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan
keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau

dinamik.
Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan

tempat kita berada,


mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap
perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang
sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.

b. Sistem vestibular
-

Komponen vestibular sistem sensoris dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan

gerak bola mata.


Reseptor
sensoris vestibular berada di dalam telinga meliputi

kanalis

semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut
dengan sistem labyrinthine.
Peran Sistem Vestibular dalam Keseimbangan
- Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan
perubahan sudut.
Melalui refleks vestibulo-occular mengontrol gerak mata, terutama ketika

melihat obyek yang bergerak meneruskan pesan melalui saraf kranialis


VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak

Beberapa

stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio


retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth,

retikular formasi, dan serebelum Keluaran (output) dari nukleus vestibular


menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron
yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otototot punggung (otot-otot postural).
c. Somatosensoris
-

Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-

kognitif.
Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula
spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum,

tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis
-

dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian
bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi.
Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di
sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit
dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan
posisi tubuh dalam ruang.

Selain perannya dalam pendengaran yang bergantung pada koklea, telinga dalam
memiliki komponen khusus lain, yaitu aparatus vestibularis, yang memberikan
informasi yang penting untuk sensasi keseimbangan dan untuk koordinasi gerakan
gerakan kepala dengan gerakan gerakan mata dan postur tubuh.

Aparatus vestibularis terdiri dari dua set struktur yang terletak di dalam tulang
temporalis di dekat koklea- kanalis semisirkularis ( crista ampularis ) dan makula
dari organ otolit, yaitu utrikulus dan sarkulus.
Apartus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala.seperti
di koklea, semua komponen aparatus vestibularis mengandung endolimfe dan
dikelilingi oleh perilimfe. Juga, serupa dengan organ korti, komponen vestibuler
masing masing mengandung sel rambut yang berespon terhadap perubahan bentuk
mekanis yang dicetuskan oleh gerakan gerakan spesifik endolimfe. Seperti sel sel
rambut auditorius,reseptor vestibularis juga dapat mengalami depolarisasi atau
hiperpolarisasi, tergantung pada arah gerakan cairan. Namun tidak seperti sistem
pendengaran sebagian besar informasi yang dihasilkan oleh sistem vestibularis tidak
mencapai tingakat kesadaran.

Kanalis semisirkularis
-

mendeteksi akselerasi atau deselerasi anguler atau rotasional kepala, misalnya

ketika memulai atau berhenti berputar, berjungkir balik, atau memutar kepala.
Tiap tiap telinga memiliki 3 kanalis semisirkularis yang secara tiga dimensi
tersusun dalam bidang bidang yang tegak lurus satu sama lain. Sel- sel rambut
reseptif di setiap kanalis semisirkularis terletak di atas suatu bubungan ( ridge )

yang terletak di ampula, suatu pembesaran dipangkal kanalis.


Rambut rambut terbenam dalam suatu lapisan gelatinosa seperti topi
diatasnya yaitu kupula yang menonjol kedalam endolimfe di dalam ampula.
Kupula bergoyang sesuai arah gerakan cairan seperti gangang laut yang mengikuti

arah gelombang air.


Pada kanalis semisirkularis polarisasi sama pada seluruh sel rambut pada tiap
kanalis dan pada rotasi sel-sel dapat tereksitasi dan terinhibisi. Ketiga kanalis ini
hampir tegak lurus satu dengan lainnya, dan masing-masing kanalis dari satu telinga

terletak hampir pada bidang ang sama dengan kanalis telinga satunya.
Dengan demikian terdapat tiga pasang kanalis; horisontal kiri-horisontal kanan,

anterior kiri-posterior kanan, posterior kiri anterior kanan.


Pada waktu rotasi salah satu dari pasangan kanalis akan tereksitasi sementara
satunya akan terinhibisi. Misalnya bila kepala pada posisi lurus normal dan terdapat
percepatan dalam bidang horisontal yang menimbulkan rotasike kanan maka
serabu-serabut

aferen

dari

kanalis

horisontal

kanan

akan

tereksitasi

sementara serabut serabut yang kiri akan terinhibisi. Jika rotasi pada bidang
vertikal misalnya rotasi kedepan maka kanalis anterior kiri dan kanan kedua sisi
akan tereksitasi sementara kanalis posterior akan terinhibisi.
Perlu diperhatikan bahwa percepatan sudut merupakan rangsangan yang
adekuat untuk serabut aferen kanalis semisirkularis. Suatu kecepatan rotasi yang
konstan tidak akan mengekssitasi serabut-serabut tersebut. Namun tentunya dalam
mencapai suatu kecepatan tertentu harus ada akselerasi, dan dipengaruhi akselerasi
ini akan terus berkurang hingga nol setelah beberapa saat hingga beberapa menit.
Keterlambatan ini disebabkan oleh pengolahan SSP dan inersia kupula serta viskositas
endolimfe

yang

menyebabkan

kupula

tertinggal

dibelakang

perubahan

sudut

kepala.Sebagai contoh efek dari penghentian mendadak setelah suatu rotasi ke kanan
searah jarum jam. Perlambatan menuju kecepatan nol ini ekuivalen dengan percepatan
arah yang berlawanan searah jarum jam. Perlambatan menuju kecepatan nol ini
ekuivalen dengan percepatan kearah yang berlawanan, yaitu kekiri. Dengan demikian,
serabut aferen dari kanalis kiri akan tereksitasi sedangkan serabut yang kanan
terinhibisi. Bila ini dilakukan pada ruangan gelap maka subjek akan merasa bahwa ia
berputar ke kiri, setelah kupula kembali pada posisi istirahat subjek akan meras
berhenti berputar.
Akselerasi ( percepatan ) atau deselerasi ( perlambatan) selama rotasi kepala
ke segala arah menyebabkan pergerakan endolimfe, paling tidak disalah satu kanalis
semisirkularis karena susanan tiga dimensi

kanalis tersebut. Ketika kepala mulai

bergerak saluran tulang dan bubungan sel rambut yang terbenam dalam kupula
bergerak mengikuti gerakan kepala.namun cairan didalam kanalis yang tidak melekat ke
tengkorak mula mula tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi, tetapi tertinggal di
belakang karena adanya inersia ( kelembaman ). ( karena inersia, benda yang diam akan
tetap diam, dan benda yang bergerak akan tetap bergerak,kecuali jika ada suatu gaya
luar yang bekerja padanya dan menyebabkan perubahan.) ketika endolimfe tertinggal
saat kepala mulai berputar, endolimfe yang terletak sebidang dengan gerakan kepala

pada dasarnya bergeser dengan arah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala
( serupa dengan tubuh anda yang miring ke kanan sewaktu mobil yang anda tumpangi
berbelok ke kiri ). Gerakan cairan ini menyebabkan kupula condong kearah yang
berlawanan dengan arah gerakan kepala, membengkokan rambut rambut sensorik
yang terbenam di bawahnya. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan gerakan
yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama kepala, sehingga rambut
rambut kembali ke posisi tegak mereka. Ketika kepala melambat dan berhenti, keadaan
yang sebaliknya terjadi. Endolimfe secara singkat melanjutkan diri bergerak searah
dengan rotasi kepala, sementara kepala melambat untuk berhenti. Akibatnya kupula
dan rambut- rambutnya secara sementara membengkok sesuai dengan arah rotasi
semula, yaitu berlawana dengan arah mereka membengkok ketika akselerasi. Pada saat
endolimfe secara bertahap berhenti, rambut rambut kembali tegak. Dengan
demikian, kanalis semisirkularis mendeteksi perubahan kecepatan gerakan rotasi
kepala. Kanalis tidak berespon jika kepala tidak bergerak atau ketika bergerak secara
sirkuler dengan kecepatan tetap.
Secara morfologi sel rambut pada kanalis sangat serupa dengan sel rambut pada organ
otolit. Rambut rambut pada sel rambut vestibularis terdiri dari 20 -50 stereosilia
yaitu mikrofilus yang diperkuat oleh aktin dan satu silium, kinosilium. Setiap sel
rambut berorientasi sedemikian rupa, sehingga sel tersebut mengalami depolarisasi
ketika stereosilianya membengkok kearah kinosilium; pembengkokan kearah yang
berlawanan menyebabkan hiperpolarisasi sel.sel sel rambut membentuk sinaps zat
perantara kimiawi dengan ujung ujung terminal neuron aferen yang akson aksonnya
menyatu

dengan

akson

struktur

vestibularis

lain

untuk

membentuk

saraf

vestibularis.saraf ini bersatu dengan saraf auditorius dari koklea untuk membentuk
saraf

vestibulo

koklearis.

Depolarisasi

sel

rambut

meningkatkan

kecepatan

pembentukan potensial aksi diserat serat aferen; sebaliknya, ketika sel sel rambut
mengalami hiperpolarisasi, frekuensi potensial aksi diserat aferen menurun.

Sementara kanalis semisirkularis memberikan informasi mengenai perubahan


rotasional gerakan kepala kepada SSP, organ otolit memberikan informasi mengenai
posisi

kepala

relatif

terhadap

gravitasi

dan

mendeteksi

perubahan

dalam

kecepatan gerakan liniear ( bergerak dalam garis lurus tanpa memandang arah ).

Utrikulus dan sarkulus adalah struktur seperti kantung yang terletak di dalam
rongga tulang yang terdapat diantara kanalis semisirkularis dan koklea. Rambut
rambut pada sel sel rambut reseptif di organ organ ini juga menonjol kedalam
suatu lembar gelatinosa diatasnya, yang gerakannya menyebabkan perubahan posisi
rambut serta menimbulkan perubahan potensial di sel rambut. Terdapat banyak kristal
halus kalsium karbonat otolit ( batu telinga ) yang terbenam dalam lapisan
gelatinosa, sehingga lapisan tersebut lebih berat dan lebih lembam ( inert ) daripada
cairan di sekitarnya. Ketika seseorang berada dalam posisi tegak, rambut- rambut di
dalam utikulus berorientasi secara vertikal dan rambut- rambut sarkulus berjajar
secara horizontal.
Masa gelatinosa yang mengandung otolit berubah posisi dan membengkokan rambut
rambut dalam dua cara :
1. Ketika kepala digerakkan ke segala arah selain vertikal (yaitu selain tegak dan
menunduk ), rambut rambut membengkok sesuai dengan arah gerakan kepala
karena gaya gravitasi yang mendesak bagian atas lapisan gelatinosa yang
berat. Di dalam utrikulus tiap tiap telinga, sebagian berkas sel rambut
diorientasikan untuk mengalami depolarisasi dan sebagian lagi mengalami
hiperpolarisasi ketika kepala berada dalam segala posisi selain tegak lurus.
Dengan demikian SSP menerima pola pola aktivitas saraf yang berlainan
tergantung pada posisi kepala dalam kaitannya dengan gravitasi )
2. Rambut rambut utrikulus juga berubah posisi akibat setiap perubahan
dalam gerakan linier horizontal ( misalnya bergerak lurus kedepan, kebelakang,
atau kesamping ). Ketika seseorang mulai berjalan kedepan, bagian atas membran

otolit yang berat mula mula tertinggal di belakang endolimfe dan sel sel
rambut karena inersianya yang lebih besar. Dengan demikian rambut rambut
menekuk kebelakang, dalam arah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala
yang kedepan. Jika kecepatan berjalan di pertahankan lapisan gelatinosa segera
menyusul dan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kepala sehingga
rambut rambut tidak lagi menekuk. Ketika orang tersebut berhenti berjalan,
lapisan otolit secara singkat terus bergerak kedepan ketika kepala melambat dan
berhenti, membengkokan rambut rambut kearah depan. Denga demikian sel sel
rambut utrikulus mendeteksi akselerasi atau deselerasi linier horizontal, tetapi
tidak memberikan informasi mengenai gerakan lurus yang berjalan konstan.

Sarkulus mempunyai fungsi serupa dengan utrikulus, kecuali bahwa ia berespon


secara selektif terhadap kemiringan kepala menjauhi posisi horizontal ( misalnya
bangun dari tempat tidur ) dan terhadap akselerasi atau deselerasi liner vertikal
( misalnya meloncat loncat atau berada dalam elevator ).
Sinyal sinyal yang berasal dari berbagai komponen apartus vestibularis dibawa
melalui saraf vestibulokoklearis ke nukleus vestibularis, satu kelompok badan sel saraf
di batang otak, dan ke sereberum.di sini informasi vestibuler diintegrasikan dengan
masukan dari permukaan kulit, mata, sendi, dan otot, untuk :
1. mempertahankan keseimbangan dan postur yang diinginkan;
2. mengontrol otot mata eksternal, sehingga mata tetap terfikasasi ke titik yang
sama walaupun kepala bergerak; dan
3. mempersepsikan gerakan dan orientasi.
Reflek vestibularis berjalan menuju SSP dan bersinap pada neuron inti vestibularis di
batang otak. Selanjutnya neuron vestibularis menuju kebagian alain dari otak, sebagian
langsung menuju motoneuron yang mensarafi otot-otot ekstraokular dan motoneuron
spinalis yang lain menju formatia retikularis batang otak, serebelum dan lainnya.
Hubungan-hubungan langsung inti vestibularis dengan motoneuron ekstraokular
merupakan suatu jaras yang penting dalam mengendalikan gerakan mata dan reflek
vestibulo-okularis (RVO). RVO adalah gerakan mata yang mempunyai suatu komponen
lambat berlawanan arah dengan putaran kepala dan suatu komponen cepat yang
searah dengan putaran kepala. Komponen lambat mengkompensasi gerakan kepala dan
berfungsi menstabilkan suatu bayangan pada retina. Kompone cepat berfungsi untuk
kembali mengarahkan tatapn ke bagian lain dar lapangan pandangan. Perubahan arah
gerakan mata selama rangsang vestibularis merupakan suatu contoh dari nistagmus
normal.
Beberapa individu, karena alasan yang tidak di ketahui, sangat pekak terhadap gerakan
gerakan tertentu yang mengaktifkan aparatus vestibularis dan menyebabkan gejala
pusing ( dizziness ) dan mual; kepekaan ini disebut mabuk perjalan ( motion sickness ).

Kadang kadang ketidak seimbangan cairan di telinga dalam menyebabkan penyakit


menier. Karena baik aparatus vestibularis maupun koklea mengandug cairan telinga
dalam yang sama, timbul gejala keseimbangan dan pendengaran. Penderita mengalami
serangan sementara vertigo ( pusing 7 keliling ) yang hebat disertai suara berdenging
di telinga dan gangguan pendengaran. Selama serangan itu, penderita tidak dapat
berdiri tegak dan melaporkan perasaan bahawa dirinya atau benda benda di
sekelilingnya terasa berputar.
Serebellum,yang melekat kebelakang bagian atas batang otak,terletak di bawah lobus
oksipitalis korteks. Serebelum terdiri dari tiga bagian yang scara fungsional berbeda.
Bagian bagian ini memiliki rangkaian masukan dan keluaran dan, dengan demikian
memiliki fungsi yang berbeda beda :
1. Vestibuloserebellum penting untuk untunk mempertahankankeseimbangan dan
mengontrol gerak mata.
2. Spinoserebelum mengatur tonus otot dan gerakan volunter yang terampil dan
terkoordinasi.
3. Serebroserebelum berperan dalam perencanaan dan inisiasi aktifitas volunter
dengan memberikan masukan ke daerah daerah motorik korteks. Bagian ini juga
merupakan daerah serebelum yang terlibat dalam ingatan prosedural.
Berbagai gejala yang menandai penyakit serebelum semuanya dapat dikaitkan dengan
hilangnya fungsi fungsi tersebut, antara lain adalah gangguan keseimbangan,
nistagmus, penurunan tonus otot tetapi tanpa paralisis.

BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler

2) Apa saja faktor yang mempengaruhi keseimbangan ?


Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)

Center of gravity merupakan titik gravitasi yang terdapat pada semua benda baik
benda hidup maupun mati, titik pusat gravitasi terdapat pada titik tengah benda
tersebut, fungsi dari Center of gravity adalah untuk mendistribusikan massa benda
secara merata, pada manusia beban tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh
dalam keadaan seimbang. Tetapi jika terjadi perubahan postur tubuh maka titik
pusat gravitasi pun berubah, maka akan menyebabkan gangguan keseimbangan
(Unstable). Titik pusat gravitasi selalu berpindah secara otomatis sesuai dengan
arah atau perubahan berat, jika center of gravity terletak di dalam dan tepat
ditengah maka tubuh akan seimbang, jika berada diluar tubuh maka akan terjadi
keadaan unstable. Pada manusia pusat gravitasi saat berdiri tegak terdapat pada 1
inchi di depan vertebrae Sacrum 2 (Bishop & Hay, 2009).
1. Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi (Line Of Gravity) adalah garis imajiner yang berada vertikal melalui
pusat gravitasi. Derajat stabilitas tubuh ditentukan oleh hubungan
antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan base of support (bidang tumpu).

2. Bidang tumpu (Base of Support-BOS)

Base of Support (BOS) merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan
permukaan tumpuan.Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh
dalam keadaan seimbang.Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang
tumpu.Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri
dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki.
Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin
tinggi (Wen Chang Yi et al., 2009).
3. Kekuatan otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau group otot menghasilkan tegangan dan
tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun secaca statis.Kekuatan
otot dihasilkan oleh kontraksi otot yang maksimal. Otot yang kuat merupakan otot
yang dapat berkontraksi dan rileksasi dengan baik, jika otot kuat maka
keseimbangan dan aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik seperti
berjalan, lari, bekerja ke kantor, dan lain sebagainya.
UNUD, Fisiologi Keseimbangan.
3) Mengapa penderita mengeluh kepala berputar / vertigo disertai telinga berdenging
kurangnya pendengaran?
Sistem vestibuler sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi O2 dalam
darah, oleh karena itu perubahan aliran darah yang mendadak dapat menimbulkan
vertigo. Vertigo tidak akan timbul bila hanya ada perubahan konsentrasi O2 saja,
tetapi harus ada faktor lain yang menyertainya, misalnya sklerosis pada salah satu

auditiva interna, atau salah satu arteri tersebut terjepit. Dengan demikian bila ada
perubahan konsentrasi O2, hanya satu sisi saja yang mengadakan penyesuaian,
akibatnya terdapat perbedaan elektro potensial antara vestibuler kanan dan kiri
akibatnya akan terjadi serangan vertigo berupa pusing.
Perubahan konsentrasi O2 dapat terjadi misalnya pada hipertensi, hipotensi
spondiloartrosis servikal. Pada kelainan vaso motor mekanisme erjadinya vertigo
disebabkan oleh terjadinya perbedaan prilaku antara arteri auditiva interna kanan dan
kiri, sehingga menimbulkan beda potensial.
Vertigo adalah perasaan berputar, sesuai dengan kejadianya vertigo ada beberapa
macam, yaitu vertigo spontan, posisi dan kalori. Dalam vertigo posis timbul disebabkan
oleh perubahan posisi kepala. Vertigo timbul karenaperangsangan kupula kanalis
semisirkularis oleh debris atau pada kelainan servikal. Yang dimaksud sebagai debris
adalah kotoran yang menempel pada kanalis semisirkularis. Pada pemeriksaan kalori
juga dirasakan adanya vertigo dan vertigo ini disebut dengan vertigo kalori. Penting di
tanyakan pada psien sewakt tes kalori, supaya ia dapat membandingkan perasaan
vertigo ini dengan serangan yang pernah dialaminya. Bila sama maka keluhan vertigo
adalah betul, sedangkan bila berbeda makakeluhan vertigo perlu diragukan.
Rasa pusing disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan
ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh
susunan saraf pusat. Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian
tersebut :
1. Teori Rangsang Berlebihan (Overstimulation)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi
kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan timbul vertigo,
nistagmus, mual dan muntah.
2. Teori Konflik Sensorik
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai
reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan proprioseptik, atau
ketidak-seimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan.
Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga
timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau
sulit berjalan(gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar (yang
berasal dari sensasi kortikal). Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini
lebih menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab.
3. Teori Neural Mismatch
Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik; menurut teori ini otak
mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu; sehingga jika pada suatu

saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah
tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom. Jika pola gerakan yang baru
tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga
berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala.
4. Teori Otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi
gerakan/perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan,
sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan .
5. Teori Neurohumoral
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan terori serotonin
(Lucat) yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam
mempengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo
6. Teori Sinap
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan neurotransmisi dan
perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses adaptasi, belajar dan
daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF

(corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF selanjutnya akan


mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan mekanisme
adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik. Teori ini dapat
menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat, berkeringat di awal
serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang berkembang menjadi gejala mual,
muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi aktivitas susunan
saraf parasimpatis.
Ilmu Penyakit THT FK UI
Patofisiologi
- Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam
sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus
menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang
berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan
-

vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.


Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler
memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian
reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi


alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan
proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam
keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul
berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan
bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya
terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di
perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau
ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo
dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak
adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,
unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya

Klasifikasi

Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular yang


mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo sentral. Saluran vestibular
adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan informasi
tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan.

Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis
semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan.

Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara lain


penyakitpenyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat
kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering
kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel
saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran).

Sedangkan vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak,
khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan
serebelum (otak kecil).

Macam - macam

Vertigo spontan

Adalah vertigo yang timbul tanpa pemberian rangsangan,rangsangan timbul dari


penyakitnya sendiri.misal,meniere oleh sebab tekanan endolimfe yang meninggi.

Vertigo posisi

Adalah vertigo yang terjadi karena perubahan posisi kepala. Vertigo timbul
karena perangsangan pada kupula kanalis semisirkularis oleh debris atau pada kelainan
servikal.Debris sendiri adalah kotoran yang menempel pada kupula kanalis
semisirkularis.

Vertigo Kalori
Pada pemeriksaan kalori juga dirasakan adanya vertigo,dan vertigo ini disebut
vertigo kalori. Vertigo kalori ini penting ditanyakan sewaktu tes kalori,dan pasien
supaya mengingat-ingat serangan vertigo yang pernah dideritanya.Bila sama,maka
keluhan vertigonyabetul,dan juga dapat diketahui kekuatan seranganya.Dibamdingkan
dengan kekuatan vertigo kalori.

(BUKU AJAR TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK KEPALA LEHER, ED.5,


Dr.H.EFIATY ARSYAD SOEPARDI, Sp.THT, FK UI)

Keluhan berdenging
Definisi
- Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan

mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya bisa


berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi
-

lainnya. Gejalanya bisa timbul terus menrus atau hilang timbul


Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh penderita itu sendiri, meski
demikian tinnitus hanya merupakan gejala, bukan penyakit, sehingga harus di
ketahui penyebabnya.

Etiologi
a. Kotoran yang ada di lubang telinga, yang apabila sudah di bersihkan rasa
berdenging akan hilang
b. Infeksi telinga tengah dan telinga dalam
c. Gangguan darah
d. Tekanan darah yang tinggi atau rendah, dimana hal tersebut merangsang saraf
pendengaran
e. Penyakit menieres Syndrome, dimana tekanan cairan dalam rumah siput

meningkat, menyebabkan pendengaran menurun, vertigo, dan tinnitus


f. Keracunan obat
g. Penggunaan obat golongan aspirin ,dsb.

Patofisiologi
Menurut frekuensi getarannya, tinnitus terbagi menjadi dua macam, yaitu:
- Tinnitus Frekuensi rendah (low tone) seperti bergemuruh
- Tinnitus frekuensi tinggi (high tone) seperti berdenging
Tinnitus biasanya di hubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi
karena gangguan konduksi, yang biasanya berupa bunyi dengan nada rendah. Jika di
sertai dengan inflamasi, bunyi dengung akan terasa berdenyut (tinnitus pulsasi) dan
biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga, tumor, otitis media, dll.
Pada tuli sensorineural, biasanya timbul tinnitus subjektif nada tinggi (4000Hz).
Terjadi dalam rongga telinga dalam ketika gelombang suara berenergi tinggi
merambat melalui cairan telinga merangsang dan membunuh sel-sel rambut
pendengaran maka telinga tidak dapat berespon lagi terhadap frekuensi suara.
Namun jika suara keras tersebut hanya merusak sel-sel rambut tadi maka
akan terjadi tinnitus, yaitu dengungan keras pada telinga yang di alami oleh
penderita.
Susunan telinga kita terdiri atas liang telinga, gendang telinga, tulangtulang pendengaran, dan rumah siput. Ketika terjadi bising dengan suara
yang melebihi ambang batas, telinga dapat berdenging, suara berdenging
itu akibat rambut getar yang ada di dalam rumah siput tidak bisa berhenti
bergetar. Kemudian getaran itu di terima saraf pendengaran dan diteruskan ke
otak yang merespon dengan timbulnya denging.

Kurang pendengaran nada rendah

4) Mengapa sebelumnya pasien mengeluh mual, muntah ?


Nausea (mual)
: Mual (nausea) adalah suatu sensasi atau perasaan tidak
menyenangkan yang mendahului muntah (Dorland, 2002) disertai hipersalivasi,
keringat dingin, pucat, takikardi, hilangnya tonus gaster. Mual (nausea) tidak selalu
disertai muntah.
Muntah (vomitus) adalah ekspulsi secara paksa isi lambung keluar dari mulut
(Sherwood, 2001), disebabkan oleh kontraksi otot-otot pernapasan yaitu diafragma
(otot inspirasi utama) dan otot abdomen (otot ekspirasi aktif).

Nausea vomitus merupakan proses yang sangat kompleks yang dikoordinasikan oleh
pusat muntah di Medulla Oblongata. Pusat ini menerima masukan impuls dari
(Mohamed, 2004; Saeda, 2004: Silbernagl, 2006):
1) Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) pada area postrema
CTZ banyak mengandung reseptor dopamin dan 5-hidroksi-triptamin
(terutama D2 dan 5-HT3). CTZ tidak dilindungi oleh blood brain barrier
sehingga mudah mendapat stimulus dari sirkulasi (misalnya, perubahan pH
darah, obat, dan toxin). CTZ dapat dipengaruhi pleh agen anestesi, opioid dan
faktor humoral (5-HT) yang dilepaskan selama pembedahan.
2) Sistem Vestibuler (Motion Sickness dan nausea akibat gangguan pada
telinga bagian tengah)
Sistem vestibuler dapat menyebabkan terjadinya nausea vomitus sebagai
akibat dari pembedahan yang melibatkan telinga bagian tengah atau
pergerakan setelah pembedahan.
3) Higher Cortictal Centers pada sistem saraf pusat

Higher cortical centers (sistem limbik) dapat terlibat dalam terjadinya


PONV

terutama

berhubungan

dengan

perasaan

tidak

menyenangkan

penglihatan, bau, ingatan, dan ketakutan.


4) Nervus Vagus (membawa sinyal dari tractus gastrointestinal)
Saraf
Stress
Psikis aferen

dari
nervus
vagus
Vestibular
Labyrinth

menyampaikan

informasi

dari

mekanoreseptor pada otot dinding usus, di mana akan dihasilkan 5-HT apabila
Limbic
Cerebellum
usus System
mengembang atau trauma
selama pembedahan dan dari kemoreseptor

pada mukosa tractus gastrointestinalis bagian atas yang dipicu oleh adanya
CTZ
PeningkatanTIK
zat berbahaya dalam lumen.
Area

Darah
Rangsang Kimiawi

a) Sistem spinoretikuler (menginduksi mual akibat trauma fisik).


Visceral
Aferent tractus solitarius
Pusat Muntah
Aferent
b) Nukleus
(merupakan arcus Cortical
reflek dari
reflek muntah).
Penyakit jantung
c)
Gastrointestinal
Bilier

Nausea Vomitus

Nyeri
Hipoksia
Penglihatan

Keterangan :
Gangguan sistem keseimbangan
Rangsang gerakan timbul stres memicu sekresi CRF

(corticotropin

releasing factor) peningkatan kadar CRF aktifkan susunan saraf simpatik


(serangan

vertigo) cetuskan

mekanisme adaptasi berupa meningkatnya

aktivitas sistim saraf parasimpatik (mual, muntah)


(Vertigo: Aspek Neurologi. Budi Riyanto Wreksoatmodjo.Rumah Sakit Marzuki

Mahdi, Bogor, Indonesia)

Mekanisme pengaruh sistem vestibuler ?

5) Apakah ada hubungan penderita mengenai keluhan 3 bln yll dg keluhan sekarang
(sensorik, TD, pusat)?
6) Apa saja tambahan obat khusus utk gangguan keseimbangan vestibuler serta
latihan fisik apa saja utk melatih sistem vestibuler ?
7) Pemeriksaan fisik dan penunjang apa saja yang dilakukan untuk menegakkan
diagnosa ?
. Uji Romberg (Gb. 5) :
penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata
terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30
detik.Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya
(misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan
vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi
garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap
tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang
baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.

b. Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan


diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti.
Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan
serebeler penderita akan cenderung jatuh.
c. Uji Unterberger.

Berdiri

dengan

kedua

lengan lurus horisontal ke


depan dan jalan di tempat
dengan mengangkat lutut
setinggi mungkin selama
satu menit. Pada kelainan
vestibuler

posisi

penderita

akan

menyimpang/berputar

ke

arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan
berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada
sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase
lambat ke arah lesi.
d. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)(Gb. 7)
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke
depan, penderita disuruh mengangkat lengannya ke
atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk
tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang
dengan mata terbuka dan tertutup.
Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah
lesi.

Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis(8,9)


Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau
perifer.
1 Fungsi Vestibuler
a. Uji Dix Hallpike
Perhatikan adanya nistagmus; lakukan uji ini ke kanan dan kiri

Kepala putar ke samping

Secara cepat gerakkan pasien ke belakang (dari posisi duduk ke posisi


terlentang)

Kepala harus menggantung ke bawah dari meja periksa

Dari posisi duduk di atas


tempat tidur, penderita
dibaring-kan ke
dengan cepat,
kepalanya
45
di

belakang
sehingga

meng-gantung
bawah
garis

horisontal,
kemudian
kepalanya dimiringkan 45
ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo
dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya
perifer atau sentral.
Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul
setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1
menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang
beberapa kali (fatigue).
Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti
semula (non-fatigue).
b. Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30, sehingga kanalis
semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi
bergantian dengan air dingin (30C) dan air hangat (44C) masingmasing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus
yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai
hilangnya nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau
directional preponderance ke kiri atau ke kanan.
Canal paresis : jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik
setelah rangsang air hangat maupun air dingin, Canal paresis
menunjukkan lesi perifer di labirin atau n. VIII
directional preponderance : jika abnormalitas ditemukan pada arah
nistagmus

yang

sama

di

masing-masing

preponderance menunjukkan lesi sentral.


2. Fungsi Pendengaran
a. Tes garpu tala

telinga,

directional

Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan tuli


perseptif, dengan tes-tes Rinne, Weber dan Schwabach.
Pada tuli konduktif tes Rinne negatif, Weber lateralisasi ke sisi
yang tuli, dan Schwabach memendek.
b. Audiometri
Ada beberapa macam pemeriksaan audiometri seperti Loudness
Balance Test, SISI, Bekesy Audiometry, Tone Decay.
Penunjang
1.
a.

b.

c.

d.

2.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes Audiologik, tidak dibutuhkan untuk untuk setiap pasien dengan
keluhan pusing, tapi mungkin lebih tepat jika ada masalah pendengaran.
Audiogram, menilai pendengaran. Abnormalitas memberikan kesan
vertigo otologik. Sering cukup untuk penegakkan diagnosis. Upaya untuk
memisahkan otologik dari sumber vertigo lain.
Brainstem Auditory Evoked Potensial (BAEP). Test nurofisiologi ini
dipergunakan bila diduga adanya carebello pontine tumor, terutama
neuroma akus tikus atau multiple sklerosis. Kombinasi pemeriksaan BERA
dan CT Scan dapat menunjukkan konfirmasi diagnostik tumor. 2
Otoacoustic Emission (OAE) menilai suara oleh telinga pasien
sendiri. Cara ini cepat dan sederhana. OAE berguna dalam mendeteksi
malingering, gangguan pendengaran sentral dan orang- orang dengan
neuropati auditorik. Dalam situasi ini, OAE dapat dilakukan bahkan bila
pendengaran subjektif berkurang. Ketika ada potensi malingering, sering
audiologist melakukan beberapa tes untuk uji pendengaran objektif, tes
dapat mendeteksi kehilangan pendengaran psikogenik. OAE biasanya tidak
membantu padang orang- orang usia > 60 tahun karena OAE menurun
dengan usia.
Electrocochleografi (ECOG) adalah sebuah potensi bangkitan yang
menggunakan electrode perekam yang diposisikan dalam gendang telinga.
ECOG membutuhkan frekuensi pendengaran yang tinggi. ECOG yang
abnormal memberi kesan penyakit Meniere. ECOG itu sulit dan
interpretasi dari hasil harus memnuhi penilaian bentuk gelombang.

Tes Vestibular tidak dibutuhkan untuk setiap pasien dengan keluhan


pusing. Penelitian primer- Tes Elektronystagmography (ENG), membantu
bila diagnosis masih belum jelas setelah anamnesis dan pemeriksaan. ENG
secara bertahap digantikan dengan tes VEMP.
a.
ENG merupakan prosedur beruntun yang dapat mengidentifikasi
vestibular asimetris (seperti yang disebabkan oleh neuritis vestibular) dan

membuktikan nistagmus spontan dan posisi (seperti yang disebabkan oleh


BPPV). ENG adalah tes yang panjang dan sulit. Jika ada hasil yang
abnormal dan tidak sesuai dengan gejala klinis sebaiknya dikonfirmasi
denga tes kursi putar dan dikombinasi dengan tes VEMP.
b.
VEMP
merupakan
tes
vestibular
dasar
karena
ini
memberikan keseimbangan yang baik untuk keperluan diagnostic dan
toleransi pasien. Tes ini sensitif terhadap sindrom dehiscence kanal
superior. Kehilangan vestibular bilateral dan neuroma kaustik. VEMP
secara umum normal pada neuritis dan penyakit Menier.
c.
Posturografi adalah sebuah instrument dari tes Romberg. Ini sangat
berguna untuk malingering dan juga mempunyai kegunaan melihat
perkembangan orang- orang yang menjalani pengobatan.
3.

Pemeriksaan labor darah, dilakukan bila ada gejala spesifik kompleks


dan tidak ada pemeriksaan rutin untuk pasien denga keluhan pusing. Dalam
faktanya pemeriksaan kimia, hitung jenis , tes toleransi glukosa, tes alergi
tidak secara rutin diperiksa.
4.
Pemeriksaan Radiologi, foto tengkorak, foto vertebrae servikal, CT scan
kepala dan sinus tidak direkomendasikan secara rutin dalam evaluasi
vertigo.
a.
MRI kepala, mengevaluasi kesatuan struktural batang otak, serebelum,
periventrikuler substansia putih, dan kompleks nervus VIII. MRI tidak
secara rutin dibutuhkan untuk evaluasi vertigo tanpa penemuan neurologis
yang lain berkaitan.
b.
CT Scan tulang temporal memberikan resolusi tinggi dari struktur
telinga daripada MRI dan juga lebih baik untuk evaluasi lesi yang
melibatkan tulang. CT tulang temporal mutlak dibutuhkan untuk diagnosis
dehiscence canal superior. Jenis koronal langsung resolusi tinggi adalah
yang terbaik untuk diagnosis ini. CT Scan tulang temporal banyak
memancarkan radiasi dan untuk alasan ini, tes VEMP direkomendasikan
sebagai tes awal untuk dehiscence canal superior.

8) DD ! LENGKAP !
Meniere
Definisi :Penyakit ini ditemukan oleh Meniere pada tahun 1861, dan dia
yakin bahwa penyakit ini berada di dalam telinga, sedangkan pada wak-tu
itu para ahli banyak menduga bahwa penyakit itu berada pada otak.
Pendapat Meniere dibuktikan oleh Hallpike dan Cairn tahun 1938, dengan
ditemukannya hidrops endolimfa, setelah memeriksa tulang temporal
pasien Meniere. Ditandai juga dengan gejala vertigo.

Merupakan Suatu kelainan labirin yg etiologi yg belum diketahui yg


mempunyai TRIAS Gejala: gangguan pendengaran, tinitus, vertigo,
disebabkan hidrops endolimfe
ILMU PENYAKIT THT FK UI
Etiologi :Penyebab pasti penyakit Meniere belum diketahui. Penambahan
volume endolimfa di-perkirakan oleh adanya gangguan biokimia cairan
endolimfa dan gangguan klinik pada membran labirin.
ILMU PENYAKIT THT FK UI
Patofisiologi :
Gejala klinis penyakit Meniere disebabkap oleh adanya hidrops endolimfa
pada kaklea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang
timbul diduga disebabkan oleh : 1. meningkatnya tekanan hidrostatik pada
ujung arteri, 2. berkurangnya tekanan osmotik di dalam kapiler, 3.
meningkatnya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler, 4. jalan keluar sakus
endolimfatikus tersumbat, sehing-' ga terjadi penimbunan cairan
endolimfa.
Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal, ditemukan pelebaran dan
perubahan morfologi pada membrane reissner. Terdapat penonjolan ke
dalam skala vestibule, terutama di daerah apeks koklea helikotrema.
Sakulus juga mengalami pelebaran yang dapat menekan utrikulus. Pada
awalnya pelebaran skala media dimulai dari daerah apekskoklea, kemudian
dapat meluas mengenai bagian tengah dan basal koklea. Hal ini yang dapat
menjelaskan terjadinya tuli saraf nada rendah pada penyakit meniere.
ILMU PENYAKIT THT FK UI
Manifestasi :

Terdapat trias atau sindrom Meniere yaitu vertigo, tinitus dan tuli
sensorineural terutama nada rendah. Serangan pertama sangat berat,
yaitu vertigo disertai muntah. Setiap kali ver-usaha untuk berdiri dia
merasa berputar, mual dan terus muntah lagi. Hal ini berlangsung beberapa
hari sampai beberapa minggu, meski-pun keadaannya berangsur baik.
Gejala yang lain menjadi tanda khusus adalah perasaan penuh di dalam
telinga.

Dari keluhan vertigonya kita sudah dapat membedakan dengan penyakit


yang lainnya yang juga mempunyai gejala vertigo, seperti penyakit
Meniere, tumor N.VIII, sklerosis multipel, neuritis vestibuler atau
Vertigo posisi paroksismal jinak(VPPJ).

Pada tumor N VIII serangan vertigo perio-dik, mula-mula lemah dan makin
lama makin kuat. Pada sklerosis multipel, vertigo periodik, tetapi
intensitas serangan sama pada tiap serangan. Pada neuritis vestibuler
serangan vertigo tidak periodik dan makin lama makin menghilang. Penyakit
ini diduga disebabkan virus. Biasanya penyakit ini timbul setelah menderita
influenza. Vertigo hanya didapatkan pada permulaan penyakit. Penyakit ini
akan sembuh total bila tidak disertai dengan komplikasi. Vertigo posisi
paroksismal jinak (VPPJ), keluhan vertigo datang secara tiba-tiba terutama pada perubahan posisi kepala dan keluhan vertigonya terasa sangat
berat, kadang-kadang disertai rasa mual sampai muntah, berlangsung tidak
lama.
ILMU PENYAKIT THT FK UI
Vertigo
Vertigo bersifat periodik yang makin mereda pada serangan serangan
berikutnya. Serangan pertama sangat berat yaitu vertigo disertai muntah.
Setiap kali berusaha untuk berdiri dia merasa berputar, mual dan muntah
lagi. Pada serangan kedua dan selanjutnya dirasakan lebih ringan, tidak
seperti serangan yang pertama
Perbedaan vertigo pada beberapa jenis penyakit
Penyaki
t
meniere

Tumor
n. VIII

Sklero
sis
multipe
l

Neuriti
s
vestibul
er

Vertigo
posisi
paroksis
mal jinak

Periodik
yang
makin
mereda
pada
seranga
n

seranga

Periodik
yang
makin
member
at pada
seranga
n

seranga

Periodi
k tapi
intensi
tas
serang
an
sama
pada

Tidak
periodik
dan
makin
lama
makin
menghil

Timbul
secara
tiba

tiba
terutam
a
pada
perubah
an posisi

n
berikut
nya

n
berikut
nya

tiap
serang
an

ang

Tinnitus ( low frequency )


Kadang kadang menetap meskipun di luar serangan
Tuli sensorineural
Timbul pada saat serangan dan dalam keadaan tidak ada serangan,
pendengaran dirasakan baik kembali
Diagnosa :
Diagnosis dipermudah dengan dibakukan-nya kriteria diagnosis, yaitu : 1.
vertigo hilang timbul, 2. fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli saraf,
3. menyingkirkan kemung-kinan penyebab dari sentral, misalnya tumor N
VIII. Bila gejala-gejala khas penyakit Meniere pada anamnesis ditemukan,
maka diagnosis penyakit Meniere dapat ditegakkan.
Pemeriksaan fisik diperlukan hanya untuk menguatkan diagnosis penyakit
ini. Bila dalam anamnesis terdapat riwayat fluktuasi pendengaran,
sedangkan pada pemeriksaan ternyata terdapat tuli sensorineural, maka
kita sudah dapat mendiagnosis penyakit Meniere, sebab tidak ada penyakit
lain yang bisa menyebabkan adanya perbaikan dalam tuli sensorineural,
kecuali pada penyakit Meniere. Dalam hal yang meragukan kita dapat
membuktikan adanya hidrops dengan tes gliserin. Selain itu tes gliserin ini
berguna untuk menentukan prognosis tindakan operatif pada pembuatan
"shunt". Bila terdapat hidrops, maka operasi diduga akan berhasil dengan
baik.
ILMU PENYAKIT THT FK UI

kepala,
keluhan
berat,
kadang
ada
mual,
muntah,
berlangs
ung
singkat

Anamnesis: 1) Vertigo yang hilang timbul dan semakin ringan pada serangan
berikutnya, 2) fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli saraf dan 3)
menyingkirnya kemungkinan penyebab dari sentral seperti tumor n. VIII
Pemeriksaan fisik: Kurang pendengaran
Pemeriksaan penunjang: Tes gliserin membuktikan adanya hidrops
endolimfe, menentukan prognosis tindakan operatif pada pembuatan
shunt
Penatalaksanaan :

Pada saat datang biasanya diberikan obat-obat simtomatik, seperti


sedatif, dan bila diperlukan dapat diberikan anti muntah. Bila diagnosis
telah ditemukan, pengobatan yang paling baik adalah sesuai dengan
penyebabnya.

Khusus untuk penyakit Meniere, diberikan obat-obat vasodilator perifer


untuk Tnengurangi tekanan hidrops endolimfa. Dapat pula tekanan
endolimfa ini disalurkan ke tempat lain dengan jalan operasi, yaitu
membuat "shunt".

Obat-obat antiskemia, dapat pula diberikan sebagai obat alternatif dan


juga diberikan obat neurotonik untuk menguatkan sarafnya.
ILMU PENYAKIT THT FK UI
Komplikasi :Tuli sensoneural
ILMU PENYAKIT THT FK UI
Prognosis
:
Penyakit ini akan sembuh total bila tidak disertai dengan komplikasi.

9) Penatalaksanan dan edukasi !


Obat sedatif dan anti emetik
Edukasi : istirahat cukup

Anda mungkin juga menyukai