Anda di halaman 1dari 20

1.

Anatomi mata?
Cavum orbita : merupakan suatu ruangan berbentuk piramida sisi empat,
terdapat sepasang kanan dan kiri.
Orbita memiliki bagian bagian :
a. Basis orbita
Merupakan pintu masuk dalam obita.
Terdapat: margo supra orbitalis ( tepi atas)
margo infra orbitalis ( tepi bawah )
Dibentuk oleh: os. Frontal, os. Zygomaticus, Os. Maxilla.
b. Apex orbita
Terdapat pada ujung medial fissura orbitalis superior dekat canalis
opticus. Dibentuk oleh formen opticum.
c. Atap Orbita
dibentuk oleh:
Os. Frontalis (pars. Orbitalis): di depan.
Os. Sfenoidale ( ala magna ): di Belakang
Terdapat sutura sfenofrontalis.
Membatasi orbita dengan fossa cranii anterior.
Terdapat fossa glandulae Lacrimalis ( pada bagian antero lateral )
Antara atap dan dinding medial:
Foramen ethmoidalis anterior
Foramen ethmoidalis posterior
Untuk lewat vasa ethmoidalis anterior dan posterior.
d. Dasar orbita
Dibentuk oleh:
Os. Zygomaticus ( antero lateral) oleh Facies orbitalis
os.zygomaticus.
Os. Maxillae ( bag. tengah) oleh facies orbitalis os. maxillae
Os. Palatini ( bag. Blk ) olehprocessus orbitalis os. Palatini.
Dasar orbita membatasi orbita dari sinus maxillaris.
Antara dasar orbita dan dinding lateral terdapat fissura
orbitalis inferior.
Fissura orbitalis inferior dilalui oleh:
N. Maxillaris
N. Zygomaticus
Vasa infra orbitalis
Serabut2 ganglion sfenopalatinum
e. Dinding lateral
Tebal, kanan dan kiri membentuk sudut hampir 90 derajat.

Dibentuk oleh:
- Processus frontalis osis Zygomaticus( didepan)
- Ala magna osis Sfenoidale( di belakang )
- Pars orbitalis osis Frontalis ( di blk )
Terdapat foramen zygomaticofaciale yang dilalui oleh N.
Zygomaticus dan vasa kecil cab. Vasa lacrimalis.
f. Dinding medial
Dibentuk oleh (urutan dari depan ke Belakang ):
- Os.maxillare ( processus frontalis )
- Os. Lacrimale
- Os. Ethmoidalis( lamina orbitalis )
- Os. Sfenoidalis.( sebag. Kecil corpus sfenoidalis )
Dinding medial orbita membatasi orbita dengan sinus
ethmoidalis, sinus sfenoidalis dan cavum nasi.

2. Fisiologi mata ?
Fungsi bagian mata
Conjunctiva
o Bulbaris
o Papelbra menghinari trauma fisik dan kima
o Fornix
o Sclera memberi bentuk pada mata
o Cornea meneruska cahaya yang masuk
o Iris pigmentasi mata, mengatur besar kecilnya pupil
o Corpus ciliaris tempat menempelnya zonula ciliaris tempat
fiksasi lensa dan menghasilkan humor aquous

o
o
o
o

Choroid nutrisi retina


Pupil mengatur jumlah cahaya
Lensa memfokuskan cahaya
Retina menangkap cahaya yang masuk
Memproses cahaya (selnya cone (terang). Rodh (gelap))
Rod protein rhodopsin (isomer dari vit.a) cahaya lemah

rhodopsin terpisah dari vit.a cyclic Gmp active canal


calcium impuls
Cone (menangkap warna dan sentral) protein yang bekerja

(iodopsin merah, biru, hijau) membedakan warna


o Humor vitreous media refrakta dan pembentuk bola mata
o Aquous humor tekanan intra okuler
Ciri
-

mata sehat
Kedudukan bola mata simetris
Mata tidak bengkak merah atau benjolan
Kelopak mata dapat menutup semurna
Bagian kornea jernih
Mata dapat melihat tajam dan terang
Pupil hitam
Bagian mata putih halus selaput jernih
Kelopak mata terang
Mata bisa melihat seimbang antara kanan dan kiri

a fungsi mata (umum) : untuk melihat


b Fungsi bagian2 mata :
-

Konjungtiva

: palpebra, bulbaris, dan forniks

Palpebra

: menghindari dari trauma fisik maupun kimia.

Sklera dan episklera

: memberi bentuk pada mata

Kornea

: meneruskan cahaya yang masuk ke bola

mata
-

Iris

: memberi pigmentasi pada mata, mengatur

besar kecilnya pupil


-

Korpus siliaris

: tempat menempelnya zonula siliaris yang

berfungsi untuk fiksasi lensa, menghasilkan humor aquous

Koroid

: memberi nutrisi retina bagian luar

Pupil

: mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk

Lensa

: memfokuskan cahaya yang masuk dan

akomodasi mata
-

Retina

: menangkap cahaya yang masuk melalui

pupil
-

Humor Vitreus

: mediarefrakta, membentuk bola mata

Humor Aquous

: mempengaruhi tekanan intra okuler

Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami


pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor,
lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi
mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu
bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus)
dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel
batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena
sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena
itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang,
sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu
untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin
berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu
suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar
matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A.
Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk
pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap
(disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk
melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang
merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus,
yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga
macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna.
Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.

Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat
(punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa
kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum).

3. Histologi mata ?

Kelenjar lakrimalis
-

Kelenjar asini
Bentuk dan ukuran bervariasi, mirip jenis serosa tapi
lumennya besar. Ada yang menampakkan kantung2 tak teratur
dengan sel di dalamnya. Sel2 asinar lebih silindris daripada

piramidal mengandung granul sekresi dan tetes lipid besar


dan terpulas lemah.
-

Duktus eksekretorius intralobular


Saluran yang terletak di dalam sebuah lobus dan diantara
kantung2 asini. Duktus intralobular yang kecil dilapisi epitel
selapis kuboid atau silindris. Duktus intralobular yang lebih
besar terdiri dari dua lapis sel silindris rendah atau epitel
bertingkat semu.

Duktus interlobular
Saluran yang terletak diantara lobus dan diantara kantung2
asini. Terdiri dari dua lapis sel silindris rendah atau epitel
bertingkat semu.

Sel mioepitel : mengelilingi tiap2 asini

Kornea
-

Epitel anterior
Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa papil.

Membran limitans anterior (membran BOWMAN)


Di bawah epitel kornea berasal dari stroma kornea di bawahnya.

Stroma kornea (substansia propria)


Membentuk badan kornea terdiri atas serat kolagen paralel
yang membentuk lamela tipis dan lapisan2 fibroblas gepeng
bercabang yaitu keratosit diantara serat kolagen.

Membran limitans posterior (membran DESCEMENT)


Membran basal yang berada di posterior dari stroma kornea.

Endotel
Menutupi permukaan posterior kornea tersusun dari epitel
kuboid rendah.

Retina, koroid, dan sklera

Dinding bola mata terdiri atas sclera, koroid, dan retina. Retina
mengandung sel sel reseptor fotosensitif. Di antara berkas
kolagen terdapat anyaman serat elastin halus. Fibroblast gepeng
atau memanjang terdapat di seluruh sclera dan melanosit terdapat
di lap paling dalam
-

Lapisan koroid dan retina


Koroid di bagi atas beberapa lapis : lamina suprakoroid, lap
vaskuler, lap koriokapiler dan membrane limitans transparan
atau membran vitrea.

Lamina suprakoroid terdiri atas lamella serat serat


kolagen halus, anyaman serat elastin luas, fibroblast, dan
banyak melanosit besar.

Lapisan vaskuler mengandung banyak pembuluh darah


berukuran sedang dan besar.

Lapisan koriokapiler mengandung anyaman kapiler dengan


lumen besar di dalam stroma serat kolagen dan elastin halus.

Membrane vitrea bersebalahan dengan sel sel pigmen.


Di sebelah sel sel pigmen terdapat lap fotosensitif yg terdiri
dari sel batang langsing dan sel kerucut yg lebih tebal. Kedua
sel ini terdapat di sebelah membrane limitan eksterna yg
dibentuk oleh cabang cabang sel neuroglia, yaitu sel sel
muller.

(Atlas Histologi)

4. Mekanisme penglihatan ?

o mekanisme akomodasi
pada orang muda lensa terdiri dari kapsul elastik yg kuat dan berisi
cairan kental yg mengandung banyak protein dan serabut transparan.
bila lensa dalam keadaan relaksasi tanpa ada tarikan terhadap kapsul
maka lensa dianggap berbentuk hampir sferis. namun terdapat kira2 70
ligamen yang sangat tidak elastis melekat disekeliling lensa menarik ke
arah lingkar bola mata . ligamen ini secara konstan diregangkan oleh
perlekatannya ke badan siliaris ke arah tepi anterior koroid retina.
regagan ini menyebabkan lensa relatif datar dalam keadaan istirahat.
tempat perlkatan lensa dibadan siliaris disebut otot siliaris. otot ini
mempunyai 2 perangkat otot polos yaitu serabut meridional dan
sirkular . serabut miridional membentang sampai peralihan kornea

sklera dr ligamen. kalao seranut berkontraksi bagian perifer lgamen


lensa tertarik ke depan dan bagian medialnya ke arah kornea sehingga
regangan lensa berkurang sebagian. serabut sirkular tersusun
melingkar sehingga saaat kontraksi terjadi gerak seperti sfingter ,
jarak antar ligamen mendekat aehingga terjadi regangan dr ligamen
terhadap kapsul lensa berkurang.
kontraksi aeperangkat otot polos ini akan mengendurkan ligamen kapsul
lensa dan lensa cembung . otot siliaris relaksasi maka kekuatan lensa
berkurang menjadi kecil, bila otot siliaris kontraksi kuat , kekuatan
lensa menjadi maksimal.
pengaturan akomodasi melalui saraf
otot siliaris hampir seluruhnya diatur oleh saraf para
simpatis.perangsangan saraf para simoatis menimbulkan kontraksi otot
siliaris , selanjutnya mengendurkan ligamen lensa dan meningkatkan
daya bias. dengan meningkatnya daya bias, mata mampu melihat objek
lebih dekat dibanding waktu daya bias rendah. akibat dengan
mendekatnya objek ke mata frekwensi impuls para simpatasi ke otot
siliaris secara progresif ditingkatkan agar ogjek tetap tampak jelas
akomodasi lensa diatur oleh mekanisme umpan balik yg secara otomatis
mengatur kekuatan fokal lensa untuk tingkat tajam penlihatan yg paling
tinggi.
- mata seakan3 mengubah jarak titik fiksasi , lensa selalu mengubah
kekuatnnya dalam arah yg sesuai untuk menapai fokus yg baru. lensa
tidak membut kesalahan dalam dan mengbah kekuatnya pada rah yg
salah.
- aberasi kromatik, dg demikian sinar cahaya difokuskan sedikit
diposterior sinar cahaya biru dr pada merah. mata dapt mendeteksi
mana dr ke dua type sinar yg dapat mendeteksi sinar lebih kuat
atau lemah.
bila benda difiksasi pd objekdekat mata berkonvergensi
saling maju.
korne fovea terletak pada lekukan lubang paling dalam dr
lainnya pada retina maka kejelasan fokus pad fovea beda
dengan sekitarnya.
tingkat akomodasi bergetar sedikit sepanjang waktu pada
frekuensi sampai 2 x per detik, bayangan jadi ebih jelas bila
getaran lensa kuat diubah dalam arah sesuai menjadi lemah
bila kekuatan lensa dalam arah yg salah.
o meknisme penghantar impuls saraf dalam proses penglihatan

setelah meningglakan retina impuls saraf berjalan ke belakang melalui


n.optikus. dikiasma optikus semua serabut dari bagian nasal retina
menyeberangi garis tengah tempat mereka berabung dengan serabut
yg berasaldari bagian temporal retina mata yg lain sehingga trebntuk
traktus oktikus. saraf dr trktus optikus bersinaps di nukleus
genikulatu lateral dorsalis dan dr sini serabut genikulokalkarina
berjalan melalui radiasi optika menuju korteks penglihatan primer yg
berada di area kalkarian lobus oksipital.
penyatuan bayangan penglihtan dari kedua mata
bayangan penglihatan dalam kedua mata normal mengadakan fusi satu
sama lain pada titik yg berhubungan pada retina. korteks penglihatan
berperan dalam fusi.
titik yg berhubunagn dari kedua retina menjalarkan sinyal
penglihatan ke berbagai sel saraf dari korpus genikulatum lateral ,
dan sinyal ini sebaiknya disiarkan kembali ke garis paralel saraf
dalam korteks penglihatan. terjadi interaksi antara garis sel saraf
kortek . ini menyebabkan pola interferensi dari eksitasi dalam
beberapa sel saraf .
5. Mekanisme gerakan bola mata ?
Mekanisme pergerakan bola mata

Otot ekstrinsik Bola mata


-

M.rectus medius

M.rectus superior

M.rectus inferior

M. Rectus lateralis

M.obliqus inferior

M.Oblique superior

6. Mekanisme lacrimasi ?
Air mata melewati empat proses yaitu produksi dari aparatus atau
sistem sekretori lakrimalis, distribusi oleh berkedip, evaporasi dari
permukaan okular, dan drainase melalui aparatus atau sistem ekskretori
lakrimalis. Abnormalitas salah satu saja dari keempat proses ini dapat
menyebabkan mata kering (Kanski et al, 2011).
Aparatus atau sistem lakrimalis terdiri dari aparatus sekretori dan
aparatus ekskretori (Kanski et al, 2011; Sullivan et al, 2004; AAO, 2007),
yaitu :
1. Aparatus Sekretorius Lakrimalis.
Aparatus sekretorius lakrimalis terdiri dari kelenjar lakrimal
utama,

kelenjar

lakrimal

assesoris

(kelenjar

Krausse

dan

Wolfring), glandula sebasea palpebra (kelenjar Meibom), dan sel-

sel goblet dari konjungtiva (musin). Sistem sekresi terdiri dari


sekresi basal dan refleks sekresi. Sekresi basal adalah sekresi air
mata tanpa ada stimulus dari luar sedangkan refleks sekresi
terjadi hanya bila ada rangsangan eksternal (Kanski et al, 2011;
Sullivan et al, 2004; AAO, 2007).
2. Aparatus Ekskretorius Lakrimalis.
Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan sesuai

dengan

kecepatan penguapannya sehingga hanya sedikit yang sampai ke


sistem ekskresi (Sullivan, 2004). Dari punkta, ekskresi air mata
akan masuk ke kanalikulus kemudian bermuara di sakus lakrimalis
melalui ampula. Pada 90% orang, kanalikulus superior dan inferior
akan bergabung menjadi kanalikulus komunis sebeum ditampung
dalam sakus lakrimalis. Di kanalikulus, terdapat katup Rosenmuller
yang berfungsi untuk mencegah aliran balik air mata. Setelah
ditampung di sakus lakrimalis, air mata akan diekskresikan melalui
duktus nasolakrimalis sepanjang 12-18 mm ke bagian akhir di
meatus inferior. Disini juga terdapat katup Hasner untuk
mencegah aliran balik (Sullivan et al, 2004; AOA, 2007).

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Lakrimalis (Wagner et al, 2006)


Mekanisme pengaliran air mata (mengapa saat membuka mata tidak
tumpah keluar)
Lacrima(air mata) dibentuk supaya melindungi cornea dari kekeringan
dan untuk membersihkan cornea. GL.Lacrimalis ini terletak pada sudut
atas lateral cavum orbita.
Pengaliran air mata dari glandula lacrimalis setelah membasahi cornea
akan mengalir ke punctum lacrimalis canaliculi lacrimalis saccus
lacrimalis ductus nasolacrimalis meatus nasi inferior.

Tear film terdiri dari 3 komponen, yaitu :


a Lipid, lapisan paling superficial yang dihasilkan oleh kelenjar
Meibom yang terdapat di palpebra superior dan inferior. Tebal
lapisan ini 0,1 um
b Akuos, lapisan tengah (paling tebal) yang dihasilkan oleh kelenjar
Lakrimalis utama dan kelenjar lakrimalis asesorius (kelenjar Krause
dan Wolfring). Tebal lapisan ini 7 um. Selain air sebagai komponen
utama, juga terdiri dari elektrolit, glukosa, oksigen, protein
(termesuk imunoglobulin A), enzim dan komponen lainnya.

c Mucin, lapisan paling profunda yang dihasilkan oleh sel Goblet


conjunctiva. Tebal lapisan ini 0,02 0,05 um. Selain dihasilkan
oleh sel Goblet, mucin juga diproduksi oleh epitel permukaan
conjunctiva dan kornea yang disebut dengan N-linked mucin.
Sedangkan mucin yang dihasilkan oleh sel Goblet disebut dengan O-

linked mucin.
a Fungsi air mata

sebagai cairan pelindung terhadap kekeringan dan

sebagai antibakterial karena mengandung enzim lisozim

sebagai pelicin pada waktu berkedip

7. Mekanisme refraksi (pembiasan cahaya)?


8. Mekanisme berkedip ?
REFLEKSI CAHAYA PUPIL
Mata disinari oleh cahaya mengenai retina impuls berjalan melalui
nervus optikus menuju nukleus pretektalis terbentu impuls sekunder
berjalan menuju nukleus Edinger-Westphal kembali melalui saraf
parasimpatis pengkonstriksian sfingter iris. Pada keadaan gelap, refleks
ini dihambat sehingga mengakibatkan dilatasi pupil.
Fungsi refleks cahaya adalah membantu mata untuk beradaptasi secara
sangat cepat terhadap keadaan perubahan cahaya. Batas diameter pupil
kira-kira 1,5 mm pada yang kecil dan 8 mm pada yang besar. Oleh karena
itu, disebabkan terangnya cahaya akan meningkat perbandingan lurus
dengan besarnya diameter pupil, batas adaptasi terang dan gelap yang
dapat ditimbulkan oleh refleks pupil adalah sekitar 30 sampai 1 yaitu,
mencapai 30 kali perubahan jumlah cahaya yang memasuki mata.
SUMBER : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton dan Hall, Edisi 11,
Penerbit EGC. Halm 678-679.

REFLEKS KORNEA
Banyak sekali ilmuan mengemukakan teori mengenai mekanisme refleks
kedip seperti adanya pacemaker atau pusat kedip yang diregulasi globus
palidus atau adanya hubungan dengan sirkuit dopamin di hipotalamus. Pada
penelitian Taylor (1999) telah dibuktikan adanya hubungan langsung antara

jumlah dopamin di korteks dengan mengedip spontan dimana pemberian


agonis dopamin D1 menunjukkan peningkatan aktivitas mengedip sedangkan
penghambatannya menyebabkan penurunan refleks kedip mata. Refleks
kedip mata dapat disebabkan oleh hampir semua stimulus perifer, namun
dua refleks fungsional yang signifikan adalah (Encyclopdia Britannica,
2007):
(1) Stimulasi terhadap nervus trigeminus di kornea, palpebra dan
konjungtiva yang disebut refleks kedip sensoris atau refleks kornea.
Refleks ini berlangsung cepat yaitu 0,1 detik.
(2) Stimulus yang berupa cahaya yang menyilaukan yang disebut refleks
kedip optikus. Refleks ini lebih lambat dibandingkan refleks kornea.
Ritme Normal Kedipan Mata
Pada keadaan terbangun, mata mengedip secara reguler dengan interval
dua sampai sepuluh detik dengan lama kedip selama 0,3-0,4 detik. Hal ini
merupakan suatu mekanisme untuk mempertahankan kontinuitas film
prekorneal dengan cara menyebabkan sekresi air mata ke kornea. Selain
itu, mengedip dapat membersihkan debris dari permukaan okuler. Sebagai
tambahan, mengedip dapat mendistribusikan musin yang dihasilkan sel
goblet dan meningkatkan ketebalan lapisan lipid (McMonnies, 2007).
Iwanami (2007) mengemukakan bahwa muskulus Riolan dan muskulus
intertarsal dipercaya berhubungan dengan sekresi kelenjar meibom.
Menurut Hollan (1972), frekuensi mengedip berhubungan dengan status
mental dan juga diregulasi oleh proses kognitif. Kara Wallace (2006) pada
Biennial International Conference on Infant Studies XVth di Jepang
(Abelson, 2007) menyatakan bahwa berbicara, menghapal, dan perhitungan
mental (mental arithmatic) dihubungkan dengan peningkatan frekuensi
mengedip. Sedangkan melamun, mengarahkan perhatian dan mencari
sumber stimulus diasosiasikan dengan penurunan frekuensi mengedip mata.
Namun, kedipan mata dapat bervariasi pada setiap aktivitas seperti
membaca, menggunakan komputer, menonton televisi, mengendarai alat
transportasi, dan memandang. Frekuensi mengedip juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor internal seperti keletihan, pengaruh medikasi, stres dan
keadaan afektif(Doughty, 2001).
SUMBER : Jurnal Universitas Sumatra Utara, di ambil pada tanggal
14
mei
2013
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16739/4/Chapter
%20II.pdf

9. Pemeriksaan mata ?
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Anamnesis
keluhan utama : digolongkan menurut lama, frekuensi, intermitensi dan
cepat timbulnya. Lokasi, berat dan keadaan lingkungan.
Riwayat kesehatan lalu
1. berpusat pada kesehatan umum
2. penyakit sistemik
3. gg vaskuler yang biasanya menyertai penyakit mata: diabetes dan

hipertensi.
Riwayat keluarga
1. berhubungan dengan gg mata :
strabismus
glaucoma
katarak
masalah retina : degenerasi macula

PEMERIKSAAN OBYEKTIF
pemeriksaan visus
pemeriksaan fisik : untuk menilai fungsi maupun anatomi kedua mata.
1. adnexa (palpebra dan jaringan periokuler)
2. conjungtiva
3. cornea keratometer (alat terkalibrasi yang mengukur radius
kelengkungan kornea dalam 2 merisian yang terpisah 90 derajat)
fotokeratoskop alat yang menilai keseragaman dan ratanya
permukaan dengan memantulkan pola lingkaran konsentris ke atasnya.
Pachymeter mengukur ketebalan kornea sentral.
4. camera oculi anterior dengan gonioskopi, alat pemeriksaan anatomi
kamera anterior dengan pembesaran binokuler dan sebuah goniolens
khusus.
5. pupil (simetris, ukuran, bentuk bulat atau tidak teratur, reaksi
terhadap cahaya dan akomodasi)
6. lensa
7. corpus vitreus
8. retina

motilitas mata mengevaluasi perpaduan kedua mata dan gerakannya,


baik masing-masing sendiri (ductions) dan bersama (version).

Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika

Pemeriksaan visus
Inspeksi, dengan urutan :
o Posisi bola mata
o Gerak bola mata
o Palpebra
o Silia
o Konjungtiva
o Sklera
o Kornea
o Camera Oculi Anterior (COA)
o Iris
o Pupil
o Lensa
o Korpus vitreum / badan kaca
o Retina
Peralatan yang dibutuhkan :
o Optotype
o Batere
o Lampu pijar 75 watt
o Lensa +20 dioptri
o Kaca pembesar
o Cermin cekung dengan lobang ditengahnya (skiaskop)
o Keratoskop placido
o Oftalmoskop

mengapa pd org tua u/ melihat dekat perlu kaca mata baca

karena dengan meningkatnya usia lensa akan semakin besar dan melebar
serta kurang elastik sebagian disebabkan oleh denaturasi protein,
akibatnya kemampuan untuk merubah bentuk akan berkurang secara
progresif
2. Dinamika humor akuos (cairan air mata)
Humor Aquos terdapat di Camera Oculi Anterior ( COA
)
Dihasilkan oleh korpus siliaris, dikumpulkan di COP,
mengalir lewat celah antara lensa dan iris (pupil) ke
COA, keluar lewat trabekulum terus ke kanalis
Schlemm.
Pemeriksaan COA, yang dinilai :
* Kedalamannya (dg focal ilumination)
* Kejernihannya (melihat Tyndal effect)
Fungsi
Sebagai media refrakta
Bila keruh penglihatan kabur
Suplai nutrisi lensa dan kornea
Penentu tekanan bola mata
Bila tekanan bola mata naik disebut Glaukoma
(Buku Oftalmologi Umum, Vaugan)
10. Bagimana fungsi mata dan keadaan mata berdasarkan usia ?
11. Apa syarat-syarat mata dikatakan normal ?
Ciri mata sehat
- Kedudukan bola mata simetris
- Mata tidak bengkak merah atau benjolan
- Kelopak mata dapat menutup semurna
- Bagian kornea jernih
- Mata dapat melihat tajam dan terang
- Pupil hitam
- Bagian mata putih halus selaput jernih
- Kelopak mata terang
- Mata bisa melihat seimbang antara kanan dan kiri
12. Bagaimana cara menjaga organ mata agar berfungsi optimal ?
13. Kelainan apa saja yang berhubungan dengan visus , buta warna posisi bola
mata dan gerak bola mata ?

Anda mungkin juga menyukai