visus normal :
a. sekret: conjungtivitis(viral, bakteri, alergi, jamur, trachoma),
dry eyes, xeroftalmia
b. non sekret: perdarahan subkonjungtiva, episkleritis, skleritis,
pterigium, pseudopterigium, pingekula
INJEKSI
Etiologi : akibat pengaruh mekanis, alergi, atau injeksi pada jaringan
konjungtiva
Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluhpembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi yang tampak
paling nyata pada forniks dan mengurang ke arah limbus. Pada hiperemia
konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan dan hipertrofi papila
yang sering disertai sensasi benda asing dan sensasi tergores, panas, atau
gatal. Sensasi ini merangsang sekresi air mata. Transudasi ringan juga
timbul dari pembuluh darah yang hiperemia dan menambah jumlah air
mata. Jika klien mengeluh sakit pada iris atau badan silier berarti kornea
terkena.
OFTALMOLOGI UMUM JILID 1 EDISI 11, DANIEL VAUGHAN, WIDYA MEDIKA
Injeksi Konjungtiva
Melebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva posterior atau injeksi konjungtiva
ini dapat terjadi akibat pengaruh mekanis, alergi, ataupun infeksi pada jaringan
konjungtiva. Injeksi konjungtival mempunyai sifat :
1. Mudah
digerakkan
dari
dasarnya.
Hal
ini
disebabkan
arteri
Injeksi pericorneal
Melebarnya pembuluh darah perikornea (a. siliar anterior) atau
injeksi siliar atau injeksi perikornea terjadi akibat radang kornea,
tukak kornea, benda asing pada kornea, radang jaringan uvea,
glaucoma,
endofthalmitis
taupun
panoftalmitis.
Injeksi
siliar
mempunyai sifat :
1. Berwarna lebih ungu dibanding dengan pelebaran pembuuh darah
konjungtiva.
2. Pembuluh darah tidak tampak.
3. Tidak ikut serta dengan pergerakan konjungtiva bila digerakkan,
karena menempel erat dengan jaringan perikornea.
4. Ukuran sangat halus terletak di sekitar kornea, paling padat sekitar
kornea, dan berkurang kearah forniks.
5. Pembuluh darah perikornea tidak menciut bila diberi epinefrin atau
adrenalin 1:1000
6. Hanya lakrimasi
7. Fotofobia
8. Sakit tekan yang dalam sekitar kornea
9. Pupil ireguler kecil (iritis) dan lebar (glaucoma)
Injeksi episklera
1. Melebarnya arteri siliaris longusyg memeperdarahi intraokular.
2. Arah aliran ke sentral, warna merah gelap, tidak ikut bergerak.
visus normal :
2 Imunologi (alergik)
3 Autoimun
4 Iritatif : zat kimia
5 Berhubungan dengan penyakit sistemik
6 Idiopatik
Patofsiologi
Bila konjungtiva terpapar agen infeksi => melakukan perlawanan dengan:
CHEMOSIS
Adanya agens perusak, menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva
yang diikuti edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrof
epitel atau granuloma. Mungkin pula terdapat edema pada stroma
konjungtiva (kemosis) dan hipertrofi lapis limfoid stroma (pembentukan
folikel). Sel-sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel
ke permukaan. Sel-sel ini kemudian bergabung dengan fbrin dan mukus
PAPIL
Etiologi : akibat pengaruh mekanis, alergi, atau injeksi pada jaringan
konjungtiva
Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluhpembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi yang tampak
paling nyata pada forniks dan mengurang ke arah limbus. Pada hiperemia
konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan dan
hipertrof
papila yang sering disertai sensasi benda asing dan sensasi tergores,
panas, atau gatal. Sensasi ini merangsang sekresi air mata. Transudasi
ringan juga timbul dari pembuluh darah yang hiperemia dan menambah
jumlah air mata. Jika klien mengeluh sakit pada iris atau badan silier
berarti kornea terkena.
OFTALMOLOGI UMUM JILID 1 EDISI 11, DANIEL VAUGHAN, WIDYA MEDIKA
PERLENGKETAN
Adanya agens perusak, menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva
yang diikuti edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrof
epitel atau granuloma. Mungkin pula terdapat edema pada stroma
konjungtiva (kemosis) dan hipertrofi lapis limfoid stroma (pembentukan
folikel). Sel sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel
ke permukaan. Sel sel ini kemudian bergabung dengan fbrin dan
mukus dari sel goblet, membentuk eksudat konjungtiva yang
menyebabkan perlengketan tepian palpebra saat bangun tidur.
OFTALMOLOGI UMUM JILID 1 EDISI 11, DANIEL VAUGHAN, WIDYA MEDIKA
INJEKSI
Etiologi : akibat pengaruh mekanis, alergi, atau injeksi pada jaringan
konjungtiva
Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluhpembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi yang tampak
paling nyata pada forniks dan mengurang ke arah limbus. Pada hiperemia
Mudah
digerakkan
dari
dasarnya.
Hal
ini
disebabkan
arteri