Anda di halaman 1dari 11

2.

Osilator Harmonik
Pada mekanika klasik, salah satu bentuk osilator harmonik adalah sistem pegas
massa, yaitu suatu beban bermassa m yang terikat pada salah satu ujung pegas
dengan konstanta pegas k. Persamaan gerak beban adalah
=

(1)

=
=

dengan

(2)
adalah frekuensi anguler osilasi

Persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar bilangan
kompleks yang berlainan, solusinya adalah
( )=

sin

cos

(3)

dan energi potensial sistem adalah


( )=
( )=

1
2
1
2

(4)

Lalu bagaimana tinjauan osilator harmonik dalam mekanika kuantum? Dalam


mekanika kuantum, fungsi gelombang dari osilator harmonik diperoleh dengan
memecahkan persamaan Schrdinger dengan potensial ( ) berbentuk
( )=

1
2

Oleh karena

( ) tidak bergantung waktu, maka kita dapat menggunakan

persamaan Schrdinger tak bergantung waktu bentuk satu dimensi, yaitu

"( )

+ ( )"( ) = # "( )

Wayan Suana, M.Si.

Pendidikan Fisika Universitas Lampung

"( )

1
2

"( ) = # "( )

(5)

( )

Gambar 1. Potensial osilator harmonik


Untuk menyelesaikan persamaan (5), kita gunakan metode aljabar, bentuk
persamaan (5) dapat ditulis menjadi

1
%
&
2

1
(%
2
&

' "( ) +
' +

1
2

"( ) = # "( )

) "( ) = # "( )

(6)

dengan menggunakan sifat aljabar bahwa


+ + = ( &+)( + &+)

maka ruas kiri persamaan (6) kita nyatakan dalam bentuk perkalian dua faktor,
yaitu
1
(%
2
&
1
(%
2
&
1
(%
2
&
dengan

' +

) "( )

' +

) "( )

' +

) "( )

dan

1
%
2
&
1

. /

%
&

&

"( )

&

'%
&
'

+&

%
&

' "( )
+&

' "( )

adalah suatu operator yang didefinisikan sebagai berikut

Wayan Suana, M.Si.

Pendidikan Fisika Universitas Lampung

%
&

dan

&

%
&

'

+&

(7)

'

(8)

adalah operator, dan bukan bilangan biasa. Pada umumnya operator

tidak bersifat komut (aopbop bopaop) sehingga perlu dicek produk dari
bekerja pada suatu fungsi, misalnya 3( ).
. / 3(

)=

. / 3(

)=

/ 3( ) =

)=

. / 3(

)=

. / 3(
.

/ 3( ) =

2
1

&

&

&

6% '
&

6% '
6%

&

&

&
2

3( )

3( )

&

&

3( )

3( )

'4

)2 3( ):

'

&

6% '

+(

7 3( )8

' +(

3( )5

3( ) +

)2 3( ) +

+(

)2 +

3( )

. /

6%
2
&

6%

&

' +(

' +(

) 9=

)2 9 +

3( )

+(

)2 3( )9

3( )

3( )9

9 3( )

dengan mengeliminasi 3( ) maka didapatkan produk dari


1

jika

' 3( )

+&

+&

. /

. /,

yaitu
(9)
(10)

dengan mensubstitusikan persamaan (9) ke persamaan (6), didapatkan bentuk


persamaan Schrdinger baru, yaitu
%

. /

' "( ) = # "( )

Wayan Suana, M.Si.

(11)
Pendidikan Fisika Universitas Lampung

) = %# +

. / "(

' "( )

(12)

Persamaan (11) dapat dituliskan dengan


=>? "( ) = #"( )

dengan =>? =

. /

(13)

, adalah bentuk satu dari operator Hamiltonian untuk

osilator harmonik. Persamaan (13) merupakan persamaan nilai eigen, dengan

"( ) adalah fungsi eigen (yaitu solusi dari persamaan Schrdinger) dan nilai

eigennya #.

Perhatikan kembali uraian untuk mendapatkan produk dari


serupa, akan didapatkan produk dari
/ .

6%
2
&

6%
2
&

' +(

' +(

) 9=

) 9
+

/ .,

yaitu

. /!

Dengan cara

(14)

(15)

dengan mensubstitusi persamaan (15) ke persamaan (6), diperoleh bentuk


persamaan Schrdinger lain, yaitu
%

/ .

/ . "(

' "( ) = # "( )

) = %#

(16)

' "( )

(17)

Persamaan (16) dapat dituliskan dengan

=>? "( ) = #"( )

dengan =>? =

/ .

osilator harmonik

(18)

, adalah bentuk dua dari operator Hamiltonian untuk

Selanjutnya kita lihat bagaimana sifat dari operator

eigen "( ). Misalkan suatu fungsi, A( )


bekerja pada A( ), menghasilkan

Wayan Suana, M.Si.

. "(

jika bekerja pada fungsi

) maka jika =>? =

. /

Pendidikan Fisika Universitas Lampung

=>? A( ) = =>?
=>? A( ) = %
=>? A( ) =

. "(

. /

. / . "(

'

. "(

. "(

dengan mensubstitusikan persamaan (17), diperoleh


=>? A( ) =

. %#

=>? A( ) = %#
=>? A( ) = %#

'

' "( )

. "(

'

=>? A( ) = (# )A( )

. "(

. "(

. "(

(19)

Bandingkan persamaan (19) dengan persamaan (13)! Persamaan (19) adalah juga
persamaan nilai eigen. Jika fungsi eigen "( ) adalah solusi bagi persamaan

Schrodinger dengan nilai eigen # maka fungsi eigen A( ) juga merupakan solusi

dari persamaan Schrdinger dengan nilai eigen # . Namun, nilai eigen dari
A( ) turun sebesar

dibandingkan dengan nilai eigen dari "( ). Hal ini

menunjukkan bahwa operator


. .

jika operator

( ) =

( ) =

maka


D "(

"(

=>? ( ) = (# D )( )

Wayan Suana, M.Si.

menurunkan energi sebesar . Demikian juga

bekerja pada "( ) maka akan menurunkan energi sebesar

2 , dan seterusnya.
Jika

(20)

Pendidikan Fisika Universitas Lampung

Lalu bagaimana sifat dari operator


Misalkan suatu fungsi, A( )

A( ), menghasilkan
=>? A( ) = =>?
=>? A( ) = %
=>? A( ) =

/ "(

/ .

'

/ "(

)+

/ . / "(

/ "(

/ "(

jika bekerja pada fungsi eigen "( )?

) maka jika =>? =

/ .

bekerja pada

dengan mensubstitusikan persamaan (12), menghasilkan


=>? A( ) =

/ %#

=>? A( ) = %# +

' "( ) +

'

=>? A( ) = (# + )A( )

/ "(

/ "(

(21)

Terlihat bahwa A( ) memiliki nilai eigen # + . Hal ini menunjukkan bahwa


operator
/ /

bersifat menaikkan energi sebesar . Demikian juga jika operator

bekerja pada "( ) maka akan menaikkan energi sebesar 2 , begitu

seterusnya.

Sehingga jika
( ) =

( ) =

maka

+ + + + "(

E
/ "(

=>? ( ) = (# + D )( )

(22)

Sampai saat ini, kita belum memperoleh bentuk spesifik dari "( ). Untuk itu, kita
perhatikan kembali persamaan (19). Jika kita operasikan

berkali-kali pada

"( ) maka suatu saat akan dicapai suatu keadaan dengan energi terendah.

Keadaan dengan energi terendah biasa disebut dengan keadaan dasar (ground

state). Misalkan "F ( ) adalah solusi untuk keadaan dasar maka pengoperasian
Wayan Suana, M.Si.

Pendidikan Fisika Universitas Lampung

operator

pada "F ( ) akan menghasilkan nol karena tidak ada lagi keadaan

dengan energi yang lebih rendah.


. "F (

)=0

&

"F ( )
&

"0 ( )
=&
&

"0 ( )

' "F ( ) = 0

&

"0 ( )

"0 ( )

"0 ( )
=

"0 ( )

"0 ( )
=
G
"0 ( )

ln "F ( ) =

"F ( ) = J . 2
"F ( ) =

FJ

"F ( )5 = 0

&

2 +I

+I

(23)

Persamaan (23) merupakan fungsi gelombang dari osilator harmonik pada


keadaan dasar yang belum ternormalisasi. Setelah fungsi gelombang untuk
keadaan dasar diperoleh maka kita dapat menentukan fungsi gelombang pada
keadaan tereksitasi ke n, "E ( ) dengan bantuan operator
"E ( ) = (
"E ( ) = (
"E ( ) =

/)
/)

E
E

"F ( )
K

E( /)

EJ

E . 2
J

Wayan Suana, M.Si.

/,

yaitu

(24)

Pendidikan Fisika Universitas Lampung

Selanjutnya kita cari berapa energi osilator harmonik pada keadaan dasar.
Caranya adalah dengan memecahkan persamaan Schrdinger pada persamaan
(16) untuk "( ) sama dengan "F ( ).
%

/ .

/ . "F (

' "F ( ) = #F "F ( )

)+

"F ( ) = #F "F ( )

. "F (

oleh karena

) = 0 maka

" ( ) = #0 "0 ( )
2 0

#F =

(25)

Ternyata energi pada keadaan dasar dari osilator harmonik juga tidak nol sama
seperti kasus partikel dalam sumur potensial tak hingga. Kemudian untuk
mendapatkan energi pada keadaan tereksitasi ke n, #E kita diturunkan dari
persamaan (22), diperoleh

#E = #F + D
#E = D +

#E = %D + '
2

(26)

Akhirnya kita peroleh solusi umum dari persamaan Schrdinger yang bergantung
waktu, yaitu
V

( , ) = O PE "E ( ) J .QRS T/
EWX
V

( , ) = O PE
EWX

E .
E ( / ) J 2

J .QKE+2L

T/

Contoh 1

Wayan Suana, M.Si.

Pendidikan Fisika Universitas Lampung

Tentukan fungsi gelombang ternormalisasi bentuk tak bergantung waktu dari


osilator harmonik yang berada pada keadan dasar!
Solusi
Fungsi gelombang tak bergantung waktu dari osilator harmonik yang berada pada
keadan dasar adalah
"F ( ) =

FJ

Syarat normalisasi adalah


V

G |"F ( )|

=1

.V
V

G "F ( ) "F ( )
.V

.V

FJ

FJ

=1
.

G J.

2 G J.

1 ]
2 [ \ ^=1
2

.V

=K

=1

=1

=1

X/_

Dengan demikian, fungsi gelombang ternormalisasinya adalah


"F ( ) = K

X/_

J . 2

Contoh 2

Wayan Suana, M.Si.

Pendidikan Fisika Universitas Lampung

Tentukan fungsi gelombang tak bergantung waktu dari osilator harmonik pada
keadaan tereksitasi pertama, kemudian lakukan normalisasi terhadap fungsi
gelombang tersebut!
Solusi
Fungsi gelombang tak bergantung waktu untuk keadaan tereksitasi ke n adalah
"E ( ) =

E( /)

E . 2
J

maka untuk keadaan tereksitasi pertama, n =1 sehingga


"X ( ) =

X /J

"X ( ) =
"X ( ) =
"X ( ) =
"X ( ) =
"X ( ) =

2
2

"X ( ) = &

&

&

+&

J . 2

K&

2&

% K
&

X 2

+&

' J . 2

J . 2 '
2

J . 2 L + &

J . 2 '

J . 2

K J . 2 L

+&

J . 2 L
2

J . 2

"X ( ) = I J . 2 , ddengan I &


2

X 2

Melakukan normalisasi terhadap "X ( )


V

G |"X ( )|

=1

.V
V

G "X ( ) "X ( )
.V
V

=1

G KI J . 2 L I J . 2
.V

Wayan Suana, M.Si.

=1

Pendidikan Fisika Universitas Lampung

I G

2 .
J

.V

I (2 G

I d2

2 .
J

=1

)=1

2 .

1
4

e=1

] f
\
I
%
' =1
4
f
4
I =\ K
L
]

f X/_
4
I=g K
L h
]

Dengan demikian, "X ( ) ternormalisasinya adalah


f X/_
4
"X ( ) = g K
L h
J . 2
]

Wayan Suana, M.Si.

Pendidikan Fisika Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai