Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Sumberdaya alam (SDA) merupakan modal penting dalam menggerakkan roda


pembangunan, baik dalam konteks negara, propinsi ataupun kabupaten.
Berbagai SDA yang ada secara ekonomi dimanfaatkan untuk mendapatkan dana
pembangunan. Pertambangan, kehutanan, pertanian, kelautan, dan pariwisata
merupakan sektor-sektor pembangunan yang menjadi primadona investasi
ekonomi di Indonesia dalam dekade terakhir. Kegiatan pertambangan di
Indonesia terus berkembang, hal ini tentu dapat meningkatkan resiko terhadap
kerusakan lingkunagan yang akan terjadi.
Kegiatan pertambangan emas di samping memberikan manfaat ekonomi dan
sosial, juga diprakirakan memberikan dampak negatif di dalam tahapan proses
kegiatan penambangannya yang merugikan secara ekonomi dan ekologis.
Dampak yang terjadi diprakirakan mulai dari tahap pra-kontruksi, tahap
konstruksi, tahap operasi penambangan, dan tahap pasca tambang. Dampakdampak yang timbul tersebut memiliki resiko lingkungan yang apabila tidak
dikendalikan dengan baik akan menimbulkan bencana ekologis yang
mengganggu atau merusak tatanan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

B.

Rumusan Masalah

1.
Apa dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan dari industri
pertambangan PT. Freeport?
2.

Apa solusi yang tepat untuk mengurangi dampak negatif tersebut?

C.

Tujuan

1.
Mengetahui dampak yang di timbulkan akibat kegiatan pertambangan
P.T.Freeport.
2.
Mengetahui solusi yang dapat mengurangi dampak negatif yang
ditimbukan oleh kegiatan pertambangan di daerah Industri P.T. Frerport.

BAB II
PEMBAHASAN

PT Freeport Indonesia merupakan sebuah perusahaan afiliasi dari FreeportMcMoRan Copper & Gold Inc.. PT Freeport Indonesia menambang, memproses
dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan
perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua,
Indonesia. Freeport Indonesia memasarkan konsentrat yang mengandung
tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.

A.

Dampak dan Penyebab

Kegiatan Pertambangan yang dilakukan oleh Freeport telah menimbulkan


dampak fisik, beberapa dampak dan penyebabnya adalah :

1.

Tembaga yang dihamburkan dan pencemaran

Pengerukan dan pembuangan dilakukan tanpa pengolahan yang bersifat


penghamburan tembaga dan pencemaran lingkungan. Lebih dari 3 miliar ton
limbah tembaga dan lebih dari empat miliar ton limbah batuan akan dihasilkan
dari operasi Freeport sampai penutupan pada tahun 2041. Secara keseluruhan,
lebih dari 53.000 ton tembaga per tahun, yang dibuang ke sungai sebagai Air
Asam Batuan dalam bentuk buangan . Tingkat pencemaran logam berat
semacam ini sejuta kali lebih buruk dibanding yang bisa dicapai oleh standar
praktik pencegahan pencemaran industri tambang.
2.

Air Asam Batuan

Hampir semua limbah batuan dari tambang Freepot berpotensi membentuk


asam. Limbah batuan ini dibuang ke sejumlah tempat di sekitar area
pertambangan . Kandungan tembaga pada batuan rata-rata 4.500 gram per ton
dan sekitar 80% tembaga ini akan terbuang dalam beberapa puluh tahun.
3.

Logam berat pada tanaman dan satwa liar

Proses pertambangan Freeport mengandung tingkat racun logam selenium (Se),


timbal (Pb), arsenik (As), seng (Zn), mangan (Mn) dan tembaga (Cu) yang secara
signifikan lebih tinggi. Hal ini menunjukkan kemungkinan timbulnya dampak
racun pada pertumbuhan tanaman. Sehingga, tanaman yang tumbuh di sekitar
pertambangan mengalami penumpukan logam berat pada jaringan tanaman
tersebut dan menimbulkan bahaya pada mahluk hutan yang memakannya.
Semua spesies hewan disekitar Freeport terkena dipastikan terkena racun yang
berasal dari logam

4.

Perusakan habitat muara

Pertambangan akan merusak hutan bakau seluas 21 sampai 63 km2 akibat


sedimentasi. Kanal-kanal muara sudah tersumbat oleh proses pertambangan dan
dengan cepat menjadi sempit dan dangkal.
5.

Kontaminasi pada rantai makanan di muara

Logam dari penambangan menyebabkan kontaminasi pada rantai makanan di


Muara. Daerah yang dimasuki pertambangan Freeport menunjukkan kandungan
logam berbahaya yang secara signifikan lebih tinggi dibanding dengan muaramuara terdekat yang tak terkena dampak dan dijadikan acuan. Logam
berbahaya tersebut adalah tembaga, arsenik, mangan, timbal, perak dan seng.
Satwa liar di daerah hutan bakau terpapar logam berat karena mereka makan
tanaman dan hewan tak bertulang belakang yang menyerap logam berat dari
endapan tailing, terutama tembaga.

B.

Solusi Untuk Mengurangi Dampak Negatif

Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurang dampak negatif yang
ditimbulkan dari Industri Pertambangan PT. Freeport adalah :

1.

Penerapan Teknologi Bersih

Tentu sangat sulit menerapkan teknologi bersih dam kasus P.T. Freeport, karena
untuk menghasilkan 1 gram emas yang merupakan wilayah paling produktif,
dihasilkan kurang lebih 1,73 ton limbah batuan . Melakukan efesiensi konversi
lahan dalam kegiatan pertambangan merupaan hal yang hampir mustahil
dilakukan karena pada dasarnya, kegiatan pertambangan adalah kegiatan

ekspolitasi sumber daya alam besar-besaran. Dalam kasus P.T. Freeport yang
dapat dilakukan hanyalah enyimpan menyimpan lapisan tanah atas (top soil)
hasil pengupasan yang dilakukan untuk mendapatkan mineral tambang (ore) di
bawahnya untuk menutup kembali dan penghijauan lokasi pertambangan yang
sudah tidak produktif nantinya.
2.

Pengelolaan dan pendekatan lingkungan.

Mengolah limbah yang tidak berguna sebelum di buang ke lingkunan dan


penataan lingkungan sehingga akan terhindar dari kerugian lingkunan yang
berlebihan akibat proses pertambangan
3.

Penutupan Tambang

P.T. Freeport Indonesia mempunyai rencana penutupan tambang yang


merupakan analisa dan strategi terbaru untuk pengelolaan penutupan. Adapun
strategi penutupan yang dianut P.T. Freeport Indonesia secara keseluruhan
adalah mengidentifikasi, memantau dan mengurangi dampak, baik terhadap
lingkungan maupun sosial melalui program-program pengelolaan yang tengah
berjalan selama tahapan operasional. Hal ini guna menjamin agar proses
decommissioning (penutup kegiatan dan saran), reklamasi, dan kegiatan
pemantauan lingkungan yang diperlukan pada saat penutupan dan bahwa
selama tahapan penutupan seluruh kegiatan dapat dikelola dengan efektif.

4.

Reklamasi dan Penghijauan Kembali

4.1. Daerah Dataran Tinggi


Kajian-kajian intensif yang telah dilakukan berhasil mengidentifikasi jenis-jenis
tanaman dataran tinggi yang dapat tumbuh subur di atas lahan reklamasi, dan
penelitian saat ini dilakukan untuk menemukan cara meningkatkan daya tahan
spesies-spesies tersebut pada kondisi yang sulit. Anaphalis helwigii dan berbagai
herba asli terbukti dapat diprediksi dan memilih daya tahan sangat tinggi
erhadap kondisi di Grasberg, serta mampu berkembang baik secara mandiri dan
tumbu dengan pesat di daerah tersebut.
4.2. Daerah Dataran Rendah
Di daerah dataran rendah, penelitian reklamasi telah
berullang kali membuktikan keberhasilan speies tanaman asli untuk melakukan
kolonisasi secara pesat dan alami di atas tanah yang mengandung tailing. Tanah
yang mengandung tailing sangat cocok untuk di tanami sejumlah tanaman
pertanian apabila tanah tersebut diperbaiki dengan menambahkan karbon
organik.

5.

Pengelolaan Batuan Penutup dan Air Asam Tambang

Sesuai recana pengelolaan batuan penutup yang telah disetujui pemerintah, PFTI
menempatkan batuan penutup pada areal-areal terkelola disekitar tambang
terbuka Grasberg. Air asam tambang ditangkap dan diolah atau dinetralisasikan
bersamaan dengan upaya pencampuran batu gamping dan capping timbunan
batuan penutup.
6.

Pemantauan Lingkungan

Program pemantauan lingkungan jangka panjang PFTI dirancg untuk memantau


potensi dampak lingkungan dengan pengukuran rutin terhadap sifat-sifat mutu
air, biologi, hidrologi, sedimen, mutu udara dan meteorologi di seluruh wilayah
operasi.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pertambangan Freeport adalah bukti kesalahan pengurusan pada sektor
pertambangan di Indonesia dan mudah tergodanya pemerintah akan
penghasilan devisa yang instan.. Pemerintah menganggap emas hanya sebatas
komoditas devisa yang kebetulan berada di tanah Papua. Padahal apabila
dikelola sendiri, Tambang Freeport akan menghasilkan keuntungan ratusan kali
lipat yang didapatkan sekarang.
Dalam 5 tahun terakhir, kerusakan fisik berupa kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan akibat Pertambangan Freeport semakin parah. Selain itu,

Pertambangan Freeport juga menimbulkan dampak sosial dan budaya yang


kompleks. Dari dampak-dampak yang ditimbulkan, pemerintah Indonesia masih
tidak bergeming untuk menghentikan eksploitasi besar-besaran yang dilakukan
oleh Freeport. Pemerintah justru menyetujui perpanjangan masa kontrak
Freeport hingga tahun 2041.

Saran
1.
Melakukan evaluasi terhadap seluruh aspek pertambangan Freeport
terutama aspek pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan.
2.
Melakukan perubahan Kontrak Karya Freeport yang lebih menguntungkan
bagi negara pada umumnya dan bagi rakyat Papua pada khususnya.
3.
Memberi fasilitas konsultasi penuh dengan penduduk asli Papua terutama
yang berada di wilayah operasi Freeport dan pihak berkepentingan lainnya
mengenai masa depan pertambangan tersebut.
4.
Memetakan dan mengkaji sejamlah skenario bagi masa depan Freeport,
termasuk kemungkinan penutupan, kapasitas produksi dan pengolahan limbah.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Kebobrokan Freeport - Pencemaran Lingkungan & Pelanggaran
HAM Perusaan Emas Terbesar di Indonesia. http://ekonomi.kompasiana.com
Suci, Dewi. 2011. PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT PERTAMBANGAN PT
FREEPORT KAWASAN TEMBAGAPURA KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA
http://dewimoe.blogspot.com/2011/10/freeport.html diakses pada 7 Oktober
2013 pukul 08.10 WIB

Wikipedia, 2013. Freeport Indonesia. (Online)


(http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Freeport_Indonesia&oldid=5099122),
diakses tanggal 5 Oktober 2013 pukul 14.08 WIB

Anda mungkin juga menyukai