Disusun Oleh :
Kelompok 8
Apriyando Manalu : 7203143001
Dinda Mutia Febri : 7202143001
Syifa Milliana Ardila : 7201143009
FAKULTAS EKONOMI
2021/2022
KATA PENGANTAR
1
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa atas berkat dan Rahmatnya kami masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk
menyelesaikan Rekayasa Ide. Rekayasa Ide ini kami buat guna memenuhi penyelesaian
tugas pada mata kuliah Aspek Hukum Dalam Etika Bisnis.
Dalam penulisan Rekayasa Ide ini kami tentu saja tidak dapat meyelesaiakannya
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan.
2. Kepada Ibu dosen pengampu,Ainul Mardhiyah SP.,M.Si
Dalam pembuatan Rekayasa Ide ini kami menyadari banyak kekurangan serta jauh
dari kata sempurna.Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf
serta berharap menerima kritikan atau saran yang membangun guna perbaikan kedepannya.
Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga Rekayasa Ide ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan para pembacanya.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
2
Kata pengantar......................................................................................................... 2
Daftar isi.................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 4
A. Latar belakang................................................................................................ 4
B. Tujuan penulisan............................................................................................ 5
A. Gagasan.......................................................................................................... 6
A. Kesimpulan.................................................................................................... 11
B. Saran............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSAKA.................................................................................................. 12
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
4
airtawar dan kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai $29.654 per tahun,
selainsungai Ajkwa terdapat beberapa sungai lainnya yang turut tercemar limbah tailing PT
Freeport Indonesia diantaranya adalah Sungai Otomona. Sungai Ajkwa dan
SungaiOtomona yang memiliki muara di laut Arafura menyebabkan limbah tailing
yangdibuang oleh PT Freeport Indonesia sudah mencapai ke daerah Laut Arafura
yangjaraknya mencapai 534 km. Limbah tailing yang merupakan limbah hasil
pemisahanantara metal dengan residu yang dibuang oleh PT Freeport Indonesia merupakan
yangterbesar di Indonesia yaitu mencapai 230.000 Ton per hari.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan kami membuat laporan ini untuk memaparkan ide atau gagasan kami terkait
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dari apa yang telah kami riset yaitu PT. Freeport
Indonesia dan tujuan lainnya untuk memenuhi tugas wajib mata kuliah pengantar Aspek
Hukum dan Etika Bisnis.
BAB II
5
GAGASAN atau IDE
A. Gagasan
Dalam menanggulangi dampak lingkungan atas operasinya, PT Freeport Indonesia
melakukan identifikasi resiko sehingga kemudian PT Freeport Indonesia dapat melakukan
Corporate Social Responsibility Disclosure yang merupakan prosespengkomunikasian
dampak social dan lingkungan terhadap masyarakat setempat .Lalubaru kemudian PT
Freeport Indonesia menjalankan program program CSR yangberhubungan dengan
lingkungan. Dilansir dari website resmi PT Freeport Indonesia,beberapa hal yang telah
dilakukan PT Freeport Indonesia dalam mengurangi dampaklingkungan diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Dalam hal perubahan iklim
Mengingat pada tahun 2010 PT Freeport Indonesia menyumbang emisi gaskarbon
yang mencapai 3,32 juta ton metrik yang terutama berasal dari emisipembuangan truk
pengangkut dan pembangkit tenaga listrik. Yang dilakukan PTFreeport Indonesia dalam
mengatasi perubahan iklim dapat dibagi menjadi duatermin, secara jangka panjang PT
Freeport Indonesia memiliki targetpengurangan emisi mencapai 20% sampai dengan tahun
2020, sedangkanprogram jangka pendek yang tengah dilakukan oleh PT Freeport
Indonesiaadalah melaksanakan efisiensi penggunaan kendaraan angkut dan
untukmengurangi emisi dari pembangkit listrik saat ini PT Freeport Indonesia
tengahmengikuti prosedur sesuai dengan peraturan yang dicanangkan oleh
pemerintahIndonesia.
6
tanaman maupun hewan dan reklamasi beberapadaerah dalam bentuk terasering untuk
dimanfaatkan sebagai tanah tempattumbuhnya vegetasi baru seperti bakau.Kawasan
konservasi ini dibagi menjadi2 wilayah yaitu dataran tinggi dan dataran rendah yang
keduanya masih dalamlingkungan PT Freeport Indonesia.
7
2. Aspek Air
Pengelolaan limbah cair yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesiadilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya adalah Limestone Blending,Limestone capping,
pengelolaan lainnya yang telah sesuai dengan undangundang seperti misalnya mengolah
minyak sisa dari proses ekstraksi menjadibahan bakar bio diesel, PT Freeport Indonesia
juga melakukan klaim bahwa kondisi Lembah Cartenz yang merupakan daerah terdampak
limbah cair saat inisudah dalam keadaan baik mengingat vegetasi sudah tumbuh. Namun
data inijuga terbantahkan jika melihat data pencemaran air yang terjadi di
KabupatenMimika terutama di Sungai Ajkwa yang merupakan sungai terdekat dari
lokasipertambangan PT Freeport Indonesia.Kondisi perikanan di sungai
ajkwamenunjukkan adanya penurunan jumlah biota seperti kepiting, udang dan
lainsebagainya.Menurut data, tingkat kematian organisme akuatik akibat limbahtailing PT
Freeport Indonesia masih mencapai 50%.
3. Aspek Kesehatan Masyarakat
Pada tahun 2012, Mengingat bahwa tingkat pencemaran akibat limbahtailing di
lingkungan PT Freeport Indonesia terbilang cukup tinggi, maka dapatdipastikan bahwa
kehidupan sosial masyarakat di sekitar masih terbilangrendah, meskipun PT Freeport
Indonesia telah menyediakan fasilitas beruparumah sakit dan klinik. Melansir dari data
Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika,jumlah kasus ISPA (Infeksi saluran pernafasan akut)
yang dialami masyarakatsekitar PT Freeport Indonesia pada tahun 2012 mencapai 63.127
kasus yangangkanya justru meningkat dari tahun sebelumnya. Presentase penyakit
inimenunjukkan bahwa 28,9% dari penyakit yang dialami masyarakat di MimikaPapua
adalah penyakit yang berhubungan dengan pernafasan yang kemungkinanpenyebabnya
adalah karena pencemaran udara di sekitar PT Freeport Indonesia.
Program CSR PTFreeport Indonesia masih dirasa belum efektif dalam
menanggulangi dampaklingkungan atas operasinya, penanganan limbah padat masih belum
efektif bagilingkungan meskipun dirasa sudah produktif secara ekonomi. Pengendalian
limbah cairjuga meskipun digadang gadang sudah baik, namun pada nyatanya
masihmeninggalkan masalah pencemaran dimana mana.Rendahnya tingkat
kesehatanmasyarakat di lingkungan sekitar PT Freeport Indonesia terutama yang
bekerjalangsung di perusahaan tersebut juga masih mengalami masalah.
Untuk menanggulangi dampak dari operasi pertambangan yang sudahberlangsung
selama 5 dekade ini, prinsip governance dimana terdapat 3 pilar utamadalam pengelolaan
8
negara sudah selayaknya diberlakukan.Government, Private Sectorand Civil Society harus
turun tangan sepenuhnya dalam upaya mengentaskan masalahlingkungan yang berdampak
pada kualitas hidup masyarakat ini. Saran yang diberikandalam kajian ini bersifat
menyeluruh, bukan hanya dalam kasus di PT FreeportIndonesia, melainkan dalam kasus
perusahaan perusahaan lain yang kegiatannyaberdampak pada masyarakat sekitar tempat
operasinya.Pemerintah sudah selayaknya memperketat aturan hukum mengenai
aktivitasyang berakibat pada pengrusakan lingkungan.
Dalam permasalahan ini, pemerintah juga sudah selayaknya membatasi
izinpertambangan mineral dan batu bara, mengingat jika merujuk pada data yang
sudahdipaparkan tadi sudah 34% wilayah darat kita dikuasai korporasi dengan
aktivitaspertambangannya, yang jika terus dibiarkan tentu saja mengakibatkan
kerusakanlingkungan yang lebih luas sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Mimika saat
ini.
Selain memperkuat regulasi dan memperketat izin tambang baru, pemerintah juga
harus mulai bersinergi dengan pihak swaswta dalam menetapkan batas minimum CSRyang
harus dikeluarkan oleh perusahaan berdasarkan dengan keuntungan dankerusakan
lingkungan yang terjadi.
Dalam kasus PT Freeport Indonesia, mengingat upaya pemerintah mengambil51%
saham dari PT Freeport Indonesia, sudah selayaknya pemerintah juga memilikigrand
design yang jelas akan kemana perusahaan tersebut dijalankan, dan tentunyapemerintah
harus membentuk sistem tata kelola lingkungan yang lebih baikdibandingkan pemegang
perusahaan sebelumnya, kebijakan ini selain harus baik dalamhal ekonomi dimana
pemerintah akan mampu meningkatkan pendapatan negaramelalui kepemilikan saham tapi
juga harus mampu meningkatkan sistem tata kelolalingkungan yang dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat terutama dalam bidangkesehatan mengingat kondisi kesehatan
masyarakat Mimika pada umumnya bisadibilang cukup rendah.
Pemerintah tak bisa pula bergerak sendirian, pihak swasta merupakan pihakyang
harus paling aware terhadap isu ini, CSR yang sudah diatur dalam PP no 47 tahun2012
sudah selayaknya dilaksanakan dengan sebaik baiknya sebagai bentuk tanggung jawab atas
eksploitasi tambang yang terjadi. CSR harusnya dijadikan sebagai upayaperusahaan dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat yang terdampak operasinya,bukan hanya sebagai
pengugur kewajiban untuk mencegah sanksi karena peraturanyang sudah berlaku.
Perusahaan juga seharunya bersinergi dengan pemerintah denganmau bersama sama
9
membahas batas minimum CSR yang harus dikeluarkan, sehinggaterjadi kesepakatan yang
fair antara pemerintah baik pusat maupun daerah denganpelaku usaha dan membuat semua
pihak mengambil peran setara dalam upayamelestarikan lingkungan hidup.
Memberlakukan proses Zero Waste yang berartimelakukan modernisasi alat alat produksi
dapat dijadikan salah satu terobosan bagiperusahaan, dengan menggunakan sistem ini
perusahaan diharapkan dapat mereduksilimbah sejak dalam proses produksi karena yang di
reduksi adalah penghasil limbah langsung.
Peran masyarakat atau civil society dalam hal ini utamanya adalah
sebagaipemantau kebijakan, dimana masyarakat harusnya turut andil dalam
prosespengambilan kebijakan. Sistem pengambilan kebijakan di Indonesia. Lembaga
SwadayaMasyarakat (LSM), Organisasi kemasyarakatan (ORMAS), Non Governmenta
Organization (NGO), partai politik bahkan masyarakat pada umumnya itu sendiri tidakbisa
acuh tak acuh dalam menghadapi permasalahan ini. Masayarakat memiliki dayapenekan
dalam mengupayakan kebijakan yang baik, yang dapat meningkatkan tarafhidup
masyarakat tersebut. Memang saat ini peluang untuk turut serta dalampembuatan kebijakan
public dalam hal ini kebijakan public yang berkaitan denganlingkungan masih sangat
sempit, baik dalam konteks legislatif maupun eksekutif,pemerintahan Indonesia masih
cenderung menggunakan pendekatan top-down dalampembuatan kebijakan. , namun ketika
masyarakat “memaksa” menekan pemerintahmelalui tuntutan baik melalui proses proses
demokrasi seperti demonstrasi,memasukkan opini ke media atau petisi, maupun dengan
cara lainnya seperti datang kedalam musrenbang atau rapat rapat yang berhubungan
dengan pembangunan.
BAB III
PENUTUP
10
A. Kesimpulan
PT Freeport Indonesia dalam gagasan diatas telah melakukan upaya-upaya
pencegahan kerusakan lingkungan dengan melakukan berbagai cara yaitu dalam hal
perubahan ilkim PT Freeport Indonesia melakukan pengurangan emisi gas dengan target
20% samapi tahun 2020, pengelolaan Sirsat PT Freeport Indonesia melakukan
pengelolahan dengan mengelolah menjadi campuran semen, dan pengelolahan limbh
lainnya PT Freeport Indonesia melakukan limestone blending. berikut data keberhasilan
PT Freeport Indonesia dalam pengurangan dampak lingkungan ; PT Freeport Indonesia
melakukan pengelolahan limbah padat, revegetasi, reklamasi,limestone blending,
limestone capping, pembangunan rumah sakit dan klinik. Tetapi program CSR PT Freeport
Indonesia masih kurang efektif dalam penanggulangan dampak lingkungan.Maka dari
pemerintah harus ikut ambil alih Karena 51% saham PT Freeport Indonesia sudah jatuh
ketangan pemerintah Indonesia.Begitu juga dengan pihak swasta dan masyarakat setempat
harus ikut ambil alih dalam menanggulangi dampak pencemaran lingkungan.
B. Saran
Diharapkan kepada kita semua ataupun kepada pemilik perusahan haruslah
memperhatikan dan memeperdulikan limbah masing-masing dari perusahaan masing-
masing agar tidak merusak ekosistem alam dan lingkungan. Perusahaan harus membuat
dan mengelolah limbahnya sendiri dengan baik dan tidak membuang limbahnya dengan
sembarangan karena kasihan untuk anak cucu kita nantinya jika lingkungn sudah tercemar
maka kehiudapan akan terganggung.
DAFTAR PUSAKA
11
Juswil, Addin Khaerunnisa. Implementasi Kegiatan Corporate Social Responsibility PT
Freeport Indonesia Sebagai Bentuk Pertanggung Jawaban Atas Dampak Lingkungan.
12