Anda di halaman 1dari 14

Oleh :

Iim Mufadilatul Chasanah (16030174032)


Nur Qomariah (16030174060)
Anggi Hardianti (16030174061)
Izzad Abidi Noor Haykal (16030174094)
Muhammad Ulinnuha (16030174097)
Reshita Novita Sari (16030174100)
SDA Hayati dan Non Hayati

Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari
makhluk hidup, misalnya tumbuhan dan hewan. Sayuran adalah contoh
bahan pangan dari tumbuhan, misalnya bayam, kangkung, wortel,
seledri, dan lainnya. Nasi dibuat dari beras, beras berasal dari padi.
Sumber daya alam non hayati adalah setiap sumber daya alam yang
berasal dari benda-benda mati. Sumber daya alam ini juga disebut
dengan istilah sumber daya alam abiotik
Dampak PT Freeport Indonesia
terhadap wilayah sekitar
PT. Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan yang
mayoritas sahamnya dimiliki Freeport-McMoran Copper & Gold Inc.,
perusahaan ini adalah pembayar pajak terbesar kepada Indonesia dan
merupakan penghasil emas terbesar di dunia melalui tambang
Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat
di Papua, masing-masing tambang Estberg (dari 1967) dan tambang
Grasberg (sejak 1988), di kawasan Tembaga Pura, Kabupaten Mimika,
Provinsi Pupua.
Seiring dengan berjalannya aktivitas pertambangan banyak sekali
terjadi peristiwa yang dinilai negatif bagi rakyat Indonesia umumnya
dan rakyat Papua khususnya. Banyak lembaga swadaya masyarakat
yang bekerja, meneliti kejadian yang sesungguhnya tentang PT Freeport
di Papua. Dan banyak pula laporan yang berisikan kejahatan dan
kerusakan yang dihasilkan dari PT Freeport
Kasus
Dampak yang dihasilkan secara kasat mata akibat limbah Freeport
sangatlah memprihatinkan. Produksi tailing yang mencapai 220 ribu ton
per hari dalam waktu 10 tahun terakhir menghasilkan kerusakan
wilayah produktif berupa hutan, sungai, dan lahan basah (wetland)
seluas 120 ribu hektar, Freeport masih akan beroperasi hingga tahun
2041. Jika tingkat produksinya tetap, maka akan mencapai 225.000
hingga 300.000 ton bijih per hari. Selain itu, Freeport juga tidak mampu
mengolah limbahnya baik limbah batuan (Waste Rock), tailing hingga air
asam tambang (Acid Mine Drainage).
1. Limbah Batuan (Waste
Rock)
Hingga tahun 2005, setidaknya sekitar 2.5 milyar ton limbah batuan
Freeport dibuang ke alam. Akibatnya
1. longsor berulang kali terjadi dikawasan tersebut
2. Batuan limbah ini telah menimbun danau Wanagon.Sejumlah danau berwarna
merah muda, merah dan jingga dikawasan hulu telah hilang.
3. Cartstenz juga didominasi oleh gundukan limbah batuan lainnya yang pada
tahun 2014 diperkirakan akan mencapai ketinggian 270 meter dan menutupi
daerah seluas 1.35 km2
4. Erosi limbah batuantelah mencemari perairan di gunung dan gundukan
limbah batuan yang tidak stabil telah menyebakan sejumlah kecelakaan.
2. Tailing
Ada dua hal yang membuat tailing Freeport sangat berbahaya. Pertama,
karena jumlahnya yang sangat massif dan dibuang begitu saja ke
lingkungan. Kedua, kandungan bahan beracun dan berbahaya yang terdapat
dalam tailing
didalam tailing Freeport masih terdapat kandungan tembaga yang masih
tinggi dan sangat beracun bagi kehidupan aquatic.
Tembaga terlarut pada kisaran konsentrasi yang ditemukan di sungai Ajkwa
bagian bawah mencapai tingkat racun kronis bagi 30% hingga 75% organism
air tawar
Uji tingkat racun (toxicity) dan potensi peresapan biologis (bioavailability)
oleh Freeport di daerah yang terkena dampak operasi tambang membuktikan
bahwa sebagian besar tembaga terlarut dalam air sungai terserap oleh tubuh
makhluk hidup dan ditemukan kandungannya pada tingkat beracun
3. Air Asam Tambang (Acid Mine
Drainage)
Batuan tambang Freeport mengandung logam sulfide (metal sulfides).
Dimana ketika digali, dihancurkan dan terkena udara dan air akan
menjadi tidak stabil sehingga menghasilkan masalah lingkungan serius.
Masalah ini dikenal sebagai air asam tambang (Acid Mine Drainage) Yang
berbahaya karena memiliki tingkat keasaman sangat tinggi (pH rendah)
Limbah batuan ini dibuang ke lingkungan sekitar Grasberg dan
menghasilkan AMD dengan tingkat keasaman tinggi hingga rata-rata
pH=3. Kandungan tembaga pada batuan rata-rata 4.500 gram per ton
dan eksperimen menunjukkan bahwa sekitar 80% tembaga ini akan
tebuang (leach) dalam beberapa tahun. Bukti menunjukkan pencemaran
AMD dengan tingkat kandungan tembaga sekitar 800 miligram per liter
telah meresap ke air tanah di pegunungan
Solusi
1. melakukan evaluasi terhadap seluruh aspek pertambangan Freeport
terutama aspek pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
2. melakukan perubahan Kontrak Karya Freeport yang lebih
menguntungkan bagi negara pada umumnya dan bagi rakyat Papua
pada khususnya
3. memfasilitasi sebuah konsultasi penuh dengan penduduk asli Papua
terutama yang berada di wilayah operasi Freeport dan pihak
berkepentingan lainnya mengenai masa depan pertambangan tersebut
serta memetakan dan mengkaji sejamlah skenario bagi masa depan
Freeport, termasuk kemungkinan penutupan, kapasitas produksi dan
pengolahan limbah.
Pengelolaan Overburdendan
Air Asam Tambang
Rencana Freeport untuk mengurangi dampak air asam tambang
dilakukan dengan menampung dan mengolah air asam tambang yang
ada, bersamaan upaya proses pencampuran dengan batu gamping dan
penutupan daerah penempatanoverburdendengan batu gamping guna
mengelola pembentukan air asam tambang di masa datang.
Pengelolaan dan Daur Ulang
Limbah
Freeport memiliki sistem pengelolaan limbah yang komprehensif yang
menerapkan prinsip-prinsip pemanfaatan ulang, pendauran ulang, dan
pengurangan.
Program-program minimalisasi limbah yang dilaksanakan mencakup
pengurangan dan penukaran dengan produk-produk yang ramah
lingkungan. Wadah bekas, minyak bekas, kertas bekas, dan ban bekas
semuanya dipakai ulang secara lokal dengan cara yang ramah
lingkungan.
Bahan lain yang dapat didaur ulang seperti aluminium, besi tua, dan
baterai bekas dikumpulkan dan disimpan di tempat penyimpanan
sementara untuk selanjutnya didaur ulang atau dibuang sesuai
ketentuan Pemerintah Indonesia
Limbah padat lainnya yang dihasilkan Freeport ditempatkan pada tiga
lokasi yang diperuntukkan secara khusus, termasuk TPA untuk limbah
tak bergerak, dan TPA untuk limbahbiodegradable, yang diberi lapisan
dalam dan dilengkapi sistem pengumpulan dan pengolahan lindi
Limbah B3 (limbah berbahaya) dipilah dan disimpan di gudang-gudang
khusus hingga pada saatnya dikirim ke instalasi pembuangan limbah
berbahaya lainnya di Indonesia yang telah disetujui. Limbah medis
dipilah dari limbah lainnya dan ditempatkan di dalam wadah khusus
untuk pemusnahan akhir pada instalasi insinerator limbah medis
bersuhu tinggi yang sudah ada izinnya dan berada di lokasi
Kesimpulan
Dalam upaya perlindungan kelestarian lingkungan di tanah Papua
khususnya daerah eksplorasi PT Freeport. Ada bebrapa cara yan telah
dilakukan PT Freeport dalam menjaga limbahnya. Sebagai salah satu
contohnya adalah melakuka penyaringan limbah dan terus menggali
lebih kajian tentang limbah dan dampak yang ditimbulkan.
Bagi masyarakat dapat pula membantu melestarikanya dengan cara
melakukan observasi tentang limbah-limbah yang terkait dengan
lingkungan disekitar PT Freeport. Sehingga dengan harapan setelah ini
diperoleh penemuan dan atau kajian baru mengenai pemanfaatan
limbah yang dihasilkan PT Freeport.

Anda mungkin juga menyukai