I. PENDAHULUAN
Ruptur esofagus (Boerhaave syndrome) atau perforasi esofagus adalah
pecahnya dinding esofagus karena muntah-muntah. 90 % penyebab ruptur esofagus
adalah iatrogenik,yang biasanya diakibatkan oleh
paraesophageal endoskopi atau pembedahan. Dan 10%nya disebabkan oleh muntahmuntah. (1)
Ruptur esofagus umumnya disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan
intraesophageal dan tekanan negatif intrathoracic. Penyebab lain dari ruptur esofagus
meliputi trauma tajam, pil esofagitis, Barrett's ulkus, infeksi ulkus pada pasien dengan
AIDS, dan pelebaran striktur esofagus. (1)
Sebagian besar kasus ruptur esofagus, terjadi pada bagian posterolateral kiri
dan meluas sampai beberapa sentimeter ke arah distal esofagus. Keadaan ini
dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi dan berakibat fatal pada
ketiadaan
terapi.
Kadang-kadang
gejala
non
spesifik
dapat
menyebabkan
keterlambatan dalam diagnosis dan dapat memberikan hasil yang buruk. Penyakit
esofagus yang sudah ada sebelumnya bukan merupakan prasyarat untuk ruptur
esofagus, tapi memberikan kontribusi pada peningkatan angka kematian ruptur
esofagus tersebut. (1)
Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh dokter pada abad ke-18 (Herman
Boerhaave). Sebuah penyakit yang berhubungan dengan syndrome Mallory-Weiss.
Gejala awal pada pasien dengan ruptur esofagus adalah muntah-muntah berat dan
diikuti dengan nyeri retrosternal dan nyeri perut bagian atas. Serta Odynophagia,
tachypnea, dyspnea, Sianosis, demam, dan syok yang berkembang dengan cepat
setelahnya. (1)
II. INSIDEN
Frekuensi rupture esofagus adalah 3 dari 100,000 orang di Amerika Serikat.
Lokasi terbanyak adalah serviks (27%), intrathoracic (54%), dan intra-abdomen
(19%). Penyebab paling umum dari ruptur esofagus adalah instrumentasi medis.(2)
Frekwensi ruptur esofagus 65% disebabkan oleh instrumentasi medis.
penyebab lain meliputi postemetic (16%) dan trauma, termasuk trauma pascaoperasi
(11%). Serta penyebab lain seperti (trauma tajam, ulkus gaster, benda asing, penyakit
pada aorta , dan penyakit esofagus) dengan frekuensi sekitar 1%,tapi jarang terjadi. (2)
Rupture esofagus adalah penyakit yang sangat mengerikan. Tingkat kematian
dilaporkan 25-89%. Ruptur esofagus yang disebabkan oleh posteometic dilaporkan
sebagai penyebab kematian terbanyak dari semua kasus ruptur esofagus, karena dapat
mengakibatkan kematian 2 % dalam setiap jam. (2)
Tingkat kematian bervariasi tergantung dari waktu dan cara pengobatan secara
symptomology . jika tidak ada pengobatan atau penanganan dalam waktu 24 jam,
maka tingkat kematian penderita adalah 25 %. Dan akan meningkat setelah 24 jam
sebesar 65% dan 75-89% setelah 48 jam.(2)
III.
EPIDEMOLOGI
Ruptur esofagus yang disebabkan oleh trauma akibat benda tajam masih tetap
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Amerika Serikat dan
dunia, meskipun berbagai pendidikan dan peraturan telah diberikan sebagai upaya
untuk mengurangi terjadinya kasus ini. Di Amerika Serikat, sekitar 5000 hingga
15.000 kasus trauma tajam terjadi per tahun.1-3% kasus ini banyak terlihat pada
anak-anak yang berusia 1 sampai 5 tahun.baru-baru ini telah dilakukan penelitian di
beberapa negara dan ternyata trauma ini banyak di temukan pada anak-anak di negara
berkembang.(3)
Kasus ini juga banyak terlihat pada orang dewasa terutama yang berusia 21
tahun dan orang tua. Sebagian besar kasus ini terjadi karena faktor kesengajaan,
misalnya karena bunuh diri. Ruptur yang luas pada kasus ini bisa menyebabkan
cedera pada bibir, rongga mulut, faring, dan saluran napas bagian atas. Komplikasi
pada kasus ini banyak terlihat pada anak-anak dan remaja. Kompliksi jangka pendek
dapat menyebabkan kematian. Komplikasi jangka panjang dapat meningkatkan risiko
seumur hidup carcinoma esofagus.(3)
Pada anak-anak, 18% hingga 46% dari semua kasus ruptur esofagus
berhubungan dengan luka bakar. Jumlah ini mungkin lebih tinggi di dapat pada orang
dewasa. Karena pada orang dewasa sangat besar kemungkinan nya untuk melakukan
sesuatu yang dapat mengakibatkan trauma yang menyebabkan rupture. Misalnya pada
kasus bunuh diri. (3)
IV. ETIOLOGI
Penyebab
ruptur
esofagus
umumnya
disebabkan
oleh
trauma
tajam/tembus,antara lain :
1. kerusakan iatrogenic dari struktur esofagus atau trauma dari luar
2. peningkatan tekanan intraesofagus disertai muntah hebat
3. penyakit esofagus seperti esofagitis korosif, esophageal ulcer dan neoplasma.
(4)
Letak ruptur tergantung dari kasus ruptur esofagus. Ruptur esofagus biasanya
terjadi di pharing atau esefagus bagian bawah tepat di dinding posterolateral di atas
diafragma. (4)
Gejala ruptur esofagus juga berupa nyeri dada yang hebat pada saat menelan
atau bernapas. Udara yang masuk ke mediastinum dapat menuju ke leher dan dapat
menyebabkan emfisema subkutaneus atau ke dalam rongga pleura dan dapat
menyebabkan pneumothorak. (4)
Ruptur esofagus juga bisa disebabkan oleh varises esofagus. Varises esofagus
bisa menyebabkan hematemesis. Pada kasus ini hematemesis dapat berakibat fatal
untuk penderita. (4)
V.
ANATOMI
2.
3.
4.
esofagus
inferior
gastroesophageal
sampai
abdomen
biasanya
berada
tepat
di
(6)
Tekanan dalam lumen esofagus adalah negative tapi bisa meningkat pada
keadaan-keadaan tertentu. Bagian proximal esofagus terletak di muskulus
cricopharingeus yang berada 2-4 cm di atas spinter esophagus dari segmen proximal
gastroesophagial junction sedangkan diafragma berada di bawah spinter esofagus.(6)
Serviks esofagus mendapat suplay darah dari arteri tiroid inferior, sedangkan
esofagus superior sampai bronkial disuplay oleh arteri interkostal, dan bagian inferior
esofagus oleh arteri phrenica inferior. Vena yang mengalir membentuk pleksus
submukosa yang berhubungan dengan
penyempitan pada tingkat kartilago cricoid, aorta anterior, Bronkus kiri dan atrium
kiri, serta diafragma.(6)
Pada radiografi dada konvensional, dinding kanan atas esofagus normal bisa
dilihat berbentuk S-garis yang terbentang dari apeks paru-paru ke azigos. Udara
sering ada di dalam esofagus, tapi ketika udara tidak ada, dinding esofagus terlihat
sebagai garis pleuroesophageal. Lengkungan azygos inferior, bersamaan dengan
dinding kanan dari esofagus dan lobus bawah paru kanan serta vena azigos naik akan
membentuk suatu lengkungan yang disebut garis azygoesophageal. (6)
Bagian atas esofagus terletak beberapa sentimeter dari garis azygoesophageal
yang selalu lurus atau cekung ke paru-paru. Pada kasus-kasus tertentu, garis ini akan
cembung. Hal ini memberikan kesan bahwa adanya massa di daerah subcranial. Tapi
garis ini juga, Bisa terlihat cembung pada anak-anak, khususnya anak-anak usia 3
tahun. Pada orang sehat, maka garis azygoesophageal biasanya dapat dilihat pada
posterior inferior sudut costophrenic. (6)
Pada keadaan ini, paru-paru kiri dapat melakukan kontak dengan dinding
esofagus, baik kanan maupun kiri. Adanya udara dalam lumen esofagus dapat
memungkinkan untuk pengukuran ketebalan dinding esofagus dan perbandingan
ketebalan dinding di kanan dan kiri. Udara yang terperangkap dalam lumen
esophagus lebih rendah daripada lengkungan aorta. (6)
kerongkongan. Bila tidak ada udara di dalam kerongkongan, maka mungkin ada
massa di mediastinum posterior.(6)
Dinding esofagus terdiri dari mucosa,submucosa,muskularis dan adventia.
Secara umum struktur dari gatrointestinal terdiri dari muskoa yang licin,berkilau dan
berwarna pink.(5)
Mukosa terdiri dari 3 bagian yaitu:
1.epitel squamost
2. lamina propria
3. muskularis mukosa
Submukosa terdiri dari :
1. Pembuluh darah
2. Limpah
3. Sedikit leukosit
4. Jaringan ikat
5. Kelenjar.(5)
Muskularis terdiri dari otot yang sirkuler di bagian dalam dan longitudinal di
bagian luar. Muskularis propria ukurannya 6-8 cm (yang terdiri dari jaringan ikat)
dari muskulus cricopharingeus. (5)
Di atas mediastinum esofagus disusun oleh jaringan ikat yang berada di
sekitar tracheobronhcial. Fungsi esofagus adalah mendorong makanan masuk ke
faring dan lambung. Dan juga menghalangi difusi pasif dari makanan ke dalam
pembuluh darah dan menghalangi refluks lambung ke esofagus. (5)
Inervasi esofagus berasal dari dua sumber utama, yaitu saraf parasimpatis
nervus vagus dan saraf simpatis dari serabut-serabut ganglia simpatis serviks inferior,
nervus torakal dan nervus splangnikus.(7)
PATOFISIOLOGI
Esofagus lebih rentan daripada saluran cerna lain, karena esofagus tidak
memiliki lapisan serosal, yang mengandung serat elastin dan kolagen. Ruptur
esofagus dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme, termasuk trauma tajam maupun
tumpul dan nekrosis dari dinding esofagus. (8)
Trauma Iatrogenik pada esofagus adalah penyebab utama ruptur esofagus ,
yang dapat menyebabkan dilatasi dan striktur. Karena kerongkongan dikelilingi oleh
jaringan ikat longgar, maka inflamasi dapat menyebarluas dengan mudah ke tempattempat seperti organ vital, sehingga menyebabkan rupture esofagus.ruptur esofagus
juga bisa menyebabkan tumor dan striktur. (8)
Ruptur esofagus terjadi karena peningkatan mendadak tekanan intralumen,
biasanya karena muntah-muntah, dan bisa juga karena makanan dan alkohol. 90%
dari kasus ruptur esofagus terjadi pada sepertiga distal esofagus pada posterolateral
kiri dan dapat menyebar ke superior. karena kurangnya struktur pendukung pada
daerah ini, penipisan otot-otot
angulation di
anterior esofagus tepatnya di sebelah kiri diafragma. 50% dari rupture esofagus
terjadi pada pasien dengan penyakit refluks gastroesophageal, karena tekanan yang
10
adalah tempat
11
DIAGNOSIS
VII.1. Gambaran klinis
Gejalah klinisnya adalah :
1. Nyeri dada ringan terutama pada orang tua.
2. Emfisema mediastinum tapi berkembang lambat (4)
Diagnosis klinis sangat sulit ditegakkan. Ruptur esofagus dapat
disertai dengan infark miokard,pneumothorak,lubang-lubang pada viscera
12
atau pankreatitis. Adanya udara di mediastinum dan efusi pleura biasanya bisa
menegakkan diagnosis ruptur esofagus. (4)
Gejala termasuk nyeri dada dan nyeri perut, muntah, hematemesis, dan
shock. Emfisema subkutan bisa diraba pada sekitar 30% dari pasien dan dapat
terdengar Mediastinal crunch (Hamman's sign). (11)
VII.2. Gambaran radiologi
Diagnosis ruptur esofagus bisa di tegakkan dengan radiography dan
CT scan thorak. Hasil foto selurhnya abnormal pada pasien dengan ruptur
esofagus. Yang biasanya ditandai dengan gejala awal yaitu adanya udara
pada mediastinum. Pada foto polos leher menunjukkan adanya udara di
jaringan lunak dalam ruang prevertebral. (1)
kemudian, ada juga terlihat efusi pleura dengan atau tanpa
pneumotoraks, pelebaran mediastinum, dan emfisema subkutan biasanya juga
bisa terlihat. Pada
13
2. Esophagography
esophagografi
adalah
pemeriksaan
pada
esofagus
dengan
(12,13)
14
(11)
adalah tabung yang cukup sederhana. Esofagus adalah lapisan yang dilindungi oleh
epitel skuamosa berlapis. Yang berada pada lapisan paling atas. Epitel ini adalah
epitel non keratin yang biasanya tidak terkena kekeringan atau abrasi. (14)
15
Epitel esofagus dapat berubah menjadi bentuk kolumnar pada keadaan yang
yang disebut Barrett's esophagus. Epitel
mukosa lambung (yaitu, dengan tubulus kelenjar) atau mukosa usus . Penyebab
kondisi ini masih belum jelas, tetapi mungkin merupakan respon terhadap metaplastic
peradangan kronis (disebabkan misalnya, oleh refluks lambung). Barrett's esophagus
juga dapat dikaitkan dengan obstruksi esofagus dari jaringan parut dan karsinoma.(14)
Pada gastroesopageal junction , epitel skuamosa berlapis dari esofagus tibatiba membuat transisi menjadi epitel kolumnar seperti pada mukosa lambung. Pada
lamina propria limfosit pada esofagus lebih sedikit daripada di lambung dan usus.
(14)
16
besar untuk terjadinya rupture esofagus dengan pendarahan yang fatal di lumen
esofagus.(14)
(14)
17
PENATALAKSANAAN
1. Pemberian antibiotik
2. Pembedahan dengan perbaikan laserasi akan lebih baik.(16)
Tindakan: Torakotomi eksplorasi
18
(17)
X.
PROGNOSA
Pengobatan sesegera mungkin, misalnya melalui oral, pleura dan drainase
19