Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap individu akan mengalami suatu proses perkembangan


sehingga tercipta suatu pribadi yang ada pada saat ini. Proses
perkembangan terdiri dari beberapa fase termasuk didalamnya adalah
perkembangan anak. Pada setiap tahapan perkembangan anak terdapat
beberapa aspek perkembangan yang mengalami tumbuh kembang secara
kompleks,memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tahapan
usia masing-masing.1
Gangguan perkembangan pervasif (Pervasive Developmental
Disorder) merupakan suatu gangguan perkembangan pada anak, yang
ditandai oleh adanya kelainan dan keterlambatan perkembangan yang
muncul sebelum anak usia 3 tahun dengan ciri kelainan fungsi yang
mempengaruhi perkembangan fisik, perilaku, kognitif, sosial, dan
bahasa.Istilah gangguan pervasif mengembangkan mental yang pertama
kali digunakan pada tahun 1980. Gangguan perkembangan pervasif
sangat luas,mengacu pada sekelompok kondisi yang mempengaruhi
perkembangan anak-anak dan melibatkan penundaan atau gangguan
dalam komunikasi dan sosialisasi. Autisme adalah yang paling banyak
dari gangguan perkembangan inisehingga dikenal sebagai gangguan
spektrum autisme. Gangguan perkembangan pervasif juga termasuk

dalam Sindrom Asperger dan dua kondisi yang kurang banyak disebut
gangguan disintegratif masa kanak-kanak dan Rett syndrome.2
Gangguan spektrum autisme istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jenis gangguan perkembangan pervasif pada anak yang
mengakibatkangangguan/keterlambatanpadabidangkognitif,bahasa,perila
ku,komunikasi dan interaksi sosial. Kondisi seperti ini tentu akan sangat
mempengaruhi perkembangan anak,baik fisik maupun mental. Apabila
tidak dilakukan intervensi secara dini dengan tatalaksana yang
tepat,perkembangan yang optimal pada anak tersebut sulit diharapkan.
Mereka akan semakin terisolir dari dunia luar dan hidup dalam dunianya
sendiri dengan berbagai gangguan mental serta perilaku yang semakin
mengganggu. Tentu semakin banyak pula dampak negatif yang akan
terjadi.3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gangguan perkembangan pervasif


Gangguan perkembangan pervasif (Pervasive Developmental
Disorder) merupakan suatu gangguan perkembangan pada anak,
yang

ditandai

oleh

adanya

kelainan

dan

keterlambatan

perkembangan yang muncul sebelum anak usia 3 tahun dengan ciri


kelainan fungsi yang mempengaruhi perkembangan fisik, perilaku,
kognitif, sosial, dan bahasa.4
DSM IV(Demand Side Development) mempertahankan
kategori gangguan perkembangan pervasif yang tidak ditentukan
untuk pasien yang menunjukkan gangguan kualitatif dalam interaksi
sosial timbal balik dan komunikasi verbal dan nonverbal.DSM
IV(Demand Side Development) memiliki beberapa gangguan lain
dalam

kategori

gangguan

perkembangan

pervasif:Gangguan

Rett,Gangguan disentigratif masa kanak dan gangguan Asperger.5


Anak-anak

dengan

gangguan

pervasif

menunjukkan

hendaknya perilaku atau fungsi pada berbagai area perkembangan.


Gangguan ini umumnya menjadi tampak nyata pada tahun pertama
kehidupan dan sering kali dihubungkan dengan retardasi mental.6

Etiologi: Penyebab pekembangan pervasive saat ini belum


diketahui dengan jelas.Biasanya dikarenakan adanya multifaktorial
,faktor genetik ,faktor biologis (neuroanatomi, neurokimiawi)
,penyakit metabolik,faktor imunologi ,infeksi virus ,keracunan
logam berat.7
Manifestasi: Gangguan bahasa reseptif dan ekspresif : terlambat
bicara,bicara tidak untuk komunikasi ,meniru kata-kata / nyanyian
tanpa tahu artinya,bila ingin sesuatu menarik tangan terdekat untuk
melakukannya,gangguan

komunikasi.

Gangguan

interaksi

sosial :menolak / menghindar bertatap mata,tidak menoleh bila


dipanggil ,sering menolak bila dipeluk ,tidak ada usaha melakukan
interaksi dengan orang lain, asyik main sendiri ,bila didekati malah
menjauh. Gangguan perilaku :hiperaktifitas motorik ,tidak bisa
diam, lari tak terarah, melompat, berputar, memukul benda-benda,
mengulang

gerakan,membahayakan

diri

sendiri

&

orang

.Gangguan perasaan / emosi : tidak ada / kurang empati /tertawa


sendiri, menangis / marah tanpa sebab yang nyata.Gangguan
persepsi sensoris : mencium, menggigit, menjilat benda-benda
,mendengar suara keras langsung menutup telinga ,tidak suka
rabaan / pelukan ,tidak nyaman memakai pakaian dari bahan
kasar.Lain-lain : gangguan tidur & makan ,gangguan efek &
mood ,gangguan kejang ,aktifitas & minat terbatas.8
Diagnosis berdasarkan DSM IV(Demand Side Development):9

1.Gangguankualitatif dalam integrasi sosial timbal balik. Minimal 2


gejala seperti interaksi sosial tidak memadai,kontak mata sangat
kurang,

ekspresi

muka

kurang hidup,

tertuju,tidak bisa bermain dengan

gerak-gerik kurang

teman sebaya , tidak ada

empati ,kurang mampu mengadakan hubungan sosial & emosional


timbal balik
2. Gangguan kualitatif dlm bidang komunikasi. Minimal 1 gejala :
perkembangan bicara terlambat / tidak berkembang, tidak berusaha
berkomunikasi secara nonverbal , bila bisa bicara tidak dipakai
untuk komunikasi , bahasa yang aneh & diulang-ulang , cara
bermain kurang variatif, kurang imajinatif, kurang dapat meniru
Tabel 1
Tahap perkembangan motorik halus pada anak normal.10
VISUAL
Fiksasi pandangan
Mengikuti benda melalui garis tengah
Mengetahui adanya benda kecil
MOTORIK HALUS
Telapak tangan terbuka
Menyatukan kedua tangan
Memindahkan benda antara kedua tangan
Meraih unilateral(secara sepihak)
Pincer grasp imatur
Pincer grasp matur dengan jari
Melepaskan benda dengan sengaja
PEMECAHAN MASALAH
Memeriksa benda
5

UMUR
Lahir
2 bulan
5 bulan
3 bulan
4 bulan
5 bulan
6 bulan
9 bulan
11 bulan
12 bulan
7-8 bulan

Melemparkan benda
Membuka penutup mainan
Meletakkan kubus dibawah gelas
MENGGAMBAR
Mencoret
Meniru membuat garis
Membuat garis spontan
Membuat garis horizontal dan vertikal
Meniru membuat lingkaran
Membuat lingkaran spontan tanpa melihat contoh
MELAKSANAKAN TUGAS
Memasukkan biji kedalam botol
Melepaskan biji dengan meniru
Melepaskan biji spontan
MENYUSUN KUBUS(Gunakan kubus dengan sisi
2,5 cm)
Menyusun 2 kubus
Menyusun 3 kubus
Kereta api dengan 4 kubus
Kereta api dengan cerobong asap
Jembatan dari 3 kubus
Pintu gerbang dari 5 kubus
Tangga dan dinding dari kubus tanpa contoh
MAKAN
Makan skuit yang dipegang
Minum dari gelas sendiri atau menggunakan sendok
BERPAKAIAN
Membuka baju sendiri
Memakai baju
Membuka kancing
Memasang kancing
Mengikatkan tali sepatu

9 bulan
10 bulan
11 bulan
12 bulan
15 bulan
18 bulan
25-27 bulan
30 bulan
3 tahun
12 bulan
14 bulan
16 bulan

15 bulan
16 bulan
2 tahun
2,5 tahun
3 tahun
4 tahun
6 tahun
9 bulan
12 bulan
24 bulan
36 bulan
36 bulan
48 bulan
60 bulan

Tabel 2
Tahap perkembangan bahasa pada anak normal.10
6

RESEPTIF
Bereaksi terhadap suara
Tersenyum sosial
Orientasi terhadap suara
Mengerti perintah tidak boleh
Mengerti perintah tanpa mimik
Menunjuk 5 bagian tubuh

UMUR
Lahir
5 minggu
4 bulan
8 bulan
14 bulan
yang 8 bulan

disebutkan
Menoleh kepada suara bel

Fase 1(5 bulan)


Fase 2 (7 bulan)
Fase 3(9 bulan)
11 bulan

Mengerti perintah ditambah mimik


EKSPRESIF
Ooo-ooo
Guu,guuu
a-guu,a-guuu
Mengoceh
Dadadada
Da-da tanpa arti,ma-ma tanpa arti
Dada
Mama&kata pertama selain mama
Kata kedua
Kata ketiga
4-6 kata
7-20 kata
Kalimat pendek 2 kata
50 kata&kalimat trdiri dari 3 kata

Pemeriksaan

Penunjang

6 minggu
3 bulan
4 bulan
4-6 bulan
6 bulan
8 bulan
10 bulan
11 bulan
12 bulan
13 bulan
15 bulan
17 bulan
21 bulan
3 tahun

untuk mendiagnosis

Gangguan

Perkembangan pervasive: MRI untuk melihat perkembangan


struktur otak pada anak.11,12

Penatalaksanaan: Tujuannya mengurangi masalah perilaku yang


abnormal ,meningkatkan kemampuan belajar & perkembangan,
terutama kemampuan bicara.12
Prognosis: Tergantung pada diagnosis dini ,berat ringannya
gejala ,kemampuan bicara .Dengan tatalaksana yang tepat &
mandiri maka semaksimal mungkin dikatakan sembuh.13

2.1.1. Sindrom Asperger


Definisi:
Sindrom Asperger merupakan kekacauan perkembangan
yang mempengaruhi kemampuan seorang anak untuk bersosialisasi
dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Kondisi ini
ditandai dengan ketidakampuan berfungsi normal dalam interaksi
sosial dengan orang lain.14
Epidemiologi:
Sindrom Asperger sering terdiagnosis setelah anak berusia >
3 tahun.Prevalensi sindrom Asperger berkisar dari 3/1000 anak
hingga 2,5/10.000 anak sampai 1/100.000 anak. Sindrom Asperger
juga lebih banyak terdapat pada anak laki-laki daripada wanita
dengan rasio 4:1. Di indonesia belum ada data pasti.15
Etiologi:

Etiologi Sindrom Asperger diduga multifaktor. Anak


Sindrom Asperger memiliki lebih sedikit substansia grisea di
beberapa otak yaitu nukleus kaudatus dan thalamus. Anak gangguan
asperger memiliki volume substansia alba lebih besar disekitar lobus
parietal inferior hemisfer sinistra tapi kekurangan substansia alba
terutama disisi kanan.16
Manifestasi klinis: Gangguan jelas dalam penggunaan perilaku non
verbal multipel seperti tatapan mata,ekspresi wajah,postur tubuh,
gagal untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sesuai menurut tingkat perkembangan, tidak terdapat keterlambatan
yang bermakna secara klinis dalam perkembangan kognitif dan
perilaku adaptif yang sesuai dengan usia.17
Diagnosis:
Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial seperti yang
ditunjukkan oleh sekurang-kurangnya dua dari berikut: ditandai
dengan gangguan dalam penggunaan perilaku

nonverbal multipel

seperti tatapan mata,ekspresi wajah, gagal mengembangkan


hubungan dengan teman sebaya, gangguan untuk secara spontan
membagi

kesenangan

,perhatian

dengan

orang

lain.Pola

perilaku,minat dan aktivitas yang terbatas,seperti yang ditunjukkan


oleh sekurang-kurangnya satu dari berikut: ketaatan yang
tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas, preokupasi dengan
satu atau lebih pola minat dan terbatas yang abnormal baik dalam

intensitas maupun fokusnya, preokupasi persisten dengan bagian


obyek, gangguan ini menyebabkan gangguan yang bermakna
secara klinis dalam fungsi sosial,pekerjaan atau fungsi penting
lainnya, tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna
secara klinis dalam bahasa , tidak terdapat keterlambatan bermakna
secara

klinis

dalam

perkembangan

kognitif

atau

dalam

perkembangan ketrampilan menolong diri sendiri.15


Diagnosis Banding:17
Sindrom Asperger dapat didiagnosis banding dengan
beberapa kondisi berikut:Autisme.Onset autisme lebih parah
dibanding gangguan Asperger,defisit sosial dan komunikasi lebih
berat pada autism.Gangguan Asperger biasanya memeperlihatkan
gambaran IQ yang lebih baik dari autism,gangguan Asperger
mempunyai verbal intelligence yang normal sedangkan autism
kurang
Sindrom rett prevalensi 0,44-2,1 per 1000 pada perempuan
jarang pada laki-laki sedangkan Asperger 10-36 1000 pada lakilaki jarang pada perempuan. Gangguan Asperger dan rett duaduanya mengalami keterlambatan sosial. Gangguan Asperger ada
keterlambatan bahasa sedangkan rett tidak
Penatalaksanaan:

10

Terapi okupasi untuk melatih morik halus anak, terapi


bermain untuk mengajarkan anak melalui belajar sambil
bermain.Terapi medikamentosa untuk menenangkan anak melalui
pemberian obat oleh dokter yang berwenang seperti risperidon
2x0,1 mg. Terapi makan untuk mengurangi tingkat gangguan
autisme, sensory integration theraphy untuk melatih kepekaan dan
kordinasi daya indra anak autis (pendengaran, penglihatan,
perabaan).12

2.1.2 Sindrom Rett


Definisi:
Rett syndrome adalah sebuah gangguan perkembangan
pervasive yang mengenai subtansia gricea cerebri, hanya terjadi
pada wanita dan timbul sejak lahir.Sindrom ini bersifat progresif
dan ditandai dengan tingkah laku autistic, ataxia, dementia, kejang,
dan kehilangan kegunaan tangan dengan fungsi tertentu, dengan
atrofi cerebral,hyperamonemia ringan.1
Etiologi:
Penyebab utama gangguan ini tidak diketahui secara pasti,
namun banyak kasus yang terdeteksi disebabkan oleh mutasi dari
gen MECP2, merupakan gen yang terlibat dalam pembuatan
protein untuk perkembangan otak secara normal. Gen MECP2

11

terbentuk dari kromosom X, satu dari dua kromosom sebagai


pembeda jenis kelamin seseorang.17
Manifestasi klinis:16
Gangguan Rett terdiri dari beberapa tahap gangguan;
1) Stage I
Gejala gangguan ini dimulai pada usia 6 sampai 18 bulan usia
bayi. Pada tahap ini bayi mulai menghindari kontak mata dan
kehilangan minat pada benda-benda mainan. Pada tahap ini bayi
mengalami keterlambatan dalam merangkak dan duduk.
2) Stage II
Gejala gangguan dimulai pada usia 1-4 tahun. Beberapa gangguan
yang muncul;

Kehilangan kemampuan untuk berbicara


Mengulang-ulang perbuatan yang sama
Suka menggerakan tangan seperti sedang mencuci
Menangis atau menjerit tanpa adanya provokasi
Hambatan atau kesulitan dalam berjalan

3) Stage III
Gejala gangguan dimulai berkisar antara usia 2-10 tahun.
Meskipun gangguan gerak terus berlanjut, anak dengan gangguan
Rett

masih

mengalami

perkembangan

gangguan lain pada tahap ini:


12

perilaku.

Beberapa

Sering menangis atau menjerit tanpa sebab yang jelas


Hambatan dalam komunikasi nonverbal
4) Stage IV
Tahap gangguan ini merupakan lanjutan dari stage
sebelumnya, gejala yang muncul pada usia relatif terutama pada
ebilitas (kemampuan) mobilitas diri. Gangguan yang muncul
berupa gangguan komunikasi, kesulitan dalam memahami bahasa,
gangguan psikomotorik pada tangan.
Diagnosis:
Semua hal ini : normal pada saat perkembangan prenatal dan
perkembangan perinatal, perkembangan psikomotor yang normal
selam 5 bulan pertama , mempunyai lingkar kepala yang normal
sejak lahir. Onset: penurunan pertumbuhan kepala antara usia 5
sampai 48 bulan, kehilangan kemampuan tangan tertentu yang
telah dikuasai sebelumnya antara usia 5 sampai 30 bulan dengan
diikuti oleh perkembangan gerakan tangan seperti meremas-remas,
kehilangan keterikatan sosial pada perkembangan awal.(16)

Diagnosis Banding:16
Kriteria

Gangguan autistik

Skizofrenia
onset

13

dengan

Usia onset
Insidensi

<38 bulan
2-5 dalam 10.000

>5tahun
tidak ada,kemungkinan
sama atau jarang
7:1
untuk Halusinasi dan waham

Rasio jenis kelamin


Karakteristik

4:1
Gagal

perilaku

mengembangkan

Fungsi adaptif

hubungan
Biasanya

Tingkat intelegensi
Pola IQ

terganggu
Sering terganggu(70%) Dalam rentang normal
Jelas tidak rata
Lebih rata

selalu Pemburukan fungsi

Penatalaksanaan:
Terapi okupasi untuk melatih morik halus anak, terapi
bermain untuk mengajarkan anak melalui belajar sambil
bermain.Terapi medikamentosa untuk menenangkan anak melalui
pemberian obat oleh dokter yang berwenang seperti risperidon
2x0,1 mg. Terapi makan untuk mengurangi tingkat gangguan
autisme, sensory integration theraphy untuk melatih kepekaan dan
kordinasi daya indra anak autis (pendengaran, penglihatan,
perabaan).12

2.1.3 Gangguan Disintegratif Masa kanak (Childhood Disintegrative


Disorder)
Definisi:
14

Gangguan disintegratif masa kanak-kanak ditandai dengan


regrasi yang nyata pada bebrapa area fungsi setelah sedikitnya
perkembangan yang tampak normal selama 2 tahun.18
Epidemiologi:
Prevalensinya diperkirakan sekitar satu kasus dalam 100.000
anak laki-laki. Rasio anak laki-laki dibanding anak perempuan
diperkirakan antara 4-8 anak laki-laki banding 1 anak perempuan.19
Etiologi:
Penyebab tidak diketahui tetapi gangguan ini dikaitkan
dengan keadaan neurologis,dan gangguan metabolik.20

Manifestasi Klinis:
Interaksi sosial timbal balik, keterampilan komunikasi,
perilaku terbatas, Gejala neurologis penyerta yang utama adalah
gangguan bangkitan.2
Diagnosis:
Perkembangan yang tampak normal selama sedikitnya 2
tahun pertama setelah lahiryang ditunjukkan dengan adanya
komunikasi verbal dan nonverbalyang sesuai usia,hubungan sosial
dan perilaku adaptif. Kehilangan keterampilan yang sebelumnya
dicapai sebelum usia 10 tahun dan secara klinis signitifikan, pada
15

sedikitnya dua area berikut: bahasa eksresif, keterampilan sosial,


keterampilan motorik.Kelainan fungsi pada sedikitnya dua area
berikut ini: Hendaya kualitatif didalam interaksi sosial, hendaya
kualitatif didalam komunikasi, pola perilaku,minat dan aktivitas
yang terbatas.18
Diagnosis Banding:2
Diagnosis banding gangguan disintegratif masa kanak-kanak
yaitu autism.Onset autism lebih parah dibanding gangguan
Disintigratif masa kanak,defisit sosial dan komunikasi lebih berat
pada

autism.Gangguan

Disintegratif

masa

kanak

biasanya

memperlihatkan gambaran IQ yang lebih baik dari autism


Sindrom rett prevalensi 0,44-2,1 per 1000 pada laki-laki
sedangkan perempuan tidak. Gangguan Asperger mengalami
keterlambatan sosial sedangkan gangguan Disintigratif tidak.
Gangguan Disintegratif masa kanak ada keterlambatan bahasa
sedangkan rett tidak
Penatalaksanaan:
Terapi okupasi untuk melatih morik halus anak, terapi
bermain untuk mengajarkan anak melalui belajar sambil
bermain.Terapi medikamentosa untuk menenangkan anak melalui
pemberian obat oleh dokter yang berwenang seperti risperidon
2x0,1 mg. Terapi makan untuk mengurangi tingkat gangguan

16

autisme, sensory integration theraphy untuk melatih kepekaan dan


kordinasi daya indra anak autis (pendengaran, penglihatan,
perabaan).12

2.1.4.Autisme
Definisi:
Autisme adalah gangguan dalam perkembangan neorologis
berat yang mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan
berelasi (berhubungan).Menurut beberapa ahli autisme adalah
salah satu nama gangguan perkembangan komunikasi, sosial,
prilaku pada anak dan gangguan perkembangan yang terjadi pada
anak yang mengalami kondisi menutup diri.Gangguan ini
mengkibatkan

anak

mengalami

keterbatasan

dari

segi

komunikasi,interaksi sosial, dan prilaku.21


Epidemiologi:
Deteksi dini autis pada umur 18-36 bulan. Laki laki lebih
banyak dari perempuan(4:1). Menurut suatu studi autism
meningkat di populasi kanak-kanak. Pada tahun 1966 bayi per
10.000 kelahiran dikembangkan autism.18
Etiologi:

17

Teori Biologis: Faktor genetic keluarga yang terdapat


anak autisik memiliki resiko lebih tinggi dibanding populasi
keluarga normal.Pranatal, Natal dan Post Natal yaitu pendarahan
pada kehamilan awal,obat-obatan, tangis bayi terlambat, gangguan
pernapasan, anemia. Neuro anatomi yaitu gangguan/disfungsi pada
sel-sel otak selama dalam kandugan yang mungkin disebabkan
terjadinya gangguan oksigenasi,perdarahan, atau infeksi.
Faktor Neurobiologis:Gangguan neurobiologis sebagai
penyebab didasarkan kepada beberapa pengamatan, antara lain:
angka kejadian retardasi mental yang tinggi (75%-80%), adanya
rasio yang menetap antara laki-laki dan perempuan, 4:1,
peningkatan kejadian kejang
Gangguan neuroanatomi:Ganguan perkembangan otak
yang lainnya. Hal ini disebabkan karena kompleksnya berbagai
sistem otak yang berinteraksi dan rumit karena mengenai aspek
sosial, kognitif sehingga sangat erat dengan komunikasi.
Terjadinya banyak dikaitkan dengan maturasi (kematangan) otak.
Pada 43% penyandang auautisme ditemukan kelainan yang khas
pada lobus parietalis. Hasil pemeriksaan MRI terlihat lekukanlekukan otak yang lebih lebar, hal tersebut menunjukkan bahwa
jumlah sel otak dalam lobus parietalis berkurang. Sedangkan
gambaran pada serebelum lebih kecil dibandingkan dengan anakanak pada umumnya.

18

Faktor Gen:Faktor keturunan juga berperan.Kesimpulan


ini diperoleh dari hasil penelitian pada keluarga dan anak
kembar.Penelitian dalam keluarga ditemukan 2,5-3% pada saudara
kandung.Pada anak kembar satu telur ditemukan 36-89%
.Pewarisan

diduga

melalui

autosomal

resesif

atau

multifaktorial.Penelitian awal terhadap penyebab anak dengan


sindrom autistic adalah penelitian terhadap genetika. Penelitian
yang dilakukan oleh para ahli medis dan psikolog semula
ditunjukan

kepada

anak

dengan

gangguan

psikis

atau

schizophrenia menggunakan diagnosis dan statistical manual of


mental disorders
Kelainan Kromosom X:Ditemukan adanya kaitan antara
dengan sindrom fragile-X, yaitu suatu keadaan abnormal dari
kromosom X. Pada sindrom ini ditemukan kumpulan berbagai
gejala, seperti retardasi mental mulai dari yang ringan sampai
berat,kesulitan belajar yang ringan, daya ingat jangka pendek yang
buruk, fisik yang abnormal terjadi pada laki-laki dewasa sekitar
80%, serangan kejang, dan hiperrefleksi.
Infeksi Virus:Infeksi virus juga diduga dapat menjadi
salah satu faktor penyebab anak menjadi . Infeksi virus tersebut
disebabkan oleh congenital rubella, herpes simplex, encephalitis,
dan cytomegalovirus.22
Manifestasi Klinis:

19

0-6 Bulan bayi tampak terlalu tenang, terlalu sensitif,cepat


terganggu,tidak ditemukan senyum sosial,perkembangan motorik
kasar/halus sering normal.6-12 Bulan bayi tampak terlalu
tenang,terlalu

sensitif,cepat

terganggu,sulit

bila

digendong,

menggigit tangan dan badan orang lain berlebih,tidak ditemukan


senyum sosial, perkembangan motorik kasar/halus tampak normal.
1-2 tahun kaku bila digendong,tidak mengeluarkan kata,tidak
tertarik pada boneka,terdapat keterlambatan dalam perkembangan
motor kasar/halus. 2-3 tahun tidak tertarik untuk bersosialisasi
dengan anak lain,melihat orang sebagaibenda,tertarik pada benda
tertentu, kaku bila digendong.17

Diagnosis:
Interaksi sosial(min2):tidak mampu menjalin interaksi sosial
non verbal,ekspresi muka,kesulitan bermain dengan teman
sebaya,tidak ada empati.Komunikasi sosial(min 1):Terlambat
bicara,bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi,bahasa aneh dan
diulang-ulang.Imajinasi,berfikir fleksibel(min 1):Mempertahankan
1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan
berlebihan,terpaku pada suatu kegiatan rutinitas yang tak
berguna,ada gerakan aneh yang khas dan berulang.3
Diagnosis Banding:
Autism

Sindrom
20

Sindrom rett

IQ

<70

Asperger
Normal

Mula

normal

sampai

dengan

7-24

bulan

terjadi
keterlambatan
Onset
Jenis kelamin
Gangguan :

Sejak bayi
Pria>wanita

Sejak bayi
Pria>wanita

otak
7-24 bulan
Wanita

Komunikasi

Interaksi sosial

Perilaku&emos

Penatalaksanaan:
Terapi okupasi untuk melatih morik halus anak, terapi
bermain untuk mengajarkan anak melalui belajar sambil
bermain.Terapi medikamentosa untuk menenangkan anak melalui
pemberian obat oleh dokter yang berwenang seperti risperidon
2x0,1 mg. Terapi makan untuk mengurangi tingkat gangguan
autisme, sensory integration theraphy untuk melatih kepekaan dan
kordinasi daya indra anak autis (pendengaran,penglihatan,
perabaan).12

21

BAB III
KESIMPULAN

Gangguan perkembangan pervasif (Pervasive Developmental


Disorder) merupakan suatu gangguan perkembangan pada anak, yang
ditandai oleh adanya kelainan dan keterlambatan perkembangan yang
muncul sebelum anak usia 3 tahun dengan ciri kelainan fungsi yang
mempengaruhi perkembangan fisik, perilaku, kognitif, sosial, dan
bahasa.
Orang tua sangat membantu mengarahkan anak gangguan
perkembangan pervasif untuk mengeksploitasi kelebihan penderita
autism seperti kemampuan untuk fokus dan konsentrasi yang luar biasa
22

dan

melatih

mereka

untuk

memperbaiki

berbagai

kelemahan-

kelemahannya.
Yang terpenting adalah bagaimana kita menangani autism dengan
pendekatan

psikologi

yaitu

mengarahkan

perilaku,tingkat

kecerdasan,kemandirian,mengajarkankerjasama dan cara bersosialisasi


kepada penderita autis.

23

Anda mungkin juga menyukai