CAP
DISUSUN OLEH
:
NUR IRFAN
C111 11 808
FIAN CHRISTO KUSUMA
C111 11 382
HANAN KHASYRAWI ABRAR
C111 11 805
NUR AUDIA LATAMBA
C111 12 912
NUR SYAHIRAH BINTI CHE KAMARUDDINC111 12 874
SHAUFYQYN BINTI MOHD EZANI
C111 12 857
NURFATIN ADILAH BINTI KAMARUDDIN C111 12 837
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PEMBIMBING :
dr. Suriana Dwi Sartika
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Drs. H. M. Syahrir Natsir
Tanggal Lahir : 17/08/1947
MR
: 768932
Pekerjaan : Dosen
ANAMNESIS
Chief Complaint
Sesak Napas
ALLOANAMNESIS
Present Illness History
Alloanamnesis : pada istri dan anak pasien
Sesak nafas memberat sejak 1 minggu yang lalu, sesak nafas
dialami lebih dari 1 kali frekuensi, terutama saat bergerak atau
berjalan dan membaik saat istirahat. Batuk ada, kadang-kadang,
sejak 5 hari, lendir susah keluar, warna sulit dinilai demam
kadang-kadang sejak 6 hari. Mual dan Muntah tidak ada.
Penurunan pendengaran sejak 1 tahun yang lalu. Nafsu makan
meningkat, frekuensi minum meningkat, dan buang air kecil
dimalam hari ada, tapi tidak pernah didiagnosa DM sebelumnya
oleh dokter, karena pasien tidak pernah berobat ke dokter.
ANAMNESIS
Past Illness History
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
PEMERIKSAAN
FISIS
Keadaan Umum
Sakit berat / Gizi cukup / comateus
GCS 4 E1M2V1
Vital Status
PEMERIKSAAN
FISIS
Status Antropometrik
- BB: 45kg
- TB: 152 cm
- IMT :19,5 kg/m2
Kepala & Leher
Mata
Leher
PEMERIKSAAN
FISIS
Paru
Inspeksi
Palpasi
kanan normal
Perkusi
Auskultasi
basah kasar di
PEMERIKSAAN
FISIS
Cor
Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi
: batas jantung sulit dinilai
Auskultasi
: BJ I/II murni reguler, bising jantung
tidak ada
PEMERIKSAAN
FISIS
Abdomen
Ekstremitas
Tidak ada deformitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Keterangan
20-08-2016
22-08-2016
24-08-2016
Darah Rutin
WBC
16,3 x 103/uL
3,05 x 103/uL
3,14 x 103/uL
RBC
3,47 x 106/uL
3,39 x 106/uL
3,31 x 106/uL
HGB
9,3 g/dL
9,6 g/dL
9,3 g/dL
HCT
29 %
30,4 %
29,9 %
MCV
84 fL
89,7 fL
90,3 fL
MCH
27 pg
28,3 pg
28,1 pg
MCHC
32 g/dL
31,6 g/dL
31,1 g/dL
PLT
Neutrofil
Lymphosit
Monosit
Eosinofil
307.000/uL
88.9%
5.8 %
5.2 %
0,0 %
131.000/uL
51,5 %
21,3 %
24,6 %
Basofil
0,1 %
0,3 %
177.000/uL
51,9 %
20,4 %
22,0 %
5,4 %
0,3 %
2,3 %
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kimia Rutin
Cairan Urin :
- Warna
: Kuning Tua
- Volume
: 60cc
- BJ : 1,030
- PH
: 6,0
- Glukosa : 2+
- Urobilinogen : 1+
- Blood : +
- Bakteri
: 463
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Keterangan
20-08-2016
22-08-2016
24-08-2016
Kimia Darah
GDP
188
GD2PP
276
143
Elektrolit
Natrium
136
Kalium
3,8
Klorida
97
23-08-2016
GDS
364
Ureum
59
Kreatinin
1,31
163
239
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Keterangan
20-08-2016
7,475
PCO2
47,7
PO2
153,5
HCO3
354
Fungsi Hati
SGOT
11
SGPT
13
Albumin
3,1
Natrium
137
Kalium
4,0
klorida
100
22-08-2016
24-08-2016
ADIOLOGI
Hasil Foto Thorax (20/08/2016):
Klinis :
Pneumonia
Uraian Kesan Pemeriksaan :
- Bronchopneumonia bilateral
- Efusi minimal pleura sinistra
- Cardiomegaly (LVE) dengan
dilatatio et elongatio aortae
EKG
EKG
T inverted V1-V6
Iskemik V1 anterior (V1-V5) dengan T
inverted AVL
DIAGNOSIS
TERAPI
O2 2-3 lpm/nasal canule
Ivfd RL 500cc/12 jam
Ceftriaxone 2gr/24 jam/intravena
N-Ace 200mg/8 jam/nebulizer
Furosemide 40mg/ 24 jam/oral
Levemir 0-0-10 unit/subkutan
PLANNING
Kultur bakteri Gram
Kultur Jamur
Sensitifitas antibiotik
GDP tiap pagi
Darah lengkap (evaluasi antibiotik)
GD2PP
HbA1C
Echo
TAR MASALAH
No.
Masalah
Berdasarkan
Rencana Terapi /
Diagnostik
- O2 2 lpm via nasal kanul
- Ceftriaxone
2gr/24jam/intravena
- N-ACE 200mg/8
jam/nebulizer
-
Kultur bakteri
Sensitifitas antibiotik
Kultur gram dan jamur
TAR MASALAH
2
DM tipe 2
Levemir 0-0-10
unit/subkutan
CHF
Furosemide 40mg/ 24
Discussi
on
definisi
Secara kinis pneumonia didefinisikan
sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri,
virus, jamur, parasit). Pneumonia yang
disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan
peradangan paru yang disebabkan oleh
nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi,
ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa.
Dari kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh
masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram
positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak
disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan pneumonia
aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob. Akhir-akhir
ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan
bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak
penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif.
MANIFESTASI KLINIS
ANAMNESIS
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam,
menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi
400C, batuk dengan dahak mukoid atau purulen
kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan
nyeri dada.
MANIFESTASI KLINIS
Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas
lesi di paru. Pada inspeksi dapat terlihat bagian
yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa palpasi
fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada
auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler
sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah
halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar
pada stadium resolusi.
PATOGENESIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran radiologis
Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai
konsolidasi dengan " air broncogram", penyebab bronkogenik dan
interstisial serta gambaran kaviti. Foto toraks saja
tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya
merupakan petunjuk ke
arah diagnosis etiologi, misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering
disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa
sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang
terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah
leukosit, biasanya lebih dari
10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan
jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan
LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan
dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah dapat positif pada
2025% penderita yang tidak diobati. Analisis gas darah menunjukkan
hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik.
pengobatan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif.
Pemberian antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya
berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya, akan
tetapi karena beberapa alasan yaitu :
1. penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2. bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai
penyebab pneumonia.
3. hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu.
maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara
empiris. Secara umum pemilihan antibiotik berdasarkan baktri
penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut :
U
O
Y
K
N
A
TH