(Product Costing)
Pendahuluan
Pada tahun 1980-an dan 1990-an banyak ditemukan bahwa praktek-praktek akuntansi
manajemen tradisional sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan manajerial. Kalkulasi biaya
produk yang lebih akurat lebih berguna, dan yang menjelaskan secara rinci penggunaan
pada
model
ekonomi
yang
menekankan
maksimumisasi
pemanfaatan sumber sumber agar biaya produksi per-unit minimum dengan cara
peningkatan volume sehingga meningkatkan biaya produksi total
d. Dalam pembuatan keputusan hanya menekankan pada pertimbangan keuangan,
namun tidak banyak mempertimbangkan aktivitas-aktivitas operasional
e. Dalam pembuatan keputusan mendasarkan anggapan kendala lingkungan yang
statik (given), tidak mendasarkan lingkungan berubah secara dinamik (bergerak)
Persaingan global
Setelah tahun 1900 mulai timbul pengintegrasian antara catatan biaya dan keuangan.
Pada awal abad 20 mulai dikembangkan teknik-teknik dan sistem untuk pendistribusian dan
pengalokasian biaya overhead. Pada awal perkembangan akuntansi manajemen pada
dasarnya berkaitan dengan isu-isu akuntansi biaya tentang penentuan harga pokok produksi.
Hal ini karena kecepatan proses produksi sangat ditentukan oleh kecepatan operasi manual,
sehingga belum terlalu rumit. Perkembangan selanjutnya sesuai dengan pergerakan
manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederick Taylor. Di Amerika Serikat gerakan itu
dimulai oleh para insinyur-manajer (bukan para akuntan). Pada akhir abad 19 dan awal abad
20, para insinyur dan akuntan menggunakan informasi standar untuk mencapai tiga tujuan:
a. Untuk menganalisis efisiensi potensial tugas-tugas atau proses.
b. Untuk membandingkan efisiensi sesungguhnya dengan efisiensi potensial. Pelopor
pemakaian sistem penganggaran fleksibel.
c. Untuk menyederhanakan penilaian persediaan produk selesai dan barang dalam
proses.
Akuntansi biaya tradisional dirancang hanya menyajikan informasi biaya pada tahap
produksi
Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja langsung atau
hanya dengan volume produksi.
Dalam sistem kalkulasi biaya tradisional biaya overhead dialokasikan secara arbitrer kepada
harga pokok produk. Hal ini akan menghasilkan harga pokok produk yang tidak akurat atau
terjadinya distorsi penentuan harga pokok produk per unit sehingga tidak bisa diandalkan dalam
mengukur efisiensi dan produktivitas.
Anggaran Manufaktur (tenaga kerja langsung, tenaga kerja tidak langsung dan
overhead)
b.
c.
Setelah menetapkan biaya dalam sistem Product Costing, sistem Akuntansi Manufaktur
melacak biaya, laporan varians, dan posting manufaktur transaksi ke buku besar umum.
Product Costing
komponen
biaya.
Untuk
menghitung
nilai
komponen
biaya
standar,
harus
b.
c.
Setelah menghitung nilai komponen biaya dalam modus simulasi dan puas dengan
hasilnya, setelah itu harus menetapkan komponen biaya standar yang dibekukan. Jika memilih
metodologi biaya standar, maka semua transaksi lantai produksi menggunakan standar ini
dibekukan untuk perhitungan, yan pada gilirannya, membuat transaksi dalam buku besar dan
merupakan dasar dari penilaian persediaan. Jika memilih metodologi biaya aktual, maka biaya
transaksi lantai produksi dihitung saat terjadinya. Untuk biaya yang sebenarnya, simulasi dan
komponen biaya dibekukan tidak ditetapkan. Fungsi tertentu dalam product costing dan sistem
akuntansi manufaktur dengan manufaktur tumpang tindih dan distribusi sistem lainnya, seperti
Manajemen Data Produk dan control lantai produksi.
Sistem biaya produk memiliki dua tipe, yaitu tipe biaya pemrosesan (process costing) dan biaya
sesuai pesanan (job-order processing).
Process Costing
Job-Order Processing
Digunakan
secara masal.
daripada
untuk
produk
produk
yang
yang
dihasilkan
dipesan
secara
masal.
Biaya tidak dapat ditelusuri untuk setiap
pekerjaan.
setiap pekerjaan.
dan cat.
Arus biaya pada kedua tipe diatas, di dalam buku besar, tetap sama. Arus biaya itu
meliputi Barang Dalam Proses, Barang Jadi, dan Harga Pokok Penjualan. Biaya tenaga kerja
dan bahan baku langsung serta biaya overhead pabrik akan dimasukkan ke dalam Barang
Dalam Proses.
Pada kedua tipe biaya tersebut terdapat biaya normal dan biaya aktual. Biaya normal
adalah biaya bahan baku langsung aktual dan biaya tenaga kerja langsung yang
dikombinasikan dengan biaya overhead yang telah ditentukan. Biaya aktual adalah biaya bahan
baku langsung aktual dan biaya tenaga kerja langsung yang dikombinasikan dengan biaya
overhead aktual. Menggunakan rate yang telah ditentukan membuat biaya pekerjaan lebih
mudah diestimasi, sedangkan biaya aktual untuk satu periode tidak dapat diketahui kecuali
periode tersebut telah berakhir.
Alokasi biaya memiliki dua tahapan. Tahap pertama masing-masing biaya langsung
(bahan baku ,tenaga kerja, dan overhead pabrik) dialokasikan kepada masing-masing
departemen terkait. Tahap kedua masing-masing biaya yang telah dialokasikan kepada tiap
departemen terkait diaplikasikan kepada produk yang dihasilkan.
Process costing digunakan dalam proses produksi di mana jumlah relatif besar dari
produk hampir identik yang diproduksi. Tujuan dari sistem process costing adalah sama dengan
pekerjaan-order sistem untuk mengumpulkan biaya dan menentukan biaya ini untuk unit produk
biaya. Biaya produk diperlukan untuk perencanaan, pengendalian biaya, pengambilan
keputusan, dan pelaporan ke berbagai organisasi luar. Aliran biaya dalam sistem process
costing sama dengan sistem job order costing. Biaya bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead manufaktur ditambahkan ke akun Persediaan Work-in-Process.
Tenaga kerja langsung dan beban pabrikasi sering digabungkan ke dalam biaya konversi
kategori biaya tunggal. Ketika produk selesai, biaya ditransfer menjadi barang jadi atau ke akun
Work-in-Proses untuk persediaan departemen produksi berikutnya. Dalam proses produksi
berurutan, biaya barang ditransfer dari satu departemen produksi yang lain disebut biaya
transfer.
Ada beberapa perbedaan penting antara job order dan sistem process costing. Yang
paling berbeda adalah job order costing menumpukkan biaya produksi dengan pekerjaan atau
batch, sedangkan sistem process costing mengakumulasi biaya dengan departemen.
Perbedaan penting lainnya adalah process costing berfokus pada unit yang sama/setara.
Sebuah unit yang sama/setara adalah ukuran dari jumlah input produktif yang telah diterapkan
ke unit penuh atau sebagian barang jadi. Dalam proses costing, biaya produksi per unit yang
sama/setara dihitung untuk bahan baku dan biaya konversi. Dokumen dalam sistem process
costing adalah laporan produksi setiap departemen, sedangkan pada job order menggunakan
lembar kerja biaya yang digunakan.
Ada empat langkah dalam menyusun laporan produksi departemen:
(1) menganalisis aliran fisik unit,
(2) menghitung equivalent units,
(3) menghitung biaya per unit yang sama/setara
(4) menganalisis biaya total departemen
Dalam jurnal A Comparison of the Product Costing Practices of Large and Small to
Medium-Sized Enterprises: A Survey of British Manufacturing Firms meneliti perbandingan
penerapan biaya produksi antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil menengah di 272
perusahaan manufaktur Inggris. Penelitian tersebut menghasilkan hal sama dengan jurnal
Product Costing Practices in the North American Hardwood Component Industry.
Terdapat jenis-jenis perusahaan mengalami kesulitan dalam penerapat product costing. Dalam
jurnal pertama, perusahaan kecil menengah tidak mempunyai sumber daya untuk melakukan
investasi pada sistem biaya produksi sehingga mereka tidak mengalokasikan biaya overhead
ke biaya produksi dan bahkan mereka tidak menerapkan activity-based costing. Perusahaan
kecil menengah tersebut menghitung biaya produksi melalui biaya variabel. Hal ini
menunjukkan bahwa biaya produksi ternyata masih memerlukan sumber daya yang cukup
besar sehingga belum dapat diterapkan sepenuhnya pada perusahaan kecil menengah
sehingga perhitungan biaya produksi mereka bisa jadi tidak sepenuhnya akurat dan ini
berdampak pada perhitungan harga jual produk mereka serta keuntungan yang diperoleh.
Selain kendala biaya, jurnal ke-dua menyatakan kelemahan dalam penggunaan product
costing.
Dengan
penggunaan
system
ini,
Saat
melakukan
penawaran
untuk
pekerjaan/pesanan, perusahaan harus mampu membuat harga produk yang kompetitif selain
itu juga memastikan bahwa profitabilitas yang diperlukan dapat dicapai. Tujuan ini, untuk
mecapai harga yang kompetitif dan profitabilitas tidak dapat diandalkan tercapai kecuali jika
peserta industri memiliki pemahaman yang penuh pada struktur biaya perusahaan mereka.
Pesaing menyalahkan perusahaan tanpa pengetahuan yang terperinci dari struktur biaya
perusahaan mereka untuk memasukkan penawaran yang dihargakan terlalu rendah, sehingga
membuatnya sulit untuk mencapai profitabilitas yang diperlukan.
Biaya dan upaya yang diperlukan untuk menjaga sistem akuntansi biaya menjadi
perhatian bagi beberapa peserta industri. Dalam jurnal ini, sekitar sepertiga dari pengguna
sistem tradisional menunjukkan bahwa sistem mereka terlalu mahal dan memakan waktu untuk
mempertahankannya,
Dalam jurnal Product Costing in Lean Manufacturing Organizations, menyatakan
kelemahan atau ketidakcocokkan metode product costing dalam Lean Manufacturing,
product costing dianggap gagal dalam memberikan informasi sehingga diperlukannya metode
baru dalam perhitungan produk dalam pengalihan biaya overhead terutama hal yang
berhubungan dengan biaya transfer yang perlu ditampilkan (sebagai contoh, dalam dokumen
ekspor-impor). Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaan yang telah melakukan transaksi
antar Negara yang menggunakan harga transfer. Jika pemberian informasi yang salah, dapat
menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan karena kesalahan penyajian tentang biaya
dan profitabilitas
Daftar Pustaka
Brierly, John A., 2011. A Comparison of the Product Costing Practices of Large and Small to
Medium Sized Enterprises : A Survey of British Manufacturing Firms. International
Journal of Management, Vol.28 No.4, 185-193.
Hilton, Ronald W., 2008. Managerial Accounting : Creating Value In A dynamic Business
Environment, seventh edition. New York, The McGraw-Hill Companies.
Andersch, A., Buehlmann, U., Wiedenbeck, J. & Lawser, S. 2011. Product Costing Practices in
the North American Hardwood Component Industry, International Scientific Conference
on Hardwood Processing (ISCHP2011)
JD
Accounting
Guide.