STATUS PASIEN
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Usia
: 58 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku
: Sunda
Pekerjaan
: Buruh
Status
: Menikah
Alamat
: 69-64-**
Tanggal ke RS
ANAMNESIS
mengedan, nyeri tidak menghebat saat suhu dingin dan panas. Nyeri berkurang bila penderita
berbaring. Nyeri tidak disertai rasa kesemutan pada paha kanan dan kiri. Penderita memiliki
kebiasaan mengangkat beban berat dan membungkuk. Riwayat kelemahan pada anggota
gerak tidak ada, riwayat nyeri sendi pada pagi hari tidak ada, buang air kecil biasa, pada saat
buang air besar kadang-kadang penderita merasa nyeri. Nyeri saat malam hari saat tidur tidak
ada.
Pasien tidak mempunyai riwayat demam, trauma pada kepala maupun punggung
belakang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 3 tahun SMRS, os rutin minum obat
amlodipine 10 mg 1x1/hari.
Pasien mempunyai riwayat kolestrol tinggi dan asam urat, os tidak rutin minum obat.
Riwayat Pengobatan
Pasien mengkonsumsi obat asam mefenamat dan piroksikam ketika muncul nyeri.
Riwayat Alergi
Riwayat Psikososial
Pasien sudah bekerja 20 tahun sebagai buruh, kegiatan sehari-hari mengangkat beban
berat dan sering membungkuk dalam bekerja. Os menyangkal mengonsumsi rokok
dan alkohol. Pasien mempunyai kebiasaan memakan makanan yang asin dan
berlemak. Pasien tidak rutin berolahraga.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Tanda Vital
: 160/100 mmHg
: 96 kali/menit, regular, kuat angkat
: 22 kali/menit, regular
: 36.6C
Tekanan Darah
Nadi
RR
Suhu
IMT
Status Generalis
Kepala dan leher
Kepala
: Normochepal
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Thoraks
Paru
Inspeksi
Palpasi
: Vokal fremitus dextra dan sinistra simetris, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: tidak dilakukan
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
Ekstremitas
Atas
Bawah
Punggung
Inspeksi
Palpasi
: Simetris, tanda radang (-), eritema (-), deformitas (-), gibus (-)
: Hangat (-), Nyeri tekan (+) regio sacro iliac joint dextra et
sinistra, Spasme otot (+) paralumbal
Status Neurologis
Keadaan umum
Kesadaran
: Composmentis
GCS
: E4 M6 V5 = 15
Rangsang Meningeal
Kaku Kuduk
:-
Kernig sign
: tidak terbatas
Laseque sign
: tidak terbatas
Brudzinki I/II/III
: -/-/-
Saraf Cranial
Saraf Cranial
N.I (Olfactorius)
Daya pembau
Kanan
Kiri
Normosmia
Normosmia
+
Baik
Tidak Dilakukan
+
Baik
Tidak Dilakukan
Baik
3mm
+
+
+
Baik
3mm
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
N.II (Optikus)
Daya penglihatan
Lapang pandang
Funduskopi
N.III (Okulomotorius)
Ptosis
Gerakan
Bola
Mata
(atas,bawah,medial)
Ukuran pupil
Refleks akomodasi
N.IV (Trokhlearis)
Gerakan
Mata
ke
Medial
Bawah
N.V (Trigeminus)
Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas
Oftalmikus
Maksilaris
Mandibularis
Refleks Kornea
N.VI (Abdusen)
N.VII (Fasialis)
Kedipan mata
Simetris
5
Sudut mulut
Menutup mata
Meringis
Simetris
Baik dan simetris
Simetris
Baik
Tes bisik
Tes telunjuk-hidung
Tes Rinne
Tes Webber
Tidak dilakukam
Tidak dilakukan
+
+
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tes Schwabach
N.IX dan X (Glossofaringeus dan
vagus)
Arkus faring
Refleks muntah
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Menelan
N.XI (Asesorius)
Memalingkan wajah
Mengangkat bahu
N.XII (Hipoglosus)
Sikap lidah
Fasikulasi lidah
+
+
+
+
Lidah ditengah
-
Motorik
Kekuatan
Tonus otot
N
6
Atrofi
Sensorik
Superior : Normostesi
Inferior : Normostesi
Refleks Fisiologi
Refleks bisep
: ++/++
Refleks trisep
: ++/++
Refleks patella
: ++/++
Refleks Achilles
: +/+
Refleks Patologis
Babinski
: -/-
Chaddock
: -/-
Fungsi Vegetatif
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
Fungsi Luhur
Tidak Dilakukan
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
7
Tanggal 06/10/2016
Pemeriksaan
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Kimia Klinik
Glukosa Rapid Sewaktu
Fungsi Hati
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin
V.
Hasil
13,2
38.7
4.64
8.5
183
87.9
32.0
36.4
Nilai Rujukan
13.5 17.5
42 52
4.7 6.1
4.8 10.8
150 450
80 94
27 31
33 37
149
< 180
105
26
<40
<42
20.0
0.5
10-50
0-10
RESUME
Pasien datang dengan keluhan nyeri punggung bawah dialami sejak 2 bulan SMRS.
Awalnya, nyeri dirasakan tidak terlalu mengganggu, namun lama-kelamaan nyeri
punggung bawah dirasakan semakin berat 10 hari SMRS. Penderita merasa sangat
nyeri dan susah berjalan. Nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri terasa kaku terkadang
tajam. Nyeri dirasakan menjalar hingga ketungkai kaki kanan dan kiri. Nyeri
dirasakan menghebat terutama pada saat penderita bangun dari tempat tidurnya, saat
akan berdiri dari posisi duduk dan pada saat penderita duduk dan pada saat batuk dan
mengedan. Nyeri berkurang bila penderita berbaring. Penderita memiliki kebiasaan
mengangkat beban berat dan membungkuk.
Pasien memiliki riwayat hipertensi, kolestrol dan asam urat. Pasien sudah bekerja 20
tahun sebagai buruh, kegiatan sehari-hari mengangkat beban berat dan sering
membungkuk dalam bekerja
Keadaan Umum
: Sakit Sedang
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi
: 70 x/menit, reguler
RR
: 24 x/menit, reguler
Suhu
: 36,7C
Status Generalis :
Punggung:
Palpasi
Status Neurologi:
Kesadaran : Composmentis
GCS
: E4V5M6 = 15
Motorik
Tonus
Atrofi
:-
: 13,2
Hematokrit
: 38.7
Eritrosit
: 4.64
SGOT
: 105 U/L
VI.
DIAGNOSA KERJA
VIII. TERAPI
Tirah Baring
IX.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad sanationam
: Dubia ad bonam
Quo ad functionam
: Dubia ad bonam
BAB II
ANALISA KASUS
DAFTAR MASALAH
1
Apa saja penyebab low back pain dan termasuk yang mana pada kasus?
Mengapa pasien ini dikatakan sacroiliac joint dysfunction dan apa penyebabnya?
PEMBAHASAN
1.
10
ligamen maupun juga karena gangguan lainnya pada sistem saraf, vaskuler, viseral dan
psikogenik.1
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk dalam
low back pain terdiri dari :4
a) Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi:4
Superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari
vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung
prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial
terhadap batas lateral spina lumbalis.
b) Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal imajiner
yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior oleh garis
transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis
imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
c) Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas
daerah sacral spinal pain. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar
spinal pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain.
Selain itu, IASP juga membagi low back pain ke dalam : 4
1. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.
2. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan se- kurangnya 3 bulan.
3. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih dari
12 minggu.
Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan pasien yaitu nyeri di daerah punggung
bawah dan pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan sacroiliac joint dan terdapat
hasil positif pada patrick test, serta didapatkan pula faktor risiko pada pasien ini maka
pada mengarah ke definisi low back pain.
2.
tubuh, juga tidak berkurang dengan istirahat. Penderita LBP viserogenik yang
mengalami neri hebat akan selalu menggeliat untuk mengurangi nyeri, sedang
penderita LBP spondilogenik akan lebih memilih berbaring diam dalam posisi
tertentu untuk menghilangkan nyerinya.
b) LBP vaskulogenik
Aneurisma atau penyakit vaskuler perifer dapat menimbulkan nyeri punggung atau
nyeri menyerupai iskialgia. Insufisiensi arteria glutealis superior dapat menimbulkan
nyeri di daerah bokong, yang makin memberat saat jalan dan mereda saat berdiri.
Nyeri dapat menjalar ke bawah sehingga sangat mirip dengan iskialgia, tetapi rasa
nyeri ini tidak terpengaruh oleh presipitasi tertentu misalnya: membungkuk,
mengangkat benda berat yang mana dapat menimbulkan tekanan sepanjang kolumna
vertebralis. Klaudikatio intermitten nyerinya menyerupai iskialgia yang disebabkan
oleh iritasi radiks.
c) LBP neurogenik
o Neoplasma:
Rasa nyeri timbul lebih awal dibanding gangguan motorik, sesibilitas dan vegetatif.
Rasa nyeri sering timbul pada waktu sedang tidur sehingga membangunkan
penderita. Rasa nyeri berkurang bila penderita berjalan.
o Araknoiditis:
Pada keadaan ini terjadi perlengketan perlengketan. Nyeri timbul bila terjadi
penjepitan terhadap radiks oleh perlengketan tersebut
o Stenosis kanalis spinalis:
Penyempitan kanalis spinalis disebabkan oleh
proses
degenerasi
discus
12
13
dan hilang setelah mengadakan gerakan. Pada foto roentgen terlihat gambaran yang
mirip dengan ruas ruas bamboo sehingga disebut bamboo spine.
h) LBP miogenik
o Ketegangan otot
sikap tegang yang berulang ulang pada posisi yang sama akan memendekkan otot
yang akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul karena iskemia
ringan
pada
jaringan
otot,
regangan
yang
berlebihan
pada
perlekatan
nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan dapat menyebabkan
keterbatasan gerak.
b) Infeksi
Infeksi pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri dan infeksi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis
ditandai dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan.
Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra. Artritis
rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat mesenkimal.
Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis ankilosa atau
bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta mengenai kolum vertebra dan
persendian sarkoiliaka. Gejala yang sering ditemukan ialah nyeri lokal dan
menyebar di daerah pinggang disertai kekakuan (stiffness) dan kelainan ini bersifat
progresif.
c) Neoplasma
Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak dapat
mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai pada
tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari pada
tumor ganas dari pada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah osteoma osteoid,
yang menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam hari. Tumor ini biasanya
sebesar biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau lamina vertebra. Hemangioma
adalah contoh tumor benigna di kanalis spinal yang dapat menyebabkan nyeri
pinggang. Meningioma adalah tumor intradural dan ekstra medular yang jinak,
namun bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan gejala yang besar seperti
kelumpuhan.
d) Low Back Pain karena Perubahan Jaringan
Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan pada tempat
yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada daerah
punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan anggota
bagian tubuh lain. Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang disebabakan
oleh perubahan jaringan antara lain:
o Osteoartritis (Spondylosis Deformans)
Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga menjadi
berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada otot atau sendi.
Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang vetebra yang
menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia muda. Hal ini
dapat menyebabkan nyeri pada tulang belakang hingga ke pinggang.
o Penyakit Fibrositis
15
Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini ditandai dengan
nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri memberat saat
beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan.
e) Kongenital
Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah yang penting.
Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah adalah :
o Spondilolisis dan spondilolistesis
Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus vertebrae
(in
utero) arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebranya sendiri. Pada
spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri ( biasanya L5 ) tergeser ke depan.
Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih berada dalam kandungan,
namun ( oleh karena timbulnya kelinan-kelainan degeneratif ) sesudah berumur 35
tahun, barulah timbul keluhan nyeri pinggang. Nyeri pinggang ini berkurang atau
hilang bila penderita duduk atau tidur. Dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri
atau berjalan.
Spondilolitesis dapat mengakibatkan tertekuknya radiks L5 sehingga timbul nyeri
radikuler.
o Spina Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh kulit yang
berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu ada tersembunyi suatu
spina bifida okulta.
Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus spinosus di daerah
lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka pada tempat itu tidak
terbentuk suatu ligamentum interspinosum. Keadaan ini akan menimbulkan suatu
lumbo-sakral sarain yang oleh si penderita dirasakan sebagai nyeri pinggang.
o Stenosis kanalis vertebralis
Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit telah ada
sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah penderita berumur 35 tahun.
Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri radikuler bila si penderita jalan dengan
sikap tegak. Nyeri hilang begitu penderita berhenti jalan atau bila ia duduk. Untuk
menghilangkan rasa nyerinya maka penderita lantas jalan sambil membungkuk.
o Spondylosis lumbal
Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus
intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.
o Spondylitis
Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini merupakan
penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama mengenai orang muda
16
dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai akibat peradangan sendi-sendi
dengan osifikasi dan ankilosing sendi tulang belakang.
f) Low Back Pain karena Pengaruh Gaya Berat
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat
mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada
bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan
sebagainya. Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam
waktu yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya. Kehamilan dan obesitas
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya LBP akibat pengaruh
gaya berat.
3.
Sacroiliac sprain disebabkan oleh trauma langsung dan tidak langsung pada
sendi sacroiliaca. Tanda dan gejala seperti nyeri dan inflamasi yang berlokasi
pada SIJ, guarding spasme, otot ipsilateral pada erector spine, dan hasil tes
provokasi nyeri positif.
17
Selain hal tersebut, sendi sacro iliaca adalah jenis sendi sinovial. Beberapa jenis
arthritis yang menyerang persendian pada tubuh, dapat juga menyerang sendi
sacroiliaca. Sendi sacro-iliaca dapat terkena apabila bakteri terbawa melalui darah
dan menetap di sendi menyebabkan kondisi nyeri pada sendri sacro iliaca.7
4.
anterior pada sacrum (kontra nutasi) menjadikan regangan pada ligamen punggung
yang menjadi penyebab terjadinya nyeri. 2,5,8
Nyeri yang menjalar karena diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1 menderita stress
mekanis paling berat dan perubahan degenerasi terberat dimana akan mengakibatkan
penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang menyebabkan
nyeri menyebar sepanjang saraf tersebut.2,5
5.
Sebagian besar penderita nyeri punggung bawah akut hanya memerlukan terapi
simptomatis saja. Lebih dari 60% penderita nyeri punggung bawah akut akan
menunjukkan perbaikan yang nyata pada minggu pertama terapi.4
Pada penderita ini didapatkan gejala yang mengarah pada nyeri nosiseptif dan nyeri
neuropati. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bangkitan nyeri pada prasat
pemeriksaan fisik dan spasme otot. Sehingga, pada penderita ini terapi yang digunakan
adalah kombinasi Step 2: non opioid + weak opiod + adjuvant. Pada penderita ini
didapatkan adanya spasme otot paraspinal. Spasme otot terjadi sebagai akibat refleks
pertahanan tubuh untuk mengurangi gerakan tubuh.
Ketorolac adalah obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Indikasi penggunaan ketorolac
adalah untuk inflamasi akut. Ketorolac selain digunakan sebagai anti inflamasi juga
19
memiliki efek anelgesik yang bisa digunakan sebagai pengganti morfin pada keadaan
pasca operasi ringan dan sedang.4
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat. Tramadol mengikat
secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga menghambat
sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Disamping itu tramadol menghambat pelepasan
neurotransmiter dari saraf aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri
terhambat. Tramadol peroral diabsorpsi dengan baik dengan bioavailabilitas 75%.
Tramadol dan metabolitnya diekskresikan terutama melalui urin dengan waktu 6,3 7,4
jam.4
Gabapentin adalah suatu antikonvulsan atau anti kejang. Obat ini meningkatkan
jumlah gamma-aminobutyric acid (GABA) di otak. Beberapa serangan epilepsi terjadi
ketika GABA di dalam otak berada dalam tingkat yang rendah. Dengan meningkatkan
jumlah GABA, gabapentin mengurangi jumlah kejang.4
Gabapentin juga bekerja untuk menghilangkan rasa sakit untuk kondisi tertentu dalam
sistem saraf. Obat ini tidak digunakan untuk nyeri yang disebabkan oleh cedera ringan
atau arthritis. Kerja utama yaitu potensiasi inhibisi neuron dengan asam gammaaminobutirat (GABA) sebagai mediator pada sistim syaraf pusat.4
20
Edukasi tentang perubahan pola hidup, faktor risiko dan biomekanikal tubuh juga sangat
diperlukan.
Semua penderita pinggang
bawah
akut
dianjurkan
untuk
memulai
aktivitas
kehidupan sehari-harinya seawal mungkin. Meta analisayang dilakukan olah Hagen, dkk
(2002) menyimpulkan bahwa tidak ada beda bermakna antara bed rest dan advice to stay
active terhadap outcome NPB akut. Saran untuk beraktivitas dan menjalankan aktivitas
hidup sehari-hari akan lebih meningkatkan kepuasan pasien.9
Fisioterapi
Tindakan fisioterapi meliputi TENS, alih baring dan pemasangan korset. TENS
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) bekerja dengan rangsangan balik (counter
iritation) dari impuls-impuls nyeri yang timbul dari sumsung tulang (Gate Control
Theory). Selain itu dapat pula mengaktivasi proses antinociceptive endogen seperti
endorphin. 9
Selain hal tersebut diatas pada pasien juga dilakukan injeksi pada SIJ:
Hal ini juga berguna dalam menentukan ada tidaknya keterlibatan sacroiliac joint dan
memberikan bantuan nyeri segera. Sebagai bagian dari injeksi, obat bius (misalnya
lidokain atau bupivakain, atau Novacaine) biasanya disuntikkan bersama dengan obat
anti-inflamasi (seperti kortikosteroid) untuk membantu mengurangi peradangan di sekitar
sendi, yang pada gilirannya akan membantu mengurangi rasa sakit . Hilangnya nyeri
dapat membantu awal pasien dengan program terapi fisik dan kembali ke tingkat
aktivitas normal.7
DAFTAR PUSTAKA
21
1. Pinzon, Rizaldy.2012. Profil Klinis Nyeri Punggung Bawah Akibat Hernia Nukleus
Pulposus. Yogyakarta : SMF Saraf RS Bethesda.
2. Mardjono, Mahar. dan Priguna sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Penerbit PT dian
Rakyat, Jakarta. 2003
3. Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Penerbit PT Dian Rakyat,
Jakarta. 2004
4. Yuliana. 2011. Low Back Pain. Bandung: RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Available at: http://www.kalbemed.com/Portals/6/11_185Lowbackpain.pdf
5. Pathophysiology of chronik back pain. Available at : www.emedicine.com
6. Rakel D. Low Back Pain. 2003. Downloaded from: http://www.clinicalevidence.com
Mei 2013.
7. Steven G. 2010. Sacroiliac Joint Dysfunction (SI Joint Pain). Available at:
http://www.spine-health.com/conditions/sacroiliac-joint-dysfunction/sacroiliac-jointdysfunction-si-joint-pain
8. Meliala L. Patofisiologi Nyeri pada Nyeri Punggung Bawah. Dalam: Meliala L, Nyeri
Punggung Bawah, Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia. Jakarta, 2003.
9. Barr KP, Harrast MA. Low Back Pain. In : Braddom, RL. Physical Medicine and
Rehabilitation. Edisi ke-4. Philadelpia: Elsevier Inc. 2011. Hal: 187.
22