Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

RESEPTOR DAN ENZIM SEBAGAI TARGET KERJA OBAT


I.
II.

III.
IV.
V.

Struktur reseptor: tiga bagian reseptor


Kerjasama sinaps
A. Saluran ion
B. Pengangkut untuk transpor dan pompa transpor aktif
C. Absorpsi ulang neurotransmiter contoh transpor molekul menggunakan
pompa transpor aktif
D. Sistem utusan kedua
E. Regulasi ion
F. Regulasi gen
Reseptor sebagai lokasi kerja obat
Enzim sebagai lokasi kerja obat
Ringkasan: cara obat merubah penyampaian sinyal saraf kimiawi

Dalam bab 1 kami membahas cara psikofarmakologi terkini pada dasarnya adalah pelajaran
mengenai transmisi sinyal saraf kimiawi. Dalam bab ini kami akan menjelaskan secara lebih
spesifik dan membahas bahwa semua obat sistem saraf pusat (SSP) bekerja dalam satu dari
dua cara spesifik neurotransmisi kimiawi: pertama dan paling jelas sebagai stimulan (agonis)
atau penghambat (antagonis) reseptor neurotransmiter; atau kedua, dan lebih jarang, sebagai
penghambat enzim regulasi.
Melihat jauhnya kepentingan reseptor dan enzim dalam persepsi kami sekarang ini mengenai
cara obat bekerja di dalam otak, bab ini akan menjelaskan mengenai ciri-ciri target kerja obat
di sistem saraf pusat. Pertama kami akan melihat struktur satu reseptor dan cara mereka
membuat tempat ikatan untuk neurotransmiter dan obat. Kemudian kami akan menjelaskan
cara reseptor bekerja sebagai anggota dari kelompok neurotransmisi sinaptik, termasuk ion,
saluran ion, pengangkut untuk transpor, sistem utusan kedua, faktor transmisi, gen, dan
produk gen. Pada akhirnya kami akan membahas cara enzim dan reseptor bersifat sebagai
lokasi kerja obat dan cara obat tersebut bekerja untuk merubah neurotransmisi kimiawi.

Gambar 2 1. Gambar ini adalah diagram skema reseptor, menunjukkan protein yang
dirancang sebagai rantai panjang asam amino. Rantai ini masuk dan ke luar sel berulang kali,
membentuk tiga bagian reseptor: pertama, bagian ekstrasel yang berada seluruhnya di luar
neuron; kedua, bagian intrasel yang berada di dalam neuron; dan ketiga, bagian
transmembran adalah bagian reseptor yang berada pada membran neuron.

Struktur Reseptor: Tiga Bagian Reseptor


Reseptor adalah rantai panjang asam amino, sehingga adalah tipe protein (Gambar 2-1).
Sebagian reseptor berada di dalam membran saraf (Gambar 2-1 dan 2-2). Sebenarnya,
reseptor neurotransmiter dapat dilihat sebagai mempunyai tiga bagian: bagian ekstraseluler,
bagian transmembran, dan bagian intraseluler (Gambar 2 2). Rantai asam amino yang
membentuk reseptor tidak teratur dalam garis lurus seperti yang dicontohkan pada Gambar 2
1 dan 2 2, tapi sebenarnya mempunya bentuk heliks alfa, seperti spiral yang melingkari
inti tengah (Gambar 2 3 dan 2 4). Tempat ikatan untuk neurotransmiter berada di dalam
inti tengah untuk banyak reseptor (yaitu di dalam heliks Gambar 2 3 dan 2 4).

Gambar 2 2. Gambar dari samping reseptor dengan tujuh bagian transmembran ditunjukkan
di sini. Ini adalah struktur yang ditemukan pada banyak reseptor untuk neurotransmiter dan
hormon. Serangkaian asam amino ke dalam dan luar sel berulang kali untuk membentuk tiga
bagian reseptor: pertama, bagian di luar sel (bagian ekstrasel); kedua, bagian di dalam sel
(bagian intrasel); dan akhirnya, bagian yang melewati membran berulang kali (bagian
transmembran). Sepanjang tulisan ini, reseptor ini akan digambarkan dengan skema yang
mudah dimengerti dengan simbol di dalam kotak kecil.
Beberapa obat berkompetisi dengan neurotransmiter untuk lokasi ikatan yang sama, dalam
upaya berperan sebagai neurotransmiter yang biasanya bekerja pada lokasi tersebut atau
menghambat neurotransmiter tersebut. Seperti yang akan dibahas dengan lebih jelas pada Bab
3 dalam topik modulasi alosterik, obat dapat juga bekerja pada lokasi ikatan yang berbeda
dan unik pada reseptor tersebut untuk merubah kerja neurotransmiter pada reseptornya
sendiri. Lokasi ikatan tersebut masih dipelajari, tapi lokasi tersebut juga mungkin berada pada
bagian transmembran, dan terpisah dari lokasi ikatan reseptor. Lokasi pengenalan reseptor
neurotransmiter ini sangat unik untuk setiap reseptor dan merupakan ciri-ciri yang
membedakan satu reseptor dari yang lainnya. Beberapa reseptor bahkan mempunyai lokasi
ikatan untuk dua neurotransmiter, dan demikian disebut ko-transmiter.
Bagian transmembran (Gambar 2 2 dan 2 3) mungkin juga mempunyai fungsi struktural,
menetapkan reseptor pada tempatnya atau memperbolehkan reseptor untuk bergerak relatif
terhadap membran tersebut. Bagian teransmembran satu reseptor neurotransmiter mungkin
serupa dengan reseptor neurotransmiter yang lain, membentuk satu keluarga besar reseptor
(kadang disebut keluarga besar, superfamily), yang mempunyai struktur yang serupa tapi
menggunakan neurotransmiter yang berbeda.

Gambar 2 3. Tujuh bagian transmembran tidak berada dalam satu garis tapi dalam bentuk
bulat. Di tengah adalah inti tengah, tempat ditemukan lokasi ikatan. Gambar ini menunjukkan
setiap bagian transmembran sebagai spiral, karena setiapnya adalah heliks-alfa. Juga
ditunjukkan adalah rangkaian spiralnya sehingga tujuh bagian ini membentuk bulat. Di
tengah bulat adalah tempat neruotrasnmiter berikatan. Karena ada tujuh bagian transmembran
(kiri), simbol yang menggambarkannya akan mempunyai angka 7 (kanan).

Gambar 2 4. Gambar ini adalah tampak dari atas reseptor. Semua yang terlihat adalah
bagian ekstrasel reseptor terlihat di luar membran. Bagian ekstrasel ini berhubungan dengan
bagian transmembran lain. Di tengah reseptor adalah inti tengah, tempat reseptor mengikat.

Satu contoh reseptor superfamily ini terbentuk dari tujuh bagian transmembran (Gambar 2
3). Struktur ini ditemukan pada banyak reseptor neurotransmiter yang menggunakan sistem
utusan kedua dan mempunyai respons lambat (seperti contoh reseptor serotonin 2-A dan
reseptor adrenergik beta-2). Deskripsi keluarga besar reseptor dengan tujuh bagian

transmembran akan ditekankan di bawah di dalam pembahasan kami mengenai reseptor


terkait sistem utusan kedua.
Contoh kedua yang penting adalah organisasi struktur reseptor yang ditemukan pada berbagai
reseptor neurotransmiter mempunyai empat bagian transmembran yang ditemukan pada
reseptor neurotransmiter yang berinteraksi dengan saluran ion (Gambar 2 5). Pada kondisi
ini, beberapa salinan setiap reseptor dengan empat bagian transmembran berkelompok di
sekitar saluran ion yang berada di tengahnya (Gambar 2 6). Deskripsi keluarga besar
reseptor dengan empat bagian akan diperjelas di bawah dalam pembahasan kami mengenai
reseptor yang berinteraksi dengan saluran ion.
Ada juga contoh ketiga organisasi reseptor, yaitu, sistem transpor dengan 12 bagian
transmembran (Gambar 2 7). Deskripsi pembawa tersebut akan diberikan lebih banyak
pada bagian pengambilan ulang monoamin, yang akan ada selanjutnya dalam bab ini.
Bagian ketiga reseptor neurotransmiter adalah bagian intraseluler (Gambar 2 2 dan 2 3).
Bagian intraseluler reseptor kadang disebut lingkaran sitoplasmik, dan dapat berinteraksi
dengan protein transmembranlainnya atau dengan protein intraseluler untuk memicu sistem
utusan kedua (seperti dicontohkan pada Gambar 1 10 dan 1 11). Sebagian besar
neurotransmiter dan reseptor hormon berinteraksi dengan sistem utusan kedua untuk
memodifikasi transisi informasi molekuler dari neurotransmiter utusan pertama ke sistem
utusan kedua dan pada mesin genetik (yaitu DNA) inti sel.

Anda mungkin juga menyukai