Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1. KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN


Perlu diketahui bahwa Indonesia memiliki sumber potensi hutan yang tidak
sedikit, sekitar 4.000 lebih jenis kayu. Dari jumlah tersebut hanya sebagian kecil
saja yang telah diketahui sifat serta kegunaannya dan jumlah ini pun masih juga
belum memenuhi sasaran tujuan pemakaian. Sebagaian masyarakat masih
cenderung menggunakan jenis kayu tertentu. Misal Pulau Jawa masih identik
dengan kayu Jati. Demikian dengan Pulau Kalimantan yang identik dengan kayu
Kampernya. Akibatnya jenis kayu lainnya yang justru mungkin memiliki potensi
lebih besartidakmendapat tempat dihati masyarakat pemakai kayu.

Hutan dan kayu merupakan rahmat dari Allah yang perlu dimanfaatkan
sepenuhnya untuk kesejahteraan manusia.Hanya masalahnya bagaimana manusia
itu sendiri memanfatkannya. Kayu merupakan salah satu hasil dari sumber
kekayaan alam yang kita sadari atau tidak sangat dekat dengan kehidupan seharihari kita, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang
sesuai kemajuan teknologi (seperti meja, kursi, almari, dipan dan lain-lain). Kayu
memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.
Pengertian kayu yang saya maksud disini adalah suatu bahan yang diperoleh dari
hasil pemungutan pohon-pohon di hutan melalui tahap-tahap tertentu, yang
merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan dan dipilah bagianbagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan
penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industry maupun kayu
bakar.

1.1. Definisi Kayu

GINI HARTATI MT

Page 1

Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (pohonpohonan/trees) dan termasuk vegetasi alam. Kayu mempunyai 4 unsur
esensial bagi manusia antara lain:
1. Selulosa, unsur ini merupakan komponen terbesar pada kayu,
meliputi 70 % berat kayu.
2. Lignin, merupakan komponen pembentuk kayu yang meliputi 18% 28% dari berat kayu. Komponen tersebut berfungsi sebagai pengikat
satuan srtukturil kayu dan memberikan sifat keteguhan kepada kayu.
3. Bahan-bahan ekstrasi, komponen ini yang memberikan sifat pada
kayu, seperti : bau, warna, rasa, dan keawetan. Selain itu, karena
adanya bahan ekstrasi ini, maka kayu bisa didapatkan hasil yang lain
misalnya: tannin, zat warna, minyak, getah, lemah, malam, dan lain
sebagainya.
4. Mineral pembentuk abu, komponen ini tertinggal setelah lignin dan
selulosa terbakar habis. Banyaknya komponen ini 0.2% - 1% dari
berat kayu.
Keuntungan Kayu
a. Murah dan mudah dikerjakan.
b. Mempunyai kekuatan yang tinggi dan bobotnya rendah.
c. Mempunyai daya penahan tinggi terhadap pegaruh listrik (bersifat
isolasi), kimia.
d. Bila ada kerusakan dengan mudah dapat diganti dan bisa diperoleh
dalam waktu singkat.
e. Pembebanan tekan biasanya bersifat elastis.
f. Bila terawat dengan baik akan tahan lama.
Kerugian Kayu
a. Kurang homogen ketidaksamaan sebagai hasil alam.
b. Cacat-cacat pada kayu.
c. Mudah terbakar.
d. Dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan
kelembaban.
e. Terjadinya lendutan yang cukup besar.
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibatakumulasi selulosadan
lignin pada dinding selberbagai jaringan di batang.Kayu
digunakan untukberbagai keperluan, mulai dari memasak,
membuat perabot (meja, kursi),bahan bangunan (pintu, jendela,

GINI HARTATI MT

Page 2

rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat
dimanfaatkan

sebagai

hiasan-hiasan

rumah

tangga

dan

sebagainya.

Gambar 1.1 kayu pilet

Kayu dikategorikan ke dalam beberapa kelas awet :


1. Kelas awet I (sangat awet), misal : kayu sonokeling, jati
2. Kelas awet II (awet), misal : kayu merbau, mahoni
3. Kelas awet III (kurang awet), misal : kayu karet, pinus
4. Kelas awet IV (tidak awet), misal : kayu sengon
5. Kelas awet V (sangat tidak awet)

GINI HARTATI MT

Page 3

Pengawetan kayu merupakan metode untuk menambah tingkat keawetan dari


kayu dengan perlakuan fisik maupun kimia. Pengawetan kayu bertujuan untuk
menambah umur pakai kayu lebih lama, terutama kayuyang dipakai untuk
material bangunan atau perabot luar ruangan, karena penggunaan tersebut yang
paling rentan terhadap degradasi kayu akibat serangga/organisme maupun faktor
abiotis (panas, hujan, lembab).

Dalam SNI 03-5010.1-1999, hanya kayu dengan kelas awet III, IV dan V lah
yang memerlukan pengawetan, tetapi pada keperluan tertentu, bagiankayu gubal
dari kayu kelas awet I dan II juga perlu diawetkan. Metode pengawetan kayu
sangat beragam, bahan kimia seperti borax menjadi salah satu bahan yang
digunakan untuk mengawetkan kayu dalam metode vakum, pencelupan dingin,
pencelupan panas hingga metode pemolesan.

Penting untuk dipelajari dalam struktur kayu adalah sifat fisik dan sifat mekanik
kayu, oleh karena itu dalam awal perkuliahan ini dibahas mengenai hal tersebut di
atas. Namun sebelumnya karena bahan kayu kini sudah mulai terkikis
penanamannya maka perlu suatu tindakan nyata untuk melestarikan agar
keberadaan kayu tetap terjaga dengan baik seperti uraian berikut ini :
1.2. Lima Tindakan Dalam Mewujudkan Hutan untuk Semua
1. Peningkatan dan Pengawasan Sumber Daya Hutan
a) Penebangan liar mencerminkan implikasi dari lemahnya pengawasan hutan.
b) Diperkirakan, 1,59 juta kubik meter kayu dikonsumsi oleh
industrypengolahan kayu Indonesia pada tahun 2001.
c) Sementara, perkiraan pasokan legal mencapai 10-42 juta kubik meter. Ini
berarti sejumlah besar output bergantung pada penebangan liar.
d) Penebangan liar meningkatkan tekanan pada hutan dan telah merusak
sejumlah area hutan lindung. Belum lagi, hilangnya pendapatan
pemerintah. Penurunan pajak hutan diperkirakan merugikan pemerintah
sebesar US$ 1,5 milliar per tahun dalam bentuk hilangnya pendapatan.

GINI HARTATI MT

Page 4

e) Praktik korupsi yang berkaitan dengan penebangan liar melibatkan


sejumlah lembaga pemerintah dan secara umum mengabaikan

peranan

hukum dan peraturan.


f) Menghentikan penebangan dan perburuan komersial di dalam area hutan
lindung;
g) Menutup industri pengolahan kayu yang menggunakan sumber bahan baku
ilegal;
h) Menghentikan pengiriman kayu dan produk kayu ilegal ke negara tetangga;
i) Mendukung inisiatif untuk menghentikan aktifitas kehutanan ilegal di
daerah;
j) Melaksanakan sistem log-tracking guna mengenali sumber dan mencegah
pelarian pajak;
k) Melaksanakan hukum anti pencucian uang melalui pengembangan prosedur
bagi bank untuk mengidentifikan kegiatan kehutanan yang mencurigakan,
dan bagi agen pemerintah untuk menindak lanjuti dengan investigasi dan
tindakan efektif;
l) Mengembangkan transparansi dalam sistem pelacakan guna memantau
tindakan pelanggaran.

2. Menjadikan

Hutan Sebagai Sumber Daya Berkelanjutan Bagi

Pengembangan Ekonomi
a) Hutan merupakan sumber pendapatan terbesar dari ekspor nonmigas.
b) Di tahun 2003, ekpor sektor kehutanan mencapai US$ 6.6 milliar,
atau 13.7 persen dari pendapatan ekspor non-migas; dengan total
kayu lapis dan produk terbuat dari kayu sebesar US$ 2.8 milliar;
kertas dan bubur kertas menghimpun US$ 2.4 milliar; dan furnitur
sebesar US$ 1.1 milliar.
c) Jika ini mencakup ekspor kehutanan illegal, di tahun 2003, ekspor
Indonesia mungkin mencapai US$ 8 milliar dari produk kehutanan.

GINI HARTATI MT

Page 5

Gambar 1.1 Kerusakan Hutan


Kebijakan mensubsidi produsen-produsen besar di sektor kehutanan, berdampak
negatif terhadap pengelolaan hutan dan ekonomi nasional. Dengan menyediakan
kayu murah dan subsidi bagi produsen bubur kertas, pemerintah telah mendorong
mereka meningkatkan kapasitas produksi tanpa menjamin kelangsungan pasokan
bahan baku. Saat ini Indonesia memiliki persoalan kelebihan kapasitas di industri
kehutanan.

3. Untuk menjadikan hutan sebagai sumber berkelanjutan bagi pembangunan


ekonomi, pemerintah baru perlu untuk :
a) Merestrukturisasi industri kehutanan guna menciptakan sektor pengolahan
kayu

yang

kompetitif,

dimana

produsen

menjamin

legalitas

dan

keberlangsungan akses pasokan bahan baku.


b) Untuk mencapai ini, diperlukan keahlian untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya.
c) Akan tetapi, di sejumlah area terdapat fakta bahwa menjamin keberlangsungan
dalam jangka pendek berimplikasi pada penurunan skala ekonomi industri,
termasuk penutupan sejumlah pabrik pengolahan yang menggunakan sumber
ilegal.
d) Mengembangkan area tanam dan reboisasi yang efektif untuk menjamin
keberlangsungan pasokan. Untuk mencapai ini, kementerian kehutanan harus

GINI HARTATI MT

Page 6

berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan untuk


mengidentifikasi lahan non-hutan yang cocok bagi area tanam.
e) Selain itu, perusahaan-perusahaan perkebunan dilarang menambah parah
kerusakan hutan. Lebih jauh, penggunaan dana reboisasi (DR) harus
didasarkan pada kriteria ekonomi, keadilan dan lingkungan yang transparan,
dan bukan pada pertimbangan politik.

Gambar 1.2 Pelestarian Hutan


4. Konsep "kelestarian" dijadikan pedoman pengelolaan sumber daya alam di
berbagai Negara.
Penerapan konsep ini tidak mudah dan masih banyak yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. CIFOR merupakan lembaga utama
sumber informasi yang sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan
kelestarian hutan.
a)
b)
c)
d)
e)

Dampak Pembalakan yang Minimal.


Konservasi keanekaragaman hayati.
Hasil Hutan Non-kayu.
Penanaman dan rehabilitasi lahan terdegradasi.
Hutan sekunder.

GINI HARTATI MT

Page 7

Gambar 1.3 Akibat Pembalakan Liar


5. Dampak Pembalakan yang Minimal (Reduced Impact Logging)
a) Praktek pembalakan secara konvensional biasanya menyebabkan
kerusakan besar pada ekosistem hutan.
b) Penggunaan alat-alat berat berakibat pada proses pemadatan tanah dan
rusaknya vegetasi sementara pemanenan besar-besaran akan menyebabkan
erosi, berkurangnya keanekaragaman jenis dan kapasitas perkembangbiakan.
c) Sedangkan kelebihan sampah organik yang dihasilkan mengakibatkan
hutan semakin rentan terhadap bahaya kebakaran.
1.3.

Lima Tujuan Kebijakan Pembangunan Kehutanan


Lima tujuan kebijakan yang dimaksud, yaitu :
1. Meningkatkan efisiensi alokasi dan penggunaan potensi hutan.
2. Menjamin distribusi manfaat alokasi dan penggunaan potensi hutan
secara berkeadilan.
3. Meningkatkan pemberdayaan

dan

kapasitas

sosial

dan

ekonomi

masyarakat
4. Mewujudkan kemampuan nasional dalam mengembangakan barang dan
jasa kehutanan yang tidak saja kompetitif di tingkat korbanan potensi yang
dilakukan
5. Menjamin keberlangsungan sistem potensi hutan.
1.4.

Bahan Kontruksi Kayu

GINI HARTATI MT

Page 8

Seperti telah dibahas sebelumnya dalam sifat fisik dan mekaniknya, kayu
dinyatakan dengan terbentuknya anatomi struktur tipis yang terdiri dari dinding
dan sel. Seperti dalam gambar berikut ini merupakan penjabaran dari anatomi
kayu.

Gambar 1.4 Bagian Kayu


1. Hati kayu (Pith)
2. Kayu teras (Heartwood)
3. Kayu gubal (Sapwood)
4. Lapisan kambium (Cambium layer)
5. Pengirim makanan (Bast)
6. Kulit pohon (Bark)
7. Lingkaran tahunan (Annular ring)
8. Lapisan musim gugur (Spring growth)
9. Lapisan musim semi (Autumn growth)
10. Penyimpan makanan (Medularry rays)
Tips Cara menebang pohon : putus dulu kambiumnya, maka daun dan batang akan
kering, kayu yang baru mati masih basah dapat dikeringkan ditempat atau di oven.

1.5 Sifat-sifat Kayu dan Penggunaannya


Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu.

Terkadang sebagai barang

tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita

GINI HARTATI MT

Page 9

sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang
berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau
penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan
yang kita inginkan. Berikut ini diuraikan sifat-sifat kayu (fisik dan mekanik) serta
macam penggunaannya.

a. Pengenalan Sifat-Sifat Kayu


Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai
dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru
oleh bahan-bahan lain.

Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan

pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini


penting.sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat
tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan
yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian
oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara
kontinyu atau terlalu mahal. Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang
memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.

Bahkan dalam satu pohon, kayu

mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang
berbeda satu sama lain. Beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis
kayu yaitu :
Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan
tangensial).
Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan
suhu udara disekelilingnya.
Homogen partikel pembentuknya sama, lawannya heterogen bahan beton
Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama
dalam keadaan kering.
GINI HARTATI MT

Page 10

1. Sifat Fisik Kayu


Berat dan Berat Jenis Kayu
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air
dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus
dengan BJ-nya.

Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda,

berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).
Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat
pula.

Keawetan Kayu
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur
perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu
tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan
unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada
saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya
kayu teras lebih awet dari kayu gubal.

Warna
Disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.

Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu.Berdasarkan teksturnya, kayu
digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll),
Kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan Kayu bertekstur
kasar (contoh: kempas, meranti dll).

Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.

Arah serat dapat dibedakan menjadi:


b. serat lurus,
a. serat berpadu,
b. serat berombak,
c. serta terpilin dan
d. serat diagonal (serat miring).

Kesan Raba

GINI HARTATI MT

Page 11

Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu
(kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu
berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif
dalam kayu.

Bau dan Rasa


Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka.Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk
menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang
umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau
kamper (kapur) dsb.

Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur,
dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini
yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.

Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab
udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai
keseimbangan dengan lingkungannya.

Dalam kondisi kelembaban kayu

sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air


keseimbangan.
(EMC = Equilibrium Moisture Content)
Sifat Kayu terhadap Suara
Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat
dengan elastisitas kayu.Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat
adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik,
sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik
(kulintang, gitar, biola dll).

Daya Hantar Panas

GINI HARTATI MT

Page 12

Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk
membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.

Daya Hantar Listrik


o Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk

aliran listrik.
o Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu.
o Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang
baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum
(kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan
daya hantar air.
2. Sifat Mekanik Kayu
Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
1. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
2. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat
dan kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan
tarik sejajar arah serat.
Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan
muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :
1. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
2. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan
kompresi sejajar arah serat.
Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya.
Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
1. Keteguhan geser sejajar arah serat.
GINI HARTATI MT

Page 13

2. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan


3. Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari
pada keteguhan geser sejajar arah serat.
Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup
selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :
1) Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara perlahan-lahan.
2) Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara mendadak.
Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang
relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan
yang

berulang-ulang

yang

melampaui

batas

proporsional

serta

mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.


Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat
takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan,
kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan
kayu.
Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik
dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang
tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya

GINI HARTATI MT

Page 14

kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah
tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat
mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat
mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
1. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,
pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga
perusak kayu.
2. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dan
sebagainya.
1.6 Macam Penggunaan Kayu
1. Bangunan (Konstruksi)
2. Perkakas (mebel)
3. Lantai (parket)
4. Bantalan Rel Kereta Api
5. Alat Olah Raga
6. Alat Musik
7. Alat Gambar
8. Tong Kayu (Gentong)
9. Tiang Listrik dan Telepon
10. Patung dan Ukiran Kayu
11. Korek Api
12. Pensil
13. Perkapalan
14. Arang (bahan bakar) dan lain lain.

GINI HARTATI MT

Page 15

Anda mungkin juga menyukai