Anda di halaman 1dari 10

BUDIDAYA TANAMAN RADISH

(Makalah Praktikum Produksi Tanaman Sayur)

Oleh
Ahmad Jumaedi
Annisa Tuah Putri
Luthfah Qurrota Aini
Maulindra Putri Agsya

1414121001
1414121033
1414121131
1414121144

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Radish (Raphanus sativus L) merupakan salah satu tanaman perdu semusim yang
berumbi. Di Indonesia penanaman radish belum begitu meluas seperti penanaman
wortel. Sentra yang membudidayakan tanaman radish baru di daerah Cipanas,
Cianjur, Lembang, dan Brastagi. Menurut Kementerian Pertanian (2010), jumlah
produksi tanaman radish pada tahun 2009 mencapai 11.940.075 ton dengan luas
areal tanaman radish di Indonesia 15.700 ha. Hal tersebut bisa disebabkan tempat
pembudidayaan tanaman radish yang masih sedikit hanya terdapat pada dataran
tinggi saja.

Tanaman radish merupakan tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak
selama pertumbuhannya. Namun demikian, kelebihan air umumnya tanaman akan
terserang penyakit. Sebaliknya bila kekurangan air, tanaman akan membentuk
umbi yang normal. Untuk pertumbuhannya, radish menyukai daerah yang
bertemperatur rendah yaitu 15 22oC. Tinggi rendahnya temperatur sekitar akan
berpengaruh terhadap warna dan bentuk umbi yang dihasilkan. Bila temperatur
terlalu rendah maka umbi yang dihasilkan bentuknya memanjang dengan warna
pucat.

I.2 Tujuan
I.3
I.4
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara budidaya tanaman radish
2. Mengetahui cara pemeliharaan tanaman radish.

II.

ISI

II.1
II.2
2.1.

Morfologi
II.3
II.4 Radish (Raphanus sativus L) adalah sayuran akar dari keluarga
Brassicaceae yang dapat dimakan. Radish memiliki banyak varietas,
bervariasi dalam ukuran, warna dan umur panen. Saat ini daerah yang
banyak ditanami lobak adalah dataran tinggi Pangalengan, Pacet, Cipanas,
dan Bedugul. Kedudukan tanaman radish dalam taksonomi
diklasifikasikan sebagai berikut :
II.5
II.6Kingdom : Plantae
II.7Divisi : Spermatophyta
II.8Sub-divisi : Angiospermae
II.9Kelas : Dicotiledneae
II.10

Sub-kelas : Brassicales

II.11

Famili : Brassicaceae

II.12

Genus : Raphanus

II.13

Spesies : Raphanus sativus L

II.14
II.15

II.16

Radish banyak ditanam di daerah pegunungan. Tanaman semusim,

tinggi 50 100 cm. Daun tunggal, berambut, lonjong, panjang 15 20 cm,


lebar 6 10 cm, tepi bergerigi, ujung dan pangkal rompang, pertulangan
menyirip, tangkai daun pipih warna hijau. Bunga majemuk dalam tandan,
kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong, menggembung, panjang 3 7 cm,
diameter 1,5 cm. biji lonjong, kecil-kecil, warna kuning kecoklatan.
Akarnya tunggang yang membengkak dan berdaging seperti umbi, bentuk
silinder, lurus atau agak bengkok, kulit umbi putih atau merah, licin
dengan sisa pada celahcelah melintang yang dangkal, bagian dalamnya
berwarna putih (Susila, 2006).
II.17
2.2 Syarat Tumbuh
II.18
II.19

Kondisi lingkungan tumbuh yang paling baik untuk tanaman ini

adalah di dataran tinggi (pegunungan) berkisar 700 m dpl dengan suhu


antara 15,60 21,10 oC dan kelembaban pada RH 70% - 90%, cukup
mendapat sinar matahari dan keadaan air tanah memadai. Tanaman radish
tidak tahan terhadap curah hujan yang tinggi selama masa
pertumbuhannya karena dapat menyebabkan umbi cepat busuk dan resiko
serangan penyakit cukup tinggi (Rukmana,1995). Tanah yang dikehendaki
bagi tanaman lobak ialah tanah lempung ringan, gembur dan subur atau
banyak mengandung humus dan pH tanah 5,0 6,0.
II.20
II.21
II.22
II.23
2.3 Cara Budidaya Radish
II.24

2.3.1

Persiapan Lahan
II.25

II.26

Penggemburan tanah dilakukan dengan cara mencangkul sedalam

30 40 cm. Pada saat pengolahan tanah juga dilakukan pemberian pupuk


organik berupa pupuk kandang yang masak, dengan dosis 10 ton/ha atau 1
kg/m2. Bersamaan dengan kegiatan penggemburan, dilakukan penyiangan
gulma, ataupun semak tanaman yang dapat mengganggu.
II.27
II.28

Tanah yang sudah digemburkan kemudian diratakan dan dibuat

alur-alur atau bedengan. Banyaknya bedengan yang dibuat adalah tiga


bedengan. Tiap bedeng dibagi 10 petakan. Luas tiap petakan 1,5 m2. di
antara bedengan dibuat parit dengan lebar 22 25 30 cm dan kedalaman
kira-kira 30 cm. Parit berguna untuk saluran drainase serta memudahkan
lalu lintas pekerja memelihara tanaman (Anisa, 2014).
II.29
2.3.2

Pemupukan
II.30

II.31

Setelah lahan diolah dan didiamkan selama satu minggu maka

lahan diberi pupuk kandang kambing dengan takaran 2 kg/petak kemudian


diberakan selama 4 hari. Pupuk dasar Urea, SP36 dan KCL diberikan
secara bersamaan dengan cara ditabur dengan dosis masing-masing 20
gram/petak, 30 gram/petak dan 10 gram/petak. Aplikasi pupuk dilakukan
sekali saja, pada awal tanam (Anisa, 2014).
2.3.3

Pemasangan Mulsa

II.32
II.33

Pemasangan mulsa dilakukan setelah aplikasi pupuk. Setelah mulsa

terpasang, selanjutnya mulsa dilubangi sebanyak 24 lubang. Pemasangan


mulsa dilakukan sesuai denah yang telah ditentukan (Anisa, 2014).
II.34
2.3.4

Penanaman
II.35
II.36

Benih radish langsung ditanam di dalam petakan, dengan jarak

tanam dalam petakan 10 cm x 20 cm dan jarak antarpetakan 20 cm yang


ditanami sebanyak 50 tanaman. Waktu penanaman dilakukan pagi hari.
Tanaman radish tumbuh 4 5 hari setelah tanam (Anisa, 2014).
II.37
2.3.5

Pemeliharaan
II.38
II.39

Penyiangan gulma dilakukan pada tanaman berumur dua minggu.

Gulma yang dominan pada pertanam lobak adalah jenis rumput.


Penyiangan gulma dilakukan secara manual menggunakan koret atau
mencabut gulma tesebut.
II.40
II.41

Pembumbunan dilakukan juga penutupan umbi yang muncul

dipermukaan tanah. Bagian umbi yang terkena sinar matahari langsung


warnanya akan berubah warna menjadi hijau. Hal tersebut kurang baik di
mata konsumen sehingga perlu dihindari .
II.42

II.43

Penyiraman harus dilakukan secara rutin, terutama pada musim

kemarau. Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Pada saat musim hujan
penyiraman dilakukan saat tanah terlihat kering dan hujan belum juga
turun (Anisa, 2014).
II.44
2.3.6

Pemanenan
II.45

II.46

Pemanenan dilakukan 50 hari setelah tanam. Ciri dari radish siap panen

adalah setelah memiliki 5 8 helai daun yang tumbuh sempurna dan umbi
terlihat. Pemanenan radish sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum matahari
terbit (Anisa, 2014).

III.

KESIMPULAN
III.1
III.2 Kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. Budidaya tanaman radish cocok untuk wilayah pegunungan berkisar 700
mdpl, dengan suhu antara 15,60 21,10 oC dan kelembaban pada RH 70% 90%.
2. Pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyiangan gulma, pembunbunan,
pemakain mulsa, penyiraman, dan pengendalian hama penyakit.
3. Kurangnya pemeliharaan pada tanaman budidaya menyebabkan tanaman
tidak tumbuh dengan baik.
4. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk dasar Urea, SP36 dan KCL dengan dosis
masing-masing 20 gram/petak, 30 gram/petak dan 10 gram/petak. Aplikasi
pupuk dilakukan sekali saja, pada awal tanam.
III.3
III.4
III.5
III.6
III.7
III.8
III.9
III.10
III.11
III.12
III.13
III.14 DAFTAR PUSTAKA
III.15
III.16
III.17
III.18
III.19
Anisa, Khaira. 2014. Pengaruh Pemakaian Mulsa Plastik Hitam
Perak
III.20 Dan Aplikasi Dosis Zeolit Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Radish (Raphanus satufus L.). Universitas Lampung. Lampung.
III.21
III.22
Kementerian pertanian. 2010. Hortikultura (Profil Tanaman
Pangan dan

III.23 Hortikultura). Jakarta. http://www.deptan.go.id . Diakses tanggal


24 Januari 2012
III.24
III.25
Rukmana, R. 1995. Bertanam Lobak. Kanisius. Malang 68 hlm.
III.26
III.27
Susila, Anas. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayur. Institut
Pertanian Bogor.
III.28 Bogor.
III.29
III.30
III.31

III.32

Anda mungkin juga menyukai