(Camellia sinensis)
Oleh
Muzhajanah Widyawati
(20140210020)
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
a.
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Sub Kelas
: Dialypetalae
Ordo
: Clusiales
Familia
: Theaceae
Genus
: Camellia
Spesies
: Camellia sinensis
b.
II.
1. Penyulaman
Penyulaman tanaman merupakan tindakan pemeliharaan untuk
meningkatkan presentase tanaman hidup dengan cara menanami kembali
pada lubang tanam yang tanamannya mati. Penyulaman dilakukan apabila
Penyiangan
Penyiangan tanaman adalah pengendalian gulma yang bertujuan
untuk mengurangi jumlah gulma sehingga populasinya berada di bawah
ambang ekologis. Gulma yang diprioritaskan seperti alang-alang, rumputrumputan dan liana. Penyiangan bertujuan untuk memberi ruang tumbuh
yang lebih baik bagi tanaman pokok dengan cara memberantas tanaman
penyerapan
oleh
tanaman. Waktu
200
mm/minggu
sebagian
akan
larut
terbawa
aliran
air(Effendi,dkk. 2010).
b. Dosis
Dalam rangka pemupukan perlu mempertimbangkan dosis yang
tepat agar kehilangan pupuk dapat diperkecil sehingga dapat
menunjang
produktivitas
yang
dosis pemupukan
sudah
harus
ditetapkan
baik
ke:
P20 K2
5
MgO
**)
P20 K2
Mg
Bb.o
<5%
1
100 60 40 100 50 50 2
150 60 40 20
150 75 75 40
3
200 75 50 30
175 75 75 40
1
80 50 30 80 40 40 5-8% 2
120 50 30 20
120 60 60 30
3
150 60 50 30
160 60 60 30
1
70 50 20 70 30 30 >8% 2
100 50 30 20
110 50 50 25
3
130 60 40 20
140 50 50 25
Tabel 4. Dosis pemupukan (kg/ha/th) untuk tanaman menghasilkan (TM) dengan target produksi minimal 2.000 kg teh
kering/ha/th.
Jenis pupuk
Hara
Dosis
Aplikasi
optimal
setahun
untuk
Urea, Za
TSP, PARP
N
P2O5
MOP, ZK
Kieserit
Seng sulfat
K2O
MgO
ZnO
250 350
60 120*
15 - 40**
60 180
30 75
5 10
3 4 kali
1 2 kali
1 2 kali
2 3 kali
2 3 kali
7 10
berbentuk butiran yang disebut pupuk NPK mejemuk, (2) pupuk campuran
dari bahan pupuk tunggal sesuai dengan rekomendasi pupuk dengan
imbangan N-P- K-Mg-S-mikro, dan (3) pupuk campuran dari pupuk
tunggal yang dirakit oleh pekebun sendiri. Jenis pupuk tunggal yang biasa
dipakai petani (PPTK, 2006).
Urea
d.
= 46%
ZA
= 21%
SP36
Fosfat alam
P2O
P2O
= 36%
= 30%
MOP/KCl
= 60%
ZK
K2
= 50%
Seng Sulfat
Kieserit
22%
O
MgO
= 27%
Pelaksanaan Pemupukan
Dalam rangka aplikasi pupuk di lapangan dipacu dengan cara:
(1)
perkiraan
produktivitas
yang
Waktu pupuk yang tepat karena setiap tanaman teh yang dipetik per
minggu memerlukan aliran hara sesuai kebutuhan. Waktu terbaik
pemupukan teh dilakukan pada curah hujan 60-200 mm/minggu.
Curah hujan yang kurang 60 mm tidak mendukung penguraian
sempurna pupuk yang diberikan, sedang lebih dari 200 mm
mengakibatkan jumlah pupuk yang larut semakin besar bersama aliran
air.
(3) Harus tepat cara pemupukan pada daerah akar yang aktif sekitar 30-40
cm dari perdu teh pada kedalaman tanah 10-15 cm. Pada tanah
miring pupuk diberikan pada rorak yang dibangun, sedangkan
pada tanah datar diberikan pada bekas garitan sekeliling tanaman
TBM. Pupuk dapat juga ditaburkan pada tanah datar atau landai
pada kebun yang tanaman tehnya sudah menutup.
Beberapa usaha agar pemberian pupuk efisien perlu dilakukan
dengan memperbesar daya sangga tanah melalui peningkatan bahan
organik dengan mulsa dan pencegahan erosi. Caranya dengan
mempertahankan sisa pangkasan berada di kebun. Selain memperbesar
daya sangga tanah perlu meningkatkan perlindungan tanaman dengan
cara: (1) penanaman tanaman pupuk hijau pada tanaman TBM, 2)
penanaman tanaman pelindung tetap pada pertanaman teh di bawah
elevasi 900 m, dan 3) penanaman tanaman yang berfungsi menahan
tiupan angin kencang. Diharapkan pemakaian pemupukan yang tepat
kombinasi, jenis, waktu, cara pemupukan, dan peningkatan daya sangga
tanah produktivitas tanaman teh dapat dipertahankan dengan efisien dan
berkelanjutan(Effendi,dkk. 2010).
4. Pengajiran
Pengajiran dilakukan sebelum tanaman ditanam bermaksud agar
jumlah tanaman teh sesuai dengan jarak tanam yang ditetapkan. Ajir yang
dipakai panjang 50 cm dengan tebal 1 cm. Cara pengajiran pada lahan
datar dan landai dengan membuat ajir induk pada kedua sisi lahan,
kemudian dilakukan dengan sistem barisan lurus atau zig- zag sesuai
jarak tanam. Pada lahan miring pengajiran dilakukan dengan sistem
kontrol.(Effendi dkk, 2010).
Setelah pembutaatan batas acir dapat dilaksanakan. Acir dibagi
dua jenis, yaitu biasa ajir kepala dan ajir biasa. Ajir kepala diibuat dari
bamboo yang lurus dengar bias terlihat dengan lebar 5 cm. panjangnya
antara 2,5-3 cm. pangkal ajir dibuat runcing dan ujungnya dicat dengan
warna yang menyala agar terlihat dari kejauhan. Untuk ajir biasa dibuat
dari bamboo dengan diameter 1-1,5 cmdan panjang 1 meter. Sebelum ajir
ditancapkan, perlu disiapkan untuk pemancangannya. Tanda- tanda itu isa
dibuat dengn alat manual atau ddengan alat ukur jarak.jenis alat ukur
jarak yang biasa digunakan adalah alat ukur tanah bousulle, atau alat ukur
sederhana. Sudut dibuat dengan land meter krui,
sedangkan ukuran
panjang dapat dipakai kayu atau bamboo yang lurus dengan panjang 1,5
m. pada 1,2m diberi takikan dan garis yang tidak mudah hilang
( Nazaruddin dan Farry, 1993).
5. Pengendalian Organisme Pengendalian Hama (OPT)
Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan oleh untuk menekan
populasi hama atau penyakit agar tidak menimbulkan kerusakan yang
secara ekonomi merugikan (Suratmo 1979, Suratmo 1982). Secara umum
pemberantasan hama hutan dibagi menjadi dua yaitu pemeberantasan
secara alamiah dan pemberantasan secara kimiawi. Pemberantasan hama
2)
3)
4)
6)
7)
2)
3)
4)
5)
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Agung.
2010.
Pemeliharaan
dan
pertanaman
pada
Tanaman
http://agungyudhi.blog.com/2010/12/12/pemeliharaan-tanaman-danpertamanan/. Diakses tanggal 22 April 2015.
Swadaya.
Marsono 1997. Teknik Penanaman Khaya anthotheca. Info Hutan N0. 87/1998.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hutan dan konservasi Alam.
Setyamidjaja, D. 2000. Budidaya Pengolahan dan Pascapanen Teh. Kanisius.
Yogyakarta.
Suratmo FG. 1982. Ilmu Perlindungan Hutan. Bogor: bagian Perlindungan Hutan
Fakultas Kehutanan IPB.