Disusun oleh :
Kelompok 3
Agroteknologi B
2017
I. PENDAHULUAN
PASAR
No. URAIAN PASAR AMBARKETAWANG PASAR GIWANGAN PASAR GAMPING
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Jumlah
1. 50 80 60 100 50 60 120 90 100
Kebutuhan
Waktu Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari
Bentuk Buah segar Buah segar Buah Segar Buah segar Buah segar Buah Segar Buah segar Buah segar Buah Segar
2. Harga
Terendah 4.000/kg 4.000/kg 3.000/kg 2.000/kg 2.000/kg 2.000/kg 2.000/kg 1.800/kg 2.000/kg
Rata-rata 5.000/kg 5.000/kg 4.000/kg 3.500/kg 4.000/kg 4.000/kg 4.000/kg 3.000/kg 4.000/kg
Tertinggi 6.000/kg 6.000/kg 6.000/kg 5.000/kg 5.000/kg 5.000/kg 6.000/kg 5.000/kg 6.000/kg
3. Prospek
Tempel, Klaten, Temanggung,
Pasokan Munthilan Munthilan Boyolali Munthilan
Munthilan Munthilan Munthilan
Munthilan Munthilan
Peluang 50 80 60 100 50 60 120 90 100
Mentimun yag pada umunya masih segar, tidak banyak luka, ukuran yang besar-besar dan memiliki bentuk mentimun
Persyaratan
lonjong sempurna.
A. Kebutuhan Komoditas
Survei pasar konsumen untuk komoditas tanaman hortikultura yaitu
mentimun, dilaksanakan pada hari Jumat, 22 September pukul 15.45 WIB di
Pasar Ambarketawang. Sedangkan survei pasar antara komoditas hortikultura
mentimun, kami laksanakan di pasar dan waktu yang sama karena di Pasar
Ambarketawang juga terdapat banyak tengkulak yang membeli dagangan
mentimun untuk dijual kembali.
Berdasarkan hasil survei, didapatkan informasi mengenai penjualan dan
pemasokan komoditas mentimun yang pada umumnya telah memenuhi kebutuhan
konsumen. Jumlah kebutuhan komoditas Mentimun sebanyak 50 kg, 80 kg, dan
60 kg. Namun ketika kebutuhan konsumen meningkat, pasokan mentimun akan
mengalami kekurangan sehingga budidaya mentimun tetap dapat dilakukan oleh
petani. Mentimun tersebut dipasarkan dalam bentuk buah segar sesuai dengan
permintaan di pasaran.
Kemudian untuk komoditi hortikultura jenis mentimun di Pasar Giwangan
biasa dipasok pada dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Jumlah kebutuhan
mentimun adalah sebanyak 100 kg, 50 kg, dan 60 kg per harinya. Mentimun yang
dijual kepada konsumen langsung, maupun kepada tengkulak untuk dijual
kembali dalam keadaan segar dengan menggunakan keranjang bambu yang
dimuat menggunakan mobil pick up untuk mendistribusian atau pemasokan.
Survei pasar distribusi dilakukan di Pasar Gamping, dilaksanakan pada hari
Jumat, 22 September pukul 22.00 WIB hingga hari Sabtu, 23 September 2017
pukul 00.30 WIB. Kebutuhan komoditas hortikultura mentimun di Pasar Gamping
yaitu sebanyak 120 kg, 90 kg, dan 100 kg. Mentimun di Pasar Gamping ini
didistribusikan dalam keadaan segar dengan dikemas menggunakan keranjang
bambu dan diangkut dengan menggunakan mobil pick up.
B. Harga/Nilai Jual
Harga Mentimun yang dijual kepada konsumen di Pasar Ambarketawang yaitu
dijual dengan harga yang paling tinggi Rp 6.000,-/kg, sedangkan normalnya
adalah Rp 5.000,-/kg dan harga terendah yaitu Rp 4.000,-/kg. Fluktuasi harga dari
mentimun sendiri dipengaruhi oleh harga kulakan dari mentimun dan musim
panen raya, yang kemudian mengakibatkan harga mentimun di pasaran berubah.
Dari harga jual tersebut, petani dan pedagang telah mendapatkan keuntungan.
Sedangkan, untuk pedagang kedua di Pasar Ambarketawang yang menjual
mentimun mulai dari harga Rp 4.000/kg, Rp 5.000/kg, dan harga tertinggi adalah
Rp 6.000/kg. Kemudian untuk pedagang mentimun yang ketiga menjual
mentimun dnegna harga terendah Rp 3.000/kg, rata-rata Rp 4.000/kg, dan
tertinggi adalah Rp 6.000/kg.
Mentimun di Pasar Giwangan sebagai pasar antara yang dapat dijual langsung
kepada konsumen dan atau tengkulak untuk dijual kembali oleh tengkulak. Harga
mentimun di Pasar Ambarketawang dijual dengan harga terendah mulai dari Rp
2.000/kg, untuk harga tertinggi adalah Rp 5.000/kg sedangkan penjualan
mentimun rata-rata dengan harga Rp 3.500/kg. Kemudian untuk pedagang kedua
dan ketiga dijual dengan harga sama yaitu harga terendah Rp 2.000/kg, rata-rata
Rp 4.000/kg dan harga tertinggi Rp 5.000/kg
Kemudian untuk harga di pasar distribusi yaitu pasar Gamping dengan harga
Mentimun yang dijual oleh Ibu Sudirah dipasok langsung dari petani di wilayah
Dukuh, Munthilan dengan setiap kali pasokan berjumlah 120 kg dan 100 kg.
Mentimun ini dijual seharga Rp 2.000,-/kg. Harga pada saat ini tergolong rendah,
hal ini dikarenakan petani mentimun di daerah Dukuh sedang panen raya. Namun
apabila jumlah mentimun berkurang, maka harga mentimun akan naik sampai Rp
6.000,-/kg. Kemudian untuk harga rata-rata komoditas hortikultura mentimun di
pasar Gamping adalah Rp 4.000/kg. Kemudian untuk distributor kedua mentimun
dipasok dengan jumlah 90 kg seharga terendah Rp 1.800/kg, rata-rata Rp
3.000/kg, dan harga tertinggi adalah Rp 5.000/kg. sedangkan untuk distributor
ketiga dengan jumlah pasokan sebanyak 100 kg seharga Rp 2.000/kg yang
terendah, rata-rata Rp 4.000/ kg, dan harga tertinggi Rp 6.000/kg
C. Prospek
Pasokan mentimun yang kami survei di Pasar Ambarketawang berasal dari
petani mentimun di daerah Dukuh, Munthilan dan Boyolali. Mentimun diperjual
belikan tanpa diberi perlakuan khusus dalam pengemasannya. Pedagang yang
menjual mentimun kepada konsumen dapat memasok dari pedagang lain (pasar
antara), namun ada beberapa yang mendapat pasokan dari distributor dengan
menggunakan pick up. Pada pasar distribusi, mentimun diletakkan pada keranjang
bambu, saat dijual ke konsumen mentimun hanya diletakkan di meja yang
kemudian para konsumen memilih sendiri mentimun yang akan dibeli, dan
kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kemudian untuk
peluang mentimun yang terjual untuk ketiga responden sebanyak 50 kg, 80 kg,
dan 60 kg.
Prospek mentimun di pasar antara yaitu Pasar Giwangan, pasokannya berasal
dari daerah Tempel, Temanggung, Klaten dan Munthilan. Peluang untuk
mentimun terjual langsung ke konsumen maupun dibeli oleh tengkulak kembali
adalah sebanyak 100 kg, 50 kg, dan 60 kg. Mentimun ini dijual oleh pedagang
tanpa melalui tahap pengemesan sehingga mentimun dijual dan diletakkan begitu
saja dengan kondisi masih di dalam keranjang bambu, apabila konsumen ingin
membeli maka konsumen akan memilih sendiri mentimun yang diinginkan dan
kemudian ditimbang dan selanjutnya dikemas dengan kantong palstik gelap.
Kemudian untuk pasar distribusi yaitu Pasar Gamping, mentimun yang
didistribusikan berasal dari daerah Munthilan untuk ketiga responden. Sedangkan
untuk peluang mentimun yang didistribusikan ke pedagang-pedagang untuk
distributor pertama sebanyak 120 kg, distributor kedua 90 kg, dan distributor
ketiga sebanyak 100 kg.
Persyaratan untuk menyuplai atau menerima pasokan maupun memasok
mentimun mentimun ke tiga pasar yaitu Pasar Ambarketawang (pasar konsumen),
Pasar Giwangan (pasar antara), dan Pasar Gamping (pasar distribusi) hampir sama
semua yaitu mentimun yang pada umunya masih segar, tidak banyak luka, ukuran
yang besar-besar dan memiliki bentuk timun lonjong sempurna.
III. HASIL SURVEI TEKNOLOGI
c. Pemeliharaan
1. Penyiraman
Tanaman mentimun perlu banyak air, terutama waktu pembungaan, tetapi
air tanahnya tidak menggenang. Walaupun demikian tanaman tidak senang
banyak hujan (Sunarjono, 2004). Penyiraman hanya dilakukan apabila air
tanah dan air hujan kurang. Pada minggu pertama, tanaman disiram 1-2 hari
sekali dan pada minggu berikutnya setiap 4-6 hari sekali (Setiawan, 1994).
2. Penyulaman
Penyulaman dilakukan seawal mungkin yakni sejak tanam hingga umur 15
hari setelah tanam. Pada sistem tanam langsung, penyulaman tanaman yang
mati atau tumbuhnya abnormal diganti dengan benih yang baru (Rukmana,
1994).
3. Pemasangan Mulsa
Mulsa digunakan untuk menekan kelembaban dan pertumbuhan gulma.
Selain mulsa plastik, dapat digunakan potongan rumput atau jerami kering
sebagai mulsa. Pemasangan mulsa sampai ke bawah bedengan hingga
menutupi bedengan, untuk mempersempit pertumbuhan gulma. Lubang tanam
dibuat dengan menggunakan kaleng susu bekas dengan ukuran 10 cm.
4. Pemasangan Ajir
Mentimun memanjang dengan perantara sulur dan sekali berdiri pada para-
para akan memanjat dan bercabang secara bebas, sehingga perlu dilakukan
pengikatan tanaman pada tonggak para-para (William, 1993). Tanaman
mentimun dapat dirambatkan dengan menancapkan lanjaran dari bambu kecil
atau disebut ajir. Sulur tanaman mentimun dibelitkan pada ajir agar tanaman
dapat merambat (Nazarudin, 1998). Pemasangan ajir dari bambu dengan
ketinggian 2,5 m, pada setiap lubang tanam dengan kedalaman 20 cm dan
tiap batang bambu dihubungkan dengan batang bambu lainnya agar dapat
membantu berdirinya tanaman mentimun.
5. Pemangkasan
Tanaman mentimun yang tumbuh dengan sangat lebat harus dilakukan
pemangkasan dengan cara memotong pada ujung-ujung tanaman dan
meninggalkan 3-4 helai daun (Soewito, 1990). Pemangkasan bertujuan agar
aerasi lancar, tembus cahaya, lebih cepat berbuah dan mengurangi penyakit.
Pemangkasan dilakukan dengan cara menghilangkan semua buah yang ada di
bawah ruas keempat batang sulur yang terikat pada ajir. Bakal buah yang
terdapat di atas ruas kelima dan selanjutnya dipertahankan. Pada ruas pertama
dahan sulur, setelah daun mengembang dapat dilakukan pemetikan pucuk
supaya buah dapat tumbuh besar. Buah yang bentuknya tidak normal atau
tidak sempurna harus segera dipetik atau dipangkas.
6. Pemupukan
Peranan suplai unsur hara untuk tanaman menunjukan manfaat yang
sangat besar dalam meningkatkan pertumbuhan, hasil dan kualitas hasil
mentimun. Jenis pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk organik dan
pupuk anorganik. Pupuk organik yang berupa pupuk kandang biasanya
diberikan pada saat pengolahan lahan. Sementara pupuk anorganik yang
beruapa pupuk buatan diberikan sebagai pupuk susulan (Soempena, 2004).
Tanaman mentimun akan tumbuh dan menghasilkan buah yang baik
apabila tanah banyak mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium.
Tanaman mentimun harus diberi pupuk, agar pertumbuhan tanaman lebih
cepat dan menghasilkan buah yang memuaskan (Soewito, 1990). Pemupukan
yang pertama atau pupuk dasar diberikan sesaat setelah tanah diolah dengan
mencampur tanah dan pupuk kompos organik sebanyak 665 kg/300 m 2 dan
pupuk SP-36 16 kg/300 m2. Setelah itu tanah didiamkan terlebih dahulu
selama 3-4 hari agar komposisi pupuk yang diberikan dapat tercampur
sempurna dengan matang, kemudian dilakukan penimbunana tanah agar
bedengan menjadi sempurna.
Mentimun merupakan tanaman yang berakar pendek, sehingga pemberian
pupuk dasar maupun susulan sangat sederhana. Setiap 0,1 ha memerlukan 2
ton kompos masak atau 300 kg pupuk organik, Nitrogen 11,5 hingga 15 kg,
Phospat 4-7 kg, Kalium 16 hingga 22,5 kg dengan perbandinagn 2,4 : 1 : 3,5.
Penggunaan pupuk juga harus disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah.
Pupuk susulan dengan perbandingan Nitorgen 15 : Phospor 15 : Magnesium 4,
diberikan lima kali sejak masa pembibitan dengan dosis setiap 300 m 2
menggunakan 30-40 kg.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman mentimun adalah faktor
pembatas produksi, tanaman yang terserang hama dan penyakit kuantitas dan
kualitas produksinya buruk. Bahkan dapat menyebabkan kematian tanaman
mentimun (Nazarudin, 1998). Hama yang menyerang tanaman mentimun
adalah sebagai berikut :
a. Oteng-oteng (Epilachna sp.)
Hama ini berupa jumbang daun kecil yang panjangnya kurang lebih 1 cm,
sayap berwarna kuning polos dan mengkilap. Kumbang ini aktif pada senja
dan malam hari, bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag) dan dapat
berpindah-pindah dari tanaman ke tanaman lain dengan cara terbang. Cara
penyerangan hama ini adalah merusak dan memakan daging daun, sehingga
menimbulkan gejala lubang-lubang pada daun. Serangan ham ini cukup berat
semua jaringan duan habis dimakan dan tinggal tulang-tulang daunnya saja
(Rukmana, 1994).
b. Bekicot
Hama ini biasanya menyerang tanaamn mentimun yang masih muda dan
dapat juga memanjat sampai keatas pada pucuk tanamn yang muda-muda.
Tanaman yang diserang bekicot ini menjadi patah seperti dipotong.
Mencegahnya ialah memebrsihkan tumpukan-tumpukan batu, sampah-sampah
dan rerumputan yang ada di sekitar tanaman yang dapat dipergunakan sebagai
tempat bersembunyi bekicot. Pengendalian hama bekicot dilakukan dengan
cara mencari bekicot tersebut, lalu dihancurkan atau ditaburi garam (Soewito,
1990).
c. Aphids, adalah jenis kutu daun berwarnah hijau menyerang dengan cara
menghisap cairan buah.
d. Lalat buah, yang menyerang buah dengan cara menyuntikan telur kedalam
daging buah dan menyebabkan buah membusuk.
Penyakit yang dapat menyerang tanaman mentimun iaalah bercak-bercak
yang menyerang daun (angular leaf spot) cirinya adalah diikuti dengan
layunya daun. Penyebabnya ialah bakteri Pseudomonas sp.. Bila penyakit ini
menyerang tanaman mentimun sebaiknya dimusnahkan saja karena dapat
menjalar pada tanaman lain dengan cara dibakar agar tidak menualr
(Nazarudin, 1998).
d. Panen
Panen dilakukan dengan hati-hati agar buah tidak terluka atau patah.
Sebaiknya tidak melakukan panen diatas pukul 11.00 siang hari karena buah
mentimun tidak terdapat embun. Cara panennya memetik (memotong) tangkai
buah dengan alat bnatu pisau atau gunting tajam agar tidak merusak tanaman
(Rukmana, 1994). Tanaman mentimun berbunga mulai umur 45-50 hari dari
waktu tanam. Panen pertama ketika tanaman berumur dua bulan dari wkatu
tanam. Tanaman yang terawat dengan baik dan sehat dapat menghasilkan 20
ton buah tiap hektarnya (Sunarjono, 2004).
Pemungutan mentimun harus dilakukan setelah buah besar. Buah
mentimun tidak boleh dipungut terlalu tua. Biasanya bbuah yang berwarna
pucat biasanya jelek (Anonim, 1992).
e. Pasca Panen
Rangakain kegiatan pasca panen yang dilakukan dengan benar akan
menjaga kualitas mentimun yang diapnen. Kegiatan pasca panen meliputi
sortasi, pembersihan, penyimpanan, pengemasan, pengangkutan, dan
pemasaran (Soempena, 2004).
Pengemasan merupakan kegiatan sebelum pemasaran. Kegiatan
pengemasan bertujuan untuk mencegah kerusakan, kehilangan hasil, dan
menjaga mutu dan penmapilan tetap menarik. Jenis kemasan yang ideal adalah
mudah diangkut aman dan ekonomis. Prinsip penggunaan kemasan adalah
ekonomis, bahan banyak tersedia, mudah dibuat, ringan, kuat, dan dapat
melindungi, mempunyai ventilasi, tidka menyerap bahan mudah dibuang
(Soempena, 2004).
7. Pemasaran
Hasil panen mentimun milik Bapak Tri dijual langsung pada pedagang
di pasar daerah Ketep tanpa melalui tengkulak, dengan harga paling
rendah adalah Rp 700/kg, paling tinggi Rp 7.000/kg dan normalnya Rp
5.000 hingga Rp 6.000/kg. Mentimun hasil panen Bapak Tri dalam 1 kg
pada umumnya berisi 2-3 buah ketimun. Bapak Tri memasarkan hasil
panennya menggunakan sepeda motor. Permintaan pasar daerah Ketep
terhadap mentimun sendiri dalam sehari selalu tinggi, namun karena
terhalang waktu panen yang biasanya dipanen 1 minggu sekali maka
permintaan bisa terpenuhi setiap 1 minggu sekali saja.
Sedangkan hasil panen mentimun Bapak Budi dijual melalui
tengkulak, dan diberi harga tertinggi Rp 2.000 dan harga rata-rata Rp
1.750,-. Bapak Budi mengangkut hasil panennya dari lahan ke tengkulak
menggunakan sepeda motor.
3. Analisis Usaha Tani
E. Hasil :
- Utama
Panen 1 50 kg 5.000/kg 250.000 84 kg 1.750/kg 147.000
2) Dari hasil
Panen 2 200 kg 6.000/kg 1.200.000 151 kg 1.750/kg 264.250 pemanenan asli,
Panen 3 400 kg 5.000/kg 2.000.000 175 kg 1.900/kg 332.500 diberi
pengurangan
Panen 4 120 kg 1.750/kg 210.000 sebagai
Panen 5 88 kg 1.750/kg 154.000 keuntungan
tengkulak
Panen 6 133 kg 2.000/kg 266.000
Panen 7 87 kg 2.000/kg 174.000
Panen 8 100 kg 2.000/kg 200.000
Panen 9 78 kg 2.000/kg 156.000
Panen 10 69 kg 2.000/kg 138.000
TOTAL 3.450.000 2.041.750
IV. PENDAPAT
A. Survei Pasar
1. Kelebihan
Survei pasar komoditas hortikultura mentimun memiliki kelebihan, antara
lain :
a. Mahasiswa dapat mengetahui perkiraan jumlah ketersediaan dan pasokan
serta mengetahui jumlah kebutuhan dan waktu komoditas hortikultura
mentimun yang dibutuhkan konsumen.
b. Mahasiswa dapat mengetahui persyaratan dalam bekerja sama dalam
pemasaran hasil panen komoditas hortikultura mentimun yang nantinya
akan dibudidayakan.
c. Mahasiswa dapat mengetahui prospek budidaya mentimun berdasarkan
ketersediaan pasokan dan kebutuhan mentimun.
2. Kekurangan :
Survei pasar komoditas hortikultura mentimun memiliki kekurangan,
antara lain :
a. Pasokan pada pasar terbatas dari beberapa daerah tertentu saja, sehingga
akan terjadi kekurangan pasokan apabila di daerah tersebut tidak panen
komoditas dengan baik.
b. Komoditas mentimun tidak dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh hanya
satu konsumen.
B. Survei Teknologi
1. Kelebihan
Survei teknologi budidaya komoditas hortikultura mentimun memiliki
kelebihan, antara lain :
a. Mahasiswa dapat mengetahui perkiraan modal awal budidaya, tata cara
budidaya komoditas hortikultura mentimun, sehingga dapat
memperkirakan kebutuhan input ke lahan serta peralatan yang digunakan
dalam budidaya komoditas hortikultura mentimun.
b. Petani hanya membutuhkan modal sedikit namun mendapatkan hasil yang
banyak menguntungkan.
2. Kekurangan :
Teknologi budidaya komoditas hortikultura mentimun yang dilakukan oleh
petani memiliki kekurangan, antara lain :
a. Petani tidak melakukan teknik budidaya sesuai GAP budidaya mentimun.
b. Petani tidak di Ketep tidak melakukan pengarsipan pemanenan dengan
baik.
c. Penjualan hasil panen mentimun melalui tengkulak mengalami banyak
penyusutan jumlah, sehingga petani tidak banyak mendapatkan
keuntungan.
V. PENUTUP
Kementerian Pertanian RI. 2012. Statistik Konsumsi Pangan Tahun 2012. Pusat
Data Dan Sistem Informasi Pertanian, Sekretariat Jenderal, Kementerian
Pertanian. Jakarta. 86 Hal.