Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN ANALISIS BUDIDAYA DAN USAHA TANI

TANAMAN PANGAN KENTANG (Solanum tuberosum)

Manajemen Agribisnis Tanaman Pangan

Kelompok 1 :

Taufiq Hammam Permadi (20150210031)


Muhammad Bahtiar Majid (20150210032)
Muhammad Rizal Alfaris (20150210040)
Amalia Puji Etikasari (20150210043)
Sherly Arisanti (20150210048)
Iswandaru Tanu Jaya (20150210051)

AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA

2017
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditi
Peluang usaha budidaya kentang dari waktu ke waktu kian membaik. Bisnis budidaya
kentang menjadi salah satu bisnis yang menguntungkan. Dimana kentang menjadi salah satu
jenis sayuran yang cukup banyak peminatnya. Kentang kerap diolah untuk dijadikan masakan
hingga camilan ringan. Permintaan kentang yang ada di pasaran memang kian meningkat dari
waktu ke waktu. Berton-ton kentang dibutuhkan baik untuk kebutuhan rumah tangga, kuliner
hingga pabrik makanan. Tanaman kentang memiliki nama latin latin Solanum tuberosum L. Di
dataran tinggi dengan udara sejuk, tanaman kentang dapat tumbuh subur. Cara budidaya
kentang tidaklah sulit. Kentang berkembangbiak secara vegetatif melalui umbi. Bagian umbi
inilah yang menghasilkan kentang yang bernilai jual tinggi. Pemasaran kentang yang dapat
dikatakan mudah membuat bisnis budidaya kentang menguntungkan.
http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-budidaya-kentang-dan-analisa-
usahanya.htm
B. Tujuan Observasi
1. Mengetahui peluang pasar untuk komoditas kentang
2. Mengetahui teknik budidaya praktis yang dilakukan oleh petani.
3. Mengetahui analisis usaha tani dan keuntungan pasar kentang

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Botani
Kentang Solanum tuberosum L. merupakan tanaman dari suku Solanaceae yang
mempunyai umbi batang yang bisa dikonsumsi. Umbi kentang berasal dari Amerika Selatan
dan menjadi salah satu makanan pokok yang penting di Eropa. Tanaman ini merupakan
kelompok herba, yaitu tanaman pendek yang tidak memiliki kayu dan tumbuh baik pada iklim
yang sejuk, namun juga bisa di tanam di dataran tinggi serta di daerah yang beriklim tropis.
Bentuk bunga komoditi ini tergolong pada bunga sempurna dan tersusun secara majemuk.
Ukurannya cukup besar, berwarna putih dan memiliki diameter rata-rata sekitar 3 cm.
Sistematika menurut klasifikasi botani (Difly, S, 2011) sebagai berikut:
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum tuberosum L.
Kentang juga merupakan tumbuhan dikotil dengan sifat semusim dan memiliki bentuk
semak. Batang yang ada di atas permukaan tanah memiliki warna hijau, kemerahan, atau ungu
tua. Warna dari batang juga dapat dipengaruhi oleh usia dari tanaman itu sendiri dan keadaan
dari lingkungannya. Pada tingkat kesuburan tanah yang lebih baik atau kering, warna dari
batang tumbuhan yang lebih tua akan jauh lebih mencolok warnanya, atau berwarna terang. Di
bagian bawah dari batang bisa berkayu, sedangkan untuk batang tanaman yang masih muda
tidak berkayu, sehingga tidak terlalu kuat untuk menopang pertumbuhan dan mudah roboh.

B. Syarat Tumbuh
Tanaman kentang tumbuh pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung
bahan organik dan drainase yang baik dengan pH 5-6,5. Jenis tanah yang paling baik adalah
andosol, namun baik pula tanah lempung mengandung pasir, seperti latosol, aluvial dan
grumosol, bila diikuti dengan pemberian pupuk organik dan pengarupan pupuk yang memadai,
maka tanaman kentang dapat tumbuh dengan baik (Rukmana, 1997).
Menurut Setiadi dan Fitria (1993), faktor lingkungan yang dijadikan syarat tumbuh
tanaman kentang adalah:
1. Iklim
Sesuai dengan pembawaan serta sifat aslinya, tanaman kentang tumbuh pada daerah
berhawa dingin. Suhu udara yang ideal untuk kentang berkisar antara 15-180C pada malam
hari dan 24-300C pada siang hari. Setiadi dan Fitria (1993), menyimpulkan bahwa kentang
dapat tumbuh subur ditempat yang cukup tinggi, seperti daerah pegunungan dengan
ketinggian 500-3000 mdpl. Namun tempat yang ideal adalah berkisar antara 1000-1300
mdpl.
Curah hujan juga berpengaruh terhadap tanaman kentang. Curah hujan yang tepat
berkisar 1500 mm pertahun. Selain suhu, ketinggian tempat dan curah hujan, angin
ternyata juga berpengaruh terhadap tanaman kentang. Angin terlalu kencang kurang bagik
bagi tumbuhan berumbi sebab dapat merusak tanaman, mempercepat penularan penyakt
dan faktor penyebab penyakit mudah menyebar. Kelembaban udara 80-90%.
2. Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah memegang peranan penting untuk budidaya tanaman kentang,
fungsi tanah sebagai penyangga akar, penyedia air, zat hara dan udara untuk pernafasan
akar tanaman. Kondisi media tumbuh yang dibutuhkan tanaman kentang adalah
berstruktur remah, gembur dan banyak mengandung bahan organik. Areal lahan
penanaman untuk budidaya komoditi ini harus berdrainase baik dan memiliki lapisan olah
yang dalam agar perakaran dapat menembus tanah untuk mengambil unsur hara dan
melakukan fotosintesis, sehingga didapatkan makanan untuk seluruh bagian tanaman.
Kondisi keasaman tanah yang dikehendaki oleh kentang adalah 5,8-7. Pengapuran
dilakukan apabila ph kurang dari 5,8 dengan kapur dolomit yang berstruktur rapuh, remah
dan mudah mengikat asam. Kelembaban tanah yang cocok untuk umbi kentang adalah
70% (Neni, 2010).

C. Teknologi Budidaya Komoditi


1. Persiapan Lahan
Tahap awal dari kegiatan tersebut adalah perencanaan yang meliputi penentuan
arah bedengan, terutama pada lahan berbukit, pembuatan selokan, pemeliharaan tanaman
dan pemupukan. Tahap berikutnya adalah pengolahan tanah dengan cara pembajakan
atau pencangkulan sedalam kurang lebih 30 cm hingga gembur, kemudian diistirahatkan
selama 12 minggu. Pengolahan tanah dapat diulangi sekali lagi hingga tanah benar
benar gembur sambil meratakan tanah dengan garu atau cangkul untuk memecah
bongkahan tanah berukuran besar.
Setelah pembajakan tanah dan penggemburan dilakukan pembuatan bedengan dan
selokan untuk irigasi atau pengairan. Bedengan dibuat membujur searah TimurBarat,
agar penyebaran cahaya matahari dapat merata mengenai seluruh tanaman. Bedengan
berukuran lebar 70100 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng yang merupakan lebar
selokan adalah 40 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Kedalaman
selokan sama dengan tinggi bedengan (30 cm). Selanjutnya di sekeliling petakpetak
bedengan dibuat selokan untuk pembuangan air (drainase) sedalam 50 cm dengan lebar
50 cm (Samadi, 1997)
Pemupukan dasar adalah tahapan terakhir dari kegiatan persiapan lahan. Pupuk
dasar yang terdiri dari pupuk organik dan pupuk anorganik diberikan sebelum tanam.
Pupuk organik diberikan pada permukaan bedengan kirakira satu minggu sebelum
tanam. Pemberian pupuk organik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
dicampurkan dengan tanah bedengan sampai kedalaman 20 cm ketika penggemburan
tanah terakhir dan dengan diberikan pada lubang tanam. Pupuk anorganik yang berupa
TSP diberikan sebagai pupuk dasar sebanyak 300 kg sampai 350 kg per hektar bersamaan
dengan pemberian pupuk organik (Samadi, 1997). Kebutuhan pupuk organik mencapai
2030 ton per hektar.
2. Persiapan Bibit
Dalam mempersiapkan bibit perlu dilaksanakan pemeliharaan terhadap bibit
sebelum dilaksanakan penanaman, dalam hal ini dilakukan seleksi untuk membuang yang
rusak atau sakit secara visual atau terlihat oleh mata telanjang sehingga akan diperoleh
bibit yang berkualitas baik dan dapat berproduksi tinggi serta memberikan keuntungan
yang besar.
Menurut Rukmana (1997), bibit kentang bermutu harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Bibit bebas hama dan penyakit
b. Bibit tidak tercampur varietas lain atau klon lain (murni)
c. Ukuran umbi 3045 gram berdiameter 3545 mm (bibit kelas 1) dan 4560 gram
berdiameter 4555 mm (bibit kelas 2) atau umbi belah dengan berat minimal 30 gram
d. Umbi bibit tidak cacat dan kulitnya kuat
Ciri umbi bibit yang siap tanam adalah telah melampaui istirahat atau masa dormansi
selama 4 bulan sampai 6 bulan dan telah bertunas sekitar 2 cm. penanaman umbi bibit
yang masih dalam masa dormansi atau belum bertunas pertumbuhannya akan lambat dan
produktivitasnya rendah. Umbi bibit yang disimpan terlalu lama sampai pertumbuhan
tunasnya panjang harus dilakukan perompesan lebih dulu yang dikerjakan sebelum masa
tanam. Jika tidak dilakukan perompesan, tanaman akan tumbuh lemah.
3. Penanaman
Waktu tanam yang sesuai sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman.
Waktu tanam yang paling baik di daerah dataran tinggi adalah pada kondisi cerah. Khusus
di dataran menengah waktu tanam yang paling baik adalah musim kemarau agar pada saat
pembentukan umbi kentang keadaan suhu malam hari paling rendah.
Penanaman bibit kentang yang paling baik dilakukan pada pagi atau sore hari.
Penanaman pada siang hari dapat menyebabkan kelayuan sehingga tanaman terhambat
pertumbuhannya, bahkan tanaman menjadi mati (Samadi, 1997). Jarak tanam pada
penanaman kentang sangat bervariasi tergantung varietasnya. Varietas Granola yang
dibubidayakan di BBTPH Tawangmangu ditanam dengan jarak tanam 30 x 70 cm dengan
kedalaman lubang tanam antara 810 cm.
Penanaman bibit kentang yang paling sederhana yaitu dengan cara umbi bibit
diletakkan dalam alur tepat di tengahtengah dengan posisi tunas menghadap keatas dan
jarak antara umbi bibit dalam alur adalah 2530 cm. Khusus di dataran menengah, jarak
tanam diatur 5030 cm untuk sistem bedengan atau 6070 cm x 30 cm untuk sistem
guludan (Rukmana, 1997).
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Pengairan
Pada awal pertumbuhan diperlukan ketersediaan air yang memadai. Pengairan
harus kontinyu sekali seminggu atau tiap hari, tergantung cuaca dan keadaan air.
Waktu pengairan yang paling baik adalah pagi hari atau sore hari saat udara dan
penguapan tidak terlalu tinggi dan penyinaran matahari tidak terlalu terik. Cara
pengairan adalah dengan sistem dileb (digenangi) hingga air basah, kemudian air
dibuang melalui saluran pembuangan air (Rukmana, 1997).
b. Penyulaman
Bibit yang tumbuh abnormal atau mati harus segera diganti atau disulam dengan
bibit yang baru. Waktu atau periode penyulaman maksimum 15 hari setelah tanam.
Cara penyulaman ialah dengan mengambil bibit yang mati, kemudian meletakkan
umbi bibit yang baru dan menimbunnya sedalam kurang lebih 7,5 cm. Penyulaman
dilakukan pagi atau sore hari (Rukmana, 1997).
c. Penyiangan
Penyiangan dilakukan segera setelah terlihat adanya pertumbuhan rumput dengan
memperhitungkan pula bila selesai kegiatan ini akan dilanjutkan dengan
pembumbunan. Waktu penyiangan umumnya saat tanaman kentang berumur 1 bulan.
Cara menyiangi adalah mencabuti atau membersihkan rumput dengan alat bantu tangan
atau kored. Penyiangan dilakukan secara berhatihati agar tidak merusak perakaran
tanaman kentang. Penyiangan sebaiknya dilakukan pada daerah kira kira 15 cm
disekitar tanaman (Rukmana, 1997).
d. Pembubunan
Pembumbunan dilakukan sebanyak 2 kali selama satu musim tanam yaitu
pembumbunan pertama dilakukan pada umur 30 hari setelah tanam, pembumbunan
yang kedua dilakukan setelah umur 40 hari setelah tanam atau 10 hari setelah
pembumbunan pertama (Anonim, 1989).
Tujuan pembumbunan ialah memberi kesempatan agar stolon dan umbi
berkembang dengan baik, memperbaiki drainase tanah, mencegah umbi kentang yang
terbentuk terkena sinar matahari dan mencegah serangan hama penggerek umbi
(phithorimaea opercuella). Cara pembumbunan adalah menimbun bagian pangkal
tanaman dengan tanah sehingga terbentuk guludanguludan (Rukmana, 1997).
Ketebalan pembumbunan pertama kira kira 10 cm, pembumbunan kedua juga kira-
kira 10 cm sehingga ketinggian pembumbunan mencapai kirakira 20 cm.
e. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanam yaitu menggunakan kombinasi
Urea, TSP, KCl, ata ZA, TSP, KCl dengan waktu dan dosis pemberian pupuk seperti
pada tabel
Waktu Pemberian (HTS)
No Perlakuan
0 21 45
1. Pupuk Kandang 15-20 ton
2. Pupuk anorganik :
Urea/ Za 165/ 350 kg 165/365 kg
TSP 400 kg
KCL 100 kg 100 kg
3. PPC (Sepermes) 7-10 hari sekali
Sumber : Samadi (1997)
Keterangan : HST : Hari Setelah Tanam
PPC : Pupuk Pelengkap Cair
Pemberian pupuk susulan dilakukan dengan menyebar pupuk itu di sekeliling
tanaman pada jarak 10 cm dari batang tanaman dengan dosis sekitar 1020 g per
tanaman atau diberikan pada barisan diantara tanaman kurang lebih 2025 cm
kemudian segera menimbunnya dengan tanah sambil membumbun.
III. PELUANG PASAR

A. Kebutuhan (Jumlah, Waktu, Dan Bentuk)

Pasar
No. Kebutuhan Distributor Antara Konsumen
1 2 1 2 3 1 2
1 Jumlah
2 Waktu
3 Bentuk

B. Harga Atau Nilai Komoditas (Terendah, Rata-Rata Dan Tertinggi)

Pasar
No. Harga Distributor Antara Konsumen
1 2 1 2 3 1 2 3
1 Rendah
2 Rata-rata
3 Tertinggi
C. PELUANG/PROSPEK > PASOKAN, SENJANG ANTARA DAN EBUTUHAN DAN

Pasar
No. Peluang Distributor Antara Konsumen
1 2 1 2 3 1 2
1 Pemasokan
Senajang
2 antara
pasokan
3 Kebutuhan
Persyaratan
4
Pemasokan
PERSYARATAN PASOKAN)

IV. MANAJEMEN PRODUKSI


A. Kondisi Iklim dan Lokasi Observasi
Observasi kentang dilakukan di Ngablak, Kopeng, Magelang, Jawa Tengah. Kondisi iklim
di daerah tersebut adalah tropis. Kopeng memiliki sejumlah besar curah hujan sepanjang tahun.
Hal ini berlaku bahkan untuk bulan kelima. Ketinggian kopeng Di Kopeng, suhu rata-rata
tahunan adalah 18,60 C. Presipitasi di sini rata-rata 2962 mm/tahun. Bulan terkering adalah
bulan Agustus, dengan hujan 62 mm/tahun. Dengan rata-rata hujan 434 mm/tahun, hampir
semua presipitasi jatuh pada bulan Januari. Oktober adalah bulan terhangat sepanjang tahun.
Suhu di bulan Oktober rata-rata 19,10 C. Bulan Juli memiliki suhu rata-rata terendah dalam
setahun yaitu 18,00 C. Terdapat perbedaan dalam 372 mm/tahun dari presipitasi antara bulan
terkering dan bulan terbasah, sedangkan untuk perbedaan suhu rata-rata bervariasi yaitu 1,10 C
selama setahun.
https://id.climate-data.org/location/44098m1/

B. Teknik Budidaya
1. Persiapan Lahan dan Pengolahan Tanah
Persiapan lahan terlebih dahulu dengan pembersihan lahan dari batu-batuan dan
gulma yang menghalangi pertumbuhan tanaman muda. Kotoran dan sisa-sia bahan yang
telah dibersihakan ditampung pada tempat yang aman atau dapat dikubur dalam tanah
untuk yang organik, sedangkan untuk yang testil dapat dilakukan pembakaran.
Setelah dilakukan pembersihan lahan, lahan di gemburkan dengan cangkul kurang
lebih ke dalam 30 cm. Setelah dilakukan penggemburan lahan di pembuatan bedengan.
Bedengan berbentuk dari barat ke timur atau mengikuti arah cahaya matahari. Leber
bedengan kurang lebih 50 cm, tinggi 40 cm, panjang kurang lebih 20 m serta jarak antar
bedengan 30 cm. Kemudian dilanjutkan pemasangan mulsa. Pemberian mulsa diharapa
dapat mengendalikan atau penghambat dari gulma tumbuh. Mulsa yang digunakan denan
warna silver bagian atas dan bagian bawah hitam. Kemudian lahan di beri pupuk kandang
kurang lebih 10 ton/ha.

2. Persiapan Bahan Tanam


Bahan tanam yang digunakan yaitu G2 yang berasal dari malang dan pembibitan
sendiri. Ukuran umbi sekitar 30gr/buah. Umur bibit saat panen sekitar 150-180 hari dan
umur simpan sekitar selama 4 bulan dengan suhu 25oC atau dengan suhu ruang. Kemudian
benih kentang di kecambahkan hingga ukuran tunas sekitar 2-3 cm. Pada saat
perkecambahan benih di bentangkan di atas karung atau lantai.

3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 30 x 30 cm. Kedalam lubang tanam dantara
8-10 cm dari permukaan tanah. Penanaman dilakukan pada musim kemarau atau antara
bulan April-Juni. Benih yang sudah memiliki tunas di tanam pada tanah.

4. Pemeliharaan (pengairan, pemupukan, pengendalian opt,dll)


Pemasangan ajir di setiap lobang tanaman kentang, agar pertanaman mendapat sinar
matahari optimal dan tidak rubuh. Pembuatan ajir terbuat dari bambu dengan ukuran
panjang 70-80 dengan lebar 2-3 cm. Pemasangan ajir dilakukan ditancapkan kurang lebih
5 cm dari tanaman kemudian antara ajir terus tanaman diikat menggunakna tali plastik.
Penyulaan dapat dilakukan dengan kebutuhan, dimana jika terdapat tanaman yang
kuang baik. Penyulaman dapat dilakkan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman
merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersaman dengan bibit produksi.
Penyulaman dengan cara mancabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti
dengan tanaman baru pada lubang tanam yang sama.
Pengairan kentang sangat peka terhadap kekurangan air, sehingga pengairan harus
dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pengairan yang dilakukan setiap hari pada
musim kemarau. Pengairan yang dilakukan petani dengan menggunakan srayer yang
memutar. Pada musim penghujan petani tidak melakukan penyiraman.
Pemupukan dilakukan 21 setelah tanam seperti Phonska sebanyak 1500 kg/ha, NPK
sebanyak 50 kg/ha dan pupuk blower 50 kg/ha. Pemberian pupuk ini di berikan pada setiap
lubang tanam kentang.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dilakukan petani dilakukan 4
hari sekali. Sebab pada kelembapan tempat budidaya masih sangat tinggi. Seperti dalam
mengendalikan fungisida memakai Dakonil 50 botol/ha, Siodan 50 botol/ha, dan Tridex
100 botol/ha. Sedangkan pengendalian serangga memakai Emacel 1 botol/ha, Abacel 10
botol/ha dan Reangent 30 Botol/ha. Pengendalian hama dan penyakit ini dilakukan
memakai alat power spayer. Hama dan penyakit yang sering menyerang miliki petani
seperti kutu daun, penyakit kutu daun, busuk daun, busuk kering kudis.
Pemberin zat pengatur tumbuh seperti Bambu Ijo 50 botol/ha sebagai penyubur dan
Jumbo 40 botol/ha sebagai pembesar buah.

5. Panen dan Pasca Panen


Umur panen dilakukan berkisar antara 90-180 hari. Secara fisik petani melihat dari
daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan di sebabkan karena serangan
penyakit. Batang telah berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu yang siapa
panen umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila
digosok dengan jari.
Waktu pemanenan dilakukan pada pagi hari hingga sore hari dan keadan cerah. Cara
panen dicangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi secara hati-hati dengan
tangan jangan sampai melukai umbi. Kemudian umbi kentang dikumpulkan dan di
letakkan dalam keranjang. Produksi petani ketika panen dalam satu hektar bisa mencapai
50 ton/ha.
Setelah dilakukan pemanenan dilakukan penyortiran dan pengolongan umbi yang baik
seperti ukuran dan bentuk. Sortasi terdiri dari kelas AL/XL, Kelas A, C dan kelas Baby.
Untuk kelas AL/XL antara >200 gr/umbi, Kelas A antara 120-200 gr/umbi, kelas B antara
80-120 gr/umbi, kelas C antara 50-80 gram/umbi, dan kelas baby antara 25-40 gr/umbi.
Untuk kelas baby yang sehat digunakan sebagai benih kembali, sedangkan untuk kelas C
ke atas biasanya digunakan sebagai kentang sayur dijual
6. Penyimpanan
Penyimpanan kentang baby sebagai benih dilakukan pada gudang. Gudang tersebut
terhindar dari paparan sinar matahari, sirkulasi udara lancar dan kelembapan sekitar 65-70
%. Sedangkan untuk kentang sayur di lakukan penjualan langsung ke pasar atau ke
tengkulak.

No. Teknologi GAP Petani


Budidaya 1 2
01. Persiapan Pencangkula Pembersihan Batu-batu dan gulma
00 Lahan n 30cm
Tanah Pencangkulan 30
diistirahatkan 1-2
minggu
Pembuatan Pembuatan bedengan L 50 cm, T 40 cm, P
bedengan (lebar 20 m
70-100cm dan
tinggi 30cm)
Jarak Jarak antar bedengan 30 cm
bedengan 40cm
Dibuat
selokan sedalam
50 cm antar
bedengan
Pemupukan
dasar 1 minggu
sebelum tanam
TSP = Ukuran umbi sekitar 30gr/buah
3500kg/ha
bersamaan dengan
pupuk organik
mencapai 20-30
ton/ha
02. Persiapan Bibit bebas
00 Bibit hama dan penyakit
Bibit tidak G2
tercampur varietas
lain atau klon lain
(murni)
Ukuran
umbi 3045 gram
berdiameter 3545
mm (bibit kelas 1)
dan 4560 gram
berdiameter 4555
mm (bibit kelas 2)
atau umbi belah
dengan berat
minimal 30 gram
Umbi bibit
tidak cacat dan
kulitnya kuat
Umbi bibit
yang siap tanam
adalah telah
melampaui masa
dormansi selama 4
bulan sampai 6
bulan dan telah
bertunas sekitar 2
cm.
03. Penanaman Waktu Jarak Tanam 30 x 30 cm
00 penanaman pada
kondisi cerah/
musim kemarau
pada pagi/sore hari
Jarak tanam Lubang Tanam 8-10 cm
30/70cm
Kedalaman
lubang 8-10cm
Umbi bibit
diletakkan dalam
alur tepat di
tengahtengah
dengan posisi
tunas menghadap
keatas dan jarak
antara umbi bibit
dalam alur adalah
2530 cm.
Khusus di
dataran menengah,
jarak tanam diatur
5030 cm untuk
sistem bedengan
atau 6070 cm x
30 cm untuk
sistem guludan
04. Pemeliharaan Pemberian ajir sepanjang 70-80 dengan
00 lebar 2-3
a. Pengair Pengairan
an harus kontiniu
sekali seminggu
Waktu
pengairan pada
pagi dan sore hari
Pengairan
adalah dengan
sistem dileb
(digenangi) hingga
air basah,
kemudian air
dibuang melalui
saluran
pembuangan air
b. Penyula Waktu atau
man periode
penyulaman
maksimum 15 hari
setelah tanam.
Cara Penyulaman di lakukan setelah 15 setelah
penyulaman ialah tanam, atau umbi yang tidak dapat tumbuh
dengan mengambil
bibit yang mati,
kemudian
meletakkan umbi
bibit yang baru
dan menimbunnya
sedalam kurang
lebih 7,5 cm.
Penyulaman
dilakukan pagi
atau sore hari
c. Penyia Waktu
ngan penyiangan 1
bulan setelah
tanam
Penyiangan -
dilakukan kira-kita
15cm disekitar
tanaman
d. Pembub Dilakukan -
unan sebanyak 2 kali
yaitu 30 HTS dan
40 HTS
Ketebalan
pembubunan kira-
kira 10 cm
e. Pemup Pupuk Pemupukan saat 21 setelah tanam
ukan kandang pada saat
persiapan lahan
(15-20 ton/ha)
Urea 21 Phonska sebanyak 1500 kg/ha
HTS = 165/ 350
kg/ha dan 45 HTS
= 165/ 350
TSP = 400 NPK sebanyak 50 kg/ha
kg/ha saat
persiapan lahan
KCL 21 pupuk blower 50 kg/ha
HTS = 100 kg/ha
dan 45 HTS =
100kg/ha
PPC = 7-10 kandang kurang lebih 10 ton/ha.
hari sekali
Jumbo 40 botol/ha sebagai pembesar buah

Pemberian Bambu Ijo 50 botol/ha sebagai penyubur


pupuk susulan
dilakukan dengan
menyebar pupuk
di sekeliling
tanaman pada
jarak 10 cm dari
batang tanaman
05. Pengendalian Ulat grayak fungisida memakai Dakonil 50 botol/ha,
00 Hama dan dikendalikan Siodan 50 botol/ha, dan Tridex 100
Penyakit dengan botol/ha.
memangkas daun
yang telah
ditempeli telur.
Kimia dengan
Azordin, Diazinon
60 EC, Sumithion
50 EC.
Kutu daun serangga memakai Emacel 1 botol/ha,
dikendalikan Abacel 10 botol/ha dan Reangent 30
dengan memotong Botol/ha
dan membakar
daun yang
terinfeksi.Menyem
protkan Roxion 40
EC, Dicarzol 25
SP.
Hama
penggerek umbi
dikendalikan
dengan
menggunakan
Selecron 500 EC,
Ekalux 25 EC,
Orthene & 5 SP.

Penyakit
busuk daun
dikendalikan
dengan Antracol
70 WP, Dithane
M-45, Brestan 60,
Polyram 80 WP,
Velimek 80 WP.
Penyakit
layu bekteri
dikendalikan
dengan sanitasi
kebun, pergiliran
tanaman. Secara
kimia
menggunakan
bakterisida,
Agrimycin atau
Agrept 25 WP.
Penyakit
busuk umbi
dikendalikan
dengan pergiliran
tanaman, sanitasi
kebun dan
penggunaan bibit
yang baik.
06. Panen Waktu Pemanenan kurang lebih 90-180 hari
00 pemanenan
tergantung
varietas. Untuk
varietas Cipanas
misalnya, umbi
bisa dipanen
setelah berumur 95
-105 hari, Varietas
Cosima 100 - 110
hari, varietas
Segunung 100
hari, varietas
Granola sekitar
100 - 115 hari dan
varietas Merbabu-
17 baru berumur
90 -100 hari.
Tanda siap Keadaan fisik daun dan batang telah
panen daun berwarna kekuninngan
berubah menjadi
kuning
Waktu Waktu penanenan hari cerah
panennya
dilakukan pada
saat cuaca cerah.
Umbi yang Sortasi terdiri dari kelas AL/XL, Kelas A, C
baru dipanen itu dan kelas Baby. Untuk kelas AL/XL antara
ditaruh di >200 gr/umbi, Kelas A antara 120-200
permukaan tanah gr/umbi, kelas B antara 80-120 gr/umbi,
agar terjemur sinar kelas C antara 50-80 gram/umbi, dan kelas
matahari. baby antara 25-40 gr/umbi.

07. Pasca Panen


00 a. Pember Selama . Cara panen dicangkul tanah disekitar umbi
sihan pembersihan , kemudian angkat umbi secara hati-hati
usahakan umbi dengan tangan jangan sampai melukai
kentang bebas dari umbi.
segala kotoran
yang menempel
pada
Untuk -
mencucinya dapat
dilakukan dengan
cara memasukkan
umbi ke dalam bak
air atau disemprot
dengan air bersih.
Umbi-umbi -
ditaruh pada terpal
atau bahan lain
untuk
dikeringanginkan,
tidak boleh terkena
matahari langsung
Caranya, pilih -
umbi yang sudah
dibersihkan itu
antara umbi yang
baik dan umbi
yang jelek
berdasarkan : (1)
Ada tidaknya cacat
pada umbi; (2)
Normal tidaknya
bentuk dan ukuran
umbi; dan (3) Ada
tidaknya serangan
hama atau
penyakit pada
umbi. Umbi yang
sudah dipilih itu
dipilah-pilah lagi
berdasarkan
kualitas dan
ukuran
(grading/pengkelas
an).
(1) Kelas AL (> -
200 gram/umbi);
(2) Kelas A (120 -
200 gram/umbi);
(3) Kelas B (80 -
120 gram/umbi);
dan (4) Kelas C
(50 - 80
gram/umbi).

b. Penyim Umbi Penyimpanan kentang baby sebagai benih


panan kentang dilakukan pada gudang. Gudang tersebut
dimasukkan ke terhindar dari paparan sinar matahari,
dalam wadah sirkulasi udara lancar dan kelembapan
berupa kotak sekitar 65-70 %.
kayu/krat/keranjan
g/
waringkemudian
wadah itu
dimasukkan ke
dalam ruang
penyimpanan yang
disusun secara
rapih.
Jika kentang -
itu disimpan dalam
gudang, usahakan
gudang
penyimpanan
mempunyai
ventilasi udara
yang cukup dan
kelembabannya
sekitar 65 - 75%
dan mendapat
sinar matahari
yang cukup

c. Penge Umbi yang -


masan sudah dipilih
sesuai kualitasnya
dikemas dalam
wadah tertentu,
misalnya dengan
karung, jaring
plastik/waring/poli
net yang bersih
dan tidak ada sisa
bahan lainnya.
Jika kentang -
langsung dijual ke
pasar, kentang
dapat dikemas
dalam waring
dengan kapasitas
40 kg

C. Pemasaran
1. Cara
2. Jenis Pasar
3. Tempat
4. Harga
D. Analisis Usaha Tani

Harga Jumlah Biaya Konversi


Volume Satuan / 500 m2 ke
Uraian Kegiatan
satuan Hektar
(Rp) (Rp) (Rp)
Input
Cangkul
Sabit
Spayer
Bibit
Sewa Lahan
SP-36
KCL

Tenaga Kerja

Pengolahan lahan

pemeliharaan
pemupukan
Penyiangan
Penyemprotan
Pemanenan
Jumlah
Hasil Panen

Pengeluaran

Keuntungan

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1989. Ramburambu Benih Bermutu. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan BPSB II Jawa Tengah.Yogyakarta.

Difly, S. 2011. Budidaya Tanaman Kentang Dataran Tinggi dan Dataran Gurun. Gramedia.
Medan. Hal 68.

Neni, J. 2010. Budidaya Kentang Organik. Gramedia. Medan. Hal 87.

Rukmana, R. 1997. Budidaya Tanaman Kentang. Kanisius, Yogyakarta.

Setiadi dan Fitria. 1993. Kentang Budidaya dan Pasca Panen. Edisi II. Yogyakarta.

Samadi, B. 1997. Usahatani Kentang. Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai