Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL KEGIATAN MAGANG MAHASISWA

MAGANG MAHASISWA DI PT. SINAR MAS


AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
KALIMANTAN

Disusun Oleh:
1. Heni Purwanti H0712093
2. Novialita Herlina H0712140
3. Usi Hanifah H0712181
4. Via Liesdiana H0712182

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
PROPOSAL KEGIATAN MAGANG MAHASISWA
JUDUL : MAGANG MAHASISWA SINAR MAS AGRO RESOURCES
AND TECHNOLOGY PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
KALIMANTAN
MAHASISWA :
1. Heni Purwanti H0712093 Jurusan Agroteknologi
2. Novialita Herlina H0712140 Jurusan Agroteknologi
3. Usi Hanifah H0712181 Jurusan Agroteknologi
4. Via Liesdiana H0712182 Jurusan Agroteknologi

PEMBIMBING
Nama : Ir. Ato Sulistyo, M.P.
NIP : 195806211985031003
Jurusan : Agroteknologi

INSTITUSI MITRA
1. Nama Institusi Mitra : PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology
Tbk ( PT SMART Tbk)
2. Alamat : Sinar Mas Land Tower 2. Lt. 10 Jl. MH Thamrin
No. 51 Kavling 22, Jakarta Pusat 10350
3. Nomor telpon/fax : (021) 5033 8899
4. Jangka Waktu : 13 Juli – 13 September 2015

Surakarta, 10 Februari 2015


Mengetahui Menyetujui
Ketua Gugus KMM-FP UNS Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Joko Sutrisno, MP Salim Widono, SP, MP


NIP. 19670824 199203 1 003 NIP. 19670718199412 1 001

Mengesahkan:
Pembantu Dekan I,

Prof. Dr.Samanhudi, SP, MSi


NIP. 196806101995031003

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan komoditas
perkebunan unggulan terbesar di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Afrika
barat, tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas
tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Pertama kali
diperkenalkan di Indonesia, tanaman kelapa sawit mulai diperkenalkan oleh
pemerintah Belanda pada tahun 1848. Awalnya hanya ada 4 batang bibit kelapa
sawit yang ditanam di Kebun Raya bogor (Botanical Garden) Bogor, dua berasal
dari Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya dari Hortus Botanicus, Amsterdam
(Belanda). Pada saat itu kelapa sawit dibudidayakan sebagai
tanaman hias, sedangkan pembudidayaan tanaman untuk tujuan komersial
baru dimulai pada tahun 1911.
Tanaman kelapa sawit saat ini tersebar di hampir seluruh provinsi di
Indonesia. Lebih dari 65-70 % produksi kelapa sawit Indonesia diekspor
dalam bentuk minyak mentah sawit atau crude palm oil (CPO). Ini berbeda
dengan Malaysia, dimana 80% produksi diekspor dalam bentuk produk yang
bernilai tambah, hasil kreasi industri hilir. Industri hilir Malaysia mampu
mengolah CPO menjadi lebih dari 120 jenis produk bernilai tambah tinggi.
Selama ini CPO kita umumnya diekspor dan nilai tambahnya kecil. Padahal
jika digunakan untuk industri hilir di dalam negeri, nilai tambahnya bisa lebih
ditingkatkan. Agar industri hilir sawit dapat berkembang, Indonesia harus
membangun industri pendukungnya seperti jasa pelabuhan, jalan raya, rel
kereta api yang double track, logistik dan teknologi pengembangan kelapa
sawit itu sendiri.
Kelapa sawit adalah salah satu tanaman perkebunan utama bagi
subsektor perkebunan. Perkembangan kelapa sawit memberi manfaat dalam
peningkatan pendapatan petani dan masyarakat, produksi yang menjadi bahan
baku industri pengolahan yang menciptakan nilai tambah di dalam negeri,
selain itu ekspor CPO dapat menghasilkan devisa dan menyediakan
kesempatan kerja. Produksi kelapa sawit pada Tahun 2014 mencapai 29,34
juta ton dengan produktivitas rata-rata sebesar 3,568 Kg/Ha/Th. Perkebunan
kelapa sawit milik rakyat menghasilkan CPO sebesar 10,68 juta ton, milik
negara menghasilkan CPO sebesar 2,16 juta ton, dan swasta menyumbang
produksi CPO sebesar 16,5 juta ton (Direktorat Jenderal Perkebunan 2014).
Prospek pasar kelapa sawit semakin lama semakin menunjukkan
peningkatan. Banyaknya permintaan ekspor mendorong para investor yang
telah berjalan maupun investor baru mulai membuka lahan untuk budidaya
kelapa sawit. Indonesia merupakan negara tropis yang dapat ditumbuhi
hampir semua jenis tanaman. Begitu pula kelapa sawit. Kelapa sawit dapat
tumbuh baik di Indonesia dan dapat menghasilkan produktivitas yang cukup
tinggi dibandingkan negara lain yang tidak memiliki cukup ruang untuk
budidaya kelapa sawit.
Dalam pembukaan lahan baru sebagai areal perkebunan kelapa sawit
perlu memperhatikan berbagai hal seperti ekosistem dan habitat didalamnya,
sosial masyarakat yang ada, kemudahan transportasi, dan lain-lain.
Terbatasnya pengetahuan masyarakat dapat membahayakan lingkungan
apabila tidak sesuai dengan prosedur budidaya yang ada. Begitu pula
mahasiswa yang belum memiliki pengalaman yang cukup dan pengetahuan
yang banyak sehingga perlu adanya kegiatan yang diharapkan dapat
menunjang pengalaman dan menambah pengetahuan.
Praktik lapang dapat membantu mahasiswa mempelajari lebih dalam
mengenai proses budidaya hingga pengolahan dalam pasca panen kelapa
sawit. Hal tersebut dapat menjadi bekal kerja yang berguna bagi waktu yang
akan datang ketika menghadapi dunia kerja. Kegiatan tersebut dapat
tersalurkan melalui kegiatan magang atau PKL (Praktik Kerja Lapang)
sehingga dapat mengetahui masalah dan usaha yang dilakukan untuk
mengatasi problema tersebut dalam hal budidaya kelapa sawit. PT. Sinarmas
Agro Resources and Technology, Tbk atau disingkat PT. SMART ,Tbk
merupakan salah satu perkebunan kelapa sawit yang terbesar di Indonesia,
yang memiliki perkebunan tersebar di berbagai daerah. Kegiatan magang di
PT. SMART, Tbk ini diharapkan mampu menambah pengetahuan, menggali
potensi yang dimiliki, menambah pengalaman serta meningkatkan kemahiran
dalam praktik kerja lapang di perkebunan kelapa sawit.

B. Tujuan Kegiatan
Kegiatan magang ini dilakukan dengan beberapa tujuan. Diantaranya
terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum :
a. Memperoleh pengalaman yang nyata dengan mengenali kegiatan-
kegiatan di lapangan kerja yang ada di bidang pertanian secara luas.
b. Dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan
antara teori dan penerapannya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dalam terjun ke
masyarakat setelah lulus.
c. Memperoleh ketrampilan kerja dan pengalaman kerja praktik yakni
secara langsung dapat mengetahui, merumuskan serta mencari solusi
permasalahan yang ada dalam kegiatan bidang pertanian.
d. Serta meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah,
institusi terkait, dan masyarakat sehingga mampu meningkatkan mutu
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Tujuan khusus :
a. Mempelajari kondisi institusi mitra dan keseluruhan kegiatan dari
mulai pembukaan lahan sampai pengolahan pasca panen kelapa sawit
di Sinar Mas Agro Resources And Technology Perkebunan Kelapa
Sawit Kalimantan
b. Mempraktikkan seluruh kegiatan lapang dari mulai persiapan tanam
sampai panen kelapa sawit.
c. Menganalisis permasalahan yang ada di institusi mitra dan mencari
solusi untuk memecahkan masalah.

C. Manfaat Kegiatan Magang


Adapun beberapa manfaat diadakannya kegiatan magang ini adalah
sebagai berikut :
1. Melatih teamwork baik dengan peserta magang lainnya maupun dengan
staf karyawan yang ada di dalam institusi.
2. Melatih mahasiswa mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat
orang lain dan mampu menerima kritik dan masukan yang sifatnya
membangun.
3. Melatih kepekaan mahasiswa dalam identifikasi masalah dan berfikir
solusi melalui pendekatan lintas disiplin ilmu guna meningkatkan
kemampuan intelektualnya dengan berbagai pertimbangan.
4. Menjalin hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah, instansi yang
terkait dan masyarakat sehingga dapat meningkatkan mutu pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Kelapa Sawit


Sawit atau kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika Barat.
Industri sawit Indonesia dan Malaysia bermula ketika 4 benih dari Afrika
ditanam di Taman Botani Bogor, Indonesia pada tahun 1848. Benihnya dari
Bogor ini kemudian ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli,
Sumatera Utara pada tahun 1870-an dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor,
Malaysia pada 1911-1912 (Barchia 2007).
Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat
sampai bisa menggeser dominasi ekspor Negara Afrika waktu itu. Memasuki
masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami
kemunduran. Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari
total luas lahan yang ada sehingga produksi minyak sawitpun di Indonesia
hanya mencapai 56.000 ton pada tahun 1948 / 1949, pada hal pada tahun
1940 Indonesia mengekspor 250.000 ton minyak sawit (Adiwijaya 2013).
Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan perkebunan
diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan keja, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan sektor penghasil devisa Negara. Pemerintah
terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada
tahun 1980, luas lahan mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO (Crude
Palm Oil) sebesar 721.172 ton. Sejak itu lahan perkebunan kelapa sawit
Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat. Hal ini didukung
oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan program Perusahaan Inti
Rakyat Perkebunan (PIR – BUN). Luas areal tanaman kelapa sawit terus
berkembang dengan pesat di Indonesia. Hal ini menunjukkan meningkatnya
permintaan akan produk olahannya. Ekspor minyak sawit (CPO) Indonesia
antara lain ke Belanda, India, Cina, Malaysia dan Jerman, sedangkan untuk
produk minyak inti sawit (PKO) lebih banyak diekspor ke Belanda, Amerika
Serikat dan Brasil (Priyohadi 2013).

B. Taksonomi dan Morfologi Kelapa Sawit


Tanaman Kelapa Sawit merupakan tanaman tahunan yang masuk
kedalam family palmaceae. Berdasarkan taksonominya kelapa sawit dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi :Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Palmales
Famili : Palmaceae
Genus : Elaeis
Spesies : ElaeisGuineesis
Bagian generatif tanaman kelapa sawit meliputi bunga (flos) dan buah
(fructus). Bunga kelapa sawit termasuk berumah satu pada satu batang
terdapat bunga betina dan bunga jantan yang letaknya terpisah, terdapat pula
tandan bunga betina yang mendukung bunga janttan (hermaprodit).
Pertumbuhan bunga dipengaruhi oleh kesuburan tanah. Tanaman kelapa sawit
tumbuh kerdil, maka pertumbuhan bunganya lambat daripada tanaman yg
tumbuh subur. Bunga betina setelah dibuahi akan berkembang menjadi buah.
Buah yang terletak disebelah dalam tandan berukuran lebih kecil dan
bentuknya kurang sempurna dibandingkan dengan yang berada di luar tandan
(Setyamidjaja 2006).
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril
sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih
unggul digunakan sebagai tetua jantan. Buah sawit mempunyai warna
bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan.
Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak
dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan
buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free
fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya (Lay
2006).
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit
matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan
tunas (plumula) dan bakal akar (radikula). Kelapa sawit memiliki banyak
jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibagi menjadi Dura,
Pisifera, dan Tenera (Sasrosayono 2003).
C. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Secara umum, ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan produktivitas tanaman kelapa sawit. Ketiga faktor ini saling terkait dan
saling mempengaruhi satu sama lain dalam mendukung pertumbuhan dan
produksi tanaman kelapa sawit. Faktor tersebut adalah :
1. Faktor lingkungan
Unsur iklim yang optimal untuk kelapa sawit adalah curah hujan 2.000
- 2.500 mm per tahun dan merata sepanjang tahun; lama penyinaran
matahari 5 - 7 jam per hari; dan ketinggian di atas permukaan laut yang
optimum 0 - 500 m.
2. Faktor bahan tanaman
3. Faktor tindakan kultur teknis ( Suriah (2013).
Faktor lingkungan terdiri dari iklim, tanah dan topografi. Pengaruh
faktor lingkungan terhadap pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit sulit
dicegah, namun dapat diupayakan agar hambatan faktor lingkungan berubah
menjadi faktor pendukung melalui campur tangan teknologi. Selain itu kelapa
sawit cocok dibudidayakan di daerah tropis sehingga dapat tumbuh baik di
Indonesia (Sunarko 2009).
Tanaman kelapa sawit memerlukan curah hujan tahunan 1.500-4.000
o
mm, temperatur optimal 24-28 C. Lama penyinaran matahari yang baik untuk
kelapa sawit antara 5-7 jam/hari. Sedangkan untuk kelembaban yang
optimum untuk tanaman sawit sekitar 80-90% dan kecepatan angin 5-6
km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Kelapa sawit dapat tumbuh
pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau
Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat
keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0-5,5. Kelapa sawit
menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase (beririgasi) baik
dan memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas.
0
Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15
(BBPPTP 2008).
D. Potensi Usaha Kelapa Sawit
Kebun kelapa sawit bukan lagi diusahakan oleh perusahaan negara dan
swasta tetapi sudah berkembang luas diusahakan oleh masyarakat. Oleh sebab itu
Pemerintah memberikan dukungan besar-besaran terhadap perkebunan dengan
kebijakan revitalisasi perkebunan, yaitu perluasan, peremajaan dan rehabilitasi
tanaman yang didukung oleh kredit investasi dan subsidi bunga, dengan
melibatkan perusahaan perkebunan sebagai mitra atau langsung
kelompok tani/koperasi pekebun sebagai pelaksana. Tingginya pertumbuhan
luas areal tanaman kelapa sawit dalam 5 tahun terakhir ini di Kalimantan
Timur sebesar 15.312 ha/th, menunjukan bahwa di daerah tersebut
berpeluang untuk mendirikan perusahaan minyak goreng karena ketersediaan
bahan bakunya cukup untuk digunakan. Selain itu berdasarkan dugaan
produksi minyak goreng dalam negeri pada tahun 2005 sebesar 5.385,8 ribu
ton diperkirakan tidak dapat mengimbangi tingginya kenaikan kebutuhan
minyak goreng dimasa-masa mendatang karena kondisi pabrik yang belum
optimum (BPS Kaltim 2006).
Data kebutuhan minyak goreng dalam negeri mencapai 5.062,8 ribu ton
dimana 83,3 % berasal dari minyak sawit. Hal ini menunjukkan adanya
prospek investasi pabrik minyak goreng di Indonesia. Saat ini produksi
nasional minyak goreng dari bahan sawit didominasi oleh pabrik di pulau
Jawa sebesar 51,4 %, disusul Sumatera sebesar 47,5 %, dan Kalimantan Barat
1.1 % (Jakarta Futures Exchanges 2006).
Kelapa sawit selain hanya digunakan sebagai bahan baku pembuat
minyak goreng, sekarang ini minyak kelapa sawit digunakan juga sebagai
biofuel melalui proses transesterifikasi, dimana terjadinya proses mereaksikan
minyak nabati maupun hewani dengan alkohol/ methanol (dengan katalis
berupa hidroksida kuat seperti NaOH/KOH. Penggunaan KOH sebagai katalis
yaitu lebih mudah digunakan, waktu yang perlukan 1,4 kali lebih cepat
dibandingkan dengan penggunaan NaOH, dan dapat menghasilkan pupuk
potas. Proses ini menghasilkan dua produk yang meliputi metil ester dan
gliserol Metil ester inilah yang biasa disebut dengan biodiesel. Biodiesel ini
juga disebut sebagai FAME ( Fatty Acid Methyl Ester) (Syamsudin 2010).

E. Budidaya Kelapa Sawit


Pengelolaan lahan pada perkebunan kelapa sawit merupakan usaha
yang dilakukan untuk memperoleh hasil produksi yang maksimum (Ton
FFB/ha). Agar diperoleh produksi yang maksimum, maka pengelolaan
lahannya harus dilakukan secara spesifik sesuai karakteristik lahannya.Pada
umumnya pengolahan tanah pada tanaman kelapa sawit menggunakan cara
mekanis. Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisis,
perbaikan kimia dan biologis terjadi secara tidak langsung. Tanah yang baik
mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik,
permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6,
dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut
saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa
sawit. Penanaman bibit kelapa sawit memerlukan ajir. Arah pemancangan ajir
diatur dari utara ke selatan dan tegak lurus terhadap jalan produksi. Jarak
tanam 9,08 m x 9,08 m x 9,08 . tinggi ajir minimum 1 m diatas tanah. Ajir
harus ditancapkan pada tanah sedalam-dalamnya agar tidak tumbang terkena
air hujan maupun angina (Lubis 1992).
Proses pembudidayaan kelapa sawit bukanlah hal yang mudah
diperlukan berbagai tindakan yang rumit, untuk memperoleh bibit yang
baerkualitas sehingga akan menghasilkan tandan buah yang berkualitas pula,
berbagai teknink utuk menghasilkan bibit yang baik salah satunya dengan
cara kultur jaringan. Pada dasarnya bibit yang digunakan adalah bibit harus
benar-benar asli. Bibit asli adalah hasil perkawinan silang dengan proses
teknis yang rumit, biji sawit dari bibit asli pun tetap harus melalui proses
perkawinan silang. Bibit asli tidak bisa diperoleh secara alamiah dan tidak
mungkin diproduksi sendiri oleh petani rakyat. Dari total kebutuhan bibit
sawit asli, hanya sekitar 60 persen yang mampu dipenuhi. Amat sulit bagi
petani rakyat dengan lahan 1 sampai 2 hektar untuk mendapatkan bibit asli
tersebut Selain langka, harganya juga mahal. Tanpa bibit asli, perkebunan
kelapa sawit pasti akan rugi. Untuk menjamin tersedianya benih kelapa sawit
unggul, Pemerintah memberikan izin kepada beberapa perusahaan antara lain
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), untuk memperbanyak kecambah
sebagai bahan untuk pembenihan bagi penangkar benih kelapa sawit. Bagi
pekebun yang akan menanam kelapa sawit diharapkan untuk memperoleh
benih kelapa sawit dari penangkar benih yang terdaftar. Untuk penanamannya
benih ditanam pada lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm. Bibit yang
sudah berumur 12 - 14 bulan ditanam dalam lubang dan ditimbun sampai 5
cm di bawah permukaan tanah (Darlan et al. 2005).
Pembuatan aliran drainase pada lahan kelapa sawit dapat dibuat dengan
saluran primer, saluran sekyunder dan saluran tersier. Saluran primer dibuat
searah atau sejajar saluran alami/sungai, saluran sekunder dibuat untuk
mengalirkan air menuju saluran primer dan menerima aliran air dari saluran
tersier. Jarak antar saluran sekunder adalah 200 m yang dirancang untuk
membatasi blok-blok areal, sedangkan saluran tersier dibuat antar 8 jalur
tanaman atau dengan interval 59 m bila densitas tanaman sawit 160
tanaman/ha. Pembangunan saluran dimaksudkan juga untuk menghasilkan
pengerutan, peningkatan kematangan gambut dan kompaksi alami bahan
gambut maksimal 1 m pada tahun pertama dan laju subsidensi yang
terjadisetelah kompaksi itu dikendalikan dengan pengaturan muka air tanah.
Kompaksi alami yang baik menghasilkan kapilaritas dan kapasitas pegang air
yang optimal, akan meningkatkan daya cengkram akar kelapa sawit,
meningkatkan ketersediaan unsur hara, mengurangi resiko kebakaran dan
serangan kutu dan semut putih, mendukung laju pertumbuhan dan
bertambahnya produksi tandan buah (Fauzi et al. 2002).
Pemupukan kelapa sawit dilakukan dengan membuat piringan 20 cm
dimulai dari lingkaran luar kanopi masuk ke dalam menuju titik pusat
lingkaran batang. Hal ini dilakukan sebab penyerapan unsur hara yang
optimal dilakukan oleh jaringan akar meristematik yang terletak bi bagian
luar lingkaran kanopi. Lebar piringan yang dibuat 20 cm karena untuk
memudahkan pembuatan alur yang melingkar kanopi sehingga pupuk dapat
dengan mudah ditempatkan dalam piringan yang dibuat. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan dalam aplikasinya dan pupuk yang diberikan dapat
ditimbun dengan tanah lapisan atasnya sehingga pupuk tidak hilang melalui
penguapan atau terbawa air ke tempat lain (Riwandi 2002).
Pengendalian hama dan penyakit merupakan keputusan secara sadar
dalam memanfaatkan materi, energi, dan tenaga untuk memperoleh
keuntungan tertentu. Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit
adalah ulat api, ulat kantong, tikus, rayap, Adoretus dan Apogonia, serta babi
hutan. Adapun penyakit yang menjadi masalah tanaman kelapa sawit antara
lain, penyakit-penyakit daun pada pembibitan, penyakit busuk pangkal batang
(ganoderma), penyakit busuk tandan buah (marasmius), dan penyakit busuk
pucuk (spear rot) (Pahan 2008).

II. GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG

1. Letak Geografis
2. Tentang Perusahaan
PT. Sinarmas Agro Resources and Technology, Tbk atau disingkat PT.
SMART ,Tbk adalah salah satu perusahaan terbesar yang tercatat di bursa,
perusahaan konsumen berbasis kelapa sawit terpadu di Indonesia yang
berkomitmen untuk memproduksi minyak sawit berkelanjutan. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1962, perkebunan kelapa sawit PT. SMART ,Tbk saat ini
memiliki cakupan area total sekitar 139.000 hektar (termasuk perkebunan
plasma). PT. SMART ,Tbk juga mengoperasikan 15 mills, empat pabrik
kernel crushing dan empat kilang. PT. SMART ,Tbk mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 1992.
Kegiatan utama yang dilakukan di PT. SMART, Tbk adalah penanaman
dan pemanenan pohon kelapa sawit, pengolahan tandan buah segar menjadi
minyak sawit mentah (CPO) dan palm kernel, dan pemurnian CPO menjadi
nilai tambah produk seperti minyak goreng, margarin dan shortening. Selain
memproduksi minyak curah dan industrial, produk hasil rafinasi PT.
SMART,Tbk juga dipasarkan dengan beberapa merek dagang seperti Filma
dan Kunci Mas. Saat ini merek dagang tersebut dikenal dengan kualitasnya
yang tinggi serta menguasai pangsa pasar yang signifikan tersebar di seluruh
wilayah Indonesia.
PT. SMART ,Tbk adalah anak perusahaan Golden Agri-Resources Ltd
(GAR), yang merupakan salah satu perusahaan terbesar berbasis kelapa sawit
di dunia yang tercatat di Bursa Singapura. PT. SMART ,Tbk juga mengelola
seluruh perkebunan kelapa sawit GAR, yang memiliki luas areal tertanam
459.500 hektar (termasuk perkebunan plasma) di Indonesia, pada tanggal 30
September 2012. Berkaitan dengan hubungan ini PT. SMART,Tbk bermanfaat
dalam skala ekonomisnya dalam hal manajemen perkebunan, teknologi
informasi, penelitian dan pengembangan, pembelian bahan baku, dan akses
terhadap jaringan pemasaran yang luas, baik domestik dan internasional.
Visi perusahaan PT. SMART “Kami bertujuan untuk menjadi yang
terbaik Untuk menjadi perusahaan terbesar konsumen berbasis kelapa sawit
yang terintegrasi dan paling menguntungkan”. Sedangkan misi dari perusaan
PT. SMART ,Tbk adalah :
a. Melebihi standar kualitas tertinggi
b. Mempertahankan tingkat tertinggi keberlanjutan dan integritas
c. Memberdayakan masyarakat dan komunitas
d. Trend pengaturan inovasi dan teknologi
e. Mencapai nilai maksimal bagi pemegang saham
3. Sejarah Perusahaan
Perusahaan PT. SMART ,Tbk didirikan pada tahun 1962 dengan nama
PT Maskapai Perkebunan Sumcama Padang Halaban. Tahun 1992 saham
terdaftar pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (sekarang bergabung menjadi
Bursa Efek Indonesia). Lalu pada Tahun 1997 Produksi CPO mencapai
158.000 ton. Terlibat dalam perusahaan patungan untuk pemupukan melalui
udara. Tahun 1998 Menyelesaikan instalasi sistem SAP.
Pada Tahun 1999 Berubah nama menjadi PT Sinar Mas Agro Resources
and Technology Tbk (Disingkat PT SMART Tbk). Pada tahun 2002 mulai
berkonsentrasi pada bisnis inti dengan divestasi teh dan perkebunan pisang.
Menerima sertifikasi ISO 9001 untuk manajemen mutu pabrik. Tahun 2003
Produksi CPO mencapai 343.000 ton. Menerima sertifikasi ISO 14001 untuk
manajemen lingkungan. Tahun 2005 menerima status Superbrands dan
Loyalty Award Indonesian Customer untuk FILMA. Selesai konversi
pinjaman US $ 205.000.000 pemegang saham menjadi ekuitas. Menjadi
anggota aktif dari Roundtable on Sustainable Palm Oil.
Pada Tahun 2006 Diterima sertifikasi Hazard Analysis dan
Pengendalian Titik Kritis untuk standar keamanan pangan di kilang. SMART
Research Institute menerima sertifikasi ISO 17025 untuk kompetensi
laboratorium pengujian dan kalibrasi. Tahun 2008 Pabrik penyulingan
terakreditasi dengan sertifikasi ISO 22000 untuk manajemen keamanan
pangan. Memperluas kapasitas hilir di Kalimantan Selatan sebesar 300.000 ton
per tahun. Tahun 2009 Mencapai rekor produksi CPO sebesar 640.000 ton.
Diterima Manusia Excellence Award Resources.
Selanjutnya pada Tahun 2010 Menerima penghargaan Primaniyarta
sebagai eksportir kinerja yang luar biasa dari Departemen Perdagangan dan
pertanian produk eksportir penghargaan dari Departemen Pertanian.
Penghargaan yang diterima sebagai Indonesia Most Admired Knowledge
Perusahaan Pemenang 2010 dan sebagai organisasi pembelajaran terpadu.
Memulai pengoperasian kilang baru di Jawa Barat dengan kapasitas 800 ton
per hari. 2011 Meraih berpenghasilan tinggi sejarah diatribusikan kepada
pemilik Perusahaan sebesar Rp 1,79 triliun. Mencapai rekor produksi CPO
dari 709.000 ton. Diterima pertama sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm
Oil untuk 14.955 hektar perkebunan dan pabrik 1. Untuk kedua kalinya,
menerima Penghargaan Primaniyarta sebagai Kinerja Biasa Eksportir ekstra
dari Departemen Perdagangan. Diterima “No 1 Choice Brand” untuk FILMA
berdasarkan Survey Wanita Indonesia 2011. Menerima Sertifikat Pengakuan
dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia untuk Peran Perusahaan dan Komitmen dalam Pemberdayaan
Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil melalui Corporate Social Responsibility
Program. Begitu banyak penghargaan yang diraih oleh perusahaan PT.
SMART ,Tbk yang memotivasi banyak mahasiswa untuk banyak belajar dan
ingin mengetahui lebih banyak tentang perusahaan tersebut.

III. TATA LAKSANA KEGIATAN

A. Waktu Pelaksanaan B. : Juli sampai dengan Agustus 2015


Nama Institusi Mitra : PT Sinar Mas Agro Resources and Technology
Tbk (PT SMART Tbk)
C. Alamat :
D. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan di lokasi magang antara lain :
a. Praktik Lapang
Praktik lapang dilakukan mahasiswa dengan cara turut aktif mengikuti
setiap kegiatan, meliputi :
1) Teknik budidaya tanaman tahunan
Teknik budidaya tanaman tahunan yang dilakukan di Perkebunan
PT. SMART, Tbk meliputi kegiatan di areal pembibitan, kegiatan di
areal tanaman belum menghasilkan dan kegiatan di areal tanaman
menghasilkan.
a) Kegiatan di Areal Pembibitan
Kegiatan di areal Pre nursery meliputi: penyiapan lahan
pembibitan, persiapan media tanam, pembuatan naungan dan pagar,
penanaman kecambah, pemasangan klerat, penyiraman,
pengendalian gulma, pemupukan, pembukaan naungan,
penyemprotan pestisida dan sensus atau sortir bibit.
Kegiatan di areal main nursery meliputi: persiapan lahan¸
pengisian polybag, penanaman, penyiraman, pemupukan,
pengendalian gulma, pemangkasan, pengikatan pelepah dan sortir
bibit.
b) Kegiatan di Areal Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Kegiatan praktek yang dilakukan diareal TBM diantaranya
konsolidasi, penyisipan, garuk piring, pembuatan tapak kuda,
penanaman kacangan (Leguminosa cover crop), pemupukan,
pengendalian hama penyakit serta pemeliharaan jalan, parit dan
drainase.

c) Kegiatan di Areal Tanaman Menghasilkan ( TM )


Kegiatan praktek yang dilakukan di areal TM antara lain :
Babat Anak Kayu, Garuk Piringan, Pemangkasan (Pruning),
Pemupukan, Kegiatan Pemotongan Pelepah Kelapa Sawit,
Pemberantasan Gulma, Pengendalian Hama dan Panen
2) Pemasaran
Kegiatan pemasaran yang dilakukan di perkebunan milik PT.
SMART, Tbk sorting, grading, pengolahan menjadi produk siap pakai,
pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan hasil produksi.
3) Melakukan analisis usaha
Analisis usaha yang dilakukan di perkebunan milik PT. SMART,
Tbk meliputi analisis laba/ rugi dan analisis Break Event Point
(BEP).Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dari usaha yang
telah dijalankan sehingga dapat mengembangkan usaha tersebut.
b. Pengumpulan Data
1) Observasi / survey lapang
Observasi secara langsung dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap kondisi institusi mitra selama kegiatan
magang dilakukan antara lain mengenai permasalahan yang dihadapi,
solusi dalam pemecahan permasalahan tersebut, dan hal-hal lain yang
relevan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan magang.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menanyakan secara langsung hal-
hal yang berhubungan dengan institusi mitra seperti kondisi institusi
mitra, permasalahan yang dihadapi, strategi yang dijalankan dan hal-
hal lain yang relevan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan magang.
3) Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan gambar terhadap
kegiatan yang dilakukan di institusi tempat magang. Selain itu, dapat
dilakukan dengan pencatatan data-data yang relevan, meliputi data
iklim, topografi, keadaan tanah luas areal, sejarah singkat perusahaan,
dan struktur organisasi.
4) Studi Pustaka
Studi pustaka baik melalui buku ataupun referensi internet
dilakukan sebagai pendukung dan penunjang serta pembanding dari
apa yang telah didapatkan melalui seluruh kegiatan magang.
IV. PERENCANAAN AKTIVITAS MAGANG

Kegiatan magang mahasiswa yang dilakukan, dialokasikan pada kegiatan-


kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan budidaya, manajemen produksi dan
manajemen pemasaran.
Tabel 1.Rencana Kegiatan Magang Mahasiswa
Minggu ke
No Kegiatan
I II III IV V VI VII VIII
1. Orientasi
Pengamatan tempat
serta penyelesaian
administrasi
2. Sensus Komoditi
Tanaman

3. Praktik Lapang
Pengolahan Media
Tanam
Pembibitan
Perawatan
Pemanenan
4. Pasca Panen
Penyimpanan
Sortasi dan Grading
Pengemasan
Pemasaran
5. Pengumpulan Data

Data Produksi
Data Pemasaran
DAFTAR PUSTAKA

Lay The Chong 2006. Integrated Pest Management of Leaf-Eating Caterpillars of


Oil Palms in Sabah. The Planter 7 (2) : 395 – 405.
Riwandi 2002. Rekomendasi Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Analisis
Tanah dan Tanaman. Jurnal Akta Vol 5. No 1. Hal 27-34 Jan-Jun 2002.
Sasrosayono S 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Setyamidjaja D 2006. Kelapa Sawit,Teknik Budidaya, Panen, Pengolahan.
Kanisius. Yogyakarta
Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan 2014. Statistik
perkebunan Indonesia 2004-2014: Kelapa Sawit (Oil Palm). Jakarta:
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan.
Barchia M 2007. Serapan N, P, K Dan Berat Tandan Buah Segar Sawit Pada
Tanah Mineral Masam Bengkulu. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia
3:295-299.
BAPPEDA KALTIM dan BPS KALTIM 2006. Kaltim Dalam Angka Publikasi
Elektronik. Samarinda: BPS KALTIM
Jakarta Future Exchange 2006. Olein. http://www.bbj-jfx.com/product. Diakses
pada tanggal 31 Januari 2015.
Syamsudin 2010. Membuat Sendiri Biodiesel. Yogyakarta : C.V Andi Offset
Adiwijaya 2013. Kandungan dan Manfaat Minyak Kelapa Sawit.
www.blogadiwijaya.com. Diakses pada tanggal 31 Januari 2015
Priyohadi Kuncahyo, Aguk Zuhdi M. Fathallah , Semin 2013. Analisis Prediksi
Potensi Bahan Baku Biodiesel Sebagai Suplemen Bahan Bakar Motor
Diesel di Indonesia. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-
3539 (2301-9271 Print) B-62
BBPPTP 2008. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit.BPPP. Jakarta. ISBN 978-979-
1415-32-3
Sunarko 2009. Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dalam Kemitraan.
Jakarta : Agromedia Pustaka
Suriah 2013. Tinjauan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Swadaya Masyarakat pada Lahan Gambut Kecamatan Bangko Pusako
Kabupaten Rokan Hilir. Jurnal Agroteknologi. Hal 1-14
Darlan NH, ES Sutartadan P Purba 2005. Penggunaan Bibit Kelapa Sawit Lewat
Umur. Warta PPKS. Vol. 13 (1):11-16.
FauziY, YE Widyastuti, I Satyawibawa, R Hartono 2002. Kelapa Sawit:
Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran.
Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.
Pahan I 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu
Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
2

LAMPIRAN
BIODATA MAHASISWA PESERTA KEGIATAN MAGANG
MAHASISWA

N Nama NIM Jurusan Alamat Rumah No. Telepon


o
2. Heni H0712093 Agroteknologi Dayu RT 01/ RW 087739163115
Purwanti 01, Gadingsari,
Sanden, Bantul,
Yogyakarta
4. Novialita H0712140 Agroteknologi Perum Ngasem Baru 085728564161
Herlina
Blok L6, RT 04/ RW
11, Colomadu,
Karanganyar

6. Usi Hanifah H0712181 Agroteknologi Perumahan UNS IV 085867717761


Triyagan Jl.
Rajawali No. 3, RT
01/ RW 08,
Mojolaban,
Sukoharjo
7. Via H0712182 Agroteknologi Jl. Elang RT 03/ RW 087734695217
Liesdiana 12, Desa Slarang,
Kesugihan, Cilacap

Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax. (0271) 637457. psw. 110
2

E mail: kmm_fp@uns.ac.id
2

Berdasarkan pertimbangan tersebut dan himbauan dari Fakultas Pertanian Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta untuk mengikuti kegiatan magang, penulis melaksanakan
magang di PT. Nusantara Sawit Persada dengan pertimbangan bahwa PT. Nusantara Sawit
Persada merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan. PT. Nusantara Sawit
Persada memiliki lahan yang cukup luas yang terletak di Kalimantan Tengah sehingga mampu
membuka lapangan pekerjaan baru yang menyerap tenaga kerja berpotensi dan
berpengalaman sehingga mampu mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan telah dicapai menunjukan bahwa
PT. Nusantara Sawit Persada telah mampu mengubah usaha kelapa sawit menjadi peluang
emas karena bisnis minyak kelapa sawit semakin berkembang dan menjanjikan. Permintaan
minyak kelapa sawit dunia yang terus meningkat membuat kinerja Perseroan semakin
membaik dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukan bahwa PT. Nusantara Sawit Persada layak
untuk menjadi tempat magang.

Anda mungkin juga menyukai