ABSTRACT
Public sphere is place of social life for citizens to make interaction one another through priciple of
democracy for common interest. It is living room of civil society whi c
hs tatec an t make
intervention. On contrary, it can control the existence of state. Public sphere of urban society in
reforms era faces minimalization. Collaboration between market, image building supported by
technology, as well as various mistic of Indonesia culture has succeded grabing and making our
public sphere narrower much more. At several cases, even though, there are still effords to
maximize public sphere as reflected by cases of resistence of civil society elements and non
government organizations over domination of state and market.
366
367 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.2, No.2, Juli Desember 2011
sederhana, ruang publik merupakan aktor di sini hanya "memakai" ruang publik
wilayah yang bebas dari dominasi negara, yang sudah ada dengan bantuan sumber-
tempat publik berpartisipasi dalam debat sumber dari luar mereka, yakni uang dan
publik berdasarkan prinsip kebersamaan kuasa. Partai politik dan asosiasi bisnis
(Hidayat, 2002). dalam masyarakat kita tercakup dalam
tipe kedua ini. Ruang publik macam inilah
yang dominan di dalam masyarakat yang
TIPE-TIPE RUANG PUBLIK menjalankan kesehariannya.
AS Hikam (1999:201) memberikan
Kita dapat memakai hasil analisis padanan pada ruang publik sebagai wilayah
Habermas untuk membedakan dua tipe publik (public sphere) yang bisa diartikan
ruang publik politis dalam masyarakat kita wilayah dimana masyarakat sebagai warga
(Hardiman, 2008).Tipe pertama-sebut saja negara memiliki akses penuh terhadap
"ruang publik autentik"-adalah ruang publik setiap kegiatan publik. Warga negara
yang terdiri atas proses komunikasi yang berhak melakukan kegiatan secara
diselenggarakan oleh institusi nonformal merdeka dalam menyampaikan pendapat,
yang mengorganisasikan dirinya sendiri. berserikat, berkumpul, serta menyiarkan
Komunikasi di sini terjalin secara penerbitan yang berkaitan dengan
horizontal, inklusif, dan diskursif. Para kepentingan umum. Habermas
aktor dalam tipe pertama ini berasal dari memasukkan dalam wilayah publik ini
publik itu sendiri, hidup dari kekuatan media massa, sekolah, gedung-gedung,
mereka sendiri, dan berpartisipasi dalam pertemuan umum parlemen dan lain-lain.
diseminasi, multiplikasi, dan proteksi Ruang publik menurut Calhoun
ruang publik. (2005:4) diartikan sebagai
Gerakan mahasiswa yang kapasitas/kesanggupan warga negara
mendorong reformasi adalah contoh tipe untuk berkomunikasi dengan satu dengan
pertama ini. Dalam gerakan inilah kita lainnya berupa pendidikan, wilayah publik
menyaksikan lahirnya ruang publik politis secara fisik, mendapatkan akses terhadap
di negeri kita.Para aktor ruang publik informasi yang mereka butuhkan .
autentik memiliki kepekaan atas bahaya- Terpenting adalah dapat membuat pilihan
bahaya yang mengancam hak-hak yang demokratis, persamaan dalam
komunikasi kita sebagai warga negara dan menyelesaikan masalah publik, kebebasan
menentang setiap upaya merepresi membuat perjanjian/ persetujuan dengan
kelompok-kelompok minoritas dan pihak lain, membentuk gerakan-gerakan
marjinal. Perkembangan ruang autentik ini sosial, terlibat dalam kebijakan publik.
akan banyak ditentukan oleh civic courage Terminologi ruang publik
dan civic friendship yang tumbuh di antara sebenarnya berbicara tentang seluruh isu-
warga negara. Ini tampak, misalnya, dalam isu tersebut serta hubungan antar isu
keberanian sebuah media menyiarkan, tersebut. Ruang publik berada pada
menerbitkan, atau menayangkan berita wilayah (space) komunikasi, rangkaian
yang menjadi hak publik untuk pembicaraan/ percakapan dan perdebatan
mengetahuinya, tetapi menohok banyak orang. Ia juga sebagai
kepentingan pemodal ataupun birokrasi: ukuran/dimensi penting dari masyarakat
dalam gerakan pemberantasan korupsi sipil. Masyarakat sipil tanpa ruang publik
misalnya. Multiplikasi aktor ataupun yang kuat menyebabkan kurangnya
lembaga yang memiliki civic virtues kesempatan rakyat berpartisipasi secara
seperti ini merupakan syarat pembentukan kolektif walaupun menyangkut isu-isu
ruang publik autentik. kebijakan yang spesifik. Ruang publik juga
Tipe kedua-"ruang publik tak berfungsi sebagai perantara integrasi
autentik"adalah kekuatan pengaruh atas sosial, bentuk solidaritas sosial, serta
keputusan para pemilih, konsumen, dan arena debat masyarakat. Rakyat bersatu
klien untuk memobilisasi loyalitas, daya tidak hanya berdasarkan kesamaan
beli, dan perilaku mereka lewat media budaya, tetapi disebabkan oleh adanya
massa. Berbeda dari yang pertama, para kesempatan mendiskusikan sebuah isu
publik akan menciptakan ruang publik yang dan kebijakan publik dapat disosialisasikan
maksimal. Sinergi antar individu dalam oleh organisasi sosial atau individu yang
masyarakat serta penciptaan suasana yang mengerti, karena disisi lain negara seolah
mendukung kualitas kepublikan (publicity) tidak terlalu peduli tentang hal tersebut.
mutlak diperlukan untuk mengikis sikap Di lain pihak terdapat minimalisme ruang
apatis dan kondisi yang menyebabkan publik, yang kemudian penulis beri istilah
turunnya kualitas uang publik. Atmosfer pat ol
ogir uang publ ik, akan ber dampak
kampus dengan diskusi-diskusi tentang semakin sempit dan menurunnya kualitas
fenomena aktual, hendaknya dapat ruang publik tersebut. Lebih lengkap dapat
ditularkan pada masyarakat sekitar. dilihat pada tabel berikut :
Pemahaman masyarakat tentang politik
Mengukur Tingkat Kepublikan Civil AAGN Ari Dwipayana & Nanang Indra
Society Pasca Reformasi memang Kurniawan, Perkuliahan Seminar
diperlukan kesabaran dan penelitian yang Politik Indonesia Kontemporer (Civil
mendalam, karena banyak faktor dan kasus Society), program S2 Ilmu Politik, sesi
yang mesti dilihat dan dipelajari. tgl 14 & 21 Maret 2008
Setidaknya yang coba penulis uraikan Chandhoke, Neera (1995) The State and
adalah ternyata ada kecendrungan di era Civil Society, Exploration in Political
reformasi ini terjadi minimalisasi ruang Theory (New Delhi; Sage Publication
publik di dalam masyarakat perkotaan. India Pvt. Ltd,) terjemahan : Yuliana,
Indikasi ini didukung oleh pembentukan ISTAWA Jogja
citra oleh pasar, yang ditunjang oleh
Cohen, Jean L & Andrew Arato (1992),
kemajuan tekhnologi yang menyebabkab
Civil Society & Political Theory,
apatisme sikap masyarakat. Tetapi kondisi
Massachussets, MIT Press
ini dapat berubah jika masyarakat
dihadapkan oleh permasalahan besar yang Culla, Adi Suryadi (2006) Rekonstruksi Civil
mencakup kebutuhan hidup mereka, misal Society LP3ES
isu kenaikan harga BBM. Walaupun isu ini Diamond, Larry (2003) Developing
hanya di perjuangkan oleh sebagian Democracy toward consolidation.
mahasiswa dan rakyat kecil yang nyata Yogyakarta: IRE Press
terkena dampaknya. Kaum borjuis (dalam Diktat Mata Kuliah Masyarakat Sipil,
andangan Marx) dan kaya yang ada di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol
negeri ini ternyata tak terpengaruh dengan UGM
isu ini. Gellner, Ernest (1995) Membangun
Pada level yang lain, misalnya pada masyarakat Sipil, Prasyarat Menuju
wilayah pedesaan , mistifikasi masih Kebebasan, terjemahan Ilyas Hasan
relevan untuk membungkam kepekaan Bandung , Mizan
publik terhadap isu-isu bersama.
Penyebabnya mungkin adalah patron-klien Hadiwinata, Bob Sugeng (2005) Civil
dan feodalisme yang kendal karena Society, Pembangun dan Perusak
kolonialisme yang lama berlangsung. Demokrasi, Jurnal Isipol UGM, volume
Pemujaan terhadap tokoh-tokoh tertentu 9 No 1
dengan bumbu-bumbu mistik, telah Hiday at,Dedy Nur( 2002) Publik Sphere
menyebabkan kondisi kognitif publik dan Hak Memperoleh Informasidal am
tereliminir untuk berfikir kritis. Walaupun Forum Inovasi, Vol. II, Maret-Mei 2002,
demikian, masih ada beberapa kasus pada Jakarta
beberapa tempat yang mengindikasikan Hikam, Muhammad AS (1999) Demokrasi
adanya maksimalisasi ruang publik. dan Civil Society, LP3ES, Jakarta
Masyarakat berpartisipasi, aktif berdiskusi Piliang, Yasraf Amir (2006) Minimalisme
dan memperjuangkan hak mereka. Kasus- Ruang Publik dalam buku Republik
kasus perlawanan masyarakat dan LSM Tanpa Ruang Publik, RE Press,
terhadap dominasi negara dan pasar dapat Yogyakarta
dijadikan contoh.
Shigetomi, Shinichi (2002) The State &
NGOs Perspective from Asia, ISEAS
Singapore
Wi diar ti
, Wi dy a( 2008) Makal ah Aliansi
Meratus, refleksi menyelamatkan
Lingkungans es iper kuliahan Semi nar
Civil Society, 4 April 2008