Anda di halaman 1dari 6

RUANG PUBLIK PASCA ERA REFORMASI

Robi Cahyadi Kurniawan

Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan


FISIP Universitas Lampung

ABSTRACT

Public sphere is place of social life for citizens to make interaction one another through priciple of
democracy for common interest. It is living room of civil society whi c
hs tatec an t make
intervention. On contrary, it can control the existence of state. Public sphere of urban society in
reforms era faces minimalization. Collaboration between market, image building supported by
technology, as well as various mistic of Indonesia culture has succeded grabing and making our
public sphere narrower much more. At several cases, even though, there are still effords to
maximize public sphere as reflected by cases of resistence of civil society elements and non
government organizations over domination of state and market.

Key Word: public sphere, society, market, state

PENDAHULUAN practice. Habermas mengangkat obrolan di


coffe house (Inggris) abad 18, salon
Konsep public sphere pada awalnya (Prancis) dan tichgesllschaften (Jerman)
bermula dari sebuah esai Jurgen Habermas sebagai ruang publik. Disitulah forum yang
pada tahun 1962 berjudul The Structural ideal tempat berbagai gagasan
Transformation of The Public Sphere. didiskusikan secara terbuka. Komentar-
Dalam esai tersebut, Habermas melihat komentar yang ada dalam berbagai
perkembangan wilayah sosial yang bebas pemberitaan diperdebatkan. Pada
dari sensor dan dominasi. Wilayah itu akhirnya, opini yang tercipta mampu
disebutnyas ebagaipublic sphere,y akni mengubah berbagai bentuk hubungan dan
semua wilayah yang memungkinkan struktur sosial kemasyarakatan baik di
kehidupan sosial kita untuk membentuk kalangan kaum aristrokrasi maupun
opini publik yang relatif bebas. Ini lingkungan bisnis pada umumnya. Ruang
merupakan sejarah praktek sosial, politik publik seperti ini menurut Granham,
dan budaya yakni praktek pertukaran bertujuan membebaskan diri dari pengaruh
pandangan yang terbuka dan diskusi kekuasaan gereja maupun negara
mengenai masalah-masalah kepentingan (Heryanto, 2007).
sosial umum. Penekanannya mengenai Ruang publik (public sphere),
pembentukan kepekaan (sense of public), menurut Habermas (1993), adalah arena
sebagai praktik sosial yang melekat secara yang berada didalam komunitas ekonomi
budaya. Orang-orang yang terlibat di dan negara. Di ruang itu, publik bisa
dalam percakapan public sphere adalah menjalankan diskusi rasional, membentuk
orang-orang privat bukan orang dengan opini , serta melakukan pengawasan
kepentingan bisnis atau profesional bukan terhadap pemerintah. Dari konsep tersebut
pula pejabat atau politikus tersirat adanya pengawasan publik melalui
(Heryanto,2007). sebuah ruang publik, seperti media massa
Ruang publik yang dipahami dan forum diskusi, yang relatif berada
Habermas bukanlah prinsip yang abstrak diluar jangkauan intervensi pemerintah
melainkan sebuah konsep yang praktis, ataupun penetrasi kepentingan ekonomi
tepatnya culturally-embedded social pasar. Dalam konteks yang lebih umum dan

366
367 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.2, No.2, Juli Desember 2011

sederhana, ruang publik merupakan aktor di sini hanya "memakai" ruang publik
wilayah yang bebas dari dominasi negara, yang sudah ada dengan bantuan sumber-
tempat publik berpartisipasi dalam debat sumber dari luar mereka, yakni uang dan
publik berdasarkan prinsip kebersamaan kuasa. Partai politik dan asosiasi bisnis
(Hidayat, 2002). dalam masyarakat kita tercakup dalam
tipe kedua ini. Ruang publik macam inilah
yang dominan di dalam masyarakat yang
TIPE-TIPE RUANG PUBLIK menjalankan kesehariannya.
AS Hikam (1999:201) memberikan
Kita dapat memakai hasil analisis padanan pada ruang publik sebagai wilayah
Habermas untuk membedakan dua tipe publik (public sphere) yang bisa diartikan
ruang publik politis dalam masyarakat kita wilayah dimana masyarakat sebagai warga
(Hardiman, 2008).Tipe pertama-sebut saja negara memiliki akses penuh terhadap
"ruang publik autentik"-adalah ruang publik setiap kegiatan publik. Warga negara
yang terdiri atas proses komunikasi yang berhak melakukan kegiatan secara
diselenggarakan oleh institusi nonformal merdeka dalam menyampaikan pendapat,
yang mengorganisasikan dirinya sendiri. berserikat, berkumpul, serta menyiarkan
Komunikasi di sini terjalin secara penerbitan yang berkaitan dengan
horizontal, inklusif, dan diskursif. Para kepentingan umum. Habermas
aktor dalam tipe pertama ini berasal dari memasukkan dalam wilayah publik ini
publik itu sendiri, hidup dari kekuatan media massa, sekolah, gedung-gedung,
mereka sendiri, dan berpartisipasi dalam pertemuan umum parlemen dan lain-lain.
diseminasi, multiplikasi, dan proteksi Ruang publik menurut Calhoun
ruang publik. (2005:4) diartikan sebagai
Gerakan mahasiswa yang kapasitas/kesanggupan warga negara
mendorong reformasi adalah contoh tipe untuk berkomunikasi dengan satu dengan
pertama ini. Dalam gerakan inilah kita lainnya berupa pendidikan, wilayah publik
menyaksikan lahirnya ruang publik politis secara fisik, mendapatkan akses terhadap
di negeri kita.Para aktor ruang publik informasi yang mereka butuhkan .
autentik memiliki kepekaan atas bahaya- Terpenting adalah dapat membuat pilihan
bahaya yang mengancam hak-hak yang demokratis, persamaan dalam
komunikasi kita sebagai warga negara dan menyelesaikan masalah publik, kebebasan
menentang setiap upaya merepresi membuat perjanjian/ persetujuan dengan
kelompok-kelompok minoritas dan pihak lain, membentuk gerakan-gerakan
marjinal. Perkembangan ruang autentik ini sosial, terlibat dalam kebijakan publik.
akan banyak ditentukan oleh civic courage Terminologi ruang publik
dan civic friendship yang tumbuh di antara sebenarnya berbicara tentang seluruh isu-
warga negara. Ini tampak, misalnya, dalam isu tersebut serta hubungan antar isu
keberanian sebuah media menyiarkan, tersebut. Ruang publik berada pada
menerbitkan, atau menayangkan berita wilayah (space) komunikasi, rangkaian
yang menjadi hak publik untuk pembicaraan/ percakapan dan perdebatan
mengetahuinya, tetapi menohok banyak orang. Ia juga sebagai
kepentingan pemodal ataupun birokrasi: ukuran/dimensi penting dari masyarakat
dalam gerakan pemberantasan korupsi sipil. Masyarakat sipil tanpa ruang publik
misalnya. Multiplikasi aktor ataupun yang kuat menyebabkan kurangnya
lembaga yang memiliki civic virtues kesempatan rakyat berpartisipasi secara
seperti ini merupakan syarat pembentukan kolektif walaupun menyangkut isu-isu
ruang publik autentik. kebijakan yang spesifik. Ruang publik juga
Tipe kedua-"ruang publik tak berfungsi sebagai perantara integrasi
autentik"adalah kekuatan pengaruh atas sosial, bentuk solidaritas sosial, serta
keputusan para pemilih, konsumen, dan arena debat masyarakat. Rakyat bersatu
klien untuk memobilisasi loyalitas, daya tidak hanya berdasarkan kesamaan
beli, dan perilaku mereka lewat media budaya, tetapi disebabkan oleh adanya
massa. Berbeda dari yang pertama, para kesempatan mendiskusikan sebuah isu

ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825


Robi CK; Ruang Publik Pasca Era Reformasi 368

dengan sesama mereka ,walaupun ada keberadaan negara. Apabila Habermas


perbedaan diantara mereka. mencontohkan kafe, salon dan tempat
Berdasarkan uraian-uraian yang umum sebagai contoh, maka diabad
telah tertulis sebelumnya, penulis millenium saat ini pengertian ruang publik
mencoba menggabungkan pengertian dari semaki nl uas,tidak hanya ruangdal am
ruang publik sebagai tempat kehidupan arti fisik yang dapat berinteraksi secara
sosial warga negara untuk berinterakasi langsung. Merambah juga ruang non-
satu sama lain melalui prinsip demokrasi fisik, seperti media massa; televisi, radio
untuk kepentingan bersama. Ruang gerak dan koran, bahkan internet dan handphone
masyarakat tanpa diintervensi oleh negara telah masuk kedalam pengertian yang
bahkan mampu untuk mengawasi baru.

Tabel 1. Keragaman Arti Ranah Publik


Bahasan Cakupan
Social Capital Jaringan trust , resiprositas
Public Service keamanan, pendidikan, kesehatan, jalan, lingkungan sekitar
Public Goods kebutuhan umum
Public Space ruang/ wadah/ tempat bertemu untuk berbincang, diskusi &
debat
Public Culture bahasa, sikap, selera, perilaku, civility
Interaksi antara 3 pilar , negara (pemerintah), pasar (modal) dan
masyarakat ( individu, keluarga, kelompok)
Sumber : Herry Priyono, 2006, Diktat Mata Kuliah Masyarakat Sipil, Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fisipol UGM

RUANG PUBLIK DI INDONESIA public sphere), selanjutnya tingkat


kepublikan yang maksimal dan semakin
Berbicara tentang ruang publik baik akan mendekati ruang publik yang
tidakt erlepasdar ikons epsitempatat au ideal (ideal public sphere).
wadah y ang dapat di ukur dar iv ariabel Maksimalisasi dan minimalisasi
kualitas/tingkat kepublikan (publicity), ruang publik sangat ditentukan oleh relasi
yang bertugas menampung berbagai kuasa dalam sebuah masyarakat. Semakin
entitas; seperti kelompok, komunitas, dominan negara dan pasar maka semakin
persatuan, kumpulan dengan bermacam minimal ruang publik, demikian pula
kepentingan. Fluktualisasi (naik-turun, sebaliknya semakin demokratis sebuah
besar-kecil) ruang publik dipengaruhi oleh masyarakat serta semakin intens sebuah
sifat lentur (fleksibilitas) dirinya untuk debat publik maka semakin maksimal
menampung berbagai bentuk kepentingan ruang publik. Adapun strategi yang dipakai
publik. Semakin besar daya serapnya untuk meningkatkan derajat kepublikan
semakin baik kualitas kepublikan, semakin diantaranya melalui kebijakan publik, re-
kecil daya serapnya maka semakin buruk edukasi public agency dan re-edukasi CSO
kualitas kepublikan ruang publik itu. (Civil Society Organization).
Konsep ini kemudian memunculkan bentuk Relasi kuasa yang menentukan
ruang publik maksimal dan ruang publik maksimal dan minimal-nya suatu ruang
minimal (Piliang, 2006:1-3). publik, konsep ruang publik yang diadopsi
Pertanyaan yang diajukan penulis dari pemikiran barat terlebih dari buah
pada pendahuluan paper ini, coba penulis pikir Habermas dipengaruhi oleh cara
urai berdasarkan penelusuran dan pandang liberalisme. Terlihat dari variabel
pengukuran terhadap ruang publik yang digunakan yaitu negara , pasar dan
berbasiskan konsepsi tentang masyarakat serta interkoneksi diantara
maksimalisasi dan minimalisasi ruang ketiganya. Dominasi negara terhadap
publik. Maksimalisasi dan minimalisasi masyarakat, dominasi pasar terhadap
ruang publik menurut Piliang (2006:1-3) masyarakat, atau kolaborasi keduanya
disebut sebagai ruang publik riil (real yang melemahkan masyarakat ternyata

ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825


369 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.2, No.2, Juli Desember 2011

melemahkan ruang publik kita. Penulis untuk melindungi hutan lindung-nya


mencoba mencontohkan keadaan sebagai tempat tinggal dan sumber
masyarakat kita setelah kenaikan harga kehidupan di provinsi Kalimantan Selatan.
BBM bulan Mei silam. Negara dengan Kolaborasi berbagai LSM dan masyarakat
berbagai alasan telah mengorbankan ini telah menggagalkan sebuah kebijakan
rakyat, dan juga didukung oleh pasar. publik (perda provinsi). Peningkatan
Respon pasar dengan menaikkan harga kapasitas dan bobot LSM menurut
barang dan jasa, sehingga semakin sulit pendapat penulis hendaknya lebih
bagi rakyat untuk memenuhi kebutuhan dikuatkan pada sisi hukum dan
dasarnya. pendalaman proses kebijakan publik.
Dilain pihak memang ada posisi- Disamping memperkuat basis keilmuan
posisi tertentu dimana masyarakat lebih serta pengalaman para penggiat LSM, serta
dominan dari negara dan pasar. Kasus Aceh banyak berguru pada pengalaman berbagai
dan Papua dengan kekhususannya kasus yang melibatkan negara dan pasar.
(otonomi) sebagai sebuah gambaran Dilain pihak seperti yang diteliti
kemenangan civil society dengan ruang oleh Yumiko Sakai2, keberadaan NGO/ LSM
publiknya, munculnya kebijakan perda di Indonesia memang menjadi lebih baik
syariah dan Majelis Rakyat Papua (MRP) dimasa reformasi, bila dibandingkan
sebagai keinginan rakyat telah menekan hubungan antar keduanya dimasa Suharto
negara. Munculnya kebijakan-kebijakan dan Sukarno. Sakai berpendapat NGO di
publik yang berorientasi kepada rakyat Indonesia lebih fleksibel dalam pengertian
(walau persentasenya kecil) telah area aktivitas, kebiasaan berhadapan
menunjukkan maksimalisasi ruang publik dengan pemerintah dan periode
pada ranah tertentu. Misal, undang-undang pekerjaan. Dibandingkan dengan tidak
tentang kebebasan pers, revisi Undang- konsistennya pemerintah melakukan
Undang Nomer 32 Tentang Pemerintahan kontrol terhadap keberadaan NGO.
Daerah yang memperbolehkan calon Penjelasan Sakai ini penulis anggap
perseorangan. sebagai salah satu poin untuk menjelaskan
Reedukasi public agency, sebagai keberadaan LSM yang dipandang oleh
strategi lain dapat digunakan. Penulis pemerintah sebagai alat untuk tujuan
berpandangan bahwa agen-agen publik politik dan ekonomi aktor didalamnya.
dapat diberdayakan melalui pendidikan- Menjelaskan kondisi ruang publik di
pendidikan khususnya dalam bidang politik Indonesia pasca reformasi dapat kita
untuk meningkatkan kepekaan serta daya bedah dengan indikator dari variabel besar
kritis mereka terhadap fenomena negara, ruang publik maksimal, penyebab dan
pasar dan masyarakat. Bila dapat faktor yang mendukungnya. Maksimalisasi
dicontohkan misalnya adalah dalam bidang ruang publik dipengaruhi oleh :a). Ranah
partisipasi, sikap kritis pada kebijakan (tempat) untuk mewadahi / menampung
publik serta pemecahan masalah publik ekspresi kepentingan publik; b). Ekosistem
secara bersama-sama. yang memberi ruang untuk tumbuhnya
Reedukasi CSO, dalam hal ini LSM keberadaban (modal sosial, model
dan NGO di Indonesia diperlukan untuk ekonomi, pembangunan politik) dari
lebih meningkatkan daya tawar publik masyarakat; c). Keberadaban publik yang
teradap negara. Bentuk asosiasi atau akan mendorong penguatan demokrasi; d).
organisasi resmi seperti LSM/NGO dan Kondisi ruang publik yang mampu
Ornop terbukti lebih efektif dalam rangka menampung dan menciptakan kesepakatan
perlawanan rakyat terhadap negara dan tentang kepentingan publik.
pasar. Kemenangan masyarakat Meratus 1
terhadap negara dan kerakusan pasar, Faktor tempat, ekosistem,
keberadaban publik dan kondisi ruang
1
Disampaikan Maulidya Widiarti dalam presentase
2
ma kalahAl i a
nsiMe r
atus
,reflek sime nyelama t
k an Yumiko Sakai, dalam The State & NGOs
Lingku ng a
ns esipe
rkul
iaha
nSe mi narCivilSoc i
e t
y, Perspective from Asia, Edited by Shinichi Shigetomi
4 April 2008. ISEAS Singapore,2002. hal 162-173.

ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825


Robi CK; Ruang Publik Pasca Era Reformasi 370

publik akan menciptakan ruang publik yang dan kebijakan publik dapat disosialisasikan
maksimal. Sinergi antar individu dalam oleh organisasi sosial atau individu yang
masyarakat serta penciptaan suasana yang mengerti, karena disisi lain negara seolah
mendukung kualitas kepublikan (publicity) tidak terlalu peduli tentang hal tersebut.
mutlak diperlukan untuk mengikis sikap Di lain pihak terdapat minimalisme ruang
apatis dan kondisi yang menyebabkan publik, yang kemudian penulis beri istilah
turunnya kualitas uang publik. Atmosfer pat ol
ogir uang publ ik, akan ber dampak
kampus dengan diskusi-diskusi tentang semakin sempit dan menurunnya kualitas
fenomena aktual, hendaknya dapat ruang publik tersebut. Lebih lengkap dapat
ditularkan pada masyarakat sekitar. dilihat pada tabel berikut :
Pemahaman masyarakat tentang politik

Tabel 2. Minimalisasi ruang publik


No Fenomena Indikasi
ruang publik dibangun oleh tindakan tanpa landasan
1 Pendangkalan pengetahuan, filosofis dan moral melainkan oleh
strategi populer
2 Komodifikasi pen-dominasian ruang publik oleh kaum borjuis-
kapitalis disemua sektor
3 Banalitas perayaan segala sesuatu yang tidak
penting/esensial/bermakna, (di media publik)
Meluasnya peran tekhnologi digital & virtual sbg
4 Virtualitas saluran komunikasi & interaksi global
(memanipulasi/rekayasa citra realitas)
5 runtuhnya batas-batas yang memisahkan ruang
Transparansi publik dan ruang pribadi (private sphere) akibat
perkembangan tekhnologi
kecendrungan hilangnya prinsip moral dalam
ruang publik , digantikan oleh pemutarbalikan/
6 Immoralitas permainan moral (immorality); ditandai dengan:
a) lenyapnya rasa malu, b) hilangnya rasa
tanggung jawab, c) ironi sosial
7 Mitologisasi/ Mistifikasi pendominasian ruang publik oleh berbagai
mitos dan mistik
Sumber : Piliang, 2006

Ketujuh fenomena diatas sudah permasalahan-permasalahan publik.


mulai kita rasakan dalam kehidupan Kolaborasi pasar, penciptaan image
keseharian kita. Pengaruh globalisasi dan didukung oleh tekhnologi dan berbagai
pasar bebas telah membuat frame berfikir mistik yang masih kuat dalam budaya
kita hanya menikmati sesuatu dan Indonesia telah berhasil setidaknya
berusaha mendapatkan sesuatu yang merebut dan mempersempit ruang publik
sedang menjadi trend. Peran pasar vital kita. Berkurangnya ruang-ruang pertemuan
dalam membentuk kondisi kognitif seperti dan diskusi tentang publik, dari level
ini. Dilain pihak kemajuan teknologi sudah keluarga, RT, RW dan kelurahan akibat
mulai mempengaruhi pola hidup kita, kesibukan individu, selain apatisme juga
maraknya berbagai program ditelevisi, ikut berperan.
game di komputer, pemakaian handphone,
chatting dan surving di internet semakin
menjauhkan kita pada dunia nyata.
Remaja dan angkatan usia produktif lebih
banyak menghabiskan waktunya dalam
kesenangan duniawi ini, yang cenderung
hedonis, dan bersikap apatis terhadap

ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825


371 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.2, No.2, Juli Desember 2011

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

Mengukur Tingkat Kepublikan Civil AAGN Ari Dwipayana & Nanang Indra
Society Pasca Reformasi memang Kurniawan, Perkuliahan Seminar
diperlukan kesabaran dan penelitian yang Politik Indonesia Kontemporer (Civil
mendalam, karena banyak faktor dan kasus Society), program S2 Ilmu Politik, sesi
yang mesti dilihat dan dipelajari. tgl 14 & 21 Maret 2008
Setidaknya yang coba penulis uraikan Chandhoke, Neera (1995) The State and
adalah ternyata ada kecendrungan di era Civil Society, Exploration in Political
reformasi ini terjadi minimalisasi ruang Theory (New Delhi; Sage Publication
publik di dalam masyarakat perkotaan. India Pvt. Ltd,) terjemahan : Yuliana,
Indikasi ini didukung oleh pembentukan ISTAWA Jogja
citra oleh pasar, yang ditunjang oleh
Cohen, Jean L & Andrew Arato (1992),
kemajuan tekhnologi yang menyebabkab
Civil Society & Political Theory,
apatisme sikap masyarakat. Tetapi kondisi
Massachussets, MIT Press
ini dapat berubah jika masyarakat
dihadapkan oleh permasalahan besar yang Culla, Adi Suryadi (2006) Rekonstruksi Civil
mencakup kebutuhan hidup mereka, misal Society LP3ES
isu kenaikan harga BBM. Walaupun isu ini Diamond, Larry (2003) Developing
hanya di perjuangkan oleh sebagian Democracy toward consolidation.
mahasiswa dan rakyat kecil yang nyata Yogyakarta: IRE Press
terkena dampaknya. Kaum borjuis (dalam Diktat Mata Kuliah Masyarakat Sipil,
andangan Marx) dan kaya yang ada di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol
negeri ini ternyata tak terpengaruh dengan UGM
isu ini. Gellner, Ernest (1995) Membangun
Pada level yang lain, misalnya pada masyarakat Sipil, Prasyarat Menuju
wilayah pedesaan , mistifikasi masih Kebebasan, terjemahan Ilyas Hasan
relevan untuk membungkam kepekaan Bandung , Mizan
publik terhadap isu-isu bersama.
Penyebabnya mungkin adalah patron-klien Hadiwinata, Bob Sugeng (2005) Civil
dan feodalisme yang kendal karena Society, Pembangun dan Perusak
kolonialisme yang lama berlangsung. Demokrasi, Jurnal Isipol UGM, volume
Pemujaan terhadap tokoh-tokoh tertentu 9 No 1
dengan bumbu-bumbu mistik, telah Hiday at,Dedy Nur( 2002) Publik Sphere
menyebabkan kondisi kognitif publik dan Hak Memperoleh Informasidal am
tereliminir untuk berfikir kritis. Walaupun Forum Inovasi, Vol. II, Maret-Mei 2002,
demikian, masih ada beberapa kasus pada Jakarta
beberapa tempat yang mengindikasikan Hikam, Muhammad AS (1999) Demokrasi
adanya maksimalisasi ruang publik. dan Civil Society, LP3ES, Jakarta
Masyarakat berpartisipasi, aktif berdiskusi Piliang, Yasraf Amir (2006) Minimalisme
dan memperjuangkan hak mereka. Kasus- Ruang Publik dalam buku Republik
kasus perlawanan masyarakat dan LSM Tanpa Ruang Publik, RE Press,
terhadap dominasi negara dan pasar dapat Yogyakarta
dijadikan contoh.
Shigetomi, Shinichi (2002) The State &
NGOs Perspective from Asia, ISEAS
Singapore
Wi diar ti
, Wi dy a( 2008) Makal ah Aliansi
Meratus, refleksi menyelamatkan
Lingkungans es iper kuliahan Semi nar
Civil Society, 4 April 2008

ADMINISTRATIO ISSN : 2087-0825

Anda mungkin juga menyukai