Jurnal Terapi Kesepian PDF
Jurnal Terapi Kesepian PDF
PADA LANSIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Psikologi
Oleh:
SARI HAYATI
051301068
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GANJIL, 2009/2010
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
LEMBAR PERNYATAAN
Sari Hayati
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh
dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Dukungan sosial adalah suatu
dorongan atau bantuan seperti kenyamanan dan perhatian, yang diberikan oleh orangorang disekitar individu yang sedang mengalami kesulitan, agar individu tersebut
merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai. Kesepian adalah suatu perasaan
tidak menyenangkan disebabkan adanya ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang
diharapkan dengan kenyataan kehidupan interpersonalnya akibat terhambat atau
berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang.
Jumlah sampel penelitian ini adalah 60 orang lansia, yang terdiri dari 36 orang
(60%) lansia pria dan 24 orang (40%) lansia wanita. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan Simple Random Sampling. Data dikumpulkan melalui dua buah
skala yaitu skala dukungan sosial yang disusun peneliti berdasarkan dimensi dari
Orford (1992) dan skala kesepian yang disusun peneliti berdasarkan dimensi dari
Wrightsman (1993). Skala dukungan sosial memiliki nilai reliabilitas koefisien alpha
()=0.874 dan skala kesepian memiliki nilai reliabilitas koefisien alpha ()=0.906.
Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan analisa
regresi. Hasil penelitian ini ada pengaruh signifikan dukungan sosial terhadap
kesepian pada lansia. Dukungan sosial memberikan sumbangan efektif sebesar
13.7%.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
ABSTRACT
The aim of this research is to know the influence of social support toward
loneliness in older adult. Loneliness is an unpleasant feeling caused by an unmatched
relation between social relationship wanted by someone and reality in interpersonal
life that are caused by the decreased of social relationship that someone has.
The total of sample is 60, which consist of 36 (60%) men and 24 (40%)
women. The sampling technique used is sample random sampling.
The data was collected through two scales that consist of social support based
on Orford dimension (1992), and loneliness based on Wrightsman dimension (1993).
Social support scale has reliability ()=0.874 and loneliness scale has reliability
()=0.906.
Data obtained in this research is processed with regression linearity. The
result of this research indicate that there is a significant influence of social support
toward loneliness in old adult. Social support contribute effectively for 13.7%.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
KATA PENGANTAR
Syukur yang tak pernah henti, peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas semua
karunia dan keindahan yang telah diberikan-Nya, umur yang panjang, kesehatan,
waktu dan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi untuk
memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana jenjang strata satu (S-1) di
Fakultas Psikologi Sumatera Utara dengan judul : Pengaruh dukungan sosial terhadap
kesepian pada lansia.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. S (K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Chairul Yoel, Sp.A(K) selaku Dekan Fakultas Psikologi.
3. Kak Liza Marini, M.Psi yang telah banyak membantu dan membimbing, juga
dalam
memberi
saran-saran
serta
kesabaran
kepada
saya
dalam
merampungkan penelitian ini hingga selesai. Maaf kak kalau selama ini
banyak merepotkan kakak.
4. Ibu Rika Eliana, Msi selaku dosen pembimbing akademik yang bersedia
meluangkan waktunya selama masa perkuliahan untuk membimbing saya.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
5. Bapak Ferry Novliadi M.Si selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktunya buat membimbing saya.
6. Ibu Ika Sari Dewi, S.psi, psi selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktunya buat membimbing saya.
7. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi USU atas segala ilmu dan
bantuannya selama perkuliahan dan seluruh staf pegawai Fakultas Psikologi
USU yang telah membantu penulis baik selama masa perkuliahan maupun
dalam penyelesaian skripsi.
8. Mama dan ayah tercinta yang telah memberikan doa dan kasih sayangnya
yang tak pernah henti demi keberhasilan anaknya. InsyaAllah ananda akan
terus berjuang membuat Mama dan ayah bangga.
9. Keluarga besar Binjai dan Banda Aceh, juga Anggi dan bang Fajar yang telah
memberikan dukungan, doa, bantuan dan semangat dalam mengerjakan
skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan skripsi, Dewi, Eca, Ayu, Yefri, Acid dll. Masamasa stres skripsi tidak akan lebih indah tanpa kebersamaan kita.
11. My Best Friends Ever ; Tiwi dan Elvina yang selalu penuh tawa dan tidak
pernah berhenti menyusahkan. Kita akan terus bersama sampai akhir.
12. Buat teman-teman kampus, Noni, Diah, Ema, Qorin khususnya angkatan 05,
kalian semua terlalu berharga dalam hidup walau lebay-nya buat ga tahan.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
13. Buat teman-teman yang jauh, Leni, Jimah, Susan, Putri, Dina, Uud, Bg Ari,
semangat dan perhatian kalian walaupun dari jauh sangat berarti.
14. Pak Is, Pak Aswan, Bg Hendra, Bg sono, Kak Dian, Kak Ari, Kak Devi.
Makasih ya pak, bang, dan kakak atas bantuan yang memudahkan selesainya
skripsi ini.
15. Bg Fajar tersayang, terimakasih untuk cinta, kasih, semangat, dan
penantiannya selama ini.
16. Dan banyak lagi pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi
ini tapi tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terima kasih
banyak.
Seluruh skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh
karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penelitian ini agar menjadi
lebih baik lagi. Akhirnya kepada Allah jua penulis berserah diri. Semoga penelitian
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Medan, 2009
Sari Hayati
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .............................................................................................
Daftar Isi
................................................................................................... iv
PENDAHULUAN ....................................................................
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
82
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Penjelasan Kesepian berdasarkan Atribusi Penyebab .................... 24
Tabel 2. Distribusi aitem skala kesepian sebelum uji coba ........................... 46
Tabel 3. Distribusi aitem skala dukungan sosial sebelum uji coba................. 47
Tabel 4. Distribusi aitem skala dukungan sosial setelah uji coba................... 50
Tabel 5. Distribusi aitem skala dukungan sosial pada saat penelitian............ 52
Tabel 6. Distribusi aitem skala kesepian setelah uji coba..
52
Tabel 16. Skor empirik dan skor hipotetik variabel dukungan sosial ............. 66
Tabel 17. Kategorisasi data dukungan sosial ................................................. 66
Tabel 18. Gambaran kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin .................... 67
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1: Gambaran linearitas dukungan sosial dengan kesepian........................... 60
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A
1. Skala Tryout.....................................................................................................
82
2. Skala Penelitian................................................................................................
96
Lampiran C
1. Uji Normalitas Sebaran.................................................................................
118
119
3. Uji Hipotesa...................................................................................................
121
123
124
Lampiran B
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
128
131
BAB I
PENDAHULUAN
beberapa kondisi khas yang menyebabkan perubahan pada lansia, diantaranya adalah
tumbuhnya uban, kulit yang mulai keriput, penurunan berat badan, tanggalnya gigi
geligi sehingga mengalami kesulitan makan. Selain itu juga muncul perubahan yang
menyangkut kehidupan psikologis lansia, seperti perasaan tersisih, tidak dibutuhkan
lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru, misalnya penyakit yang tidak
kunjung sembuh atau kematian pada pasangan. Hal ini didukung oleh pernyataan
Hurlock (1980) yang juga menjelaskan dua perubahan lain yang harus dihadapi
lansia, yaitu perubahan sosial dan perubahan ekonomi. Perubahan sosial meliputi
perubahan peran dan meninggalnya pasangan atau teman-teman. Perubahan ekonomi
menyangkut ketergantungan secara finansial pada uang pensiun dan penggunaan
waktu luang sebagai seorang pensiunan (dalam Puspita Sari, 2002).
Lansia yang mengalami perubahan-perubahan dalam kehidupannya cenderung
menimbulkan anggapan bahwa lansia sudah tidak produktif lagi, sehingga perannya
dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan semakin berkurang dan secara emosional
menjadi kurang terlibat. Bahkan masih ada anggota masyarakat yang beranggapan
bahwa lansia adalah orang yang tidak berguna bahkan kadang dirasakan sebagai suatu
beban (Martini, Adiyanti, & Indiati, 1993).
Hal ini juga terjadi pada lansia dilingkungan keluarga sebagai komponen
masyarakat terkecil. Pada umumnya lansia menikmati hari tuanya di lingkungan
keluarga. Hal ini sesuai dengan nilai budaya yang ada, dimana orang tua yang telah
berusia lanjut harus dihormati, dihargai dan dibahagiakan. Bahkan dalam tuntutan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
agama, orang yang lebih muda dianjurkan untuk menghormati dan bertanggung
jawab atas kesejahteraan orang yang lebih tua, khususnya orang tua sendiri
(Departemen Sosial Republik Indonesia, 1997). Rumah tangga orang timur tetap
memberikan tempat terhormat kepada orang-orang tua dan secara pribadi mengurus
segala keperluan mereka, bahkan sampai kebutuhan terakhir yaitu perlengkapan
untuk pemakaman (Bradbury & Wilbun, 1987). Akan tetapi terdapat pula lansia yang
tidak tinggal dengan keluarga, khususnya dengan anak-anak mereka. Hal ini
dikarenakan anak-anak tumbuh dan berkembang dengan mandiri serta meninggalkan
rumah dan hidup terpisah dengan orang tua (Gunarsa, 2004).
Keterpisahan tersebut dapat menimbulkan masalah psikologis tersendiri pada
orang tua. Leangle dan Probst (2002), menjelaskan bahwa masalah psikologis akibat
keterpisahan orang tua dengan anggota keluarga yang dicintai, misalnya anak,
merupakan masalah yang relatif sering terjadi,dan kompleksitas masalahnya akan
semakin rumit jika orang tua tersebut adalah lansia. Hal ini didukung dengan
penelitian Rawlins dan Spencer (2002), yang menemukan bahwa anak perempuan
selain pasangan merupakan faktor penting bagi kesejahteraan kalangan lansia.
Apabila anak perempuan tersebut meninggalkan orang tua dan hidup terpisah dari
keluarga, orang tua kemungkinan besar harus kehilangan orang yang merawat diri
mereka (dalam Gunarsa, 2004). Hurlock (1999), juga menambahkan bahwa wanita
lansia lebih dapat menyesuaikan diri dengan keterpisahan ini dibandingkan dengan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
pria lansia. Hal ini dikarenakan telah terbentuknya suatu hubungan yang terjalin
antara anak dengan orang tua sejak anak lahir.
Masalah keterpisahan tersebut memicu perasaan kesepian pada lansia, dimana
kesepian akan semakin meningkat ketika pasangan dari lansia meninggal dunia. Van
Baarsen (2002), menyatakan bahwa kesepian pada lansia lebih mengacu pada
kesepian dalam konteks sindrom sarang kosong, dimana kesepian yang muncul
diakibatkan kepergian anak-anak untuk hidup terpisah dengan mereka dan juga akibat
dari kepergian pasangan hidup untuk kembali pada Sang Pencipta. Keterpisahan
dengan anggota keluarga, atau lebih spesifik dengan anak-anak, terlebih lagi ketika
keluarga tidak mampu untuk mengurus, mengharuskan mereka pada akhirnya tinggal
dipanti werdha atau dipanti jompo. Seecara bertahap keadaan ini dapat menimbulkan
perasaan hampa pada diri lansia dan semakin menambah perasaan kesepian yang
mereka alami (dalam Gunarsa, 2004). Hal ini didukung oleh penelitian dari Mishra,
Bagga, Nalini, Chadha & Kanwar (dalam Mishra, 2004), yang menemukan bahwa
lansia yang tinggal disuatu institusi menderita kesepian dan merasa tidak puas karena
terpisah dari keluarga dan komunitas yang lebih luas. Mereka juga menemukan
bahwa lansia yang tinggal dalam suatu institusi merasa lebih kesepian daripada yang
tidak tinggal dalam suatu institusi yang diakibatkan juga karena kurangnya dukungan
sosial yang mereka terima.
Akan tetapi tidak hanya itu, ternyata para lansia yang masih tinggal dengan
anak-anak atau dengan keluarganya juga sering mengalami kesepian. Jadi dapat
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
dikatakan bahwa kesepian pada lansia tidak hanya dikarenakan hidup terpisah dengan
anak dan tinggal dipanti werdha. Hal ini dijelaskan oleh Afida dkk (2000), bahwa
kesepian juga bisa terjadi pada lansia dikarenakan pola keluarga yang semakin
mengarah pada pola keluarga inti (nuclear family), dimana anak-anak begitu sibuk
dengan masalahnya sendiri dan mengakibatkan anak-anak secara tidak langsung
kurang memperdulikan keberadaannya serta jalinan komunikasi antara orang tua
dengan anak juga semakin berkurang. Kemudian inilah yang membuat lansia merasa
tersisih, tidak lagi dibutuhkan peranannya sebagai anggota keluarga, dan kemudian
memicu hadirnya perasaan kesepian walaupun masih berada di lingkungan keluarga.
Fenomena yang terlihat dilapangan semakin memperjelas bahwa lansia yang
tidak tinggal dipanti jompo juga merasakan kesepian. Dari pengamatan dan
wawancara awal, dapat terlihat para lansia merasa kesepian karena kurang
diperhatikan oleh keluarga. Perasaan kesepian tersebut semakin bertambah ketika
fisik mereka menurun, karena lansia tersebut tidak bisa terlalu beraktifitas untuk
mengurangi atau menghilangkan perasaan kesepian yang dialami.
Ini terbukti dari hasil wawancara dengan seorang lansia, Ibu SH berusia 68
tahun yang tinggal dengan anaknya :
Kadang saya merasa ada yang mengganjal yaSaya tahu anak saya tinggal
sama saya karena belum punya rumah. Tapi ya Cuma karena ituDia lebih
mengurus suaminya dari pada saya. Ga pernah dengan kata saya lagi, tapi ya
namanya anak juga anak kitaTerimalah (Komunikasi personal, 3 juni
2009)
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Kesepian sendiri adalah suatu keadaan mental dan emosional yang terutama
dicirikan oleh adanya perasaan terasing dan kurangnya hubungan yang bermakna
dengan orang lain (Bruno, 2000). Wrightsman (1993) juga menambahkan bahwa
kesepian merupakan pengalaman subjektif dan tergantung pada intepretasi individu
terhadap suatu kejadian. Kesepian tersebut pada dasarnya mengacu pada
ketidaknyamanan subjektif yang dirasakan seseorang ketika beberapa kriteria penting
dari hubungan sosial terhambat atau tidak terpenuhi. Kekurangan tersebut dapat
bersifat kuantitatif (tidak memiliki teman seperti yang diinginkan) dan bersifat
kualitatif seperti merasa bahwa hubungan sosial yang dibinanya bersifat seadanya
atau kurang memuaskan (Peplau & Perlman dalam Taylor, Peplau & Sears, 2000).
Pada saat mengalami kesepian, individu akan merasa dissatisfied (tidak puas),
deprivied (kehilangan), dan distressed (menderita). Hal ini tidak berarti bahwa
kesepian tersebut sama di setiap waktu. Individu yang berbeda bisa saja memiliki
perasaan kesepian yang berbeda pada situasi yang berbeda pula (Lopata dalam Brehm
et al, 2002). Banyak penelitian yang menemukan bahwa kesepian dapat menyebabkan
seseorang mudah terserang penyakit, depresi, bunuh diri, bahkan sampai pada
kematian pada lansia (Ebersole, Hess, & Touhy, 2005). Oleh karena itu, kesepian
merupakan suatu hal yang sangat ditakuti oleh lansia.
Beyene, Becker, & Mayen (2002) menjelaskan bahwa ketakutan akan
kesepian merupakan gejala yang amat dominan terjadi pada lansia. Kondisi ketakutan
tersebut memiliki kadar yang berbeda, meskipun begitu secara khas hal tersebut
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari dukungan sosial. Hal tersebut tentu saja
diperkuat berdasarkan dari berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian
terkait langsung dengan keterbatasan dukungan sosial. Fessman dan Lester (2000)
menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan prediktor bagi munculnya kesepian.
Maksudnya disini adalah individu yang memperoleh dukungan sosial terbatas lebih
berpeluang mengalami kesepian, sementara individu yang memperoleh dukungan
sosial yang lebih baik tidak terlalu merasa kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan
pentingnya dukungan sosial dikalangan lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian
tersebut (dalam Gunarsa, 2004).
Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang
diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan. Dukungan sosial ini lebih
mengarah pada variabel tingkat individual, merupakan sesuatu yang dimiliki tiap
orang dan dapat di ukur dengan pertanyaan tertentu. Tingkat dukungan sosial ini
tergantung pada kebiasaan seseorang atau kemampuan sosial seseorang. Konstruk ini
dapat diukur dengan mengetahui aspek dukungan sosial yang diterima dari orang lain,
sehingga akhirnya muncul beberapa asumsi. Asumsi pertama menyatakan bahwa
dukungan sosial mengukur aspek eksternal dari komunitas seseorang. Asumsi kedua
menganggap dukungan sosial sebagai karakteristik dari jaringan komunitas dan tidak
bersifat individual (Orford, 1992). Sarafino (2006), juga menambahkan bahwa
dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan
yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
dapatkan dari anggota keluarga seperti anak-anak mereka karena berbagai kondisi
dan kesibukan.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa dukungan sosial ternyata
mempengaruhi kesepian yang terjadi pada lansia. Bergerak dari teori dan fenomena
diatas, maka peneliti tertarik untuk melihat seberapa besar pengaruh dukungan sosial
terhadap kesepian pada lansia.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk memudahkan penelitian, maka perlu dirumuskan masalah apa yang
menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini peneliti mencoba merumuskan masalah
penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut yaitu Seberapa besar
pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat besarnya pengaruh dukungan
sosial terhadap kesepian pada lansia.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian
ini
pengembangan
diharapkan
ilmu
dapat
psikologi,
memberi
khususnya
manfaat
bidang
dalam
Psikologi
b.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
: Landasan Teori
Bab ini berisi uraian teori yang menjadi acuan dalam pembahasan
masalah. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teori tentang kesepian, kebutuhan berafiliasi, dan lansia. Dalam Bab
ini juga akan dikemukakan hubungan antara kesepian dengan
kebutuhan berafiliasi pada lansia serta hipotesa penelitian.
BAB III
: Metodologi Penelitian
Bab ini berisi uraian yang menjelaskan mengenai identifikasi
variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sampel dan
metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, validitas
dan reliabilitas alat ukur, serta metode analisis data yang digunakan
untuk mengolah hasil data penelitian.
Bab IV
Bab V
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DUKUNGAN SOSIAL
1. Pengertian Dukungan Sosial
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
a. Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental adalah dukungan berupa bantuan dalam bentuk nyata
atau dukungan material. Dukungan ini mengacu pada penyediaan bendaSari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
bahwa dia dihargai dan diterima. Dimana harga diri seseorang dapat
ditingkatkan dengan mengkomunikasikan kepadanya bahwa ia bernilai dan
diterima meskipun tidak luput dari kesalahan.
d. Dukungan Emosi
Dukungan emosi adalah dukungan yang berhubungan dengan hal yang
bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi atau ekspresi. Tolsdorf
dan Wills (dalam Orford, 1992), menjelaskan bahwa tipe dukungan ini lebih
mengacu kepada pemberian semangat, kehangatan, cinta, kasih dan emosi.
Leavy (dalam Orford, 1992) menyatakan dukungan sosial sebagai perilaku
yang memberi perasaan nyaman dan membawa individu percaya bahwa dia
dikagumi, dihargai, dicintai dan bahwa orang lain memberi perhatian dan rasa
nyaman.
e. Dukungan Integrasi Sosial
Dukungan integrasi sosial adalah perasaan individu sebagai bagian dari
kelompok. Cohen & Wills (dalam Orford, 1992), menyatakan dukungan ini
dapat berupa menghabiskan waktu bersama-sama dalam aktivitas, juga
melakukan rekreasi di waktu senggang. Dukungan ini dapat mengurangi stress
dengan memenuhi kebutuhan afiliasi dan kontak dengan orang lain membantu
mengalihkan perhatian seseorang dari masalah yang mengganggu serta
memfasilitasi suatu suasana hati yang positif. Barren dan Ainlaiy (dalam
Orford, 1992), juga menambahkan bahwa dukungan ini dapat meliputi
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
membuat
lelucon,
membicarakan
minat,
melakukan
kegiatan
yang
mendatangkan kesenangan.
3. Model Kerja Dukungan Sosial
Dukungan sosial akan mempengaruhi individu tergantung pada ada atau
tidaknya tekanan dalam kehidupan individu. Tekanan tersebut dapat berasal dari
individu itu sendiri atau dari luar dirinya untuk menghindari gangguan baik secara
fisik dan psikologis. Individu membutuhkan orang lain disekitarnya untuk memberi
dukungan guna memperoleh kenyamanannya. Menurut Sarafino (2006) ada dua
model teori untuk mengetahui bagaimana dukungan ini bekerja dalam diri individu.,
yaitu :
a. The buffering hypothesis
Menurut teori ini, dukungan sosial melindungi individu dengan melawan
efek-efek negatif dari tingkat stres yang tinggi, yaitu dengan dua cara
berikut :
1) Ketika individu menghadapi stressor yang kuat, seperti krisis
keuangan, maka individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi
menjadi kurang melihat situasi tersebut sebagai situasi yang penuh
stres, bila dibandingkan dengan individu dengan tingkat dukungan
sosial yang rendah. Individu dengan tingkat dukungan sosial yang
tinggi dapat berharap bahwa seseorang yang dikenal individu akan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
dari pasangan hidup, orang tua, saudara, tetangga, dan termasuk teman sejawat
(Prawitasari, 1994).
B. KESEPIAN
1. Pengertian Kesepian
Kesepian diartikan oleh de Jong Gierveld (1987) sebagai suatu situasi dimana
jumlah atau kuantitas dari hubungan yang ada lebih kurang daripada hubungan yang
diinginkan, ataupun suatu situasi dimana keintiman yang diharapkan tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada (dalam Gierveld & Havens, 2004).
Menurut pendapat Robert Weiss (dalam Santrock, 2003), kesepian merupakan
reaksi dari ketiadaan jenis-jenis tertentu dari suatu hubungan. Wrightsman (1993)
mengemukakan bahwa kesepian merupakan pengalaman subjektif dan tergantung
pada intepretasi individu terhadap suatu kejadian. Kaasa (1998) mendefinisikan
kesepian sebagai perasaan subyektif dan negatif yang berhubungan dengan
pengalaman seseorang akibat dari berkurangnya hubungan sosial yang dimilikinya.
Sementara Archibald, Bartholomew, dan Marx (dalam Baron & Byrne, 2000)
menyatakan bahwa kesepian adalah reaksi emosi dan kognisi karena memiliki
hubungan yang sedikit dan tidak memuaskan dari yang diharapkannya.
Peplau dan Perlman menyimpulkan tiga elemen dari definisi kesepian yaitu :
a. Merupakan pengalaman subyektif, yang mana tidak bisa diukur dengan
observasi sederhana.
b. Kesepian merupakan perasaan yang tidak menyenangkan.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
3. Penyebab Kesepian
Menurut Brehm et al (2002) terdapat empat hal yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami kesepian, yaitu :
a. Ketidakadekuatan dalam hubungan yang dimiliki seseorang
Menurut Brehm et al (2002), hubungan seseorang yang tidak adekuat akan
menyebabkan seseorang tidak puas akan hubungan yang dimilikinya. Ada banyak
alasan seseorang merasa tidak puas dengan hubungan yang dimilikinya tersebut.
Rubenstein dan Shaver (1982) menyimpulkan beberapa alasan yang banyak
dikemukakan oleh orang kesepian, yaitu sebagai berikut :
1) Being unattached : tidak memiliki pasangan, tidak memiliki partner
seksual, berpisah dengan pasangan atau kekasihnya.
2) Alienation : merasa berbeda, merasa tidak dimengerti, tidak dibutuhkan
dan tidak memiliki teman dekat.
3) Being alone : pulang ke rumah tanpa ada yang menyambut, atau bisa
dikatakan selalu sendiri.
4) Forced isolation : dikurung di dalam rumah, dirawat inap di rumah sakit,
tidak bisa kemana-kemana.
5) Dislocation : jauh dari rumah (merantau), memulai pekerjaan atau sekolah
baru, sering pindah rumah, sering melakukan perjalanan.
Kelima kategori ini dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya. Being
unattached, alienation dan being alone disebabkan oleh karakteristik individu yang
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
sudah mapan orang tersebut akan dihadapkan pada kebutuhan yang besar
akan sesuatu hubungan yang memiliki komitmen secara emosional.
c. Self-esteem
Kesepian berhubungan dengan self-esteem yang rendah. Orang yang memiliki
self-esteem yang rendah cenderung merasa tidak nyaman pada situasi yang beresiko
secara sosial. Dalam keadaan seperti ini orang tersebut akan menghindari kontakkontak sosial tertentu secara terus menerus yang akan berakibat pada kesepian.
d. Perilaku interpersonal
Perilaku interpersonal akan menentukan keberhasilan individu dalam
membangun hubungan yang diharapkan. Dibandingkan dengan orang yang tidak
mengalami kesepian, orang yang mengalami kesepian akan menilai orang lain secara
negatif, tidak begitu menyukai orang lain, tidak mempercayai orang lain,
mengintepretasi tindakan orang lain secara negatif, dan cenderung berpegang pada
sikap-sikap yang bermusuhan. Orang yang mengalami kesepian juga cenderung
terhambat dalam keterampilan sosial, cenderung pasif bila dibandingkan dengan
orang yang tidak mengalami kesepian, ragu-ragu dalam mengekspresikan pendapat di
depan umum, cenderung tidak responsif, tidak sensitif secara sosial, dan lambat
membangun keintiman dalam hubungan yang dimilikinya dengan orang lain. Perilaku
ini akan membatasi kesempatan seseorang tersebut untuk bersama dengan orang lain
dan memiliki kontribusi terhadap pola interaksi yang tidak memuaskan (Perlman,
Saks & Krupart, dalam Brehm et al, 2002).
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
e. Atribusi penyebab
Menurut pandangan Peplau dan Perlman (dalam Brehm et al, 2002), perasaan
kesepian muncul sebagai kombinasi dari adanya kesenjangan hubungan sosial pada
individu ditambah dengan atribusi penyebab. Atribusi penyebab dibagi atas
komponen internal-eksternal dan stabil-tidak stabil. Penjelasan dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 1
Penjelasan Kesepian Berdasarkan Atribusi Penyebab
Penyebab
Kestabilan
Internal
Eksternal
Stabil
Saya kesepian karena saya Orang-orang
disini
tidak dicintai. Saya tidak tidak menarik. Tidak
satupun dari mereka
akan pernah dicintai.
yang mau berbagi.
Saya rasa saya akan
pindah.
Tidak Stabil
Saya kesepian saat ini, tapi Semester
pertama
tidak akan lama. Saya akan memang selalu buruk,
menghentikannya dengan saya yakin segalanya
pergi dan bertemu orang akan menjadi baik di
baru.
waktu yang akan
datang.
Sumber : Shaver & Rubeinstein (dalam Brehm et al, 2002)
Tabel diatas menunjukkan bahwa individu yang memandang kesepian secara
internal dan stabil menganggap dirinya adalah penyebab kesepian sehingga individu
lebih sulit untuk keluar dari perasaan kesepian tersebut. Individu yang memandang
kesepian secara internal dan tidak stabil menganggap kesepian yang dialaminya
hanya bersifat sementara dan berkeinginan menemukan orang lain untuk mengatasi
kesepian yang dialaminya. Individu yang memandang kesepian secara eksternal dan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
yaitu ditakutkan atau dikejutkan oleh seseorang atau sesuatu (sesuatu yang
buruk akan terjadi), (4) Tidak punya harapan, yaitu tidak mempunyai
pengalaman, tidak menunjukkan harapan, (5) Merasa ditinggalkan, yaitu
ditinggalkan atau dibuang seseorang, serta (6) Mudah mendapat kecaman atau
kritik, yaitu mudah dilukai baik secara fisik maupun emosional.
b. Impatient Boredom (tidak sabar dan bosan)
Impatient boredom adalah rasa bosan yang tidak tertahankan, jenuh, tidak
suka menunggu lama, dan tidak sabar. Beberapa indikator impatient boredom
seperti (1) Tidak sabar, yaitu menunjukkan perasaan kurang sabar, sangat
menginginkan sesuatu, (2) Bosan, yaitu merasa jemu, (3) Ingin berada
ditempat lain, yaitu seseorang yang merasa dirinya ditempat yang berbeda dari
tempat individu tersebut berada saat ini, (4) Kesulitan, yaitu khawatir atau
cemas dalam menghadapi suatu keadaan, (5) Sering marah, yaitu filled with
anger, serta (6) Tidak dapat berkonsentrasi, yaitu tidak mempunyai keahlian,
kekuatan, atau pengetahuan dalam memberikan perhatian penuh terhadap
sesuatu.
c. Self-Deprecation (mengutuk diri sendiri)
Self-deprecation yaitu suatu perasaan ketika seseorang tidak mampu
menyelesaikan masalahnya, mulai menyalahkan serta mengutuk diri sendiri.
Indikator self-deprecation diantaranya (1) Tidak atraktif, yaitu suatu perasaan
ketika seseorang tidak senang atau tidak tertarik terhadap suatu hal, (2)
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Terpuruk, yaitu sedih yang mendalam, lebih rendah dari sebelumnya, (3)
Bodoh, yaitu menunjukkan kurangnya inteligensi yang dimiliki, (4) Malu,
yaitu menunjukkan perasaan malu atau keadaan yang sangat memalukan
terhadap sesuatu yang telah dilakukan, serta (5) Merasa tidak aman, yaitu
kurangnya kenyamanan, tidak aman.
d. Depression (depresi)
Depression merupakan tahapan emosi yang ditandai dengan kesedihan yang
mendalam, perasaan bersalah, menarik diri dari orang lain, serta kurang tidur.
Indikator depression seperti (1) Sedih, yaitu tidak bahagia atau menyebabkan
penderitaan, (2) Depresi, yaitu murung, muram, sedih, (3) Hampa, yaitu tidak
mengandung apa-apa atau tidak memiliki nilai atau arti, (4) Terisolasi, yaitu
jauh dari orang lain, (5) Menyesali diri, yaitu perasaan kasihan atau simpati
pada diri sendiri, (6) Melankolis, yaitu perasaan sedih yang mendalam dan
dalam waktu yang lama, (7) Mengasingkan diri, yaitu menjauhkan diri
sehingga menyebabkan seseorang tidak bersahabat, serta (8) Berharap
memiliki seseorang yang spesial, yaitu individu mengharapkan memiliki
seseorang yang dekat dengannya dan lebih intim.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesepian
Tidak ada orang yang kebal terhadap kesepian, tetapi beberapa orang
memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami kesepian (Taylor, Peplau, &
Sears, 2000). Menurut Brehm (2002) beberapa orang rentan terhadap kesepian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
dan beberapa orang yang lain tidak. Perbedaan ini berkaitan dengan usia,
status perkawinan, dan juga gender. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a. Usia
Usia tua dan kesepian merupakan gambaran stereotipe yang umum pada
lansia. Banyak orang yang menganggap bahwa semakin tua seseorang, maka
akan
semakin
merasa kesepian.
untuk
tidak
secara tegas bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan oleh
stereotipe peran gender yang berlaku dalam masyarakat. Berdasarkan
stereotipe peran gender, pengekspresian emosi kurang sesuai bagi laki-laki
bila dibandingkan dengan perempuan.
d. Status sosial ekonomi
Weiss (dalam Brehm et al, 2002) melaporkan fakta bahwa individu dengan
tingkat penghasilan rendah cenderung mengalami kesepian lebih tinggi
dibandingkan individu dengan penghasilan tinggi.
e. Dukungan sosial
Ada berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung
dengan keterbatasan dukungan
sosial.
Fessman dan
Lester
(2000)
meninggalnya orang tua, individu yang ketika berusia muda meninggal orang
tuanya akan memiliki tingkat kesepian yang tinggi. Tapi hal ini tidak berlaku
pada individu yang orang tuanya meninggal ketika masih kanak-kanak.
C. LANSIA
1. Pengertian Lansia
Masa lansia adalah periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun
yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah masa penyesuaian diri atas
berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menata kembali kehidupan, masa pensiun dan
penyesuaian diri dengan peran-peran sosial (Santrock, 2006). Usia tua merupakan
periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana
seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan,
atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat (Hurlock, 1999). Papalia (2004)
membagi masa lansia kedalam tiga kategori yaitu :
a. Orang tua muda (young old)
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
usia yang sangat tua (very old age) (usia 75 tahun sampai meninggal dunia) (Newman
& Newman, 2006).
Sementara batasan usia lansia manurut WHO meliputi : lanjut usia (elderly),
antara 60 sampai 74 tahun ; lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun ; usia
sangat tua (very old), diatas 90 tahun (dalam Ismayadi, 2004). Pemerintah Indonesia
dalam hal ini Departemen Sosial memberikan pengertian bahwa lansia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, yang kemudian membaginya
kedalam 2 kategori yaitu usia lanjut potensial dan usia lanjut non potensial. Usia
lanjut potensial adalah usia lanjut yang memiliki potensi dan dapat membantu dirinya
sendiri bahkan membantu sesamanya. Sedangkan usia lanjut non potensial adalah
usia lanjut yang tidak memperoleh penghasilan dan tidak dapat mencari nafkah untuk
mencukupi kebutuhannya sendiri (Departemen Sosial RI & Direktorat Jendral Bina
Keluarga Sosial, 1997).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masa lansia merupakan
periode terakhir dalam rentang kehidupan manusia, yang dimulai pada usia 60 tahun
dan berakhir dengan kematian, yang ditandai dengan berkurangnya kekuatan dan
kesehatan serta masa pensiun.
2. Tugas Perkembangan Lansia
Hurlock (1999) mengatakan bahwa sebagian besar tugas perkembangan lansia
lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan
orang lain. Adapun tugas perkembangan lansia adalah :
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
3. Ciri-ciri Lansia
Menurut Hurlock (1999), periode lansia sama dengan seperti periode lainnya
dalam rentang kehidupan seseorang, ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis
tertentu. Efek-efek tersebut menentukan, apakah pria atau wanita lansia akan
melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk. Adapun ciri-ciri lansia adalah :
a. Lansia merupakan periode kemunduran.
Kemunduran yang terjadi pada lansia berupa kemunduran fisik dan juga
mental. Kemuduran tersebut sebagian datang dari faktor fisik dan sebagian lagi dari
faktor psikologis. Penyebab kemunduran fisik merupakan suatu perubahan pada selsel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua. Penyebab
kemunduran psikologis karena sikap tidak senang terhadap diri sendiri, ornag lain,
pekerjaan, dan kehidupan pada umumnya.
b. Perbedaan individual pada efek menua.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
tidak menyenangkan, diberi tanda sebagai orang yang tidak menyenangkan oleh
berbagai media massa. Pendapat klise masyarakat tentang lansia adalah pria dan
wanita yang keadaan fisik dan mentalnya loyo, sering pikun, jalan membungkuk, dan
sulit hidup bersama orang lain
e. Sikap sosial terhadap lansia.
Pendapat klise tentang lansia mempunyai pengaruh yang besar terhadap
sikap
sosial
terhadap
lansia.
Kebanyakan
pendapat
klise
tersebut
tidak
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
muda dalam berbagai bidang tertentu, dan sikap sosial terhadap lansia tidak
menyenangkan.
h. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri lanjut usia.
Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi individu lansia, tampak
dalam cara orang memperlakukan lansia, maka tidak heran lagi kalau banyak individu
lansia mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan. Hal ini cenderung
diwujudkan dalam bentuk perilaku yang buruk. Lansia yang pada masa lalunya sulit
dalam menyesuaikan diri cenderung untuk semakin jahat ketimbang mereka yang
dalam menyesuaikan diri pada masa lalunya mudah dan menyenangkan.
i. Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat pada lansia.
Status kelompok-minoritas yang dikenakan pada individu lansia secara
alami telah membangkit keinginan untuk tetap muda selama mungkin dan ingin
dipermuda apabila tanda-tanda menua tampak. Berbagai cara-cara kuno, obat yang
manjur untuk segala penyakit, zat kimia, tukang sihir dan ilmu gaib digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Kemudian timbul orang-orang yang bisa membuat orang
tetap awet muda, yang dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk mengubah lansia
menjadi muda lagi.
4. Perubahan-perubahan Pada Lansia
Menurut Hutapea (2005), perubahan-perubahan yang dialami oleh lansia
adalah :
a. Perubahan fisik
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
oleh mereka yang tadinya memiliki hubungan emosional yang amat dekat (Gunarsa,
2004).
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
cukup bahagia dengan keadaan tersebut, tapi ada pula yang merasa kesepian
(Prawitasari, 1994).
Kesepian merupakan kondisi yang sering mengancam kehidupan para orang
tua, khususnya lansia, dimana kesepian ini tidak semata-mata muncul akibat
kesendirian fisik atau ketidakberadaan orang lain di sekeliling hidup seseorang, tetapi
juga akibat perasaan ditinggalkan, khususnya oleh mereka yang tadinya memiliki
hubungan emosional yang amat dekat. Kesepian pada lansia lebih mengacu pada
kesepian dalam konteks sindrom sarang kosong, dimana kesepian yang muncul
diakibatkan kepergian anak-anak untuk hidup terpisah dengan mereka dan juga akibat
dari kepergian pasangan hidup untuk kembali kepada Sang Pencipta (Gunarsa, 2004).
Peplau dan Perlman menyimpulkan tiga elemen dari definisi kesepian yaitu :
merupakan pengalaman subyektif, yang mana tidak bisa diukur dengan observasi
sederhana, kesepian merupakan perasaan yang tidak menyenangkan, secara umum
merupakan hasil dari kurangnya atau terhambatnya hubungan sosial (dalam Deaux,
Dane dan Wrightsman, 1993). Pada saat mengalami kesepian, individu akan merasa
dissatisfied (tidak puas), deprivied (kehilangan), dan distressed (menderita). Banyak
pula penelitian yang menemukan bahwa kesepian dapat menyebabkan seseorang
mudah terserang penyakit, depresi, bunuh diri, bahkan sampai menyebabkan
kematian pada lansia (Ebersole, Hess, & Touhy, 2005). Untuk itu, kesepian
merupakan suatu hal yang sangat ditakuti oleh lansia.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
F. HIPOTESA PENELITIAN
Hipotesa penelitian ini adalah ada pengaruh negatif dukungan sosial terhadap
kesepian pada lansia.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas
: Dukungan Sosial
Variabel tergantung
: Kesepian
dekat, tetangga, saudara, anak, keluarga, dan masyarakat sekitar) kepada individu
yang sedang mengalami kesulitan, agar individu tersebut merasa dicintai,
diperhatikan, dihargai dan bernilai.
Dukungan sosial dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan
alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan empat bentuk dukungan sosial yang
dikemukakan oleh Orford (1992) yaitu : dukungan instrumental, dukungan
informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosi, dan dukungan integral
sosial. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala dukungan sosial
yang diberikan, artinya semakin tinggi dukungan sosial yang didapatkannya.
Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala dukungan
sosial yang diberikan, artinya semakin rendah dukungan sosial yang didapatkannya.
2. Kesepian
Kesepian merupakan suatu perasaan tidak menyenangkan karena memiliki
hubungan yang sedikit dan tidak memuaskan serta adanya ketidaksesuaian antara
hubungan sosial yang diharapkan dengan hubungan sosial pada kenyataan akibat
terhambat atau berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang.
Kesepian dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan alat ukur
berupa skala yang disusun berdasarkan perasaan-perasaan ketika kesepian yang
dikemukakan oleh Wrightsman (1993), yaitu desperation, impatient-boredom, selfdeprecation, dan depression. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
skala kesepian yang diberikan, artinya semakin tinggi perasaan kesepian yang
dimilikinya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala
kesepian yang diberikan, artinya semakin rendah perasaan kesepian yang dimilikinya.
Para lansia yang berusia 60 tahun keatas, hal ini disesuaikan dengan
dimulainya seseorang memasuki usia lanjut. Selain itu Pemerintah Indonesia
dalam hal ini Departemen Sosial memberikan batasan bahwa lansia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
b.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
yang tidak lagi memiliki pasangan yang menjadi seorang janda atau duda
(Peters, 1997)
c.
60 orang. Menurut Gay (1976), 30 subjek sudah merupakan ukuran minimum yang
dapat diterima untuk tipe penelitian korelasional (dalam Sevilla et al, 1993). Azwar
(2006) juga menambahkan bahwa jumlah sampel lebih dari 60 orang sudah cukup
banyak.
sampai 1 untuk aitem yang mendukung (favorable), sedangkan untuk aitem tidak
mendukung (unfavorable) bergerak dari 1 sampai 4.
Penyusunan skala kesepian dalam penelitian ini didasarkan pada empat jenis
perasaan kesepian yang dikemukakan oleh Wrightsman (1993) dengan blue print
pada Tabel 2 berikut :
Dimensi
Desperation
Impatient
Boredom
Self Deprecation
Depression
TOTAL
Komponen Kesepian
Favorable
Unfavorable
1, 2, 5, 6, 26,
3, 4, 30, 31, 51,
27, 28, 29, 53,
52
54, 55, 56
9, 10, 32, 33,
7, 8, 11, 12, 34,
36, 37, 57, 58,
35, 60
59, 61, 62
13, 14, 17, 40,
15, 16, 38, 39,
41, 63, 64, 65,
42
66, 67
18, 21, 22, 25, 19, 20, 23, 24,
44, 45, 48, 49,
43, 46, 47, 50,
68, 69, 70, 71,
74,
72, 73, 75
48
27
Total
18
Bobot
(%)
24 %
18
24 %
15
20 %
24
32 %
75
100 %
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
oleh peneliti berdasarkan empat bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh
Orford (1992).
Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategori aitem
yaitu aitem yang mendukung dan aitem yang tidak mendukung serta menyediakan
empat alternatif jawaban yang terdiri dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai
(TS), sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4
sampai 1 untuk aitem yang mendukung (favorable), sedangkan untuk aitem tidak
mendukung (unfavorable) bergerak dari 1 sampai 4.
Penyusunan skala kesepian dalam penelitian ini didasarkan empat bentuk
dukungan sosial yang dikemukakan oleh Orford (1992) dengan blue print pada Tabel
3 berikut :
Tabel. 3 Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba
No.
Bentuk
Komponen Dukungan Sosial
Total
Bobot
(%)
Favorable
Unfavorable
1
Dukungan
1, 6, 12, 27, 38 16, 21, 28, 33,
10
20 %
Instrumental
43
2
Dukungan
2, 13, 22, 34, 44 7, 17, 29, 39, 50
10
20 %
Informasional
3
Dukungan
18, 22, 30, 35,
3, 8, 14, 24, 45
10
20 %
Penghargaan
40
4
Dukungan Emosi 9, 15, 31, 41, 46 4, 19, 25, 36, 47
10
20 %
5
Dukungan
5, 10, 26, 37, 48 11, 20, 32, 42,
10
20 %
Intergral Sosial
49
TOTAL
25
25
50
100 %
Sebelum diberikan pada subjek penelitian, alat ukur terlebih dahulu diseleksi
dengan melihat validitas, uji daya beda aitem, serta reliabilitas.
1. Validitas alar ukur
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2004).
Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat
ukur berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi (content
validity). Suryabrata (2008) menyatakan bahwa validitas isi ditegakkan pada langkah
telaah dan revisi butir pertanyaan/pernyataan, berdasarkan pendapat profesional
(professional judgement). Sementara menurut Danim (2007) menyatakan kalaupun
rumusan instrumen dibuat sesuai dengan isi yang dikehendaki, namun validitas isi ini
tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka hasil uji.
Setelah melakukan validitas isi kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji
daya beda item. Uji daya daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut
dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Prinsip kerja yang dijadikan
dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain,
dasarnya adalah memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur
oleh skala sebagai keseluruhan (Azwar, 1999).
Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi
koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu
distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item
total (rix) yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda aitem. Bagi skalaskala yang setiap aitemnya diberi skor pada level interval dapat digunakan formula
koefisien korelasi Pearson Product Moment. Menurut Ebel (1979) menyarankan
kriteria evaluasi indeks diskriminasi aitem yaitu nilai 0,3 sudah dianggap bagus
walaupun masih mungkin untuk ditingkatkan (Azwar, 1999). Penghitungan daya
diskriminasi aitem dalam uji coba ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS
version 14.0 For Windows.
2. Reliabilitas alat ukur
Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi
disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable) (Azwar, 2004).
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan single trial administration yaitu
suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes pada sekelompok
individu sebagai subjek penelitian. Teknik ini dipandang ekonomis, praktis dan
berefisiensi tinggi (Azwar, 2004). Teknik yang digunakan adalah teknik internal
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
No.
1
2
3
4
5
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Seperti yang terlihat pada Tabel. 4, diketahui bahwa dari 50 aitem setelah uji
coba diperoleh 29 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix0.3
atau yang
dianggap memenuhi kriteria korelasi minimal aitem dengan nilai koefisien alpha ()
sebesar 0.874. Menurut Triton (2006), nilai koefisien alpha () di 0.8 sudah dapat
dikatakan reliabel. Sementara Azwar (2006) menyatakan bahwa kriteria berdasarkan
korelasi aitem total biasanya digunakan batasan rix0.3. Aitem yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0.3 daya bedanya dianggap memuaskan.
Peneliti menggunakan 29 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam
penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru
No.
1
2
3
4
5
Dukungan
Intergral Sosial
TOTAL
2. Skala Kesepian
5, 10, 15
18
19, 24,
11
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
17.24 %
29
100 %
Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 75 aitem yang terdapat pada
skala kesepian, ternyata sebanyak 36 aitem yang dinyatakan gugur yaitu aitem 4, 5, 7,
8, 10, 11, 14, 16, 20, 21, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 37, 38, 40, 50, 54, 56, 59, 60,
62, 63, 64, 66, 67, 69, 70, 71, 72, 74. Hasil ujicoba skala dukungan sosial
menunjukkan nilai riX aitem skala bergerak dari 0.303 0.641. Distribusi aitem hasil
uji coba skala akan dijelaskan pada Tabel 6.
No.
1
2
3
4
Bobot
(%)
26.31 %
18.42 %
18.42 %
36.85 %
100 %
Seperti yang terlihat pada Tabel. 6, diketahui bahwa dari 75 aitem setelah uji
coba diperoleh 38 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix
No.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Favorable
2, 6, 14, 17, 24,
30, 34
1, 5, 11, 20, 32
Unfavorable
10, 22, 36
10
(%)
%
15, 27
3, 9, 13, 21, 25
8, 16, 19, 23,
26, 28, 31,35,
37, 39
TOTAL
26
G. PROSEDUR PENELITIAN
18, 38
4, 7, 12, 29, 33
7
14
%
%
13
38
100 %
Desperation
Impatient
Boredom
Self Deprecation
Depression
3
4
pada tanggal 6 November sampai tanggal 14 November 2009. Pemberian skala ini
dilakukan dengan mendatangi subjek yang telah didata sebelumnya satu persatu,
dimana ada sebahagian lansia yang membaca dan mengisi sendiri skala kesepian dan
dukungan sosial yang diberikan dan sebahagian besar dari lansia tersebut meminta
agar skala-skala tersebut dibacakan dan isikan oleh peneliti. Dari hasil uji coba
tersebut ditentukan aitem-aitem mana saja yang layak dijadikan alat ukur melalui
perhitungan uji daya beda aitem dan reliabilitas. Aitem-aitem yang memenuhi kriteria
disusun kembali dalam bentuk skala yang digunakan untuk penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah alat ukur diujicobakan, maka Pelaksanaan penelitian diawali dengan
meminta izin pada Lurah Tanah Tinggi Kota Madya Binjai. Setelah diberikan izin,
penelitian dimulai dengan menyebar skala pada individu lansia yang telah dipilih
secara random atau acak dari daftar nama lansia yang diperoleh dari ketua
Perkumpulan Lansia Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya
Binjai dan disesuaikan dengan karakteristik populasi. Pelaksanaan penelitian dimulai
pada tanggal 19 November 2009 sampai tanggal 29 November 2009 dengan
melibatkan 60 orang subjek yang mengisi skala.
3. Tahap pengolahan data
Setelah diperoleh data dari skala Kesepian dan skala Dukungan Sosial, maka
dilakukan pengolahan data. Pengolahan data pada penelitian ini seluruhnya
menggunakan bantuan program SPSS Version 15.0 for Windows.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian, dari analisa
data sampai pembahasan hasil sesuai dengan data yang diperoleh.
A . Analisa Data
1. Gambaran umum subjek penelitian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Populasi penelitian ini adalah lansia yang terdaftar sebagai anggota dari
Perkumpulan Lansia Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya
Binjai yang dipilih secara random dengan jumlah 60 orang.
Melalui 60 orang yang dipilih, maka diperoleh gambaran umum subjek
penelitian sebagai berikut:
a. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran
penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada Tabel 8.
Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah (N)
Persentase (%)
Pria
36
60
Wanita
24
40
Total
60
100
Berdasarkan data pada Tabel 7, jumlah subjek yang berjenis kelamin pria
sebanyak 36 orang (60%) dan subjek yang berjenis kelamin wanita sebanyak 24
orang (40 %).
Total
60
100
Berdasarkan data pada tabel 8, jumlah subjek yang berusia 60 sampai 64 tahun
sebanyak 21 orang (35%), subjek yang berusia 65 sampai 74 tahun sebanyak 31
orang (51.7%), subjek yang berusia 75 sampai 84 tahun sebanyak 7 orang (11.7%),
sedangkan subjek yang berusia di atas 84 tahun ada 1 orang (1.7%).
2. Hasil penelitian
Berikut ini akan dipaparkan hasil uji normalitas, linieritas dan hasil
pengolahan data pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia.
a. Hasil uji asumsi
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian
masing-masing variabel menyebar secara normal. Pada penelitian ini, uji normalitas
sebaran dilakukan dengan teknik statistik one sample kolmogorov-smirnov.
Persyaratan data disebut normal jka probabilitas atau nilai p> 0.05 pada uji normalitas
dengan Kolmogorov-Smirnov (Triton, 2006). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada
Tabel 10 sebagai berikut:
No
1
2
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Dari uji normalitas pada variabel kesepian diperoleh nilai Z = 0.724 dengan p
= 0.671, sehingga dapat dikatakan data penelitian pada variabel kesepian terdistribusi
normal. Pada variabel dukungan sosial diperoleh nilai Z = 0.725 dengan p = 0.669,
sehingga dapat dikatakan data penelitian pada variabel kesepian terdistribusi normal.
2) Uji Linearitas Hubungan
Pengujian linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linearitas hubungan
antara data variabel bebas dan data variabel tergantung. Uji linearitas hubungan yang
digunakan adalah uji F, dimana jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05)
maka hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung adalah linier. Hasil uji
linearitas dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini :
Tabel 11. Hasil Uji Linearitas
Variabel
Df
F
Sig.
Dukungan sosial terhadap
1
7.578
0.009
kesepian
Keterangan
Linear
Dari hasil uji linearitas diperolah nilai F = 7.578 dan p = 0.009. Hasil tersebut
menunjukkan variabel dukungan sosial memiliki hubungan yang linear dengan
kesepian. Hubungan linear diatas dapat pula dilihat pada penyebaran skor dengan
menggunakan teknik interactive graph yang menghasilkan diagram pencar (scatter
plot) sebagai berikut :
Gambar 1. Gambaran Linearitas Dukungan Sosial dengan kesepian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
10 0
90
Kesepian
80
Linear Regression
= 115.12 + -0.38 *
Duksos
Kesepian
R-Square = 0.14
75
80
85
90
95
Duksos
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
0.05 (5 %) dan dikeluarkan jika taraf kesalahannya lebih dari 0.1 (10%) (Pratisto,
2009).
Hasil analisa regresi antara variabel dukungan sosial dengan kesepian dapat
dilihat pada tabel 12 berikut :
Tabel 12. Hasil analisa regresi dukungan sosial dengan kesepian
R
R-Square
Sig (1-tailed)
F
Sig
0.371
0.137
0.002
9.241
0.004
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
SD
19
%
11,67
75 x < 88
88 x
68.33
20
41
12
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
SD
43.5
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Pada Tabel. 17 dapat dilihat bahwa rata-rata dukungan sosial yang diterima
subjek berada pada kategori netral dalam pengkategorian skor berdasarkan mean
empirik.
Tabel 17. Kategorisasi data Dukungan Sosial
Empirik
Rentang nilai
Jumlah
X < 81
9
81 x < 93
93 x
37
14
%
15
61.67
23.33
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
N
36
24
Mean
82.33
81.25
SD
5.677
6.848
analisa didapat nilai p > 0.05 (p = 0.542), sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada
perbedaan kesepian antara lansia pria dan wanita.
b. Pengaruh Dimensi-dimensi Dukungan Sosial terhadap Kesepian
Hasil analisa regresi menunjukkan sumbangan efektif dukungan sosial
terhadap kesepian pada lansia sebesar (r2)=0.137, yaitu sebesar 13.7%.
Selanjutnya
dari kelima dimensi dukungan sosial ternyata bentuk dimensi integral sosial yang
berpengaruh paling besar terhadap kesepian pada lansia.
Peneliti menggunakan regresi berganda metode backward yaitu menganalisis
variabel dari belakang, artinya semua variabel dianalisis kemudian dilanjutkan
menganalisis pengaruh variabel-variabel bebasnya lalu variabel yang tidak
berpengaruh dibuang (Pratisto, 2009).
Tabel 20. Parameter-Parameter Persamaan Regresi
Dimensi
B
t
Sig
Konstanta
101.509
Integral Sosial
0.006
Berdasarkan tabel 20 dapat dilihat bahwa dimensi dukungan integral sosial yang
berpengaruh terhadap kesepian pada lansia. Bila dilihat dari p= 0.006 (p<0.05),
B. Pembahasan
Hasil utama penelitian dengan menggunakan analisa regresi linier sederhana
(R = -0.371, p = 0.004) menunjukkan ada pengaruh yang sangat signifikan antara
dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia, dimana terdapat hubungan yang
negatif antara dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Dari hasil analisis
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
penelitian tersebut maka hipotesa yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif
antara dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia dapat diterima.
Hal ini sesuai dengan Beyene, Becker, & Mayen (2002) yang menjelaskan
bahwa ketakutan akan kesepian merupakan gejala yang amat dominan terjadi pada
lansia. Kondisi ketakutan tersebut memiliki kadar yang berbeda, meskipun begitu
secara khas hal tersebut dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari dukungan sosial.
Hal tersebut tentu saja diperkuat berdasarkan dari berbagai pendapat yang
mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung dengan keterbatasan dukungan
sosial. Fessman dan Lester (2000) menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan
prediktor bagi munculnya kesepian. Maksudnya disini adalah individu yang
memperoleh dukungan sosial terbatas lebih berpeluang mengalami kesepian,
sementara individu yang memperoleh dukungan sosial yang lebih baik tidak terlalu
merasa kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan pentingnya dukungan sosial
dikalangan lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian tersebut (dalam Gunarsa,
2004).
Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau
bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino, 2006).
Penelitian Dykstra (1990), juga menunjukkan adanya tingkat kesepian yang
rendah karena mendapat dukungan sosial dari begitu banyak sumber, seperti dari
pasangan, orang-orang yang sudah dianggap keluarga, individu yang lebih muda dan
tua, baik pria dan juga wanita. Dukungan sosial mungkin saja datang dari berbagai
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
pihak, tetapi dukungan sosial yang amat bermakna dalam kaitannya dengan masalah
kesepian adalah dukungan sosial yang bersumber dari mereka yang memiliki
kedekatan emosional, seperti anggota keluarga dan kerabat dekat (Gunarsa, 2004).
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa pada dasarnya kesepian lebih
mengacu pada ketidaknyamanan subjektif yang dirasakan seseorang ketika beberapa
kriteria penting dari hubungan sosial terhambat atau tidak terpenuhi. Pada dasarnya
kekurangan tersebut dapat bersifat kuantitatif (tidak memiliki teman seperti yang
diinginkan) dan bersifat kualitatif seperti merasa bahwa hubungan sosial yang
dibinanya bersifat seadanya atau kurang memuaskan (Peplau & Perlman dalam
Taylor, Peplau & Sears, 2000).
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia yaitu sebesar 13.7%. hasil ini
menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor lain sebesar 86.3% yang mempengaruhi
kesepian pada lansia. Faktor-faktor lain, selain dukungan sosial yang dapat
mempengaruhi seseorang menjadi kesepian yaitu dari status sosial ekonomi,
karakteristik latar belakang lain (perceraian orang tua). Hawkey dan Cacciopo (2003)
juga menambahkan bahwa stres dan rasa ketidakberdayaan diri dapat menjadikan
seseorang menjadi kesepian (Gunarsa, 2004).
Berdasarkan mean empirik, dukungan sosial subjek penelitian berada pada
kategori sedang, yaitu sebanyak subjek 37 subjek (61.67%). Dimana hasil ini dapat
diartikan bahwa dukungan sosial yang diperoleh atau diterima oleh subjek penelitian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
tidak tinggi dan juga tidak rendah. Sementara untuk kesepian, berdasarkan mean
empiriknya kesepian subjek penelitian tergolong sedang, yaitu sebanyak 41 subjek
penelitian (68.33 %). Artinya, kesepian yang dirasakan subjek penelitian tidak tinggi
dan juga tidak rendah. Santrock (2003) mengungkapkan bahwa individu-individu
yang secara konsisten merespon bahwa mereka jarang merasa bisa berkomunikasi
dengan orang-orang sekitarnya dan jarang mendapatkan dukungan dari orang lain
ketika membutuhkannya adalah individu-individu yang termasuk dalam kategori
sedang.
Hasil tambahan penelitian untuk melihat perbedaan kesepian pada lansia pria
dan lansia wanita menggunakan uji t menunjukkan bahwa rata-rata skor kesepian
lebih tinggi pada kelompok lansia pria. Namun nilai probabilitas (p=0.542)
menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak signifikan (p > 0.05), sehingga tidak
ada perbedaan sikap terhadap kematian antara lansia pria dan wanita jika ditinjau dari
jenis kelamin. Hasil ini sejalan dengan hasil studi sebelumnya mengenai kesepian,
yang juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesepian antara laki-laki dan
perempuan. Walaupun begitu, menurut Borys dan Perlman (dalam Brehm et al, 2002)
laki-laki lebih sulit menyatakan kesepian secara tegas bila dibandingkan dengan
perempuan. Hal ini disebabkan oleh stereotipe peran gender yang berlaku dalam
masyarakat. Berdasarkan stereotipe peran gender, pengekspresian emosi kurang
sesuai bagi laki-laki bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dapat terlihat dari
hasil mean laki-laki > mean perempuan (82.33>81.25).
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan hasil
yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian pertama akan berisi rangkuman hasil
penelitan yang dibuat berdasarkan analisa, interpretasi dan pembahasan. Pada bagian
akhir akan dikemukakan saran-saran yang mungkin dapat berguna bagi penelitian
yang akan datang dengan tema yang sama.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan mengenai
hasil penelitian, bahwa:
1. Terdapat pengaruh negatif dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia.
Artinya semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh lansia, maka kesepiannya
akan semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang
diperoleh maka semakin tinggi kesepiannya.
2. Sumbangan efektif yang diberikan variabel dukungan sosial terhadap kesepian
pada lansia adalah sebesar 13.7% (R = 0.137), yang berarti bahwa pada
penelitian ini dukungan sosial mempengaruhi kesepian sebesar 13.7 % dan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
sisanya yaitu sebesar 86.3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
3. Berdasarkan data empirik, skor total variabel dukungan sosial dibagi atas tiga
kategori yaitu : tinggi, sedang, rendah. Secara umum, dukungan sosial yang
diterima oleh subjek penelitian tergolong sedang.
4. Berdasarkan data empirik, skor total variabel kesepian dibagi atas tiga kategori
yaitu : tinggi, sedang, rendah. Secara umum, kesepian yang dialami oleh subjek
penelitian tergolong sedang.
5. Berdasarkan hasil analisa tambahan dengan menggunakan uji t menunjukkan
tidak ada perbedaan kesepian bila ditinjau dari jenis kelamin. Namun dengan
membandingkan mean data dari subjek penelitian ini menunjukkan bahwa mean
kesepian subjek laki-laki lebih tinggi daripada subjek perempuan.
6. Berdasarkan hasil analisa tambahan dengan menggunakan regresi berganda
metode backward, menunjukkan bahwa dari bentuk-bentuk dukungan sosial yang
paling berpengaruh terhadap kesepian lansia adalah integral sosial.
B. Saran
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, maka peneliti mengemukakan beberapa saran. Saran-saran ini diharapkan
dapat berguna untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan dukungan
sosial maupun kesepian pada lansia.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
1. Saran metodologis
a. Mengacu pada nilai koefisien determinasi, menunjukkan kesepian dipengaruhi
oleh dukungan sosial sebesar 13.7%, selebihnya kesepian lansia dipengaruhi oleh
variabel lain yang dalam penelitian ini tidak diteliti. Sehubungan dengan hal itu,
maka disarankan pada peneliti berikutnya yang berminat untuk meneliti kesepian
pada lansia dapat mengkaji faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi kesepian
seperti status sosial ekonomi, karakteristik latar belakang lain (perceraian orang
tua), stres dan juga rasa ketidakberdayaan.
b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan menggunakan sampel yang lebih besar agar
hasil penelitian lebih representatif.
c. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakan sampel lansia, diharapkan
dalam pengadministrasian skala, mayoritas skala diberikan dan dibacakan secara
langsung oleh peneliti, sehingga peneliti dapat langsung menjelaskan atau
menjawab pertanyaan atau hal-hal yang tidak dimengerti subjek dari pernyataanpernyataan skala yang diberikan.
2. Saran Praktis
a. Mengingat dukungan sosial memberi pengaruh terhadap kesepian pada lansia,
diharapkan agar para lansia tetap beraktifitas dan melakukan kontak atau
hubungan sosial dengan orang lain, sehingga lansia dapat memperoleh dukungan
sosial dari orang lain.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Daftar Pustaka
Bradbury., Wilbun., Para Editor Pustaka Life-Time. (1987). Masa Dewasa. Jakarta :
Tira Pustaka.
Brehm, S. et al (2002). Intimate Relationship. New York. Mc. Graw Hill.
Departemen Sosial RI & Direktorat Jendral Bina Keluarga Sosial. (1997). Petunjuk
teknis Pelaksanaan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Dalam
Panti. Jakarta.
Departemen Sosial Republik Indonesia. (2007). Penduduk Lanjut Usia Di Indonesia
Dan
Masalah
Kesejahteraannya.
Jakarta.
Online.
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=522
Tanggal Akses : 3 Maret 2009
Ebersole, P., Hess, P., & Touhy, T. (2005). Gerontological Nursing & Healthy Aging.
2nd edition. Elsevier Health Sciences.
http://books.google.co.id/books?id=YUlB72lFtIIC&pg=PA125&dq=lonelines
s,+need+affiliation+aging&lr= Tanggal Akses : 24 April 2009
Gunarsa, S. D. (2004). Dari anak sampai usia lanjut : bunga rampai psikologi anak.
BPK Gunung Mulia.
http://books.google.co.id/books?id=GUAGhG74nH4C&pg=PA417&dq=kese
pian+lansia#PPA409,M1 Tanggal Akses : 3 Maret 2009
Hutapea, Ronald. (2005). Sehat dan Ceria di Usia Senja. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Ismayadi,
(2004).
Proses
Menua
(Aging
Process).
Online.
http://subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/perkembangan-lansia.pdf
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Kuntjoro, Z. S. (2002, 16 Agustus). Dukungan Sosial Pada Lansia. E- Psikologi [online]. http://www.e-psikologi.com/usia/160802.htm.
Malecki, C., & Demaray, K. M., (2003). Social Support As A Buffer : Running Hedd,
Nortern Illinois University.
Martini, W., Adiyanti, M. G., Indiati, A. (1993). Ciri Kepribadian Lanjut Usia.
Jurnal Psikologi, 1, 1-6.
Mishra, A. J. (2004), Jnuari-Juli. A Study of Loneliness in an Old Age Home in India :
A case of Kanpur. Indian Journal of Gerontology, Vol 17, no 1 & 2. Tanggal
akses : 10 september 2009. www.geocitise.com/husociology/oldage4.htm.
Newman, B., & Newman, P. (2006). Development Through Life : A Psychosocial
Approach. Belmont : Thomson Wadsworth Learning.
Orford, J. (1992). Community Psychology : Theory & Practice. London : John Wiley
and Sons.
Papalia, D. E., Olds, SE., & Feldman, RE. (2004). Human Development : Ninth
Edition. New York : McGraw Hill.
Pratisto, A. (2009). Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17. Jakarta : Elex Media
Komputindo
Prawitasari, J. E. (1994). Aspek Sosio-Psikologis Lansia Di Indonesia. Buletin
Psikologi, No 1, 27-34
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Saleh, H. (2007). UMP Sumut Rp. 822.205 Tertinggi Kedua di Indonesia. [On-line].
http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=105816&more=1
th
edition.
Triton, P.B. (2006). SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta :
Andi Offset.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
RAHASIA
No :
Identitas Diri
Nama / Inisial
Usia
Jenis Kelamin
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008/2009
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana
di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya bermaksud mengadakan
penelitian di bidang psikologi perkembangan. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah
data yang hanya akan dapat saya peroleh dengan adanya kerja sama dari anda dalam
mengisi kuesioner ini.
Dalam pengisian kuesioner ini, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah.
Yang saya harap dan saya butuhkan adalah jawaban yang paling mendekati keadaan
anda yang sesungguhnya. Karena itu, saya harapkan anda bersedia memberikan
jawaban anda sendiri, sejujurnya tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua
jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan
penelitian ini saja.
Bantuan anda dalam menjawab kuesioner ini merupakan bantuan yang amat
besar dan berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Atas kerja sama anda saya
mengucapkan banyak terima kasih.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
November 2009
Hormat saya,
Peneliti
Sari Hayati
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini akan disajikan dua buah kuesioner yang terdiri dari 125 pernyataan
mengenai PANDANGAN ANDA terhadap DIRI ANDA. Anda diharapkan
menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Anda yang
sebenarnya, dengan cara memilih :
SS
TS
STS
Contoh Pengisian :
No
Pernyataan
STS
TS
SS
STS
TS
SS
Jika Anda ingin mengubah jawaban Anda, berilah tanda garis pada jawaban yang
ingin Anda ubah, kemudian silanglah jawaban yang Anda anggap sesuai.
Contoh :
No
Pernyataan
STS
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
TS
SS
STS
TS
SS
Bila sudah selesai, tolong periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada nomor
yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan.
SKALA I
No.
1
PERNYATAAN
Saya merasa tidak ingin hidup lagi saat
menghadapi persoalan berat.
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
10
13
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
12
TS
11
STS
No.
PERNYATAAN
14
15
16
17
18
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
20
21
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
seharian
sibuk
mengerjakan
23
24
Saya lebih senang berkumpul dengan temanteman seusia daripada sendirian dirumah.
25
26
27
28
29
30
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
merasa
menjadi
seseorang
yang
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
33
34
35
36
37
No.
PERNYATAAN
38
39
40
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
dan
STS
TS
SS
47
STS
TS
SS
48
Penyakit
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
43
44
45
46
saya
untuk
berpergian
beraktivitas bersama.
yang
telah
lama
saya
derita
50
No.
51
PERNYATAAN
Bagi saya, berteman dengan banyak orang
bukan suatu hal yang menyulitkan.
52
53
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
ditempat keramaian.
54
55
56
57
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
58
59
Saya tidak betah berkumpul dengan orangorang di sekitar saya saat ini.
60
Saya
akan
merasa
nyaman
kalau
ada
62
63
No.
PERNYATAAN
64
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
65
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
pecahkan.
66
67
68
69
Saya
mudah tertekan
jika tidak
dapat
71
Saya
selalu
sendirian,
tidak
ada
yang
menemani saya.
72
73
74
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
75
STS
TS
SS
SKALA II
No.
PERNYATAAN
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
10
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
No.
PERNYATAAN
11
12
13
14
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
15
16
17
18
19
20
21
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Tetangga
menyarankan
saya
untuk
tidak
No.
PERNYATAAN
24
25
26
27
28
29
30
31
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
32
33
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
34
35
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
36
37
38
39
Keluarga
tidak
pernah
mempermasalahkan
41
42
43
44
45
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
berkewajiban membantu.
47
48
No.
PERNYATAAN
49
50
Tidak
ada
dari
anggota
keluarga
yang
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
RAHASIA
No :
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Identitas Diri
Nama / Inisial
Usia
Jenis Kelamin
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009/2010
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana
di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya bermaksud mengadakan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
November 2009
Hormat saya,
Sari Hayati
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini akan disajikan dua buah kuesioner yang terdiri dari 125 pernyataan
mengenai PANDANGAN ANDA terhadap DIRI ANDA. Anda diharapkan
menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Anda yang
sebenarnya, dengan cara memilih :
SS
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
TS
STS
Contoh Pengisian :
No
Pernyataan
STS
TS
SS
STS
TS
SS
Jika Anda ingin mengubah jawaban Anda, berilah tanda garis pada jawaban yang
ingin Anda ubah, kemudian silanglah jawaban yang Anda anggap sesuai.
Contoh :
No
Pernyataan
STS
TS
SS
STS
TS
SS
Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda-beda dan tidak ada jawaban yang
salah. Isilah pernyataan yang ada sesuai dengan diri Anda dan usahakan agar tidak
ada satu pernyataan pun yang terlewatkan. Kerahasiaan jawaban Anda akan terjamin
sepenuhnya. Selamat Mengerjakan.
SKALA I
No
1
2
3
4
5
PERNYATAAN
Saya merasa asing berada dilingkungan saya
sekarang.
Saya merasa sakit hati mendengar kritikan dari
teman-teman.
Saya mampu menyelesaikan tugas yang
dianggap sulit oleh orang lain.
Tidak sulit bagi saya untuk melupakan semua
kesedihan saya.
Pada saat saya merasa kesal, saya ingin
melampiaskannya dengan melemparkan dan
merusak barang-barang.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
6
7
8
9
10
11
12
13
20
21
22
23
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
24
38
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
SKALA II
No.
PERNYATAAN
STS
TS
SS
STS
TS
SS
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
19
20
21
22
23
24
25
26
No
27
28
29
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
STS
TS
SS
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
60
%
100.0
.0
Excluded(
a)
Total
60
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.868
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.868
N of Items
75
Item Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00015
VAR00016
Mean
1.4167
2.0833
2.6333
Std. Deviation
.76561
.74314
.86292
1.6667
2.4167
.62887
.78744
60
60
2.2500
.98506
60
1.9500
1.8667
1.9000
.53441
.59565
.62977
60
60
60
2.6500
2.6667
.89868
.87656
60
60
2.0167
2.3167
.62414
.89237
60
60
2.9667
2.7167
.88234
.71525
60
60
2.8833
.82527
60
60
60
60
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00017
VAR00018
VAR00019
2.3000
2.4333
.80885
.88999
60
60
1.8500
.60576
60
VAR00020
1.9333
2.0667
2.0833
.63424
.73338
.74314
60
60
60
2.4333
2.2833
3.2833
.83090
.76117
.49030
60
60
60
2.0833
.67124
60
2.9000
2.4000
2.2667
2.2000
1.9833
2.7833
.87721
.74105
1.00620
.57637
.62414
.86537
60
60
60
60
60
60
1.9333
1.8167
2.3167
1.8000
2.5167
2.1833
2.3500
2.7167
.66042
.65073
.70089
.75465
.77002
.67627
.70890
.76117
60
60
60
60
60
60
60
60
2.2833
2.1167
.84556
.64022
60
60
1.9833
2.7000
.56723
.88872
60
60
2.4000
1.4667
1.9667
2.4500
2.2833
.92425
.76947
.63691
.79030
.82527
60
60
60
60
60
2.7333
2.2167
.86095
.78312
60
60
2.2833
2.6333
2.1333
.69115
.86292
.62346
60
60
60
1.9333
2.0833
2.4000
2.2000
.68561
.74314
.80675
.81926
60
60
60
60
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00024
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00031
VAR00032
VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036
VAR00037
VAR00038
VAR00039
VAR00040
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
VAR00046
VAR00047
VAR00048
VAR00049
VAR00050
VAR00051
VAR00052
VAR00053
VAR00054
VAR00055
VAR00056
VAR00057
VAR00058
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00059
VAR00060
VAR00061
2.0167
1.9000
.59636
.60226
60
60
2.3000
.76579
60
VAR00062
2.3833
2.1167
2.8333
.71525
.80447
.82681
60
60
60
2.4667
2.6333
2.7667
.72408
.68807
.81025
60
60
60
3.0000
.66384
60
2.5333
2.5333
1.9833
1.7833
2.2500
2.3667
.76947
.70028
.62414
.49030
.54072
.99092
60
60
60
60
60
60
2.0333
.71228
60
VAR00063
VAR00064
VAR00065
VAR00066
VAR00067
VAR00068
VAR00069
VAR00070
VAR00071
VAR00072
VAR00073
VAR00074
VAR00075
Item Means
Item Variances
Mean
2.286
Minimum
1.417
Maximum
3.283
Range
1.867
Maximum /
Minimum
2.318
Variance
.132
N of Items
75
.563
.240
1.012
.772
4.212
.031
75
Item-Total Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
Scale Mean if
Item Deleted
170.0667
169.4000
Scale
Variance if
Item Deleted
283.012
284.956
Corrected
Item-Total
Correlation
.394
.328
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.865
.866
168.8500
169.8167
283.418
293.406
.330
-.003
.865
.869
169.0667
169.2333
169.5333
169.6167
169.5833
287.114
273.267
290.626
291.664
282.247
.225
.599
.156
.085
.525
.867
.861
.868
.868
.864
168.8333
285.463
.246
.867
168.8167
298.051
-.168
.873
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00012
VAR00013
VAR00014
169.4667
169.1667
285.880
283.362
.354
.319
.865
.866
168.5167
285.915
.236
.867
VAR00015
168.7667
168.6000
169.1833
285.640
294.549
279.813
.314
-.052
.491
.866
.871
.863
169.0500
169.6333
169.5500
280.489
285.016
290.896
.418
.409
.113
.864
.865
.868
169.4167
290.552
.106
.868
169.4000
169.0500
169.2000
168.2000
169.4000
168.5833
283.024
281.642
289.146
294.705
283.634
299.976
.407
.409
.155
-.071
.427
-.230
.865
.864
.868
.869
.864
.874
169.0833
169.2167
169.2833
169.5000
168.7000
169.5500
169.6667
169.1667
287.366
273.495
289.698
284.254
287.807
289.709
291.006
284.514
.232
.578
.189
.432
.177
.160
.104
.370
.867
.861
.867
.865
.868
.868
.868
.865
169.6833
168.9667
283.034
295.423
.399
-.086
.865
.871
169.3000
169.1333
287.231
281.779
.264
.482
.866
.864
168.7667
169.2000
169.3667
169.5000
168.7833
291.911
280.197
283.490
286.492
281.732
.048
.453
.457
.361
.376
.869
.864
.864
.866
.865
169.0833
170.0167
279.976
283.949
.418
.355
.864
.865
169.5167
169.0333
169.2000
285.339
283.524
276.976
.372
.361
.586
.865
.865
.862
168.7500
169.2667
169.2000
168.8500
294.970
279.046
284.908
283.045
-.066
.538
.358
.343
.871
.863
.865
.865
VAR00016
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00024
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00031
VAR00032
VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036
VAR00037
VAR00038
VAR00039
VAR00040
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
VAR00046
VAR00047
VAR00048
VAR00049
VAR00050
VAR00051
VAR00052
VAR00053
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00054
VAR00055
VAR00056
169.3500
169.5500
292.808
281.133
.026
.528
.869
.863
169.4000
295.024
-.072
.871
VAR00057
169.0833
169.2833
169.4667
282.315
279.901
290.456
.398
.481
.144
.865
.863
.868
169.5833
169.1833
169.1000
290.518
285.339
286.939
.140
.302
.260
.868
.866
.866
169.3667
286.101
.257
.866
168.6500
169.0167
168.8500
168.7167
168.4833
168.9500
289.655
286.152
289.858
288.105
286.423
288.489
.121
.289
.146
.181
.306
.178
.868
.866
.868
.868
.866
.867
168.9500
169.5000
169.7000
169.2333
169.1167
169.4500
289.811
291.000
290.349
283.572
290.206
283.133
.144
.111
.189
.543
.076
.422
.868
.868
.867
.864
.870
.864
VAR00058
VAR00059
VAR00060
VAR00061
VAR00062
VAR00063
VAR00064
VAR00065
VAR00066
VAR00067
VAR00068
VAR00069
VAR00070
VAR00071
VAR00072
VAR00073
VAR00074
VAR00075
Scale Statistics
Mean
171.4833
Variance
293.745
Std. Deviation
17.13900
N of Items
75
Reliability
Warnings
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based
on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing
values.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
N
Cases
Valid
Excluded(
a)
Total
60
%
100.0
.0
60
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.906
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.907
N of Items
39
Item Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00006
VAR00009
VAR00012
VAR00013
VAR00015
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00022
VAR00023
VAR00026
VAR00029
VAR00031
VAR00035
VAR00036
VAR00039
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
Mean
1.4167
Std. Deviation
.76561
2.0833
2.6333
.74314
.86292
60
60
2.2500
1.9000
2.0167
2.3167
2.7167
2.3000
2.4333
1.8500
.98506
.62977
.62414
.89237
.71525
.80885
.88999
.60576
60
60
60
60
60
60
60
60
2.0833
.74314
60
2.4333
2.0833
2.2667
.83090
.67124
1.00620
60
60
60
1.9833
.62414
60
2.3167
1.8000
2.3500
.70089
.75465
.70890
60
60
60
2.2833
2.1167
1.9833
2.7000
.84556
.64022
.56723
.88872
60
60
60
60
2.4000
.92425
60
60
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00046
VAR00047
VAR00048
1.4667
1.9667
.76947
.63691
60
60
2.4500
.79030
60
VAR00049
2.2833
2.2167
2.2833
.82527
.78312
.69115
60
60
60
2.6333
1.9333
2.4000
.86292
.68561
.80675
60
60
60
2.2000
.81926
60
2.3000
2.4667
3.0000
2.2500
2.0333
.76579
.72408
.66384
.54072
.71228
60
60
60
60
60
VAR00051
VAR00052
VAR00053
VAR00055
VAR00057
VAR00058
VAR00061
VAR00065
VAR00068
VAR00073
VAR00075
Item Means
Item Variances
Mean
2.221
Minimum
1.417
Maximum
3.000
Range
1.583
Maximum /
Minimum
2.118
Variance
.100
N of Items
39
.584
.292
1.012
.720
3.463
.029
39
Item-Total Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00006
VAR00009
VAR00012
VAR00013
VAR00015
VAR00017
VAR00018
VAR00019
Scale Mean if
Item Deleted
85.1833
Scale
Variance if
Item Deleted
185.135
Corrected
Item-Total
Correlation
.432
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.904
84.5167
83.9667
187.745
187.219
.315
.286
.905
.906
84.3500
84.7000
84.5833
176.943
185.434
188.484
.641
.518
.341
.900
.903
.905
84.2833
186.715
.296
.906
83.8833
84.3000
84.1667
187.630
183.400
182.243
.336
.487
.486
.905
.903
.903
84.7500
188.021
.381
.905
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00022
VAR00023
VAR00026
84.5167
84.1667
185.101
184.548
.448
.420
.904
.904
84.5167
185.474
.481
.903
VAR00029
84.3333
84.6167
84.2833
177.311
187.868
188.376
.612
.378
.304
.901
.905
.905
84.8000
84.2500
84.3167
187.112
183.513
184.051
.341
.557
.434
.905
.902
.904
84.4833
185.406
.511
.903
84.6167
83.9000
84.2000
85.1333
84.6333
84.1500
188.749
184.261
181.790
185.812
188.033
185.486
.362
.401
.484
.396
.360
.400
.905
.904
.903
.904
.905
.904
84.3167
84.3833
84.3167
83.9667
84.6667
84.2000
84.4000
84.3000
183.068
182.647
186.695
184.643
184.463
186.027
182.820
187.468
.491
.541
.400
.398
.525
.365
.507
.318
.903
.902
.904
.904
.903
.905
.903
.905
84.1333
83.6000
187.948
188.481
.315
.318
.905
.905
84.3500
84.5667
186.096
185.165
.565
.467
.903
.903
VAR00031
VAR00035
VAR00036
VAR00039
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
VAR00046
VAR00047
VAR00048
VAR00049
VAR00051
VAR00052
VAR00053
VAR00055
VAR00057
VAR00058
VAR00061
VAR00065
VAR00068
VAR00073
VAR00075
Scale Statistics
Mean
86.6000
Variance
194.719
Std. Deviation
13.95416
N of Items
39
Reliability
Warnings
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based
on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing
values.
Valid
%
60
100.0
.0
Excluded(
a)
Total
60
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.906
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.907
N of Items
38
Item Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00006
VAR00009
VAR00012
VAR00013
VAR00015
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00022
VAR00023
VAR00026
Mean
1.4167
2.0833
2.2500
1.9000
Std. Deviation
.76561
.74314
.98506
.62977
2.0167
2.3167
.62414
.89237
60
60
2.7167
2.3000
.71525
.80885
60
60
2.4333
1.8500
2.0833
.88999
.60576
.74314
60
60
60
2.4333
.83090
60
2.0833
.67124
60
60
60
60
60
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00029
VAR00031
VAR00035
2.2667
1.9833
1.00620
.62414
60
60
2.3167
.70089
60
VAR00036
1.8000
2.3500
2.2833
.75465
.70890
.84556
60
60
60
2.1167
1.9833
2.7000
.64022
.56723
.88872
60
60
60
2.4000
.92425
60
1.4667
1.9667
2.4500
2.2833
2.2167
2.2833
.76947
.63691
.79030
.82527
.78312
.69115
60
60
60
60
60
60
2.6333
1.9333
2.4000
2.2000
2.3000
2.4667
3.0000
2.2500
.86292
.68561
.80675
.81926
.76579
.72408
.66384
.54072
60
60
60
60
60
60
60
60
2.0333
.71228
60
VAR00039
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
VAR00046
VAR00047
VAR00048
VAR00049
VAR00051
VAR00052
VAR00053
VAR00055
VAR00057
VAR00058
VAR00061
VAR00065
VAR00068
VAR00073
VAR00075
Item Means
Item Variances
Mean
2.210
Minimum
1.417
Maximum
3.000
Range
1.583
Maximum /
Minimum
2.118
Variance
.098
N of Items
38
.580
.292
1.012
.720
3.463
.029
38
Item-Total Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00006
Scale Mean if
Item Deleted
82.5500
Scale
Variance if
Item Deleted
177.743
Corrected
Item-Total
Correlation
.435
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.904
81.8833
81.7167
180.240
169.800
.322
.641
.905
.900
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00009
VAR00012
VAR00013
82.0667
81.9500
178.165
181.167
.515
.337
.903
.905
81.6500
179.181
.303
.906
VAR00015
81.2500
81.6667
81.5333
180.733
176.328
174.931
.311
.477
.488
.905
.903
.903
82.1167
81.8833
81.5333
180.579
177.698
177.473
.385
.453
.409
.904
.903
.904
81.8833
178.071
.486
.903
81.7000
81.9833
81.6500
82.1667
81.6167
81.6833
170.247
180.695
181.011
179.836
176.173
177.034
.608
.366
.303
.337
.560
.421
.901
.905
.905
.905
.902
.904
81.8500
81.9833
81.2667
81.5667
82.5000
82.0000
81.5167
81.6833
178.096
181.406
176.673
174.555
178.390
180.542
177.983
175.915
.510
.359
.413
.484
.401
.366
.408
.485
.903
.905
.904
.903
.904
.905
.904
.903
81.7500
81.6833
175.106
179.373
.555
.398
.902
.904
81.3333
82.0333
177.040
177.219
.411
.522
.904
.903
81.5667
81.7667
81.6667
81.5000
80.9667
178.758
175.606
180.362
180.356
180.846
.362
.504
.305
.326
.332
.905
.903
.905
.905
.905
81.7167
81.9333
178.884
177.724
.556
.473
.903
.903
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00022
VAR00023
VAR00026
VAR00029
VAR00031
VAR00035
VAR00036
VAR00039
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
VAR00046
VAR00047
VAR00048
VAR00049
VAR00051
VAR00052
VAR00053
VAR00055
VAR00057
VAR00058
VAR00061
VAR00065
VAR00068
VAR00073
VAR00075
Scale Statistics
Mean
83.9667
Variance
187.219
Std. Deviation
13.68281
N of Items
38
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded(
a)
Total
60
%
100.0
.0
60
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.874
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.879
N of Items
29
Item Statistics
VAR00001
VAR00002
Mean
2.9833
3.1667
Std. Deviation
.72467
.69298
N
60
60
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00003
VAR00004
VAR00007
2.8500
2.4500
.81978
.98161
60
60
2.9000
.72952
60
VAR00008
2.4833
3.1000
2.9833
.74769
.57342
.81286
60
60
60
2.6833
3.2000
2.9000
.94764
.54617
.68147
60
60
60
2.4000
.86749
60
2.7500
3.0000
2.7667
2.7167
3.0333
3.3167
.67961
.66384
.59280
.73857
.51967
.65073
60
60
60
60
60
60
2.8500
2.8500
3.0833
2.9333
2.9500
3.0333
2.8500
3.3333
.63313
.60576
.61868
.54824
.67460
.63691
.79883
.50979
60
60
60
60
60
60
60
60
2.6500
2.9333
.79883
.57833
60
60
2.8500
.60576
60
VAR00009
VAR00010
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00015
VAR00017
VAR00018
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00026
VAR00027
VAR00030
VAR00035
VAR00036
VAR00040
VAR00041
VAR00044
VAR00045
VAR00048
VAR00049
Item Means
Item Variances
Mean
2.897
.489
Minimum
2.400
.260
Maximum
3.333
.964
Range
.933
.704
Maximum /
Minimum
1.389
3.708
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Variance
.053
.032
N of Items
29
29
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00015
VAR00017
VAR00018
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00026
VAR00027
VAR00030
VAR00035
VAR00036
VAR00040
VAR00041
VAR00044
VAR00045
VAR00048
VAR00049
81.0167
84.390
.433
.869
80.8333
81.1500
85.463
82.231
.370
.523
.871
.867
81.5500
81.1000
83.065
85.786
.372
.323
.872
.872
81.5167
84.220
.430
.869
80.9000
81.0167
84.363
84.118
.568
.396
.867
.870
81.3167
80.8000
81.1000
81.6000
81.2500
82.661
85.722
85.244
84.312
83.208
.413
.461
.395
.352
.565
.870
.869
.870
.872
.866
81.0000
81.2333
84.237
86.656
.492
.333
.868
.872
81.2833
80.9667
80.6833
81.1500
84.613
86.643
86.254
84.672
.406
.389
.331
.481
.870
.871
.872
.868
81.1500
80.9167
81.0667
81.0500
86.469
84.620
86.538
86.421
.341
.499
.376
.303
.871
.868
.871
.872
80.9667
81.1500
80.6667
84.812
82.706
87.040
.465
.505
.355
.869
.867
.871
81.3500
81.0667
81.1500
85.418
86.707
83.892
.313
.338
.578
.873
.871
.866
Scale Statistics
Mean
84.0000
Variance
90.678
Std. Deviation
9.52250
N of Items
29
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
NPar Tests
Descriptive Statistics
N
Kesepian
Duksos
Mean
60
60
Std. Deviation
81.90
86.98
Minimum
6.139
5.959
Maximum
72
74
99
98
N
Normal Parameters(a,b)
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Kesepian
60
81.90
Duksos
60
86.98
6.139
.094
.094
5.959
.094
.075
-.057
.724
-.094
.725
.671
.669
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Means
Case Processing Summary
Cases
Included
N
Kesepian * Duksos
60
Excluded
Percent
100.0%
N
0
Total
Percent
.0%
N
60
Percent
100.0%
ANOVA Table
Sum of Squares
Kesepian *
Duksos
Betwen
Groups
df
Mean Square
(Combined)
771.817
23
33.557
305.568
305.568
466.249
22
21.193
1451.583
36
40.322
Linearity
Deviation from
Linearity
Within Groups
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
S
i
g
F
.
.
6
.832
7
4
.
0
7.578
0
9
.
9
.526
4
3
Total
2223.400
59
Measures of Association
R
-.371
Kesepian * Duksos
R Squared
.137
Eta
.589
Eta Squared
.347
Interactive Graph
10 0
90
Kesepian
80
Linear Regression
= 115.12 + -0.38 *
Duksos
Kesepian
R-Square = 0.14
75
80
85
90
95
Duksos
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Regression
Descriptive Statistics
Kesepian
Duksos
Mean
81.90
Std. Deviation
6.139
86.98
5.959
N
60
60
Correlations
Pearson Correlation
Kesepian
Duksos
Sig. (1-tailed)
Kesepian
Duksos
Kesepian
Duksos
Kesepian
1.000
Duksos
-.371
-.371
1.000
.
.002
60
.002
.
60
60
60
Variables Entered/Removed(b)
Model
Variables
Entered
Variables
Removed
Method
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Duksos(a)
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Kesepian
. Enter
Model Summary(b)
Mode
l
1
Adjusted
R
R Square R Square
.371(a)
.137
.123
a Predictors: (Constant), Duksos
b Dependent Variable: Kesepian
Std. Error of
the
Estimate
5.750
Change Statistics
R Square
Change
.137
F
Change
9.241
df1
df2
1
58
Sig. F
Change
.004
ANOVA(b)
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of Squares
305.568
1917.832
2223.400
df
1
58
59
Mean Square
305.568
33.066
F
9.241
Sig.
.004(a)
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
B
(Constant)
115.120
Duksos
-.382
a Dependent Variable: Kesepian
1
Std. Error
10.953
.126
Standardized
Coefficients
Sig.
Beta
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
-.371
10.510
-3.040
.000
.004
T-Test
Group Statistics
Sig.
Sig.
(2tailed)
df
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Kesep
ian
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
1.124
.293
Upper
.667
58
.508
1.083
1.625
-2.170
4.337
.642
42.977
.524
1.083
1.688
-2.321
4.487
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Kesepian
JK
Laki-laki
Perempuan
Mean
82.33
5.677
.946
24
81.25
6.848
1.398
Variables Entered/Removed(b)
Variables
Entered
Variables
Removed
Sosial,
Informasion
al, Emosi,
Penghargaa
n,
Instrumental
(a)
Method
. Enter
Emosi
Std. Error
Mean
36
Model
1
Std. Deviation
Backward
(criterion:
Probability
of F-toremove >=
.100).
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Penghargaa
n
Backward
(criterion:
Probability
of F-toremove >=
.100).
Instrumental
Backward
(criterion:
Probability
of F-toremove >=
.100).
Informasion
al
Backward
(criterion:
Probability
of F-toremove >=
.100).
Model Summary
Model
1
2
3
4
R
.397(a)
.396(b)
.395(c)
R Square
.157
.157
.156
Adjusted R
Square
.079
.096
.111
Std. Error of
the Estimate
5.849
5.797
5.749
.384(d)
.148
.118
5.726
.350(e)
.122
.107
5.760
Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Emosi, Penghargaan, Instrumental
Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Penghargaan, Instrumental
Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Instrumental
Predictors: (Constant), Sosial, Informasional
Predictors: (Constant), Sosial
5
a
b
c
d
e
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
ANOVA(f)
Model
1
Sum of
Squares
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Sig.
344.832
1847.352
2192.183
344.190
df
5
54
59
4
Mean Square
68.966
34.210
2.016
.091(a)
86.048
2.561
.049(b)
1847.993
55
33.600
3.443
.023(c)
4.934
.011(d)
8.081
.006(e)
Total
2192.183
59
3
Regression
341.409
3
113.803
Residual
1850.774
56
33.050
Total
2192.183
59
4
Regression
323.515
2
161.758
Residual
1868.668
57
32.784
Total
2192.183
59
5
Regression
268.089
1
268.089
Residual
1924.094
58
33.174
Total
2192.183
59
a Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Emosi, Penghargaan, Instrumental
b Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Penghargaan, Instrumental
c Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Instrumental
d Predictors: (Constant), Sosial, Informasional
e Predictors: (Constant), Sosial
f Dependent Variable: Kesepian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Excluded Variables e
Model
2
3
4
Emosi
Emosi
Penghargaan
Emosi
Penghargaan
Ins trumental
Emosi
Penghargaan
Ins trumental
Informasional
Beta In
-.018 a
-.015 b
-.038 b
-.025 c
-.040 c
-.099 c
-.039 d
-.058 d
-.131 d
-.165 d
t
-.137
-.116
-.288
-.195
-.303
-.736
-.296
-.439
-.987
-1.300
Sig.
.892
.908
.775
.846
.763
.465
.768
.662
.328
.199
Partial
Correlation
-.019
-.016
-.039
-.026
-.040
-.098
-.039
-.058
-.130
-.170
Collinearity
Statistics
Tolerance
.880
.885
.856
.896
.857
.827
.902
.867
.865
.929
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Coefficients a
Model
1
(Constant)
Ins trumental
Informasional
Penghargaan
Emosi
Sosial
(Constant)
Ins trumental
Informasional
Penghargaan
Sosial
(Constant)
Ins trumental
Informasional
Sosial
(Constant)
Informasional
Sosial
(Constant)
Sosial
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
112.177
11.756
-.337
.483
-.432
.412
-.104
.353
-.063
.459
-.980
.567
111.592
10.854
-.344
.476
-.436
.408
-.100
.349
-.999
.544
109.812
8.846
-.347
.472
-.448
.402
-1.048
.513
108.442
8.613
-.510
.392
-1.167
.484
101.509
6.804
-1.335
.470
Standardized
Coefficients
Beta
-.096
-.140
-.040
-.018
-.257
-.099
-.141
-.038
-.262
-.099
-.145
-.275
-.165
-.306
-.350
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
t
9.542
-.698
-1.048
-.295
-.137
-1.728
10.281
-.724
-1.069
-.288
-1.838
12.414
-.736
-1.113
-2.045
12.591
-1.300
-2.409
14.920
-2.843
Sig.
.000
.488
.299
.769
.892
.090
.000
.472
.290
.775
.071
.000
.465
.270
.046
.000
.199
.019
.000
.006
No
Subjek/Aitem
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
3
2
4
3
3
2
4
1
2
3
2
4
4
3
1
2
3
1
4
3
4
2
3
4
4
3
4
3
3
2
3
3
4
3
3
1
4
4
4
2
3
3
3
3
2
4
3
3
3
4
3
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
2
2
4
4
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
1
3
3
2
2
3
3
1
3
3
3
3
1
3
3
2
1
3
3
3
1
3
2
4
4
2
3
3
5
3
4
3
4
4
4
3
2
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
4
3
2
3
4
3
2
3
3
6
4
4
4
3
3
2
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
7
3
3
3
3
3
3
2
4
3
2
4
3
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
8
3
2
3
4
3
2
2
2
1
2
3
3
4
3
3
3
3
1
3
4
4
3
1
3
3
3
3
2
4
3
3
2
3
3
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3
1 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3
3 4 4 3 4 3 3 1 3 2 2 3 4 2 2
3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4
3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 1 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3
2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3
3 1 4 4 2 1 3 1 4 1 3 2 3 3 2
2 4 3 2 3 3 1 3 4 3 4 2 3 3 4
4 3 3 4 2 1 2 1 2 1 2 3 3 2 3
3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3
3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3
1 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2
3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3
2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4
1 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3
3 2 3 2 1 4 2 3 4 3 4 3 2 1 2
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 1 4 3 2 3 3 3 4 2 3 1 2
4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 2 4 2 1 4 3 2 3 3 2 3 1 2 2
4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 1
3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4
2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3
1 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3
3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 2 3 2 3 3
2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4
2 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 2 3
1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
4
4
3
2
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
1
2
2
1
4
2
1
2
1
3
3
3
4
2
4
4
3
3
3
2
3
3
1
1
4
4
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
4
2
1
3
4
3
2
3
3
3
4
2
4
3
3
4
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
4
3
2
3
3
4
2
3
3
2
3
4
2
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
4
3
2
3
3
3
1
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
1
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
4
4
3
3
2
3
2
2
4
4
3
3
4
2
2
4
3
4
2
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
1
4
3
3
1
3
2
2
2
1
2
3
3
2
3
3
3
4
4
3
1
4
2
2
3
3
3
3
1
4
2
3
2
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
4
4
3
2
4
2
2
2
3
3
3
4
4
3
3
1
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
4
2
3
4
3
4
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
2
1
4
2
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
4
4
2
4
3
4
2
2
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
1
3
3
2
2
2
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
1
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
2
2
2
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
3
2
3
3
2
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
1
2
2
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
4
3
3
3
4
3
2
2
3
3
4
2
3
2
3
2
3
3
3
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
4
2
3
3
4
2
3
3
4
3
3
3
2
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
2
2
3
4
3
2
3
3
4
3
3
3
2
3
1
4
3
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
1
2
1
2
3
1
1
2
1
2
2
2
2
2
2
1
1
3
1
2
2
3
2
1
1
2
2
2
3
2
1
2
3
2
2
1
2
4
3
2
2
4
2
2
2
2
3
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
3
1
4
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
1
3
3
4
2
2
2
1
3
2
2
2
3
1
3
4
3
3
2
3
3
2
2
4
2
4
1
4
2
2
4
1
3
2
2
2
3
2
2
3
1
2
4
3
4
3
2
3
3
2
1
2
2
2
5
3
1
1
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
1
2
2
2
2
1
2
6
1
1
2
1
2
2
1
2
2
3
1
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
2
1
2
2
2
2
2
1
7
3
2
2
1
3
1
2
4
2
3
1
3
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
8
3
1
2
4
2
4
2
4
2
2
1
2
2
3
2
2
2
2
3
2
4
2
1
1
2
2
4
4
3
1
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2
1 2 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2
4 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 1 3
1 1 2 2 4 1 2 3 2 3 2 2 3
1 1 2 2 4 2 1 2 2 2 1 3 2
1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 3 3 2 2 1 4 3 2 3
3 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1 4
2 1 1 1 4 1 1 4 1 1 2 2 1
2 1 3 2 3 2 1 3 2 4 3 2 3
4 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 1 3
2 2 2 2 3 3 1 1 3 2 4 2 3
2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4
2 1 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 2
1 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 1 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2
1 2 4 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3
2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2
2 2 1 2 1 2 4 3 3 2 2 3 2
3 2 3 2 2 3 4 2 1 3 3 3 4
2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 3
4 3 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3
2 3 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3
2 2 4 2 2 1 2 4 2 2 3 1 2
1 2 4 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1
2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2
2 1 3 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2
3 2 2 3 1 1 2 1 2 1 2 2 3
3 2 3 2 3 1 2 2 3 1 2 4 2
2 1 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2
2 2 3 2 2 1 1 2 4 2 2 2 3
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
2
2
1
1
1
4
2
2
1
2
3
2
3
2
2
1
1
2
1
4
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2
1
1
2
2
3
3
2
2
1
4
2
2
1
3
2
2
2
1
2
3
4
4
2
2
1
2
3
3
1
4
3
3
3
2
3
3
2
2
2
1
2
2
2
2
2
4
3
2
2
2
3
1
2
1
1
2
3
4
1
3
2
3
2
1
2
3
2
2
2
3
1
2
2
3
3
2
2
3
3
1
1
1
2
3
1
2
2
4
2
1
1
2
1
1
2
2
2
1
1
2
2
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
2
1
3
1
1
1
2
1
3
1
2
2
3
1
2
1
1
2
2
4
1
2
2
2
4
1
1
1
2
1
2
2
3
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
3
3
3
2
1
3
2
3
3
2
3
3
3
2
2
2
1
4
3
3
1
2
3
1
3
2
4
2
2
1
4
1
1
3
2
2
2
3
1
2
2
2
2
1
2
4
3
2
2
1
2
3
1
2
2
2
2
2
1
2
3
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
1
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
3
3
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
1
2
2
3
2
3
3
2
4
3
2
4
4
3
2
2
2
2
2
4
2
2
3
3
3
2
2
2
1
2
2
2
3
1
3
4
2
2
3
2
2
3
1
2
1
2
1
3
2
1
1
3
1
1
2
1
3
2
2
2
2
3
2
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
2
2
2
3
2
1
2
4
3
3
3
4
2
3
3
1
3
2
4
3
3
3
3
2
2
3
2
4
3
3
3
1
2
2
3
2
3
4
2
2
1
2
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
1
2
1
2
3
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
1
3
2
2
1
2
2
2
3
1
2
3
2
1
2
1
2
1
1
4
2
1
2
2
2
1
1
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
3
2
1
2
2
1
2
1
2
2
3
2
1
2
3
2
3
2
2
4
2
4
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
3
2
3
2
3
3
2
3
2
2
1
1
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
2
2
3
4
4
4
2
3
2
2
3
2
3
1
1
3
3
3
2
3
1
3
2
1
3
4
2
2
2
2
3
3
1
2
2
2
2
4
2
2
2
2
3
2
4
4
1
2
4
2
2
2
3
1
2
2
3
2
2
2
3
2
1
3
2
1
2
2
1
2
2
2
4
2
2
4
1
1
2
2
1
2
4
2
4
3
3
2
2
3
2
2
1
3
2
1
No
Subjek/Aitem
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
29
2
2
2
2
2
1
2
3
4
3
2
2
2
2
2
2
3
1
2
2
2
1
2
2
1
30
2
3
3
3
3
2
1
4
4
2
4
3
1
3
2
4
2
1
2
2
4
3
2
2
2
31
1
2
4
1
1
2
2
1
1
3
2
2
2
1
1
2
3
4
3
3
2
2
3
2
2
32
2
1
3
2
2
1
2
2
4
3
2
2
3
2
2
2
2
2
1
2
1
3
3
2
2
33
1
2
2
2
1
1
2
1
2
2
2
1
3
2
2
2
1
2
1
3
2
2
2
1
1
34
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
1
3
2
2
2
2
2
1
1
3
35
3
2
2
2
2
2
2
4
2
1
2
2
1
3
3
2
4
1
2
2
3
3
2
2
2
36
1
4
3
2
2
2
2
1
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
37
4
2
3
2
2
3
3
4
4
2
3
3
3
3
2
4
2
1
3
3
2
3
2
2
3
38
2
1
2
1
2
1
3
2
3
3
2
2
2
2
1
2
2
2
4
1
2
3
2
2
2
Jumlah
82
80
87
74
73
80
84
78
92
88
81
87
80
84
76
86
90
75
93
81
88
85
82
74
81
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
1
2
1
2
2
1
2
2
2
3
2
4
2
3
1
2
2
2
2
1
3
1
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
1
2
2
2
2
3
4
1
2
3
2
4
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
2
1
2
1
3
3
2
1
1
2
3
2
2
2
1
3
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
1
2
2
2
3
2
2
1
3
2
2
4
4
3
2
3
1
2
3
1
2
3
3
2
3
2
2
2
1
2
2
3
2
2
2
3
2
2
4
1
4
1
2
2
2
2
3
3
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
3
1
2
2
1
1
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
3
2
2
3
3
2
2
3
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
1
2
2
3
1
2
1
2
3
4
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
3
2
3
2
1
2
2
2
3
2
1
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
4
2
3
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
2
4
2
2
3
2
3
3
2
1
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
1
2
3
3
2
2
3
3
1
2
1
3
4
2
3
1
3
2
2
2
2
2
2
2
1
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
75
81
92
80
78
86
82
82
78
80
76
99
89
90
88
73
89
89
86
75
74
83
77
87
82
86
76
83
79
75
75
74
94
84
85