Skema control seperti ini sangat umum digunakan untuk aplikasi dimana flow yang diinginkan
di user di downstreamnya memiliki kemungkinan untuk bervariasi. Misalnya, dalam proyek
yang sedang saya kerjakan, pompa yang dipasang memiliki 2 operation mode (max dan
minimum), dimana max flow adalah 25,000 bpd, dan minimumnya adalah 21,000 bpd.
So, dibutuhkan sebuah device untuk mengadjust flow sesuai yang diinginkan, yaitu salah
satunya control valve di discharge pompa.
Yang terjadi dengan pompa adalah sebagai berikut;
Take a look at system curve pada gambar di atas. Pada awalnya, pompa mendistribusikan
flow sebesar Q0 dengan system curve yang ada. Saat operator memasukkan nilai set point
flow sehingga control valve memperkecil bukaan, maka system curve bergeser berlawanan
arah jarum jam dan menjadi MOD sytem curve; menghasilkan tambahan delta P dan
memberikan nilai flowrate baru, sebesar Q1.
2. Recycle Flow
Skema mengontrol flow dengan recycle flow adalah sebagai berikut
Prinsipnya, sebagian flow dialirkan kembali ke tangki, untuk mereduksi flow yang diinginkan di
downstream user.
Yang terjadi dengan pompa adalah sebagai berikut;
Misalkan sebuah pompa di sebuah plant beroperasi pada Q0. Kemudian si operator
mengadjust set point flow rate sebesar Q1 di downstream pompa. Maka yang terjadi adalah
seperti grafik di atas. Terlihat bahwa system curve bergeser sesuai arah jarum jam dan
menghasilkan Q1. Artinya, total pressure drop berkurang di discharge pompa dan total flow
yang keluar dari pompa menjadi bertambah saat recycle valve dibuka.
Anyway, ada yang sedikit aneh di pojok kiri bawah kurva kan? Itu adalah system curve sebelum
check valve di discharge pompa terbuka.Setelah melewati check valve, system curve akan
lebihkecil karenarestriksi yang dialami lebih sedikit.
Kekurangan dari skema ini adalah pompa harus di desain dengan desain flowrate lebih besar
daripada yang diinginkan user. In my opinion, skema ini tidak rekomended, karena ada waste
energy yang tidak diperlukan dari pompa.
3. Speed Control
Pengontrolan flow dengan cara mengontrol speed pompa biasanya dilakukan dengan
menggunakan device tambahan bernama VSD (Variable Speed Drive). Flow set point dari FIC
di discharge pompa memberikan input nilai ke VSD. VSD yang menerima nilai dari FIC, akan
mengadjust speed dari rotasi pompa, sehingga memberikan nilai flow yang sesuai.
Yang terjadi dengan pompa adalah sebagai berikut;
So, perubahan flowrate terjadi karena kurva pompa yang bergeser, sesuai permintaan flowrate,
Jika flowrate di set di 100% design flow, RPM pomp akan disesuaikan ke 100%. Jika ingin
mengurangi flow-let say ke Q2- maka perubahan ini akan direspons pompa dengan cara
mereduksi speednya ke 40% dari maximum speed.
4. Tanpa kontrol sama sekali !
Jangan anggap sepele dulu, karena faktanya, sebagian besar pompa di desain seperti ini,
termasuk pompa air di rumah saya. Familiar dengan ini?
Pompa akan beroperasi pada titik pertemuan system curve dan pump curve. Tidak ada kontrol
(throttling, speed atau recycle) sehingga pompa akan mendistribusikan flowrate yang tetap
setiap saat. Flowrate akan berubah jika ada peningkatan backpressure dikarenakan misalnya
ada manual valve yang tidak sengaja ditutup / dibuka lebih kecil, atau ada penyumbatan di
downstreamnya.
Design seperti ini sangat cocok diaplikasikanuntuk sistem dimana flowrate yang diinginkan
userbernilai konstan setiap saat. Murah meriah, karena tidak perlu instrumentasi
pengontrolan.
Pembaca punya ide lain untuk mengontrol pompa? Why don't you share with us...
Salam
Gandi Iswara
Process Engineer
Merujuk ke http://www.driedger.ca/ce1_cp/CE1_CP.html
20 comments:
Anonymous September 8, 2012 at 8:50 PM
jadi pada dasarnya 1&2 itu modified system curvenya yah pak? pompanya sih tetep aja. mksdnya 1
itu nyekek kan + head/ total system curve yah, flownya - itu efeknya, klo 2 itu kan - head/system head
turun, flownya +. ada efek ke pompanya gk pak dan batasannya? salah2 ntar pompanya hancur pak?
kalo yang 3 itu pompanya yg bisa menyesuaikan dengan system curve yg tetep getu pak? klo
headnya diminta harus konstan gk bisa dong yah pak pake ini? terus system head ~ flow juga gk
pak? nambah kalo flownya nambah and kurang kalo flownya kurang
gimana pencerahannya yah? karena klo ngikutin afinity law sepertinya aneh...
Reply
Replies
Gandi Iswara
Pak Anonim, terimakasih atas komen anda. Saya usahakan jawab pertanyaan Bapak satusatu.
1. Quote :
"jadi pada dasarnya 1&2 itu modified system curvenya yah pak? pompanya sih tetep aja.
mksdnya 1 itu nyekek kan + head/ total system curve yah, flownya - itu efeknya, klo 2 itu
kan - head/system head turun, flownya +. ada efek ke pompanya gk pak dan batasannya?
salah2 ntar pompanya hancur pak?"
Dalam kasus ini, saya meninjau dari system curve. Saat saya meninjau performa pompa
dari system curve, saya "mengabaikan" pump curve-nya. Namun, Bapak bisa saja
meninjau case no.1 & 2 dari pump curve-nya sendiri, sebagaimana yang dijelaskan di
referensi yang saya ambil (driedger- ada linknya dibawah tulisan saya).
Nah, karena saya meninjaunya dari system curve, maka betul sekali apa yang dikatakan
Bapak, yaitu : headnya naik, dan flow adalah efeknya. Begitu pula dengan no.2, dimana
headnya turun dan flownya bertambah.
2. Quote :
"ada efek ke pompanya gk pak dan batasannya? salah2 ntar pompanya hancur pak?"
Tentu saja ada, Pak. Mohon maaf saya tidak menjelaskan apa batasannya di tulisan saya
ini. Namun, setahu saya, "mencekik" discharge valve hanya dapat dilakukan sampai titik
minimum continuous flow pompa-yang biasanya diprovide oleh vendor. Menjalankan
pompa terlalu dekat dengan titik min.flow pompa TERUS MENERUS akan mengakibatkan
vibrasi pada pompa dan menyebabkan pompanya "jebol" seperti yang Bapak sampaikan.
Tentu saja hal ini harus diconsider saat pemilihan pompa. Misalnya, jika diketahui ada
sebuah mode operasi dimana pompa diharuskan mendeliver flowrate dalam jumlah yang
minimum ke downstream equipment-katakanlah "x", maka sebaiknya pompa yang dipilih
haruslah memiliki titik min.continuous flow yang cukup jauh dari titik "x" tsb. Saya tidak
tahu berapa jarak minimal yang dibutuhkan, karena biasanya ditempat saya bekerja, hal ini
ditentukan oleh Mechanical Engineer.Bukan Process Engineer
Begitu juga dengan flow maximum yang bisa dideliver oleh pompa, nilainya dibatasi
dengan titik Cut Off. Pompa tidak akan bisa mendeliver flowrate lebih dari titik cut off-nya.
Gandi Iswara
Gandi Iswara
Quote:
"nambah kalo flownya nambah and kurang kalo flownya kurang.
gimana pencerahannya yah? karena klo ngikutin afinity law sepertinya aneh..."
Jawaban saya:
Mohon maaf saya tidak paham dengan bahasa pertanyaan anda. Mungkin bisa ditulis
ulang pertanyaannya Pak dengan tata bahasa yang lebih baik agar saya paham
pertanyaannya.
Reply
Saya yakin Bapak meng-quote bagian tersebut dari tulisan saya di Cara Mengontrol
Reciprocating Pump, di bagian Recycle Control.
Saya sepakat dengan Bapak, ini juga cocok untuk penjelasan no.#2, karena saya juga
menulisnya demikian di atas, dibagian no. 2 (pengontrolan dengan Recycle Control) :)
Dan karena pengontrolan Recicprocating Pump dengan recycle control juga mirip-mirip
dengan prinsip pengontrolan pompa sentrifugal dengan recycle control, makanya di dua
tulisan tersebut ada kemiripan. :)
Reply
Pak Iman,
You are very welcome untuk bertanya. Dan saya akan sangat senang menjawabnya.
Semoga jawaban saya membantu Bapak.
Pertama, saya mau tanya dulu. Discharge pressure 230 psi itu nilai desain atau aktual?
Untuk saat ini, saya asumsikan dulu 230 psi itu adalah nilai desain.
Dugaan saya, karena di header terjadi penurunan pressure menjadi 150 psi, maka
discharge pressure aktual pompa Pak Iman saat ini sudah berkurang dari nilai desain (230
psi). Karena - sebagaimana yang Pak Iman juga ketahui - bahwa nilai discharge pressure
suatu pompa adalah = destination pressure + pressure loss sepanjang pipa.
Karena destination pressure saat ini berkurang menjadi 150 psi, maka perkiraan saya
discharge pressure "aktual" pompa Pak Iman saat ini adalah 150 ++ ..yaa mungkin 160 psi
lah..(tergantung dari konfigurasi perpipaan sistem yang Pak Iman miliki).
Nilai 160 psi ini sepertinya berada di bawah settingan PSLL di discharge pompa Pak Iman,
sehingga, Pompa Pak Iman trip. Apakah seperti itu? Ini hanya dugaan saya. Please CMIIW.
Kembali ke laptop...
Oleh karena itu, Pak Iman berniat menaikkan discharge pressure nya di atas settingan
PSLL dan kembali di angka 230 psi.
Karena pompa Pak Iman adalah centrifugal, yang harus Pak Iman lakukan adalah
"mencekik" discharge pompa , sehingga pressure di discharge pompa naik ke angka 230
psi.
Menurut saya, ada beberapa cara untuk melakukannya.
Pertama, memasang RO di discharge pompa, seperti yang vendor Pak Iman usulkan.
Ini solusi yang cukup bagus. RO akan memberikan tambahan pressure drop, sehingga
discharge pressure bapak akan menjadi:
Disch press = 150 psi + piping press loss + RO press loss
Karena Disch pressure yang diinginkan adalah 230 psi, maka persamaan diatas bisa
disederhanakan menjadi
230 = 150 + pipe loss + RO press. loss
Atau RO press loss = 230-150-pipe loss (A)
Yang perlu Pak Iman pastikan adalah nilai pressure drop RO yang dibeli haruslah tidak
melebihi nilai (A).
Karena jika berlebih, bisa bisa pompanya tidak mampu mendeliver fluida ke tujuan, karena
outlet pressure di RO akan menjadi terlalu kecil
Plus jika terlalu besar, bisa bisa discharge pressure pompa Pak Iman jadi terlalu besar,
sehingga mengakibatkan pompa Pak Iman vibrasi.
Tapi juga tidak boleh terlalu lebih rendah daripada nilai (A). Karena jika terlalu rendah, bisa
bisa nilai discharge pressure Pompa Pak Iman masih di bwah nilai PSLL, sehingga
pompanya bakal trip lagi.
Gandi Iswara
Gandi Iswara
Pak Iman,
Sama-sama.
Reply
Pak Handoyo,
Terimakasih atas pertanyaannya dan terimakasih sudah mampir.
Mohon maaf jawabannya agak delay.
Jawaban saya: Pressure di flowline akan konstan di 880 psi. Penjelasannya adalah
sebagai berikut.
Berdasarkan penjelasan Pak Handoyo, sistem yang ada konfigurasinya adalah sbb:
Pompa -- Valve (manual) -- Flowline
Mohon koreksi jika salah.
Lalu Pak Handoyo menurunkan pressure di discharge pompa. Asumsi saya, Bapak
menurunkan pump discharge pressure dengan cara memperbesar bukaan valve dan
Gandi Iswara
jadi memang tidak ada perubahan sistem apapun, selain bukaan valve yang diperbesar. Namun saya
masih agak sdikit bingung, karna ada indikasi valve tersebut dijepit karena di flowline sudah mulai
korosi sehingga supaya tidak bocor valve dijepit agar pressure di flowline menjadi berkurang.
Bagaimana dengan statement tersebut, mohon koreksinya.
fyi, sistem yang saya sampaikan adalah sistem injeksi air asin ke sumur injeksi.
Reply
Gandi Iswara
Pak Handoyo,
Fakta bahwa sistemnya adalah sistem sumur injeksi lebih menguatkan argumen saya bahwa
pressure di flowline akan tetap.
Dalam sistem ini,Parrival adalah tekanan di sumur injeksi, yg mana tekanan disumur injeksi
likelihood utk berubah adlh sangat kecil.jadi,dpt dibilang Parrival fix.
Sehingga,seperti penjelasan saya sebelumnya, jika Parrival fix,dan yg dilakukan hanya merubah
bukaan valve, yg terjadi kemudian adlh pressure discharge pompa berkurang, pressure drop valve
berkurang,namun p di flowline tetap.
Mengenai pendapat di tim Pak Handoyo bahwa mereka mengurangi bukaan valve utk menurunkan
tekanan di flowline agar mengurangi korosi, saya punya pendapat lain.
Yang terjadi dg mengurangi bukaan valve bukanlah mengurangi tekanan, tapi mengurangi
FLOWRATE. Dengan berkurangnya flowrate, velocity akan berkurang sehingga erosi pada flowline
akan berkurang dan mengurangi laju korosi.
Semoga menjawab.
Reply
Reply
Replies
Gandi Iswara
Mas Gung,
Barangkali bisa lebih spesifik pertanyaannya?
Secara umum, sebagaimana diajarkan dibanyak buku Fluid Mechanic, pressure drop akan
semakin besar dengan bertambahnya jarak dan laju alir.
Reply
Comment as:
Publish
Unknown (Google)
Preview
Sign out
Notify me
Create a Link
Home
Follow
48
Powered by Blogger.