Anda di halaman 1dari 15

Belajar Process Engineering

The more you share , the more you learn


Beranda

Wednesday, March 14, 2012

Cara Mengontrol Pompa Centrifugal


Saya baru saja menyelesaikan sebuah FEED yang berisi banyak pompa. Salah satu tantangan
dalam mendesain pompa dari sisi process engineering adalah bagaimana mengontrol flow
dari pompa tersebut. Well, saya ingin share sedikit pelajaran yang saya peroleh mengenai cara
mengontrol pompa. Tentu saja jika pembaca ingin share dan menanggapi thread ini, you are
very welcome!
Ada 4 cara dalam mnegontrol flow dari pompa yang biasa digunakan di industri
1. Throtting discharge pompa
2. Recycle flow
3. Speed control
4. Tanpa kontrol sama sekali !
1. Throttling discharge pompa
Throttling discharge pompa dengan menggunakan control valve yang mendapat input dari
sebuah flow control valve / pressure control valve / level control valve berarti mengadjust flow
yang keluar dari pump discharge sesuai rate yang kita inginkan. Contoh ilustrasinya adalah
gambar berikut

Skema control seperti ini sangat umum digunakan untuk aplikasi dimana flow yang diinginkan
di user di downstreamnya memiliki kemungkinan untuk bervariasi. Misalnya, dalam proyek
yang sedang saya kerjakan, pompa yang dipasang memiliki 2 operation mode (max dan
minimum), dimana max flow adalah 25,000 bpd, dan minimumnya adalah 21,000 bpd.
So, dibutuhkan sebuah device untuk mengadjust flow sesuai yang diinginkan, yaitu salah
satunya control valve di discharge pompa.
Yang terjadi dengan pompa adalah sebagai berikut;

Take a look at system curve pada gambar di atas. Pada awalnya, pompa mendistribusikan
flow sebesar Q0 dengan system curve yang ada. Saat operator memasukkan nilai set point
flow sehingga control valve memperkecil bukaan, maka system curve bergeser berlawanan
arah jarum jam dan menjadi MOD sytem curve; menghasilkan tambahan delta P dan
memberikan nilai flowrate baru, sebesar Q1.
2. Recycle Flow
Skema mengontrol flow dengan recycle flow adalah sebagai berikut

Prinsipnya, sebagian flow dialirkan kembali ke tangki, untuk mereduksi flow yang diinginkan di
downstream user.
Yang terjadi dengan pompa adalah sebagai berikut;

Misalkan sebuah pompa di sebuah plant beroperasi pada Q0. Kemudian si operator
mengadjust set point flow rate sebesar Q1 di downstream pompa. Maka yang terjadi adalah
seperti grafik di atas. Terlihat bahwa system curve bergeser sesuai arah jarum jam dan
menghasilkan Q1. Artinya, total pressure drop berkurang di discharge pompa dan total flow
yang keluar dari pompa menjadi bertambah saat recycle valve dibuka.
Anyway, ada yang sedikit aneh di pojok kiri bawah kurva kan? Itu adalah system curve sebelum
check valve di discharge pompa terbuka.Setelah melewati check valve, system curve akan
lebihkecil karenarestriksi yang dialami lebih sedikit.
Kekurangan dari skema ini adalah pompa harus di desain dengan desain flowrate lebih besar
daripada yang diinginkan user. In my opinion, skema ini tidak rekomended, karena ada waste
energy yang tidak diperlukan dari pompa.
3. Speed Control

Skema mengontrol flow dengan speed control adalah sebagai berikut

Pengontrolan flow dengan cara mengontrol speed pompa biasanya dilakukan dengan
menggunakan device tambahan bernama VSD (Variable Speed Drive). Flow set point dari FIC
di discharge pompa memberikan input nilai ke VSD. VSD yang menerima nilai dari FIC, akan
mengadjust speed dari rotasi pompa, sehingga memberikan nilai flow yang sesuai.
Yang terjadi dengan pompa adalah sebagai berikut;

So, perubahan flowrate terjadi karena kurva pompa yang bergeser, sesuai permintaan flowrate,
Jika flowrate di set di 100% design flow, RPM pomp akan disesuaikan ke 100%. Jika ingin
mengurangi flow-let say ke Q2- maka perubahan ini akan direspons pompa dengan cara
mereduksi speednya ke 40% dari maximum speed.
4. Tanpa kontrol sama sekali !
Jangan anggap sepele dulu, karena faktanya, sebagian besar pompa di desain seperti ini,
termasuk pompa air di rumah saya. Familiar dengan ini?

Pompa akan beroperasi pada titik pertemuan system curve dan pump curve. Tidak ada kontrol
(throttling, speed atau recycle) sehingga pompa akan mendistribusikan flowrate yang tetap

setiap saat. Flowrate akan berubah jika ada peningkatan backpressure dikarenakan misalnya
ada manual valve yang tidak sengaja ditutup / dibuka lebih kecil, atau ada penyumbatan di
downstreamnya.
Design seperti ini sangat cocok diaplikasikanuntuk sistem dimana flowrate yang diinginkan
userbernilai konstan setiap saat. Murah meriah, karena tidak perlu instrumentasi
pengontrolan.
Pembaca punya ide lain untuk mengontrol pompa? Why don't you share with us...

Salam
Gandi Iswara
Process Engineer
Merujuk ke http://www.driedger.ca/ce1_cp/CE1_CP.html

Gandi Iswara at 4:06 PM


Share

20 comments:
Anonymous September 8, 2012 at 8:50 PM
jadi pada dasarnya 1&2 itu modified system curvenya yah pak? pompanya sih tetep aja. mksdnya 1
itu nyekek kan + head/ total system curve yah, flownya - itu efeknya, klo 2 itu kan - head/system head
turun, flownya +. ada efek ke pompanya gk pak dan batasannya? salah2 ntar pompanya hancur pak?
kalo yang 3 itu pompanya yg bisa menyesuaikan dengan system curve yg tetep getu pak? klo
headnya diminta harus konstan gk bisa dong yah pak pake ini? terus system head ~ flow juga gk
pak? nambah kalo flownya nambah and kurang kalo flownya kurang

gimana pencerahannya yah? karena klo ngikutin afinity law sepertinya aneh...
Reply
Replies
Gandi Iswara

September 10, 2012 at 3:11 PM

Pak Anonim, terimakasih atas komen anda. Saya usahakan jawab pertanyaan Bapak satusatu.
1. Quote :
"jadi pada dasarnya 1&2 itu modified system curvenya yah pak? pompanya sih tetep aja.
mksdnya 1 itu nyekek kan + head/ total system curve yah, flownya - itu efeknya, klo 2 itu
kan - head/system head turun, flownya +. ada efek ke pompanya gk pak dan batasannya?
salah2 ntar pompanya hancur pak?"
Dalam kasus ini, saya meninjau dari system curve. Saat saya meninjau performa pompa
dari system curve, saya "mengabaikan" pump curve-nya. Namun, Bapak bisa saja
meninjau case no.1 & 2 dari pump curve-nya sendiri, sebagaimana yang dijelaskan di
referensi yang saya ambil (driedger- ada linknya dibawah tulisan saya).
Nah, karena saya meninjaunya dari system curve, maka betul sekali apa yang dikatakan
Bapak, yaitu : headnya naik, dan flow adalah efeknya. Begitu pula dengan no.2, dimana
headnya turun dan flownya bertambah.
2. Quote :
"ada efek ke pompanya gk pak dan batasannya? salah2 ntar pompanya hancur pak?"
Tentu saja ada, Pak. Mohon maaf saya tidak menjelaskan apa batasannya di tulisan saya
ini. Namun, setahu saya, "mencekik" discharge valve hanya dapat dilakukan sampai titik
minimum continuous flow pompa-yang biasanya diprovide oleh vendor. Menjalankan
pompa terlalu dekat dengan titik min.flow pompa TERUS MENERUS akan mengakibatkan
vibrasi pada pompa dan menyebabkan pompanya "jebol" seperti yang Bapak sampaikan.
Tentu saja hal ini harus diconsider saat pemilihan pompa. Misalnya, jika diketahui ada
sebuah mode operasi dimana pompa diharuskan mendeliver flowrate dalam jumlah yang
minimum ke downstream equipment-katakanlah "x", maka sebaiknya pompa yang dipilih
haruslah memiliki titik min.continuous flow yang cukup jauh dari titik "x" tsb. Saya tidak
tahu berapa jarak minimal yang dibutuhkan, karena biasanya ditempat saya bekerja, hal ini
ditentukan oleh Mechanical Engineer.Bukan Process Engineer
Begitu juga dengan flow maximum yang bisa dideliver oleh pompa, nilainya dibatasi
dengan titik Cut Off. Pompa tidak akan bisa mendeliver flowrate lebih dari titik cut off-nya.

Gandi Iswara

September 10, 2012 at 3:20 PM

Kemudian, untuk pertanyaan ini:


Quote:
"kalo yang 3 itu pompanya yg bisa menyesuaikan dengan system curve yg tetep getu pak?
Jawaban saya:
No. 3 adalah pengontrolan dengan menggunakan speed control. Dalam speed control,
pump curve yang menyesuaikan.
Quote:
"klo headnya diminta harus konstan gk bisa dong yah pak pake ini?"
Jawaban saya:
Tentu saja. Malah, semua skema kontrol tidak bisa memberikan konstan head pada flow
yang berubah-ubah, karena ini adalah POMPA SENTRIFUGAL ! Pompa sentrifugal akan
memberikan head yang berbeda setiap perubahan flow, kecuali kurva pompanya sangat
flat.
Jika anda menginginkan head yang konstan untuk flowrate yang berubah - ubah, anda
membutuhkan POMPA RECIPROCATING.

Gandi Iswara

September 10, 2012 at 3:22 PM

Quote:
"nambah kalo flownya nambah and kurang kalo flownya kurang.
gimana pencerahannya yah? karena klo ngikutin afinity law sepertinya aneh..."
Jawaban saya:
Mohon maaf saya tidak paham dengan bahasa pertanyaan anda. Mungkin bisa ditulis
ulang pertanyaannya Pak dengan tata bahasa yang lebih baik agar saya paham
pertanyaannya.
Reply

Anonymous September 8, 2012 at 9:01 PM


quote dari tulisan bapak yg lain:
"...Terlihat bahwa kurva sistem akan berotasi searah jaruh jam. Terlihat pula flow yang mengalir dari
pompa pada dasarnya sama, namun tekanan yang menuju ke process berkurang. Laju alir yang
menuju ke downstream process akan berkurang karena ada sebagian flow yang mengalir melalui
recycle line..."

ini terasa lebih tepat untuk penjelasan #2 kayaknya...


Reply
Replies
Gandi Iswara

September 10, 2012 at 3:34 PM

Saya yakin Bapak meng-quote bagian tersebut dari tulisan saya di Cara Mengontrol
Reciprocating Pump, di bagian Recycle Control.
Saya sepakat dengan Bapak, ini juga cocok untuk penjelasan no.#2, karena saya juga
menulisnya demikian di atas, dibagian no. 2 (pengontrolan dengan Recycle Control) :)
Dan karena pengontrolan Recicprocating Pump dengan recycle control juga mirip-mirip
dengan prinsip pengontrolan pompa sentrifugal dengan recycle control, makanya di dua
tulisan tersebut ada kemiripan. :)
Reply

Anonymous October 10, 2012 at 5:48 PM


Dear Pak Gandi,
Boleh numpang tanya euy, saat ini saya memiliki pompa turbin dengan kapasitas 75 gpm dan
discharge pressure 230 psi. Karena ada perubahan di header menjadi 150 psi maka pompa tersebut
trip terus menerus sehingga vendor memasang RO pada discharge linenya dan katanya ini common
practice. Pertanyaan saya apakah hal ini normal dan tidak akan mengakibatkan kerusakan pada
pompa tersebut.
Salam, Iman
Reply
Replies
Gandi Iswara

October 11, 2012 at 12:04 PM

Pak Iman,
You are very welcome untuk bertanya. Dan saya akan sangat senang menjawabnya.
Semoga jawaban saya membantu Bapak.
Pertama, saya mau tanya dulu. Discharge pressure 230 psi itu nilai desain atau aktual?
Untuk saat ini, saya asumsikan dulu 230 psi itu adalah nilai desain.

Dugaan saya, karena di header terjadi penurunan pressure menjadi 150 psi, maka
discharge pressure aktual pompa Pak Iman saat ini sudah berkurang dari nilai desain (230
psi). Karena - sebagaimana yang Pak Iman juga ketahui - bahwa nilai discharge pressure
suatu pompa adalah = destination pressure + pressure loss sepanjang pipa.
Karena destination pressure saat ini berkurang menjadi 150 psi, maka perkiraan saya
discharge pressure "aktual" pompa Pak Iman saat ini adalah 150 ++ ..yaa mungkin 160 psi
lah..(tergantung dari konfigurasi perpipaan sistem yang Pak Iman miliki).
Nilai 160 psi ini sepertinya berada di bawah settingan PSLL di discharge pompa Pak Iman,
sehingga, Pompa Pak Iman trip. Apakah seperti itu? Ini hanya dugaan saya. Please CMIIW.
Kembali ke laptop...
Oleh karena itu, Pak Iman berniat menaikkan discharge pressure nya di atas settingan
PSLL dan kembali di angka 230 psi.
Karena pompa Pak Iman adalah centrifugal, yang harus Pak Iman lakukan adalah
"mencekik" discharge pompa , sehingga pressure di discharge pompa naik ke angka 230
psi.
Menurut saya, ada beberapa cara untuk melakukannya.
Pertama, memasang RO di discharge pompa, seperti yang vendor Pak Iman usulkan.
Ini solusi yang cukup bagus. RO akan memberikan tambahan pressure drop, sehingga
discharge pressure bapak akan menjadi:
Disch press = 150 psi + piping press loss + RO press loss
Karena Disch pressure yang diinginkan adalah 230 psi, maka persamaan diatas bisa
disederhanakan menjadi
230 = 150 + pipe loss + RO press. loss
Atau RO press loss = 230-150-pipe loss (A)
Yang perlu Pak Iman pastikan adalah nilai pressure drop RO yang dibeli haruslah tidak
melebihi nilai (A).
Karena jika berlebih, bisa bisa pompanya tidak mampu mendeliver fluida ke tujuan, karena
outlet pressure di RO akan menjadi terlalu kecil
Plus jika terlalu besar, bisa bisa discharge pressure pompa Pak Iman jadi terlalu besar,
sehingga mengakibatkan pompa Pak Iman vibrasi.
Tapi juga tidak boleh terlalu lebih rendah daripada nilai (A). Karena jika terlalu rendah, bisa
bisa nilai discharge pressure Pompa Pak Iman masih di bwah nilai PSLL, sehingga
pompanya bakal trip lagi.

Ada lagi cara lainnya..


yaitu pasang control valve di discharge pompa. Prinsipnya sama dengan RO, hanya saja,
control valve bisa diatur atur bukaannya; sementara RO akan menghasilkan flow yang fix.
Atau ada cara yang lebih ekonomis.
Saya yakin di discharge pompa Pak Iman ada manual valve. Pak Iman bisa throttling valve
ini; diperkecil bukaannya sambil memonitor pressure di discharge pompa (saya yakin ada
PI di outlet pompa), sampai pressurenya 230 psi.
Tidak perlu beli RO.
Tapi beresiko, karena siapapun bisa merubah rubah bukaan valve. Kecuali jika setelah
mendapatkan valve opening yang sesuai, valve tersebut Pak Iman lock.
Sepertinya RO memang pilihan bijak. Tapi itu dia,pressure dropnya memang harus
dipastikan benar.
Semoga menjawab. Jika belum menjawab, jangan sungkan-sungkan bertanya kembali.
Salam,
Gand
Reply

Gandi Iswara

October 11, 2012 at 12:00 PM

This comment has been removed by the author.


Reply

Anonymous October 19, 2012 at 6:26 PM


Dear Pak Gandi,
Terimaksih informasinya, dan perkiraanya juga memang tepat seperti itu. Jadi awalnya semuanya
sudah ok tapi belakangan ternyata ada perubahan desain untuk jaringan dari 230 menjadi 150.
Sebenarnya saya mencari cara yang bisa membuat si vendor mengganti pompa tersebut sesuai
perubahan desain karena semua desain dari mereka. Ok pak gandi terima kasih.
Salam, Iman
Reply
Replies

Gandi Iswara

October 19, 2012 at 6:35 PM

Pak Iman,
Sama-sama.
Reply

The Art of Engineering February 5, 2013 at 12:21 PM


Pak Gandi,
Terkait pengaturan flow dengan throttling discharge valve pada pompa, sy ingn tanya hubungan
antara tekanan di upstream (pompa) dengan di sisi downstream (flowline) akibat jepitan valve
tersebut. Tanpa harus trial di lapangan, bisakah hal tersebut dihitung di atas kertas? valve yg
digunakan bukan control valve tapi manual valve. Sebagai ilustrasi saat ini, posisi press pompa
1300psi sedangkan di flowline(akibat jepitan valve) 880psi. Ketika press pompa sy ingn sy turukan di
1060psi, bagaimana dengan press di flowline? berapa besar kenaikannya? mohon penerangannya..
Terimakasih
Salam
handoyo
Reply
Replies
Gandi Iswara

February 6, 2013 at 4:26 PM

Pak Handoyo,
Terimakasih atas pertanyaannya dan terimakasih sudah mampir.
Mohon maaf jawabannya agak delay.
Jawaban saya: Pressure di flowline akan konstan di 880 psi. Penjelasannya adalah
sebagai berikut.
Berdasarkan penjelasan Pak Handoyo, sistem yang ada konfigurasinya adalah sbb:
Pompa -- Valve (manual) -- Flowline
Mohon koreksi jika salah.
Lalu Pak Handoyo menurunkan pressure di discharge pompa. Asumsi saya, Bapak
menurunkan pump discharge pressure dengan cara memperbesar bukaan valve dan

parameter lain konstan. CMIIW.


Karena bukaan valve diperbesar, dengan asumsi bahwa pompa Bapak adalah pompa
centrifugal (CMIIW), maka system curve akan bergeser ke kanan, dan pressure di
discharge pompa akan berkurang. Hal ini disebabkan karena pressure drop valve
berkurang karena bukaannya diperbesar.
Tekanan discharge pompa bukan independent variable, melainkan nilai yang bergantung
pada systemnya. Persamaan hidrolik untuk tekanan discharge pompa adalah sbb:
Pdisch = Parrival + Pdrop akibat pipe loss + Pdrop valve + Static head
Karena P arrival sudah tertentu, Pdrop akibat pipe loss dan static head diasumsikan
konstan, maka Pdischarge hanya berubah karena perubahan pressure drop di valve.
Sehingga, yang terjadi adalah :
1. Bukaan valve diperbesar ==> Pressure drop valve berkurang
2. Sehingga P discharge pompa berkurang
3. Namun, karena parameter lain fix, maka pressure di flowline akan tetap di 880 psi.
Tentu saja, jawaban di atas adalah jawaban berdasarkan asumsi bahwa perubahan hanya
terjadi di bukaan valve. Namun, jika variable yang berubah adalah P arrival, perubahan
ukuran pipa atau perubahan static head, maka jawabannya akan berbeda pula.
Semoga menjawab. Jika belum jelas, silakan bertanya kembali. Your question are very
very welcome.
Salam,
Gandi

Gandi Iswara

February 7, 2013 at 4:15 AM

Sebagai tambahan penjelasan,


Intinya pressure di discharge pompa memang turun, namun pressurr drop di valve juga
turun karena dibuka lebih lebar. sehingga jika pressure di arrival sudah dikunci fix, maka
pressure di flowline juga akan tetap di 880
Reply

share is fun February 8, 2013 at 3:48 PM


Sebelumnya terimakasih atas penjelasannya.

jadi memang tidak ada perubahan sistem apapun, selain bukaan valve yang diperbesar. Namun saya
masih agak sdikit bingung, karna ada indikasi valve tersebut dijepit karena di flowline sudah mulai
korosi sehingga supaya tidak bocor valve dijepit agar pressure di flowline menjadi berkurang.
Bagaimana dengan statement tersebut, mohon koreksinya.
fyi, sistem yang saya sampaikan adalah sistem injeksi air asin ke sumur injeksi.
Reply

Gandi Iswara

February 10, 2013 at 12:04 AM

Pak Handoyo,
Fakta bahwa sistemnya adalah sistem sumur injeksi lebih menguatkan argumen saya bahwa
pressure di flowline akan tetap.
Dalam sistem ini,Parrival adalah tekanan di sumur injeksi, yg mana tekanan disumur injeksi
likelihood utk berubah adlh sangat kecil.jadi,dpt dibilang Parrival fix.
Sehingga,seperti penjelasan saya sebelumnya, jika Parrival fix,dan yg dilakukan hanya merubah
bukaan valve, yg terjadi kemudian adlh pressure discharge pompa berkurang, pressure drop valve
berkurang,namun p di flowline tetap.
Mengenai pendapat di tim Pak Handoyo bahwa mereka mengurangi bukaan valve utk menurunkan
tekanan di flowline agar mengurangi korosi, saya punya pendapat lain.
Yang terjadi dg mengurangi bukaan valve bukanlah mengurangi tekanan, tapi mengurangi
FLOWRATE. Dengan berkurangnya flowrate, velocity akan berkurang sehingga erosi pada flowline
akan berkurang dan mengurangi laju korosi.
Semoga menjawab.
Reply

share is fun February 11, 2013 at 9:36 AM


Yup, saya sepakat dengan pendapat Pak Gandi. Dari hasil perhitungan velocity memang melebihi
dari yang distandardkan di API 14E.
Terimakasih Pak, saya rasa penjelasan bapak sudah sangat jelas.
Jazakumullah khoiron katsir...

Reply
Replies
Gandi Iswara

February 11, 2013 at 11:16 AM

Sama sama Pak Handoyo. Senang bisa membantu :)


Reply

Gung Alit Purnawa June 23, 2014 at 11:51 PM


Salam.pak tolong jelaskan lebih lanjut hub antara flow rate tekanan dan jarak makasih
Reply
Replies
Gandi Iswara

August 4, 2014 at 3:13 PM

Mas Gung,
Barangkali bisa lebih spesifik pertanyaannya?
Secara umum, sebagaimana diajarkan dibanyak buku Fluid Mechanic, pressure drop akan
semakin besar dengan bertambahnya jarak dan laju alir.
Reply

Enter your comment...

Comment as:

Publish

Unknown (Google)

Preview

Links to this post

Sign out

Notify me

Create a Link

Home

View web version


About Me

Follow

48

View my complete profile

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai