Pembatalan DNR adalah sebuah pembatalan yang diberikan oleh
pasien/keluarga pasien terhadap tindakan DNR (Do Not Resuscitation). Hal ini berarti bahwa dokter, perawat dan tenaga emergensi medis tetap melakukan usaha RJP (Resusitasi Jantung Paru) emergensi bila pernapasan maupun detak jantung pasien berhenti. Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk pembatalan DNR agar sesuai dengan ketentuan dan legal. Surat keputusan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Lirboyo tentang hak dan kewajiban pasien dan keluarga serta panduan penolakan resusitas ( DNR) RSU Lirboyo 1. Pasien / keluarga meminta pembatalan DNR. 2. Perawat memfasilitasinya dan melaporkan keinginan pasien / keluarga ke DPJP. 3. Pasien / keluarga mengisi formulir yang telah disediakan dan menandatanganinya. 4. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) mengisi formulir pembatalan DNR (formulir ini harus ditempatkan di status pasien (rekam medis) yang paling depan agar mudah dilihat). 5. Melepaskan stiker penanda DNR (stiker berwarna ungu). 6. Dokter/perawat tetap melakukan tindakan resusitasi pada pasien. 7. Mendokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan dan melakukan cek ulang pada status pasien : a. Pembatalan DNR ditandatangani dan diberi nama terang oleh dokter (DPJP), perawat, pasien / keluarga pasien serta saksi. b. Tanggal dan tempat perintah itu ditandatangani. c. Juknis pembatalan DNR (formulir / pembatalan DNR ) 1. Komite Medis 2. Unit Rawat Inap 3. IGD 4. HCU