Anda di halaman 1dari 168

KEMENTERIAN

DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI


REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN AWAL
RENCANA STRATEGIS

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN


DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
TAHUN 2015 2019

Jakarta, 2015

RANCANGAN AWAL
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN
TRANSMIGRASI
TAHUN 2015 2019

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN


TRANSMIGRASI
www.kemendesa.go.id
Jl. Abdul Muis no. 7 Jakarta Pusat
Telepon: (021) 350-0334 Ext.1215
Fax: (021) 386-4607/351-8783
Jl. TMP Kalibata no 17 Jakarta Selatan
Telepon:
Fax:

ii

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Tahun 20152019 telah ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor . Tahun 2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 20152019, sebagai dokumen perencanaan dan acuan
penganggaran Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk periode 5
(lima) tahun. Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang
disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015 - 2019 yang telah ditetapkan melalui Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2015 pada tanggal 8 Januari 2015. Selain itu,
penyusunan Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi 20152019 juga mengacu pada arah kebijakan yang ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 20052025 sesuai
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 serta Peraturan Menteri PPN/Kepla
Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penelaahan
Renstra K/L 2015-2019.
Sejalan dengan agenda prioritas Presiden untuk mewujudkan NAWACITA,
khususnya Cita ke-3 yaitu: Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan
Memperkuat Daerah-Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan,
maka Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
yang terbentuk berdasarkan pergeseran tugas dan fungsi dari Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, maka Renstra yang disusun harus menyesuaikan dengan
Visi, Misi Presiden/Wakil Presiden untuk menentukan arah kebijakan,
strategi, sasaran, outcome, kegiatan dan output dalam rangka melaksanakan
amanah mengawal implementasi Undang-Undang Desa secara sistematis,
konsisten dan berkelanjutan untuk mewujudkan desa yang kuat, maju,
mandiri dan demokratis; mempercepat pembangunan 122 Kabupaten yang
dikategorikan daerah tertinggal; serta membangun dan mengembangkan
kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru.
Dengan tersusunnya Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi, seluruh Unit Organisasi di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi harus
mengacu kepada dokumen Renstra dimaksud terutama dalam penyusunan
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

iii

Rencana Strategis Unit Organisasi masing-masing serta dalam penyusunan


dokumen perencanaan dan pemrograman di Eselon I. Secara berjenjang
dokumen Renstra ini juga harus dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana
Strategis atau dokumen Rencana Program masing-masing Unit Kerja Eselon I
serta dokumen Rencana Kegiatan masing masing Unit Kerja Eselon II dan
Balai. Dengan adanya sinkronisasi antar-unit di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tersebut, maka
keseluruhan dokumen perencanaan akan dapat dipergunakan dalam
penyusunan RENJA-KL dan RKA-KL Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi setiap tahun sampai dengan tahun 2019. Selain
itu, Rencana Strategis ini akan menjadi dasar dalam penyusunan Arsitektur
dan Informasi Kinerja (ADIK) K/L yang dimuat dalam sistem aplikasi RKA-KL,
sehingga akan tergambarkan dengan jelas antara arah kebijakan makro dalam
Renstra sampai detail kegiatan yang ada dalam RKA-KL.
Akhirnya, dengan segala upaya dari seluruh jajaran Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, kami berharap agar
seluruh target sebagaimana ditetapkan dalam Renstra Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah
Tertinggal,
dan
Transmigrasi
ini
dapat
diimplementasikan untuk mewujudkan desa yang kuat, maju, mandiri dan
demokratis; mengentaskan kabupaten daerah tertinggal menjadi daerah yang
maju; serta membangun dan mengembangkan kawasan transmigrasi sebagai
pusat pertumbuhan baru, sebagai upaya konkrit membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
Negara kesatuan.
Jakarta,

April 2015

Menteri Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi,

MARWAN JAFAR

iv

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DESA,


PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR

TAHUN 2015

TENTANG
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
TAHUN 2015-2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

: a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (1)


Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Pasal 2 ayat (1) Peraturan Presiden 2 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019, menyatakan bahwa Pimpinan
Kementerian/Lembaga
menyiapkan
Rencana
Strategis
Kementerian/Lembaga
dengan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Nasional;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada
huruf a, perlu
menetapkan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Rencana
Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2015-2019;

Mengingat

: 1.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang


Ketransmigrasian
sebagaimana
telah
diubah
dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5050);

vi

2.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang


Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4421);

3.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang


Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Tahun
2005 sampai 2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700)

4.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang


Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014


tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15
Tahun
1997
tentang
Ketransmigrasian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5497);

6.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539);

7.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5558);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014


tentang
Percepatan
Pembangunan
Daerah
Tertinggal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 264, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5598);

9.

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019 Lembaran
Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

10. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang


Kementerian
Desa,
Pembangunan
Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13);
11. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perenanaan Pembangunan
Nasional Nomor :05 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 20152019;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN
MENTERI
DESA,
PEMBANGUNAN
DAERAH
TERTINGGAL,
DAN
TRANSMIGRASI
TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN
2015-2019.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 yang selanjutnya disebut Renstra
KDPDTT, adalah dokumen perencanaan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
untuk periode 5 (lima) tahun
terhitung sejak tahun 2015-2019.
2. Rencana Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi yang selanjutnya disebut Renja KDPDTT adalah dokumen
perencanaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi untuk periode 1 (satu) tahun.
3. Menteri adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
Pasal 2
Renstra KDPDTT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Ruang lingkup dari Renstra KDPDTT, meliputi:
a. Pendahuluan, yang berisi kondisi umum, potensi permasalahan, dan isuisu strategis nasional;
b. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis;
c. Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan;
dan
d. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan.

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

vii

Pasal 4
Renstra KDPDTT sebagai pedoman bagi unit kerja di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam menyusun
program, kegiatan, indikator, target dan anggaran.
Pasal 5
Sekretaris Jendral, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal, dan Kepala Badan
di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Renstra
KDPDTT yang telah dituangkan dalam Renja KDPDTT.
Pasal 6
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
2015
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,

MARWAN JAFAR

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR

viii

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TANGGAL

TAHUN 2015
2015

RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
TAHUN 2015-2019

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

ix

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... xi


DAFTAR TABEL .......................................................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................................. xv
BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1

1.2

Kondisi Umum .......................................................................................... 1


1.1.1 Kondisi Umum Perdesaan ............................................................... 3
1.1.2 Kondisi Umum Daerah Tertinggal ................................................... 8
1.1.3 Kondisi Umum Transmigrasi .......................................................... 12
Potensi dan Permasalahan ........................................................................ 16
1.2.1 Potensi dan Permasalahan Perdesaan............................................. 19
1.2.2 Potensi dan Permasalahan Daerah Tertinggal ................................. 22
1.2.3 Potensi dan Permasalahan Transmigrasi ........................................ 23

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH


TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI ..................................................................................... 27
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6

2.7
2.8

Visi Pembangunan Nasional 2015-2019.................................................... 27


Misi Pembangunan Nasional 2015-2019 ................................................... 27
Tujuan Pembangunan Nasional ................................................................ 28
Sasaran Strategis Pembangunan Nasional ................................................ 28
Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi .................................... 30
Sasaran Strategis Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi ................... 30
2.6.1 Sasaran Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan ................... 30
2.6.2 Sasaran Pembangunan Daerah Tertinggal ...................................... 30
2.6.3 Sasaran Pengembangan Daerah Tertentu ....................................... 31
2.6.4 Sasaran Ketransmigrasian .............................................................. 31
Fokus Prioritas ......................................................................................... 32
Lokus Prioritas ......................................................................................... 32

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA


KELEMBAGAAN .......................................................................................................................... 33
3.1
3.2

3.2

3.3

3.5

Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ....................................................... 33


3.1.1 Dasar-Dasar Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional 33
3.1.2 Delapan Strategi Pembangunan Nasional Mewujudkan Nawa Cita . 33
Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi ... 36
3.2.1 Bidang Desa dan Kawasan Perdesaan ............................................ 36
3.2.2 Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal ........................................ 38
3.2.3 Bidang Pembangunan Daerah Tertentu .......................................... 40
3.2.4 Bidang Transmigrasi....................................................................... 42
Program dan Kegiatan............................................................................... 44
3.3.1 Identifikasi Kebutuhan Program/Kegiatan ...................................... 44
3.3.2 Nawakerja (Sembilan Rencana Kerja) .............................................. 47
3.3.3 Program/Kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 ............................. 48
3.3.4 Rincian Nama Program dan Kegiatan .............................................. 51
Kerangka Regulasi .................................................................................... 53
3.4.1 Kerangka Regulasi Bidang Desa ..................................................... 56
3.4.2 Kerangka Regulasi Bidang Daerah Tertinggal ................................. 57
3.4.3 Kerangka Regulasi Bidang Transmigrasi ......................................... 58
Kerangka Kelembagaan ............................................................................ 59
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

xi

3.6

3.5.1 Kerangka Kelembagaan Bidang Desa .............................................. 63


3.5.2 Kerangka Kelembagaan Bidang Daerah Tertinggal .......................... 64
3.5.3 Kerangka Kelembagaan Bidang Transmigrasi ................................. 64
Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi .................................................................... 65
3.6.1 Rincian Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal .............................. 69
3.6.2 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa .................................................... 69
3.6.3 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan ........................................................................ 70
3.6.4 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan
Daerah Tertentu ............................................................................. 71
3.6.5 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal ........................................................................... 71
3.6.6 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Penyiapan
Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi ................ 72
3.6.7 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi ................................................................... 72
3.6.8 Rincian Tugas dan Fungsi Inspektorat Jenderal ............................. 73
3.6.9 Rincian Tugas dan Fungsi Badan Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta Informasi ............ 74
3.6.10 Rincian Tugas dan Fungsi Staf Ahli ................................................ 74

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN........................................................... 75


4.1

4.2

Target Kinerja ........................................................................................... 75


4.1.1 Program Dukungan Manajemen Dan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi ...................................... 76
4.1.2 Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur ..... 78
4.1.3 Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa ........ 81
4.1.4 Program Pembangunan Kawasan Perdesaan .................................. 84
4.1.5 Program Pengembangan Daerah Tertentu ....................................... 86
4.1.6 Program Pembangunan Daerah Tertinggal ...................................... 89
4.1.7 Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi .................................................................................. 92
4.1.8 Program
Pembangunan
dan
Pengembangan
Kawasan
Transmigrasi .................................................................................. 94
4.1.9 Program Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan Dan Pelatihan
Serta Informasi ............................................................................... 96
Kerangka Pendanaan ................................................................................ 101
4.2.1 Kerangka Pendanaan Perdesaan ..................................................... 101
4.2.2 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tertinggal .................. 103
4.2.3 Kerangka Pendanaan Bidang Transmigrasi .................................... 104
4.2.4 Kerangka Pendanaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 .............................. 104

BAB V PENUTUP ...................................................................................................................................... 109


LAMPIRAN

xii

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

DAFTAR TABEL
Tabel 1.

Jumlah Desa Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau Besar ......................4

Tabel 2

Penyebaran Daerah Tertinggal Menurut Provinsi Dan Wilayah Pulau/


Kawasan Tahun 2015-2019 ....................................................................10

Tabel 3.

Penyebaran Daerah Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau/ Kawasan


Tahun 2015-2019 ...................................................................................11

Tabel 4.

Daftar Daerah Otonom Baru yang Menjadi Daerah Tertinggal ................11

Tabel 5

Kondisi Umum Daerah Tertinggal ...........................................................12

Tabel 6

Sebaran Kontribusi Permukiman Transmigrasi menjadi Wilayah


Administrasi Pemerintahan (Pra Pelita-2014) ..........................................15

Tabel 7

Sebaran Kawasan Transmigrasi .............................................................. 24

Tabel 8

Sebaran Kawasan Keterkaitan Kota dan Desa Per Wilayah Pulau ...........31

Tabel 9

Nama Program Awal dan Nomenklatur Program Baru Kementerian Desa,


Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ................................ 49

Tabel 10

Kerangka Regulasi yang masuk Prolegnas Tahun 2015 ..........................56

Tabel 11

Skenario Pendanaan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Tahun


2015-2019 (dalam Miliar Rp) ................................................................ 105

Tabel 12

Matriks RPJM Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Transmigrasi Tahun 2015-2019 (Skenario Optimis) .............................. 106

Tabel 13

Matriks RPJM Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Transmigrasi Tahun 2015-2019 (Skenario Moderat) ............................. 107

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Grafik Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan ....................................1

Gambar 2

Peran Wilayah/Pulau Dalam Pembentukan PDB Nasional 1983-2013


(Persen) ...................................................................................................2

Gambar 3.

Peta Persebaran dan Perkembangan Daerah Tertinggal ..........................9

Gambar 4

Peta Sebaran Kawasan dan Lokasi Transmigrasi di Indonesia ..............15

Gambar 5

Profil Persebaran Penduduk Tahun 1930-2010.....................................17

Gambar 6

Trend Rasio ketergantungan 2010-2035 ...............................................18

Gambar 7

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi ...................42

Gambar 8

Hubungan Struktur Program dan Kegiatan dengan Organisasi/


Kelembagaan ........................................................................................49

Gambar 9

Skema Pergeseran Tugas dan Fungsi Kementerian ............................... 61

Gambar 10 Framework Penataan Organisasi...........................................................61


Gambar 11 Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi ..................................................................................66
Gambar 12 Skema Pendanaan Pembangunan Wilayah Perdesaan ........................ 102

xiv

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Matriks Kinerja dan Pendanaan Kementerian Desa,


Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun
2015-2019 ......................................................................

L-1

Lampiran 2

Daftar 122 Kabupaten Tertinggal ....................................

L-17

Lampiran 3

Struktur Organisasi Eselon I ..........................................

L-19

Lampiran 4

Matriks Kerangka Regulasi ..............................................

L-29

A. Kerangka Regulasi Bidang Perdesaan ........................

L-29

B. Kerangka Regulasi Bidang Pembangunan Daerah


Tertinggal .................................................................

L-31

C. Kerangka Regulasi Bidang Ketransmigrasian ............

L-36

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

xv

xvi

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Kondisi Umum

Pembangunan Nasional selama hampir 70 tahun sejak Indonesia


merdeka telah menghasilkan berbagai kemajuan. Namun disadari bahwa
proses pembangunan yang dilaksanakan selama ini ternyata telah
menimbulkan residu masalah pembangunan di perdesaan. Pendekatan
pembangunan yang sangat menekankan pada pertumbuhan ekonomi
makro, cenderung menimbulkan terjadinya kesenjangan pembangunan
antar wilayah yang cukup besar. Investasi dan sumberdaya terserap dan
terkonsentrasi di perkotaan dan pusat-pusat petumbuhan, sementara
wilayah-wilayah hinterland mengalami pengurusan sumberdaya yang
berlebihan. Secara makro dapat kita lihat terjadinya ketimpangan
pembangunan yang signifikan, misalnya antara desa-kota, antara wilayah
Indonesia Timur dan Indonesia Barat, antara wilayah Jawa dan luar Jawa
dan sebagainya.
Secara umum, kinerja pembangunan di bidang ekonomi yang
ditunjukkan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi cenderung membaik.
Sedang tingkat kemiskinan dan pengangguran cenderung menurun. Namun,
penurunan ini melambat diikuti dengan kenaikan kesenjangan (Gini Ratio).
Gini Ratio pada tahun 2011 sebesar 0,411. Hal ini dapat diartikan bahwa 1
persen penduduk menguasai hingga 41 persen total kekayaan di Indonesia.
Disparitas antar-provinsi masih terjadi dengan tingkat kemiskinan provinsi
di Indonesia Bagian Timur yang lebih tinggi. Hal ini terjadi antara lain
disebabkan tidak maksimalnya efektivitas pelaksanaan program-program
pengurangan kemiskinan dan sulitnya upaya menjangkau penduduk miskin
karena keadaan geografis dan kondisi lainnya2.
Gambar 1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan

Sumber: Komite Ekonomi Nasional, 2012


1

Suahasil Nazara, FEUI & TNP2K, 2012, Managing Opportunity, Bahan Pertemuan Terbatas tentang
Penanggulangan Kemiskinan di Kantor Wantimpres, Jakarta
2
Tuwo, Lukita Dinarsyah, Reformasi Birokrasi untuk Menunjang Keberhasilan Pembangunan Nasional,
Paparan Wakil Menteri Bappenas yang disampaikan dalam Pertemuan Puncak Reformasi Birokrasi, 9
September 2014
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Kesenjangan yang menjadi salah satu isu utama pembangunan wilayah


nasional saat ini tercermin antara lain dari kontribusi PDRB terhadap PDB,
yang mana selama 30 tahun (1983-2013), kontribusi PDRB KBI sangat
dominan dan tidak pernah berkurang dari 80 persen terhadap PDB, terlihat
pada Gambar dan Tabel di bawah ini.
Gambar 2 Peran Wilayah/Pulau Dalam Pembentukan PDB Nasional
1983-2013 (Persen)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1983

1988

Jawa dan Sumatera

No
1

1993

1998

Kalimantan dan Sulawesi

2003

Bali dan Nusa Tenggara

2008

2013

Maluku dan Papua

Pulau
Jawa dan Sumatera

1983
82,5

1988
82,3

1993
81,4

1998
80

2003
82,4

2008
80,8

2013
81,8

Kalimantan dan Sulawesi

12,9

13

13,3

14,5

12,9

14,7

13,5

3
4

Bali dan Nusa Tenggara


Maluku dan Papua
Jumlah

2,8
1,8
100

3
1,7
100

3,3
2
100

2,9
2,5
100

2,8
1,8
100

2,5
2
100

2,5
2,2
100

Berdasarkan Gambar dan Tabel di atas, terlihat bahwa peran wilayah


Jawa dan Sumatera dalam pembentukan PDB Nasional masih dominan,
berkisar antara 80 82 %. Pergeseran peran wilayah dalam pembentukan
PDB Nasional masih relatif kecil atau bahkan tidak ada perubahan
(stagnant). Sehubungan dengan hal tersebut, arah kebijakan utama
pembangunan
wilayah
nasional
difokuskan
untuk
mempercepat
pengurangan kesenjangan pembangunan antar-wilayah. Oleh karena itu,
diperlukan arah pengembangan wilayah yang dapat mendorong transformasi
dan akselerasi pembangunan wilayah KTI sebagai daerah pinggiran
Indonesia, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua,
dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan
Sumatera.
Kesenjangan ini pada akhirnya menimbulkan permasalahan yang
dalam konteks makro sangat merugikan proses pembangunan yang ingin
dicapai. Ketidakseimbangan pembangunan antarwilayah seringkali terjadi
akibat terpusatnya distribusi dan alokasi pemanfaatan sumberdaya yang
berlebihan pada wilayah tertentu yang menjadi pusat-pusat pertumbuhan,
sehingga menyebabkan makin lemahnya kawasan hinterland. Hal ini akan
dapat menciptakan inefisiensi dan tidak optimalnya sistem ekonomi bahkan
sangat berpotensi menyebabkan konflik sosial. Selanjutnya kemiskinan di
wilayah pinggiran/perdesaan akhirnya mendorong terjadinya migrasi
penduduk ke perkotaan, sehingga kota dan pusat-pusat pertumbuhan
2

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

menjadi melemah, dan inefisien dalam memberikan pelayanan terhadap


masyarakat serta timbulnya masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang
semakin kompleks dan sulit diatasi.
Ketimpangan pembangunan antar wilayah telah menghasilkan suatu
konsekuensi berupa pemusatan hasil pembangunan pada sebagian wilayah
yang dapat berimplikasi pada terbentuknya daerah yang relatif tertinggal
jika dibandingkan dengan daerah lain. Pada sisi lain dari wilayah maju
muncul pula apa yang disebut sebagai wilayah tertinggal. RPJMN 2015-2019
menyatakan terdapat 122 kabupaten tertinggal, dimana persebaran daerah
tertinggal terkonsentrasi di kawasan Indonesia bagian timur, dimana 103
kabupaten atau 84,42 persen dari 122 jumlah daerah tertinggal terdapat di
Kawasan Timur Indonesia.
Sejauh ini berbagai upaya pemerintah untuk mengurangi ketimpangan
pembangunan antardaerah baik secara langsung maupun tidak langsung,
baik yang berbentuk kerangka regulasi maupun kerangka anggaran telah
dilakukan.
Beberapa
kebijakan
untuk
mengurangi
ketimpangan
pembangunan antar wilayah, antara lain melalui pelaksanaan transmigrasi,
pengembangan pusat pertumbuhan (growth poles) secara tersebar, dan
pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi pembangunan.
Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi terhadap permasalahan
kesenjangan antara kota-desa. Karena tujuan dari lahirnya Undang-undang
ini antara lain adalah untuk memajukan perekonomian masyarakat di
pedesaan, mengatasi kesenjangan pembangunan kota dan desa,
memperkuat
peran
penduduk
desa
dalam
pembangunan
serta
meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa. Untuk
mencapai hal tersebut, beberapa hak dan wewenang diberikan kepada desa
termasuk pendanaannya yang dialokasikan khusus dari APBN untuk Desa,
disamping sumber pendapatan lainnya.
Untuk mengawal implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, langkah kebijakan Pemerintah sangat tepat dan strategis
dengan membentuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi (KDPDTT) di dalam Kabinet Kerja. Kebijakan ini sejalan
dengan Sembilan Agenda Prioritas atau NAWACITA yang dicanangkan oleh
Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla untuk
pemerintahan lima tahun ke depan, yaitu Cita ke-3: membangun Indonesia
dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1.1.1 Kondisi Umum Perdesaan
Pembangunan desa dan kawasan perdesaan secara komprehensif
merupakan faktor penting bagi pembangunan daerah, pengentasan
kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan antarwilayah. Perkembangan
jumlah desa di Indonesia meningkat pesat, dengan trend pertumbuhan yang
semakin meningkat. Pada tahun 2005 jumlah desa sebesar 61.409 desa,
kemudian menjadi 67.211 desa di 2008, dan pada tahun 2014 meningkat
menjadi 74.045 desa3, tersebar di seluruh penjuru nusantara dengan laju
3

Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri per semester I Bulan Juni 2014

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

pertumbuhan rata-rata sebesar 2,29 persen atau 1.409 desa per tahun.
Akan tetapi, semakin meningkatnya jumlah desa belum diikuti dengan
peningkatan kesejahteraan masyarakat di perdesaan. Berdasarkan data
BPS, pada bulan Maret tahun 2014 terdapat 28,28 juta jiwa atau 11,25
persen penduduk miskin di Indonesia, dimana 17,77 juta diantaranya
merupakan penduduk miskin yang berada di perdesaan atau 14,17 persen.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat di perdesaan umumnya masih
tertinggal dari masyarakat di perkotaan. Masyarakat desa yang bekerja di
sektor pertanian yaitu sekitar 57 persen pada tahun 2012, dengan tingkat
upah bulanan relatif rendah yaitu sebesar Rp.628.364, dibandingkan di
masyarakat di perkotaan sebesar Rp.754.779). Tingginya alih fungsi lahan,
rendahnya tingkat produktivitas pertanian, minimnya penerapan inovasi
dan teknologi pertanian, serta perubahan iklim yang tidak menentu turut
memperparah kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat perdesaan.
Kondisi ini selanjutnya
memicu
meningkatnya peralihan lapangan
pekerjaan di perdesaan menjadi ke arah non pertanian dan
mendorong
terjadinya migrasi penduduk ke perkotaan untuk mendapatkan
penghidupan yang lebih layak.
Berdasarkan data Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri, pada tahun
2014 terdapat 514 kabupaten/kota dengan jumlah desa sebanyak 74.045
desa. Berdasarkan analisis KDPDTT, dari jumlah desa tersebut terdapat
39.091 atau 52,79% desa yang berstatus tertinggal dan 17.268 yang
berstatus sangat tertinggal atau 23,32%. Jumlah desa tertinggal
berdasarkan wilayah disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 1. Jumlah Desa Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau Besar

Sumatera

22.056

12.482

56,59%

Jumlah
Desa
Sangat
Tertinggal2)
8.241

Jawa

22.458

15.087

67,18%

806

3,59%

Kalimantan

6.382

3.063

47,99%

1.702

26,67%

Sulawesi

8.233

4.398

53,42%

1.213

14,73%

Nusa Tenggara & Bali

3.599

2.277

63,27%

424

11,78%

Maluku

1.958

782

39,94%

833

42,54%

5.204

1.002

19,25%

4.049

77,81%

74.045

39.091

52,79%

17.268

23,32%

No

Wilayah Pulau

Papua
Total Kabupaten/Kota
(514 Kab/Kota)

Jumlah
Desa1)

Jumlah
Desa
Tertinggal2)

%
37,36%

Sumber: 1) Dirjen PUM Kemendagri. Desember 2014


2) Data PODES, 2011 (diolah), Kemendes, PDT, Trans, 2014

Metode yang dipakai dalam penetapan desa tertinggal ini adalah dengan
metode analisis kuantitatif yaitu dengan memberikan nilai/scoring pada
setiap indikator yang dipakai sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar yang
seharusnya dimiliki oleh suatu desa dengan membagi menjadi beberapa
kriteria utama dan memberikan nilai/scoring pada setiap kriteria dan sub
kriteria. Teknik penyusunan penetapan desa tertinggal ini dilakukan dengan
pemetaan kewilayahan yang terbagi menjadi 2 (dua) wilayah yaitu Desa
Tertinggal di Kawasan Barat Indonesia dan Desa Tertinggal di Kawasan
Timur Indonesia yang selanjutnya dijabarkan dalam pembagian wilayah
kepulauan. Adapun Kriteria Utama yang digunakan adalah sebagai berikut :

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

1) Jumlah Penduduk
2) Sumber Penghasilan Utama Penduduk
3) Prosentase (%) Rumah Tangga Pengguna Listrik
4) Bahan Bakar untuk Memasak
5) Tempat Buang Air Besar
6) Fasilitas Pendidikan
7) Fasilitas Kesehatan
8) Rata-rata jarak mencapai Fasilitas Kesehatan
9) Kemudahan mencapai fasilitas Kesehatan
10) Ketersediaan Tenaga Kesehatan
11) Jenis Air Bersih yang digunakan
12) Jenis Permukaan Jalan Desa
13) Sarana Komunikasi
14) Keberadaan Pasar.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menjadi prioritas
penting bagi Pemerintahan Presiden Jokowi, yang menempatkan desa
sebagai kekuatan untuk bisa diberdayakan menjadi kekuatan besar yang
akan memberikan kontribusi besar terhadap misi Indonesia yang berdaulat,
sejahtera dan bermartabat. Dengan disahkannya UU nomor 6 tahun 2014
tentang Desa memberikan harapan dan peluang bagi Desa untuk mendapat
perhatian lebih dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk mendorong mempercepat pembangunannya. Maka
dari itu, pembangunan perdesaan diarahkan untuk (1) Mengurangi
kemiskinan dan kerentanan ekonomi di perdesaan; (2) Memenuhi standar
pelayanan minimum khususnya di desa-desa tertinggal dan perbatasan; (3)
Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan; (4) Penguatan tata
kelola pemerintahan Desa yang baik; (5) mewujudkan Desa berkelanjutan,
yang berbasis pada potensi sumber daya sosial budaya lokal dan daerah;
serta (6) Membangun keterkaitan desa-kota melalui pengembangan kegiatan
perekonomian hulu-hilir dan industrialisasi perdesaan khususnya di desadesa yang telah berkembang dan mandiri yang terkait dengan industri di
pusat-pusat pertumbuhan terdekat.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menekankan asas
pengakuan (rekognisi) atas keberagaman desa pada urutan terdepan,
sebagai konsekuensi dari fakta sejarah bahwa terdapat lebih kurang 250
Zelfbesturende landschappen dan Volksgemeenschappen, seperti desa di
Jawa dan Bali, Nagari di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang,
Negri di Ambon dan sebagainya pada mula pendirian negara Republik
Indonesia. Pengakuan tersebut bermakna dihormatinya kedudukan
istimewa berbagai kesatuan masyarakat hukum dimaksud berikut
pengakuan hak-hak asal usulnya.
Selanjutnya, undang-undang menetapkan kewenangan berskala lokal
serta pengambilan keputusan lokal desa. Melalui asas subsidiaritas, desa
diberikan ruang pengambilan keputusan bersama untuk mendefinisikan
siapa diri mereka, memetakan apa permasalahan yang mereka hadapi, dan
mengidentifikasi potensi yang dimiliki guna mengatasi masalah desa dan
menciptakan kesejahteraan serta kemakmuran desa.

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Tujuan pengaturan Desa menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun


2014 adalah menciptakan desa yang kuat, maju, mandiri, dan demokratis.
Hal ini sejalan dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahap ke-3 Tahun 2015-2019 yaitu Memantapkan
pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan
keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM
yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK.
Dalam hal pembangunan, desa menerapkan sistem perencanaan
ganda. Pertama, perencanaan partisipatif dalam kerangka pembangunan
dari, oleh, dan untuk desa yang disebut desa membangun. Kedua,
perencanaan teknokratik yang melibatkan kekuatan supra desa seperti
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan pemerintah pusat dalam
kerangka pembangunan kawasan perdesaan yang disebut membangun
desa.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menghadirkan
postur baru desa sebagai hibrida antara masyarakat otonom berpemerintah
sendiri (self governing community) dan institusi pemerintahan negara di
tingkat lokal (local state government). Proses hibrida ini melahirkan desa dan
desa adat. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Tetapi baik desa
maupun desa adat memiliki kewenangan yang sama, sumber-sumber
pembiayaan keuangan yang sama serta kewajiban pemenuhan standar
pelayanan masyarakat yang sama.
Aspek materialisme undang-undang desa yaitu keuangan desa
dipandang sebagai peluang sekaligus tantangan dalam membangun desa.
Dari cara pandang peluang, uang dengan jumlah besar yang diberikan
kepada desa dapat mendorong percepatan pembangunan desa, pengentasan
kemiskinan, serta pemenuhan pelayanan dasar desa. Namun dari cara
pandang tantangan, fakta lemahnya tata kelola keuangan desa selama ini
berpotensi menggiring desa ke tepi jurang gradasi mental dan perilaku
menerabas aparat pemerintah desa. Karena itu, pendampingan desa
menjadi agenda besar dalam implementasi undang-undang desa, termasuk
pemanfaatan dana desa bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Penyaluran uang ke desa yang berasal dari sumber APBN dihitung 10
persen dari dana transfer daerah on top. Uang ke desa diserahkan melalui
mekanisme transfer daerah sebelum diindikasikan sebagai bantuan
pemerintah Kabupaten/Kota kepada desa. Desa menerima uang dan dicatat
dalam buku Kas Desa bersamaan dengan pencatatan sumber-sumber
keuangan lainnya. Penyaluran dana ke desa yang didasarkan pada rumpun
kewenangan desa mengakhiri aktivitas penyaluran dana sosial kepada
masyarakat, kelompok masyarakat, maupun partikulir di desa. Dana
bantuan sosial kepada desa tidak lagi diberikan secara sektorat tetapi
ditertibkan dalam APBDesa.
Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan
dan fasilitasi desa dalam rangka menciptakan desa yang kuat, maju,
mandiri dan demokratis. Pendampingan adalah konkritisasi dari
pemberdayaan. Pemberdayaan di tataran ide dibutuhkan dalam
pendampingan. Pendampingan memungkinkan alih pengetahuan (transfer of

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

knowledge), peneladanan (disicpleship), pembekalan keterampilan, serta


peningkatan kapasitas (capacity building) pemerintah dan masyarakat desa.
Pendampingan desa yang dilakukan oleh Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertingal dan Transmigrasi terdiri atas (1) tenaga
pendamping profesional, (2) kader pemberdayaan masyarakat desa, serta (3)
pihak ketiga yaitu LSM, Perguruan Tinggi, Ormas maupun perusahaan.
Melalui peran ketiga unsur tersebut diharapkan pemerintah dapat
mengarahkan desa mencapai tujuan pengentasan kemiskinan, penyediaan
layanan dasar, serta penciptaan kesejahteraan masyarakat.
Dalam hal penggerakan ekonomi desa, Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa meneguhkan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDesa
sebagai media pendayagunaan segala potensi ekonomi, kelembagaan
perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa. BUMDesa
secara spesifik tidak dapat disamakan dengan badan hukum seperti
perseroan terbatas, CV, atau koperasi. Oleh karena itu, BUMDesa
merupakan suatu badan usaha bercirikan Desa yang dalam pelaksanaan
kegiatannya disamping untuk membantu penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa. BUMDesa juga
dapat
melaksanakan
fungsi
pelayanan
jasa,
perdagangan,
dan
pengembangan ekonomi lainnya.
Dalam pengorganisasian desa, pemerintah dan masyarakat saling
bertemu membicarakan persoalan-persoalan desa serta merancang cara
mengatasi masalah. Inti dari pengorganisasi desa adalah perencanaan
partisipatif. Perencanaan partisipatif dilakukan dengan melibatkan semua
unsur masyarakat desa. Dimulai pada unit terkecil di tingkat dusun, hingga
berakhir di tingkat desa. Menggunakan instrumen dan metode perencanaan,
masyarakat desa dan pemerintah desa bersama-sama merencanakan
program pembangunan desa. Tugas Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah menjamin bahwa perencanaan
partisipatif ini tetap berjalan dalam implementasi undang-undang desa.
Pada
tataran
filosofis,
perencanaan
partisipatif
adalah
wujud
permusyawaratan yang dimaksud oleh dalam sila ke-4 Pancasila. Pada
tataran teoritis, perencanaan partisipatif memiliki akar telaah dalam
community based and driven development theory. Sementara pada tataran
praksis, aktivitas perencanaan partisipatif menghasilkan lompatan yang
jauh lebih tinggi daripada nilai material program PNPM itu sendiri.
Sebagai modal sosial yang harus dipertahankan, perencanaan
partisipatif digerakan menempati posisi sentral dari isu pemberdayaan desa
dan masyarakat desa. Pemerintah bertugas menjamin terlaksananya
perencanaan partisipatif pada 74.045 desa secara sistematis dan
berkelanjutan. Penguatan kapasitas pelaku, penguatan kapasitas
kelembagaan, penguatan peran masyarakat, serta sistem informasi
perencanaan dalam skala nasional dibutuhkan untuk menjamin bahwa
uang yang dikucurkan negara ke desa memberikan manfaat kepada seluruh
masyarkat dan bukan terperangkap dalam kepentingan sekelompok elit
desa.
Kehadiran UU Nomor 6 Tahun 2014 disambut dengan antusias oleh
berbagai kalangan masyarakat dan pemimpin desa, meskipun masih
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

diperlukan penyesuaian atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014


tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
untuk dapat mengimplementasikan UU Desa tidak hanya untuk perubahan
desa tetapi juga yang masih menghadapi banyak kerumitan dan tantangan
dalam pelaksanaannya.
Dengan semangat memuliakan dan memperkuat desa, Pemerintah
berkomitmen dan berjuang mewujudkan harapan UU Desa dan NAWACITA.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah
mengupayakan penataan kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi,
diantaranya melalui persiapan review atas PP No. 43/2014, penyusunan
sejumlah Rancangan Peraturan Menteri, serta merancang skenario dan road
map pengembangan kapasitas pendampingan desa. Beberapa Peraturan
Menteri baik Peraturan Menteri Dalam Negeri maupun Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah diterbitkan
dalam rangka menghadapi dan mengatasi tantangan pelaksanaan UU Desa.
Beberapa peraturan yang telah diterbutkan antara lain: Peraturan Menteri
Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman
Teknis Peraturan di Desa; Permendagri Nomor 112 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Desa; Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa; Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa; Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Permen DPDTT) Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa; Permen DPDTT Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman
Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;
Permen DPDTT Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa.
Secara umum, Undang-Undang tentang Desa memberikan harapan
baru bagi kehidupan masyarakat desa. Keberadaan dan peran Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi merupakan salah
satu komitmen Pemerintah untuk mengawal implementasi Undang-Undang
Desa secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan untuk mewujudkan
desa yang kuat, maju, mandiri dan demokratis.
1.1.2 Kondisi Umum Daerah Tertinggal
Adanya disparitas kualitas sumber daya manusia antar wilayah,
perbedaan kemampuan perekonomian antar daerah, serta belum meratanya
ketersediaan infrastruktur antarwilayah mendukung fakta kesenjangan
antarwilayah. Kondisi rendahnya pencapaian pembangunan tersebut
diidentifikasi sebagai daerah tertinggal yang merupakan dampak dari
rendahnya indeks kemajuan pembangunan ekonomi, sumberdaya manusia,
dan penurunan angka kemiskinan.
Menurut PP Nomor 78 Tahun 2014, Daerah Tertinggal didefinisikan
sebagai daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang
berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.
Pembangunan daerah tertinggal adalah suatu proses, upaya, dan
tindakan secara terencana untuk meningkatkan kualitas masyarakat dan
wilayah yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
Sebagai bentuk afirmasi kebijakan pembangunan di daerah pinggiran
termasuk didalamnya daerah tertinggal perlu dilakukan langkah-langkah
8

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

percepatan. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal mengandung arti


keberpihakan dan penajamaan terhadap pembangunan daerah tertinggal di
bidang perencanaan, pendanaan dan pembiayaan serta penyelenggaraan
pembangunan daerah tertinggal.
Penetapan daerah tertinggal berdasarkan enam kriteria utama yaitu
ekonomi, sumber daya manusia, infrastruktur, kapasitas keuangan daerah,
aksesibilitas dan karakteristik daerah. Hal inilah yang mendasari
diperlukannya upaya pembangunan daerah tertinggal yang terencana dan
sistematis agar kesenjangan antara daerah tertinggal dan non tertinggal
dapat semakin dikurangi.
Pencapaian pembangunan di daerah tertinggal berdasarkan indikator
utama yang digunakan, yaitu: pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan,
dan indeks pembangunan manusia, walaupun mengalami peningkatan yang
lambat, secara umum telah menunjukkan perbaikan dari tahun 2009. IPM
meningkat dari 65,77 (2009) menjadi 67,48 (2012), tingkat kemiskinan dari
20,19 persen menjadi 18,31 persen pada tahun 2012, dan rata-rata
pertumbuhan ekonomi meningkat dari 5,84 persen menjadi 6,16 persen.
Pada akhir periode RPJMN 2015-2019 ditargetkan dapat terentaskan
sekitar 80 kabupaten tertinggal sebagai upaya membangun Indonesia dari
pinggiran melalui pemerataan pembangunan antarwilayah. Peta Persebaran
dan Perkembangan Daerah Tertinggal disajikan pada Gambar 1 berikut.

80 kab

42 kab
122 80
kab

Gambar 3.

Peta Persebaran dan Perkembangan Daerah Tertinggal

Pada RPJMN 2015-2019 ditetapkan terhadap 122 kabupaten tertinggal


yang harus ditangani. Penetapan ini merupakan hasil perhitungan bahwa
pada periode RPJMN 2010-2014 ditangani sebanyak 183 kabupaten
tertinggal, melalui upaya percepatan dapat terentaskan sebanyak 70
kabupaten tertinggal, namun pada tahun 2013 terdapat 9 Daerah Otonom
Baru (DOB) pemekaran yang masuk dalam daftar daerah tertinggal,
sehingga secara keseluruhan menjadi 122 kabupaten tertinggal.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Dari gambar di atas dapat dilihat persebaran daerah tertinggal di


kawasan Indonesia bagian timur lebih banyak. Berdasarkan perbandingan
antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI),
persebaran tertinggi yakni 84,42 persen dari 122 jumlah daerah tertinggal
dan 49,76 persen dari jumlah keseluruhan kabupaten di Indonesia atau
sebanyak 103 kabupaten masuk dalam kategori tertinggal terdapat di KTI.
Provinsi dengan jumlah kabupaten tertinggal terbanyak adalah Papua
dengan 26 dari 29 kabupaten atau 89,66 persen wilayah di Provinsi Papua
adalah daerah tertinggal dan Nusa Tenggara Timur dengan 18 dari 22
kabupaten atau 81,82 persen wilayahnya berstatus daerah tertinggal.
Persebaran lokasi daerah tertinggal menurut provinsi dan wilayah secara
lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2
WILAYAH

Penyebaran Daerah Tertinggal Menurut Provinsi Dan


Wilayah Pulau/ Kawasan Tahun 2015-2019
PROVINSI

Aceh
Sumut
Sumbar
SUMATERA
Sumsel
Bengkulu
Lampung
Jatim
JAWA
Banten
KBI
JUMLAH
NTB
NUSTRA
NTT
Kalbar
Kalteng
KALIMANTAN
Kalsel
Kaltim
Sulsel
Sulteng
SULAWESI
Sultra
Gorontalo
Sulbar
Maluku
MALUKU
Maluku
Utara
Papua
Barat
PAPUA
Papua
KTI
JUMLAH
NASIONAL
JUMLAH

10

JUMLAH
KABUPATEN/ KOTA

DAERAH TERTINGGAL
Jumlah
%

23
33
19
17
10
15
38
8
163
10
22
14
14
13
10
24
11
14
6
6
11

1
4
3
2
1
2
4
2
19
8
18
8
1
1
2
1
9
3
3
2
8

4.35
12.12
15.79
11.76
10.00
13.33
10.53
25.00
11.66
80.00
81.82
57.14
7.14
7.69
20.00
4.17
81.82
21.43
50.00
33.33
72.73

10

60.00

13

53.85

29
207
370

26
103
122

89.66
49.76
32.97

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Apabila dikelompokkan berdasarkan wilayah Pulau Besar dan Kawasan


dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3. Penyebaran Daerah Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau/
Kawasan Tahun 2015-2019
No

Wilayah

A
1.
2.
B
1.
2.

KBI
Sumatera
Jawa & Bali
KTI
Kalimantan
Sulawesi
Nusa
3. Tenggara
4. Maluku
5. Papua
Jumlah

Jumlah
Kab
19
13
6
103
12
18

DOB

15,57%
10,66%
4,92%
84,43%
9,84%
14,75%

2
2
7
1
4

26
14
33
122

21,31%
11,48%
27,05%
100%

1
1
9

PAPUA
27,05%

SUMATE
RA
10,66%

JAWA &
BALI
4,92%
KALIMA
NTAN
9,84%

MALUKU
11,48%

SULAWE
SI
14,75%

NUSA
TENGGA
RA
21,31%

Berdasarkan Tabel di atas, terdapat 9 kabupaten yang merupakan


Daerah Otonom Baru. Daerah Otonom Baru yang induknya Daerah
Tertinggal secara otomatis menjadi Daerah Tertinggal. Daftar nama
kabupaten Daerah Otonom Baru yang masuk menjadi daerah tertinggal
disajikan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4. Daftar Daerah Otonom Baru yang Menjadi Daerah
Tertinggal
1
2
3
4
5
6

Daerah OtonomBaru
Kabupaten
Kab. Pesisir Barat
Kab. Malaka
Kab. Mahakam Ulu
Kab. Banggai Laut
Kab. Mamuju Tengah
Kab. Pulau Taliabu

7
8
9

Morowali Utara
Musi Rawas Utara
Konawe Kepulauan

No

Daerah Induk
Provinsi
Kab
Lampung
Lampung Barat
NTT
Belu
Kalimantan Timur
Kutai Barat
Sulawesi Tengah
Banggai Kep.
Sulawesi Barat
Mamuju
Maluku Utara
Kepulauan
Sula
Sulawesi Tengah
Marowali
Sumatera Selatan
Musi Rawas
Sulawesi Tengggara
Konawe

Dasar UU
No.
No.
No.
No.
No.
No.

22 Tahun 2012
3 Tahun 2013
2 Tahun 2013
5 Tahun 2013
4 Tahun 2013
6 Tahun 2013

No. 12 Tahun 2013


No.16 Tahun 2013
No. 13 Tahun 2013

Kinerja pembangunan daerah tertinggal erat kaitannya dengan kualitas


Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai subjek pembangunan. Kualitas SDM
diukur melalui pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Akhir
tahun 2012 pencapaian IPM di daerah tertinggal sebesar 68,04, jauh di
bawah rata-rata nasional yakni 73,29. Rendahnya IPM di daerah tertinggal
terkait dengan rendahnya aksesibilitas terhadap sarana pendidikan,
kesehatan, ekonomi, dan produktivitas masyarakatnya. Secara lebih detail
kondisi daerah tertinggal jika dibandingkan dengan angka nasional
disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

11

Tabel 5

Kondisi Umum Daerah Tertinggal

NO

KETERANGAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

PDRB Harga Konstan (Rp.Juta)


Pertumbuhan Ekonomi (%)
Pendapatan Per Kapita (Rp Ribu)
Pengangguran (%)
Penduduk Miskin (%)
Jalan Tidak Mantap (%)
Desa dengan Jalan Tidak Beraspal (%)
Keluarga Pengguna Listrik PLN (%)
Keluarga Pengguna Listrik Non PLN (%)
Elektrifikasi (%)
Desa
Pengguna
Air
Bersih
Untuk
Minum/Memasak (%)
Desa Tidak Terjangkau Sinyal Seluler(%)
Desa Tidak Terjangkau siaran TVRI (%)
Rata-Rata Jarak SD (Km)
Rata-Rata Jarak SMP (Km)
Rata Rata Jarak Puskesmas (Km)
Rata Rata Jarak Puskesmas Pembantu (Km)
Rata Rata Ketersediaan Dokter / Kecamatan
Rata Rata Ketersediaan Bidan / Desa
Rata Rata Ketersediaan Paramedis /
Kecamatan
Rata-Rata Jarak Praktek Dokter (Km)
Rata-Rata Jarak Praktek Bidan (Km)
Jumlah Aparatur Daerah Berdasarkan
Pendidikan:
A. SMA
B. D1/D2/D3
C. D4/S1
D. S2/S3
Rata-Rata Jarak ke Kantor Kecamatan (Km)
Rata-Rata Jarak ke Kantor Kabupaten (Km)
Rata-Rata Jarak Menuju Pasar (Km)
Rata-Rata Jarak Lembaga Keuangan (Bank
Umum) (Km)
Angka Melek Huruf (%)
Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)
Angka Harapan Hidup (Tahun)
IPM

12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.

RATA-RATA
DAERAH
TERTINGGAL
1.769.117
6,93
5.550
5,41
19,36
55,41
47,12
63,9
21
76,9
55,58

RATARATA
NASIONAL
4.652.442
6,3
10.671
7,24
11,66
48,78
33,99
72,4
17,7
83,18
66,55

47,97
78,18
13,5
13,43
14,22
12,96
8,77
1,06
39,58

32,11
48,63
8,73
7,97
8,91
7,6
11,2
1,12
37,46

34,00
34,36

18,51
16,69

92,28
2,48
5,02
0,22
12,61
53,97
25,02
45,02

89,85
3,03
6,70
0,42
10,32
48,25
14,83
24,92

88,21
7,31
67,05
68,04

93,25
7,9
69,87
73,29

Sumber: BPS 2012, Data PU 2010, Podes 2011, Diolah

1.1.3

Kondisi Umum Transmigrasi

Pembangunan ketransmigrasian memiliki peran strategis terutama


dalam hal pemerataan kesejahteraan, percepatan pembangunan wilayah
hingga menyatukan Bangsa Indonesia. Urgensi transmigrasi ini menjadikan
pembangunan transmigrasi menjadi salah satu fokus prioritas nasional yang
tertuang dalam RPJMN 2015 2019.

12

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi merupakan


salah satu instrumen untuk mendorong pembangunan desa melalui
pemenuhan standar pelayanan minimum, khususnya desa-desa dan
kawasan perdesaan di daerah tertinggal dan perbatasan, daerah strategis
cepat tumbuh, pulau-pulau terluar, kepulauan, dan pesisir serta
pengembangan keterkaitan desa dan kota di kawasan yang dipersiapkan
sebagai Kawasan Perkotaan Baru (KPB).
Berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU
Nomor
15
Tahun
1997
tentang
Ketransmigrasian,
kebijakan
penyelenggaraan pembangunan kawasan transmigrasi diarahkan untuk
pembangunan dan pengembangan kawasan, serta memiiki keterkaitan
dengan kawasan sekitarnya, mencakup penataan dan pemugaran
pemukiman (Garkim), pembangunan pemukiman baru, dan pemberian
perlakuan terhadap desa-desa tempatan (SP-Tempatan) dalam satu
kesatuan kawasan pengembangan. Dengan demikian, pembangunan
kawasan transmigrasi mencakup penataan kembali kawasan perdesaan,
melalui kegiatan penempatan transmigran, baik transmigran lokal
penduduk setempat, maupun penduduk transmigran dari daerah lain.
Selain itu, pembangunan kawasan transmigrasi bersifat lintas sektor, baik
di tingkat pusat, maupun di tingkat daerah, guna pemenuhan pelayanan
dasar dan pemerataan kesejahteraan.
Pembangunan kawasan transmigrasi diawali dengan proses penyediaan
tanah dan tahapan perencanaan. Pada akhir tahun 2014 telah tersedia
rencana pembangunan kawasan Transmigrasi berupa WPT/LPT sekurangkurangnya terdapat 25 dokumen perencanaan yang meliputi: Rencana
pembangunan KPB, Rencana pembangunan SP sebagai pusat SKP, Rencana
pembangunan SP, Rencana pembangunan prasarana dan sarana dengan
melibatkan masyarakat sehingga lebih berkualitas dalam menjaga
konsistensi pemanfaatan ruang yang terintegrasikan dalam dokumen
perencanaan pembangunan sektoral dan daerah.
Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi, periode tahun 2010
sampai dengan 2014, sebanyak . keluarga telah ditempatkan di kawasan
transmigrasi, .. keluarga tertata terintegrasi dalam kawasan
transmigrasi, dan telah tersedia 249.718 Ha lahan untuk penempatan
transmigrasi. Guna menunjuang kualitas kehidupan yang semakin baik di
kawasan dan permukiman transmigrasi, maka dibangun sarana sebanyak
25.173 unit dan prasarana sepanjang 1.012,96 km. Selain itu, telah
dilakukan kerjasama dengan 238 lembaga (baik swasta maupun
pemerintah) untuk mendukung program transmigrasi.
Pada Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi,
periode tahun 2010 sampai dengan 2014, diawali dengan kegiatan
penyusunan
perencanaan
pengembangan
masyarakat
di
Satuan
Permukiman Transmigrasi sebanyak 115 dokumen, perencanaan
pengembangan kawasan sebanyak 18 dokumen, perencanaan pusat
pertumbuhan sebanyak 16 dokumen, dan penyusunan data dan informasi
satuan permukiman transmigrasi dan kawasan transmigrasi sebanyak 559
dokumen Permukiman Transmigrasi/86 dokumen Kawasan Transmigrasi.
Program pengembangan selanjutnya untuk mendukung peningkatan
kapasitas Sumber Daya Manusia dan masyarakat di kawasan transmigrasi
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

13

telah diberikan bantuan pangan 79.310 keluarga dan fasilitasi kesehatan


untuk 205.170 keluarga, layanan sosial budaya/pendidikan serta mental
spiritual untuk 391 permukiman transmigrasi dan 25 Kawasan
Transmigrasi, pengembangan kelembagaan 391 di satuan permukiman
transmigrasi, dan 18 Kawasan Perkotaan Baru, pemberdayaan masyarakat
transmigrasi melalui pendampingan sejumlah 205.170 keluarga.
Dalam hal pengembangan usaha di Kawasan Transmigrasi, telah
tersedia 92.890 Ha lahan produktif dan dihasilkan 198.582 ton hasil
pangan/komoditas unggulan. Untuk memperkuat dan meningkatkan 8.763
wirausaha mandiri di kawasan transmigrasi, telah terdapat 313
kelembagaan ekonomi yang fungsional, penerapan teknologi tepat guna di
205 permukiman transmigrasi dan 32 kawasan transmigrasi dan 9 kawasan
yang dipersiapkan sebagai Agroindustri.
Untuk mendukung aktivitas sosial ekonomi masyarakat transmigasi
telah dikembangkan sarana dan prasarana di 391 Permukiman
Transmigrasi dan 22 Kawasan Perkotaan Baru. Guna mewujudkan
pengembangan kawasan transmigrasi yang berwawasan lingkungan, telah
dilakukan mitigasi lingkungan di 102 permukiman transmigrasi dan 15
Kawasan Perkotaan Baru. Sampai dengan 2014 terdapat 215 permukiman
transmigrasi yang dialihkan status tanggung jawab pembinaan
pengembangan selanjutnya kepada pemerintah kabupaten/kota setempat.
Pada bidang ketransmigrasian, telah dilaksanakan berbagai program
penyesuaian
dan
sosialiasasi
sistem
tata
kelola
dan regulasi
penyelenggaraan transmigrasi berbasis kawasan. Mulai dari tahun 2007
telah dilakukan pembangunan dan pengembangan Kawasan Transmigrasi
melalui model Kota Terpadu Mandiri (KTM) sejumlah 48 KTM yang tersebar
di 23 provinsi 45 kabupaten. Upaya memfungsikan 18 KTM dari 48 KTM
yang dirintis sejak periode 2005-2009 sehingga pada akhir periode 2014,
terdapat 16 KTM tersebut sudah menjadi klaster pengembangan ekonomi
yang didukung adanya kawasan perkotaan baru. Sedangkan sisanya 28
KTM lainnya dilanjutkan pada periode 2015-2019.
Pemerintah melalui program transmigrasi, sejak Pra Pelita sampai
dengan tahun 2014 telah membangun 3.608 satuan permukiman
transmigrasi yang berada di 619 kawasan transmigrasi, di antaranya telah
berkembang menjadi 1.183 desa definitif, 385 eks satuan permukiman
transmigrasi berkembang menjadi ibu kota kecamatan, 104 eks
permukiman transmigrasi berkembang menjadi ibu kota kabupaten, serta 2
ibu kota provinsi. Sebaran kontribusi Satuan Permukiman Transmigrasi
sejak Pra Pelita sampai tahun 2014 menjadi wilayah administrasi
pemerintahan dapat dilihat Tabel 6 berikut.

14

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Tabel 6
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Sebaran Kontribusi Permukiman Transmigrasi menjadi


Wilayah Administrasi Pemerintahan (Pra Pelita-2014)

PROVINSI

JUMLAH
KIMTRANS

Aceh
119
Sumatera Utara
68
Sumatera Barat
94
Riau
319
Kepulauan Riau
9
Jambi
200
Sumatera Selatan
523
Bangka Belitung
6
Bengkulu
124
Lampung
311
Kalimantan Barat
283
Kalimantan Tengah
275
Kalimantan Selatan
146
Kalimantan Timur
224
Sulawesi Utara
33
Gorontalo
11
Sulawesi Tengah
177
Sulawesi Selatan
125
Sulawesi Barat
19
Sulawesi Tenggara
175
Nusa Tenggara Barat
49
Nusa Tenggara Timur
28
Maluku
67
Maluku Utara
23
Papua
36
Papua Barat
164
JUMLAH
3608
Sumber data: Pusdatintrans - Balitfo (2014)
Keterangan:
*) Pemekaran menjadi Prov. Kalimantan Utara

DESA
DEFINITIF
52
7
5
217
14
107
9
0
5
90
92
81
196
12
15
0
5
10
73
32
32
4
0
8
117
0
1183

TELAH BERKEMBANG MENJADI


IBU KOTA
IBU KOTA
KECAMATAN
KABUPATEN
19
4
4
2
5
4
27
5
6
3
32
8
9
7
0
0
5
4
90
9
19
6
17
9
9
1
12
2
8
6
0
0
10
6
10
2
17
3
37
8
18
0
4
0
0
2
8
4
19
5
0
4
385
104

IBU KOTA
PROVINSI

1*)

Gambar 4 Peta Sebaran Kawasan dan Lokasi Transmigrasi di


Indonesia

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

15

1.2

Potensi dan Permasalahan

Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.


Bahkan, Bappenas memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia
pada tahun 2035 mendatang berjumlah 305,6 juta jiwa. Jumlah ini
meningkat 28,6 persen dari tahun 2010 yang sebesar 237,6 juta jiwa. Hal
tersebut menyebabkan Indonesia menjadi negara kelima dengan jumlah
penduduk terbanyak di dunia.
Salah satu prasyarat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan
masyarakat Indonesia adalah dengan mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dengan pengendalian kuantitas penduduk melalui Keluarga
Berencana; peningkatan kualitas penduduk melalui pembangunan bidangbidang pendidikan, kesehatan, dan peningkatan ekonomi; serta pengarahan
mobilitas penduduk yang dilaksanakan oleh pembangunan bidang ekonomi
seperti ketenagakerjaan dan transmigrasi, pembangunan wilayah yang
meliputi pembangunan perdesaan-perkotaan, pembangunan bidang
infrastruktur seperti transportasi, serta pembangunan bidang lingkungan
hidup. Dengan penduduk tumbuh seimbang, maka daya tampung dan
dukung lingkungan tetap terjaga.
Kota dan kawasan perkotaan mengalami perkembangan yang cepat dan
dinamis. Perkembangan tersebut menjadi daya tarik bagi penduduk di
perdesaan untuk berpindah dan berkegiatan di kota dan kawasan
perkotaan, sehingga terjadi urbanisasi. Pada periode 2015-2035, diprediksi
terjadi pergeseran penduduk dari Desa ke Kota (Urbanisasi) yang semakin
meningkat. Berdasarkan data dari BPS (2012), pertambahan jumlah
penduduk tersebut terlihat dari komposisi penduduk perkotaan di Indonesia
yang telah mencapai lebih dari 50 persen, dengan tingkat pertumbuhan
penduduk 2,75 persen per tahun, melebihi rata-rata pertumbuhan
penduduk nasional yang hanya sebesar 1,17 persen per tahun. Sedangkan
pertumbuhan penduduk di perdesaan menurun sebesar 0,64% pertahun
Dengan tingkat pertumbuhan penduduk tersebut, diperkirakan tingkat
urbanisasi dan jumlah penduduk perkotaan akan meningkat tajam pada
tahun-tahun mendatang yaitu mencapai 70 persen pada tahun 2025 dan 85
persen pada tahun 2050.
Oleh karena itu, urbanisasi perlu ditangani dan dipersiapkan langkahlangkahnya sedini mungkin, sehingga dampaknya tidak menjadi ancaman
pada masa mendatang. Salah satu upaya mencegah/mengeliminir
urbanisasi tersebut adalah dengan cara mengurangi tingkat kesenjangan
yang tinggi antarkota dan pusat pertumbuhan antara Kawasan Barat
Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta antara kotakota di Pulau Jawa-Bali dengan di luar Pulau Jawa-Bali serta membangun
perdesaan sesuai dengan amanat UU tentang Desa untuk mewujudkan Desa
Mandiri. Disamping itu perlu mengubah pola pembangunan yang telah
dilakukan selama ini yaitu dari paradigma Infrastructure follow
Peoplemenjadi People follow Infrastructure.

16

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Permasalahan pokok pembangunan desa dan kawaan perdesaan


adalah: rendahnya ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana
pelayanan pendidikan, kesehatan dan ekonomi, infrastruktur koneksitas
dan transportasi, telekomunikasi dan informasi, energi serta kurangnya
kesiapan kemampuan sumber daya manusia di desa dalam implementasi
UU No 6 Tahun 2014
Perjalanan sejarah persebaran penduduk Indonesia sejak tahun 1930
hingga tahun 2010 tidak menunjukkan perubahan berarti. Padahal dengan
merunut niat dan ikhtiar setiap penguasa pemerintahan pada masingmasing periode dalam rentang waktu tersebut, program kolonisasi/
transmigrasi diharapkan sebagai lokomotif penarik bagi pergerakan
penduduk secara keruangan. Artinya ada sesuatu yang salah dalam upaya
mengelola pembangunan. Upaya menata persebaran penduduk di satu sisi
tidak sejalan dengan berbagai upaya memberi ruang kehidupan yang lebih
baik di tempat tujuan, bahkan sebaliknya di mana konsentrasi penduduk
berada (Jakarta dan Jawa), di situ alokasi anggaran dicurahkan. Paradigma
jobs follow people inilah yang kemudian melahirkan kontra migrasi, seperti
Gambar berikut ini.

Persentase (%)

Gambar 5 Profil Persebaran Penduduk Tahun 1930-2010


100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

7
7
4

7
7
4

7
7
4

8
7
5

7
7
5

7
7
5

8
7
6

Lainnya
68

65

64

61

61

61

58

Sulawesi
Kalimantan
Jawa & Madura

14

17

18

19

20

20

21

1930

1961

1971

1980

1990

2000

2010

Sumatera

Tahun
Sumber: Balitlatfo, 2014

Meskipun demikian, pembangunan transmigrasi yang tersebar di


hampir 4-ribuan permukiman transmigrasi di 103 kabupaten/kota di luar
Jawa, Madura, Bali, dan Lombok (Jambal) secara faktual telah turut
mengakomodasikan penempatan sekitar 2,2 juta kepala keluarga
transmigran yang hingga kini diperkirakan menjadi 20-jutaan jiwa termasuk
anak keturunannya.
Artinya, angka 20-jutaan jiwa ini sesungguhnya
merupakan beban tambahan tekanan penduduk terhadap lingkungan di
Jambal bila tidak ada pembangunan transmigrasi, yang secara langsung
akan memperburuk atau lebih mempertimpang proporsi persebaran
penduduk.
Tingkat kepadatan penduduk yang terus membesar, walau proporsinya
menurun, selain untuk mengurangi kepadatan penduduk yang terdapat di
pulau Jawa yang telah memicu peningkatan pengganguran dan kemiskinan
juga dalam rangka mendorong proses pembangunan di daerah terbelakang
yang menjadi tujuan transmigrasi sehingga lahan yang luas tetapi belum
dapat dimanfaatkan karena keterbatasan tenaga kerja. Dengan
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

17

diberlakukannya UU Nomor 29/2009, pembangunan transmigrasi yang


berbasis kawasan diarahkan sebagai sistem produksi pertanian di kawasan
perdesaan. Kawasan transmigrasi tersebut diharapkan dapat membentuk
pusat pertumbuhan baru atau mendorong pusat pertumbuhan yang ada
dan pada gilirannya menjadi satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi
wilayah, yang mampu menarik pergerakan penduduk sebagai upaya dari
penataan persebaran penduduk.
Penerapan konsep pusat pertumbuhan ini untuk mendorong proses
pembangunan daerah dan sekaligus untuk dapat mengurangi ketimpangan
pembangunan antar-wilayah dapat dilakukan melalui pembangunan pusatpusat pertumbuhan pada kota-kota skala kecil dan menengah dan harus
didasarkan atas prinsip strategi sinergi keterkaitan (linkaged) antarkawasan.
Saat yang bersamaan, pada tiga dekade mendatang Indonesia
dihadapkan pada periode bonus demografi yang sejatinya hanya akan
dialami sekali oleh sebuah bangsa. Apabila momentum bonus demografi
dapat dijaga maka akan tercipta jendela kesempatan (window of opportunity)
untuk mengakselerasi pembangunan, yaitu ketika beban ekonomi kelompok
usia produktif (usia kerja) semakin kecil untuk menanggung kelompok usia
yang tidak produktif.
Bonus demografi ini terjadi akibat perubahan
susunan umur penduduk yang berimplikasi pada beban ketergantungan
(dependency ratio) turun dari 50,5 pada tahun 2010 menjadi 47,3 pada
tahun 2035, dengan puncaknya pada periode 2030 (46,9) 2035 (47,3)
Tetapi angka ketergantungan ini mulai naik kembali menjadi 47,3 persen
pada tahun 2035, sebagaimana disajikan pada Gambar berikut.

51

Rasio Ketergantungan (%)

50

49

50,5

2028-2031: Dependency
Ratio terendah (46,9%)
48,6

47,7

48

47,2

46,9

47,3

47

46

2011: Proporsi
penduduk usia
produktif >50%

45

Sumber: Proyeksi Penduduk 2010-2035

Gambar 6 Trend Rasio ketergantungan 2010-2035


Kontribusi penduduk berusia produktif ini telah terlihat dari
peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang stabil. Fenomena
ini terlihat juga di beberapa negara yang jumlah penduduknya turut
meningkat dan kondisi ekonominya sama seperti Brazil, Rusia dan India.
Bahkan di sejumlah negara lain, bonus demografi telah berkontribusi
18

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

menumbuhkan ekonomi. Thailand, Tiongkok, Taiwan dan Korea bonus


demografi di sana berkontribusi dengan pertumbuhan ekonomi antara 1015 persen.
Bonus demografi merupakan peluang, karena dengan meningkatnya
jumlah dan proporsi penduduk usia produktif memberikan peluang untuk
pertumbuhan ekonomi. Namun hal ini tidak otomatis akan terjadi, perlu
adanya kebijakan yang tepat untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas,
sehat dan terdidik, tenaga kerja yang terampil dan produktif, mampu
menjaga penurunan Angka Kelahiran Total (TFR/Total Fertility Rate),
stabilitas ekonomi yang mampu menyediakan lapangan kerja, fleksibilitas
pasar tenaga kerja, keterbukaan perdagangan dan saving, serta menjaga .
Jika tidak, maka akan terjadi dampak yang buruk, seperti tingginya
penganguran, konflik sosial, dan tekanan pada pangan dan lingkungan dan
dan peningkatan jumlah penduduk miskin terutama di daerah pinggiran
Indonesia.
Oleh karena itu, bonus demografi Indonesia yang secara nasional telah
terjadi dan akan mencapai puncaknya pada satu hingga tiga dekade
mendatang harus dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah. KDPDTT akan
berperan serta untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
melalui pendidikan, pelatihan serta penyediaan lapangan kerja/peluang
berusaha di berbagai wilayah desa, daerah-daerah tertinggal dan kawasan
transmigrasi terkait dengan investasi yang berbasis pengelolaan sumber
daya alam.
1.2.1 Potensi dan Permasalahan Perdesaan
Pembangunan perdesaan sebagaimana disebutkan dalam RPJPN 2005
2025, diarahkan untuk mewujudkan Misi Pembangunan Yang Lebih Merata
Dan Berkeadilan melalui pengembangan agroindustri berbasis pertanian
dan kelautan, di dukung kapasitas sumber daya manusia dan modal sosial
perdesaan, pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan
produksi di kawasan perdesaan, akses kepada informasi, pemasaran,
lembaga keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi, serta intervensi
kebijakan yang berpihak kepada produk pertanian perdesaan nasional.
Pembangunan perdesaan dalam pembangunan jangka panjang juga
diarahkan untuk mewujudkan Misi Bangsa Yang Berdaya Saing, melalui
modernisasi dan peningkatan nilai tambah produk pertanian, kelautan dan
pertambangan, yang didukung dengan pelayanan transportasi perintis di
daerah perbatasan, terpencil, dan perdesaan; pengembangan jasa
infrastruktur dan keuangan perdesaan; perdagangan luar negeri yang
berpihak pada perlindungan perdesaan; serta akses pendanaan bagi
keluarga miskin di perdesaan.
Lebih rinci, arah pembangunan Desa sebagaimana ditetapkan melalui
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, yang menyebutkan
bahwa pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan
kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana
dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan
dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

19

guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.


Pembangunan
Kawasan
Perdesaan
yang
merupakan
perpaduan
pembangunan antar-Desa dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota, diarahkan untuk
mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan
pemberdayaan masyarakat desa, melalui penetapan dan pemanfaatan
wilayah pembangunan desa sesuai dengan tata ruang Kabupaten/Kota;
peningkatan pelayanan masyarakat perdesaan; pembangunan infrastruktur,
ekonomi perdesaan, dan teknologi tepat guna; serta peningkatan akses
terhadap pelayanan dan kegiatan ekonomi.
Adapun isu-isu strategis pembangunan desa dan kawasan perdesaan
adalah:
1) Tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan yang
masih rendah.
Kemiskinan di perdesaan dapat disebabkan oleh keterisolasian
wilayah dimana terdapat keterbatasan akses mobilitas transportasi,
terutama di desa-desa kepulauan dan perbatasan; rendahnya nilai tukar
petani maupun upah penduduk desa yang bekerja sebagai
petani/nelayan
gurem
maupun
buruh
di
sektor
pertanian,
perikanan/kelautan, perkebunan dan pertambangan; bencana alam dan
perubahan iklim yang menghambat penduduk desa untuk mencari
nafkah; ketidakmampuan sebagian masyarakat perdesaan untuk
menabung; konflik kewilayahan dan politik yang menyebabkan tingginya
friksi di masyarakat.
Selain itu, penduduk desa yang bekerja di sektor pertanian yaitu sekitar
57 persen pada tahun 2012 dihadapkan pada upah bulanan yang masih
sangat rendah. Hal ini memicu semakin meningkatnya peralihan
lapangan pekerjaan di perdesaan menjadi ke arah non pertanian dan
semakin mendorong migrasi penduduk ke perkotaan untuk
mendapatkan penghidupan yang lebih layak.
2) Ketersediaan sarana dan prasarana fisik maupun non-fisik di desa dan
kawasan perdesaan yang belum memadai.
Keterbatasan dan penyediaan sarana prasarana dan tenaga
pendidikan dan kesehatan yang belum memadai menyebabkan kualitas
sumber daya manusia perdesaan rendah. Selain itu, ketersediaan
lingkungan permukiman perdesaan seperti air bersih, perumahan,
sanitasi dan drainase juga masih belum memadai sehingga sebagian
besar masyarakat perdesaan terutama di desa-desa perbatasan, terpencil
dan kepulauan hidup dalam kondisi yang tidak layak. Akses terhadap
listrik, transportasi dan telekomunikasi juga masih rendah terutama di
desa-desa perbatasan, terpencil dan kepulauan.
3) Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan akibat faktor ekonomi maupun
non ekonomi.
Ketidakberdayaan masyarakat perdesaan dapat disebabkan oleh
faktor ekonomi maupun non ekonomi. Masih rendahnya keberlanjutan
pembangunan di desa, disebabkan antara lain karena tingkat
kemandirian masyarakat masih rendah. Masyarakat adat dan desa adat
juga belum optimal direkognisi dan rendahnya integrasi budaya dan
20

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

adat istiadat masyarakat adat dalam pembangunan. Hal tersebut


utamanya disebabkan kurangnya pendampingan pada masyarakat
dalam pengelolaan desa dan pelaksanaan pembangunan.
4) Pelaksanaan tata kelola pemerintahan Desa yang memerlukan
penyesuaian dengan amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa.
Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, pemerintah desa semakin dituntut untuk semakin efektif,
efisien dan akuntabel. Pemerintah desa diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang semakin baik bagi masyarakat desanya serta mampu
menjalankan kewenangan desa sesuai dengan peraturan perundangan.
Namun demikian, kondisi desa yang sangat beragam dan juga kapasitas
sumber daya manusia pemerintahan desa dan kelembagaan masyarakat
desa dalam tata kelola pemerintahan Desa masih sangat bervariasai dan
pada umumnya dinilai masih rendah. Dengan adanya
UU Desa,
kualitas tata kelola Pemerintah Desa menjadi penting, mengingat bahwa
Pemerintah Desa harus dapat membuat perencanaan Desa dan
mengelola keuangan Desa secara mandiri dan akuntabel. Kualitas
sumber daya manusia turut dipengaruhi oleh motivasi dan tingkat
pendidikan kepala desa dan perangkatnya, terutama di desa-desa yang
terpencil dan sebagian di wilayah Papua. Dalam beberapa kasus, sumber
daya manusia yang kompeten lebih memilih untuk merantau dan
mencari penghidupan yang lebih baik di luar desanya daripada tinggal
dan membangun desanya.
5) Kualitas lingkungan hidup masyarakat desa memburuk dan sumber
pangan yang terancam berkurang.
Isu strategis terkait penggunaan lahan di desa-desa adalah
tingginya konversi lahan produktif menjadi lahan terbangun. Pengaruh
dari aktifitas perkotaan turut mengubah mata pencaharian masyarakat
desa dari pertanian menjadi jasa dan perdagangan. Penataan ruang
kawasan perdesaan yang masih belum optimal memberikan peluang
bagi kawasan-kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan juga
harus terkonversi, sehingga menimbulkan dampak berkurangnya
sumber daya air. Selain itu, isu menurunnya kualitas sumber daya alam
dan lingkungan hidup desa-desa di luar Pulau Jawa disebabkan
ekspansi dari perusahaan-perusahaan tambang dan sejenisnya yang
mengubah lingkungan hidup menjadi area tambang sehingga
menimbulkan konflik sumber daya alam. Contoh dari penurunan
kualitas lingkungan hidup tersebut adalah adanya HPH (Hak
Pengelolaan Hutan) melenyapkan hutan di Kalimantan dengan
eksploitasi hutan secara masif. Alih fungsi lahan laut yang digunakan
untuk pertambangan, pariwisata, maupun pembangkit listrik juga
menyebabkan berkurangnya sumber daya laut di sekitarnya. Hal
tersebut menyebabkan kualitas lingkungan hidup masyarakat desa
memburuk dan sumber pangan menjadi berkurang.
6) Pengembangan potensi ekonomi lokal desa yang belum optimal akibat
kurangnya akses dan modal dalamproses produksi, pengolahan, maupun
pemasaran hasil produksi masyarakat desa.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

21

Permasalahan yang selalu terjadi di desa, terutama di desa-desa


terpencil adalah keterbatasan infrastruktur. Jalan-jalan dari dan
menuju desa masih banyak yang berupa jalan setapak yang sulit dilalui
oleh kendaraan. Kondisi geografis yang berat juga turut mempengaruhi
kelancaran akses masyarakat desa ke kota, padahal kemudahan
aksesibilitas
ini sangat diperlukan untuk membangun keterkaitan
antara desa-kota. Ketersediaan sumber daya di perdesaan tidak diikuti
dengan adanya infrastruktur transportasi yang baik sehingga
menyulitkan masyarakat desa untuk memasarkan hasil produksinya.
Kualitas layanan infrastruktur desa yang buruk juga mempengaruhi
rendahnya layanan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat
desa. Akses masyarakat ke pusat layanan kesehatan relatif jauh dengan
infrastruktur yang buruk menyulitkan masyarakat mendapatkan
pelayanan kesehatan yang baik.
Dari segi ketersediaan infrastruktur listrik dan telekomunikasi,
kondisinya tidak jauh berbeda. Belum semua desa teraliri listrik, pada
tahun 2012 tercatat 76,6 persen rumah tangga di desa yang telah
menggunakan listrik. Terkait jaringan telekomunikasi, sambungan
telepon kabel maupun sinyal telepon nirkabel masih sangat terbatas di
perdesaan. Segala keterbatasan ini membuat masyarakat Desa tidak
memiliki akses yang cukup untuk melakukan proses produksi,
pengolahan, maupun pemasaran dengan optimal sehingga interaksi
ekonomi dari desa ke kota menjadi terhambat.
1.2.2 Potensi dan Permasalahan Daerah Tertinggal
Pada kurun waktu tahun 2010-2014, pemerintah telah berhasil
mengentaskan 70 kabupaten daerah tertinggal dari 183 kabupaten daerah
tertinggal menjadi kabupaten yang memiliki katagori maju. Secara umum,
tingkat kemiskinan, IPM, dan pelayanan dasar di daerah-daerah tertinggal
rata-rata mengalami perbaikan.
Berdasarkan hasil evaluasi KPDT, sebahagian dari kabupaten yang
terentaskan tersebut diproyeksikan akan menjadi pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi
baru.
Hal
tersebut
berdasarkan
keberhailan
dalam
mengimplementasikan program dan kegiatan seperti Prukab (Produk
Unggulan Kabupaten) dan Bedah Desa yang telah menciptakan lapangan
kerja pada seluruh rantai pasok komoditas dan mampu memanfaatkan
lahan terlantar. Program Prukab dijalankan melalui pola kemitraan antara
masyarakat, swasta, dan pemerintah (Public, Private, People Partnership/P4).
Di sisi lain, pada sebagain besar kabupaten yang masih tertinggal,
hingga saat ini masih menghadapi persoalan adanya kesenjangan
antarwilayah. Hal ini tidak sejalan dengan orientasi pembangunan Indonesia
ke depan untuk mewujudkan pembangunan yang adil dan merata. Dalam
usaha percepatan pembangunan daerah tertinggal, pada tahun 2015-2019,
kegiatan akan difokuskan kepada perbaikan infrastruktur dasar, pelayanan
kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Oleh karena itu isu-isu strategis pembangunan daerah tertinggal yang
akan difokuskan penanganannya dalam lima tahun ke depan adalah sebagai
berikut:

22

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

1) Adanya regulasi yang tidak memihak/disharmonis terhadap percepatan


pembangunan daerah tertinggal;
2) Masih lemahnya koordinasi antarpelaku
percepatan pembangunan daerah tertinggal;
3) Belum optimalnya kebijakan
pembangunan daerah tertinggal;

yang

pembangunan

afirmatif

pada

4) Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia


kesejahteraan masyarakat di daerah tertinggal;

untuk

percepatan
dan

tingkat

5) Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik dasar di daerah


tertinggal;
6) Rendahnya produktivitas masyarakat di daerah tertinggal;
7) Belum optimalnya pengelolaan potensi sumberdaya
pengembangan perekonomian di daerah tertinggal;
8) Kurangnya aksesibilitas
pertumbuhan wilayah;

daerah

tertinggal

terhadap

lokal

dalam

pusat-pusat

9) Belum adanya insentif terhadap sektor swasta dan pelaku usaha untuk
berinvestasi di daerah tertinggal.
1.2.3 Potensi dan Permasalahan Transmigrasi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun
1997 tentang Ketransmigrasian, kebijakan pembangunan transmigrasi
dilaksanakan berbasis kawasan yang memiliki keterkaitan dengan kawasan
sekitarnya membentuk satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi
wilayah.
Pembangunan
kawasan
transmigrasi
sekaligus
untuk
mengintegrasikan upaya penataan persebaran penduduk yang serasi dan
seimbang sesuai dengan daya tampung alam dan lingkungan. Dengan
demikian, pembangunan transmigrasi merupakan salah satu upaya
percepatan pembangunan kota-kota kecil terutama di luar Pulau Jawa,
untuk meningkatkan motor penggerak pembangunan daerah.
Program transmigrasi sejalan dengan Nawa Cita Ketiga yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, utamanya
kebijakan reforma agraria seluas 9 juta hektar yang bertujuan untuk
merestrukturisasi penguasaan, kepemilikian, penataan lahan untuk
mensejahterakan para petani gurem secara berkeadilan.
Program transmigrasi mempunyai kontribusi terhadap program
Legalisasi aset berupa penyelesaian Hak Pengelolaan (HPL) seluas 260.000
Ha dan 340.940 bidang/Ha sertifikasi kepemilikan lahan bagi transmigran,
serta mendukung Redistribusi aset bagi petani gurem melalui program
transmigrasi baru yang diarahkan pada 619 kawasan transmigrasi yang
masih mempunyai potensi untuk dikembangkan. Sebaran potensi
pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi sebagaimana pada
Tabel berikut.

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

23

Tabel 7
No

Sebaran Kawasan Transmigrasi


WPT

LPT

KTM

Aceh
24
Sumatera Utara
8
Riau
19
Kepulauan Riau
0
Sumatera Barat
10
Jambi
16
Bengkulu
12
Bangka Belitung
3
Sumatera Selatan
34
Lampung
22
Kalimantan Barat
39
Kalimantan Tengah
33
Kalimantan Timur
33
Kalimantan Selatan
22
Sulawesi Selatan
14
Sulawesi Tengah
24
Sulawesi Tengggara
22
Sulawesi Utara
5
Gorontalo
4
Sulawesi Barat
7
NTT
10
NTB
5
Maluku
5
Maluku Utara
9
Papua
11
Papua Barat
7
Jumlah
398
Sumber Data: Ditjen P2MKT 2014

7
9
3
5
3
2
4
8
11
5
23
11
3
4
3
7
9
7
1
4
9
8
3
7
7
10
173

2
0
1
0
1
3
1
1
4
3
4
1
5
1
2
5
3
0
1
2
1
2
1
1
3
0
48

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Provinsi

Dalam pelaksanaan pembangunan


beberapa permasalahan di antaranya adalah:

Jml
Kawasan
33
17
23
5
14
21
17
12
49
30
66
45
41
27
19
36
34
12
6
13
20
15
9
17
21
17
619

ketransmigrasian,

terdapat

1) Belum terpenuhinya Standar Pelayanan Minimum (SPM) skala


nasional dalam pembangunan sarana dan prasarana di kawasan
transmigrasi;
2) Semakin terbatasnya ketersediaan lahan yang memenuhi 2C (clear
and clean) dan 3L (layak huni, layak usaha dan layak berkembang);
3) Masih adanya sisa beban tugas penyelesaian sertifikat kepemilikan
lahan;
4) Belum optimalnya dukungan pemangku kepentingan dan sinergi
program dalam pembangunan dan pengembangan kawasan
transmigrasi;
5) Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi, sering
terjadinya mutasi pengelola program transmigrasi di daerah yang
tidak mempunyai kompetensi di bidang ketransmigrasian;
6) Keberpihakan kebijakan nasional dalam pengalokasian anggaran
program transmigrasi;

24

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

7) Belum optimalnya pengelolaan data dan informasi, serta hasil


Penelitian dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi.
Pada tahun 2015, pembangunan ketransmigrasian menghadapi dua
tantangan besar, yaitu pertama, perlu dipercepatnya pemenuhan Standar
Pelayanan Minimum (SPM) pada lokasi-lokasi transmigrasi yang belum
memenuhi pelayanan minimum, di daerah tertinggal dan perbatasan,
strategis dan cepat tumbuh dalam upaya penyelesaian pemenuhan SPM
pada akhir tahun 2019 secara nasional. Kedua, perlunya
penyiapan
kawasan transmigrasi yang terintegrasi dengan pelaksanaan UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang memberikan kewenangan
kepada Desa untuk melaksanakan perencanaan dan pembangunan desa
dengan dukungan Dana Desa. Terkait dengan hal tersebut, maka
pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi yang perlu
diselesaikan pada tahun 2015-2019 adalah:
1) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) prasarana dan sarana
kawasan transmigrasi di daerah tertinggal dan perbatasan, serta
strategis dan cepat tumbuh;
2) Penerapan kebijakan pembangunan permukiman baru melalui model
SP Pugar dan pengembangan pola usaha baru;
3) Perlunya terobosan regulasi Peraturan Presiden/Instruksi Presiden
sebagai payung hukum dalam penyelesaian sertifikat kepemilikan
tanah transmigran sejumlah 334.382 bidang sebagai bagian dari
program reforma agraria utamanya legalisasi asset;
4) Segera ditetapkannya Peraturan Presiden tentang koordinasi
penyelenggaraan transmigrasi (saat ini masih dalam proses);
5) Penyediaan data dan informasi potensi desa dan kawasan
transmigrasi yang valid dan akurat, serta hasil penelitian
dan
pengembangan kawasan transmigrasi di daerah tertinggal dan
perbatasan,
serta
strategis
dan
cepat
tumbuh
dapat
diimplementasikan sesuai kebutuhan teknis, dan pelatihan berbasis
kompetensi untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
mengembangkan potensi di kawasan transmigrasi.
***

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

25

26

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
2.1 Visi Pembangunan Nasional 2015-2019
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah
mempersiapkan program-program aksi untuk mengatasi beberapa masalah
mendesak yang menyangkut hajat hidup rakyat sekaligus untuk
membangun fondasi bagi implementasi kebijakan sampai tahun 2019.
Beberapa program strategis juga telah disiapkan untuk menjalankan tujuh
misi dan sembilan agenda strategis prioritas (Nawa Cita) untuk masa
pemerintahan lima tahun ke depan.
Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno dalam Pidato Trisakti
tahun 1963 menegaskan, Indonesia harus: (1) Berdaulat secara politik; (2)
Berdikari secara ekonomi; dan (3) Berkepribadian secara sosial budaya.
Konsep Tri Sakti Bung Karno inilah yang akan dipakai Presiden dan Wakil
Presiden dalam menjalankan amanahnya dalam 5 tahun ke depan.
Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan
pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, maka
visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah:
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN
BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG.

2.2 Misi Pembangunan Nasional 2015-2019


Sebagai upaya dalam pencapaian visi tersebut, maka dirumuskan misi
pembangunan sebagai berikut :
1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber
daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Visi dan misi Presiden tersebut sekaligus sebagai visi dan misi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
sebagaimana dinyatakan oleh Presiden pada rapat perdana Kabinet Kerja,
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

27

tanggal 27 Oktober 2014 bahwa Tugas kita semua dan utama adalah
menjalankan visi dan misi Presiden. Tidak ada lagi yang namanya visi dan
misi menteri. Karena yang ada hanya program operasional menteri. Sekali
lagi yang ada program operasional menteri. Dengan adanya satu visi dan
misi Presiden, diharapkan akan terjadi sinergi lintas K/L dalam
melaksanakan program-program pembangunan dan sekaligus akan
mengurangi ego sektoral yang selama ini disinyalir sebagai penghambat
pembangunan.

2.3 Tujuan Pembangunan Nasional


Pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap dan terencana
dalam tahapan jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan. Sesuai
dengan arahan RPJPN 2005-2025, visi pembangunan nasional tahun 2005
2025 adalah: Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta
aman dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan dalam pembangunan Tahap III, RPJMN 2015-2019
ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber
daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terus meningkat.

2.4 Sasaran Strategis Pembangunan Nasional


Setelah ditetapkannya Visi dan Misi Presiden, selanjutnya ditetapkan
Sasaran Strategis Pembangunan Nasional yang merupakan terjemahan dari
Visi dan Misi Presiden yaitu Sembilan Agenda Strategis Prioritas dalam
pemerintahan lima tahun ke depan atau yang disebut dengan NAWACITA.
Nawacita menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia
yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan
berkepribadian dalam kebudayaan.
Kesembilan Agenda Strategis Prioritas atau yang disebut Nawacita
adalah sebagai berikut:
1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2) Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama
bangsa-bangsa Asia lainnya.
7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8) Melakukan revolusi karakter bangsa.
9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

28

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Dalam perkembangannya perencanaan implementasi NAWACITA


difokuskan pada tujuh isu strategis nasional yang memerlukan koordinasi
dan sinergi Kementerian/Lembaga. Ketujuh isu strategis nasional tersebut
adalah:
1) Kedaulatan pangan
2) Kedaulatan energi
3) Kemaritiman
4) Industri/Kawasan Industri
5) Pariwisata
6) Revolusi mental
7) Kawasan Perbatasan dan daerah tertinggal
Salah satu sasaran strategis pembangunan nasional adalah
Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat DaerahDaerah dan Desa Dalam Kerangka Negara Kesatuan, sebagaimana
disebutkan pada Prioritas Nawacita ke-3. Membangun dari pinggiran harus
dipahami dalam perspektif yang utuh, yakni sebagai afirmasi untuk
mendorong kegiatan ekonomi yang selami ini kurang diprioritaskan
pemerintah.
Kegiatan
ekonomi
dalam
wujud
wilayah
(perdesaan/perbatasan/daerah tertinggal), sektor (pertanian), pelaku (usaha
mikro dan kecil), atau karakter aktivitas ekonomi (tradisional).
Visi Misi Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-JK mencanangkan
pembangunan Indonesia dengan memperkuat dan memberdayakan desa.
Pembangunan dari pinggiran harus diperlakukan sebagai model
pembangunan yang mencoba membangun keterkaitan (linkage), keselarasan
(harmony) dan kemitraan (partnership). Jika model ini yang dijalankan,
maka kemajuan wilayah perdesaan, pertanian, usaha mikro dan kecil, dan
tradisional sekaligus akan mendorong daerah perkotaan, industri/jasa,
usaha menengah dan besar, serta aktivitas ekonomi modern.
Untuk mencapai sasaran tersebut dapat dilakukan dengan upaya
sebagai berikut :
1) Peletakan dasar-dasar kebijakan desentralisasi asimetris yaitu dengan
melaksanakan kebijakan keberpihakan (affirmative policy) kepada
daerah-daerah yang saat ini masih tertinggal, terutama
a. kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar;
b. daerah tertinggal dan terpencil;
c. desa tertinggal;
d. daerah-daerah yang kapasitas pemerintahannya belum cukup
memadai dalam memberikan pelayanan publik.
2) Pemerataan pembangunan antar wilayah terutama Kawasan Timur
Indonesia
a. Pengembangan Kawasan Strategis
b. Pembangunan Perkotaan
c. Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa
d. Tata Ruang
3) Pengurangan ketimpangan antar kelompok ekonomi masyarakat
a. Menciptakan pertumbuhan inklusif
b. Memberikan perhatian khusus kepada usaha mikro dan kecil
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

29

c. Memperluas
pertanian

ekonomi

perdesaan

dan

mengembangkan

sektor

2.5 Tujuan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi


Tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam periode lima tahun ke depan
adalah sebagai berikut:
1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat desa;
2) mempercepat pembangunan desa-desa mandiri serta membangun
keterkaitan ekonomi lokal antara desa dan kota melalui pembangunan
kawasan perdesaan;
3) meningkatkan percepatan pembangunan di daerah tertinggal untuk
mengurangi kesenjangan pembangunan antara daerah tertinggal
dengan daerah maju;
4) meningkatkan ketersediaan sarana-prasarana dasar dan aksesibilitas
di wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar;
5) meningkatkan derajat ketahanan masyarakat dan pemerintah dalam
menghadapi bencana, rawan pangan, dan konflik sosial;
6) menyiapkan dan meningkatkan pembangunan serta pengembangan
satuan permukiman dan desa di kawasan transmigrasi utamanya
pada kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan perdesaan;
7) meningkatkan pembangunan dan pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan baru di kawasan transmigrasi utamanya pada kawasan
perbatasan, daerah tertinggal, kawasan perdesaan yang terkonektifitas
dengan pusat kegiatan ekonomi wilayah;
8) percepatan pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan
baru yang terintegrasi dalam suatu kesatuan pengembangan ekonomi
wilayah untuk mewujudkan keterkaitan desa dan kota.

2.6 Sasaran
Strategis
Transmigrasi

Kementerian

Desa,

PDT

dan

2.6.1 Sasaran Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan


Sasaran pembangunan desa dan perdesaan tahun 2015-2019 adalah:
berkurangnya jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau
meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.
2.6.2 Sasaran Pembangunan Daerah Tertinggal
Sasaran pembangunan daerah tertinggal tahun 2015-2019 ditujukan
untuk mengentaskan daerah tertinggal minimal 80 (delapan puluh)
kabupaten dengan target outcome sebagai berikut:
1) meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi ratarata sebesar 7,24 persen;
2) menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi
rata-rata 14,00 persen; dan
30

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

3) meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal


menjadi rata-rata sebesar 69,59.
4) Indeks komposit pembangunan daerah tertinggal di bawah satu atau
negatif ( < 1) sebanyak 80 kabupaten
2.6.3 Sasaran Pengembangan Daerah Tertentu
Sasaran pengembangan daerah tertentu, meliputi :
1) Meningkatnya ketahanan pangan di 57 kabupaten daerah rawan
pangan;
2) Meningkatnya konektifitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan
masyarakat di 187 Lokasi Prioritas yang tersebar di 41 kabupaten yang
memiliki perbatasan negara;
3) Meningkatnya konektifitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan
masyarakat di 29 kabupaten yang memiliki pulau kecil dan pulau
terluar;
4) Meningkatnya 58 kabupaten rawan bencana dan dengan 2.000 desa
tangguh.
2.6.4 Sasaran Ketransmigrasian
Sasaran pembangunan bidang ketransmigrasian tahun 2015-2019
adalah:
1) Terbangunnya 279 kawasan untuk mendukung redistribusi lahan terkait
program reforma agraria, dan berkembangnya 72 Satuan Permukiman
(SP) menjadi pusat Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) yang
merupakan
pusat
pengolahan
hasil
pertanian/perikanan
dan
mendukung sasaran kemandirian pangan nasional.
2) Berkembangnya 48 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menjadi kota-kota
kecil yang berfungsi sebagai pusat industri pengolahan sekunder dan
perdagangan serta sebagai pusat pelayanan kawasan transmigrasi.
Tabel 8

No

1
2
3
4
5
6
7

Sebaran Kawasan Keterkaitan Kota dan Desa Per Wilayah


Pulau

Wilayah

Papua
Maluku
Sulawesi
Kalimantan
Nusa Tenggara
Jawa - Bali
Sumatera
Total

Potensi
Kawasan
Kawasan
SP sebagai
Perkotaan
Transmigrasi Pusat SKP
Baru (KPB)
Baru
20
24
58
67
26
84
279

3
5
16
13
6
29
72

3
2
13
11
3
16
48

Pusat Pertumbuhan
Baru (Kawasan
Agropolitan,
Minapolitan,
Pariwisata,dan
Transmigrasi)
4
3
9
7
4
4
8
39

Sumber Data: Ditjen PKP2Trans dan Ditjen PKTrans

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

31

2.7 Fokus Prioritas


Fokus Prioritas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi tahun 2015-2019 adalah:
1) Pengawalan pelaksanaan UU Desa khususnya untuk pembangunan
desa, pemberdayaan masyarakat desa, dan pembangunan kawasan
perdesaan;
2) Percepatan pembangunan desa tertinggal sebanyak 39.086 desa
tertinggal dan 17.268 desa sangat tertinggal;
3) Percepatan pembangunan 122 Kabupaten yang dikategorikan daerah
tertinggal;
4) Pengembangan daerah tertentu, yang terdiri dari daerah rawan pangan,
daerah perbatasan, daerah rawan bencana dan pasca konflik, daerah
pulau kecil dan terluar;
5) Pembangunan dan Pengembangan Satuan Permukiman (SP) sebagai
Pusat Satuan Kawasan Pengembangan;
6) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan Baru sebagai
pusat pertumbuhan.

2.8 Lokus Prioritas


Lokus Prioritas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi tahun 2015-2019 adalah:
1) 74.045 desa, khususnya di 39.086 desa tertinggal dan 17.268 desa
sangat tertinggal di seluruh Indonesia
2) Desa-desa dan kawasan perdesaan khususnya 1.138 desa di lokasi
prioritas pada wilayah perbatasan dan desa-desa pada daerah yang
memiliki pulau-pulau terpencil dan terluar
3) 122 kabupaten daerah tertinggal dengan target pengentasan 80 daerah
tertinggal di 2019
4) 57 kabupaten rawan pangan, 187 lokasi prioritas di 41 kabupaten
perbatasan, 29 kabupaten yang memiliki pulau terpencil dan terluar, 58
kabupaten rawan bencana, dan pascakonflik, dengan perhatian di
daerah tertinggal dan di kawasan timur Indonesia
5) Terbangunnya 279 Kawasan
Transmigrasi
dan
72
satuan
permukiman
menjadi
pusat
Satuan
Kawasan
Pengembangan
Transmigrasi
6) 48 Kawasan Transmigrasi menjadi Kawasan Perkotaan Baru sebagai
pusat pertumbuhan.

***

32

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional


3.1.1 Dasar-Dasar Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional
Dasar-dasar Strategi Pembangunan Nasional adalah sebagai berikut:
1) Membangun tanpa meningkatkan ketimpangan wilayah;
2) Memanfaatkan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat;
3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
4) Ekonomi harus berorientasi dan berbasiskan pada sector dan jenis usaha
yang memasukkan nilai tambah sebesar-besarnya dengan SDM
berkualitas, inovasi, kreatifitas dan penerapan teknologi yang tepat;
5) Pembangunan nasional sebagian besar adalah hasil agregasi dari
pembangunan daerah yang berkualitas.
3.1.2

Delapan Strategi Pembangunan Nasional Mewujudkan Nawa Cita

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional dan


mewujudkan Sembilan Agenda Prioritas Nasional (NAWACITA), terdapat
delapan Strategi Pembangunan Nasional untuk mewujudkan NAWACITA
yaitu:
1) Penguatan tata kelola desa yang baik, melalui: 1) penyusunan peraturan
pelaksanaan UU Desa; 2) menyusun peraturan pelaksanaan perundangundangan terkait dengan UU Ketransmigrasian, dan PP Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal; 3) peningkatan kapasitas pemerintah
dan masyarakat desa .
2) Mempercepat pemenuhan standar pelayanan minimum untuk pelayanan
dasar di perdesaan, daerah tertinggal dan kawasan transmigrasi
3) Penguatan pendanaan pembangunan yang bersumber dari APBN, APBD,
Dunia Usaha, dan Masyarakat.
4) Mendorong investasi yang meningkatkan produktivitas rakyat
5) Memanfaatkan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat
6) Memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang keamanan,
adminitrasi kependudukan, pertanahan, akta-akta, dan sebagainya
7) Peningkatan koneksitas melalui penyediaan infrastruktur transportasi
dan perhubungan di perdesaan, daerah tertinggal dan kawasan
transmigrasi
8) Peningkatan dan Penguatan koordinasi lembaga pusat dan daerah dan
antar daerah

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

33

Strategi Pembangunan Nasional yang sangat terkait dengan tugas


pokok dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
terdapat pada Strategi ke-1, ke-2 dan ke-7 yang kesemuanya bermuara pada
kesejahteraan masyarakat.
3.1.3

Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Desa,


Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Arah kebijakan dan strategi pembangunan desa dan kawasan


perdesaan, termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, kawasan
transmigrasi dan kepulauan dan pulau kecil, tahun 2015-2019 adalah:
1) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk permukiman
transmigrasi sesuai dengan kondisi geografis Desa, melalui strategi:
a. meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perumahan dan
fasilitas permukiman;
b. meningkatkan ketersediaan tenaga pengajar serta sarana dan
prasarana pendidikan;
c. meningkatkan ketersediaan tenaga medis serta sarana dan
prasarana kesehatan; meningkatkan ketersediaan sarana prasarana
perhubungan antar permukiman ke pusat pelayanan pendidikan,
pusat pelayanan kesehatan, dan pusat kegiatan ekonomi; dan
d. meningkatkan ketersediaan prasarana pengairan, listrik dan
telekomunikasi.
2) Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi
masyarakat Desa termasuk di permukiman transmigrasi, melalui
strategi:
a. fasilitasi pengelolaan BUMDesa serta meningkatkan ketersediaan
sarana prasarana produksi khususnya benih, pupuk, pasca panen,
pengolahan produk pertanian dan perikanan skala rumah tangga
desa;
b. fasilitasi, pembinaan, maupun pendampingan dalam pengembangan
usaha,
bantuan
permodalan/kredit,
kesempatan
berusaha,
pemasaran dan kewirausahaan; dan
c. meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam pemanfaatan dan
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tepat Guna.
3) Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan
pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa termasuk di
permukiman transmigrasi melalui strategi:
a. mengembangkan
pendidikan
berbasis
ketrampilan
dan
kewirausahaan;
b. memberi pengakuan, penghormatan, perlindungan, dan pemajuan
hak-hak masyarakat adat;
c. mengembangkan kapasitas dan pendampingan kelembagaan
kemasyarakatan desa dan kelembagaan adat secara berkelanjutan;
d. meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat termasuk
perempuan, anak, pemuda dan penyandang disabilitas melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan monitoring pembangunan desa;

34

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

e. menguatkan kapasitas masyarakat desa dan masyarakat adat dalam


mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam lahan dan perairan,
serta lingkungan hidup desa termasuk desa pesisir secara
berkelanjutan; dan
f. meningkatkan partisipasi dan kapasitas tenaga kerja (TKI/TKW) di
desa.
4) Pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten, dan
berkelanjutan
melalui
koordinasi,
fasilitasi,
supervisi,
dan
pendampingan dengan strategi:
a. konsolidasi satuan kerja lintas Kementerian/Lembaga;
b. memastikan berbagai perangkat peraturan pelaksanaan UU Desa
sejalan dengan substansi, jiwa, dan semangat UU Desa, termasuk
penyusunan PP Sistem Keuangan Desa;
c. memastikan distribusi Dana Desa dan Alokasi Dana Desa berjalan
secara efektif, berjenjang, dan bertahap;
d. mempersiapkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
mengoperasionalisasi pengakuan hak-hak masyarakat adat untuk
dapat ditetapkan menjadi desa adat.
5) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Pembangunan Sumber Daya
Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa
Penguatan Pemerintahan Desa dan masyarakat Desa melalui strategi:
a. melengkapi dan mensosialisasikan peraturan pelaksanaan UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
b. Meningkatkan kapasitas pemerintah desa, Badan Permusyawaratan
Desa, dan kader pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring pembangunan desa, pengelolaan
keuangan desa serta pelayanan publik melalui fasilitasi, pelatihan,
dan pendampingan;
c. menyiapkan data dan informasi desa yang digunakan sebagai acuan
bersama perencanaan dan pembangunan desa.
6) Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup berkelanjutan,
serta penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di kawasan
transmigrasi melalui strategi:
a. menjamin pelaksanaan distribusi lahan kepada desa-desa dan
distribusi hak atas tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan;
b. menata ruang kawasan perdesaan untuk melindungi lahan pertanian
dan menekan alih fungsi lahan produktif dan lahan konservasi;
c. menyiapkan dan melaksanakan kebijakan untuk membebaskan desa
dari kantong-kantong hutan dan perkebunan;
d. menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak desa untuk mengelola
sumber daya alam berskala lokal termasuk pengelolaan hutan negara
oleh desa berorientasi keseimbangan lingkungan hidup dan
berwawasan mitigasi bencana untuk meningkatkan produksi pangan
dan mewujudkan ketahanan pangan;
e. menyiapkan dan menjalankan kebijakan-regulasi baru tentang
shareholding antara pemerintah, investor, dan desa dalam pengelolaan
sumber daya alam;

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

35

f. menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan


dengan pola shareholding melibatkan desa dan warga desa sebagai
pemegang saham;
g. merehabilitasi kawasan perdesaan yang tercemar dan terkena dampak
bencana khususnya di daerah pesisir dan daerah aliran sungai.
7) Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk kawasan
transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota dengan strategi:
a. mewujudkan dan mengembangkan sentra produksi, sentra industri
pengolahan hasil pertanian dan perikanan, serta destinasi pariwisata;
b. meningkatkan akses transportasi desa dengan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah;
c. mengembangkan kerjasama antar desa, antar daerah, dan antar
pemerintah-swasta termasuk kerjasama pengelolaan BUMDesa,
(melalui pembentukan lembaga BUM Desa Bersama atau kerjasama
antar 2 BUM Desa),; dan
d. membangun agribisnis kerakyatan melalui pembangunan bank
khusus untuk pertanian, UMKM, dan Koperasi;
e. membangun sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan;
f. mengembangkan komunitas teknologi informasi dan komunikasi bagi
petani untuk berinteraksi denga pelaku ekonomi lainnya dalam
kegiatan produksi panen, penjualan, distribusi, dan lain-lain.
3.2

Arah Kebijakan
Transmigrasi

dan

Strategi

Kementerian

Desa,

PDT

dan

3.2.1 Bidang Desa dan Kawasan Perdesaan


Arah kebijakan dan strategi pembangunan desa dan kawasan perdesaan
tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
a. Pembangunan Desa, mencakup:
1) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa sesuai dengan kondisi
geografis Desa, melalui strategi: menyusun dan memastikan
terlaksananya NSPK SPM Desa (antara lain perumahan, permukiman,
pendidikan, kesehatan, perhubungan antar permukiman ke pusat
pelayanan pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, dan pusat
kegiatan ekonomi, pengairan, listrik dan telekomunikasi).
2) Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi
masyarakat Desa, melalui strategi: (i) penataan dan penguatan
BUMDesa untuk mendukung ketersediaan sarana prasarana produksi
khususnya benih, pupuk, pengolahan produk pertanian dan
perikanan skala rumah tangga desa; (ii) fasilitasi, pembinaan, maupun
pendampingan
dalam
pengembangan
usaha,
bantuan
permodalan/kredit,
kesempatan
berusaha,
pemasaran
dan
kewirausahaan; dan (iii) meningkatkan kapasitas masyarakat desa
dalam pemanfaatan dan pengembangan Teknologi Tepat Guna
Perdesaan.
3) Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan
pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa untuk
mendukung peningkatan karakter jati diri bangsa melalui revolusi
36

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

mental, dengan strategi: (i) mengembangkan pendidikan berbasis


ketrampilan dan kewirausahaan; (ii) mendorong peran aktif
masyarakat dalam pendidikan dan kesehatan; (iii) mengembangkan
kapasitas dan pendampingan lembaga kemasyarakatan desa dan
lembaga adat secara berkelanjutan; (iv) menguatkan partisipasi
masyarakat dengan pengarusutamaan gender termasuk anak,
pemuda,lansia dan penyandang disabilitas dalam pembangunan desa;
(v) menguatkan kapasitas masyarakat desa dan masyarakat adat
dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam lahan dan
perairan, serta lingkungan hidup desa termasuk desa pesisir secara
berkelanjutan; (vi) meningkatkan kapasitas masyarakat dan
kelembagaan masyarakat desa dalam meningkatkan ketahanan
ekonomi, sosial, lingkungan keamanan dan politik; (vii) meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pembangunan desa; dan (viii) meningkatkan partisipasi
dan kapasitas tenaga kerja (TKI/TKW) di desa.
b. Pembangunan Kawasan Perdesaan, mencakup:
1)

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup


berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan untuk
mendukung kedaulatan pangan, melalui strategi:
a) menjamin pelaksanaan distribusi lahan kepada desa-desa dan
distribusi hak atas tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan;
b) menata ruang kawasan perdesaan untuk melindungi lahan
pertanian dan menekan alih fungsi lahan produktif dan lahan
konservasi;
c) menyiapkan dan melaksanakan kebijakan untuk membebaskan
desa dari kantong-kantong hutan dan perkebunan;
d) menyiapkan dan melaksanakan kebijakan tentang akses dan hak
desa untuk mengelola sumber daya alam berskala lokal termasuk
pengelolaan hutan negara oleh desa berorientasi keseimbangan
lingkungan hidup dan berwawasan mitigasi bencana untuk
meningkatkan produksi pangan dan mewujudkan ketahanan
pangan;
e) menyiapkan dan melaksanakan kebijakan-regulasi baru tentang
shareholding antara pemerintah, investor, dan desa dalam
pengelolaan sumber daya alam;
f) menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan
dengan pola shareholding melibatkan desa dan warga desa sebagai
pemegang saham;
g) merehabilitasi kawasan perdesaan yang tercemar dan terkena
dampak bencana khususnya di daerah pesisir dan daerah aliran
sungai.

2) Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan


keterkaitan desa-kota dengan strategi:

untuk

mendorong

a) mewujudkan dan mengembangkan sentra produksi, sentra


industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan, serta destinasi
pariwisata;
b) meningkatkan akses transportasi desa dengan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah;

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

37

c) mengembangkan
kerjasama
antardesa,
antardaerah,
dan
antarpemerintahswasta
termasuk
kerjasama
pengelolaan
BUMDesa(melalui pembentukan lembaga BUM Desa Bersama atau
kerjasama antar 2 BUM Desa),; dan
d) membangun agribisnis kerakyatan melalui pembangunan bank
khusus untuk pertanian, UMKM, dan Koperasi;
e) membangun sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan;
f) mengembangkan komunitas teknologi informasi dan komunikasi
bagi petani untuk berinteraksi dengan pelaku ekonomi lainnya
dalam kegiatan produksi panen, penjualan, distribusi, dan lainlain.
c. Pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten, dan
berkelanjutan
melalui
koordinasi,
fasilitasi,
supervisi,
dan
pendampingan dengan strategi:
1) Konsolidasi satuan kerja lintas Kementerian/Lembaga;
2) Memastikan berbagai perangkat peraturan pelaksanaan UU Desa
sejalan dengan substansi, jiwa, dan semangat UU Desa, termasuk
penyusunan PP Sistem Keuangan Desa;
3) Memastikan distribusi Dana Desa dan Alokasi Dana Desa berjalan
secara efektif, berjenjang, dan bertahap;
4) Mempersiapkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
mengoperasionalisasi pengakuan hak-hak masyarakat adat untuk
dapat ditetapkan menjadi desa adat.
d. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Pembangunan Sumber Daya
Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa
Penguatan Pemerintahan Desa dan masyarakat Desa melalui strategi:
1) melengkapi dan mensosialisasikan peraturan pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
2) Meningkatkan
kapasitas
pemerintah
desa,
Badan
Permusyawaratan Desa, dan kader pemberdayaan masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan
desa, pengelolaan keuangan desa serta pelayanan publik melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan;
3) menyiapkan data dan informasi desa yang digunakan sebagai
acuan bersama perencanaan dan pembangunan desa.
3.2.2 Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal
Dengan memperhatikan sasaran pembangunan daerah Tertinggal,
arah kebijakan pengembangan pembangunan daerah tertinggal difokuskan
pada:
a. Promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat pembangunan,
sehingga terbangun kemitraan dengan banyak pihak. Promosi daerah
tertinggal ini juga akan mendorong masyarakat semakin mengetahui
potensi daerah tersebut dan akan aktif dalam membantu pembangunan;
b. Upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pelayanan dasar
publik;
c. Pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung oleh sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas dan infrastruktur penunjang
konektivitas antara daerah tertinggal dan pusat pertumbuhan.
38

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Untuk mewujudkan arah kebijakan pembangunan daerah tertinggal


tersebut diperlukan strategi pembangunan sebagai berikut:
1) Mengembangkan perekonomian masyarakat di daerah tertinggal dalam
rangka meningkatkan nilai tambah sesuai dengan karakteristik
(bioregion) dan produk unggulan daerah, posisi strategis, dan keterkaitan
antarkawasan yang meliputi aspek infrastruktur, manajemen usaha,
akses permodalan, inovasi, dan pemasaran;
2) Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal
dengan pusat pertumbuhan melalui pembangunan sarana dan
prasarana transportasi, seperti: peningkatan akses jalan, jembatan,
pelabuhan, serta pelayanan penerbangan perintis dan pelayaran
perintis;
3) Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
dan kapasitas tata kelola kelembagaan pemerintahan daerah tertinggal,
meliputi aspek peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan daerah,
kelembagaan, dan keuangan daerah melalui pengembangan pusat
informasi;
4) Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk
pelayanan dasar publik di daerah tertinggal, terutama di bidang
pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih, energi/listrik,
telekomunikasi, perumahan dan permukiman;
5) Memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan,
dan penyuluh pertanian serta pendamping desa di daerah tertinggal;
6) Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertinggal dan
pemberian insentif kepada pihak swasta dalam pengembangan iklim
usaha di daerah tertinggal salah satunya melalui harmonisasi peraturan
perizinan antara pemerintah dan pemerintah daerah;
7) Meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran, seperti
kawasan perbatasan dalam upaya mendukung pembangunan daerah
tertinggal;
8) Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah
terentaskan melalui penguatan kapasitas kelembagaan pemerintahan
daerah dan peningkatan kapasitas SDM;
9) Mendukung pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi
sebagai upaya pengurangan kesenjangan antarwilayah. Dalam proses
pembangunan ke depan, diharapkan kawasan transmigrasi sebagai
pusat pertumbuhan baru dapat mendukung upaya percepatan
pembangunan daerah tertinggal dan pengembangan kawasan perdesaan,
disamping perlu dukungan semua sektor terkait;
10) Meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya
mendukung pembangunan daerah tertinggal melalui pengembangan
kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai program pembangunan
lintas sektor;
11) Mempercepat pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat, yang
difokuskan pada:
a) pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal,
b) peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan terutama di wilayah
terisolir
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

39

c) pembangunan
infrastruktur
transportasi
untuk
membuka
keterisolasian,
d) pemihakan terhadap Orang Asli Papua,
e) penguatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah,
f) pembangunan sentra logistik untuk mengatasi kemahalan,
g) pengembangan energi baru dan terbarukan terutama di wilayah
terisolir
h) penguatan kelembagaan percepatan pembangunan Provinsi Papua dan
Papua Barat.
Untuk itu, prioritas pembangunan daerah tertinggal adalah sebagai
berikut:
1) menyelenggarakan koordinasi antar Kementerian/Lembaga dalam
penyusunan dokumen Strategi Nasional Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal (STRANAS), dan Rencana Aksi Nasional Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal (RAN);
2) memberikan asistensi serta supervisi kepada pemerintah daerah dalam
perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi percepatan pembangunan
daerah tertinggal yang sinergi, harmoni, sinkron, dan terpadu;
3) melakukan asistensi bersama Kementerian/Lembaga terkait kepada
Pemerintah Daerah dalam pencapaian pemenuhan SPM untuk
pelayanan dasar publik di daerah tertinggal, terutama pada pemenuhan
pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih, informasi, dan
telekomunikasi;
4) mengembangkan rumusan dan implementasi kebijakan percepatan
pembangunan daerah tertinggal yang sesuai dengan potensi dan
karakteristik daerah tertinggal guna meningkatkan efektivitas
pencapaian sasaran pembangunan; dan
5) mendorong Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Daerah
merumuskan dan melaksanakan kebijakan afirmasi daerah tertinggal
termasuk di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
3.2.3 Bidang Pembangunan Daerah Tertentu
Dengan memperhatikan sasaran pembangunan daerah Tertentu, arah
kebijakan pengembangan pembangunan daerah tertentu difokuskan pada:
a. Penanganan daerah rawan pangan melalui peningkatan produksi,
kemudahan ditribusi dan diversifikasi terutama pada komoditas pangan
pokok yang dibutuhkan masyarakat,
b. Peningkatan aksesibilitas, pelayanan dasar, dan kesejahteraan
masyarakat dengan pengembangan desa beranda Nusantara di wilayah
perbatasan.
c. Peningkatan aksesibilitas, pelayanan dasar, dan kesejahteraan
masyarakat dengan pengembangan pulau kecil berdaya di Kabupaten
yang memiliki pulau kecil dan terluar;
d. Penanganan daerah rawan bencana dengan pengurangan risiko bencana
dan pengembangan desa tangguh bencana; dan
e. Penanganan daerah pasca konflik dengan rehabilitasi sosial dan
ekonomi.

40

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

1)
2)
3)
4)
5)

6)

7)

8)
9)

10)

11)

12)
13)
14)
15)

Strategi pembangunan daerah tertentu, meliputi :


Meningkatkan sarana dan prasaran produksi dan distribusi pangan,
Meningkatkan kualitas input produksi pangan seperti benih, bibit,
pupuk dan pendukungnya,
Menambah penyediaan lumbung/tempat penyimpanan pangan di
perdesaan,
Pengembangan budidaya komoditas pangan alternatif dalam
mendukung diversifikasi pangan.
Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah pulau kecil
dan terluar dengan pusat pertumbuhan melalui pembangunan sarana
dan prasarana transportasi, seperti: peningkatan akses jalan, jembatan,
pelabuhan, serta pelayanan penerbangan perintis dan pelayaran
perintis;
Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
dan kapasitas tata kelola kelembagaan pemerintahan daerah
perbatasan dan pulau kecil, terluar dan terpencil, meliputi aspek
peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan daerah, kelembagaan,
dan keuangan daerah melalui pengembangan pusat informasi;
Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk
pelayanan dasar publik di daerah perbatasan, pulau kecil dan terluar,
terutama di bidang pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih,
energi/listrik, telekomunikasi, perumahan dan permukiman;
Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat di lokasi prioritas
dengan pengembangan desa beranda nusantara di wilayah perbatasan.
Memberikan insentif khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan,,
dan penyuluh pertanian serta pendamping desa di daerah perbatasan
dan daerah pulau kecil dan terluar.
Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat di daerah yang
memiliki pulau-pulau kecil, terluar dengan pengembangan pulau kecil
berdaya.
Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertentu dan
pemberian insentif kepada pihak swasta dalam pengembangan iklim
usaha di daerah tertinggal salah satunya melalui harmonisasi
peraturan perizinan antara pemerintah dan pemerintah daerah;
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana dalam pengurangan
risiko bencana;
Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat mengurangi risiko
bencana dengan pengembangan desa tangguh bencana;
Meningkatkan
kapasitas
pemerintah
dan
masyarakat
dalam
pencegahan, rekonsiliasi, dan rehabilitasi konflik;
Meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya
mendukung pembangunan daerah tertentu melalui pengembangan
kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai program pembangunan
lintas sektor.

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

41

3.2.4 Bidang Transmigrasi


Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi diarahkan
untuk mempercepat keterkaitan fungsional intrakawasan dan antarkawasan
serta keterkaitan desa-kota dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang
untuk mendukung pengembangan komoditas unggulan dengan pendekatan
agroindustri dan agrobisnis untuk mewujudkan satu kesatuan sistem
pengembangan ekonomi wilayah, sebagaimana diilustrasikan sebagaimana
gambar berikut ini:

Gambar 7 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi


Pemberlakuan UU No 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
sebagaimana diubah dengan UU No. 29 tahun 2009 tentang perubahan atas
UU No 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, mengharuskan adanya
perubahan paradigma (paradigm shift) transmigrasi, yaitu; Pembangunan
Transmigrasi Berbasis Kawasan. Pengembangan wilayah [kawasan
transmigrasi], yang muaranya untuk menghasilkan daya saing daerah, pada
dasarnya tidak cukup hanya mengandalkan ketersediaan SDA (resources
endowment), tetapi juga faktor letak lokasi kawasan transmigrasi yang
dipilih. Oleh karena itu, pemilihan lokasi dalam perspektif sistem ketatakeruangan, kawasan transmigrasi merujuk pada Rencana Tata Ruang
Perdesaan dengan beranjak pada:
1) penyiapan kawasan transmigrasi yang ada sepanjang memenuhi
persyaratan minimal suatu kawasan,
2) pengembangan kawasan transmigrasi sebagai PKSN, PKW dan PKL sesuai
dengan potensi wilayah masing-masing,
3) mengembangkan kawasan transmigrasi sebagai hinterland dari pusatpusat kegiatan yang ada (PKN, PKSN, PKW dan PKLP),
4) Revitalisasi lahan transmigrasi untuk mendukung reformasi agraria 9
juta ha, dengan rincian:
a) redistribusi tanah seluas 4,5 juta ha terdiri dari tanah pada kawasan
hutan yang dilepaskan, dan tanah hak, termasuk di dalamnya tanah
HGU akan habis masa berlakunya dan tanah terlantar; dan
b) legalisasi aset seluas 4,5 juta ha, yang meliputi tanah transmigrasi
42

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

yang belum legalisasi aset (sertifikasi kepemilikan lahan: 334.382


bidang). Untuk tindak lanjut pelaksanaan program transmigrasi tidak
hanya mendukung redistribusi tanah tetapi juga melakukan program
pembangunan permukiman baru dan pemberdayaan masyarakat di
daerah tertinggal dan perbatasan, serta strategis dan cepat tumbuh,
sesuai amanat RPJMN 2015-2019 dari pelaksanaan Nawa Cita (5).
Adapun kebijakan dan strategi pembangunan transmigrasi adalah:
a. Penyiapan Kawasan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
Penyiapan
Kawasan
Pembangunan
Permukiman
Transmigrasi
mencakup:
1) Perencanaan
pembangunan
dan
pengembangan
kawasan
transmigrasi, termasuk pembinaan potensi kawasan, kerjasama antar
daerah dan perencanaan sarana dan prasarana, penataan dan
persebaran
penduduk,
serta
perencanaan
pengembangan
masyarakatnya
2) Penyediaan lahan transmigrasi, melalui penyediaan lahan tempat
tinggal dan lahan usaha;
3) Pemenuhan prasarana dan sarana dasar di permukiman transmigrasi
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) nasional, meliputi:
Pembangunan prasarana dan sarana dasar, lokasi permukiman
transmigrasi di daerah tertinggal, strtageis dan cepat tumbuh dan
perbatasan: jalan lokal primer, jalan lingkungan, drainase dan
dermaga, pelayanan pendidikan dasar setingkat sekolah dasar,
pelayanan kesehatan setingkat pos kesehatan desa, perumahan, dan
sarana pelayanan umum;
b. Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Pengembangan Kawasan Transmigrasi meliputi pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi yang diarahkan pada daerah
tertinggal, dan perbatasan dan serta strategis cepat tumbuh, mencakup :
1) Pengembangan Promosi dan Kemitraan meliputi Publikasi dan
Promosi, Kerjasama Badan Usaha, Masyarakat dan Lembaga
Pemerintah.
2) Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana kawasan
transmigrasi, meliputi: Pengembangan Sarana dan Prasarana di
Satuan Permukiman (SP), Pembangunan dan Pengembangan Sarana
dan Prasarana di KPB, SKP, Kawasan Transmigrasi; dan Penyerasian
Lingkungan.
3) Pengembangan usaha ekonomi transmigrasi, meliputi: peningkatan
produksi pengolahan hasil dan pemasaran, pengembangan
kelembagaan ekonomi dan permodalan, serta pengembangan
kewirausahaan di kawasan Transmigrasi.
4) Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi meliputi: Pangan,
fasilitasi Kesehatan, Pendidikan, Mental Spiritual dan Kelembagaan
di kawasan Transmigrasi.
5) Pelayanan Pertanahan Transmigrasi meliputi Sertifikasi kepemilikan
lahan dan penanganan masalah pertanahan.

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

43

c. Penyediaan dan Pengelolaan Data dan Informasi, Penelitian,


Pengembangan, Pendidikan, dan Pelatihan Masyarakat Desa.
Strategi yang dilaksanakan di desa, daerah tertinggal, perbatasan,
daerah strategis dan cepat tumbuh maupun kawasan transmigrasi tahun
2015-2019 dalam hal penyediaan dan pengelolaan data dan informasi,
penelitian, pengembangan, pendidikan, dan pelatihan masyarakat desa
adalah:
1) Penyediaan dan pengelolaan data dan informasi;
2) Evaluasi pembangunan dan pengembangan desa, daerah tertinggal,
dan transmigrasi;
3) Penelitian dan pengembangan untuk mendukung pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi;
4) Pelatihan masyarakat desa, dan masyarakat transmigrasi.

3.2 Program dan Kegiatan


3.3.1 Identifikasi Kebutuhan Program/Kegiatan
Program dan Kegiatan Kementerian disusun sebagai penjabaran dari
visi, misi, arah kebijakan dan strategi yang dilaksanakan untuk mendukung
Program Prioritas Presiden dsebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 20152019. Agenda penting yang menjadi Agenda Strategis Prioritas Presiden
adalah NAWACITA, yaitu Sembilan Agenda Strategis Prioritas yang
dicanangkan Presiden untuk lima tahun ke depan.
Dalam rangka penanganan permasalahan di Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
pembangunan daerah tertinggal dalam mengatasi ketertinggalan dan
kesenjangan; dan pembangunan transmigrasi dalam menciptakan
pertumbuhan wilayah, terdapat beberapa kegiatan dan komponen kegiatan
yang relevan dan terkait dengan Nawa Cita yang menjadi Agenda Strategis
Prioritas yaitu Cita yang ke 2, 3, 5,
dan 7.
a. Penjabaran Nawa Cita ke-2
Penjabaran Nawa Cita ke-2, Membuat pemerintah tidak absen
dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya. diantaranya dapat dilakukan melalui :
1) Memastikan penerapan Undang-undang Desa Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa
dapat berjalan, khususnya dalam hal mereformasi
pelayanan publik melalui: penguatan desa dan kecamatan yang diatur
dengan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di
wilayah peisisir, pulau pulau kecil dan perbatasan.Pengembangan dan
pendampingan desa secara berkelanjutan.
2) Mempersiapkan pemerintah, provinsi, dan pemerintah kabupaten/ kota.
3) Penyiapan berbagai peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6
tentang Desa.
4) Menyiapkan dan menjalankan kebijakan/regulasi baru tentang akses
dan hak desa untuk pengelolaan sumber daya alam berskala lokal
(tambang, hutan, kebun, perikanan, dan sebagainya) untuk kemakmuran
rakyat.
44

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

5) Menyiapkan perangkat desa untuk mengelola dana desa dan kewenangan


desa sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa.
b. Penjabaran Nawa Cita Ke-3
Penjabaran Nawa Cita ke-3, Membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan. diantaranya dapat dilakukan melalui :
1) Memastikan penerapan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa dapat berjalan, khususnya dalam hal mempersiapkan
pemerintah, pemerinh provinsi, dan pemerintah kabupaten.
2) Memastikan berbagai perangkat peraturan pelaksanaan Undangundang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
3) Mengawal implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa secara sistematis, konsisten, dan berkelanjutan.
4) Mereformasi pelayanan publik melalui: penguatan desa, kelurahan, dan
kecamatan yang diatur dengan undang-undang tentang desa,
kelurahan, dan kecamatan dalam undang-undang pemerintahan
daerah.
5) Melakukan
pengembangan
dan
pendampingan
desa
secara
berkelanjutan.
6) Mewujudkan pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah
terutama di wilayah diidentifikasi sebagai area dimana tingkat dan
pelayanan pendidikan rendah atau buruk
7) Meningkatkan pembangunan berbagai fasilitas produksi, pendidikan,
kesehatan, pasar tradisional dan lain-lainnya di perdesaan, daerah
terpencil dan tertinggal.
8) Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah
peisisr, pulau pulau kecil dan perbatasan.
9) Pembukaan 1 juta Ha lahan pertanian kering di luar Jawa dan Bali
(Transmigrasi)
10) Menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan
dengan pola share holding yang melibatkan desa dan warga desa
sebagai pemegang saham.
11) Meningkatkan pembangunan dan aktivitas ekonomi perdesaan ditandai
dengan peningkatan investasi dalam negeri sebesar 15 persen/tahun.
12) Menyiapkan dan menjalankan kebijakan/regulasi baru tentang share
holding antara pemerintah, investor, dan desa.
13) Prioritas akses modal bagi UMKM dan revitalisasi pasar tradisional.
14) Infrastruktur pendukung perekonomian.
15) Membangun
infrastruktur pariwisata sebagai daya ungkit
pembangunan nasional beik berupa akses transportasi, infrastruktur
pengembangan budaya lokal, maupun akses informasi dan komunikasi
yang terintegrasi dengan potensi ekonomi lokal
16) Menyiapkan dan menjalankan kebijakan - regulasi baru tentnag akses
dan hak desa untuk pengelolaan sumber daya alam berskala lokal
(tambang, hutan, kebun, perikanan, dan sebagainya) untuk
kemakmuran rakyat.
17) Pembangunan akses jalan dan jalur transportasi air untuk kabupaten
tertinggal hinggal tahun 2019.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

45

18) Pembangunan terminal baru untuk bongkar muat di daerah terpencil,


terutama di Indonesia bagian Timur
19) Pengembangan rute kapal laut termasuk pulau-pulau terisolasi
20) Meningkatkan pelayaran perintis antar pulau
21) Pembangunan irigasi, bendungan, sarana jalan dan transportasi serta
kelembagaan pasar secara merata
22) Berkomitmen untuk memperjuangkan kebijakan khusus untuk
memenuhi kebutuhan layanan kesehatan, perangkat dan alat
kesehatan dan tenaga - khususnya bagi penduduk di perdesaan dan
daerah terpencil sesuai dengan situasi dan kebutuhan mereka,
mengalokasikan
anggaran sekurangkurangnya 5% dari anggaran
negara untuk penurunan AKI, AKB, pengendalian HIC dan AIDS,
penyakit menular dan kronis
23) Pembinaan kemasyarakatan berangkat dari isu melemahnya semangat
gotong royong dan partisipasi masyarakat.
24) Pemberdayaan masyarakat Desa berangkat dari isu masyarakat tidak
memiliki control dan akses dalam mengatur ekonomi, politik dan
pembangunan
25) Menyiapkan perangkat desa untuk mengelola dana desa dan
kewenangan desa sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014
26) Penyiapan kawasan yang clear dan clean, layak huni, layak usaha, dan
layak berkembang berangkat dari keterbatasan lahan pertanian di
kawasan perdesaan.
c. Penjabaran Nawacita Ke-5
Penjabaran Nawa Cita ke-5, Meningkatkan Kualitas Hidup
Manusia Indonesia. diantaranya dapat dilakukan melalui :
1) Memperjuangkan kebijakan khusus untuk memenuhi kebutuhan
layanan kesehatan, perangkat dan alat kesehatan dan tenaga khususnya bagi penduduk di perdesaan dan daerah terpencil sesuai
dengan situasi dan kebutuhan
mereka, mengalokasikan anggaran
sekurangkurangnya 5% dari anggaran negara untuk penurunan AKI,
AKB, pengendalian HIC dan AIDS, penyakit menular dan kronis.
2) Mewujudkan pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah
terutama di wilayah diidentifikasi sebagai area dimana tingkat dan
pelayanan pendidikan rendah atau buruk.
3) Meningkatkan pembangunan berbagai fasilitas produksi, pendidikan,
kesehatan, pasar tradisional dan lain-lainnya di perdesaan, daerah
terpencil dan tertinggal.
d. Penjabaran Nawa Cita Ke-7
Penjabaran Nawa Cita ke-7, Mewujudkan Kemandirian Ekonomi
Dengan Menggerakkan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi Domestik.
diantaranya dapat dilakukan melalui :
1) Menjalankan program-program investasi pembangunan perdesaan
dengan pola share holding yang melibatkan desa dan warga desa
sebagai pemegang saham.

46

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)

11)

12)
13)

Meningkatkan pembangunan dan aktivitas ekonomi perdesaan ditandai


dengan peningkatan investasi dalam negeri sebesar 15 persen/tahun.
Prioritas akses modal bagi UMKM dan revitalisasi pasar tradisional.
Infrastruktur pendukung perekonomian.
Pembangunan irigasi, bendungan, sarana jalan dan transportasi serta
kelembagaan pasar secara merata.
Pembangunan akses jalan dan jalur transportasi air untuk kabupaten
tertinggal hinggal tahun 2019.
Pembangunan terminal baru untuk bongkar muat di daerah terpencil,
terutama di Indonesia Timur.
Pengembangan rute kapal laut termasuk pulau-pulau terisolasi.
Meningkatkan pelayaran perintis antar pulau.
Membangun
infrastruktur pariwisata sebagai daya ungkit
pembangunan nasional beik berupa akses transportasi, infrastruktur
pengembangan budaya lokal, maupun akses informasi dan komunikasi
yang terintegrasi dengan potensi ekonomi lokal.
Menyiapkan dan menjalankan kebijakan - regulasi baru tentang akses
dan hak desa untuk pengelolaan sumber daya alam berskala lokal
(tambang, hutan, kebun, perikanan, dan sebagainya) untuk
kemakmuran rakyat.
Pembukaan 1 juta Ha lahan pertanian kering di luar Jawa dan Bali
(Transmigrasi).
Penyiapan kawasan yang clear dan clean, layak huni, layak usaha, dan
layak berkembang berangkat dari keterbatasan lahan pertanian di
kawasan perdesaan.

3.3.2 Nawakerja (Sembilan Rencana Kerja)


Berdasarkan NAWACITA yang terkait dengan bidang Desa, PDT dan
Transmigrasi, sebagaimana telah diuraikan di atas, terdapat 9 (sembilan)
kegiatan/komponen kegiatan yang akan menjadi prioritas kegiatan yang
akan dilakukan oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, yang disebut
dengan NAWAKERJA. Kesembilan kegiatan prioritas tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Peluncuran Gerakan Desa Mandiri di 5.000 desa pada tahun 2015
2) Pendampingan dan Penguatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat
desa dengan menyediakan tenaga pendamping sebanyak 84.000 orang;
3) Pembentukan dan pengembangan 5.000 BUMDES;
4) Revitalisasi Pasar Desa di 5.000 desa/kawasan perdesaan;
5) Pembangunan Infrastruktur jalan pendukung pengembangan produk
unggulan di 5.000 Desa Mandiri;
6) Penyiapan implementasi penyaluran Dana Desa Rp. 1,4 miliar per desa
secara bertahap;
7) Penyaluran Modal bagi Koperasi/UKM di 5.000 Desa;
8) Pilot project sistem pelayanan publik jaringan koneksi online di 5.000
desa;
9) Save villages di daerah perbatasan dan pulau-pulau terdepan, terluar
dan terpencil.

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

47

3.3.3 Program/Kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019
Sebagaimana disebutkan pada Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi, bahwa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan,
pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah
tertinggal,
dan
transmigrasi
untuk
membantu
Presiden
dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut,
Kementerian
Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyelenggarakan
fungsi:
1) perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat
desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan daerah tertinggal,
penyiapan, pembangunan permukiman, dan pengembangan kawasan
transmigrasi;
2) koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
3) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya;
4) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
5) pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
6) pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan,
serta pengelolaan informasi di bidang pembangunan desa dan kawasan
perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan daerah
tertentu, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan
7) pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
Dalam mengimplementasikan fungsi-fungsi tersebut telah ditetapkan
program dan kegiatan yang disesuaikan dengan struktur organisasi. Unit
Kerja Eselon 1 memiliki satu Program dan Unit Kerja Eselon 2 minimal
memiliki satu Kegiatan. Setiap Program menjadi tanggung jawab pejabat
eselon 1, dan setiap kegiatan menjadi tanggung jawab eselon 2 yang
membidanginya.
Keterkaitan
program
dan
kegiatan
dengan
organisasi/kelembagaan disebut dengan arsitektur program, kegiatan dan
struktur kinerja sebagaimana digambarkan berikut ini pada Gambar 6.

48

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Gambar 8 Hubungan Struktur Program dan Kegiatan dengan


Organisasi/Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
terdapat 9 (Sembilan) unit kerja eselon 1, terdiri dari tiga unit kerja eselon 1
yang memiliki fungsi pendukung (supporting) dan 6 unit kerja eselon 2
memiliki fungsi teknis. Unit kerja eselon 1 pendukung adalah Sekretariat
Jenderal, Inspektorat Jenderal dan Badan Penelitian dan Pengembangan,
Pendidikan dan Pelatihan serta Informasi. Sedangkan unit kerja eselon 1
teknis, yaitu: Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan,
Direktorat
Jenderal
Pembangunan
Daerah
Tertinggal,
Direktorat
Pengembangan Daerah Tertentu, Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan
Dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi, dan Direktorat Jenderal
Pengembangan Kawasan Transmigrasi. Masing-masing unit kerja eselon 1
memiliki satu program yang sudah terdaftar di Kementerian Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Bappenas
dan
Kementerian
Keuangan,
sebagaimana disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9

Nama Program Awal dan Nomenklatur Program Baru


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi

Program
Unit Kerja
No.
Eselon I
1 Sekretariat
Kementerian
PDT

Awal

Nomenklatur Program Baru


Unit Kerja
Program
No.
Program
Eselon I
Program
1 Sekretariat
Program
Dukungan
Jenderal
Dukungan
Manajemen Dan
Manajemen dan
Tugas Teknis
Tugas Teknis
Lainnya
Lainnya
2 Dirjen
Proram
2 Direktorat
Program
Pemberdayaan Pemberdayaan
Jenderal
Pembangunan
Masyarakat Dan Masyarakat Dan
Pembangunan Dan
Desa
Desa
Dan
Pemberdayaan
Kemendagri
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

49

No.

Program Awal
Unit Kerja
Program
Eselon I

Nomenklatur Program Baru


Unit Kerja
No.
Program
Eselon I
Masyarakat
Desa;
3

3 5 (Lima)
Kedeputian
Kementerian
PDT

Program
Percepatan
Pembangunan
Daerah
Tertinggal

4 Direktorat
Jenderal
Pembinaan
Pembangunan
Kawasan
Transmigrasi

Program
Pembangunan
Kawasan
Transmigrasi

5 Direktorat
Jenderal
Pembinaan
Pengembangan
Masyarakat Dan
Kawasan
Transmigrasi
6 Badan Penelitian
Dan Informasi
Kemenakertrans

Program
Pengembangan
Masyarakat Dan
Kawasan
Transmigrasi

Program
Penelitian Dan
Pengembangan,
Pendidikan Dan
Pelatihan, dan
Informasi

Direktorat
Jenderal
Pembangunan
Kawasan
Perdesaan
Direktorat
Jenderal
Pengembangan
Daerah
Tertentu
Direktorat
Jenderal
Pembangunan
Daerah
Tertinggal
Direktorat
Jenderal
Penyiapan
Kawasan Dan
Pembangunan
Permukiman
Transmigrasi
Direktorat
Jenderal
Pengembangan
Kawasan
Transmigrasi

Program
Pembangunan
Kawasan
Perdesaan

Badan
Penelitian Dan
Pengembangan,
Pendidikan Dan
Pelatihan, Serta
Informasi
Inspektorat
Jenderal

Program
Penelitian Dan
Pengembangan,
Pendidikan Dan
Pelatihan, dan
Informasi
Program
Pengawasan Dan
Peningkatan
Akuntabilitas

Program
Pengembangan
Daerah Tertentu

Program
Percepatan
Pembangunan
Daerah
Tertinggal
Program
Penyiapan
Kawasan Dan
Pembangunan
Permukiman
Transmigrasi
Program
Pembangunan
dan
Pengembangan
Kawasan
Transmigrasi

Secara umum, program Kementerian/Lembaga dapat dibagi menjadi 2


(dua) jenis yaitu Program Teknis dan Program Generik. Program Teknis
merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada
kelompok sasaran/ masyarakat (pelayanan eksternal), sedang Program
Generik merupakan program-program yang digunakan oleh beberapa
organisasi Eselon IA yang bersifat internal untuk mendukung pelayanan
aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal).
Berdasarkan uraian di atas, Program pada Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 terdiri

50

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

dari 6 (enam) Program Teknis dan 3 (tiga) Program Generik dengan rincian
sebagai berikut:
a. Program Teknis
a.
b.
c.
d.
e.

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa


Program Pembangunan Kawasan Perdesaan
Program Pengembangan Daerah Tertentu
Program Pembangunan Daerah Tertinggal
Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi
f. Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
b. Program Generik
1) Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya
2) Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan
serta Informasi
3) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur.
3.3.4 Rincian Nama Program dan Kegiatan
Rincian program dan kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang akan dilaksanakan pada periode
tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1)

Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa


Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Pembangunan dan Pemberdayaan
b. Pemberdayaan Masyarakat Desa
c. Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar
d. Pembangunan Sarana Prasarana Desa
e. Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi
Tepat Guna
f. Pengembangan Usaha Ekonomi Desa.

2)

Program Pembangunan Kawasan Perdesaan


Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Pembangunan Kawasan Perdesaan
b. Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
c. Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan
d. Pengembangan Sarana Prasarana Kawasan Perdesaan
e. Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan
f. Peningkatan Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas

3)

Program Pengembangan Daerah Tertentu


Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya di lingkup
Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
b. Penanganan Daerah Rawan Pangan
c. Pengembangan Daerah Perbatasan

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

51

d. Penanganan Daerah Rawan Bencana


e. Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar
f. Penanganan Daerah Pasca Konflik
4)

Program Pembangunan Daerah Tertinggal


Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya di lingkup
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
b. Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia di Daerah Tertinggal
d. Pengembangan Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup di Daerah
Tertinggal
e. Peningkatan Sarana Dan Prasarana di Daerah Tertinggal
f. Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah Tertinggal

5)

Program Penyiapan
Transmigrasi

Kawasan

&

Pembangunan

Permukiman

Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Penyiapan
Kawasan dan Pembangunan Permukiman
b. Penataan Persebaran Penduduk
c. Pembangunan Pemukiman Transmigrasi
d. Penyediaan Tanah Transmigrasi
e. Perencanaan
Transmigrasi

Pembangunan

dan

Pengembangan

Kawasan

f. Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi


6)

Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi


Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Tugas
Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Teknis

b. Pembangunan dan Pengembangan


Kawasan Trasmigrasi

Sarana

c.

Lainnya
dan

Ditjen

Prasarana

Pengembangan Usaha Transmigrasi

d. Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi

7)

e.

Pelayanan Pertanahan Transmigrasi

f.

Promosi dan Kemitraan

Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan


serta Informasi
Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis Lainnya Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta
Informasi (Balitlatfo)
b. Penyelenggaraan
Transmigrasi

52

Pelatihan

Desa,

Daerah

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Tertinggal,

dan

c. Penelitian dan Pengembangan Desa, Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi
d. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
e. Pelatihan Masyarakat Desa, DT dan Transmigrasi
f. Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
g. Pengkajian dan Penerapan
Tertinggal, dan Transmigrasi
8)

Teknik

Produksi

Program Dukungan Manajemen dan Tugas


Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Desa,

Teknis

Daerah
Lainnya

Meliputi Kegiatan :
a. Penyelenggaraan Hukum dan Organisasi Tata Laksana
b. Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat dan Kerjasama
c. Penyelenggaraan Perencanaan
d. Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Umum
e. Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara
9)

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur


Meliputi Kegiatan :
a. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat
Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

3.3

b. Penyelenggaran
Desa, Daerah
Inspektorat I

Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan


Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

c. Penyelenggaran
Desa, Daerah
Inspektorat II

Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan


Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

d. Penyelenggaran
Desa, Daerah
Inspektorat III

Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan


Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

e. Penyelenggaran
Desa, Daerah
Inspektorat IV

Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan


Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

f. Penyelenggaran
Desa, Daerah
Inspektorat V

Pengawasan dan Akuntabilitas Pembangunan


Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja

Kerangka Regulasi

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan
Pembangunan Nasional secara tegas mengamanatkan
kerangka
regulasi menjadi bagian dari
salah
satu
dokumen
perencanaan
pembangunan
nasional
yaitu
dalam
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Hal ini tercantum
dalam Pasal 4 ayat (2) yang berbunyi :
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

53

"RPJM Nasional merupakan


penjabaran
dari visi,
misi, dan
Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP
Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan
umum,
program
Kementerian/Lembaga
dan
lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian
secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana
kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan".
Peran kerangka
regulasi sangat penting dalam perencanaan
pembangunan
nasional. Regulasi merupakan
sarana utama
bagi
pemerintah
untuk mengoperasionalkan
kebijakan-kebijakannya,
terutama yang bersifat strategis.
Kerangka Regulasi dimaksudkan
untuk
memberi
arahan
dan landasan pengaturan
(regulasi) dalam melaksanakan
kegiatan
penyelenggaraan negara dan pembangunan, dengan muatan indikasi
atau
arah kebijakan mengenai rancangan peraturan perundangundangan yang diusulkan dalam kurun waktu tertentu. Urgensi integrasi
kerangka regulasi dalam dokumen perencanaan sangat tinggi karena
kerangka regulasi bertujuan untuk:
a. mengarahkan proses perencanaan pembentukan peraturan perundangundangan sesuai kebutuhan pembangunan;
b. meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dalam rangka
mendukung pencapaian prioritas pembangunan; dan
c. meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan
Pembentukan peraturan perundang-undangan.
Kerangka regulasi dimaksudkan untuk memberi arahan dan landasan
(regulasi) dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan Negara dan
pembangunan, dengan muatan indikasi atau arahan kebijakan mengenai
rancangan peraturan perundang-undangan yang diusulkan dalam waktu
tertentu (RPJMN ataupun RKP).
Mempertimbangkan efisiensi anggaran yang terbatas serta berbagai
dampak lain yang sangat signifikan bagi masyarakat dan penyelenggaraan
pembangunan, maka proses penanganan kerangka regulasi sejak proses
perencanaan juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas peraturan
perundang-undangan nasional yang tertib sehingga memungkinkan setiap
tindakan dapat memberikan manfaat yang lebih optimal. Inti dari kerangka
regulasi adalah upaya mewujudkan tertib peraturan perundang-undangan
sejak tahapan yang sangat awal, yaitu tahapan perencanaan dan
penganggaran.
Selanjutnya, upaya untuk mendorong kerangka regulasi agar sejalan
dengan arah kebijakan pembangunan nasional, tercantum dalam ketentuan
Pasal 18 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, yang merupakan penyempurnaan dari
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. Pasal 18 ini merupakan terobosan
penting dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, yang memuat upaya
untuk mensinergikan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) dengan
perencanaan pembangunan nasional (RPJP, RPJMN, RKP). Program Legislasi
Nasional (Prolegnas) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 UndangUndang Nomor 12 Tahun 2011adalah instrumen perencanaan program

54

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

pembentukan Undang-Undang yang disusun secara terencana, terpadu, dan


sistematis. Prolegnas merupakan program perencanaan khusus mengenai
regulasi (Undang-Undang) yang sah berdasarkan undang-undang. Dengan
demikian, Prolegnas menjadi acuan bagi pembangunan arah kebijakan
regulasi dalam kurun waktu tertentu (lima tahunan).
Istilah Kerangka regulasi juga disebutkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah pada
Pasal 3 ayat (3) yang mengatur bahwa :
Program sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), terdiri dari
kegiatan yang berupa:
a. kerangka regulasi yang bertujuan untuk memfasilitasi, mendorong,
maupun mengatur kegiatan pembangunan yang dilaksanakan sendiri
oleh masyarakat; dan/atau
b. kerangka pelayanan umum dan investasi Pemerintah yang bertujuan
untuk menyediakan barang dan jasa publik yang diperlukan
masyarakat.
Pembentukan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi melalui Keputusan Presiden Nomor 121/P tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode
Tahun 2014-2019 dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yaitu
dalam rangka untuk mendukung tercapainya sasaran pembangunan
sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2015-2019, dan dalam rangka
mengoptimalkan penyelenggaraan pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat Desa sebagai tindaklanjut Undang-Undang Desa, pemerintah
telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2015 tentang Desa
dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari APBN.
Dalam Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
menyatakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang
pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat
desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi.
Saat ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi telah mengeluarkan 5 (lima) produk Peraturan Menteri
mengenai implementasi Undang-Undang Desa, yaitu:
a. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.
b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan
Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa
c.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,


Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa

d. Peraturan

Menteri

Desa,

Pembangunan

Daerah

Tertinggal,

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

dan
dan
55

Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan


Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
e.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2015

Berkaitan dengan Dana Desa, Kementerian Keuangan sebagai


pemrakarsa telah merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 antara
lain:
a. Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara
Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi
Dana Desa (sudah selesai pembahasan, pengesahan masih menunggu
revisi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014)
b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2015 sudah diundangkan.
Tabel 10 Kerangka Regulasi yang masuk Prolegnas Tahun 2015
Unit
Penanggungjawab

Target
Penyeleseaian

Revisi Peraturan Pemerintah


Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa
Landasan Hukum untuk
Penetapan Daerah Tertinggal
secara Nasional

Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan
Transmigrasi

2015

Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan
Transmigrasi

2015

Landasan Hukum untuk


Strategi Nasional (STRANAS)
Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal (PPDT)

Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan
Transmigrasi

2015

Landasan Hukum untuk


Rencana Aksi Nasional (RAN)
Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal (PPDT)

Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan
Transmigrasi

2015

No.
1

Arah Kerangka Regulasi


dan/atau Kebutuhan Regulasi

3.4.1 Kerangka Regulasi Bidang Desa


Kerangka regulasi pembangunan wilayah perdesaan tahun 2015-2019
disusun untuk menyempurnakan berbagai peraturan perundangan terkait
perdesaan yang sudah ada, termasuk peraturan pendukung UU No. 6 tahun
2014 tentang Desa. Selain itu, penyusunan kerangka regulasi ini sekaligus
memantapkan tujuan pembangunan desa, yakni pemerataan kesejahteraan
dan
meningkatkan
ketahanan
sosial-ekonomi
masyarakat,
dan

56

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

keberlanjutan sumberdaya alam di perdesaan. Adapun kerangka regulasi


yang penting dan paling dibutuhkan untuk pembangunan wilayah
perdesaan tahun 2015-2019, adalah sebagai berikut:
a. Pengaturan mengenai Pembangunan Desa yang diperlukan untuk
mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas
hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Berdasarkan UU No. 6/2014
Tentang Desa, bahwa pengaturannya meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan dengan mengedepankan kebersamaan,
kekeluargaan,
dan
kegotongroyongan
guna
mewujudkan
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
b. Pengaturan mengenai Pembangunan Kawasan Perdesaan untuk
mendorong
percepatan
dan
peningkatan
kualitas
pelayanan,
pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa di Kawasan
Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. Berdasarkan
UU No. 6/2014 Tentang Desa, bahwa pengaturannya meliputi:
1) penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka penetapan
kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang Kabupaten/Kota;
2) pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perdesaan;
3) pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan
pengembangan teknologi tepat guna; dan
4) pemberdayaan masyarakat Desa untuk meningkatkan akses
terhadap pelayanan dan kegiatan ekonomi. Regulasi ini diperlukan
untuk melaksanakan amanat UU No. 26/2007 Tentang Penataan
Ruang yang belum secara spesifik mengatur mekanisme penataan
ruang kawasan perdesaan, sedangkan dalam PP No. 15/2010
Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang belum ada pengaturan
mengenai mekanisme tersebut.
3.4.2 Kerangka Regulasi Bidang Daerah Tertinggal
Penyelenggaraan
percepatan
pembangunan
daerah
tertinggal
dilaksanakan merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014
tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, yang ditujukan untuk:
(1) mempercepat pengurangan kesenjangan antar daerah dalam menjamin
terwujudnya pemerataan dan keadilan pembangunan nasional; (2)
mempercepat terpenuhinya kebutuhan dasar, serta sarana dan prasarana
dasar daerah tertinggal; (3) meningkatkan koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi, antara pusat dan daerah dalam perencanaan, pendanaan dan
pembiayaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi; dan (4) menjamin
terselenggaranya operasionalisasi kebijakan percepatan pembangunan
daerah tertinggal.
Dalam upaya mendukung percepatan pembangunan daerah tertinggal,
perlu adanya harmonisasi antar regulasi sehingga dapat lebih nyata dan
kongkrit, hal ini karena masih adanya beberapa peraturan yang belum
harmonis sehingga perlu dilakukan evaluasi. Dalam percepatan
pembangunan daerah tertinggal diperlukan panduan bagi semua pemangku
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

57

kepentingan. Untuk mendukung pembangunan di wilayah tertinggal secara


maksimal,
diperlukan
perencanaan
secara
berjenjang
oleh
Pemerintah/Pemerintah daerah dengan memerhatikan proses yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan di bidang perencanaan
pembangunan nasional. Adapaun dokumen yang dimaksud yaitu berupa
dokumen Strategi Nasional (STRANAS) dan Strategi Daerah (STRADA)
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang diharapkan bisa menjadi
pedoman baik oleh Kementerian/Lembaga, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten.
Pembangunan daerah tertinggal perlu mendapatkan dukungan legalitas
yang lebih kuat seperti tercantum dalam:
a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
dan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal.
Dalam Pasal 260 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa rencana pembangunan
Daerah dikoordinasikan, disinergikan, dan diharmonisasikan oleh Perangkat
Daerah yang membidangi perencanaan pembangunan Daerah. Dalam Pasal
262 ditegaskan bahwa Rencana pembangunan Daerah tersebut harus
memperhatikan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Regulasi yang perlu direvisi adalah Peraturan Pemerintah Nomor 78
Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, yang
menyangkut fungsi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi yang tidak
hanya melakukan perencanaan dan koordinasi namun dalam pelaksanaan
kebijakan teknis. Selain itu beberapa produk regulasi yang perlu
dipersiapkan antara lain:
a. Penetapan Indikator dan kriteria daerah tertinggal;
b. Penetapan daerah tertinggal dalam skala nasional;
c. Penetapan Strategi Nasional (STRANAS) Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal;
d. Penetapan Rencana Aksi Nasional (RAN) Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal;
e. Penetapan Strategi Daerah (STRADA) Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal ditingkat Provinsi dan Kabupaten;
f. Penetapan Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal ditingkat Provinsi dan Kabupaten;
3.4.3 Kerangka Regulasi Bidang Transmigrasi
Kerangka regulasi dalam pembangunan dan pengembangan transmigrasi
yang dibutuhkan tahun 2015-2019 antara lain :
a. Peraturan Presiden terkait kerangka koordinasi dan integrasi lintas
sektor, mencakup kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Peraturan ini dibutuhkan dalam upaya mengatasi
permasalahan belum optimalnya koordinasi lintas sektor dan lintas
wilayah dalam pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi
sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 3/2014 tentang
Pelaksanaan UU No.29/2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
58

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

No.15/1997
Tentang
Ketransmigrasian.
Pengaturan
Koordinasi
penyelenggaraan transmigrasi melibatkan lintas sector terkait antara
lain; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian
Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kemnteian
Kesehatan, Kementerian Dasar, Menengah dan Kebudayan, Kementerian
Pendidikan Tinggi dan Riset Teknologi, Kementerian Agama,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan lintas
sektor lainnya yang terkait.
b. Peraturan Menteri terkait penyusunan Standar Pelayanan Minimum
(SPM) yang berlaku nasional dan penguatan implementasi SPM di
kawasan transmigrasi. Peraturan Menteri ini mencakup tentang SPM
prasarana dan sarana, SPM kehidupan yang layak, SPM pola usaha
yang berkelanjutan, SPM penyediaan tanah, dan pembinaan sumber
daya manusia sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 3/2014
tentang Pelaksanaan UU No. 29/ 2009 tentang Ketransmigrasian.
c. Peraturan Menteri Tata Cara Penilaian dan Penetapan Kawasan;
d. Peraturan Menteri tentang Ketentuan mengenai Pola Usaha Pokok
Masyarakat Transmigrasi;
e. Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan TU, TSB dan TSM;
f.

Peraturan Menteri tentang Tahapan Penataan Penduduk Setempat di


Kawasan Transmigrasi;

g. Peraturan Menteri tentang Fasilitasi Perpindahan dan Penempatan


Transmigrasi;
h. Peraturan Menteri tentang Kriteria Satuan Permukiman Transmigrasi
Layak Huni, Layak Usaha, dan Layak Berkembang;
i.

Peraturan Menteri tentang Tata Cara Pelayanan Komunikasi Informasi


dan Edukasi dalam Pelaksanaan Transmigrasi;

j.

Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Pemberian Bantuan Kepada


Transmigran Pada TU, TSB dan TSM;

k. Peraturan Menteri tentang Perwujudan Kawasan Transmigrasi:


a. Tata Cara Perencanaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi; dan
b. Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi;
l.

Peraturan Menteri tentang Pembangunan dan Pengembangan Prasarana,


Sarana, dan Utilitas Umum Kawasan Transmigrasi;

m. Peraturan Menteri tentang Kerja Sama Pelaksanaan Transmigrasi Antar


Pemerintah Daerah; dan
n. Peraturan Menteri tentang Peraturan Bersama dengan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang tentang Tata Cara Penyediaan Tanah Satuan
Permukiman Pemugaran Penduduk Setempat di Kawasan Trasnmigrasi.

3.5 Kerangka Kelembagaan


Salah satu upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik
(good governance) adalah dengan melakukan pembaharuan dan perubahan
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

59

mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan melalui


pelaksanaan reformasi
birokrasi. Reformasi birokrasi adalah langkah
strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan
berhasil guna dalam mengemban tugas pemerintahan dan pembangunan
nasional.
Di bidang kelembagaan, strategi yang dilakukan dalam mendukung
pelaksanaan reformasi birokrasi yang bertujuan mewujudkan kelembagaan
pemerintah yang proporsional, efektif dan efisien sesuai dengan arah
kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur Negara.
Kebijakan penataan kelembagaan diharapkan merupakan suatu
langkah awal dari proses reformasi birokrasi dalam rangka mendukung
terwujudnya good govemance. Selain itu, langkah kebijakan penataan
tersebut didasarkan pada visi, misi, sasaran, strategi, agenda kebijakan,
program, dan kinerja kegiatan yang terencana, dan diarahkan pada
terbangunnya sosok birokrasi yang rightsizing, efisien, efektif, akuntabel,
serta terjalin dengan jelas satu sama lain sebagai satu kesatuan birokrasi
nasional.
Di samping itu, upaya penataan kelembagaan tersebut dilakukan
agar tercipta good public governance dengan melakukan pembenahan dan
penataan ulang terhadap tugas, fungsi, dan struktur organisasi dengan
berdasarkan kepentingan bangsa dan negara serta melalui pertimbangan
yang matang bukan didasarkan pada politik kepentingan jangka pendek.
Kerangka Kelembagaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi sesuai mandat dari Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa yang proses pembentukannya melalui konsultasi,
koordinasi, saran dan masukan Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) dengan dengan mengacu
kepada:
1. Keputusan Presiden Nomor 121/P/2014 tentang Pembentukan dan
Pengangkatan Kementerian Tahun 2014-2019;
2. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan
Fungsi Kabinet Kerja;
3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara; dan
4. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

60

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Gambar 9 Skema Pergeseran Tugas dan Fungsi Kementerian


Dengan terbentuknya kementerian ini, maka terjadi pergeseran tugas
dan fungsi dari Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Kerangka kerja penataan organisasi mengacu kepada pemahaman yang
utuh terkait dengan : 1) mandat yang diberikan, visi dan misi, 2)
Environtmental Scanning, 3) Internal Analysis, 4) Keys Issues.
Beberapa penjelasan di bab sebelumnya sedikit banyak telah
memberikan gambaran terkait 4 (empat) hal di atas sehingga dapat
membantu menyusun strategi penataan kelembagaan di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Gambar 10

Framework Penataan Organisasi

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

61

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi,
pada Pasal 2, disebutkan bahwa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan,
pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah
tertinggal,
dan
transmigrasi
untuk
membantu
Presiden
dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam Pasal 3, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat
desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan daerah tertinggal,
penyiapan, pembangunan permukiman, dan pengembangan kawasan
transmigrasi;
b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya;pengawasan
atas
pelaksanaan
tugas
di
lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
e. pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan,
serta pengelolaan informasi di bidang pembangunan desa dan kawasan
perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan daerah
tertentu, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan
f. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
Visi dan Misi Kementerian mengacu kepada Visi dan Misi Presiden yang
diterjemahkan kedalam Nawa Cita.
Upaya Environmental Scanning diperlukan agar : 1) Memahami
perubahan lingkungan, 2) Menghindari keterkejutan, identifikasi peluang
dan ancaman, mencapai keunggulan kompetitif dan mengembangkan
perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang, 3) Untuk
meningkatkan kesadaran personil tentang kemampuan potensial yang
berpengaruh pada pelaksanaan tugas dan fungsi. Konsekuensi dari
aktivitas ini adalah bertambahnya pemahaman akan dampak dari
perubahan terhadap organisasi, membantu meramalkan, dan membawa
harapan perubahan yang baik dalam pembuatan keputusan.
Internal Analysis (Analisis internal) adalah analisis yang berfokus pada
faktor kekuatan dan kelemahan internal yang memberikan keunggulan dan
kekurangan tertentu bagi organisasi dalam memenuhi kebutuhan target.
Kekuatan mengacu pada kompetensi inti dalam memenuhi kebutuhan
pelayanan publik. Setiap analisis kekuatan organisasi harus berorientasi
pada para pihak (stakeholders) karena kekuatan hanya berarti ketika
membantu institusi dalam memenuhi kebutuhan stakeholders. Kelemahan
mengacu pada keterbatasan institusi dalam mengembangkan atau
menerapkan strategi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan. Kelemahan
62

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

juga harus diperiksa dari perspektif pihak yang dilayani karena stakeholders
sering melihat kelemahan yang tidak dilihat institusi.
Hasil yang diharapkan dari Penataan Organisasi yaitu :
1. Mewujudkan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing).
2. Mengurangi tumpang tindih tugas dan fungsi baik internal maupun
eksternal.
3. Mengurangi fragmentasi tugas dan fungsi.
4. Menyempurnakan diferensiasi organisasi agar lebih tepat dan sesuai
ketentuan perundang-undangan; dan
5. Mewujudkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi
Pemerintahan.
3.5.1 Kerangka Kelembagaan Bidang Desa
Penyiapan dan peningkatan kapasitas dan kualitas sumberdaya
masyarakat desa termasuk kelembagaan di tingkat desa agar mampu
mengelola, membangun dan mampu menjadi penggerak roda pembangunan
di perdesaan, diperlukan untuk mencapai tujuan pembangunan wilayah
perdesaan. Hal ini didasarkan pada keragaman kapasitas pemerintah desa
dan lembaga di tingkat desa untuk memfasilitasi, perencanaan dan
memonitor program pembangunan. Oleh karena itu, dalam jangka waktu
pelaksanaan RPJMN 2014-2019, diperlukan beberapa langkah penguatan
kelembagaan pengembangan perdesaan sebagai berikut:
a. Penguatan kapasitas pemerintahan desa dalam pengelolaan, pelaporan
dan akuntabilitas terkait kewenangan dan keuangan desa. Diperlukan
program pembelajaran yang komprehensif bagi aparat pemerintahan
desa agar dapat mendorong efektifitas dan transparansi di dalam
penggunaan sumber daya desa, termasuk di dalamnya peningkatan
kapasitas dalam hal perencanaan pembangunan; prinsip-prinsip good
governance (partisipasi, akuntabilitas dan transparansi); manajemen
keuangan dan sistem akunting; serta pengawasan berbasis masyarakat
untuk proyek-proyek pemberdayaan masyarakat.
b. Penguatan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai badan
permusyawaratan di tingkat Desa yang turut membahas dan
menyepakati berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Desa. Diperlukan pengembangan kapasitas BPD sebagai upaya turut
meningkatkan kinerja kelembagaan di tingkat desa, partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat, dan penyelenggaraan musyawarah Desa.
c. Penguatan lembaga kemasyarakatan Desa berfungsi sebagai wadah
partisipasi masyarakat Desa dalam pembangunan, pemerintahan,
kemasyarakatan, dan pemberdayaan yang mengarah terwujudnya
demokratisasi dan transparansi di tingkat masyarakat serta menciptakan
akses agar masayarakat lebih berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan.
d. Penguatan peran Lembaga Ekonomi Desa seperti Badan Usaha Milik
Desa (BUM Desa) dan lainnya sebagai upaya untuk mendayagunakan
segala potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta potensi
sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

63

masyarakat Desa. BUM Desa sebagai salah satu badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki desa, dan dimanfaatkan
untuk mempercepat pembangunan desa dan memperkuat pemberdayaan
masyarakat desa.
e. Peningkatan peran fasilitasi, pelatihan dan pendampingan secara
berjenjang sesuai kebutuhan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah kepada pemerintah desa dan Desa dalam mendorong
pembangunan Desa dan pembangunan Perdesaan serta meningkatkan
kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat dalam politik, ekonomi,
sosial dan budaya dengan menggunakan kearifan lokal, menghormati
adat istiadat dan memperhatikan kondisi sosial budaya yang ada.
f. Peningkatan peran fasilitasi, pelatihan dan pendampingan oleh
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam penyusunan dan
implementasi
penataan
ruang
kawasan
perdesaan
yang
memperhitungkan ekologi ruang perdesaan yang memperhitungkan
kearifan lokal, mitigasi bencana dan dampak perubahan iklim dengan
mengacu pada UU No. 26/2007 Tentang Penataan Ruang.
3.5.2 Kerangka Kelembagaan Bidang Daerah Tertinggal
Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan daerah tertinggal, diperlukan upaya penataan kelembagaan
sebagai berikut:
a. Penataan fungsi dan kewenangan terhadap kementerian yang menangani
urusan daerah tertinggal untuk memperkuat peran koordinasi yang
dimandatkan sehingga koordinasi percepatan pembangunan daerah
tertinggal bisa lebih konkrit dan dapat terwujud;
b. Penyusunan dokumen strategi nasional percepatan pembangunan
daerah tertinggal sebagai pedoman kementerian/lembaga dalam
mendukung upaya percepatan pembangunan daerah tertinggal dan
sebagai instrumen koordinasi; dan
c. Penyusunan strategi daerah percepatan pembangunan daerah tertinggal
sebagai pedoman pemerintah daerah dan sebagai instrumen koordinasi
antarpemerintah, antara pemerintah dan pemerintah daerah dan antar
pemerintah daerah.
3.5.3 Kerangka Kelembagaan Bidang Transmigrasi
Postur Kelembagaan bidang ketransmigrasian disusun berdasarkan
Indikator Kinerja, baik di level Kementerian (sasaran strategis) maupun level
eselon I (program). Indikator kinerja tersebut merupakan penegasan peran
dan fungsi Kementerian, dan sebagai sarana bagi stakeholders untuk menilai
apakah tugas pemerintahan yang diemban oleh Kementerian telah dicapai
secara optimal.
Kerangka kelembagaan dalam Penyiapan Kawasan Transmigrasi,
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Tahun 2015-2019
ditujukan untuk :
a. Penguatan fungsi dan koordinasi forum lintas pelaku secara lintas sekor
dan lintas wilayah. Arah kebijakan pembangunan dari kelembagaan ini

64

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

adalah meningkatkan koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam


pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi.
b. Penguatan lembaga pengelola kawasan transmigrasi. Arah kebijakan
pembangunan dari kelembagaan ini adalah optimalisasi pengelolaan
kawasan transmigrasi untuk pembangunan sosial ekonomi yang
mendukung pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi.
Arah penataan kelembagaannya yang mencakup:
1) Penguatan kantor Satuan Permukiman (SP) transmigrasi di daerah
tertinggal dan perbatasan, serta strategis dan cepat tumbuh untuk
mendorong pengembangan produksi primer;
2) Penguatan kelembagaan Pusat
Satuan Kawasan Pengembangan
(SKP)/Desa
Utama di daerah tertinggal dan perbatasan, serta
strategis dan cepat tumbuh;
3) Penguatan badan pengelola Kawasan Perkotaan Baru (KPB) untuk
mendorong peningkatan daya saing KPB sebagai kota kecil.

3.6 Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan


Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Dalam
penyusunan
Kerangka
Kelembagaan
Kementerian
memperhatikan prinsip rightsizing dengan fungsi penjabaran NAWAKERJA
Prioritas dan kegiatan lainnya, ke dalam kerangka kelembagaan
Kementerian, dengan pertimbangan prinsip proporsionalitas dalam
penjabaran tugas dan fungsi kerja dari struktur kelembagaan yang
mengawal fungsi Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
yang berbasis outcome pada level eselon I, agar terhindar dari tumpang
tindih dan memudahkan dalam mengevaluasi kinerja.
Disamping itu, penyusunan Kerangka Kelembagaan Kementerian
dimaksudkan untuk mempertegas pembagian tugas dan tanggung jawab
unit eselon I dan untuk menjawab 3 (tiga) isu strategis yang perlu ditangani
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
yaitu: (1) Kesejahteraan; (2) Disparitas; dan (3) Pemerataan dan
Pertumbuhan. Ke-3 isu merupakan fokus yang harus ditangani oleh
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan
tidak perlu ada pemisahan antara Desa, PDT dan Transmigrasi.
Untuk melaksanakan program/kegiatan secara efektif dan efisien,
maka telah disusun Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi berdasarkan hasil pembahasan
terakhir dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi dengan Bagan sebagai berikut:

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

65

1.
2.
3.
4.
5.

SAM. BID. PEMBANGUNAN DAN KEMASYARAKATAN


SAM. BID. PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
SAM. BID. PENGEMBANGAN WILAYAH
SAM. BID. HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA
SAM. BID. HUKUM

Gambar 11

66

SATAF
SATAF
SATAF
SATAF
AHLI
AHLI
AHLI
AHLI
STAF
AHLI

Struktur Organisasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

SUSUNAN ORGANISASI
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
DUKUNGAN MANAJEMEN
I.

Sekretariat Jenderal
1.
2.
3.
4.
5.

Biro
Biro
Biro
Biro
Biro

Perencanaan
Keuangan dan Barang Milik Negara
Sumber Daya Manusia dan Umum
Hubungan Masyarakat dan Kerjasama
Hukum dan Organisasi dan Tata Laksana

DUKUNGAN TEKNIS
II. Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan
dan Informasi (BALITLATFO)
1.
2.
3.
4.
5.

Sekretariat Badan;
Pusat Penelitian dan Pengembangan;
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara;
Pusat Pelatihan Masyarakat; dan
Pusat Data dan Informasi.

PENGAWASAN INTERNAL
III. Inspektorat Jenderal
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sekretariat Inspektorat Jenderal


Inspektorat I
Inspektorat II
Inspektorat III
Inspektorat IV
Inspektorat V

URUSAN TEKNIS - BIDANG DESA


IV. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa
1.
2.
3.
4.

Sekretariat Direktorat Jenderal;


Direktorat Pelayanan Sosial Dasar;
Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa;
Direktorat Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi
Tepat Guna;
5. Direktorat Pembangunan Sarana Prasarana Desa;
6. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Desa.
V. Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan
1.
2.
3.
4.

Sekretariat Direktorat Jenderal;


Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan;
Direktorat Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan;
Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan
Perdesaan;

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

67

5. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Alam


Perdesaan; dan
6. Direktorat Kerja Sama dan Pengembangan Kapasitas.

Kawasan

URUSAN TEKNIS - BIDANG DAERAH TERTINGGAL


VI. Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sekretariat Direktorat Jenderal;


Direktorat Pengembangan Daerah Rawan Pangan;
Direktorat Pengembangan Daerah Perbatasan;
Direktorat Penanganan Daerah Rawan Bencana;
Direktorat Penanganan Daerah Pasca Konflik; dan
Direktorat Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar.

VII. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sekretariat Direktorat Jenderal.


Direktorat Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal;
Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia;
Direktorat Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup;
Direktorat Peningkatan Sarana dan Prasarana; dan
Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal.

URUSAN TEKNIS - BIDANG TRANSMIGRASI


VIII. Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Bina Potensi Kawasan Transmigrasi;
3. Direktorat Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi;
4. Direktorat Penyediaan Tanah Transmigrasi;
5. Direktorat Pembangunan Permukiman Transmigrasi; dan
6. Direktorat Penataan Persebaran Penduduk.
IX. Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi
1. Sekretariat Direktorat Jenderal;
2. Direktorat Promosi dan Kemitraan;
3. Direktorat Pembangunan dan Pengembangan Sarana
Prasarana Kawasan Transmigrasi;
4. Direktorat Pengembangan Usaha Transmigrasi;
5. Direktorat Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi; dan
6. Direktorat Pelayanan Pertanahan Transmigrasi.
STAF AHLI
X. Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan;
XI. Staf Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal;
XII. Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah;
XIII. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga; dan
XIV. Staf Ahli Bidang Hukum

68

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

dan

3.6.1 Rincian Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal


a. Sekretariat Jenderal Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan
fungsi:
1) koordinasi kegiatan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
2) koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran
Kementerian
Desa,
Pembangunan
Daerah
Tertinggal,
dan
Transmigrasi;
3) pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja
sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
4) pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
5) koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta
pelaksanaan advokasi hukum;
6) penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan
pelayanan pengadaan barang/jasa; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
3.6.2 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
a. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan pelayanan sosial dasar,
pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam
dan teknologi tepat guna, pembangunan sarana prasarana desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa menjalankan fungsi :
1) perumusan kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan pelayanan
sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tepat guna, dan pembangunan
sarana prasarana desa, serta pemberdayaan masyarakat desa;
2) pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan pelayanan
sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tepat guna, dan pembangunan
sarana prasarana desa, serta pemberdayaan masyarakat desa;
3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
pembinaan pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan
usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam dan
teknologi tepat guna, danpembangunan sarana prasarana desa, serta
pemberdayaan masyarakat desa;
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

69

4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan


pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi
desa, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna,
dan pembangunan sarana prasarana desa, serta pemberdayaan
masyarakat desa;
5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan
pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi
desa, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna,
danpembangunan sarana prasarana desa, serta pemberdayaan
masyarakat desa;
6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
3.6.3 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan
a. Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan mempunyai tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta standarisasi teknis di
bidang
pembangunan
kawasan
perdesaan,
menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasarana
kawasan perdesaan, pengembangan sumber daya alam kawasan
perdesaan, serta kerja sama
dan pengembangan kapasitas sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pembangunan
Kawasan Perdesaan menjalankan fungsi :
1) perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan kawasan
perdesaan, pembangunan sarana/prasarana kawasan perdesaan, dan
pembangunan ekonomi kawasan perdesaan, pengembangan sumber
daya alam kawasan perdesaan, serta kerja sama dan pengembangan
kapasitas;
2) pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan
kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasana kawasan
perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan,
pengembangan sumber daya alam kawasan perdesaan, serta kerja
sama dan pengembangan kapasitas;
3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
perencanaan pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan
sarana/prasana kawasan perdesaan, dan pembangunan ekonomi
kawasan perdesaan, pengembangan sumber daya alam kawasan
perdesaan, serta Kerjasama dan pengembangan kapasitas;
4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasana
kawasan perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan,
pengembangan sumber daya alam kawasan perdesaan, serta kerja
sama dan pengembangan kapasitas;
5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasana
kawasan perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan,
70

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

pengembangan sumber daya alam kawasan perdesaan, serta kerja


sama dan pengembangan kapasitas;
6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan
Perdesaan, Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan,
serta kerja sama dan pengembangan kapasitas; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
3.6.4 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan
Daerah Tertentu
a. Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan daerah perbatasan, daerah pulau kecil dan terluar, serta
penanganan daerah rawan bencana, daerah pasca konflik, dan daerah
rawan pangan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pengembangan
Daerah Tertentu menjalankan fungsi :
1) perumusan kebijakan di bidang pengembangan daerah perbatasan,
daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah rawan
bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan pangan yang
mencakup wilayah I (Sumatera), Wilayah II (Jawa, Bali dan Nusa
Tenggara), Wilayah III (Kalimantan), Wilayah IV (Sulawesi dan
Maluku), dan Wilayah V (Papua);
2) pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan daerah perbatasan,
daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah rawan
bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan pangan;
3) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan
daerah perbatasan, daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan
daerah rawan bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan
pangan;
4) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan daerah
perbatasan, daerah pulau kecil dan terluar, serta penanganan daerah
rawan bencana, daerah pasca konflik, dan daerah rawan pangan
5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah
Tertentu; dan
6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
3.6.5

Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan


Daerah Tertinggal

a. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal mempunyai tugas


menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
percepatan pembangunan daerah tertinggal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal menjalankan fungsi :
1) perumusan kebijakan di bidang indikator dan subindikator daerah
tertinggal, identifikasi daerah tertinggal dan skema pendanaan
percepatan pembangunan daerah tertinggal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2) pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
perencanaan,
koordinasi
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

71

3)
4)
5)
6)

penatalaksanaan, dan pengusulan alokasi anggaran percepatan


pembangunan daerah tertinggal;
pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
pelaksanaan administrasi Direktorat JenderalPembangunan Daerah
Tertinggal; dan
pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

3.6.6 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan


dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
a. Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan kawasan dan pembangunan
permukiman transmigrasi.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan
dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi menjalankan fungsi :
1) perumusan kebijakan di bidang pembinaan potensi kawasan
transmigrasi,
penyediaan
tanah
transmigrasi,
pembangunan
permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran penduduk;
2) pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan potensi kawasan
transmigrasi, perencanaan pembangunan dan pengembangan
kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan
permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran penduduk;
3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
pembinaan
potensi
kawasan
transmigrasi,
perencanaan
pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan
tanah transmigrasi, pembangunan permukiman transmigrasi, dan
penataan persebaran penduduk;
4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan
potensi kawasan transmigrasi, perencanaan pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi,
pembangunan permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran
penduduk;
5) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan
potensi kawasan transmigrasi, perencanaan pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi,
pembangunan permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran
penduduk;
6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan
dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
3.6.7 Rincian Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi
a. Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi mempunyai
tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pengembangan kawasan transmigrasi.
72

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

b. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pengembangan


Kawasan Transmigrasi menjalankan fungsi :
1) perumusan
kebijakan
di
bidang
promosi
dan
kemitraan,
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana kawasan
transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi, pengembangan
sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan transmigrasi;
2) pelaksanaan kebijakan di bidang promosi dan kemitraan,
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana kawasan
transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi, pengembangan
sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan transmigrasi;
3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang promosi
dan kemitraan, pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana kawasan transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi,
pengembangan sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan
transmigrasi;
4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang promosi dan
kemitraan, pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana
kawasan
transmigrasi,
pengembangan
usaha
transmigrasi,
pengembangan sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan
transmigrasi;
5) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang promosi
dan kemitraan, pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana kawasan transmigrasi, pengembangan usaha transmigrasi,
pengembangan sosial budaya transmigrasi, dan pelayanan pertanahan
transmigrasi;
6) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
3.6.8 Rincian Tugas dan Fungsi Inspektorat Jenderal
a. Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Jenderal menjalankan fungsi
:
1) penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan
Kementerian
Desa,
Pembangunan
Daerah
Tertinggal,
dan
Transmigrasi;
2) pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terhadap kinerja
dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lainnya;
3) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
4) penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; dan
5) pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

73

3.6.9 Rincian Tugas dan Fungsi Badan Badan Penelitian


Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta Informasi

dan

a. Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, serta


Informasi
mempunyai
tugas
melaksanakan
penelitian
dan
pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan data dan
informasi di bidang desa, pembangunan daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Penelitian, Pengembangan dan
Informatika menjalankan fungsi :
1) penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan
pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan data dan
informasi di bidang desa, pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi;
2) pelaksanaan penelitian dan pengembangan,
pendidikan dan
pelatihan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang desa,
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi;
3) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan
pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta pengelolaan data dan
informasi di bidang desa dan kawasan perdesaan, pembangunan
daerah tertinggal, dan ketransmigrasian; dan
4) pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan,
Pendidikan dan Pelatihan, serta Informasi.
3.6.10

Rincian Tugas dan Fungsi Staf Ahli

a. Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, dan secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal.
b. Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri
terkait dengan bidang pembangunan dan kemasyarakatan.
c. Staf Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri
terkait dengan bidang pengembangan ekonomi lokal.
d. Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan
bidang pengembangan wilayah.
e. Staf Ahli Bidang
Hubungan Antar Lembaga
mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri
terkait dengan bidang hubungan antar lembaga.
f. Staf Ahli Bidang Hukum mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang hukum.

****

74

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja


Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik, yang
akan dicapai oleh K/L, program dan kegiatan dalam periode waktu tertentu.
Target harus menggambarkan angka kuantitatif dan satuan yang akan
dicapai dari setiap indikator sasaran. Penetapan target juga harus relevan
dengan indicator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline data yang jelas.
Output atau keluaran kegiatan pada hakekatnya merupakan wujud dari
pelaksanaan suatu program, sehingga keluaran keluaran dari kegiatan
tersebut seharusnya berkontribusi secara langsung terhadap pencapaian
sasaran dan outcome program. Keterkaitan output dan outcome program
diperlukan dalam penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK), sistem
perencanaan dan pengganggaran maupun dalam evaluasi kinerja program
berlandaskan sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
Perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja merupakan metode
penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang
dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang
diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran
tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja pada
setiap unit kerja yang disertai dengan alokasi pendanaannya. Alokasi
anggaran yang disusun dalam dokumen rencana kerja dan anggaran
dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas. Dalam hal ini, program dan
kegiatan harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran yang telah
ditetapkan dalam rencana.
Program dan kegiatan beserta indikator kinerjanya diharapkan
sepenuhnya dapat digunakan sebagai alat ukur efektifitas pencapaian
sasaran satrategis pembangunan, efisiensi belanja, dan akuntabilitas
kinerja. Dalam konteks ini pendefinisian tingkat kinerja program (outcome)
lebih tinggi dari kinerja kegiatan dan program berada dalam tataran hasil
(outcome) dan tidak pada tataran dampak (impact), sehingga dapat
dijelaskan oleh pencapaian kinerja kegiatan-kegiatannya (output). Dengan
demikian kinerja outcome program dapat terkait secara langsung dengan
efektivitas capaian kinerja output maupun dalam efisiensi anggaran belanja
kegiatan atau output.
Rincian program dan kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang akan dilaksanakan pada periode
tahun 2015-2019 beserta target capaian yang ditetapkan dapat dilihat pada
Matriks Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, sedangkan nama program, kegiatan, Sasaran Program
(Outcome), Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Program (IKP)/Indikator
Kinerja Kegiatan (IKK) adalah sebagai berikut:

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

75

4.1.1 Program Dukungan Manajemen Dan Tugas


Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi

Teknis

Lainnya

Sasaran Program (outcome) Program Dukungan Manajemen Dan


Tugas Teknis Lainnya Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi adalah:
1) Meningkatkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan
pemberian dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah sebagai berikut:


Penyediaan landasan hukum/regulasi dalam pembangunan perdesaan,
daerah tertinggal dan kawasan transmigrasi
Peningkatan kapasitas organisasi dan tatalaksana kementerian desa,
pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
Peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja
Peningkatan pelayanan informasi dan publikasi
Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dan pelayanan
umum
Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan barang milik
negara

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa


kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a.

Kegiatan Penyelenggaraan Hukum Organisasi dan Tata Laksana


Sasaran Kegiatan (output):
1)
2)

Tersedianya
peraturan
perundang-undangan,
kesepahaman
bersama (MoU) dan pembinaan hukum,
Tertatanya organisasi, tata laksana dan reformasi birokrasi

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK):


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)

Jumlah Peraturan Perundang-undangan bidang Desa yang


dihasilkan
Jumlah Peraturan Perundang-undangan bidang Daerah Tertinggal
yang dihasilkan
Jumlah Peraturan Perundang-undangan bidang Transmigrasi yang
dihasilkan
Jumlah layanan dan Pertimbangan Hukum
Jumlah layanan advokasi hukum
Jumlah implementasi reformasi birokrasi
Jumlah Dokumentasi Hukum yang dihasilkan
Jumlah Laporan Penelaahan Produk Hukum
Jumlah Evaluasi Produk hukum
Jumlah Perjanjian dan kesepakatan Bersama (MoU)
Jumlah laporan Penataan dan Peningkatan Kapasitas organisasi
Jumlah Laporan Pelaksanaan Ketatalaksanaan
Jumlah pelaksanaan Layanan Tata Usaha Biro

b. Kegiatan Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama


Sasaran Kegiatan (output) :
76

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Terlaksananya hubungan masyarakat dan kerja sama luar negeri


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :
1)
2)
3)
4)

Jumlah laporan Pelaksanaan Hubungan Media Massa


Jumlah laporan pelaksanaan Peningkatan Publikasi
Jumlah laporan Pelaksanaan Analisis dan Evaluasi Media
Jumlah
laporan
pelaksanaan
pengelolaan
informasi
dan
dokumentasi
5) Jumlah Laporan Pelaksanaan Layanan Pengaduan Masyarakat
6) Jumlah Laporan Pelaksanaan Layanan Perpustakaan
7) Jumlah laporan Pelaksanaan Hubungan Antar Lembaga Negara dan
Pemerintah
8) Jumlah laporan Pelaksanaan Kerjasama Bilateral
9) Jumlah laporan Pelaksanaan Kerjasama Multilateral
10) Pelaksanaan Kerjasama Organisasi dan Kemasyarakatan
11) Jumlah Laporan Pelaksanaan Hubungan Antar Lembaga Swasta
Organisasi Kemasyarakatan
12) Jumah laporan Pelaksanaan Pengelolaan Tata Usaha Biro Humas
dan Kerjasama
c. Kegiatan Penyelenggaraan Perencanaan
Sasaran Kegiatan (Output) :
Tersedianya dokumen perencanaan, program dan anggaran Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang
berkualitas
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :
1) Jumlah Dokumen Perencanaan Umum dan Strategis
2) Jumlah Ketersediaan Hasil Analisa Data Perencanaan
3) Jumlah Dokumen Rencana Program dan Kegiatan
4) Jumlah Dokumen Rencana Kerja Anggaran
5) Jumlah hasil Evaluasi dan Laporan Program dan Kegiatan
6) Jumlah Laporan layanan ketatausahan
d.

Kegiaran Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Umum


Sasaran Kegiatan (output) :
1)
2)

Terselenggaranya pelayanan dan peningkatan kualitas Sumber


Daya Manusia (SDM) aparatur
Terselenggaranya pelayanan umum dan administrasi serta
ketatausahaan yang efektif dan efisien

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK):


1) Jumlah Laporan Perencanaan Sumber Daya Manusia Aparatur
2) Jumlah Laporan Administrasi Sumber Daya Manusia Aparatur
3) Jumlah Laporan Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia
Aparatur
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

77

4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)

Jumlah Layanan Tata Usaha Menteri


Jumlah Layanan Tata Usaha Setjen
Jumlah Layanan Tata Usaha Staf Ahli
Jumlah Layanan Tata Usaha Biro
Jumlah Layanan Persuratan dan Kearsipan
Jumlah Dana Operasional Menteri (DOM)
Jumlah Laporan kebutuhan Sarana dan Prasarana kantor
Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana Peralatan dan mesin
Kantor, Obat-obatan Klinik, Jasa Keamanan dan Kebersihan
Jumlah Layanan Pemeliharaan dan Penyimpanan Barang, Peralatan
dan Mesin serta aset Kantor lainnya
Jumlah Layanan Rumah Tangga dalam bentuk langganan dan Sewa
Jumlah peningkatan layanan ULP
Peningkatan Layanan Gedung / Bangunan
Jumlah Pelaksanaan Layanan Perjalanan
Jumlah Ketersediaan Layanan Acara
Jumlah Ketersediaan Layanan Tamu

e. Kegiatan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara


Sasaran Kegiatan (Output) :
1)

Terselenggaranya Pengelolaan Keuangan yang akuntabel, dan

2)

Terselenggaranya Pengelolaan Barang Milik Negara yang tertib dan


akuntabel,

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Jumlah laporan pelaksanaan anggaran


Jumlah laporan penatausahaan perbendaharaan
Jumlah laporan penatausahaan pertanggungjawaban anggaran
Jumlah pelaksanaan pengelolaan gaji
Jumlah laporan pelaksanaan verifikasi dan pembukuan
Jumlah laporan pelaksanaan akuntansi dan pelaporan keuangan
Jumlah laporan pelaksanaan akuntansi dan pelaporan barang milik
negara
8) Jumlah laporan pelaksanaan administrasi penatausahaan barang
milik negara
9) Jumlah laporan pelaksanaan penghapusan barang milik negara dan
tuntutan perbendaharaan tututan ganti rugi
10) Jumlah layanan penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan
perkantoran.
4.1.2 Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Sasaran Program (outcome) Program Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi adalah:
1) Meningkatnya transparansi dan tata kelola keuangan yang akuntabel,
2) Meningkatnya kinerja aparatur dalam mendukung reformasi birokrasi,
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:

78

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

1)
2)
3)

Menurunnya temuan kerugian negara dalam pelaksanaan anggaran


Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,
Meningkatnya kualitas laporan pegelolaan keuangan Kementerian Desa,
PDT dan Trasnmigrasi,
Meningkatnya akuntabilitas dan kinerja Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi.

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa


kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi


Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
pada Inspektorat Jenderal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran Inspektorat Jenderal
2) Jumlah laporan hasil analisis, penanganan pengaduan dan hasil
pemantauan pengawasan kementerian desa, PDT dan Transmigrasi
3) Jumlah pelayanan perkantoran dan administrasi keuangan
4) Jumlah pelayanan umum dan sumberdaya
b. Kegiatan
Penyelenggaran
Pengawasan
dan
Akuntabilitas
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat I
Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat I
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan
Kementerian
Desa,
Pembangunan
Daerah
Tertinggal
dan
Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat I
2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan
lainnya di lingkup kerja Inspektorat I
3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat I
4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat I
c. Kegiatan
Penyelenggaran
Pengawasan
dan
Akuntabilitas
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat II
Sasaran Kegiatan :

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

79

Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan


Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat II
Indikator Kinerja Kegiatan:
1)

Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan


Kementerian
Desa,
Pembangunan
Daerah
Tertinggal
dan
Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat II
2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan
lainnya di lingkup kerja Inspektorat II
3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat II
4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat II
d. Kegiatan
Penyelenggaran
Pengawasan
dan
Akuntabilitas
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat III
Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat III
Indikator Kinerja Kegiatan:
1)

2)

3)
4)

Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di


lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat III
Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan
lainnya di lingkup kerja Inspektorat III
Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat
III
Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat III

e. Kegiatan
Penyelenggaran
Pengawasan
dan
Akuntabilitas
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat IV
Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat IV
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan
Kementerian
Desa,
Pembangunan
Daerah
Tertinggal
dan
Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat IV
2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan
lainnya di lingkup kerja Inspektorat IV
3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat IV
4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat IV
80

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

f.

Kegiatan
Penyelenggaran
Pengawasan
dan
Akuntabilitas
Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat V
Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat V
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah dokumen kebijakan teknis pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Lingkup Kerja Inspektorat V
2) Jumlah laporan pengawasan intern terhadao kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan serta pengawasan
lainnya di lingkup kerja Inspektorat V
3) Jumlah laporan pengawasan tertentu di lingkup kerja Inspektorat V
4) Jumlah laporan hasil pengawasan di lingkup kerja Inspektorat V.

4.1.3 Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa


Sasaran Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
adalah berkurangnya jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau
meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:


Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa 74.093 desa
Meningkatnya pelayanan sosial dasar 5.744 desa
Meningkatnya pembangunan sarana dan prasarana desa 2.500 desa
Meningkatnya pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tepat
guna 1.000 desa
Berkembanngnya usaha ekonomi desa (Bumdes) 5.000 desa

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa


kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa
Indikator Kinerja Kegiatan:
1)
2)
3)
4)
5)

Jumlah laporan penyusunan rencana kerja program, kegiatandan


anggaran Ditjen Pembangunan Daerah Tertentu
Jumlah laporan ketersediaan data dan informasi
Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi
Jumlah laporan pelaksanaan anggaran
Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

81

6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)

Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah

laporan ketatausahaan
pelayanan perkantoran
laporan pengelolaan sumber daya aparatur
pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan
laporan penyusunan laporan perundang-undangan
laporan advokasi hukum
laporan penyusunan SOP

b. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa


Sasaran :
1)
2)
3)

Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat Desa di 74.093 desa


Terlaksananya Program Pendampingan Desa pada 50 Kab/kota
sebagai Pilot Projects (Quick wins)
Terlaksananya Rekruitment dan Pembekalan Calon Pendamping
Desa dan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Desa (Quick wins)

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)
2)
3)
4)
5)
6)

Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang Pemberdayaan


Masyarakat Desa
Jumlah pelaksanaan kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Jumlah bimbingan teknis dan supervisi Pemberdayaan Masyarakat
Desa
Jumlah
laporan
evaluasi
program/kegiatan
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Jumlah Pendampingan Desa pada 50 Kab/kota sebagai Pilot
Projects
Jumlah Rekuitment dan Pembekalan Calon Pendamping Desa dan
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Desa (Quick wins)

c. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar


Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya pelayanan sosial dasar di perdesaan
2) Meningkatnya Pengakuan Hak- Hak Masyarakat Adat melalui
Penetapan Desa Adat (Quick wins)
3) Terlaksananya Blusukan Tematik Presiden ke tempat-tempat
pelayan publik, daerah terpencil daerah rawan konflik, daerah
potensial dan pulau terdepan (Quick wins).
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang peningkatan
pelayanan sosial dasar
2) Jumlah pelaksanaan kebijakan pelayan sosial dasar
3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi peningkatan pelayanan
sosial dasar
4) Jumlah laporan evaluasi peningkatan pelayanan sosial dasar
5) Jumlah Penetapan Desa Adat
6) Jumlah blusukan tematik Presiden ke tempat- tempat pelayan
publik, daerah terpencil daerah rawan konflik, daerah potensial
dan pulau terdepan.
82

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

d. Kegiatam Pembangunan Sarana Prasarana Desa


Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya Sarana Prasarana Desa
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang Pengembangan
Sarana Prasarana Desa
2) Jumlah pelaksanaan kebijakan Pengembangan Sarana Prasarana
Desa
3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi Pengembangan Sarana
Prasarana Desa
4) Jumlah laporan evaluasi Pengembangan Sarana Prasarana Desa
e. Kegiatan Peningkatan
Teknologi Tepat Guna

Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan

Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi
tepat guna
2) Tersusunnya Skema Pengelolaan Hutan Negara oleh Desa untuk
Peningkatan Produktivitas Pangan (Quick wins)
3) Terlaksananya
Fasilitasi
Peluncuran
Program
Sertifikasi
Penyerahan Hak Kelola Lahan Hutan Perhutani kepada Desa untuk
Pemanfaatan oleh Kelompok Petani Hutan (Quick wins)"
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang Pendayagunaan
Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna
2) Jumlah pelaksanaan kebijakan Pendayagunaan Sumber Daya Alam
dan Teknologi Tepat Guna
3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi Pendayagunaan Sumber
Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna
4) Jumlah laporan evaluasi Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan
Teknologi Tepat Guna
5) Jumlah Skema Pengelolaan Hutan Negara oleh Desa untuk
Peningkatan Produktivitas Pangan
6) Jumlah Fasilitasi Peluncuran Program Sertifikasi Penyerahan Hak
Kelola Lahan Hutan Perhutani kepada Desa untuk Pemanfaatan
oleh Kelompok Petani Hutan
f. Kegiatan Pengembangan Usaha Ekonomi Desa
Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya usaha ekonomi desa
2) Terlaksananya Pilot Project Intervensi Sosial Pembangunan
Karakter Pelaku Usaha dan Pekerja Jasa Pariwisata (Quick wins)
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK bidang usaha ekonomi desa
2) Jumlah pelaksanaan kebijakan pengembangan usaha ekonomi
desa (Pembentukan dan Pengembangan Bumdes)

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

83

3) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan usaha


ekonomi desa
4) Jumlah laporan evaluasi pengembangan usaha ekonomi desa
5) Jumlah Pilot Project Intervensi Sosial Pembangunan Karakter
Pelaku Usaha dan Pekerja Jasa Pariwisata.
4.1.4 Program Pembangunan Kawasan Perdesaan
Sasaran Program Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah
berkurangnya jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau
meningkatnya jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000 desa.
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:


Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan
Meningkatnya
koordinasi,
sinergi
dan
kualitas
perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan di 5 (lima) wilayah
Berkembangnya ekonomi kawasan perdesaan 450 kawasan dan 1000
kecamatan lokasi Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Berkembangnya sarana dan prasarana kawasan perdesaan 350 kawasan
Berkembangnya pengelolaan sumberdaya alam di kawasan perdesaan di
850 kawasan
Berkembangnya kapasitas dan kerjasama kawasan perdesaan di 34
provinsi.

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa


kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a.

Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya


Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan
Sasaran Kegiatan :
1)

Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis


lainnya pada Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan

Indikator Kinerja Kegiatan:


1) Jumlah laporan penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan
anggaran Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan
2) Jumlah laporan ketersediaan data dan informasi
3) Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi
4) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran
5) Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara
6) Jumlah laporan ketatausahaan
7) Jumlah pelayanan perkantoran
8) Jumlah laporan pengelolaan sumber daya aparatur
9) Jumlah pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan
10) Jumlah laporan penyusunan perundang- undangan
11) Jumlah laporan advokasi hukum
12) Jumlah laporan penyusunan SOP.
b.

Kegiatan Kegiatan Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan


Kawasan Perdesaan
84

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :
1)

Meningkatnya koordinasi, sinergi dan kualitas perencanaan


pembangunan kawasan perdesaan di 5 (lima) wilayah.

Indikator Kinerja Kegiatan:

c.

1)

Jumlah dokumen rumusan kebijakan perencanaan, pengendalian


dan penataan pembangunan kawasan perdesaan

2)

Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan dalam perencanaan,


pengendalian dan penataan pembangunan kawasan perdesaan

3)

Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan teknis perencanaan,


pengendalian dan penataan pembangunan kawasan perdesaan

4)

Jumlah dokumen monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan


perencanaan pembangunan kawasan perdesaan

Kegiatan Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan


Sasaran Kegiatan :
1)

Berkembangnya ekonomi kawasan perdesaan 450 kawasan dan


1000 kecamatan lokasi Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan
(P2B )

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)
2)
3)
4)
5)

d.

Jumlah dokumen rumusan kebijakan pengembangan ekonomi


kawasan perdesaan
Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan dalam pengembangan
ekonomi kawasan perdesaan
Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan teknis pengembangan
ekonomi kawasan perdesaan
Jumlah dokumen monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan
pengembangan ekonomi kawasan perdesaan
Jumlah kecamatan yang terfasilitasi dalam pelaksanaan
Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)

Kegiatan Pengembangan Sarana Prasarana Kawasan Perdesaan


Sasaran Kegiatan :
1) Berkembangnya sarana dan prasarana kawasan perdesaan 350
kawasan
Indikator Kinerja Kegiatan:
1)
2)
3)
4)

e.

Jumlah dokumen rumusan kebijakan pengembangan sarana dan


prasarana kawasan perdesaan
Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan pengembangan sarana dan
prasarana kawasan perdesaan
Jumlah laporan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan supervisi
pengembangan sarana dan prasarana kawasan perdesaan
Laporan supervisi pengembangan sarana dan prasarana kawasan
perdesaan

Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan


Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

85

Sasaran Kegiatan :
1)

Berkembangnya pengelolaan
perdesaan di 850 kawasan

sumberdaya

alam

di

kawasan

Indikator Kinerja Kegiatan:


1) Jumlah dokumen rumusan kebijakan pengembangan sumber daya
alam kawasan perdesaan
2) Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan dalam pengembangan
sumber daya alam kawasan perdesaan
3) Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan teknis pengembangan
sumber daya alam kawasan perdesaan
4) Jumlah dokumen monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan
pengembangan sumber daya alam kawasan perdesaan
5) Jumlah Lokasi Pilot Project Percontohan Petani Bio-Energi
6) Jumlah lokasi revitalisasi tahap awal sekolah lapang kedaulatan
pangan dalam pengembangan desa mandiri benih dan teknologi
f.

Kegiatan Peningkatan Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas


Sasaran Kegiatan :
1)

Berkembangnya kapasitas dan kerjasama kawasan perdesaan di 34


provinsi.

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)
2)
3)

4)

Jumlah dokumen rumusan kebijakan peningkatan kerjasama dan


pengembangan kapasitas dalam pembangunan kawasan perdesaan
Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan peningkatan kerjasama dan
pengembangan kapasitas dalam pembangunan kawasan perdesaan
Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan teknis peningkatan
kerjasama dan pengembangan kapasitas dalam pembangunan
kawasan perdesaan
Jumlah dokumen monitoring, evaluasi dan supervisi pelaksanaan
peningkatan kerjasama dan pengembangan kapasitas dalam
pembangunan kawasan perdesaan

4.1.5 Program Pengembangan Daerah Tertentu


Sasaran Program Pengembangan Daerah Tertentu, meliputi :
1) Meningkatnya ketahanan pangan di 57 kabupaten daerah rawan
pangan;
2) Meningkatnya konektifitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan
masyarakat di 187 Lokasi Prioritas yang tersebar di 41 kabupaten yang
memiliki perbatasan negara;
3) Meningkatnya konektifitas, sarana prasarana dasar, dan kesejahteraan
masyarakat di 29 kabupaten yang memiliki pulau kecil dan pulau
terluar;
4) Meningkatnya 58 kabupaten rawan bencana dan dengan 2.000 desa
tangguh.

86

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

1)
2)
3)

4)
5)
6)

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:


Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pengembangan Kawasan Tertentu
Meningkatnya
produksi,
distribusi
dan
diversifikasi
pangan
utama/pokok pada 57 daerah rawan pangan
Berkembangya daerah perbatasan melalui pembangunan dan
pengembangan konektifitas dan penyediaan sarana parsarana dasar di
41 daerah perbatasan Negara
Meningkatnya konektifitas dan sarana prasarana dasar di 29 kabupaten
yang memiliki pulau kecil dan pulau terluar
Berkembangnya mitigasi dan pembangunan serta rehabilitasi daerah
rawan bencana
Berkembangnya pembangunan dan rehabilitasi fisik dan sosial pada
daerah rawan konflik.

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa


kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a.

Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya pada


Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu

Sasaran Kegiatan :
1)

Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis


lainnya pada Ditjen Pengembangan Daerah Tertentu

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)

Jumlah laporan penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan


anggaran Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan
2) Jumlah laporan ketersediaan data dan informasi
3) Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi
4) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran
5) Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara
6) Jumlah laporan ketatausahaan
7) Jumlah pelayanan perkantoran
8) Jumlah laporan pengelolaan sumber daya aparatur
9) Jumlah pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan
10) Jumlah laporan penyusunan perundang- undangan
11) Jumlah laporan advokasi hukum
12) Jumlah laporan penyusunan SOP
b. Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Pangan
Sasaran Kegiatan :
1)

Meningkatnya produksi, distribusi dan diversifikasi


utama/pokok pada 57 daerah rawan pangan

pangan

Indikator Kinerja Kegiatan:


1) Jumlah rumusan kebijakan penangangan daerah rawan pangan

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

87

2) Jumlah koordinasi di bidang penanganan daerah rawan pangan


3) Jumlah pelaksanaan kebijakan penanganan daerah rawan pangan
4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi penanganan daerah rawan
pangan
5) Jumlah laporan evaluasi penanganan daerah rawan pangan
c. Kegiatan Pengembangan Daerah Perbatasan
Sasaran Kegiatan :
1)

Berkembangnya daerah perbatasan melalui pembangunan dan


pengembangan konektifitas dan penyediaan sarana parsarana
dasar di 39 daerah perbatasan Negara

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)
2)
3)
4)
5)
6)
d.

Jumlah rumusan kebijakan pengembangan daerah perbatasan


Jumlah koordinasi pengembangan daerah perbatasan
Jumlah Pelaksanaan kebijakan peengembangan daerah perbatasan
Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan daerah
perbatasan
Jumlah Laporan Evaluasi pengembangan daaerah perbatasan
Save village pada desa-desa di lokasi prioritas perbatasan

Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Bencana


Sasaran Kegiatan :
1)

Berkembangnya mitigasi dan pembangunan serta rehabilitasi


daerah rawan bencana
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah rumusan kebijakan penanganan daerah rawan bencana
2) Jumlah koordinasi penanganan daerah rawan bencana
3) Jumlah pelaksanaan kebijakan penanganan daerah rawan bencana
4) Jumlah bimbingan teknis dan supervisi penanganan daerah rawan
bencana
5) Jumlah evaluasi penanganan daerah rawan bencana
e.

Kegiatan Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar


Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya konektifitas dan sarana prasarana dasar di 29
kabupaten yang memiliki pulau kecil dan pulau terluar
Indikator Kinerja Kegiatan:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

88

Jumlah rumusan kebijakan dan koordinasi pengembangan daerah


di pulau kecil dan terluar
Jumlah koordinasi pengembangan daerah di pulau kecil dan
terluar
Jumlah pelaksanaan kebijakan Pengembangan Daerah Pulau Kecil
dan Terluar
Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan daerah di
pulau kecil dan terluar
Jumlah evaluasi pengembangan daerah di pulau kecil dan terluar
Jumlah blusukan tematik ke daerah di pulau kecil dan terluar
(Quick wins)
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

f.

Penanganan Daerah Pasca Konflik


Sasaran Kegiatan :
1)

Berkembangnya pembangunan dan rehabilitasi fisik dan sosial


pada daerah rawan konflik

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Jumlah rumusan kebijakan Penanganan Daerah Pasca Konflik


Jumlah pelaksanaan kebijakan Penanganan Daerah Pasca Konflik
Jumlah koordinasi Penanganan Daerah Pasca Konflik
Jumlah bimbingan Teknis dan Supervisi Penanganan Daerah Pasca
Konflik
Jumlah evaluasi dan Pelaporan Penanganan Daerah Pasca Konflik
Jumlah blusukan ke daerah pasca konflik (Quick wins-Tambahan
APBN-P)
Jumlah Pelaksanaan Dialog Reorientasi Pembangunan Ekonomi di
Papua dan Papua Barat (Tambahan APBN-P)
Jumlah Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Pasar Mama Mama
(Tambahan APBN-P)
Jumlah Pondok Singgah yang dibangun di daerah Papua dan
Papua Barat (Tambahan APBN-P)

4.1.6 Program Pembangunan Daerah Tertinggal


Sasaran Program Pembangunan Daerah Tertinggal tahun 2015-2019
ditujukan untuk mengentaskan daerah tertinggal minimal 80 (delapan
puluh) kabupaten dengan target antara sebagai berikut:
1)
2)

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi ratarata sebesar 7,24 persen;
Menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi
rata-rata 14,00 persen; dan

3)

Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal


menjadi rata-rata sebesar 69,59.

4)

Indeks komposit pembangunan daerah tertinggal di bawah satu atau


negatif ( < 1) sebanyak 80 kabupaten

1)
2)

3)
4)
5)
6)

Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:


Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal,
Tersedianya data dan indikator daerah tertinggal serta rencana strategis
dan skema pendanaan dalam melakukan percepatan pembangunan
daerah tertinggal di 122 kabupaten tertinggal
Meningkatnya rata-rata indeks pembangunan manusia di daerah
tertinggal
Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup di
122 daerah tertinggal.
Meningkatnya sarana dan prasarana di 122 kabupaten tertinggal
Berkembangnya ekonomi lokal di 122 kabupaten tertinggal.

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

89

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa


kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya di
lingkup Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pengembangan Daerah Tertinggal
Indikator Kinerja Kegiatan:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
a.

Jumlah laporan penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan


anggaran Pembangunan Daerah Tertinggal
Jumlah laporan ketersediaan data dan informasi
Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi
Jumlah laporan pelaksanaan anggaran
Jumlah laporan pengelolaan barang milik negara
Jumlah laporan keuangan dan perbendaharaan
Jumlah laporan pelaksanaan ketaausahaan dan layanan
perkantoran
Jumlah laporan pengelolaan sumber daya manusia
Jumlah laporan pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan
Jumlah laporan penyusunan perundang- undangan
Jumlah laporan advokasi hukum
Jumlah laporan penyusunan dan pelaksanaan SOP

Kegiatan Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal


Sasaran Kegiatan :
1)

Tersedianya data dan indikator daerah tertinggal serta rencana


strategis dan skema pendanaan percepatan pembangunan daerah
tertinggal

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)
2)
3)
4)
5)
b.

Jumlah rumusan kebijakan perencanaan dan identifikasi


Jumlah koordinasi dan sosialisasi perencanaan dan identifikasi
daerah tertinggal
Jumlah pelaksanaan kebijakan perencanaan dan identifikasi
daerah tertinggal
Jumlah laporan evaluasi perencanaan dan identifikasi daerah
tertinggal
Jumlah laporan penyusunan dan pelaksanaan SOP

Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Daerah Tertinggal


Sasaran Kegiatan :
1)

Meningkatnya rata-rata indeks pembangunan manusia di daerah


tertinggal

Indikator Kinerja Kegiatan:


90

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

1)
2)
3)
4)
5)
c.

Jumlah rumusan kebijakan pembangunan Semberdaya Manusia di


daerah tertinggal
Jumlah Pelaksanaan Koordinasi pembangunan sumber daya
manusia di daerah tertinggal
Jumlah pelaksanaan kebijakan pembangunan sumberdaya
manusia di daerah tertinggal
Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pembangunan manusia di
daerah tertinggal
Jumlah laporan evaluasi pembangunan sumber daya manusia di
daerah tertinggal

Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidupdi


Daerah Tertinggal
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
di 122 daerah tertinggal.
Indikator Kinerja Kegiatan:
1)
2)
3)
4)
5)

d.

Jumlah rumusan kebijakan pengembangan Sumber Daya Alam


dan Lingkungan di daerah tertinggal
Jumlah pelaksanaan koordinasi pengembangan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan di daerah tertinggal
Jumlah pelaksanaan kebijakan Pengembangan sumber daya alam
dan lingkungan di daerah tertinggal
Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan sumber
daya alam dan lingkungan di daerah tertinggal
Jumlah laporan evaluasi pengembangan sumber daya alam dan
lingkungan di daerah tertinggal

Peningkatan Sarana Dan Prasarana di Daerah Tertinggal


Sasaran Kegiatan :
1)

Meningkatnya sarana dan prasarana di 122 kabupaten tertinggal

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)
2)
3)
4)
5)

f.

Jumlah rumusan kebijakan peningkatan sarana dan prasarana di


daerah tertinggal
Jumlah koordinasi peningkatan sarana dan prasarana di daerah
tertinggal
Jumlah pelaksanaan kebijakan peningkatan sarana dan prasarana
di daerah tertinggal
Jumlah bimbingan teknis dan supervisi peningkatan sarana dan
prasarana di daerah tertinggal
Jumlah laporan evaluasi peningkatan sarana dan prasarana di
daerah tertinggal

Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah Tertinggal


Sasaran Kegiatan :
1)

Berkembangnya ekonomi lokal di 122 kabupaten daerah Tertinggal


Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

91

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)
2)
3)
4)
5)

Jumlah rumusan kebijakan pengembangan ekonomi lokal di


daerah tertinggal
Jumlah koordinasi pengembangan ekonomi lokal di daerah
tertinggal
Jumlah pelaksanaan kebijakan pengembangan ekonomi lokal di
daerah tertinggal
Jumlah bimbingan teknis dan supervisi pengembangan ekonomi
lokal di daerah tertinggal
Jumlah laporan evaluasi pengembangan ekonomi lokal di daerah
tertinggal

4.1.7 Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman


Transmigrasi
Sasaran Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi, meliputi :
1) Terbangun dan berkembangnya 144 kawasan yang berfokus pada 72
Satuan
Permukiman
(SP)
menjadi
pusat
Satuan
Kawasan
Pengembangan (SKP) yang
merupakan pusat pengolahan hasil
pertanian/ perikanan dan mendukung sasaran kemandirian pangan
nasional, dan
2) Berkembangnya 20 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menjadi kota
kecil/kota kecamatan dengan berkembangnya industri pengolahan
sekunder dan perdagangan.
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:
1)

Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis


lainnya pada Ditjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi,
Tertatanya persebaran penduduk di permukiman transmigrasi pada
kawasan transmigrasi 25.000 KK,
Terbangunnya permukiman transmigrasi 250 SP
Terdistribusinya lahan kepada masyarakat desa melalui pembangunan
kawasan transmigrasi 37.312 ha
Tersedianya rencana pembangunan dan pengembangan kawasan
transmigrasi 198 kawasan
Penyediaan rencana dan pembinaan potensi kawasan transmigrasi
Tersedianya lahan transmigrasi dalam mendukung kedaulatan
pangan dan reformasi agraria.

2)
3)
4)
5)
6)
7)

Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa


kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a.

Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Ditjen


Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Sasaran Kegiatan :
92

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

1) Tersedianya Dukungan Manajemen dan Teknis terhadap


Pelaksanaan Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah pelayanan teknis dan administratif
b.

Kegiatan Penataan Persebaran Penduduk


Sasaran Kegiatan :
1)

Tertatanya Persebaran Penduduk di Permukiman Transmigrasi


pada Kawasan Transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)
c.

Jumlah
transmigran
yang
permukiman transmigrasi

difasilitasi

penempatan

pada

Kegiatan Pembangunan Pemukiman Transmigrasi


Sasaran Kegiatan :
1) Terbangunnya Permukiman Transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah SP dalam SKP yang sarana dan prasarananya sesuai NSPK
2) Jumlah berkembangnya sarana dan prasarana di kawasan
transmigrasi (Dana Optimalisasi)

d.

Kegiatan Penyediaan Tanah Transmigrasi


Sasaran Kegiatan :
1) Terdistribusinya Lahan kepada Masyarakat Desa melalui
Pembangunan Kawasan Transmigrasi
2) Tersedianya lahan untuk mendukung kedaulatan pangan di
kawasan transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah luas lahan yang memenuhi kriteria clear and clean

e.

Kegiatan Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1)
2)

Tersedianya Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Transmigrasi
Tersedianya Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi dalam mendukung kedaulatan pangan

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)

Jumlah Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Transmigrasi

2)

Jumlah Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Transmigrasi dalam mendukung kedaulatan pangan

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

93

f.

Kegiatan Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi


Sasaran Kegiatan :
1)

Tersedianya dan terbinanya Kawasan Transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)

Jumlah rencana kawasan transmigrasi untuk dikembangkan


potensinya.

4.1.8 Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi


Sasaran Program
Transmigrasi, meliputi :

Pembangunan

dan

Pengembangan

Kawasan

1) Terbangun dan berkembangnya 144 kawasan yang berfokus pada 72


Satuan
Permukiman
(SP)
menjadi
pusat
Satuan
Kawasan
Pengembangan (SKP) yang
merupakan pusat pengolahan hasil
pertanian/ perikanan dan mendukung sasaran kemandirian pangan
nasional, dan
2) Berkembangnya 20 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menjadi kota
kecil/kota kecamatan dengan berkembangnya industri pengolahan
sekunder dan perdagangan.
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Ditjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi,
2) Tersedianya permukiman transmigrasi yang sarana dan prasarananya
berkembang dan berfungsi 145 SP/KPB,
3) Tersedianya permukiman transmigrasi yang pendapatan transmigrannya
sesuai tahapan perkembangannya 470 SP/KPB
4) Tersedianya permukiman transmigrasi yang mencapai tingkat
perkembangan sosial budaya sesuai tahapan perkembangannya 56.390
KK
5) Terfasilitasinya pelayanan pertanahan transmigrasi 124.445 bidang
6) Tersedianya
satuan
permukiman/kawasan
transmigrasi
yang
berkembang melalui kemitraan 60 kelompok
7) Tersedianya lahan transmigrasi dalam mendukung kedaulatan
pangan dan reformasi agraria.
Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa
kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Ditjen
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Terlaksananya Pelayanan Teknis dan Administratif Ditjen PKT
Indikator Kinerja Kegiatan:
1) Jumlah Pelayanan Teknis dan Administrasi Ditjen PKT
b. Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Kawasan Trasmigrasi
94

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Sasaran Kegiatan :
1)

Tersedianya Permukiman Transmigrasi yang Sarana Prasarananya


Berkembang dan Berfungsi

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)
2)
3)
4)

Jumlah
Satuan
Permukiman
(SP)/KPB/Kawasan
yang
dikembangkan sarana dan prasarananya
Jumlah Satuan Permukiman (SP)/KPB/kawasan transmigrasi yang
menerapkan rencana aksi pengelolaan lingkungan
Jumlah Satuan Permukiman (SP) yang difasilitasi pengalihan
pengembangannya
Jumlah Kawasan Perkotaan Baru (KPB) sesuai dengan tingkat
perkembangannya

c. Kegiatan Pengembangan Usaha Transmigrasi


Sasaran Kegiatan :
1) Tersedianya kimtrans yang pendapatan transmigrannya sesuai
dengan tahapan pengembangannya
Indikator Kinerja Kegiatan:
1)
2)

Jumlah satuan permukiman (SP)/KPB/ kawasan transmigrasi yang


dikembangkan usaha ekonominya
Jumlah produksi primer yang mendukung kemandirian dan
kedaulatan pangan

d. Kegiatan Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi


Sasaran Kegiatan :
1) Tersedianya kimtrans yang mencapai tingkat perkembangan sosial
budaya sesuai dengan tahapan pengembangannya
Indikator Kinerja Kegiatan:
1)
2)
3)

Jumlah keluarga yang mendapat bantuan pangan di Satuan


Permukiman (SP)
Jumlah satuan permukiman (SP)/ KPB/ kawasan yang mendapat
layanan sosial budaya
Jumlah SP/KPB/kawasan yang lembaga sosial budayanya
terbentuk dan berfungsi

e. Kegiatan Pelayanan Pertanahan Transmigrasi


Sasaran Kegiatan :
1)

Terfasilitasinya pelayanan pertanahan transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)
2)
f.

Jumlah bidang tanah transmigrasi yang difasilitasi pengurusan


sertifikatnya
Jumlah masalah pertanahan transmigrasi yang difasilitasi
penanganannya

Promosi dan Kemitraan


Sasaran Kegiatan :
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

95

1)

Tersedianya satuan permukiman/kawasan transmigrasi yang


berkembang melalui kemitraan

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)

Jumlah lembaga dan kelompok masyarakat yang bersedia


berpartisipasi sebagai mitra dalam pengembangan kawasan
transmigrasi

4.1.9 Program Penelitian Dan


Pelatihan Serta Informasi

Pengembangan,

Pendidikan

Dan

Sasaran Program Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan


Pelatihan, serta Informasi (Balitlatfo), meliputi :
1) Tersedianya dukungan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan
pelatihan, pengelolaan data dan informasi dalam pembangunan desa,
daerah tertinggal dan transmigrasi
Sedangkan Indikator Kinerja Program (IKP) adalah:
1) Meningkatnya pelayanan dukungan menajemen dan tugas teknis
lainnya pada Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, serta Informasi (Balitlatfo),
2) Meningkatnya kompetensi masyarakat desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi,
3) Tersedianya
hasil
penelitian
dan
pengembangan
yang
siap
diimplementasikan 70 hasil penelitian
4) Meningkatnya kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi,
5) Meningkatnya ketersediaan data dan kualitas layanan informasi
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Untuk mencapai sasaran Program tersebut akan dilakukan beberapa
kegiatan dengan sasaran kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis Lainnya
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan,
serta Informasi (Balitlatfo)
Sasaran Kegiatan :
1)

2)

3)

Terselenggaranya manajemen dan pelayanan teknis Badan


Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan
Informasi Kemendes, PDT, dan Transmigrasi
Terselenggaranya pengelolaan keuangan dan aset Badan Penelitian
dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi
Kemendes, PDT dan Transmigrasi
Terselenggaranya ketatalaksanaan dan ketatausahaan Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan
Informasi Kemendes, PDT dan Transmigrasi"

Indikator Kinerja Kegiatan:

96

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

1)

2)

3)

4)

Jumlah Laporan pelaksanaan pengelolaan program, evaluasi dan


pelaporan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan dan Informasi Kemendes, PDT dan Transmigrasi
Jumlah Laporan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan aset
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan
Informasi
Jumlah Laporan pelaksanaan layanan kepegawaian dan umum
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan
Informasi
Jumlah Laporan pelaksanaan layanan perkantoran Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
Informasi

b. Kegiatan Penyelenggaraan Pelatihan Desa, Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya kompetensi masyarakat desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi, di wilayah balai pelatihan:
1) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Teringgal, dan
Transmigrasi di Jakarta
2) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Teringgal, dan
Transmigrasi di Yogyakarta
3) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Teringgal, dan
Transmigrasi di Pekanbaru
4) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Teringgal, dan
Transmigrasi di Makassar
5) Balai pelatihan masyarakat Desa, Tertinggal dan Transmigrasi di
Banjarmasin
6) Balai pelatihan masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi di Denpasar.
Indikator Kinerja Kegiatan:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)

Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran Satker


Jumlah piranti lunak pelatihan yang dijadikan acuan dalam
penyelenggaraan pelatihan
Jumlah Laporan kegiatan dan pembinaan
Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang ditingkatkan
kualitasnya
Jumlah lembaga pelatihan masyarakat yang diberdayakan
Jumlah lembaga pelatihan yang dapat bekerjasama di bidang
peningkatan SDM tenaga kepelatihan
Jumlah tenaga kepelatihan yang mendapat sertifikasi dan bimtek
pelatihan masyarakat berbasis kompetensi
Jumlah Laporan layanan operasional dan pemeliharaan
perkantoran
Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran
Jumlah laporan kegiatan dan pembinaan

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

97

11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)

20)
21)

22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
32)
33)
34)
35)
36)
37)
38)

39)
40)
41)
98

Jumlah Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, Calon Transmigran,


dan Transmigran yang Mendapatkan Pelatihan
Jumlah Perjanjian Kerjasama di bidang Pelatihan Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Jumlah SDM Tenaga Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat
dan Tenaga Pelatihan yang Meningkat Kompetensinya
Jumlah Layanan Perkantoran dan Operasional Perkantoran
Jumlah Kendaraan Operasional Pendukung Pelatihan
Jumlah Peralatan dan Fasilitas Pendukung Perkantoran dan
Pelatihan
Jumlah Bangunan Pendukung Pelatihan
Jumlah dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran
Pelatihan Masyrakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Jumlah Laporan Kegiatan dan Pembinaan yang dapat Mendukung
Program Pelatihan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
Jumlah Sarana dan Prasarana Pelatihan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi yang ditingkatkan kualitasnya
Jumlah Layanan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran yang
dapat Mendukung Kelancaran Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Satker
Jumlah Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Jumlah Pembangunan Sarana Pendukung Pelatihan
Jumlah rumusan kebijakan dalam pengembangan latihan
masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Jumlah pelaksanaan kebijakan dalam pengembangan latihan
masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Jumlah pelayanan teknis dalam pengembangan latihan masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Jumlah evaluasi dan pelaporan pengembangan pelatihan
masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Jumlah pengadaan alat Pendukung Pelatihan
Jumlah Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Jumlah peningkatan Sarana dan Prasarana Gedung/Kantor
Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran
Jumlah laporan kegiatan pembinaan
Jumlah aparat dan masyarakat yang mendapat pelatihan berbasis
kompetensi dan berbasis masyarakat
Jumlah Peralatan pendukung kegiatan pelatihan
Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran
Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang ditingkatkan
kualitasnya
Jumlah layanan operasional dan pemeliharaan perkantoran
Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran yang
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan
masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Jumlah laporan kegiatan pembinaan
Jumlah masyarakat yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi
dan berbasis masyarakat
Jumlah peralatan pendukung kegiatan pelatihan
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

42)
43)
44)
45)
46)

Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran


Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang ditingkatkan
kualitasnya
Jumlah layanan operasional dan pemeliharaan perkantoran
Jumlah Masyarakat yang mendapat Pelatihan Berbasis Kompetensi
dan Berbasis Masyarakat
Jumlah masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi yang
mendapat pelatihan dan pendampingan melalui sekolah lapang

c. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Desa, Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1)

Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan yang siap


diimplementasikan dalam pembangunan desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)

2)

3)

4)

Jumlah laporan perumusan kebijakan dalam


pengembangan desa, pembangunan daerah
transmigrasi
Jumlah rekomendasi pelaksanaan kebijakan
pengembangan desa, pembangunan daerah
transmigrasi
Jumlah laporan pelayanan teknis dalam
pengembangan desa, pembangunan daerah
transmigrasi
Jumlah laporan layanan perkantoran Pusat
Pengembangan

penelitian
tertinggal

dan
dan

penelitian
tertinggal

dan
dan

penelitian
tertinggal

dan
dan

Penelitian

dan

d. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara


Kementerian
Desa,
Pembangunan
Daerah
Tertinggal,
dan
Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi,
Indikator Kinerja Kegiatan:
1)

2)

3)

4)

Jumlah Laporan rumusan kebijakan dalam Pendidikan dan


Pelatihan
Pegawai
Aparatur
Sipil
Negara
Kemen
Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Jumlah Pegawai Aparatur Sipil Negara mengikuti pelaksanaan
kebijakan pendidikan dan pelatihan pegawai aparatur sipil negara
Kemen Desa, PDT dan Transmigrasi
Jumlah penyelenggaraan pelayanan teknis dalam pendidikan dan
pelatihan pegawai apartur sipil negara Kemen Desa, PDT dan
Transmigrasi
Jumlah laporan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara Kemen
Desa, Pembangunan Daerah
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

99

e. Pelatihan Masyarakat Desa, DT dan Transmigrasi


Sasaran Kegiatan :
1) Meningkatnya kompetensi masyarakat desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi
Indikator Kinerja Kegiatan:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

f.

Jumlah dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran


Jumlah pedoman dan piranti lunak pelatihan yang dijadikan acuan
dalam penyelenggaraan pelatihan
Jumlah laporan kegiatan pembinaan
Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang ditingkatkan
kualitasnya
Jumlah lembaga pelatihan masyarakat yang mendapatkan
pembinaan
Jumlah lembaga pelatihan yang dapat bekerjasama di bidang
peningkatan SDM tenaga kepelatihan
Jumlah tenaga kepelatihan yang mendapat sertifikasi dan bimtek
pelatihan masyarakat berbasis kompetensi
Jumlah
Laporan
Pelaksanaan
layanan
operasional
dan
pemeliharaan perkantoran
Jumlah laporan perumusan kebijakan dalam pelatihan masyarakat
desa, daerah tertinggal dan transmigrasi

Pengelolaan Data dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1)
2)

Meningkatnya ketersediaan data dan kualitas layanan informasi


Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
Terselenggaranya e-government sistem informasi dan jaringan serta
pengembangan kapasitas sumberdaya informatika"

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)

Jumlah laporan perumusan kebijakan data dan informasi desa,


daerah tertinggal dan transmigrasi

2)

Jumlah dokumen pelaksanaan kebijakan data dan informasi bidang


desa, daerah tertinggal dan transmigrasi

3)

Jumlah pelaksanaan evaluasi dan pelaporan data dan informasi


desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi

4)

Jumlah pelaksanaan e-government sistem informasi dan jaringan


serta pengembangan kapasitas sumberdaya informatika

5)

Jumlah ketersediaan layanan teknis data dan informasi desa,


daerah tertinggal dan transmigrasi

6)

Jumlah Ketersediaan Sistem Informasi Terpadu (Tambahan APBN-P)

7)

Jumlah layanan perkantoran Pusat Data dan Informasi

100

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

g. Kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknik Produksi Desa, Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi
Sasaran Kegiatan :
1)

Meningkatnya
hasil kajian teknik produksi yang mendukung
pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Indikator Kinerja Kegiatan:


1)

Jumlah Laporan Pelaksanaan Kegiatan Layanan Penerapan Teknik


Produksi bidang Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2)

Jumlah
Pelaksaaan Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan
Strategi Peningkatan Produktivitas dalam Kemandirian Pangan dan
Energi bidang Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

3)

Jumlah Pelaksanaan Layanan Perkantoran Satker.

4.2 Kerangka Pendanaan


4.2.1 Kerangka Pendanaan Perdesaan
Kerangka pendanaan pembangunan perdesaan memiliki kaitan yang
sangat erat dengan diterbitkannya UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Dalam UU tersebut, asas rekognisi (pengakuan terhadap hak asal usul) dan
subsidiaritas (penetapan kewenangan berskala lokal dan pengambilan
keputusan secara lokal untuk kepentingan masyarakat Desa), menjadikan
desa memiliki kewenangan lebih besar dalam kesatuan kewenangan,
perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan pembangunan di desa.
Kerangka pendanaan pembangunan perdesaan diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kemandirian Desa meliputi percepatan
pemenuhan SPM perdesaan yang dibangun sesuai dengan kearifan lokal,
pengembangan potensi ekonomi perdesaan yang disesuaikan dengan
kemajuan Iptek dan pemberdayaan masyarakat perdesaan. Pada periode
pembangunan
tahun
2015-2019,
arahan
kerangka
pendanaan
pembangunan perdesaan memanfaatkan sumber pendanaan dalam negeri,
meliputi pembiayaan dari pemerintah (APBN), Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan masyarakat maupun sektor
swasta.
UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan dialokasikannya
anggaran untuk Desa dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa
secara merata dan berkeadilan. Pendapatan Desa bersumber dari:
a. Hasil usaha, hasil aset, swadaya, partisipasi, gotong royong, dan lain-lain
pendapatan desa;
b. Alokasi APBN;
c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kab/Kota;
d. Alokasi Dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima Kab/Kota;
e. Bantuan keuangan dari ABPD Provinsi dan APBD Kab/Kota;
f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat;
g. Lain-lain pendapatan desa yang sah.

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

101

Dana Desa diperuntukkan bagi desa dan desa adat yang ditransfer
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota yang
digunakan
untuk
membiayai
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan.
Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung ke Desa
ditentukan 10% (sepuluh per seratus) dari dan di luar dana Transfer Daerah
(on Top) secara bertahap. Anggaran yang bersumber dari APBN dihitung
berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah
penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan
Desa.

Sumber : UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa

Gambar 12

Skema Pendanaan Pembangunan Wilayah Perdesaan

Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berskala lokal


Desa dikoordinasikan dan/atau didelegasikan pelaksanaannya kepada
Desa. Program sektoral yang masuk ke Desa diinformasikan kepada
Pemerintah Desa untuk diintegrasikan dengan Pembangunan Desa.
Berdasarkan hal tersebut, maka arah kebijakan pengelolaan keuangan Desa
adalah:
1) Melaksanakan pengelolaan Dana Desa secara tertib taat pada ketentuan
peraturan perundang-undangan, transparan, akuntabel, efisien, efektif,
dan bertanggungjawab dengan memperhatikan aspek keadilan dan
kepatutan;
2) Meningkatkan sinkronisasi dengan kegiatan pembangunan di tingkat
nasional. provinsi, kabupaten/kota;
3) Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan atas
pemanfaatan APB Desa sesuai dengan ketentuan berlaku;
4) Mewujudkan sinergi antara perencanaan dan penganggaran dengan
melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
102

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan


melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat gotong royong
dengan memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam Desa. Untuk
itu, pembangunan lokal berskala Desa dilaksanakan sendiri oleh Desa.
Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke Desa diinformasikan kepada
Pemerintah Desa untuk diintegrasikan dengan Pembangunan Desa.
Pembangunan kawasan perdesaan dilakukan dengan mendayagunakan
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta
mengikutsertakan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa. Selain itu,
pembangunan Kawasan Perdesaan yang berskala lokal Desa wajib
diserahkan pelaksanaannya kepada Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.
4.2.2 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tertinggal
Sesuai dengan arahan UU No. 17/2007 Tentang Rancangan
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang mengamanatkan
bahwa keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan
wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut
dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengurangi
ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain. Pendekatan
pembangunan yang perlu dilakukan selain dengan pemberdayaan
masyarakat secara langsung adalah dengan melalui skema pemberian dana
alokasi khusus. Arah pembiayaan juga diprioritaskan untuk mendukung
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan publik dasar
(pendidikan,
kesehatan,
air
minum,
transportasi,
listrik,
dan
telekomunikasi) di daerah tertinggal sebagai salah satu sasaran dalam
percepatan pembangunan daerah tertinggal.
Pembiayaan pembangunan di daerah tertinggal terdiri dari tiga sumber
pendanaan, yaitu: dana dari pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat.
Dana dari pemerintah bersumber dari Dana APBN berupa Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Otonomi Khusus, Dana
Tugas Pembantuan, Dana Dekonsentrasi, laba Badan Usaha Milik Negara
(BUMN); serta Dana APBD. Dana dari pihak swasta diperoleh dengan
pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang diatur
dalam Peraturan Menteri BUMN No. 5/2007 Tentang Program Kemitraan
BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan dan
disempurnakan melalui perubahan terkahir Peraturan Menteri BUMN No.
8/2013 serta Dana APBD. Dana dari pihak swasta diperoleh dengan atau
Corporate Social Responsibility (CSR) yang diatur dalam UU No. 40/2007
Tentang Perseroan Terbatas (PT).
Besarnya anggaran dalam realisasi program percepatan pembangunan
daerah tertinggal dari berbagai sumber pendanaan tersebut harus diimbangi
dengan pelaksanaan konsolidasi dan harmonisasi anggaran pembangunan
dari berbagai sumber (APBN, APBD dan Swasta) ke daerah. Keberadaan
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
(Musrenbang)
Provinsi,
Kabupaten, Kecamatan dan Desa harus mampu mengsinergikan dan
mengharmonisasikan seluruh kegiatan, sinergi bisa dilakukan melalui
dokumen-dokumen perencanaan pembangunan agar realisasi program
percepatan daerah tertinggal dapat menjadi fokus bersama dan dikelola
secara terpadu.
Rancangan Awal Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

103

4.2.3 Kerangka Pendanaan Bidang Transmigrasi


Kerangka pendanaan pembangunan dan pengembangan kawasan
transmigrasi tahun 2015-2019 berasal dari berbagai pihak secara lintas
sektor, mencakup pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan
masyarakat. Pendanaan pembangunan dan pengembangan transmigrasi
tahun 2015 dari pemerintah pusat dilakukan melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) secara lintas sektor khususnya untuk
pembangunan kawasan transmigrasi di daaerah tertinggal dan perbatasan.
Dalam pelaksanaan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, maka perlu
dilaksanakan integrasi pengembangan kawasan dengan pembangunan desa
dengan dukungan pemanfaatan Dana Desa untuk kerangka pembangunan
desa administratif.
Dalam rangka mendukung kebijakan program pemerintah tentang
reforma agraria seluas 9 juta hektar yang bertujuan untuk
merestrukturisasi penguasaan, kepemilikian, penataan lahan untuk
mensejahterakan para petani gurem secara berkeadilan dengan rincian: 1)
redistribusi tanah seluas 4,5 juta ha terdiri dari tanah pada kawasan hutan
yang dilepaskan, dan tanah hak, termasuk di dalamnya tanah HGU akan
habis masa berlakunya dan tanah terlantar; dan 2) legalisasi aset seluas 4,5
juta ha, yang meliputi tanah transmigrasi yang belum legalisasi aset
(sertifikasi kepemilikan lahan: 334.382 bidang), maka KDPDTT akan
berupaya mendukung redistribusi tanah sekaligus melakukan program
pembangunan permukiman baru dan pemberdayaan masyarakat di daerah
tertinggal dan perbatasan, serta strategis dan cepat tumbuh, sesuai amanat
RPJMN 2015-2019 dari pelaksanaan Nawa Cita ke-5. Implikasi dari rencana
kegiatan tersebut adalah besarnya alokasi anggaran yang harus dikeluarkan
pemerintah.
Apabila sebelumnya, Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi
selama 5 (lima) tahun dialokasikan anggaran
sebesar Rp.5,032 Triliun, berubah menjadi Rp. 21,885 Triliun. Sedangkan
Program Pembangunan Dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi yang
semula Rp.6,205 Triliun membengkak menjadi 93,749 Triliun.
4.2.4 Kerangka Pendanaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019
Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor : S-18/MK.2/2015, tanggal
9 Februari 2015, perihal Perubahan Pagu Anggaran Belanja K/L Dalam
APBN-P TA. 2015, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi mendapatkan pagu anggaran untuk Tahun Anggaran 2015
sebesar Rp. 9.027.995.131.000,Dalam rangka pencapaian target-target yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi membutuhkan anggaran total selama lima tahun untuk
pembangunan sarana dan prasarana desa di 74.045 desa, baik di Daerah
Tertinggal maupun Non Tertinggal dan pendampingan Desa sebesar Rp.
612,3 Trilyun. Sedangkan dalam Matriks anggaran RPJMN 2015-2019 telah
tercantum rencana pendanaan Kementerian untuk 5 (lima) tahun sebesar
Rp. 38,27 Triliun, sehingga terjadi backlog anggaran sebesar Rp. 590,5
104

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Triliun. Backlog rencana pendanaan dan kebutuhan ini diharapkan dapat


tertutup melalui peran serta program dan kegiatan Kementerian/Lembaga
lain di Daerah Tertinggal dan Desa Tertinggal.
Sesuai direktif Presiden, bahwa pendanaan APBN dalam 5 tahun
mendatang akan lebih diarahkan pada pembangunan infrastruktur dan
program-program sosial (program keluarga produktif). Pembangunan
Infrastruktur diarahkan untuk mengatasi bottleneck infrastruktur dengan
prioritas untuk mendukung pencapaian sasaran di bidang: 1) Pangan; 2)
Energi; 3) Maritim dan Kelautan; dan 4) Pariwisata. Sedangkan secara
kewilayahan, pembangunan Infrastruktur diprioritaskan untuk kawasan: 1)
Desa dan Perdesaan; 2) Daerah Pinggir; dan 3) Kawasan Timur. Namun yang
perlu digarisbawahi adalah kebijakan fiskal jangka menengah disusun
dengan memperhatikan perkembangan dan proyeksi perkonomian, baik
global maupun domestik.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dilaksanakan
melalui target-target berupa program dan kegiatan, baik yang bersifat
reguler maupun berupa dukungan terhadap prioritas dan fokus prioritas
nasional, dengan mempertimbangkan kondisi keuangan negara dan
perkembangan situasi ekonomi gobal, maka disusun skenario kebutuhan
pendanaan yang terdiri dari 2 (dua) kategori, yaitu:
1) Skenario 1 Optimistis, total dana yang dibutuhkan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun 2015-2019 sebesar Rp 156,934 triliun, dengan tingkat
kenaikan rata-rata 62,3% per tahun.
2) Skenario 2 Moderat, total dana yang dibutuhkan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun 2015-2019 sebesar Rp 69,405 triliun, dengan tingkat
kenaikan rata-rata 17,6% per tahun.
Skenario-skenario pendanaan pembangunan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tahun 2015-2019
tersebut diasumsikan bahwa pertumbuhan ekonomi makro Tahun 20152019 rata-rata sebesar 6,7% (Paparan Menteri Keuangan dalam
Rakorbangpus, November 2014). Diperkirakan kondisi perekonomian
nasional akan membaik seiring dengan membaiknya perekonomian global,
untuk itu perlu dilakukan stimulus melalui pembangunan infrastruktur,
investasi, serta perbaikan iklim usaha dan investasi (one stop perijinan).
Tabel 11 Skenario Pendanaan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi Tahun 2015-2019 (dalam Miliar Rp)
SKENARIO

TAHUN
2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

RATA-RATA
KENAIKAN/
THN (%)

SKENARIO 1
OPTIMIS

9.028,0

23.467,0

33.292,3

47.128,8

60.870,8

173.786,8

68,1%

SKENARIO 2
MODERAT

9.028,0

13.924,8

14.585,7

15.553,0

16.313,9

69.405,5

17,6%

Catatan:
Skenerio 1
Skenerio 2

berdasarkan perubahan pagu Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan


Permukiman Transmigrasi dan Program Pembangunan Dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi dalam Musrebangnas
berdasarkan hasil Trilateral Meeting Kementerian Keuangan dan Bappenas

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

105

(Dalam juta Rp)

Tabel 12 Matriks RPJM Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019
(Skenario Optimis)

Kode
03

06
07
08
09
10
11
04
01

Program/Kegiatan
Program Pengawasan dan
Peningkatan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi
Program Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Pembangunan Kawasan
Perdesaan
Program Pengembangan Daerah
Tertentu
Program Pembangunan Daerah
Tertinggal
Program Penyiapan Kawasan
dan Pembangunan Permukiman
Transmigrasi
Program Pembangunan Dan
Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
Program Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan serta Informasi
Program Dukungan Manajemen
dan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi
JUMLAH

106

Rencana
2015

Prakiraan Maju

55.000,0

2016
58.850,3

2017
62.969,4

2018
67.377,4

2.758.520,0

7.002.290,4

7.174.290,4

1.302.125,0

1.441.423,0

1.496.665,0

2019

Total

Penanggung
Jawab

70.746,3

314.943,4

7.424.790,4

7.796.029,9

32.155.921,1

DITJEN PPMD

1.490.804,0

1.504.196,0

1.579.405,8

7.317.953,8

DITJEN PKP

1.651.430,0

1.684.360,0

1.917.353,0

2.013.220,7

8.763.028,7

DITJEN PDTT

843.642,0

893.067,1

955.581,7

1.022.472,5

1.073.596,1

4.788.359,4

DITJEN PDT

763.550,2

3.276.599,5

5.617.535,6

6.170.700,5

6.056.612,3

21.884.998,1

DITJEN
PKP2TRANS

1.026.370,7

8.275.785,0

15.343.276,4

27.949.329,7

41.154.940,7

93.749.702,5

DITJEN PKT

238.030,0

285.557,1

340.543,8

406.033,5

426.335,2

1.696.499,6

BALITLATFO

544.092,3

581.985,2

622.931,3

666.536,8

699.863,6

3.115.409,2

SETJEN

9.027.995,15

23.466.987,56

33.292.292,55

47.128.789,78

60.870.750,62

173.786.815,7

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

ITJEN

Tabel 13 Matriks RPJM Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019
(Skenario Moderat)
(Dalam juta Rp)

Kode
03

06
07
08
09
10
11

04
01

Program/Kegiatan

Rencana
2015

Prakiraan Maju

55.000,0

2016
58.850,3

2017
62.969,4

2018
67.377,4

2.758.520,0

7.002.290,4

7.174.290,4

Program Pembangunan Kawasan


Perdesaan
Program Pengembangan Daerah
Tertentu
Program Pembangunan Daerah
Tertinggal

1.302.125,0

1.441.423,0

1.496.665,0

Program Penyiapan Kawasan dan


Pembangunan Permukiman
Transmigrasi
Program Pembangunan Dan
Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
Program Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan serta Informasi
Program Dukungan Manajemen
dan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi
JUMLAH

Program Pengawasan dan


Peningkatan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi
Program Pembangunan dan
Pemberdayaan Masarakat Desa

2019

Total

Penanggung
Jawab

70.746,3

314.943,4

7.424.790,4

7.796.029,9

32.155.921,1

DITJEN
PPMD

1.490.804,0

1.504.196,0

1.579.405,8

7.317.953,8

DITJEN PKP

1.651.430,0

1.684.360,0

1.917.353,0

2.013.220,7

8.763.028,7

DITJEN PDTT

843.642,0

893.067,1

955.581,7

1.022.472,5

1.073.596,1

4.788.359,4

DITJEN PDT

763.550,1

878.081,9

1.009.794,8

1.161.264,4

1.219.327,6

5.032.018,8

DITJEN
PKP2TRANS

1.026.370,7

1.132.158,4

1.244.413,0

1.367.010,7

1.435.361,2

6.205.314,0

DITJEN PKT

238.030,0

285.557,1

340.543,8

406.033,5

426.335,2

1.696.499,6

BALITLATFO

544.092,3

581.985,2

622.931,3

666.536,8

699.863,6

3.115.409,2

SETJEN

16.313.886,5

69.405.453,3

9.027.995,1

13.924.843,5

14.585.688,4

15.553.039,8

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

107

ITJEN

Mengingat besarnya kebutuhan pendanaan untuk memenuhi sasaransasaran strategis kementerian, maka diperlukan juga adanya dorongan untuk
meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta yang lebih besar dalam
rangka
mengembangkan
alternatif
pembiayaan
pembangunan
dan
pemberdayaan masyarakat desa dan kawasan perdesaan, pembangunan
daerah tertinggal dan transmigrasi. Dalam hal ini tugas pemerintah adalah
menciptakan regulasi yang sehat, membangun iklim yang semakin kondusif
dan kompetitif, mengurangi risiko investasi, mendorong pengembangan inovasi
dan teknologi, serta mendorong kompetisi antara lain dengan menciptakan
tender yang kompetitif guna memperkuat perkembangan sektor swasta.
Berbagai insentif untuk menarik investasi dapat dilakukan terkait kelayakan
proyek dan pembiayaan melalui penerapan Kerjasama Pemerintah-Swasta
(KPS).
Salah satu sumber pendanaan yang perlu diupayakan adalah alokasi
anggaran melalui DAK. Salah satu kebijakan RPJMN 2015-2019 dalam rangka
membangun konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan antara lain
adalah menyediakan layanan transportasi di perdesaan, perbatasan negara,
pulau terluar dan wilayah non komersial lainnya melalui penyediaan DAK
bidang Transportasi. Dengan adanya DAK bidang Transportasi akan dapat
mendukung pembangunan desa dan daerah tertinggal. Kementerian Desa,
PDT, dan Transmigrasi akan mengupayakan mengelola DAK Transportasi sub
bidang Transportasi Perdesaan mengingat Kementerian PDT pernah mengelola
DAK Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal sejak tahun 2009-2014.

108

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

BAB V
PENUTUP
Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam kurun waktu lima
tahun (2015-2019) sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan
dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja tahunan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Disadari bahwa untuk mencapai target Renstra Kementerian
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun
2015-2019 tidaklah mudah, namun bila dilakukan dengan dedikasi yang
tinggi, kerja keras, dan saling bekerja sama dari segenap aparatur di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dan jajarannya baik di Pusat maupun Daerah, serta masyarakat,
kita optimis bahwa target tersebut dapat dicapai apabila para pemangku
kepentingan dapat bekerja sama untuk mengatasi berbagai masalah dan
kendala yang menjadi faktor penghambat utama serta memberikan dorongan
yang diyakini akan menjadi faktor kunci pengungkit keberhasilan. Koordinasi
dan kerja sama antar pelaku pembangunan sangat dibutuhkan, karena
pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi
merupakan masalah kompleks, hingga membutuhkan penanganan yang
melibatkan berbagai fungsi dan kebijakan. Oleh karena itu penanganan
pembangunan Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mau
tidak mau membutuhkan kerja sama dari sektor lain, mulai dari perencanaan
hingga monitoring dan evaluasinya di lapangan.
Secara lebih spesifik penjabaran mengenai rancangan Renstra ini akan
dilakukan oleh masing-masing unit kerja Eselon I dan Eselon II Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Pada akhirnya,
program dan kegiatan yang telah dirancang dalam Renstra Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019 ini dapat
diimplementasikan sesuai target dan memberi kontribusi yang terukur dalam
mendukung program pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
*****

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

109

110

AMPIRAN

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

111

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN

Lampiran I

MATRIK KINERJA DAN PENDANAAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI TAHUN 2015 - 2019
Kode
(1)

5468

5469

5470

5471

Program/Kegiatan
(2)

Sasaran Program (Outcome) /


Sasaran Kegiatan
(3)

Program Pengawasan dan Peningkatan 01 Meningkatnya Pengawasan dan


Akuntabilitas Aparatur Kementerian
Akuntabilitas Kinerja Pembangunan
Desa, PDT dan Transmigrasi
Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
Dukungan Manajemen dan Dukungan
01 Terselenggaranya pelayanan dan
dukungan manajemen dalam
Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi melaksanakan fungsi pengawasan
pembangunan desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi

Penyelenggaraan Pengawasan dan


Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat I

Penyelenggaraan Pengawasan dan


Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat II

Penyelenggaraan Pengawasan dan


Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat III

Indikator Kinerja Program (IKP)/


Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

SATUAN

(4)

Target
2015

2016

2017

2018

2019

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

01 Penyelenggaraan Pengawasan dan


Akuntabilitas Pembangunan Desa, PDT
dan Transmigrasi

Rencana 2015
( 10 )

Prakiraan Maju
2016

2017

2018

2019

( 11 )

( 12 )

(13)

( 14 )

Ket
( 15 )

55.000,0

58.850,3

62.969,4

67.377,4

70.746,3

( 16 )

INSPEKTORAT
JENDERAL

001 Jumlah dokumen perencanaan dan


anggaran Inspektorat Jenderal
002 Jumlah laporan hasil analisis, penanganan
pengaduan dan hasil pemantauan
pengawasan kementerian desa, PDT dan
Transmigrasi

Dokumen

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

5.169,1

5.530,9

5.918,1

6.332,4

6.649,0

KL

Laporan

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

3.082,4

3.298,2

3.529,0

3.776,1

3.964,9

KL

Kegiatan

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

6.676,0

7.143,3

7.643,4

8.178,4

8.587,3

KL

Kegiatan

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

7.726,7

8.267,6

8.846,3

9.465,5

9.938,8

KL

01 Meningkatnya pengawasan dan


akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat I

003 Jumlah pelayanan perkantoran dan


administrasi keuangan
004 Jumlah pelayanan umum dan
sumberdaya
001 Jumlah dokumen kebijakan teknis
pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat I

Dokumen

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

1.339,0

1.432,7

1.533,0

1.640,3

1.722,3

KL

Laporan

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

3.405,0

3.643,4

3.898,4

4.171,3

4.379,9

KL

Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

675,0

722,3

772,8

826,9

868,2

KL

Dokumen

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

416,0

445,1

476,3

509,6

535,1

KL

01 Meningkatnya pengawasan dan


akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat II

002 Jumlah laporan pengawasan intern


terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi dan pemantauan serta
pengawasan lainnya di lingkup kerja
Inspektorat I
003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di
lingkup kerja Inspektorat I
004 Jumlah laporan hasil pengawasan di
lingkup kerja Inspektorat I
001 Jumlah dokumen kebijakan teknis
pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat II

Dokumen

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

1.728,0

1.849,0

1.978,4

2.116,9

2.222,7

KL

002 Jumlah laporan pengawasan intern


terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi dan pemantauan serta
pengawasan lainnya di lingkup kerja
Inspektorat II

Laporan

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

3.852,0

4.121,6

4.410,2

4.718,9

4.954,8

KL

003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di


lingkup kerja Inspektorat II

Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

638,0

682,7

730,4

781,6

820,7

KL

004 Jumlah laporan hasil pengawasan di


lingkup kerja Inspektorat II
001 Jumlah dokumen kebijakan teknis
pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat III

Dokumen

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

437,0

467,6

500,3

535,3

562,1

KL

Dokumen

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

1.795,0

1.920,7

2.055,1

2.199,0

2.309,0

KL

002 Jumlah laporan pengawasan intern


terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi dan pemantauan serta
pengawasan lainnya di lingkup kerja
Inspektorat III
003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di
lingkup kerja Inspektorat III

Laporan

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

4.142,0

4.431,9

4.742,2

5.074,1

5.327,8

KL

Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

778,0

832,5

890,7

953,1

1.000,8

KL

004 Jumlah laporan hasil pengawasan di


lingkup kerja Inspektorat III

Dokumen

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

437,0

467,6

500,3

535,3

562,1

KL

01 Meningkatnya pengawasan dan


akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat III

Penanggung
Jawab

Sekretariat
Inspektorat Jenderal

Inspektur I

Inspektur II

Inspektur III

Halaman 1 dari 16

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


Kode

Program/Kegiatan

5472

Penyelenggaraan Pengawasan dan


Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat IV

5473

06

5481

5482

Penyelenggaraan Pengawasan dan


Akuntabilitas Pembangunan Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup
Kerja Inspektorat V

Sasaran Program (Outcome) /


Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/


Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

01 Meningkatnya pengawasan dan


akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat IV

001 Jumlah dokumen kebijakan teknis


pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat IV

01 Meningkatnya pengawasan dan


akuntabilitas kinerja pembangunan
Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat V

SATUAN

Target

Penanggung
Jawab

1.965,5

KL

Inspektur IV

4.988,4

5.237,8

KL

882,7

944,5

991,7

KL

524,3

561,0

600,3

630,3

KL

1.628,0

1.742,0

1.863,9

1.994,4

2.094,1

KL

10,0

3.292,9

3.523,4

3.770,0

4.033,9

4.235,6

KL

3,0

3,0

505,4

540,8

578,6

619,1

650,1

KL

5,0

5,0

416,5

445,7

476,9

510,2

535,7

KL

2.758.520,0

7.002.290,4

7.174.290,4

7.424.790,4

7.796.029,9

2016

2017

2018

2019

Dokumen

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

1.528,0

1.635,0

1.749,4

1.871,9

002 Jumlah laporan pengawasan intern


terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi dan pemantauan serta
pengawasan lainnya di lingkup kerja
Inspektorat IV
003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di
lingkup kerja Inspektorat IV

Laporan

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

4.072,0

4.357,0

4.662,0

Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

771,0

825,0

004 Jumlah laporan hasil pengawasan di


lingkup kerja Inspektorat IV
001 Jumlah dokumen kebijakan teknis
pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Lingkup Kerja
Inspektorat V

Dokumen

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

490,0

Dokumen

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

002 Jumlah laporan pengawasan intern


terhadao kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi dan pemantauan serta
pengawasan lainnya di lingkup kerja
Inspektorat V
003 Jumlah laporan pengawasan tertentu di
lingkup kerja Inspektorat V
004 Jumlah laporan hasil pengawasan di
lingkup kerja Inspektorat V

Laporan

10,0

10,0

10,0

10,0

Laporan

3,0

3,0

3,0

Dokumen

5,0

5,0

5,0

Program Pembangunan dan


Pemberdayaan Masarakat Desa

Dukungan Manajemen dan Dukungan


Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan dan
Pemberdayaan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

01 Terselenggaranya Dukungan
Manajemen dan Teknis Lainnya

01 Meningkatnya Pemberdayaan
Masyarakat Desa

001 Jumlah laporan penyusunan rencana


kerja program, kegiatan dan anggaran Ditjen
Pembangunan Daerah Tertentu

2016

2017

2018

2019

Laporan

5,0

10,0

10,0

10,0

10,0

5.000,000

15.000,0

18.000,0

21.000,0

22.050,0

KL

002 Jumlah laporan ketersediaan data dan


Laporan
informasi
003 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi Laporan

3,0

2,0

2,0

2,0

2,0

4.500,000

10.500,0

15.500,0

21.500,0

22.575,0

KL

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

5.000,000

15.000,0

18.000,0

21.000,0

22.050,0

KL

004 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

2.790,000

9.790,0

12.790,0

15.790,0

16.579,5

KL

005 Jumlah laporan pengelolaan barang milik Laporan


negara
006 Jumlah laporan ketatausahaan
Laporan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

1.000,000

4.000,0

6.000,0

8.500,0

8.925,0

KL

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

3.000,000

0,0

0,0

0,0

0,0

KL

007 Jumlah pelayanan perkantoran

1,0

1,0

12,0

12,0

12,0

7.000,000

7.000,0

7.000,0

7.000,0

7.350,0

KL

008 Jumlah laporan pengelolaan sumber daya Laporan


aparatur
009 Jumlah pengelolaan perlengkapan dan
Bulan
kerumahtanggaan
010 Jumlah laporan penyusunan laporan
Laporan
perundang-undangan
011 Jumlah laporan advokasi hukum
Laporan

1,0

1,0

12,0

12,0

12,0

2.500,000

2.500,0

2.500,0

2.500,0

2.625,0

KL

2,0

2,0

12,0

12,0

12,0

3.000,000

3.000,0

3.000,0

3.000,0

3.150,0

KL

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

2.460,000

2.460,0

2.460,0

2.460,0

2.583,0

KL

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

1.750,000

1.750,0

1.750,0

1.750,0

1.837,5

KL

012 Jumlah laporan penyusunan SOP

Laporan

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

2.376,054

0,0

0,0

0,0

0,0

KL

001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK


bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

Laporan

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

5.750,000

30.750,0

30.750,0

30.750,0

32.287,5

74.093,0

74.093,0

74.093,0

74.093,0

74.093,0

1.649.696,450

4.974.842,9

4.974.842,9

4.974.842,9

5.223.585,0

02 Terlaksananya Program
002 Jumlah pelaksanaan kebijakan
Pendampingan Desa pada 50 Kab/kota Pemberdayaan Masyarakat Desa
sebagai Pilot Projects (Quickwins)
03 Terlaksananya Rekruitment dan
Pembekalan Calon Pendamping Desa
dan Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat Desa (Quickwins)

Prakiraan Maju

Ket

Rencana 2015

2015

Laporan

Bulan

Desa

Inspektur V

DIREKTORAT
JENDERAL
PEMBANGUNAN
DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
DESA
Sekretariat Ditjen
Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa

Direktorat
Pemberdayaan
Masyarakat Desa

Halaman 2 dari 16

5482

Kode

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program/Kegiatan

01 Meningkatnya Pemberdayaan
Masyarakat Desa

Direktorat
LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA
PENDANAAN

Sasaran
Program
(Outcome) /
Indikator Kinerja Program (IKP)/
02
Terlaksananya
Program
Sasaran Kegiatan
Pendampingan
Desa pada 50 Kab/kota Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
sebagai Pilot Projects (Quickwins)

5485

5486

Peningkatan Pendayagunaan Sumber


Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

Pengembangan Usaha Ekonomi Desa

2018

2019

Rencana 2015

2016

2017

2018

Ket

2019

14,0

14,0

14,0

14,0

29.377,500

139.377,5

139.377,5

139.377,5

146.346,4

004 Jumlah laporan evaluasi


program/kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat Desa
005 Jumlah Pendampingan Desa pada 50
Kab/kota sebagai Pilot Projects

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5.000,000

110.000,0

110.000,0

110.000,0

115.500,0

Kabupaten

50,0

50,0

50,0

50,0

50,0

4.500,000

9.500,0

9.500,0

9.500,0

9.975,0

Orang

4.200,0

4.200,0

4.200,0

4.200,0

8.020,000

8.020,0

8.020,0

8.020,0

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2.500,000

5.500,0

7.500,0

9.500,0

9.975,0

Desa

5.744,0

5.744,0

5.744,0

5.744,0

5.744,0

720.820,000

920.820,0

985.820,0

1.120.820,0

1.176.861,0

Kali

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2.500,000

5.500,0

7.500,0

9.500,0

9.975,0

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2.500,000

5.500,0

7.500,0

9.500,0

9.975,0

Desa

50,0

50,0

50,0

50,0

50,0

12.680,000

22.680,0

32.680,0

42.680,0

44.814,0

Paket

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

9.000,000

15.000,0

19.000,0

25.000,0

26.250,0

001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK


bidang Pengembangan Sarana Prasarana Desa

Laporan

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

5.000,000

12.000,0

18.000,0

25.000,0

26.250,0

002 Jumlah pelaksanaan kebijakan


Pengembangan Sarana Prasarana Desa
003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
Pengembangan Sarana Prasarana Desa

Desa

150,0

350,0

450,0

550,0

550,0

75.000,000

115.000,0

125.000,0

135.000,0

141.750,0

Kali

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2.500,000

6.500,0

8.500,0

12.500,0

13.125,0

004 Jumlah laporan evaluasi Pengembangan


Sarana Prasarana Desa
01 Meningkatnya pendayagunaan
001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK
sumberdaya alam dan teknologi tepat bidang Pendayagunaan Sumber Daya Alam
guna
dan Teknologi Tepat Guna
002 Jumlah pelaksanaan kebijakan
02 Tersusunnya Skema Pengelolaan
Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan
Hutan Negara oleh Desa untuk
Teknologi Tepat Guna
Peningkatan Produktivitas Pangan
003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
(Quickwins)
Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan
Teknologi Tepat Guna
03 Terlaksananya Fasilitasi Peluncuran 004 Jumlah laporan evaluasi Pendayagunaan
Program Sertifikasi Penyerahan Hak
Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna
Kelola Lahan Hutan Perhutani kepada
Desa untuk Pemanfaatan oleh
005 Jumlah Skema Pengelolaan Hutan Negara
Kelompok Petani Hutan (Quickwins)
oleh Desa untuk Peningkatan Produktivitas
Pangan
006 Jumlah Fasilitasi Peluncuran Program
Sertifikasi Penyerahan Hak Kelola Lahan
Hutan Perhutani kepada Desa untuk
Pemanfaatan oleh Kelompok Petani Hutan

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2.500,000

7.500,0

9.500,0

12.500,0

13.125,0

Lap

12,0

12,0

120,0

12,0

12,0

4.750,000

9.750,0

11.750,0

14.750,0

15.487,5

Desa

50,0

100,0

150,0

200,0

200,0

48.622,640

173.622,6

183.622,6

192.622,6

202.253,7

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,000

0,0

0,0

0,0

0,0

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

4.127,400

8.127,4

11.127,4

13.127,4

13.783,8

Laporan

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

1.500,000

5.500,0

7.500,0

9.500,0

9.975,0

Desa

40,0

40,0

40,0

40,0

40,0

12.000,000

15.000,0

18.000,0

21.000,0

22.050,0

01 Berkembangnya usaha ekonomi


desa

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2.500,000

7.500,0

9.500,0

12.500,0

13.125,0

Desa

5.000,0

8.000,0

9.000,0

10.000,0

10.000,0

97.000,000

297.000,0

317.000,0

337.000,0

353.850,0

Kali

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5.000,000

9.000,0

12.000,0

17.000,0

17.850,0

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

3.000,000

9.000,0

12.000,0

15.000,0

15.750,0

01 Meningkatnya pelayanan sosial


dasar di perdesaan

001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK


bidang peningkatan pelayanan sosial dasar

tempat- tempat pelayan publik, daerah


terpencil daerah rawan konflik, daerah
potensial dan pulau terdepan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa

2017

14,0

02 Meningkatnya Pengakuan Hak- Hak 002 Jumlah pelaksanaan kebijakan pelayan


sosial dasar
Masyarakat Adat melalui Penetapan
Desa Adat (Quick Wins)
003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
peningkatan pelayanan sosial dasar
03 Terlaksananya Blusukan Tematik
Presiden ke tempat-tempat pelayan
004 Jumlah laporan evaluasi peningkatan
publik, daerah terpencil daerah rawan pelayanan sosial dasar
konflik, daerah potensial dan pulau
005 Jumlah Penetapan Desa Adat
terdepan (Quick Wins)
006 Jumlah blusukan tematik Presiden ke

5484

2016

Kali

006 Jumlah Rekuitment dan Pembekalan


Calon Pendamping Desa dan Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat Desa(Quickwins)
Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar

2015

Pemberdayaan
Masyarakat Desa

Prakiraan Maju

003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi


Pemberdayaan Masyarakat Desa

03 Terlaksananya Rekruitment dan


Pembekalan Calon Pendamping Desa
dan Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat Desa (Quickwins)

5483

SATUAN

Target

01 Berkembangnya Sarana Prasarana


Desa

001 Jumlah rumusan kebijakan dan NSPK


bidang usaha ekonomi desa
002 Jumlah pelaksanaan kebijakan
02 Terlaksananya Pilot Project
pengembangan usaha ekonomi desa
Intervensi Sosial Pembangunan
003 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
Karakter Pelaku Usaha dan Pekerja Jasa pengembangan usaha ekonomi desa
Pariwisata (Quick Wins)
004 Jumlah laporan evaluasi pengembangan
usaha ekonomi desa

4.200,0

Penanggung
Jawab

8.421,0
N
Direktorat Pelayanan
Sosial Dasar

Direktorat
Pembangunan Sarana
Prasarana Desa

Direktorat
Pendayagunaan
Sumber Daya Alam
dan Teknologi Tepat
Guna

Direktorat
Pengembangan
Usaha Ekonomi Desa

Halaman 3 dari 16

desa
02 Terlaksananya Pilot Project
Intervensi Sosial Pembangunan
Karakter Pelaku Usaha dan Pekerja Jasa
Pariwisata (Quick Wins)

Kode

Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /


Sasaran Kegiatan

Pengembangan
Usaha Ekonomi Desa

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


Indikator Kinerja Program (IKP)/
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
005 Jumlah Pilot Project Intervensi Sosial
Pembangunan Karakter Pelaku Usaha dan
Pekerja Jasa Pariwisata

07

5487

5488

Desa

Target
2015

2016

2017

2018

2019

20,0

20,0

20,0

20,0

20,0

Program Pembangunan Kawasan


Perdesaan

Dukungan Manajemen dan Dukungan


Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan
Kawasan Perdesaan

Penyelenggaraan Perencanaan
Pembangunan Kawasan Perdesaan

01 Terselenggaranya Dukungan
Manajemen dan Teknis Lainnya

01 Terselenggaranya perencanaan
pembangunan daerah tertentu
02 Terselenggaranya pengelolaan
keuangan dan dan pengelolaan barang
milik negara

001 Jumlah laporan penyusunan rencana


kerja program, kegiatan dan anggaran Ditjen
Pembangunan Kawasan Perdesaan

01 Terselenggaranya pengembangan
ekonomi kawasan perdesaan

Prakiraan Maju
2016

2017

2018

Ket

2019

2.300,000

8.300,0

11.300,0

13.300,0

13.965,0

1.302.125,0

1.441.423,0

1.490.804,0

1.504.196,0

1.579.405,8

DIREKTORAT
JENDERAL
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN

10,0

10,0

10,0

10,0

3.800,0

4.066,0

4.351,0

4.655,0

4.887,8

KL

002 Jumlah laporan ketersediaan data dan


Laporan
informasi
003 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi Laporan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2.150,0

2.300,0

2.461,0

2.634,0

2.765,7

KL

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2.800,0

2.996,0

3.206,0

3.430,0

3.601,5

KL

004 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

3.850,0

4.119,0

4.408,0

4.716,0

4.951,8

KL

005 Jumlah laporan pengelolaan barang milik Laporan


negara
006 Jumlah laporan ketatausahaan
Laporan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2.500,0

2.675,0

2.862,0

3.063,0

3.216,2

KL

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

500,0

535,0

572,0

613,0

643,7

KL

007 Jumlah pelayanan perkantoran

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

2.800,0

2.996,0

3.206,0

3.430,0

3.601,5

KL

008 Jumlah laporan pengelolaan sumber daya Laporan


aparatur
009 Jumlah pengelolaan perlengkapan dan
Bulan
kerumahtanggaan
010 Jumlah laporan penyusunan perundang- Laporan
undangan
011 Jumlah laporan advokasi hukum
Laporan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

3.850,0

4.119,0

4.408,0

4.716,0

4.951,8

KL

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

5.450,0

5.832,0

6.240,0

6.676,0

7.009,8

KL

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

2.400,0

2.568,0

2.748,0

2.940,0

3.087,0

KL

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

2.400,0

2.568,0

2.748,0

2.940,0

3.087,0

KL

012 Jumlah laporan penyusunan SOP

Laporan

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

2.500,0

2.675,0

2.862,0

3.062,0

3.215,1

KL

001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan


perencanaan, pengendalian dan penataan
pembangunan kawasan perdesaan

Dokumen

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

3.800,0

4.066,0

4.351,0

4.655,0

4.887,8

002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan


dalam perencanaan, pengendalian dan
penataan pembangunan kawasan perdesaan

Kabupaten

70,0

70,0

70,0

70,0

70,0

22.000,0

23.540,0

25.187,0

26.951,0

28.298,6

Laporan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

5.000,0

5.350,0

5.725,0

6.125,0

6.431,3

Dokumen

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

4.200,0

4.494,0

4.809,0

5.145,0

5.402,3

Dokumen
001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan
pengembangan ekonomi kawasan perdesaan

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

4.440,0

4.751,0

5.083,0

5.439,0

5.711,0

002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan


dalam pengembangan ekonomi kawasan
perdesaan
003 Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan
teknis pengembangan ekonomi kawasan
perdesaan
004 Jumlah dokumen monitoring, evaluasi
dan supervisi pelaksanaan pengembangan
ekonomi kawasan perdesaan

Kabupaten

89,0

89,0

89,0

89,0

89,0

54.150,0

57.940,0

61.996,0

66.336,0

69.652,8

Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

2.400,0

2.568,0

2.748,0

2.940,0

3.087,0

005 Jumlah kecamatan yang terfasilitasi


dalam pelaksanaan Pengembangan
Penghidupan Berkelanjutan (P2B)

Kecamatan

183,0

183,0

183,0

183,0

183,0

475.010,0

508.261,0

543.839,0

581.908,0

611.003,4

Laporan

Bulan

Penanggung
Jawab

10,0

dan supervisi pelaksanaan perencanaan


pembangunan kawasan perdesaan
Pengembangan Ekonomi Kawasan
Perdesaan

Rencana 2015

Laporan

03 Terselenggaranya pengelolaan SDM,


pelayanan umum dan ketatausahaan
003 Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan
teknis perencanaan, pengendalian dan
04 Terselenggaranya penyiapan,
penataan pembangunan kawasan perdesaan
koordinasi pembangunan kawasan
perdesaan
004 Jumlah dokumen monitoring, evaluasi

5489

SATUAN

Sekretariat Ditjen
Pembangunan
Kawasan Perdesaan

Direktorat
perencanaan
pembangunan
kawasan perdesaan

Direktorat
pembangunan
ekonomi kawasan
perdesaan

Halaman 4 dari 16

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


Kode

Program/Kegiatan

5490

Pengembangan Sarana Prasarana


Kawasan Perdesaan

Sasaran Program (Outcome) /


Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/


Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

01 Terselenggaranya pengembangan
sarana dan prasarana kawasan
perdesaan

Dokumen
001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan
pengembangan sarana dan prasarana
kawasan perdesaan
002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan
Kabupaten
pengembangan sarana dan prasarana
kawasan perdesaan
003 Jumlah laporan pelaksanaan monitoring, Dokumen
evaluasi dan supervisi pengembangan sarana
dan prasarana kawasan perdesaan

5492

08

5493

Pengembangan Sumber Daya Alam


Kawasan Perdesaan

Peningkatan Kerjasama dan


Pengembangan Kapasitas

01 Terselenggaranya perencanaan
pembangunan daerah tertentu
02 Terselenggaranya pengelolaan
keuangan dan dan pengelolaan barang
milik negara
03 Terselenggaranya pengelolaan SDM,

5494

Penanganan Daerah Rawan Pangan

01 Meningkatnya ketersediaan, akses


dan pemanfaatan pangan di daerah
rawan pangan

Prakiraan Maju

2018

2019

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

3.050,0

3.264,0

3.492,0

3.736,0

3.922,8

70,0

70,0

70,0

70,0

70,0

456.875,0

488.856,0

523.076,0

559.691,0

587.675,6

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

5.000,0

53.500,0

5.725,0

6.125,0

6.431,3

Laporan

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

5.200,0

5.564,0

5.953,0

6.370,0

6.688,5

Dokumen

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

4.100,0

4.387,0

4.694,0

5.023,0

5.274,2

Kabupaten

70,0

70,0

70,0

70,0

70,0

82.500,0

88.275,0

94.454,0

10.106,0

10.611,3

Laporan

7,0

7,0

7,0

7,0

7,0

6.500,0

6.955,0

7.442,0

7.963,0

8.361,2

Dokumen

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

8.400,0

8.988,0

9.617,0

10.290,0

10.804,5

005 Jumlah Lokasi Pilot Project Percontohan


Petani Bio-Energi
006 Jumlah lokasi revitalisasi tahap awal
sekolah lapang kedaulatan pangan dalam
pengembangan desa mandiri benih dan
teknologi

Kabupaten

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

35.500,0

37.985,0

40.644,0

43.489,0

45.663,5

Kabupaten

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

50.000,0

53.500,0

57.245,0

61.252,0

64.314,6

001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan


peningkatan kerjasama dan pengembangan
kapasitas dalam pembangunan kawasan
perdesaan

Dokumen

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

4.100,0

4.387,0

4.694,0

5.023,0

5.274,2

002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan


peningkatan kerjasama dan pengembangan
kapasitas dalam pembangunan kawasan
perdesaan

Kabupaten

40,0

40,0

40,0

40,0

40,0

29.300,0

31.351,0

33.546,0

35.894,0

37.688,7

003 Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan


teknis peningkatan kerjasama dan
pengembangan kapasitas dalam
pembangunan kawasan perdesaan

Laporan

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

3.000,0

3.210,0

3.435,0

3.675,0

3.858,8

004 Jumlah dokumen monitoring, evaluasi


dan supervisi pelaksanaan peningkatan
kerjasama dan pengembangan kapasitas
dalam pembangunan kawasan perdesaan

Dokumen

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

2.600,0

2.782,0

2.977,0

3.185,0

3.344,3

1.496.665,0

1.651.430,0

1.684.360,0

1.917.353,0

2.013.220,7

01 Jumlah laporan penyusunan rencana


kerja program, kegiatan dan anggaran
Pembangunan Daerah Tertentu

2016

2017

2018

2019

Ket

2017

Program Pengembangan Daerah


Tertentu

Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis


Lainnya di lingkup Direktorat Jenderal
Pengembangan Daerah Tertentu

Rencana 2015

2016

01 Terselenggaranya Pengembangan
001 Jumlah dokumen rumusan kebijakan
Sumber Daya Alam Kawasan Perdesaan pengembangan sumber daya alam kawasan
perdesaan
002 Jumlah lokasi pelaksanaan kebijakan
dalam pengembangan sumber daya alam
kawasan perdesaan
003 Jumlah laporan pelaksanaan bimbingan
teknis pengembangan sumber daya alam
kawasan perdesaan
004 Jumlah dokumen monitoring, evaluasi
dan supervisi pelaksanaan pengembangan
sumber daya alam kawasan perdesaan

01 Terselenggaranya peningkatan
Kerjasama dan Pengembangan
Kapasitas dalam pembangunan
kawasan perdesaan

Target
2015

004 Laporan supervisi pengembangan sarana


dan prasarana kawasan perdesaan
5491

SATUAN

Direktorat
pembangunan sarana
dan prasarana
kawasan perdesaan

Direktorat
pengembangan
sumberdaya alam
kawasan perdesaan

Direktorat kerjasama
dan pengembangan
kapasitas

DIREKTORAT
JENDERAL
PENGEMBANGA
N DAERAH
TERTENTU

Laporan

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

10.825,0

11.500,0

11.900,0

11.900,0

12.495,0

KL

02 Jumlah laporan ketersediaan data dan


Laporan
informasi
03 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi Laporan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

10.259,0

11.000,0

11.400,0

11.400,0

11.970,0

KL

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

19.416,0

20.100,0

27.700,0

27.700,0

29.085,0

KL

001 Jumlah rumusan kebijakan penangangan


daerah rawan pangan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

4.271,0

4.911,0

5.648,0

6.495,0

6.819,8

Kajian

Penanggung
Jawab

Sekretariat Ditjen
Pengembangan
Daerah Tertentu

Direktorat
Penanganan Daerah
Halaman
5 dari
Rawan
Pangan

16

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


5494
Kode

5495

5496

5497

5498

Penanganan
Daerah Rawan Pangan
Program/Kegiatan

Pengembangan Daerah Perbatasan

Penanganan Daerah Rawan Bencana

Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan


Terluar

Penanganan Daerah Pasca Konflik

Sasaran
Program (Outcome) /
01 Meningkatnya ketersediaan, akses
Sasaran
Kegiatan
dan pemanfaatan
pangan di daerah

Indikator Kinerja Program (IKP)/


Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

rawan pangan

002 Jumlah koordinasi di bidang penanganan


daerah rawan pangan
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
penanganan daerah rawan pangan
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
penanganan daerah rawan pangan

SATUAN

Target

Rencana 2015

Prakiraan Maju

2016

2017

2018

2019

Kali

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

1.933,0

2.223,0

2.557,0

2.940,0

3.087,0

Kab

12,0

50,0

50,0

50,0

50,0

51.100,0

44.500,0

38.500,0

32.500,0

34.125,0

Kab

12,0

50,0

50,0

50,0

50,0

3.600,0

15.030,0

16.533,0

20.005,0

21.005,3

005 Jumlah laporan evaluasi penanganan


daerah rawan pangan
01 Berkembangnya Baerah Perbatasan 001 Jumlah rumusan kebijakan
Negara Sebagai Beranda Depan NKRI
pengembangan daerah perbatasan
002 Jumlah koordinasi pengembangan daerah
perbatasan
003 Jumlah Pelaksanaan kebijakan
peengembangan daerah perbatasan
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pengembangan daerah perbatasan

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2.936,0

3.377,0

3.883,0

5.135,0

5.391,8

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

1.850,0

2.035,0

2.238,0

2.462,0

2.585,1

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2.611,0

2.872,0

3.159,0

3.475,0

3.648,8

Kabupaten

29,0

29,0

29,0

29,0

29,0

522.900,0

528.350,0

325.850,0

325.850,0

342.142,5

Kabupaten

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

24.618,0

27.207,0

29.928,0

32.920,0

34.566,0

005 Jumlah Laporan Evaluasi pengembangan


daaerah perbatasan
006 Jumlah Laporan Hasil Identifikasi
Permasalahan di Lokasi Prioritas (Tambahan
APBN-P)
007 Jumlah Pondok Singgah yang dibangun di
daerah Papua dan Papua Barat (Tambahan
APBN-P)
01 Tertanganinya daerah-daerah rawan 001 Jumlah rumusan kebijakan penanganan
bencana
daerah rawan bencana
002 Jumlah koordinasi penanganan daerah
rawan bencana
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
penanganan daerah rawan bencana
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
penanganan daerah rawan bencana

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

11.286,0

11.925,0

13.714,0

15.771,0

16.559,6

Laporan

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

2.000,0

0,0

0,0

0,0

0,0

Unit

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

5.000,0

0,0

0,0

0,0

0,0

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2.500,0

3.000,0

3.500,0

4.000,0

4.200,0

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5.640,0

6.000,0

6.500,0

7.000,0

7.350,0

Kabupaten

40,0

60,0

80,0

100,0

100,0

41.500,0

39.400,0

36.300,0

36.200,0

38.010,0

Kabupaten

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2.350,0

2.500,0

2.800,0

3.100,0

3.255,0

005 Jumlah evaluasi penanganan daerah


rawan bencana
01 Berkembangnya daerah pulau kecil 001 Jumlah rumusan kebijakan dan
dan terluar
koordinasi pengembangan daerah di pulau
kecil dan terluar
002 Jumlah koordinasi pengembangan daerah
di pulau kecil dan terluar
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan
Terluar
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pengembangan daerah di pulau kecil dan
terluar
005 Jumlah evaluasi pengembangan daerah di
pulau kecil dan terluar
006 Jumlah blusukan tematik ke daerah di
pulau kecil dan terluar (Quick Wins)

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5.000,0

5.500,0

6.000,0

6.500,0

6.825,0

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

3.000,0

3.500,0

4.000,0

4.500,0

4.725,0

Kabupaten

62,0

55,0

50,0

45,0

45,0

1.492,0

2.000,0

2.500,0

3.000,0

3.150,0

Kabupaten

62,0

55,0

50,0

45,0

45,0

658.975,0

812.500,0

1.034.500,0

1.255.500,0

1.318.275,0

Kabupaten

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

14.338,0

15.000,0

17.000,0

19.000,0

19.950,0

Laporan

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

16.365,0

17.000,0

18.000,0

19.000,0

19.950,0

Paket

5,0

6,0

7,0

8,0

8,0

1.500,0

1.500,0

1.500,0

1.500,0

1.575,0

007 Jumlah pelaksanaan Kebijakan


Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan
Terluar (Tambahan APBN-P)
008 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pengembangan daerah di pulau kecil dan
terluar (Tambahan APBN-P)

Kabupaten

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

Kabupaten

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

009 Jumlah evaluasi pengembangan daerah di


pulau kecil dan terluar (Tambahan APBN-P)

Laporan

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

Kabupaten

20,0

20,0

20,0

20,0

20,0

2.400,0

2.500,0

2.750,0

3.000,0

3.150,0

01 Tertanganinya daerah-daerah pasca 001 Jumlah rumusan kebijakan Penanganan


konflik
Daerah Pasca Konflik

2016

2017

2018

Penanggung
Ket Direktorat
Jawab
Penanganan
Daerah

2015

2019

Rawan Pangan

Direktorat
Pengembangan
Daerah Perbatasan

Direktorat
Penanganan Daerah
Rawan Bencana

Direktorat
Pengembangan
Daerah Pulau Kecil
dan Terluar

Direktorat
Penanganan Daerah
Pasca Konflik

Halaman 6 dari 16

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


5498
Kode

09

5499

Penanganan
Daerah Pasca Konflik
Program/Kegiatan

Sasaran
Program (Outcome) /
Indikator Kinerja Program (IKP)/
01 Tertanganinya daerah-daerah pasca
Sasaran
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
konflik Kegiatan

Target
2015

2016

2017

2018

2019

Dukungan Manajemen dan Dukungan


Teknis Lainnya Ditjen Pembangunan
Daerah Tertinggal

01 Terselenggaranya dukungan
manajemen dan tugas teknis di
Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal

Prakiraan Maju
2016

2017

2018

Penanggung
Ket Direktorat
Jawab
Penanganan
Daerah

2019

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

36.100,0

48.000,0

48.000,0

48.000,0

50.400,0

Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

1.800,0

2.500,0

2.500,0

2.500,0

2.625,0

Kabupaten

20,0

20,0

20,0

20,0

20,0

1.000,0

1.500,0

1.500,0

2.000,0

2.100,0

005 Jumlah evaluasi dan Pelaporan


Penanganan Daerah Pasca Konflik
006 Jumlah blusukan ke daerah pasca konflik
(Quick Wins-Tambahan APBN-P)

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

3.100,0

4.000,0

4.000,0

4.000,0

4.200,0

Laporan

5,0

0,0

0,0

0,0

0,0

1.500,0

0,0

0,0

0,0

0,0

007 Jumlah Pelaksanaan Dialog Reorientasi


Pembangunan Ekonomi di Papua dan Papua
Barat (Tambahan APBN-P)

Laporan

4,0

0,0

0,0

0,0

0,0

900,0

0,0

0,0

0,0

0,0

008 Jumlah Pelaksanaan Koordinasi


Pembangunan Pasar Mama Mama (Tambahan
APBN-P)
009 Jumlah Pondok Singgah yang dibangun di
daerah Papua dan Papua Barat (Tambahan
APBN-P)

Laporan

4,0

0,0

0,0

0,0

0,0

1.000,0

0,0

0,0

0,0

0,0

Kabupaten

6,0

0,0

0,0

0,0

0,0

21.600,0

0,0

0,0

0,0

0,0

843.642,0

893.067,1

955.581,7

1.022.472,5

1.073.596,1

001 Jumlah laporan penyusunan rencana


kerja program, kegiatan dan anggaran
Pembangunan Daerah Tertinggal

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

5.699,0

6.097,9

6.524,8

6.981,5

7.330,6

002 Jumlah laporan ketersediaan data dan


Laporan
informasi
003 Jumlah laporan pemantauan dan evaluasi Laporan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2.544,0

2.722,1

2.912,6

3.116,5

3.272,3

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

787,0

842,1

901,0

964,1

1.012,3

004 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran

Laporan

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

841,0

899,9

962,9

1.030,3

1.081,8

Laporan

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

5.329,0

5.702,0

6.101,2

6.528,3

6.854,7

Laporan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

4.100,0

4.387,0

4.694,1

5.022,7

5.273,8

Laporan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

850,0

909,5

973,2

1.041,3

1.093,4

008 Jumlah laporan pengelolaan sumber daya Laporan


05 Meningkatnya sarana dan prasarana manusia
di Daerah Tertinggal
009 Jumlah laporan pengelolaan
Laporan
perlengkapan dan kerumahtanggaan
06 Berkembangnya ekonomi lokal di
010 Jumlah laporan penyusunan perundang- Laporan
Daerah Tertinggal
undangan
011 Jumlah laporan advokasi hukum
Laporan

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

3.000,0

3.210,0

3.434,7

3.675,1

3.858,9

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

700,0

749,0

801,4

857,5

900,4

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

350,0

374,5

400,7

428,8

450,2

01 Tersusunnya data dan indikator


daerah tertinggal serta rencana
strategis dan skema pendanaan
percepatan pembangunan daerah
tertinggal

012 Jumlah laporan penyusunan dan


pelaksanaan SOP
001 Jumlah rumusan kebijakan perencanaan
dan identifikasi
002 Jumlah koordinasi dan sosialisasi
perencanaan dan identifikasi daerah
tertinggal
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
perencanaan dan identifikasi daerah
tertinggal
004 Jumlah laporan evaluasi perencanaan dan
identifikasi daerah tertinggal

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

350,0

374,5

400,7

428,8

450,2

Laporan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

450,0

481,5

515,2

551,3

578,9

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2.500,0

2.675,0

2.862,3

3.062,6

3.215,7

Kali

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2.500,0

2.675,0

2.862,3

3.062,6

3.215,7

122,0

122,0

122,0

122,0

122,0

48.840,0

52.258,8

55.916,9

59.831,1

62.822,7

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

2.000,0

2.140,0

2.289,8

2.450,1

2.572,6

Kabupaten
Laporan

Pasca Konflik

DIREKTORAT
JENDERAL
PEMBANGUNAN
DAERAH
TERTINGGAL

Laporan

005 Jumlah laporan pengelolaan barang milik


03 Meningkatnya indeks pembangunan negara
manusia di daerah tertinggal
006 Jumlah laporan keuangan dan
perbendaharaan
04 Meningkatnya pengelolaan Sumber 007 Jumlah laporan pelaksanaan
Daya Alam & Lingkungan di Daerah
ketaausahaan dan layanan perkantoran
Tertinggal

Perencanaan dan Identifikasi Daerah


Tertinggal

Rencana 2015

002 Jumlah pelaksanaan kebijakan


Penanganan Daerah Pasca Konflik
003 Jumlah koordinasi Penanganan Daerah
Pasca Konflik
004 Jumlah bimbingan Teknis dan Supervisi
Penanganan Daerah Pasca Konflik

Program Pembangunan Daerah


Tertinggal

02 Tersusunnya data dan indikator


daerah tertinggal serta rencana
strategis dan skema pendanaan
percepatan pembangunan daerah
tertinggal

5500

SATUAN

Sekretariat Ditjen
Pembangunan
Daerah Tertinggal

Direktorat
perencanaan dan
Identifikasi

Halaman 7 dari 16

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


Kode

Program/Kegiatan

5501

Pengembangan Sumber Daya Manusia di


Daerah Tertinggal

5502

5503

5504

Pengembangan Sumber Daya Alam dan


Lingkungan Hidup di Daerah Tertinggal

Peningkatan Sarana dan Prasarana di


Daerah Tertinggal

Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah


tertinggal

Sasaran Program (Outcome) /


Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/


Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

01 Meningkatnya indeks
pembangunan manusia di daerah
tertinggal

001 Jumlah rumusan kebijakan pembangunan


Semberdaya Manusia di daerah tertinggal

01 Meningkatnya pengelolaan Sumber


Daya Alam & Lingkungan di Daerah
Tertinggal

01 Meningkatnya sarana dan


prasarana di Daerah Tertinggal

01 Berkembangnya ekonomi lokal di


Daerah Tertinggal

SATUAN

Target

Rencana 2015

Prakiraan Maju
2016

2017

2018

Ket

2015

2016

2017

2018

2019

2019

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

4.368,0

4.673,8

5.000,9

5.351,0

5.618,6

002 Jumlah Pelaksanaan Koordinasi


pembangunan sumber daya manusia di
daerah tertinggal
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
pembangunan sumberdaya manusia di
daerah tertinggal
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pembangunan manusia di daerah tertinggal

Kali

15,0

15,0

15,0

15,0

15,0

2.500,0

2.675,0

2.862,3

3.062,6

3.215,7

Kabupaten

87,0

87,0

87,0

87,0

87,0

96.565,0

103.324,6

110.557,3

118.296,3

124.211,1

Kabupaten

87,0

87,0

87,0

87,0

87,0

12.386,0

13.253,0

14.180,7

15.173,4

15.932,1

005 Jumlah laporan evaluasi pembangunan


sumber daya manusia di daerah tertinggal

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

6.381,0

6.827,7

7.305,6

7.817,0

8.207,9

001 Jumlah rumusan kebijakan


pengembangan Sumber Daya Alam &
Lingkungan di daerah tertinggal
002 Jumlah pelaksanaan koordinasi
pengembangan Sumber Daya Alam &
Lingkungan di daerah tertinggal
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
Pengembangan sumber daya alam &
lingkungan di daerah tertinggal
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pengembangan sumber daya alam &
lingkungan di daerah tertinggal
005 Jumlah laporan evaluasi pengembangan
sumber daya alam & lingkungan di daerah
tertinggal
005 Jumlah laporan evaluasi peningkatan
sarana dan prasarana di daerah tertinggal

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

4.595,0

4.916,7

5.260,8

5.629,1

5.910,6

Kali

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

500,0

535,0

572,5

612,5

643,1

Kabupaten

57,0

57,0

57,0

57,0

57,0

86.105,0

92.132,4

98.581,6

105.482,3

110.756,4

Kabupaten

57,0

57,0

57,0

57,0

57,0

2.000,0

2.140,0

2.289,8

2.450,1

2.572,6

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

1.700,0

1.819,0

1.946,3

2.082,6

2.186,7

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

4.700,0

5.029,0

5.381,0

5.757,7

6.045,6

006 Jumlah pelaksanaan Kebijakan


Peningkatan Sarana dan Prasarana Energi di
Daerah Tertinggal (tambahan APBN-P)

Kali

2,0

0,0

0,0

0,0

0,0

300,0

321,0

343,5

367,5

385,9

001 Jumlah rumusan kebijakan peningkatan


sarana dan prasarana di daerah tertinggal

Kabupaten

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

347.203,0

371.507,2

397.512,7

425.338,6

446.605,5

002 Jumlah koordinasi peningkatan sarana


dan prasarana di daerah tertinggal

Kabupaten

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

14.899,0

15.941,9

17.057,9

18.251,9

19.164,5

003 Jumlah pelaksanaan kebijakan


peningkatan sarana dan prasarana di daerah
tertinggal
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
peningkatan sarana dan prasarana di daerah
tertinggal
001 Jumlah rumusan kebijakan
pengembangan ekonomi lokal di daerah
tertinggal
002 Jumlah koordinasi pengembangan
ekonomi lokal di daerah tertinggal
003 Jumlah pelaksanaan kebijakan
pengembangan ekonomi lokal di daerah
tertinggal
004 Jumlah bimbingan teknis dan supervisi
pengembangan ekonomi lokal di daerah
tertinggal
005 Jumlah laporan evaluasi pengembangan
ekonomi lokal di daerah tertinggal

Laporan

71,0

75,0

75,0

75,0

75,0

5.000,0

5.350,0

5.724,5

6.125,2

6.431,5

Kabupaten

71,0

75,0

75,0

75,0

75,0

15.800,0

7.276,0

7.785,3

8.330,3

8.746,8

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

7.200,0

7.704,0

8.243,3

8.820,3

9.261,3

Kali

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

300,0

321,0

343,5

367,5

385,9

Kabupaten

94,0

94,0

94,0

94,0

94,0

103.270,0

110.498,9

118.233,8

126.510,2

132.835,7

Kabupaten

94,0

94,0

94,0

94,0

94,0

42.030,0

44.972,1

48.120,1

51.488,6

54.063,0

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5.000,0

5.350,0

5.724,5

6.125,2

6.431,5

Penanggung
Jawab
Direktorat
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia

Direktorat
Pengembangan
Sumber Daya Alam
& Lingkungan Hidup

Direktorat
Peningkatan Sarana
Dan Prasarana

Direktorat
Pengembangan
Ekonomi Lokal di
Daerah tertinggal

Halaman 8 dari 16

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


Kode

10

Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /


Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/


Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

SATUAN

Dukungan Manajemen dan Dukungan


01 Tersedianya Dukungan Manajemen 001 Jumlah pelayanan teknis dan
administratif
Teknis Lainnya Ditjen Penyiapan Kawasan dan Teknis terhadap Pelaksanaan
Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
dan Pembangunan Permukiman
Permukiman Transmigrasi

Bulan

5506

Penataan Persebaran Penduduk

5507

Pembangunan Permukiman Transmigrasi 01 Terbangunnya Permukiman


Transmigrasi

2017

2018

2019

1.009.794,8

1.161.264,4

1.219.327,6

DIREKTORAT
JENDERAL
PENYIAPAN
KAWASAN DAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
TRANSMIGRASI

156.352,8

179.805,8

188.796,1

KL

Sekretariat Ditjen
Penyiapan Kawasan
dan Pembangunan
Permukiman

Kk

4.100,0

4.100,0

4.141,0

4.150,0

4.150,0

65.584,8

75.422,6

86.735,9

99.746,4

104.733,7

Direktorat Penataan
Persebaran
Penduduk

001 Jumlah SP dalam SKP yang sarana dan


prasarananya sesuai NSPK
002 Jumlah berkembangnya sarana dan
prasarana di kawasan transmigrasi (Dana
Optimalisasi)
001 Jumlah luas lahan yang memenuhi
kriteria clear and clean

Sp

49,0

49,0

49,0

49,0

49,0

385.676,8

443.528,3

510.057,6

586.566,3

615.894,6

Km

62,0

0,0

0,0

0,0

0,0

113.569,3

130.604,7

150.195,4

172.724,6

181.360,8

Direktorat
Pembangunan
Permukiman
Transmigrasi

Ha

3.250,0

8.473,0

8.473,0

8.558,0

8.558,0

28.254,3

32.492,4

37.366,4

42.971,3

45.119,9

Direktorat
Penyediaan Tanah
Transmigrasi

001 Jumlah Rencana Pembangunan dan


Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Kawasan

23,0

40,0

49,0

43,0

43,0

22.789,5

26.207,9

30.139,1

34.659,9

36.392,9

Direktorat
Perencanaan
Pembangunan dan
Pengembangan
Kawasan

Kawasan

7,0

10,0

11,0

12,0

12,0

29.450,2

33.867,1

38.947,6

44.790,1

47.029,6

0,0

1.026.370,7

1.132.158,4

1.244.413,0

1.367.010,7

1.435.361,2

Direktorat Bina
Potensi Kawasan
Transmigrasi
DIREKTORAT
JENDERAL
PENGEMBANGAN
KAWASAN
TRANSMIGRASI
Sekretariat Ditjen
Pengembangan
Kawasan
Transmigrasi
(PKTrans)

5510

Pembinaan Potensi Kawasan


Transmigrasi

01 Tersedianya Kawasan Transmigrasi 001 Jumlah rencana kawasan transmigrasi

Program Pembangunan Dan


Pengembangan Kawasan Transmigrasi

01 Tersedianya kimtrans yang


pendapatan transmigrannya sesuai
dengan tahapan pengembangannya

878.082,0

135.959,0

01 Tersedianya Rencana
Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Transmigrasi

Pengembangan Usaha Transmigrasi

763.550,1

Penanggung
Jawab

118.225,2

Perencanaan Pembangunan dan


Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Pembangunan dan Pengembangan Sarana 01 Tersedianya Permukiman


dan Prasarana di Kawasan Transmigrasi Transmigrasi yang Sarana
Prasarananya Berkembang dan
Berfungsi

Ket

2019

12,0

5509

5512

2018

12,0

01 Terdistribusinya Lahan kepada


Masyarakat Desa melalui
Pembangunan Kawasan Transmigrasi

01 Terlaksananya Pelayanan Teknis


dan Administratif Ditjen PKT

2017

12,0

Penyediaan Tanah Transmigrasi

Dukungan Manajemen dan Dukungan


Teknis Lainnya Ditjen Pengembangan
Kawasan Transmigrasi

Prakiraan Maju
2016

12,0

01 Tertatanya Persebaran Penduduk di 001 Jumlah transmigran yang difasilitasi


Permukiman Transmigrasi pada
penempatan pada permukiman transmigrasi
Kawasan Transmigrasi

5511

Rencana 2015

12,0

5508

5513

2016

Program Penyiapan Kawasan


dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi

5505

11

Target
2015

001 Jumlah Pelayanan Teknis dan


Administrasi Ditjen PKT

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

94.031,8

103.941,5

114.009,0

125.346,4

131.613,7

KL

001 Jumlah Satuan Permukiman


(SP)/KPB/Kawasan yang dikembangkan
sarana dan prasarananya

Sp / Kpb

29,0

29,0

29,0

29,0

29,0

525.633,0

580.867,5

638.273,2

700.326,6

735.342,9

002 Jumlah Satuan Permukiman


(SP)/KPB/kawasan transmigrasi yang
menerapkan rencana aksi pengelolaan
lingkungan

Sp/Kpb/Kws

11,0

11,0

11,0

11,0

11,0

8.153,9

8.969,3

9.866,2

10.852,8

11.395,4

003 Jumlah Satuan Permukiman (SP) yang


difasilitasi pengalihan pengembangannya

Sp

11,0

11,0

11,0

11,0

11,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

004 Jumlah Kawasan Perkotaan Baru (KPB)


sesuai dengan tingkat perkembangannya

Kpb

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

002 Jumlah satuan permukiman (SP)/ KPB/


kawasan transmigrasi yang dikembangkan
usaha ekonominya
001 Jumlah produksi primer yang
mendukung kemandirian pangan

Sp / Kpb

94,0

94,0

94,0

94,0

94,0

171.275,0

188.384,1

207.258,2

227.943,6

239.340,8

9.198,0

9.198,0

9.198,0

9.198,0

9.198,0

50.919,8

56.011,9

61.613,5

67.825,2

71.216,5

Ha

Direktorat
Pembangunan dan
Pengembangan
Sarana dan Prasarana
Kawasan

Direktorat
Pengembangan
Usaha Transmigrasi

Halaman 9 dari 16

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


Kode

Program/Kegiatan

5514

Pengembangan Sosial Budaya


Transmigrasi

5515

5516

04

5474

5475

Pelayanan Pertanahan Transmigrasi

Promosi Dan Kemitraan

Sasaran Program (Outcome) /


Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/


Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

SATUAN

Target

Penyelenggaraan Pelatihan Desa, Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi

Prakiraan Maju
2016

2017

2018

Ket

2016

2017

2018

2019

2019

11.278,0

11.278,0

11.278,0

11.278,0

11.278,0

59.286,3

65.214,3

71.735,7

78.909,3

82.854,8

Sp/ Kpb

96,0

96,0

96,0

96,0

96,0

53.802,3

59.182,6

65.100,8

71.610,9

75.191,4

Lembaga

179,0

179,0

179,0

179,0

179,0

29.857,0

32.843,0

36.127,4

39.740,1

41.727,1

01 Tersedianya kimtrans yang


001 Jumlah keluarga yang mendapat bantuan
mencapai tingkat perkembangan sosial pangan di Satuan Permukiman (SP)
budaya sesuai dengan tahapan
pengembangannya
002 Jumlah satuan permukiman (SP)/ KPB/
kawasan yang mendapat layanan sosial
budaya
003 Jumlah SP/KPB/kawasan yang lembaga
sosial budayanya terbentuk dan berfungsi

Kk

01 Terfasilitasinya pelayanan
pertanahan transmigrasi

001 Jumlah bidang tanah transmigrasi yang


difasilitasi pengurusan sertifikatnya

Bidang

24.889,0

24.889,0

24.889,0

24.889,0

24.889,0

9.667,1

10.634,3

11.679,8

12.867,5

13.510,9

002 Jumlah masalah pertanahan transmigrasi


yang difasilitasi penanganannya

Kasus

20,0

20,0

20,0

20,0

20,0

7.644,5

8.401,8

9.268,6

10.161,1

10.669,2

001 Jumlah lembaga dan kelompok


masyarakat yang bersedia berpartisipasi
sebagai mitra dalam pengembangan kawasan
transmigrasi

Lembaga/
Kelompok
Masyarakat

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

16.100,0

17.708,1

19.480,6

21.427,2

22.498,6

238.030,0

285.557,1

340.543,8

406.033,5

426.335,2

01 Tersedianya satuan
permukiman/kawasan transmigrasi
yang berkembang melalui kemitraan

Program Penelitian dan


Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan serta Informasi

Dukungan Manajemen dan Pelayanan


Teknis Lainnya Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan,
serta Informasi (Balitlatfo)

Rencana 2015

2015

Direktorat
Pengembangan Sosial
Budaya Transmigrasi

Direktorat Pelayanan
Pertanahan
Transmigrasi

Direktorat Promosi
Dan Kemitraan

BADAN
PENELITIAN
DAN
PENGEMBANG
AN,PENDIDIKA
N DAN
PELATIHAN,
DAN
INFORMASI

01 Terselenggaranya manajemen dan


pelayanan teknis Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan dan Informasi Kemendes,
PDT, dan Transmigrasi

001 Jumlah Laporan pelaksanaan pengelolaan


program, evaluasi dan pelaporan Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan
dan Pelatihan dan Informasi Kemendes, PDT
dan Transmigrasi

Laporan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

4.585,8

5.143,0

6.172,0

7.406,0

7.776,3

KL

02 Terselenggaranya pengelolaan
keuangan dan aset Badan Penelitian
dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan Informasi Kemendes,
PDT dan Transmigrasi

002 Jumlah Laporan pelaksanaan pengelolaan


keuangan dan aset Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan
dan Informasi

Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

2.669,1

3.048,0

3.658,0

4.389,0

4.608,5

KL

03 Terselenggaranya ketatalaksanaan
dan ketatausahaan Badan Penelitian
dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan dan Informasi Kemendes,
PDT dan Transmigrasi

003 Jumlah Laporan pelaksanaan layanan


kepegawaian dan umum Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dan
Informasi

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

9.607,5

15.091,0

18.109,0

21.731,0

22.817,6

KL

004 Jumlah Laporan pelaksanaan layanan


perkantoran Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan
Informasi

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

9.919,6

11.904,0

14.284,0

17.141,0

17.998,1

KL

001 Jumlah dokumen perencanaan dan


pengelolaan anggaran Satker
002 Jumlah piranti lunak pelatihan yang
dijadikan acuan dalam penyelenggaraan
pelatihan

Dokumen

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

102,3

109,5

117,1

125,3

131,6

KL

Buku

9,0

9,0

9,0

9,0

9,0

260,6

278,8

298,3

319,2

335,2

KL

003 Jumlah Laporan kegiatan dan pembinaan Laporan

41,0

41,0

41,0

41,0

41,0

351,4

376,0

402,3

430,4

451,9

KL

004 Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang


ditingkatkan kualitasnya

Unit

65,0

65,0

65,0

65,0

65,0

1.342,4

1.436,4

1.536,9

1.644,5

1.726,7

KL

005 Jumlah lembaga pelatihan masyarakat yang


diberdayakan
006 Jumlah lembaga pelatihan yang dapat
bekerjasama di bidang peningkatan SDM tenaga
kepelatihan

Lembaga

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

42,0

44,9

48,1

51,5

54,1

KL

Lembaga

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

140,8

169,0

203,0

244,0

256,2

KL

01 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Daerah Teringgal,
dan Transmigrasi di Jakarta

Penanggung
Jawab

Sekretariat Badan
Penelitian dan
Pengembangan,
Pendidikan dan
Pelatihan, serta
Informasi (Balitlatfo)

Balai Besar Pelatihan


Masyarakat Desa,
PDT, dan
Transmigrasi

Halaman 10 dari 16

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


Kode

Program/Kegiatan

Sasaran Program (Outcome) /


Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Program (IKP)/


Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

SATUAN

Target
2015

2016

2017

2018

2019

Rencana 2015

Prakiraan Maju
2016

2017

2018

Ket

2019

007 Jumlah tenaga kepelatihan yang mendapat


sertifikasi dan bimtek pelatihan masyarakat
berbasis kompetensi

Orang

30,0

30,0

30,0

30,0

30,0

205,3

219,7

235,1

251,6

264,2

KL

008 Jumlah Laporan layanan operasional dan


pemeliharaan perkantoran

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

9.191,2

11.029,0

13.235,0

15.882,0

16.676,1

KL

046 Jumlah masyarakat desa, daerah tertinggal


dan transmigrasi yang mendapat pelatihan dan
pendampingan melalui sekolah lapang

Orang

750,0

850,0

1.000,0

1.150,0

1.150,0

3.519,3

3.765,7

4.029,3

4.311,3

4.526,9

35,0

35,0

35,0

35,0

35,0

481,1

578,0

694,0

833,0

874,7

KL

80,0

80,0

80,0

80,0

80,0

491,7

592,0

710,0

852,0

894,6

KL

1.290,0

1.290,0

1.290,0

1.290,0

1.290,0

3.542,5

4.458,0

6.500,0

9.000,0

9.450,0

KL

02 Terselenggaranya pelatihan 009 Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran Dokumen


masyarakat Desa, Daerah
Teringgal, dan Transmigrasi di 010 Jumlah laporan kegiatan dan pembinaan Laporan
Yogyakarta
011 Jumlah Masyarakat Desa, Daerah
Orang

Penanggung
Jawab

Tertinggal, Calon Transmigran, dan Transmigran


yang Mendapatkan Pelatihan

03 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Daerah
Teringgal, dan Transmigrasi di
Pekanbaru

012 Jumlah Perjanjian Kerjasama di bidang


Pelatihan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi

Mou

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

99,0

119,0

143,0

171,0

179,6

KL

013 Jumlah SDM Tenaga Fungsional Penggerak


Swadaya Masyarakat dan Tenaga Pelatihan yang
Meningkat Kompetensinya

Orang

150,0

150,0

150,0

150,0

150,0

544,3

800,0

900,0

1.000,0

1.050,0

KL

014 Jumlah Layanan Perkantoran dan


Operasional Perkantoran
015 Jumlah Kendaraan Operasional Pendukung
Pelatihan
016 Jumlah Peralatan dan Fasilitas Pendukung
Perkantoran dan Pelatihan
017 Jumlah Bangunan Pendukung Pelatihan

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

9.284,4

9.475,0

9.664,0

9.858,0

10.350,9

KL

Unit

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

659,2

775,0

930,0

1.116,0

1.171,8

KL

Unit

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

495,1

575,0

690,0

828,0

869,4

KL

M2

378,0

500,0

500,0

500,0

500,0

346,4

600,0

720,0

864,0

907,2

KL

018 Jumlah dokumen Perencanaan dan


Pengelolaan Anggaran Pelatihan Masyrakat
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Dokumen

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

168,1

202,0

242,0

290,0

304,5

KL

019 Jumlah Laporan Kegiatan dan Pembinaan


yang dapat Mendukung Program Pelatihan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi

Laporan

9,0

9,0

9,0

9,0

9,0

226,4

271,0

325,0

391,0

410,6

KL

020 Jumlah Sarana dan Prasarana Pelatihan


Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi yang ditingkatkan kualitasnya

Unit

8,0

8,0

8,0

8,0

8,0

172,5

398,0

478,0

574,0

602,7

KL

021 Jumlah Layanan Operasional dan


Pemeliharaan Perkantoran yang dapat
Mendukung Kelancaran Pelaksanaan Tugas dan
Fungsi Satker

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

5.574,4

6.689,0

8.027,0

9.632,0

10.113,6

KL

022 Jumlah Pengadaan Peralatan dan Fasilitas


Perkantoran
023 Jumlah Pembangunan Sarana Pendukung
Pelatihan
045 Jumlah Masyarakat yang mendapat
Pelatihan Berbasis Kompetensi dan Berbasis
Masyarakat

Unit

9,0

9,0

9,0

9,0

9,0

162,1

194,0

233,0

280,0

294,0

KL

M2

20.000,0

20.000,0

20.000,0

20.000,0

20.000,0

10.000,0

12.000,0

14.400,0

17.280,0

18.144,0

KL

Orang

1.230,0

1.500,0

2.000,0

2.500,0

2.500,0

4.484,7

7.500,0

12.000,0

20.000,0

21.000,0

KL

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

137,5

166,0

199,0

238,0

249,9

KL

Dokumen
04 Terselenggaranya pelatihan 024 Jumlah rumusan kebijakan dalam
pengembangan latihan masyarakat Desa, Daerah
masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi
Teringgal, dan Transmigrasi di
Makassar

Halaman 11 dari 16

Kode

Program/Kegiatan

04 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Daerah
Sasaran Program (Outcome) /
Indikator Kinerja Program (IKP)/
Teringgal,
dan Transmigrasi di Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Sasaran
Kegiatan
Makassar
025 Jumlah pelaksanaan kebijakan dalam

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


SATUAN

Target

Rencana 2015

Prakiraan Maju
2016

2017

2018

Ket

2015

2016

2017

2018

2019

2019

Orang

870,0

1.000,0

1.250,0

1.500,0

1.500,0

4.173,7

6.000,0

8.000,0

12.000,0

12.600,0

KL

026 Jumlah pelayanan teknis dalam


pengembangan latihan masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

6.065,9

7.279,0

8.735,0

10.482,0

11.006,1

KL

027 Jumlah evaluasi dan pelaporan


pengembangan pelatihan masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Paket

49,0

49,0

49,0

49,0

49,0

847,3

1.016,0

1.220,0

1.464,0

1.537,2

KL

028 Jumlah pengadaan alat Pendukung


Pelatihan
029 Jumlah Peralatan dan Fasilitas
Perkantoran
030 Jumlah peningkatan Sarana dan Prasarana
Gedung/Kantor
031 Jumlah dokumen perencanaan dan
pengelolaan anggaran

Unit

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

50,0

60,0

72,0

86,0

90,3

KL

Unit

280,0

280,0

280,0

280,0

280,0

505,6

607,0

729,0

874,0

917,7

KL

Unit

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

183,3

220,0

264,0

316,0

331,8

KL

Dokumen

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

123,2

148,0

177,0

213,0

223,7

KL

032 Jumlah laporan kegiatan pembinaan

Penanggung
Jawab

pengembangan latihan masyarakat Desa, Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi

05 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Tertinggal dan
Transmigrasi di Banjarmasin

06 Terselenggaranya pelatihan
masyarakat Desa, Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi di Denpasar

Laporan

54,0

54,0

54,0

54,0

54,0

033 Jumlah aparat dan masyarakat yang


mendapat pelatihan berbasis kompetensi dan
berbasis masyarakat

Orang

588,0

700,0

1.000,0

1.250,0

1.250,0

805,1

966,0

1.159,0

1.391,0

1.460,6

KL

2.039,4

2.700,0

4.500,0

7.000,0

7.350,0

KL

034 Jumlah Peralatan pendukung kegiatan


pelatihan
035 Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran

Unit

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

22,0

26,0

32,0

38,0

39,9

KL

Unit

17,0

17,0

17,0

17,0

17,0

56,2

67,0

81,0

97,0

101,9

KL

036 Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang


ditingkatkan kualitasnya

M2

156,0

156,0

156,0

156,0

156,0

261,8

314,0

377,0

453,0

475,7

KL

037 Jumlah layanan operasional dan


pemeliharaan perkantoran
038 Jumlah dokumen perencanaan dan
pengelolaan anggaran yang digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan
masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

4.548,0

5.458,0

6.549,0

7.859,0

8.252,0

KL

Dokumen

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

116,5

140,0

168,0

202,0

212,1

KL

039 Jumlah laporan kegiatan pembinaan

Laporan

9,0

9,0

9,0

9,0

9,0

463,1

556,0

667,0

800,0

840,0

KL

040 Jumlah masyarakat yang mendapat pelatihan


berbasis kompetensi dan berbasis masyarakat

Orang

1.000,0

1.250,0

1.500,0

1.750,0

1.750,0

3.933,5

6.000,0

8.500,0

11.000,0

11.550,0

KL

041 Jumlah peralatan pendukung kegiatan


pelatihan

Unit

8,0

8,0

8,0

8,0

8,0

50,4

60,0

72,0

86,0

90,3

KL

47,0

47,0

47,0

47,0

47,0

189,5

228,0

274,0

328,0

344,4

KL

137,0

137,0

137,0

137,0

137,0

271,4

650,0

850,0

1.020,0

1.071,0

KL

042 Jumlah peralatan dan fasilitas


Unit
perkantoran
043 Jumlah sarana dan prasarana pelatihan yang M2
ditingkatkan kualitasnya

5476

Penelitian dan Pengembangan Desa,


Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

01 Terselenggaranya penelitian dan


pengembangan desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi untuk mendukung
pembangunan perdesaan, daerah
tertinggal dan kawasan transmigrasi

044 Jumlah layanan operasional dan


pemeliharaan perkantoran

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

4.420,5

5.304,0

6.365,0

7.638,0

8.019,9

KL

001 Jumlah laporan perumusan kebijakan


dalam penelitian dan pengembangan desa,
pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi

Kegiatan

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

3.164,7

3.689,0

4.427,0

5.312,0

5.577,6

KL

002 Jumlah rekomendasi pelaksanaan


kebijakan penelitian dan pengembangan desa,
pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi

Kajian

14,0

14,0

14,0

14,0

14,0

9.787,0

12.137,0

14.564,0

17.477,0

18.350,9

KL

003 Jumlah laporan pelayanan teknis dalam


penelitian dan pengembangan desa,
pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.888,8

2.172,1

2.497,9

2.872,6

3.016,2

KL

Pusat Penelitian dan


Pengembangan

Halaman 12 dari 16

tertinggal dan kawasan transmigrasi

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


Kode

5477

5478

5479

Program/Kegiatan

Pendidikan dan Pelatihan Pegawai


Aparatur Sipil Negara Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi

Pelatihan Masyarakat Desa, Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi

Pengelolaan Data dan Informasi Desa,


Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Sasaran Program (Outcome) /


Sasaran Kegiatan

01 Terselenggaranya Pendidikan dan


Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil
Negara Kemen Desa, PDT, dan
Transmigrasi

Indikator Kinerja Program (IKP)/


Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

02 Terselenggaranya e-government
sistem informasi dan jaringan serta
pengembangan kapasitas sumberdaya
informatika

Target
2015

2016

2017

2018

2019

Rencana 2015

Prakiraan Maju
2016

2017

2018

Ket

2019

004 Jumlah laporan layanan perkantoran Pusat


Penelitian dan Pengembangan

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.620,2

1.863,2

2.142,7

2.464,1

2.587,3

001 Jumlah Laporan rumusan kebijakan


dalam Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Aparatur Sipil Negara Kemen Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi

Kegiatan

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

426,7

512,0

615,0

738,0

774,9

KL

002 Jumlah Pegawai Aparatur Sipil Negara


mengikuti pelaksanaan kebijakan pendidikan
dan pelatihan pegawai aparatur sipil negara
Kemen Desa, PDT dan Transmigrasi

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

17.960,0

21.552,0

25.862,0

31.035,0

32.586,8

KL

003 Jumlah penyelenggaraan pelayanan


teknis dalam pendidikan dan pelatihan
pegawai apartur sipil negara Kemen Desa,
PDT dan Transmigrasi

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

5.730,3

6.876,0

8.251,0

9.901,0

10.396,1

KL

004 Jumlah laporan pelaksanaan evaluasi dan


pelaporan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara
Kemen Desa, Pembangunan Daerah

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

643,1

772,0

926,0

1.111,0

1.166,6

KL

Dokumen

14,0

14,0

14,0

14,0

14,0

2.741,6

2.933,5

3.138,8

3.358,5

3.526,5

KL

Buku

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.850,1

1.979,6

2.118,2

2.266,4

2.379,8

KL

Laporan

40,0

40,0

40,0

40,0

40,0

1.858,3

1.988,3

2.127,5

2.276,5

2.390,3

KL

004 Jumlah sarana dan prasarana pelatihan


yang ditingkatkan kualitasnya

Unit

371,0

371,0

371,0

371,0

371,0

4.253,3

4.551,0

4.869,6

5.210,5

5.471,0

KL

005 Jumlah lembaga pelatihan masyarakat


yang mendapatkan pembinaan

Lembaga

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

333,9

357,3

382,3

409,1

429,5

KL

006 Jumlah lembaga pelatihan yang dapat


bekerjasama di bidang peningkatan SDM
tenaga kepelatihan
007 Jumlah tenaga kepelatihan yang
mendapat sertifikasi dan bimtek pelatihan
masyarakat berbasis kompetensi

Lembaga

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

540,8

578,7

619,2

662,5

695,7

KL

Orang

230,0

230,0

230,0

230,0

230,0

3.228,0

3.453,9

3.695,7

662,5

695,7

KL

008 Jumlah Laporan Pelaksanaan layanan


operasional dan pemeliharaan perkantoran

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.372,4

1.468,5

1.571,3

662,5

695,7

KL

009 Jumlah laporan perumusan kebijakan dalam


pelatihan masyarakat desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi

Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

423,1

452,7

484,4

662,5

695,7

001 Jumlah laporan perumusan kebijakan


data dan informasi desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi
002 Jumlah dokumen pelaksanaan kebijakan
data dan informasi bidang desa, daerah
tertinggal dan transmigrasi

Kegiatan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

350,0

420,0

504,0

605,0

635,3

KL

Kegiatan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

12.565,3

15.078,0

18.094,0

21.712,0

22.797,6

KL

003 Jumlah pelaksanaan evaluasi dan


pelaporan data dan informasi desa,
pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi
007 Jumlah layanan perkantoran Pusat Data dan
Informasi

Kegiatan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

647,9

778,0

933,0

1.120,0

1.176,0

KL

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.410,0

1.508,74

1.614,35

1.727,36

1.813,7

004 Jumlah pelaksanaan e-government sistem


informasi dan jaringan serta pengembangan
kapasitas sumberdaya informatika

Paket

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

15.000,0

18.000,0

21.600,0

26.200,0

27.510,0

01 Terselenggaranya pelatihan
001 Jumlah dokumen perencanaan dan
masyarakat desa, daerah tertinggal, dan pengelolaan anggaran
transmigrasi
002 Jumlah pedoman dan piranti lunak
pelatihan yang dijadikan acuan dalam
penyelenggaraan pelatihan
003 Jumlah laporan kegiatan pembinaan

01 Terselenggaranya pengelolaan data


dan informasi Kementerian Desa, PDT,
dan Transmigrasi

SATUAN

Penanggung
Jawab

Pusat Pendidikan dan


Pelatihan Pegawai
Aparatur Sipil Negara

Pusat Pelatihan
Masyarakat Desa,
PDT dan
Transmigrasi

Pusat Data dan


Informasi Desa, PDT
dan Transmigrasi

KL

Halaman 13 dari 16

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


Kode

5480

01

5463

Program/Kegiatan

Pengkajian dan Penerapan Teknik


Produksi Desa, Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi

Sasaran Program (Outcome) /


Sasaran Kegiatan

01 Terselenggaranya Pelaksanaan
Kebijakan Pengkajian dan Penerapan
Teknik Produksi Bidang Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi

Indikator Kinerja Program (IKP)/


Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Target
2015

2016

2017

2018

2019

Penyelenggaraan Hukum dan Organisasi


Tata Laksana

01 Tersedianya peraturan perundangundangan

03 Tersedianya telaahan, evaluasi


produk hukum dan perjanjian
04 Tersedianya kapasitas organisasi
dan layanan tata laksana

01 Terlaksananya hubungan
masyarakat dan kerjasama
Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi

Prakiraan Maju
2016

2017

2018

Ket

2019

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

841,2

900,1

963,1

1.030,5

1.082,0

KL

Kegiatan

13,0

13,0

13,0

13,0

13,0

30.950,0

33.116,50

35.434,66

37.915,08

39.810,8

KL

001 Jumlah Laporan Pelaksanaan Kegiatan


Layanan Penerapan Teknik Produksi Bidang
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

3.343,0

4.012,0

4.814,0

5.777,0

6.065,9

KL

002 Jumlah Pelaksaaan Kegiatan Pengkajian Paket


dan Pengembangan Strategi Peningkatan
Produktivitas dalam Kemandirian Pangan dan
Energi Bidang Desa, Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

3.698,4

4.438,0

5.325,0

6.390,0

6.709,5

KL

003 Jumlah Pelaksanaan Layanan


Perkantoran Satker

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

3.469,0

4.163,0

4.995,0

5.994,0

6.293,7

KL

544.092,3

581.985,2

622.931,3

666.536,8

699.863,6

Bulan

Laporan

7,0

7,0

7,0

7,0

7,0

3.406,0

3.644,4

3.899,5

4.172,5

4.381,1

KL

Laporan

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

2.682,0

2.869,7

3.070,6

3.285,6

3.449,9

KL

003 jumlah Peraturan Perundang-undangan


Bidang Transmigrasi yang dihasilkan

Laporan

14,0

14,0

14,0

14,0

14,0

2.287,0

2.447,1

2.618,4

2.801,7

2.941,8

KL

004 Jumlah layanan dan Pertimbangan


Hukum
005 Jumlah layanan advokasi hukum

Laporan

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

1.629,0

1.743,0

1.865,0

1.995,6

2.095,4

KL

Laporan
Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

2.070,0

2.214,9

2.369,9

2.535,8

2.662,6

KL

9,0

9,0

9,0

9,0

9,0

2.089,0

2.235,2

2.391,7

2.559,1

2.687,1

KL

Laporan

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

2.210,0

2.364,7

2.530,2

2.707,3

2.842,7

KL

Laporan

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

2.143,0

2.293,0

2.453,5

2.625,3

2.756,6

KL

009 Jumlah Perjanjian dan kesepakatan


Laporan
Bersama (MoU)
010 Jumlah laporan Penataan dan
Laporan
Peningkatan Kapasitas organisasi
011 Jumlah Laporan Pelaksanaan
Laporan
Ketatalaksanaan
012 Jumlah pelaksanaan Layanan Tata Usaha Bulan
Biro
001 Jumlah laporan Pelaksanaan Kerjasama Laporan
Bilateral
002 Jumlah laporan Pelaksanaan Kerjasama Laporan
Multilateral
003 Pelaksanaan Kerjasama Organisasi dan
Laporan
Kemasyarakatan
004 Jumlah laporan Pelaksanaan Hubungan
Laporan
Media Massa
005 Jumlah laporan pelaksanaan Peningkatan Laporan
Publikasi
006 Jumlah laporan Pelaksanaan Analisis dan Laporan
Evaluasi Media
007 Jumlah laporan pelaksanaan pengelolaan Laporan
informasi dan dokumentasi

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

1.504,0

1.609,3

1.721,9

1.842,5

1.934,6

KL

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

1.561,6

1.670,9

1.787,8

1.913,0

2.008,7

KL

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

1.978,0

2.116,5

2.264,6

2.423,1

2.544,3

KL

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.234,0

1.320,4

1.412,8

1.511,7

1.587,3

KL

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

2.769,5

2.769,5

3.170,8

3.392,8

3.562,4

KL

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

2.799,4

2.995,4

3.205,0

3.429,4

3.600,9

KL

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

2.700,0

2.889,0

3.091,2

3.307,6

3.473,0

KL

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

4.009,7

4.290,4

4.590,7

4.912,1

5.157,7

KL

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

60.327,9

64.550,9

69.069,4

73.904,3

77.599,5

KL

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

6.738,0

7.209,7

7.714,4

8.254,4

8.667,1

KL

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

5.484,3

5.868,2

6.279,0

6.718,5

7.054,4

KL

Laporan

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

381,1

407,8

436,3

466,9

490,2

KL

Laporan

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

581,4

622,1

665,7

712,3

747,9

KL

008 Jumlah Laporan Pelaksanaan Layanan


Pengaduan Masyarakat
009 Jumlah Laporan Pelaksanaan Layanan
Perpustakaan

Penanggung
Jawab

Balai Pengkajian dan


Penerapan Teknik
Produksi Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
Bengkulu

SEKRETARIAT
JENDERAL

001 Jumlah Peraturan Perundang-undangan


Bidang Desa yang dihasilkan
002 jumlah Peraturan Perundang-undangan
Bidang Daerah Tertinggal yang dihasilkan

006 Jumlah Dokumentasi Hukum yang


dihasilkan
007 Jumlah Laporan Penelaahan Produk
Hukum
008 Jumlah Evaluasi Produk hukum

Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat


dan Kerjasama

Rencana 2015

005 Jumlah ketersediaan layanan teknis data


dan informasi desa, daerah tertinggal dan
transmigrasi
006 Jumlah Ketersediaan Sistem Informasi
Terpadu (Tambahan APBN-P)

Program Dukungan Manajemen


dan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi

02 Tersedianya layanan dan advokasi


Hukum

5464

SATUAN

Biro Hukum dan


Organisasi Tata
laksana

Biro Hubungan
Masyarakat dan
Kerjasama

Halaman 14 dari 16

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


Kode

5465

Program/Kegiatan

Penyelenggaraan Perencanaan

Sasaran Program (Outcome) /


Sasaran Kegiatan

01 Terlaksananya Koordinasi dan


Penyusunan Program Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
02 Terlaksananya Pemantauan,
Evaluasi dan Penyusunan Laporan
Program Kegiatan di Lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
03 Terlaksananya Koordinasi dan
Penyusunan Program dan Anggaran
Sekretariat Jenderal

5466

Penyelenggaraan Sumber Daya Manusia


dan Umum

Indikator Kinerja Program (IKP)/


Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Target
2015

2016

2017

2018

2019

Rencana 2015

Prakiraan Maju
2016

2017

2018

Ket

2019

010 Jumlah laporan Pelaksanaan Hubungan


Antar Lembaga Negara dan Pemerintah

Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

5.286,1

5.656,1

6.052,0

6.475,7

6.799,5

KL

011 Jumlah Laporan Pelaksanaan Hubungan


Antar Lembaga Swasta dan Organisasi
Kemasyarakatan
012 Jumah laporan Pelaksanaan Pengelolaan
Tata Usaha Biro Humas dan Kerjasama

Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

14.273,2

15.272,3

16.341,4

17.485,3

18.359,6

KL

Laporan

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

649,4

694,9

743,5

795,6

835,4

KL

001 Jumlah Dokumen Rencana Program dan


Kegiatan I
002 Jumlah Dokumen Rencana Program dan
Kegiatan II
003 Jumlah Dokumen Rencana Program dan
Kegiatan III
004 Jumlah Penyusunan Evaluasi dan
Laporan Program dan Kegiatan I
005 Jumlah Penyusunan Evaluasi dan
Laporan Program dan Kegiatan II
006 Jumlah Penyusunan Evaluasi dan
Laporan Program dan Kegiatan III
007 Jumlah Ketersediaan Hasil Analisa Data
Perencanaan
008 Jumlah Laporan Penyusunan Program
dan Anggaran Sekretariat Jenderal

Dokumen

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

6.632,0

7.096,2

7.593,0

8.124,5

8.530,7

KL

Dokumen

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

6.630,0

7.094,1

7.590,7

8.122,0

8.528,1

KL

Dokumen

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

6.630,0

7.094,1

7.590,7

8.122,0

8.528,1

KL

Laporan

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

3.038,0

3.250,7

3.478,2

3.721,7

3.907,8

KL

Laporan

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

3.017,0

3.228,2

3.454,2

3.696,0

3.880,8

KL

04 Terlaksananya Koordinasi dan


Penyusunan Anggaran Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
009 Jumlah Layanan Operasional dan
dan Transmigrasi
Layanan Perkantoran
010 Jumlah Dokumen Rencana Kerja
Anggaran I
011 Jumlah Dokumen Rencana Kerja
Anggaran II
012 Jumlah Dokumen Rencana Kerja
Anggaran III
01 Terselenggaranya Peningkatan
001 Jumlah Laporan Perencanaan Sumber
Sumber Daya Manusia Aparatur dan
Daya Manusia Aparatur
Pelayanan Umum
002 Jumlah Laporan Administrasi Sumber
Daya Manusia Aparatur
02 Terselenggaranya Layanan
003 Jumlah Laporan Peningkatan
Administrasi dan Ketatausahaan
Kesejahteraan Sumber Daya Manusia
Aparatur
03 Terselenggaranya pengelolaan
004 Jumlah Layanan Tata Usaha Menteri
perlengkapan, pengadaan,
pemeliharaan dan rumah tangga
005 Jumlah Layanan Tata Usaha Setjen
04 Terlaksananya urusan keprotokolan

SATUAN

Laporan

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

3.014,0

3.225,0

3.450,7

3.692,3

3.876,9

KL

Laporan

11,0

11,0

11,0

11,0

11,0

12.212,9

13.067,8

13.982,5

14.961,3

15.709,4

KL

Laporan

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

8.073,0

8.638,1

9.242,8

9.889,8

10.384,3

KL

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.081,3

1.156,9

1.237,9

1.324,6

1.390,8

KL

Dokumen

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

2.800,0

2.996,0

3.205,7

3.430,1

3.601,6

KL

Dokumen

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3.000,0

3.210,0

3.434,7

3.675,1

3.858,9

KL

Dokumen

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

3.100,0

3.317,0

3.549,2

3.797,6

3.987,5

KL

Laporan

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

8.486,7

9.080,7

9.716,4

10.396,5

10.916,3

KL

Laporan

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

5.397,9

5.775,7

6.180,0

6.612,6

6.943,2

KL

Laporan

6,0

6,0

6,0

6,0

6,0

8.608,8

9.211,5

9.856,3

10.546,2

11.073,5

KL

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.128,0

1.207,0

1.291,4

1.381,8

1.450,9

KL

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.758,0

1.881,1

2.012,8

2.153,7

2.261,4

KL

006 Jumlah Layanan Tata Usaha Staf Ahli

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

4.402,0

4.710,1

5.039,8

5.392,6

5.662,2

KL

007 Jumlah Layanan Tata Usaha Biro

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

500,0

535,0

572,5

612,5

643,1

KL

008 Jumlah Layanan Persuratan dan


Bulan
Kearsipan
009 Jumlah Dana Operasional Menteri (DOM) Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

17.319,8

18.532,2

19.829,4

21.217,5

22.278,4

KL

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.440,0

1.540,8

1.648,7

1.764,1

1.852,3

KL

010 Jumlah Laporan kebutuhan Sarana dan


Prasarana kantor
011 Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana
Peralatan dan mesin Kantor, Obat-obatan
Klinik, Jasa Keamanan dan Kebersihan

Laporan

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

2.710,9

2.900,7

3.103,7

3.321,0

3.487,1

KL

Paket

25,0

25,0

25,0

25,0

25,0

39.903,9

42.697,2

45.686,0

48.884,0

51.328,2

KL

012 Jumlah Layanan Pemeliharaan dan


Penyimpanan Barang, Peralatan dan Mesin
serta aset Kantor lainnya
013 Jumlah Layanan Rumah Tangga dalam
bentuk langganan dan Sewa
014 Jumlah peningkatan layanan ULP

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

20.258,0

21.676,0

23.193,4

24.816,9

26.057,7

KL

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

21.627,0

23.140,9

24.760,8

26.494,0

27.818,7

KL

Paket

25,0

25,0

25,0

25,0

25,0

6.685,0

7.153,0

7.653,7

8.189,4

8.598,9

KL

Paket

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

15.703,6

16.802,9

17.979,1

19.237,6

20.199,5

KL

015 Peningkatan Layanan Gedung /


Bangunan

Penanggung
Jawab

Biro Perencanaan

Biro SDM dan Umum

Halaman 15 dari 16

LAMPIRAN RENSTRA - KERANGKA PENDANAAN


Kode

5467

Program/Kegiatan

Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik


Negara (BMN) Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi

Sasaran Program (Outcome) /


Sasaran Kegiatan

01 Terselenggaranya Pengelolaan
Keuangan dan Barang Milik Negara di
Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Indikator Kinerja Program (IKP)/


Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

SATUAN

Target
2015

2016

2017

2018

2019

Rencana 2015

Prakiraan Maju
2016

2017

2018

2019

Ket

016 Jumlah Pelaksanaan Layanan Perjalanan

Paket

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

27.166,0

29.067,6

31.102,4

33.279,5

34.943,5

KL

017 Jumlah Ketersediaan Layanan Acara

Laporan

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

1.868,3

1.999,0

2.139,0

2.288,7

2.403,1

KL

018 Jumlah Ketersediaan Layanan Tamu

Laporan

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

1.401,6

1.499,7

1.604,7

1.717,0

1.802,9

KL

001 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran I

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

3.116,6

3.334,8

3.568,2

3.818,0

4.008,9

KL

002 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran II

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

3.207,1

3.431,6

3.671,8

3.928,8

4.125,2

KL

003 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran III Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

3.752,0

4.014,6

4.295,7

4.596,4

4.826,2

KL

004 Jumlah laporan penatausahaan


perbendaharaan
005 Jumlah laporan penatausahaan
pertanggungjawaban anggaran
006 Jumlah pelaksanaan pengelolaan gaji

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.627,1

1.741,0

1.862,9

1.993,3

2.093,0

KL

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

904,6

968,0

1.035,7

1.108,2

1.163,6

KL

Pegawai

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

132.536,9

141.814,4

151.741,5

162.363,4

170.481,6

KL

007 Jumlah laporan pelaksanaan verifikasi


dan pembukuan
008 Jumlah laporan pelaksanaan akuntansi
dan pelaporan keuangan
009 Jumlah laporan pelaksanaan akuntansi
dan pelaporan barang milik negara

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.509,6

1.615,3

1.728,3

1.849,3

1.941,8

KL

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

7.165,8

7.667,5

8.204,2

8.778,5

9.217,4

KL

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

6.864,6

7.345,2

7.859,3

8.409,5

8.830,0

KL

010 Jumlah laporan pelaksanaan administrasi


penatausahaan barang milik negara

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

2.222,0

2.377,5

2.544,0

2.722,0

2.858,1

KL

011 Jumlah laporan pelaksanaan


penghapusan barang milik negara dan
tuntutan perbendaharaan tututan ganti rugi

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

1.675,2

1.792,5

1.917,9

2.052,2

2.154,8

KL

012 Jumlah layanan penyelenggaraan


operasional dan pemeliharaan perkantoran

Bulan

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

3.123,5

3.342,2

3.576,1

3.826,5

4.017,8

KL

9.027.995,1

13.924.843,5

14.585.688,4

15.537.034,7

16.313.886,5

Jumlah

Penanggung
Jawab

Biro Keuangan dan


Pengelolaan BMN

Halaman 16 dari 16

MATRIKS KEGIATAN, SASARAN, INDIKATOR KINERJA KEGIATAN DAN OUTPUT


PROGRAM PENYIAPAN KAWASAN DAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI
TAHUN 2015 - 2019 (Alternatif II)
LAMPIRAN RENSTRA KEMENTERIAN
Kode

Program/Kegiatan

067.07

Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan


Permukiman Transmigrasi

Sasaran

Indikator Kinerja Kegiatan

Satuan

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

763.550.152.000

3.276.599.500.000

5.617.535.550.000

6.170.700.525.000

6.056.612.347.500

21.884.998.074.500

113.609.931.000

120.000.000.000

132.000.000.000

145.200.000.000

159.720.000.000

670.529.931.000

113.609.931.000

120.000.000.000

132.000.000.000

145.200.000.000

159.720.000.000

670.529.931.000

68.344.877.000

194.505.000.000

359.254.500.000

383.146.500.000

383.427.825.000

1.388.678.702.000

68.344.877.000

194.505.000.000

359.254.500.000

383.146.500.000

383.427.825.000

1.388.678.702.000

505.519.829.000

2.362.067.500.000

4.325.714.250.000

4.758.285.675.000

4.595.633.542.500

16.547.220.796.500

449.519.829.000

2.362.067.500.000

4.325.714.250.000

4.758.285.675.000

4.595.633.542.500

16.491.220.796.500

56.000.000.000

56.000.000.000

28.462.504.000

218.802.000.000

371.401.800.000

398.283.600.000

396.944.130.000

1.413.894.034.000

28.462.504.000

218.802.000.000

371.401.800.000

398.283.600.000

396.944.130.000

1.413.894.034.000

22.789.481.000

186.975.000.000

206.415.000.000

226.239.750.000

244.371.600.000

886.790.831.000

22.789.481.000

186.975.000.000

206.415.000.000

226.239.750.000

244.371.600.000

886.790.831.000

24.823.530.000

194.250.000.000

222.750.000.000

259.545.000.000

276.515.250.000

977.883.780.000

295

15.657.343.000

105.750.000.000

117.150.000.000

134.310.000.000

139.755.000.000

512.622.343.000

571

9.166.187.000

88.500.000.000

105.600.000.000

125.235.000.000

136.760.250.000

465.261.437.000

Terbangunnya permukiman
transmigrasi dalam kawasan
transmigrasi sebagai tempat tinggal
dan tempat berusaha yang layak

5505

Dukungan Manajemen dan Teknis terhadap


Pelaksanaan Penyiapan Kawasan dan
Pembangunan Permukiman Transmigrasi
Tersedianya dukungan Manajemen dan
Teknis terhadap Pelaksanaan
Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi

5506

Jumlah pelayanan teknis dan


administratif

01

Jumlah transmigran yang


difasilitasi penempatan pada
permukiman dan penduduk
setempat yang diperlakukan
sebagai transmigran

01

02

12

12

12

12

KK

4.336

12.967

21.773

21.110

19.205

79.391

Jumlah SP dalam SKP yang


sarana dan prasarananya sesuai
NSPK
Berkembangnya sarana dan
prasarana di kawasan
transmigrasi

SP

52

74

118

115

102

KM

62

62

01

Jumlah luas lahan yang


memenuhi kriteria clear and clean

Hektar

25.000

37.000

59.000

57.500

51.000 229.500

Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan


Kawasan Transmigrasi
Tersedianya Rencana Pembangunan
dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi

5510

12

Penyediaan Tanah Transmigrasi


Terdistribusinya lahan kepada
masyarakat desa melalui Pembangunan
Kawasan Transmigrasi

5509

12

Pembangunan Permukiman Transmigrasi


Terbangunnya permukiman
transmigrasi

5508

Bulan

Penataan persebaran penduduk


Tertatanya Persebaran Penduduk di
Permukiman Transmigrasi pada
Kawasan Transmigrasi

5507

01

01

Jumlah Rencana Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan
Transmigrasi

Tersedia dan terbinanya kawasan


transmigrasi

01

Jumlah kawasan transmigrasi


yang ditetapkan untuk
dikembangkan potensinya

Terfasilitasinya kerjasama antar


pemerintah daerah

01

Jumlah naskah kerjasama antar


pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan transmigrasi

Kawasan

66

66

66

66

273

Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi

Kawasan

Naskah

50

72

118

72

128

74

138

70

137

Kode Program/Kegiatan
(1)
11

(2)

(1)
(2)
5511 Dukungan Manajemen
dan Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen PKT

5513

5514

5516

2016
(6)

Target
2017
(7)

2018
(8)

2019
(9)

2015
(5)
12,0

2016
(6)
12,0

Target
2017
(7)
12,0

2018
(8)
12,0

2015
( 10 )
1.026.370,70

2016
( 11 )
8.275.784,96

Prakiraan Maju
2017
( 12 )
15.343.276,40

2018
(13)
27.949.329,66

2019
( 14 )
41.154.940,67

2019
(9)
12,0

2015
( 10 )
94.032,00

2016
( 11 )
112.838,40

Prakiraan Maju
2017
( 12 )
135.406,08

2018
(13)
162.487,30

2019
( 14 )
194.984,76

Pembangunan dan
Pengembangan Sarana
dan
Prasarana di Kawasan
Transmigrasi

Pengembangan Usaha
Transmigrasi

Pengembangan Sosial
Budaya Transmigrasi

Pelayanan Pertanahan
Transmigrasi

Promosi Dan Kemitraan

Penanggung
Jawab
( 15 )
( 16 )
93.749.702,39
DIREKTORAT
JENDERAL
PENGEMBANGAN
KAWASAN
TRANSMIGRASI
Ket Penanggung
TOTAL
Jawab
( 15 )
( 16 )
699.748,53 KL
Sekretariat Ditjen
Pengembangan
Kawasan
TOTAL

Ket

Sasaran Program (Outcome)


/ Sasaran Kegiatan
(3)
01 Terlaksananya Pelayanan
Teknis dan
Administratif Ditjen PKT

Indikator Kinerja Program


(IKP)/ Indikator
(4)
001 Jumlah Pelayanan Teknis dan
Administrasi Ditjen PKT

01 Tersedianya Permukiman
Transmigrasi yang Sarana
Prasarananya Berkembang
dan Berfungsi

001 Jumlah Satuan Permukiman


(SP)/KPB/Kawasan yang
dikembangkan sarana dan
prasarananya

Sp/Kpb/Kws

46

162

192

271

323

530.955,00

6.540.950,00

12.390.184,44

23.455.874,90

35.029.959,82

77.947.924,17

002 Jumlah Satuan Permukiman


(SP)/KPB/kawasan transmigrasi
yang menerapkan rencana aksi
pengelolaan lingkungan

Sp/Kpb/Kws

11

25

25

20

20

1.888,50

5.150,45

6.180,55

5.933,32

7.119,99

26.272,81

003 Jumlah Satuan Permukiman


(SP) yang difasilitasi pengalihan
pengembangannya

Sp

19

29

45

30

46

1.232,20

2.256,87

4.202,45

3.361,96

6.186,01

17.239,49

004 Jumlah Kawasan Perkotaan


Baru (KPB) sesuai dengan tingkat
perkembangannya

Kpb

10

10

12

10

371,20

742,40

890,88

1.282,87

1.282,87

4.570,21

002 Jumlah satuan permukiman


(SP)/ KPB/ kawasan transmigrasi
yang dikembangkan usaha
ekonominya

Sp / Kpb/Kws

189/14 244/19/15

333/29/25

402/39/20

474/48/12

158.845,10

647.744,72

1.082.059,88

1.546.758,47

2.150.027,83

5.585.436,00

001 Jumlah produksi primer yang


mendukung kemandirian pangan

Ha

10.589

20.475

32.301

45.769

53.241

62.689,80

603.027,89

1.141.591,44

1.941.097,74

2.709.589,06

6.457.995,93

001 Jumlah keluarga yang


mendapat bantuan pangan di
Satuan Permukiman (SP)
002 Jumlah satuan permukiman
(SP)/ KPB/ kawasan yang
mendapat layanan sosial budaya

Kk

11.278

18.007

36.185

47.205

47.572

59.285,10

113.588,95

273.907,89

428.790,55

518.549,07

1.394.121,56

01 Tersedianya kimtrans
yang pendapatan
transmigrannya sesuai
dengan tahapan
pengembangannya

01 Tersedianya kimtrans
yang mencapai tingkat
perkembangan sosial budaya
sesuai dengan tahapan
pengembangannya

003 Jumlah SP/KPB/kawasan yang


lembaga sosial budayanya
terbentuk dan berfungsi
5515

2015
(5)

SATUAN

Program Pembangunan Dan


Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Kode Program/Kegiatan

5512

Sasaran Program (Outcome) /Indikator


Sasaran Kegiatan
Kinerja Program
(IKP)/ Indikator
(3)
(4)

01 Terfasilitasinya pelayanan pertanahan


001 Jumlahtransmigrasi
bidang tanah
transmigrasi yang difasilitasi
pengurusan sertifikatnya
002 Jumlah masalah pertanahan
transmigrasi yang difasilitasi
penanganannya
01 Tersedianya satuan
001 Jumlah lembaga dan
permukiman/kawasan
kelompok masyarakat yang
transmigrasi yang
bersedia berpartisipasi sebagai
berkembang melalui
mitra dalam pengembangan
kemitraan
kawasan transmigrasi

SATUAN

Bulan

Sp/ Kpb/Kws

Lembaga

189/14 244/19/15

333/29/25

402/39/20

474/48/12

59.787,80

98.252,27

164.130,76

229.528,60

319.049,74

870.749,17

751

1028

1245

1470

23.872,70

37.029,39

60.824,85

88.397,20

125.247,11

335.371,25

11.023,80

79.725,34

44.646,19

37.880,12

36.737,44

210.012,89

581

150.000

Bidang

24.889

Kasus

20

30

30

35

40

7.349,20

13.228,56

15.874,27

22.223,98

29.208,66

87.884,67

12,0

12,0

12,0

12,0

12,0

15.038,30

21.249,72

23.376,72

25.712,64

26.998,32

112.375,70

Lembaga/
Kelompok
Masyarakat

70.000

49.493

40.000

Direktorat
Pembangunan dan
Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
Kawasan

Direktorat
Pengembangan
Usaha
Transmigrasi

Direktorat
Pengembangan
Sosial Budaya
Transmigrasi

Direktorat
Pelayanan
Pertanahan
Transmigrasi

Direktorat Promosi
Dan
Kemitraan

AMPIRAN

LAMPIRAN
Lampiran 2.

No

Daftar 122 Kabupaten Tertinggal

Provinsi

ACEH

BANTEN

BENGKULU

GORONTALO

JAWA TIMUR

KALIMANTAN BARAT

7
8
9
10

KALIMANTAN
KALIMANTAN
KALIMANTAN
KALIMANTAN

11

LAMPUNG

12

MALUKU

SELATAN
TENGAH
TIMUR
UTARA

13

MALUKU UTARA

14

NUSA TENGGARA
BARAT

15

NUSA TENGGARA
TIMUR

Nama Kabupaten
1
1
2
1
1
2
3
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
7
8
1
1
1
1
1
2
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

ACEH SINGKIL
PANDEGLANG
LEBAK
SELUMA
BOALEMO
POHUWATO
GORONTALO UTARA
BONDOWOSO
SITUBONDO
BANGKALAN
SAMPANG
SAMBAS
BENGKAYANG
LANDAK
KETAPANG
SINTANG
KAPUAS HULU
MELAWI
KAYONG UTARA
HULU SUNGAI UTARA
SERUYAN
MAHAKAM ULU
NUNUKAN
PESISIR BARAT
LAMPUNG BARAT
MALUKU TENGGARA BARAT
MALUKU TENGAH
BURU
KEPULAUAN ARU
SERAM BAGIAN BARAT
SERAM BAGIAN TIMUR
MALUKU BARAT DAYA
BURU SELATAN
PULAU TALIABU
HALMAHERA BARAT
KEPULAUAN SULA
HALMAHERA SELATAN
HALMAHERA TIMUR
PULAU MOROTAI
LOMBOK BARAT
LOMBOK TENGAH
LOMBOK TIMUR
SUMBAWA
DOMPU
BIMA
SUMBAWA BARAT
LOMBOK UTARA
MALAKA
SUMBA BARAT
SUMBA TIMUR
KUPANG
TIMOR TENGAH SELATAN
TIMOR TENGAH UTARA
BELU
ALOR
LEMBATA
ENDE
MANGGARAI
ROTE NDAO
MANGGARAI BARAT
SUMBA TENGAH

DOB

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 17

LAMPIRAN

No

Provinsi

16

PAPUA

17

PAPUA BARAT

18

SULAWESI BARAT

19

SULAWESI SELATAN

20

SULAWESI TENGAH

21

SULAWESI TENGGARA

22

SUMATERA BARAT

23

SUMATERA SELATAN

24

SUMATERA UTARA

Nama Kabupaten
15
16
17
18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1
2
3
4
5
6
7
1
2
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
1
2
3
1
2
1
2
3
4

SUMBA BARAT DAYA


NAGEKEO
MANGGARAI TIMUR
SABU RAIJUA
MERAUKE
JAYAWIJAYA
NABIRE
KEPULAUAN YAPEN
BIAK NUMFOR
PANIAI
PUNCAK JAYA
BOVEN DIGOEL
MAPPI
ASMAT
YAHUKIMO
PEGUNUNGAN BINTANG
TOLIKARA
SARMI
KEEROM
WAROPEN
SUPIORI
MAMBERAMO RAYA
NDUGA
LANNY JAYA
MAMBERAMO TENGAH
YALIMO
PUNCAK
DOGIYAI
INTAN JAYA
DEIYAI
TELUK WONDAMA
TELUK BINTUNI
SORONG SELATAN
SORONG
RAJA AMPAT
TAMBRAUW
MAYBRAT
MAMUJU TENGAH
POLEWALI MANDAR
JENEPONTO
BANGGAI LAUT
MOROWALI UTARA
BANGGAI KEPULAUAN
DONGGALA
TOLI-TOLI
BUOL
PARIGI MOUTONG
TOJO UNA-UNA
SIGI
KONAWE KEPULAUAN
KONAWE
BOMBANA
KEPULAUAN MENTAWAI
SOLOK SELATAN
PASAMAN BARAT
MUSI RAWAS UTARA
MUSI RAWAS
NIAS
NIAS SELATAN
NIAS UTARA
NIAS BARAT

DOB

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 18

Lampiran 3. Struktur Organisasi Eselon I

STAF AHLI MENTERI:


1. BIDANG PEMBANGUNAN DAN KEMASYARAKATAN
2. BIDANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
3. BIDANG PENGEMBANGAN WILAYAH
4. BIDANG HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA
5. BIDANG HUKUM

MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI

STAF AHLI

INSPEKTORAT
JENDERAL

DIREKTORAT
JENDERAL
PEMBANGUNAN
DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA

DIREKTORAT
JENDERAL
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN

DIREKTORAT
JENDERAL
PENGEMBANGAN
DAERAH TERTENTU

DIREKTORAT
JENDERAL
PEMBANGUNAN
DAERAH
TERTINGGAL

SEKRETARIAT
JENDERAL

DIREKTORAT
JENDERAL
PENYIAPAN
KAWASAN DAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
TRANSMIGRASI

DIREKTORAT
JENDERAL
PENGEMBANGAN
KAWASAN
TRANSMIGRASI

BADAN
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN,
PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN, DAN
INFORMASI

Gambar 1. Struktur Organisasi Eselon I Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 19

LAMPIRAN

SEKRETARIAT
JENDERAL

BIRO
PERENCANAAN

BIRO
KEUANGAN DAN
BARANG MILIK
NEGARA

BIRO
SUMBER DAYA
MANUSIA DAN
UMUM

BIRO
HUBUNGAN
MASYARAKAT DAN
KERJA SAMA

BIRO
HUKUM,
ORGANISASI, DAN
TATA LAKSANA

Gambar 2. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 20

LAMPIRAN

DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA

SEKRETARIAT
DIREKTORAT
JENDERAL

DIREKTORAT
PELAYANAN SOSIAL
DASAR

DIREKTORAT
PENGEMBANGAN
USAHA EKONOMI
DESA

DIREKTORAT
PENDAYAGUNAAN
SUMBER DAYA
ALAM DAN
TEKNOLOGI TEPAT
GUNA

DIREKTORAT
PEMBANGUNAN
SARANA
PRASARANA DESA

DIREKTORAT
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA

Gambar 3. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 21

LAMPIRAN

DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN KAWASAN
PERDESAAN

SEKRETARIAT
DIREKTORAT
JENDERAL

DIREKTORAT
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PERDESAAN

DIREKTORAT
PEMBANGUNAN
EKONOMI KAWASAN
PERDESAAN

DIREKTORAT
PEMBANGUNAN
SARANA DAN
PRASARANA
KAWASAN
PERDESAAN

DIREKTORAT
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA ALAM
KAWASAN
PERDESAAN

DIREKTORAT
KERJASAMA DAN
PENGEMBANGAN
KAPASITAS

Gambar 4. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 22

LAMPIRAN

DIREKTORAT JENDERAL
PENGEMBANGAN DAERAH
TERTENTU

SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT
PENGEMBANGAN
DAERAH RAWAN
PANGAN

DIREKTORAT
PENGEMBANGAN
DAERAH
PERBATASAN

DIREKTORAT
PENANGANAN
DAERAH RAWAN
BENCANA

DIREKTORAT
PENANGANAN
DAERAH PASCA
KONFLIK

DIREKTORAT
PENGEMBANGAN
DAERAH PULAU
KECIL DAN TERLUAR

Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 23

LAMPIRAN

DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL

SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT
PERENCANAAN DAN
IDENTIFIKASI
DAERAH
TERTINGGAL

DIREKTORAT
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA
MANUSIA

DIREKTORAT
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA ALAM
DAN LINGKUNGAN
HIDUP

DIREKTORAT
PENINGKATAN
SARANA DAN
PRASARANA

DIREKTORAT
PENGEMBANGAN
EKONOMI LOKAL

Gambar 6. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 24

LAMPIRAN

DIREKTORAT JENDERAL
PENYIAPAN KAWASAN DAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
TRANSMIGRASI

SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT
BINA POTENSI
KAWASAN
TRANSMIGRASI

DIREKTORAT
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
DAN
PENGEMBANGAN
KAWASAN
TRANSMIGRASI

DIREKTORAT
PENYEDIAAN
TANAH
TRANSMIGRASI

DIREKTORAT
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
TRANSMIGRASI

DIREKTORAT
PENATAAN
PERSEBARAN
PENDUDUK

Gambar 7. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan Dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 25

LAMPIRAN

DIREKTORAT JENDERAL
PENGEMBANGAN KAWASAN
TRANSMIGRASI

SEKRETARIAT
DIREKTORAT
JENDERAL

DIREKTORAT
PROMOSI DAN
KEMITRAAN

DIREKTORAT
PEMBANGUNAN
DAN
PENGEMBANGAN
SARANAN DAN
PRASARANA
KAWASAN
TRASMIGRASI

DIREKTORAT
PENGEMBANGAN
USAHA
TRANSMIGRASI

DIREKTORAT
PENGEMBANGAN
SOSIAL BUDAYA
TRANSMIGRASI

DIREKTORAT
PELAYANAN
PERTANAHAN
TRANSMIGRASI

Gambar 8. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 26

LAMPIRAN

BADAN PENELITIAN DAN


PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN, DAN INFORMASI

SEKRETARIAT BADAN

PUSAT
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN

PUSAT
PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN PEGAWAI
APARATUR SIPIL
NEGARA

PUSAT
PELATIHAN
MASYARAKAT

PUSAT
DATA DAN INFORMASI

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Gambar 9. Struktur Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 27

LAMPIRAN

INSPEKTORAT
JENDERAL

SEKRETARIAT
INSPEKTORAT
JENDERAL

INSPEKTORAT I

INSPEKTORAT II

INSPEKTORAT III

INSPEKTORAT IV

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL AUDITOR

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL AUDITOR

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL AUDITOR

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL AUDITOR

INSPEKTORAT V

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL AUDITOR

Gambar 10. Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 28

LAMPIRAN
Lampiran 4. Matriks Kerangka Regulasi
A. Kerangka Regulasi Bidang Perdesaan

No.

1.

Kebijakan atau peraturan yang


mengatur pemberdayaan masyarakat
desa.

Regulasi ini dibutuhkan untuk merumuskan skema


pengentasan kemiskinan di desa melalui
pemberdayaan masyarakat desa dengan tahapan
yang jelas sesuai dengan kondisi pembangunan dan
keanekaragaman desa di Indonesia.
Regulasi ini dibutuhkan karena belum ada peraturan
yang secara khusus mengatur standar pelayanan
perdesaan.

Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Dalam
Negeri

Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi

Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional

2015

Regulasi ini disusun untuk merumuskan skema


penyaluran dan pengawasan dana hingga ke desa
secara akuntabel dan transparan dengan alokasi dana
pembangunan desa sesuai dengan beban dan
kapasitas desa.
Regulasi ini dibutuhkan karena belum tersedianya
peraturan terkait mekanisme dan skema insentif untuk
mempertahankan lahan pertanian produktif

Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi

Bappenas, Kementerian
Keuangan

2015

Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Pertanian,
Kementerian Agraria dan
Tata Ruang

2015

Regulasi ini dibutuhkan karena pembangunan


perdesaan di Indonesia masih terhambat dengan
penyediaan infrastruktur pendukung yang terbatas,
namun belum ada pedoman penyediaan infrastruktur
di perdesaan secara terintegrasi
Kebutuhan Peraturan Menteri dalam rangka
melaksanakan amanat PP No. 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014,
antara lain adalah:
1) Tata cara pengubahan status desa menjadi desa
adat
2) Tata Cara Kerja Sama Desa

Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian PU

2015

Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi

Bappenas, Kementerian
Dalam Negeri,
Kementerian Keuangan,
Kementerian UKM,
Pemerintah Daerah

2015

Peraturan
Standar
(SPD).

3.

Penyusunan Peraturan Pemerintah


tentang Perencanaan pembangunan
Desa

4.

Peraturan Pemerintah tentang


mekanisme kebijakan insentif untuk
mempertahankan lahan pertanian
dan mekanisme land Bank untuk
menjaga lahan pertanian.
Peraturan Pemerintah tentang
Penyediaan infrastruktur perdesaan

5.

6.

Target
Penyeleseaian

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi


Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

2.

Pemerintah
tentang
Pelayanan
Perdesaan

Peraturan Menteri sesuai dengan PP


No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun
2014

Unit Penanggungjawab

Unit
Terkait/Institusi

Arah Kerangka Regulasi dan/atau


Kebutuhan Regulasi

2015

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 29

LAMPIRAN

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau


Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi


Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggungjawab

Unit
Terkait/Institusi

Target
Penyeleseaian

3) Pedoman Lembaga Kemasyarakatan dan


Lembaga Adat Desa
4) Peraturan Menteri:
a. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1
Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa;
b. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2
Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib
dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa;
c. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 3
Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa;
d. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4
Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan
dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan
Usaha Milik Desa; dan

Sudah
diundangkan

e. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan


Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5
Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2015.

19.Pedoman Penyusunan Data Profil Desa


7.

Revisi Perubahan PP Nomor 43


Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun
2014

Untuk penguatan pelaksanaan UU Desa

Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi

Bappenas, Kementerian
Dalam Negeri,
Kementerian Keuangan

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2015

L - 30

LAMPIRAN

B. Kerangka Regulasi Bidang Pembangunan Daerah Tertinggal

Arah Kerangka Regulasi dan/atau


Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi


Eksisting, Kajian dan Penelitian

1.

Perlunya peraturan pemerintah yang


dimaksudkan untuk mendukung
percepatan pembangunan daerah
tertinggal yang salah satu point
penting adalah mengatur penguatan
kewenangan KPDT dalam
melakukan fungsi koordinasi

2.

Regulasi
(Peraturan
Presiden)
diperlukan sebagai amanat dari
Peraturan
Pemerintah
tentang
Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal

*Belum adanya peraturan khusus yang mengatur percepatan


pembangunan daerah tertinggal yang memberikan keleluasan
bagi KPDT sebagai fungsi kordinasi dan sinkronisasi.
*PP No. 38 tahun 2007 hanya mengatur secara umum
mengenai pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota
*Perpres No. 47/2009 belum mengatur tentang secara spesifik
tentang kewenangan KPDT.
Landasan Hukum untuk Penetapan Daerah Tertinggal secara
Nasional

No.

3.

4.

5.

6.

Unit
Penanggungjawab

Unit
Terkait/Institusi

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Bappenas, Kemenkeu,
Kementerian PU,

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Badan
Perencanaan
Pembangunan Nasional,
Kementerian
Dalam
Negeri

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah

Regulasi
(Peraturan
Presiden)
diperlukan sebagai amanat dari
Peraturan
Pemerintah
tentang
Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal

Landasan Hukum untuk


Strategi Nasional (STRANAS)
Daerah Tertinggal (PPDT)

Regulasi
(Peraturan
Presiden)
diperlukan sebagai amanat dari
Peraturan
Pemerintah
tentang
Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal

Landasan Hukum untuk


Rencana Aksi Nasional (RAN) Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal (PPDT)

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah

Perlu peraturan yang mengatur


pengembangan Konektivitas antara
daerah tertinggal dengan daerah
maju (SK Bersama)
Perlu Peraturan Presiden
pengelolaan dan pengembangan
potensi sumber daya lokal melalui

UU No. 38 tahun 2004 tentang jalan

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal

Kementerian PU,
Kementerian Keuangan

PP no. 1 tahun 2010


PP no. 49 tahun 2011

Percepatan

Pembangunan

Target
Penyeleseaian
Telah diterbitkan
Peraturan
Pemerintah No
78 Tahun 2014
tentang
Percepatan
Pembangunan
Daerah Tertinggal

2015

2015

2015

Kementeriang Keuangan
dll

Tercapai pada
tahun 2016
Tercapai pada
tahun 2017

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 31

LAMPIRAN

No.

7.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau


Kebutuhan Regulasi
intervensi investasi.
Kerangka regulai (Peraturan Menteri)
tentang Peningkatan kapasitas fiskal
daerah tertingga, termasuk di
dalamnya diatur tentang petunjuk
teknis Penggunaan DAK.
Peraturan Menteri tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus
Bidang
Sarana
dan
Prasarana Daerah Tertinggal

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi


Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit
Penanggungjawab
dan Transmigrasi
Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan


PP no.1 2008; Permendagri no 52 th 2012

Unit
Terkait/Institusi

Target
Penyeleseaian

Kementerian Keuangan
Tercapai tahun
2018

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang


Dana Perimbangan

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Kementerian Keuangan

Merestrukturisasi/Penataan Tugas dan Fungsi Kementerian


Pembangunan Daerah Tertinggal sebagai upaya mewujudkan
kinerja organisasi yang efisien dan efektif

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi

Kementerian
Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi
Birokrasi

Landasan
Hukum
sebagai
pedoman
mempersiapkan
Rancangan Peraturan Menteri di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
yang
metode pembentukannya mengacu pada Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi

Kementerian Hukum dan


Hak Asasi Manusia

11. Peraturan Menteri tentang Logo Landasan Hukum penggunaan Logo Kementerian yang harus Kementerian Desa,

Kementerian
Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi
Birokrasi
Badan
Perencanaan
Pembangunan Nasional

2015

Arsip Nasional Republik

2015

8.

9.

Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun


2015 tentang Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi

10. Peraturan

Menteri tentang Tata


Cara Mempersiapkan Rancangan
Peraturan Menteri

Kementerian

mencerminkan visi dan misi Kementerian Desa, Pembangunan


Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

12. Peraturan Menteri tentang Rencana Amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Strategis (RENSTRA) Kementerian
Desa,
Pembangunan
Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi 20152019

13. Peraturan

Menteri

tentang

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri


Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala
Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana
Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 20152019
Untuk memberikan landasan hukum dalam rangka menyusun

Pembangunan
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi

Kementerian Desa,

2015

( sudah
diundangkan)

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2015

2015

L - 32

LAMPIRAN

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau


Kebutuhan Regulasi
Pengelolaan Arsip

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi


Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit
Terkait/Institusi

Pembangunan
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Indonesia (ANRI)

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Kementerian Keuangan

Untuk mencapai objektifitas penilaian prestasi kerja melalui


sistem penilaian prestasi kerja dalam rangka Peningkatan
Kinerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Badan
Negara

Peraturan Menteri tentang Indikator


dan Sub Indikator dalam Penentuan
Daerah Tertinggal Secara Nasional

Ketentuan Pasal 5 PP Nomor


Pembangunan Daerah Tertinggal

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

BPS dan BAPPENAS

Peraturan Menteri tentang Pedoman


Pendidikan
dan
Pelatihan
di
Lingkungan
Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
Peer-review Undang-undang Nomor
25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal, Peraturan Pemerintah Nomor
45 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pemberian Insentif dan Pemberian

Peningkatan kapasitas SDM di lingkungan Kementerian Desa,


Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi

LAN

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Badan Koordinasi
Penanaman Modal,
KementerianPerdagangan,
Kementerian Dalam
Negeri

14. Peraturan Menteri tentang Indikator


Kinerja Utama Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi

Revisi Peraturan Menteri Negara


Pembangunan Daerah Tertinggal
Nomor
41/PER-M/PDT/XI/2006
tentang Pedoman Penatausahaan
Barang Milik Negara
Peraturan Menteri tentang Sasaran
Kinerja Pegawai

Jadwal Retensi Arsip (JRA) di lingkungan Kementerian Desa,


Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Unit
Penanggungjawab

Dalam rangka memperjelas dan menyelaraskan indikatorindikator utama Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
sesuai dengan RPJMN dan Renstra 2015-2019 serta sebagai
pelaksanaan amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Aparatur Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman
Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Instansi
Pemerintah
Landasan Hukum untuk Penatausahaan Barang Milik Negara di
Lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal agar
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomer 7 tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

78

tentang

Percepatan

Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan


kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan
ditemukan solusi kebijakan Daerah Tertinggal tidak lagi bersifat
sektoral dibidang investasi (perekonomian)

Target
Penyeleseaian

Kementerian
Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi
Birokrasi

2015

2015

Kepegawaian
2015

2015

2015

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2016

L - 33

LAMPIRAN

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau


Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi


Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit
Penanggungjawab

Unit
Terkait/Institusi

Target
Penyeleseaian

Kemudahan Penanaman Modal di


Daerah
Penyusunan Pedoman Kerja pada
saat terjadi konflik sosial

Landasan Hukum untuk berpartisipasi dalam penanganan


konflik sosial di Daerah Tertentu

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian
Sosial, Kementerian
Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan

Peer-review Undang-Undang Nomor


38 Tahun 2004 tentang Jalan

Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan


kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan
ditemukan solusi dalam pengembangan konektifitas Daerah
Tertinggal dengan Daerah Maju

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Peraturan Menteri tentang Pedoman


Tugas Belajar dan Izin Belajar

Landasan Hukum untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia


yang berkualitas

Peraturan Menteri tentang Pedoman


Keprotokolan dan Tata Upacara

Landasan Hukum untuk kepastian pedoman dalam keprotokolan


dan ketataupacaraandi lingkungan Kementerian Pembangunan
Daerah Tertinggal

Revisi Peraturan Menteri Daerah


Tertinggal Nomor 4 Tahun 2011
tentang Pedoman Pengembangan
Produk Unggulan Kabupaten di
Daerah Tertinggal (PRUKAB)

Landasan Hukum untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi


masyarakat melalui Pengembangan Produk unggulan di Daerah
Tertinggal serta menyesuaikan dengan Peraturan Perundangundangan yang ada

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Kementerian
Perhubungan,
Kementerian
Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat
Badan
Kepegawaian
Negara,
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Sekretariat Negara

Peraturan Menteri tentang Tata Cara


Pengangkatan,
Mutasi
dan
Pemberhentian Jabatan Struktural
dan Fungsional

Untuk memberikan kepastian hukum


dan pedoman
pengangkatan, mutasi dan pemberhentian jabatan struktural dan
fungsional di lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah
Tertinggal

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Peer-review Undang-Undang Nomor


24
Tahun
2007
tentang

Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan


kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan

Kementerian Desa,
Pembangunan

2016

2016

2016

2016

Pemerintah Daerah
2016

Kementerian
Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi
Birokrasi,
Badan
Kepegawaian Negara
Kementerian Keuangan

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2016

2017

L - 34

LAMPIRAN

No.

Unit
Penanggungjawab

Unit
Terkait/Institusi

Arah Kerangka Regulasi dan/atau


Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi


Eksisting, Kajian dan Penelitian

Penanggulangan
Bencana
dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004
tentang
Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah
Peraturan Menteri tentang Sistem
Informasi
Manajemen Kepegawaian

ditemukan solusi dalam kerangka regulasi tentang peningkatan


kapasitas fiskal Daerah Tertinggal

Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Untuk mendukung data


akurat dan akuntabel

Badan Kepegawaian
Negara

Peraturan Menteri tentang Standar


Kompetensi Aparatur Pengawas
Internal

Untuk meningkatkan kompetensi, kapabilitas dan integritas


aparatur pengawas internal

Peraturan Menteri tentang Pedoman


Kerjasama antar Lembaga

Untuk memberikan pedoman bagi Kementerian Pembangunan


Daerah tertinggal dengan pihak luar

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan


kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan
ditemukan solusi di daerah tertinggal melalui Coorporate Social
Responsibility (CSR) bidang lingkungan

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Badan Usaha Milik Negara

Memberikan pedoman dalam penyelesaian kerugian negara

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Kementerian Keuangan

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Kementerian Keuangan

Peer-riview Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007
TentangPerseroan
Terbatas,
Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2012 tentang Tanggungjawab
Sosial
Lingkungan
Perseroan
Terbatas
Peraturan Menteri tentang Pedoman
Penyelesaian Kerugian Negara yang
disebabkan
oleh
Tindakan
Melanggar
Hukum,
Bendahara
dan/atau Bukan Bendahara
Peraturan Menteri tentang Sistem
Akutansi dan Pelaporan Keuangan

dan

informasi

kepegawaian yang

Untuk mewujudkan laporan keuangan yang akuntabel dan


transparan

Target
Penyeleseaian

Badan Pengawasan
Keuangan dan
Pembangunan, Badan
Pemeriksa Keuangan
Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah

2017

2017

2018

2018

2018

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2019

L - 35

LAMPIRAN

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau


Kebutuhan Regulasi

Unit
Penanggungjawab

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi


Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit
Terkait/Institusi

Peer-review Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang

Menemukan materi muatan yang kurang selaras dengan


kebijakan pembangunan Daerah Tertinggal sehingga akan
ditemukan solusi untuk perencanaan pembangunan daerah
secara lebih berkelanjutan

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Kementerian
Umum

Penyusunan Pedoman Penanganan


Fakir Miskin Daerah Tertinggal
berdasarkan
UndangUndang
Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin

Sinkronisasi dan harmonisasi untuk


berpartisipasi dalam
mempercepat pengurangan jumlah penduduk miskin di Daerah
Tertinggal

Kementerian Desa,
Pembangunan
Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Kementerian Koordinator
Bidang
Kesejahteraan
Rakyat.

Target
Penyeleseaian

Pekerjaan
2019

2019

C. Kerangka Regulasi Bidang Ketransmigrasian

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau


Kebutuhan Regulasi

1.

Peraturan Presiden terkait kerangka


koordinasi dan integrasi lintas sektor,
mencakup kementerian / lembaga,
pemerintah daerah, dan masyarakat.

2.

Keputusan Menteri terkait dengan


penetapan kawasan transmigrasi
selama periode 2015-2019.

3.

Peraturan Menteri terkait penyusunan


Standar Pelayanan Minimum (SPM)
yang berlaku nasional dan penguatan
implementasi SPM di kawasan
transmigrasi .

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi


Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit
Terkait/Institusi

Unit Penanggungjawab

Target
Penyeleseaian

Peraturan ini dibutuhkan dalam upaya mengatasi


permasalahan belum optimalnya koordinasi lintas
sektor dan lintas wilayah dalam pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi sesuai dengan
amanat Peraturan Pemerintah No. 3/2014 tentang
Pelaksanaan UU No.29/2009 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No.15/1997 Tentang
Ketransmigrasian.
Penetapan kawasan ini dibutuhkan agar pembangunan
dan pengembangan kawasan transmigrasi menjadi
lebih fokus dan memberi kepastian yang lebih jelas bagi
stakeholder terkait.

Kementerian
Pembangunan
Tertinggal
Transmigrasi

Desa,
Daerah
dan

Bappenas, Kemenkeu,
Pemerintah Daerah

2015

Kementerian
Pembangunan
Tertinggal
Transmigrasi

Desa,
Daerah
dan

2015

Peraturan Menteri ini mencakup tentang SPM


prasarana dan sarana, SPM kehidupan yang layak,
SPM pola usaha yang berkelanjutan, SPM penyediaan
tanah, dan pembinaan sumber daya manusia sesuai
dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 3/2014
tentang Pelaksanaan UU No. 29/ 2009 tentang

Kementerian
Pembangunan
Tertinggal
Transmigrasi

Desa,
Daerah
dan

Bappenas,
Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah

2015

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 36

LAMPIRAN

No.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau


Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi


Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Ketransmigrasian.
Peraturan Menteri ini mencakup tentang persiapan
pembentukan desa definitif dengan beberapa aspek
antara lain jumlah penduduk, Standar Pelayanan
Minimum (SPM) sarana dan prasarana, sosial budaya,
kelembagaan, potensi sumber daya alam, kapasitas
sumber daya manusia, dan batas wilayah.

4.

Peraturan Menteri terkait dengan


pelaksanan UU No. 6/ 2014 tentang
Desa yang mencakup penyiapan
Satuan Permukiman (SP) menjadi
desa definitif, termasuk mekanisme
pendanaan pembangunan SP sesuai
dengan mekanisme dana desa.

5.

Peraturan
Presiden
tentang
Pelaksanaan Koordinasi dan Integrasi
Penyelenggaraan Transmigrasi

Amanat Peraturan Pemeritah Nomor 3 Tahun 2014


Pasal 129 ayat (3)

6.

Peraturan Menteri Tata Cara Penilaian


dan Penetapan Kawasan

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014


Pasal 38 ayat (3)

7.

Peraturan Menteri tentang Ketentuan


mengenai
Pola
Usaha
Pokok
Masyarakat Transmigrasi

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014


Pasal 113

8.

Peraturan
Menteri
tentang
Pelaksanaan TU, TSB dan TSM

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014


Pasal 109

9.

Peraturan Menteri tentang Tahapan


Penataan Penduduk Setempat di
Kawasan Transmigrasi

Amanat Undang-Undang Nomor 15 tahun 1997 Pasal


10 ayat (5) dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
2014 Pasal 31 dan Pasal 81

10.

Peraturan Menteri tentang Fasilitasi


Perpindahan
dan
Penempatan
Transmigrasi

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014


Pasal 88 ayat (4) dan Pasal 93

11.

Peraturan Menteri tentang Kriteria


Satuan Permukiman Transmigrasi

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014


Pasal 66 ayat (2)

Unit Penanggungjawab

Unit
Terkait/Institusi

Target
Penyeleseaian

Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi

Desa,
Daerah
dan

Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah

2015

Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi
Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi
Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi
Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi
Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi

Desa,
Daerah
dan

BAPPENAS

2015

Desa,
Daerah
dan

BAPPENAS

2015

Desa,
Daerah
dan

BAPPENAS/
DAN UKM

Desa,
Daerah
dan

BAPPENAS

2015

Desa,
Daerah
dan

BAPPENAS/
KEMENTERIAN AGRARIA
DAN TATA RUANG/BPN

2015

Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi
Kementerian
Pembangunan

Desa,
Daerah
dan

BAPPENAS/
KEMENTERIAN AGRARIA
DAN TATA RUANG/BPN

2015

Desa,
Daerah

BAPPENAS/
KEMENTERIAN AGRARIA

2015

KEMENKOP

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

2015

L - 37

LAMPIRAN

No.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Arah Kerangka Regulasi dan/atau


Kebutuhan Regulasi
Layak Huni, Layak Usaha, dan Layak
Berkembang
Peraturan Menteri tentang Tata Cara
Pelayanan Komunikasi Informasi dan
Edukasi
dalam
Pelaksanaan
Transmigrasi
Peraturan
Menteri
tentang
Pelaksanaan Pemberian Bantuan
Kepada Transmigran Pada TU, TSB
dan TSM
Peraturan Menteri tentang Perwujudan
Kawasan Transmigrasi
a. Tata
Cara
Perencanaan
Pembangunan
Kawasan
Transmigrasi
b. Tata
Cara
Perencanaan
Pengembangan
Kawasan
Transmigrasi
Peraturan
Menteri
tentang
Pembangunan dan Pengembangan
Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum
Kawasan Transmigrasi
Peraturan Menteri tentang Kerja Sama
Pelaksanaan
Transmigrasi
Antar
Pemerintah Daerah
Peraturan Menteri tentang Peraturan
Bersama dengan Kementerian Agraria
dan Tata Ruang tentang Tata Cara
Penyediaan
Tanah
Satuan
Permukiman Pemugaran Penduduk
Setempat di Kawasan Trasnmigrasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi


Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014


Pasal 128 ayat (3)

Amanat Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009 Pasal


13 ayat (2) Pasal 14 ayat (4), dan Pasal 15 ayat (3)

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014


Pasal 41 ayat (4), Pasal 48, dan Pasal 63

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 14,


Pasal 73 ayat (4), Pasal 75, Pasal 94, dan Pasal 102

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 130


ayat (3)

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 24


ayat (7)

Unit Penanggungjawab

Tertinggal,
Transmigrasi
Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi
Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi
Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi

Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi
Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi
Kementerian
Pembangunan
Tertinggal,
Transmigrasi

dan

Unit
Terkait/Institusi

Target
Penyeleseaian

DAN TATA RUANG/BPN

Desa,
Daerah
dan

BAPPENAS

2015

Desa,
Daerah
dan

BAPPENAS

2015

Desa,
Daerah
dan

BAPPENAS

2015

Desa,
Daerah
dan

BAPPENAS

2015

Desa,
Daerah
dan

BAPPENAS

2015

Desa,
Daerah
dan

BAPPENAS

2015

Rancangan Awal Rencana Strategis


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

L - 38

Anda mungkin juga menyukai