'Dokumen - Tips - Contoh Tugas Struktur Kayu PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 45

A.

IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)


Perencanaan kuda kuda dalam bangunan sederhana dengan panjang bentang 10 m.
jarak antara kuda kuda adalah 3 m dan 2 m, jarak mendatar antara kedua gording
adalah 3 m dan sudut kemiringan atap adalah 30 terhadap batang horizontal. Kayu
yang digunakan memiliki Kode Mutu E22 dengan klasifikasi Kelas A. Rencana kuda
kuda dan atap dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

7
BC9

BC11
BC3

1
3,00

2,00

2,00

BC13
BC4

0,66

BC12

20

BC2

33

10

20

BC1

33

BC6

10

BC7
BC5

BC10

2,01

BC8

3,00

10,00

Gambar 1 Rencana Kuda Kuda

Contoh Tugas Struktur Kayu

3,00

Luas Atap Yang Membebani Satu Titik Buhul

3,00

Rangka Atap

3,00

Bumbungan

3,00

3,00

Gording

3,00

2,00

2,00

3,00

Gambar 2 Rencana Atap

Berdasarkan gambar rencana kuda - kuda dan gambar rencana atap, beberapa data
untuk perencanaan seperti luas atap dan panjang gording yang membebani masingmasing titik buhul kuda - kuda serta panjang batang kuda kuda dapat di analisis.
Luas atap dapat dilihat pada gambar rencana atap (Gambar 2). Panjang elemen kuda kuda dapat diperoleh berdasarkan Gambar 1, yaitu sebagai berikut :

Contoh Tugas Struktur Kayu

Tabel 1 Panjang Bentang Per Elemen


Panjang

No

Batang

BC1

3,05

BC2

2,03

BC3

2,03

BC4

3,05

BC5

3,46

BC6

1,20

BC7

2,17

BC8

2,31

BC9

2,31

10

BC10

2,01

11

BC11

2,17

12

BC12

1,20

13

BC13

3,46

(m)

Sumber : Perhitungan Berdasarkan Gambar Rencana

B. PERENCANAAN GORDING
1. Data data:
Beban pada gording
Ukuran gording

= 60/120 mm

Luas gording

Berat per satuan volume

= 600 Kg/m = 6000 N/m

Berat sendiri gording

= Luas gording x Bj
=

0,06 0,12 0,0072 m

0,06 0,12 6000 = 43,20 N/m

0,12 m

0,06 m

Contoh Tugas Struktur Kayu

Beban Vertikal (Penutup Atap)


Berat atap seng gelombang (BWG 24) = 10 Kg/m = 100 N/m
Berat sendiri atap seng

= Jarak gording x Bj
=

3,46 100 = 346 N/m

Beban Hidup (L)


Beban hidup (L) = 70 Kg = 700 N
Beban Angin
Beban angin = 45 Kg/m2 = 450 N/m2

2. Pembebanan
Beban Mati (D)
Berat penutup atap

346 N/m

Berat gording

43,20 N/m +

Total

389,20 N/m

Dx

Dy

D sin

389,20 sin 30

194,60 N/m

D cos

389,20 cos 30

337,06 N/m

Beban hidup (L)


L

700 N

Lx

L sin

700 sin 30

350 N

L cos

700 cos 30

606,22 N

Ly

Beban angin (W)


Beban angin = 45 Kg/m2 = 450 N/m2
Koefisien angin tekan (C1)
Contoh Tugas Struktur Kayu

=
4

=
=
Koefisien angin isap (C2)

0,2

(PMI Pasal 4.3 Ayat 1.b, Hal 20)


Wtekan

Wtekan

=
= 311,40 N/m

Wisap

Wisap

=
= - 622,80 N/m

Perhitungan momen untuk beban angin


Mx tekan

Mx tekan

=
= 350,30 Nm

My tekan

My tekan

=
= 0 Nm

Mx isap

Mx isap

=
= - 700,65 Nm

My isap

My isap

=
= 0 Nm

3. Perhitungan momen
Beban pada sumbu kuat:

Mx (D)
Mx (D)

Contoh Tugas Struktur Kayu

=
=

218,92 Nm

Mx (W)

Mx tekan

3m

=
= 350,30 Nm

Mx isap

=
=

Mx (L)

= 3m

- 700,65 Nm

Mx (L) =
= 262,50 Nm

Beban pada sumbu lemah:

My (D)

3m

My (D) =
=

379,19 Nm

My (W)

My tekan

3m

=
= 0 Nm

My isap

=
=

My (L)

= 3m

0 Nm

My (L) =
= 454,66 Nm

Contoh Tugas Struktur Kayu

Momen terfaktor:

Kombinasi pembebanan sementara (DL + LL + Wtekan)

Nm [SNI 03 xxxx 2000 butir 4.2.2]

Nm [SNI 03 xxxx 2000 butir 4.2.2]

Kombinasi pembebanan sementara (DL + LL + Wisap)

Nm [SNI 03 xxxx 2000 butir 4.2.2]

Nm [SNI 03 xxxx 2000 butir 4.2.2]

Tegangan acuan kayu:


Ew = 21000 MPa dan Fb = 54 MPa
Dimensi gording:
Momen inersia penampang:

mm4

mm4
Momen statis penampang:

Contoh Tugas Struktur Kayu

mm3

mm3

Karena nilai banding penampang d/b (120/60) = 2,00. Maka pada balok tidak
diperlukan pengekang lateral [SNI 03 xxxx 2000 butir 8.2.2], Cl = 1,00 Nilai
Ct diambil dalam kadar air kering dengan suhu T < 38 < C maka nilai Ct = 1,00.
Untuk kayu dengan mutunya ditetapkan secara maksimal, CF = 1,00 [SNI 03
xxxx 2000 butir 5.6.2], faktor koreksi pengawetan kayu, nilai Cpt = 1,00 [SNI 03
xxxx 2000 butir 5.6.1]. Faktor koreksi layan basah, untuk memperhitungkan
kadar air masa layan pada balok kayu balok kayu besar 125 mm x 125 mm, Fb =
1,00 nilai CM = (Fb/CF) = (1,00/1,00 = 1,00) < 8 Mpa maka CM = 1,00 [Bahan
Ajar Modul Struktur Kayu, Tabel 3.3, hal III-12]. Faktor reduksi tegangan untuk
batang lentur, b = 0,85 dan faktor waktu () pada kombinasi pembebanan
maka = 0,80 [Bahan Ajar Modul Struktur Kayu,
Tabel 3.2, hal III-12].
Fbx ' Cm Ct C pt C F Fbx 54 MPa
M x ' S x Fbx 144000 54 7776000 MPa

Fby ' Cm Ct C pt C F Fby 54 MPa


M y ' S y Fby 72000 54 3888000 Mpa

4. Kontrol tegangan:

Kontrol tegangan lentur (DL + LL + Wtekan)


M uy
M ux

1,00
b M x b M y

Contoh Tugas Struktur Kayu

962,95 10 3
1198,48 10 3

1,00
0,8 0,85 7776000 0,8 0,85 3888000
0,18 0,45 1,00

0,63 1,00

OK!

Kontrol tegangan lentur (DL + LL + Wisap)


M uy
M ux

1,00
b M x b M y

122,19 10 3
1198,48 10 3

1,00
0,8 0,85 7776000 0,8 0,85 3888000
0,02 0,45 1,00
0,47 1,00

OK!

5. Kontrol lendutan balok:

Lendutkan ijin:
maks =

L
3000
; maks =
= 10 mm
300
300

Lendutkan akibat beban tetap:


E ' Ew Cm Cr C pt 21000 MPa

Lendutkan sumbu kuat:

wx L4
5 194,60 3000 4 10 3
5

;
; 1,13 mm
384 E 'I x
384
21000 8640000
Lendutkan sumbu lemah:
w y L4
5 337,06 3000 4 10 3
5

;
; 7,84 mm

384
21000 2160000
384 E 'I y

Lendutkan total:
total

= ((x)2 + (y)2)0,5
= ((1,13)2 + (7,84)2)0,5
= 7,92 mm < maks

OK!

Jadi, dimensi balok dapat digunakan.

Contoh Tugas Struktur Kayu

C. PERHITUNGAN BEBAN BEBAN PADA KUDA KUDA


1. Perhitungan beban akibat berat kuda kuda sendiri pada titik buhul
Kayu 60/120 mm2 adalah batang atas dan batang bawah, Kayu 60/120 mm2
adalah batang diagonal. Berat sendiri kuda - kuda yang bekerja pada satu titik
buhul dengan rumus ; 0,5 x berat sendiri seluruh batang kuda - kuda yang terletak
pada satu titik buhul.

Titik buhul B1
Batang BC1

1
3,05 0,06 0,12 6000
2

= 65,88 N

Batang BC5

1
3,46 0,06 0,12 6000
2

= 74,74 N

Total

= 139,62 N

Titik buhul B2
Batang BC1

1
3,05 0,06 0,12 6000
2

= 65,88 N

Batang BC2

1
2,03 0,06 0,12 6000
2

= 43,85 N

Batang BC6

1
1,20 0,06 0,12 6000
2

= 25,92 N

Total

+
= 135,65 N

Titik buhul B3
Batang BC2

1
2,03 0,06 0,12 6000
2

= 43,85 N

Batang BC3

1
2,03 0,06 0,12 6000
2

= 43,85 N

Batang BC7

1
2,17 0,06 0,12 6000
2

= 46,87 N

Batang BC10

1
2,01 0,06 0,12 6000
2

= 43,42 N

Contoh Tugas Struktur Kayu

10

Batang BC11

1
2,17 0,06 0,12 6000
2
Total

= 224,86 N

Batang BC3

1
2,03 0,06 0,12 6000
2

= 43,85 N

Batang BC4

1
3,05 0,06 0,12 6000
2

= 65,88 N

Batang BC12

1
1,20 0,06 0,12 6000
2

= 25,92 N
+
= 135,65

Titik buhul B5
Batang BC4

1
3,05 0,06 0,12 6000
2

= 65,88 N

Batang BC13

1
3,46 0,06 0,12 6000
2

= 74,74 N

Total

Titik buhul B4

Total

= 46,87 N

= 139,62 N

Titik buhul B6
Batang BC5

1
3,46 0,06 0,12 6000
2

= 74,74 N

Batang BC6

1
1,20 0,06 0,12 6000
2

= 25,92 N

Batang BC7

1
2,17 0,06 0,12 6000
2

= 46,87 N

Batang BC8

1
2,31 0,06 0,12 6000
2

= 49,89 N

Total

Contoh Tugas Struktur Kayu

= 122,68 N

11

Titik buhul B7
Batang BC8

1
2,31 0,06 0,12 6000
2

= 49,89 N

Batang BC9

1
2,31 0,06 0,12 6000
2

= 49,89 N

Batang BC10

1
2,01 0,06 0,12 6000
2

= 43,42 N

Total

= 143,20 N

Titik buhul B8
Batang BC9

1
2,31 0,06 0,12 6000
2

= 49,89 N

Batang BC11

1
2,17 0,06 0,12 6000
2

= 46,87 N

Batang BC12

1
1,20 0,06 0,12 6000
2

= 25,92 N

Batang BC13

1
3,46 0,06 0,12 6000
2

= 74,74 N

Total

= 197,42 N

2. Perhitungan beban akibat gording


Ukuran gording

= 60/120 mm

Luas gording

Berat per satuan volume

= 600 Kg/m = 6000 N/m

Berat 1 gording

= Luas gording x Bj x jarak kuda kuda


=

0,06 0,12 0,0072 m

3,00 0,06 0,12 6000 =

129,60 N

0,12 m

0,06 m

Contoh Tugas Struktur Kayu

12

3. Perhitungan beban terhadap atap


Berat atap seng gelombang (BWG 24) = 10 Kg/m = 100 N/m
= Jarak gording x Jarak kuda kuda x Bj

Berat atap seng

4. Perhitungan beban hidup (L)


Beban hidup (L) = 70 Kg = 700 N

5. Perhitungan beban akibat angin


Beban angin tekan

= 311,40 N/m

Beban angin isap

= -622,80 N/m

Jarak kuda kuda

= 3,00 m

Beban angin untuk setiap titik buhul = beban angin x jarak daerah beban untuk
titik buhul, dimana panjang daerah beban = 0,5 x panjang batang

Tabel 2 Perhitungan Beban Angin Tekan


Titik

Batang Yang
Berseberangan

1
6
7

BC5
BC5
BC8
BC8

Panjang Daerah
Beban
(m)
3,46
Total
3,46
2,31
Total
2,31
Total

Beban Angin
Tekan
(N)
538,72
538,72
538,72
359,67
898,39
359,67
359,67

Sumber : Perhitungan Berdasarkan Gambar Rencana

Contoh Tugas Struktur Kayu

13

Tabel 3 Perhitungan Beban Angin Isap


Titik

Batang Yang
Berseberangan
BC13

BC13
BC9

BC9

Panjang Daerah
Beban
(m)
3,46
Total
3,46
2,31
Total
2,31
Total

Beban Angin Isap


(N)
1077,44
1077,44
1077,44
719,33
1796,78
719,33
719,33

Sumber : Perhitungan Berdasarkan Gambar Rencana

Tabel 4 Rekapitulasi Gaya Gaya Batang (Tarik dan Tekan)


Nomor Batang
BC1
BC2
BC3
BC4
BC5
BC6
BC7
BC8
BC9
BC10
BC11
BC12
BC13

Besar Gaya - Gaya Yang Bekerja Pada Truss (N)


Tarik (+)
Tekan (-)
9263,21
0,00
9243,72
0,00
9704,01
0,00
9721,76
0,00
0,00
12331,50
157,66
0,00
0,00
2812,19
0,00
8828,37
0.00
8394,37
5974,37
0,00
0,00
3298,43
164,92
0,00
0,00
11584,41

Sumber : Perhitungan Berdasarkan SAP 2000 versi 7.4

D. KONTROL DIMENSI BATANG TEKAN


Dimensi batang tarik dari struktur truss seperti Gambar 1, elemen batang terbuat dari
kayu ukuran balok 60/120 dan panjang 3 m dengan kayu kelas A kode mutu E-22
dan balok di beri beban tekan maksimum 12331,50 N.
1.

Sifat penampang balok


b = 0,06 m ; h = 0,12 m

Contoh Tugas Struktur Kayu

14

0,12 m

0,06 m

Jari jari girasi (r)

mm4
mm4
ry < rx, maka rmin = 17,32 mm4
Ke = 1,0 (sendi sendi) [SNI 03 xxxx 2000 butir 7.2.1 (Gambar 7.2.1)]
Angka kelangsingan (KeL)/r =

2.

Menghitung kuat tekan


Kayu dengan kode mutu E-22 memiliki kuat tekan sejajar serat Fc = 41 MPa dan
modulus elastisitas lentur Ew = 21000 MPa [SNI 03 xxxx 2000 butir 3.1
(Tabel 3.1)], faktor reduksi = 0,90 [SNI 03 xxxx 2000 butir 4.3.5 (Tabel
4.3.1)] Nilai Ct diambil dalam kadar air kering dengan suhu T < 38 < C maka
nilai Ct = 1,00. Untuk kayu dengan mutunya ditetapkan secara maksimal, CF =
1,00 [SNI 03 xxxx 2000 butir 5.6.2], faktor koreksi pengawetan kayu, nilai
Cpt = 1,00 [SNI 03 xxxx 2000 butir 5.6.1]. Faktor koreksi layan basah, untuk
memperhitungkan kadar air masa layan pada balok kayu balok kayu besar 125
mm x 125 mm, Fb = 1,00 nilai CM = (Fb/CF) = (1,00/1,00 = 1,00) < 8 Mpa maka
CM = 1,00 [Bahan Ajar Modul Struktur Kayu, Tabel 3.3, hal III-12], faktor tahan
stabilitas s = 0,85 dan faktor tahanan tekan c = 0,90 [Bahan Ajar Modul
Struktur Kayu, hal V-8], faktor waktu = 0,80 untuk kombinasi pembebanan
, c = 0,80 untuk batang massif [Bahan Ajar Modul
Struktur Kayu, Tabel 3.2, hal III-12].

Contoh Tugas Struktur Kayu

15

Kuat sejajar serat:


MPa
MPa

3.

Menghitung faktor beban

MPa

MPa

MPa

4.

Menghitung tahanan tekan terkoreksi

5.

Kontrol tekanan tekan berfaktor

N OK!
Contoh Tugas Struktur Kayu

16

E. KONTROL DIMENSI BATANG TARIK


Dimensi batang tarik dari struktur truss seperti Gambar 1, elemen batang terbuat dari
kayu ukuran balok 60/120 mm dan panjang 3 m dengan kayu kelas A kode mutu E22 dan balok di beri beban tarik maksimum 9721,76 N.
1.

Menghitung kuat tarik sejajar


Faktor tahanan kayu kelas mutu A = 0,80 [Bahan Ajar Modul Struktur Kayu,
Tabel 2.4, hal II-7], faktor kuat tarik sejajar serat Ft// = 50 MPa.

MPa

2.

Menghitung tahanan tarik terkoreksi


Nilai Ct diambil dalam kadar air kering dengan suhu T < 38 < C maka nilai Ct
= 1,00. Untuk kayu dengan mutunya ditetapkan secara maksimal, CF = 1,00
[SNI 03 xxxx 2000 butir 5.6.2], faktor koreksi pengawetan kayu, nilai Cpt =
1,00 [SNI 03 xxxx 2000 butir 5.6.1]. Faktor koreksi layan basah, untuk
memperhitungkan kadar air masa layan pada balok kayu balok kayu besar 125
mm x 125 mm, Fb = 1,00 nilai CM = (Fb/CF) = (1,00/1,00 = 1,00) < 8 Mpa maka
CM = 1,00 [Bahan Ajar Modul Struktur Kayu, Tabel 3.3, hal III-12], faktor
koreksi tahan api Crt = 1,00 [SNI 03 xxxx 2000 butir 5.6.1], faktor waktu =
0,80 untuk kombinasi pembebanan

, faktor tahanan

serat t = 0,80 [Bahan Ajar Modul Struktur Kayu, hal VI-3].

3.

Menghitung kebutuhan luas

Contoh Tugas Struktur Kayu

17

mm2

Penampang pada daerah sambungan menentukan tegangan yang timbul


karena terjadi pengurangan luas tampang akibat terdapat lubang alat
sambung. Untuk itu kegiatan perencanaan diperkirakan terjadi pengurangan
luas penampang sebesar 25% sehingga luas penampang bruto yang
diperlukan adalah

mm2
Pilih dimensi batang 60/120 mm yang memiliki luas 7200 mm2 (boros
pemakaian sehingga dianjurkan pakai dimensi batang 60/80)

4.

Kontrol tahanan tarik


Luas penampang yang ditetapkan kemudian dikontrol untuk melihat besar
tahanan bahan

OK!

F. SAMBUNGAN MEKANIS MENGGUNAKAN BAUT


1.

Sambungan pada batang BC5 dan BC1


a.

Menghitung tahanan perlu sambungan gigi tunggal


Sudut sambungan ( = 20) terhadap BC1, tebal kayu BC5 dan BC1 (b = 60
mm), sudut yang dibentuk oleh BC1 ( = 10) terhadap BC5. Tinggi balok
(h = 120 mm), faktor waktu = 0,80 untuk kombinasi pembebanan
, faktor tahanan tekan = 0,90 [Bahan Ajar
Modul Struktur Kayu, hal V-8], panjang kayu muka (lm = 200 mm), kuat
geser kayu (Fv = 6,1) berdasarkan Kode Mutu E-22 [Bahan Ajar Modul

Contoh Tugas Struktur Kayu

18

Struktur Kayu, Tabel 2.1, hal II-8]. Faktor koreksi layan basah, untuk
memperhitungkan kadar air masa layan pada balok kayu balok kayu besar
125 mm x 125 mm, Fb = 1,00 nilai CM = (Fb/CF) = (1,00/1,00 = 1,00) < 8
Mpa maka CM = 1,00 [Bahan Ajar Modul Struktur Kayu, Tabel 3.3, hal III12]. Nilai Ct diambil dalam kadar air kering dengan suhu T < 38 < C maka
nilai Ct = 1,00. Untuk kayu dengan mutunya ditetapkan secara maksimal.
12331,50 N
BATANG BC1 BALOK 6/12
BATANG BC5 BALOK 6/12
ah
el

BEHEL U 40,4

20

20

m
m

9263,21 N

30

90

20
60
40

Penguat

Gambar 3 Detail Batang BC5 dan BC1

b.

Menghitung kuat tumpu kayu

Berat jenis kayu pada kadar air m % (m < 30 %):

Berat jenis dasar (Gb):

Contoh Tugas Struktur Kayu

19

c.

Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):

Menghitung tahanan geser kayu bagian muka

mm

mm

N/mm2

OK!

Contoh Tugas Struktur Kayu

20

2.

Sambungan pada batang BC1, BC6 dan BC2


a. Menghitung tahanan perlu sambungan
Faktor tahanan sambungan z = 0,65 [SNI 03 xxxx 2000 butir 10.1.2],
= 600 kg/m3 (berat jenis persatuan volume), Fyb = 320 Mpa (kuat lentur
baut), diameter (D) yang digunakan 12,701 mm, sudut sambungan ( =
80), tebal kayu BC6, BC1 dan BC2 = 60 mm, banyaknya baut (n = 2).
157,66 N

BATANG BC6 BALOK 6/12

BATANG BC2 BALOK 6/12


BATANG BC1 BALOK 6/12

9243,72 N

80

9263,21 N

Gambar 4 Detail Batang BC1, BC6 dan BC2

b. Menghitung kuat tumpu kayu

Berat jenis kayu pada kadar air m % (m < 30 %):

Berat jenis dasar (Gb):

Contoh Tugas Struktur Kayu

21

Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):

Nilai kuat tumpu kayu sudut sejajar serat (Fes//)

N/mm2

Nilai kuat tumpu kayu sudut tegak lurus serat (Fem)

N/mm2

c.

Menghitung nilai Re, Rt, K, K4

Contoh Tugas Struktur Kayu

22

d.

Menghitung tahanan lateral (Z) pada sambungan dua irisan

Moda kelelehan Im

Moda kelelehan Is

Moda Kelelehan IIIs

Moda Kelelehan IV

Contoh Tugas Struktur Kayu

23

e. Menghitung nilai koreksi : Faktor aksi kelompok (Cg)


Menurut NDS dari U.S (Tabel hal 72)
mm2 = 11,16 in2
Interpolasi nilai Cg:
As = 5 in2

Cg = 0,98

As = 12 in2

Cg = 0,99

As = 11,16 in2

f. Menghitung nilai koreksi : Geometrik (C)

Jarak tepi
Jarak tepi yang tidak dibebani = 1,5D = 19,05 mm < 30 mm
Karena a > aopt, maka C = 1,00

Jarak antar baris


Karena Im/D = 60/12,701 = 4,72, maka jarak antar baris pengencang
adalah 60 mm. Jadi C = 1,00

g.

Menghitung tahanan lateral acuan ijin sambungan (Zu)

N, maka
157,66 N < 11620,76 N

Contoh Tugas Struktur Kayu

OK!

24

3.

Sambungan pada batang BC5, BC6, BC7 dan BC8


Sambungan 2 irisan antara batang BC5 dan BC6
a.

Menghitung tahanan perlu sambungan


Faktor tahanan sambungan z = 0,65 [SNI 03 xxxx 2000 butir 10.1.2],
= 600 kg/m3 (berat jenis persatuan volume), Fyb = 320 Mpa (kuat lentur
baut), diameter (D) yang digunakan 12,701 mm, sudut sambungan ( =
60), tebal kayu BC5, BC6, BC7 dan BC8 = 60 mm, banyaknya baut (n =
4).
8828,37 N

BATANG BC8 BALOK 6/12


BATANG BC6 BALOK 6/12
BATANG BC5 BALOK 6/12
53

BATANG BC7 BALOK 6/12

60

12331,50 N
2812,19 N

157,66 N

Gambar 5 Detail Batang BC5, BC6, BC7 dan BC8

b. Menghitung kuat tumpu kayu antara batang BC5 dan BC6

Berat jenis kayu pada kadar air m % (m < 30 %):

Berat jenis dasar (Gb):

Contoh Tugas Struktur Kayu

25

Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):

Nilai kuat tumpu kayu sudut sejajar serat (Fes//)

N/mm2

Nilai kuat tumpu kayu sudut tegak lurus serat (Fem)

N/mm2

c.

Menghitung nilai Re, Rt, K, K4

Contoh Tugas Struktur Kayu

26

d.

Menghitung tahanan lateral (Z) pada sambungan dua irisan

Moda kelelehan Im

Moda kelelehan Is

Moda Kelelehan IIIs

Moda Kelelehan IV

Contoh Tugas Struktur Kayu

27

Sambungan 2 irisan antara batang BC5 dan BC6


a.

Menghitung tahanan perlu sambungan


Faktor tahanan sambungan z = 0,65 [SNI 03 xxxx 2000 butir 10.1.2],
= 600 kg/m3 (berat jenis persatuan volume), Fyb = 320 Mpa (kuat lentur
baut), diameter (D) yang digunakan 12,701 mm, sudut sambungan ( =
60), tebal kayu BC5, BC6, BC7 dan BC8 = 60 mm, banyaknya baut (n =
4).

b. Menghitung kuat tumpu kayu antara batang BC5 dan BC6

Berat jenis kayu pada kadar air m % (m < 30 %):

Berat jenis dasar (Gb):

Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):

Nilai kuat tumpu kayu sudut sejajar serat (Fem//)

N/mm2
Contoh Tugas Struktur Kayu

28

Nilai kuat tumpu kayu sudut tegak lurus serat (Fes)

N/mm2

c.

Menghitung nilai Re, Rt, K, K4

d.

Menghitung tahanan lateral (Z) pada sambungan dua irisan

Moda kelelehan Im

Moda kelelehan Is

Contoh Tugas Struktur Kayu

29

Moda Kelelehan IIIs

Moda Kelelehan IV

Sambungan 2 irisan antara batang BC8 dan BC7


a.

Menghitung tahanan perlu sambungan


Faktor tahanan sambungan z = 0,65 [SNI 03 xxxx 2000 butir 10.1.2],
= 600 kg/m3 (berat jenis persatuan volume), Fyb = 320 Mpa (kuat lentur
baut), diameter (D) yang digunakan 12,701 mm, sudut sambungan ( =
53), tebal kayu BC5, BC6, BC7 dan BC8 = 60 mm, banyaknya baut (n =
4).

b. Menghitung kuat tumpu kayu antara batang BC6 dan BC7

Berat jenis kayu pada kadar air m % (m < 30 %):

Contoh Tugas Struktur Kayu

30

Berat jenis dasar (Gb):

Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):

Nilai kuat tumpu kayu sudut sejajar serat (Fes//)

N/mm2

Nilai kuat tumpu kayu sudut tegak lurus serat (Fem53)


N/mm2

c.

Menghitung nilai Re, Rt, K, K4

Contoh Tugas Struktur Kayu

31

d.

Menghitung tahanan lateral (Z) pada sambungan dua irisan

Moda kelelehan Im

Moda kelelehan Is

Moda Kelelehan IIIs

Moda Kelelehan IV

Contoh Tugas Struktur Kayu

32

Sambungan 2 irisan antara batang BC8 dan BC7


a.

Menghitung tahanan perlu sambungan


Faktor tahanan sambungan z = 0,65 [SNI 03 xxxx 2000 butir 10.1.2],
= 600 kg/m3 (berat jenis persatuan volume), Fyb = 320 Mpa (kuat lentur
baut), diameter (D) yang digunakan 12,701 mm, sudut sambungan ( =
53), tebal kayu BC5, BC6, BC7 dan BC8 = 60 mm, banyaknya baut (n =
4).

b. Menghitung kuat tumpu kayu antara batang BC6 dan BC7

Berat jenis kayu pada kadar air m % (m < 30 %):

Berat jenis dasar (Gb):

Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):

Contoh Tugas Struktur Kayu

33

Nilai kuat tumpu kayu sudut sejajar serat (Fes53)


N/mm2

Nilai kuat tumpu kayu sudut tegak lurus serat (Fem//)


N/mm2

c.

Menghitung nilai Re, Rt, K, K4

d. Menghitung tahanan lateral (Z) pada sambungan dua irisan

Moda kelelehan Im

Contoh Tugas Struktur Kayu

34

Moda kelelehan Is

Moda Kelelehan IIIs

Moda Kelelehan IV

e. Menghitung nilai koreksi : Faktor aksi kelompok (Cg)


Menurut NDS dari U.S (Tabel hal 72)
mm2 = 11,16 in2
Interpolasi nilai Cg:
As = 5 in2

Cg = 0,98

As = 12 in2

Cg = 0,99

As = 11,16 in2
Contoh Tugas Struktur Kayu

35

f. Menghitung nilai koreksi : Geometrik (C)

Jarak tepi
Jarak tepi dengan beban = 4D = 50,80 mm < 55 mm
Jarak tepi yang tidak dibebani = 1,5D = 19,05 mm < 20 mm
Karena a > aopt, maka C = 1,00

Jarak ujung
Karena batang horizontal tidak terputus pada sambungan (batang
menerus, maka factor koreksi jarak ujung tidak dihitung)

Jarak antar baris


Karena Im/D = 60/12,701 = 4,72, maka jarak antar baris pengencang
adalah 5D (5 x 12,701 = 63,50 mm). Jarak antar baris pengencang pada
gambar adalah 65 mm. Jadi C = 1,00

g. Menghitung tahanan lateral acuan ijin sambungan (Zu)

N, maka
12331,50 N < 24549,47 N

Contoh Tugas Struktur Kayu

OK!

36

4.

Sambungan pada batang BC8, BC9 dan BC10


a. Menghitung tahanan perlu sambungan
Faktor tahanan sambungan z = 0,65 [SNI 03 xxxx 2000 butir 10.1.2],
= 600 kg/m3 (berat jenis persatuan volume), Fyb = 320 Mpa (kuat lentur
baut), diameter (D) yang digunakan 12,701 mm, sudut sambungan ( =
60), tebal kayu BC8, BC9 dan BC10 = 60 mm, banyaknya baut (n = 3).
BATANG BC9 BALOK 6/12
BATANG BC8 BALOK 6/12

60

60

8828,37 N

8394,37 N

BATANG BC10 BALOK 6/12

5974,37 N

Gambar 6 Detail Batang BC8, BC9 dan BC10

b. Menghitung kuat tumpu kayu antara batang BC8, BC9 dan BC10

Berat jenis kayu pada kadar air m % (m < 30 %):

Berat jenis dasar (Gb):

Contoh Tugas Struktur Kayu

37

Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):

Nilai kuat tumpu kayu sudut sejajar serat (Fes//)

N/mm2

Nilai kuat tumpu kayu sudut tegak lurus serat (Fem60)


N/mm2

c. Menghitung nilai Re, Rt, K, K4

Contoh Tugas Struktur Kayu

38

d. Menghitung tahanan lateral (Z) pada sambungan dua irisan

Moda kelelehan Im

Moda kelelehan Is

Moda Kelelehan IIIs

Moda Kelelehan IV

e. Menghitung tahanan lateral acuan ijin sambungan (Zu)

Contoh Tugas Struktur Kayu

39

N, maka
8394,37 N < 20797,58 N

5.

OK!

Sambungan pada batang BC2, BC7, BC10, BC11 dan BC3


Sambungan 2 irisan antara batang BC7 dan BC2
a. Menghitung tahanan perlu sambungan
Faktor tahanan sambungan z = 0,65 [SNI 03 xxxx 2000 butir 10.1.2],
= 600 kg/m3 (berat jenis persatuan volume), Fyb = 320 Mpa (kuat lentur
baut), diameter (D) yang digunakan 12,701 mm, sudut sambungan ( = 33)
terhadap BC2 dan BC7, tebal kayu BC2, BC7, BC10, BC11 dan BC3 = 60
mm.
5974,37 N

BATANG BC7 BALOK 6/12

BATANG BC11 BALOK 6/12

BATANG BC10 BALOK 6/12

3298,43 N

2812,19 N
67

BATANG BC2 BALOK 6/12

67

BATANG BC3 BALOK 6/12


33

33

9243,72 N

9704,01 N

Gambar 7 Detail Batang BC2, BC7, BC10, BC11 dan BC3

b. Menghitung kuat tumpu kayu antara batang BC7 dan BC2

Berat jenis kayu pada kadar air m % (m < 30 %):

Berat jenis dasar (Gb):

Contoh Tugas Struktur Kayu

40

Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):

Nilai kuat tumpu kayu sudut sejajar serat (Fes//)

N/mm2

Nilai kuat tumpu kayu sudut tegak lurus serat (Fem67)


N/mm2

c. Menghitung nilai Re, Rt, K, K4

Contoh Tugas Struktur Kayu

41

d. Menghitung tahanan lateral (Z) pada sambungan dua irisan

Moda kelelehan Im

Moda kelelehan Is

Moda Kelelehan IIIs

Moda Kelelehan IV

Contoh Tugas Struktur Kayu

42

Sambungan 2 irisan antara batang BC7 dan BC2


a. Menghitung tahanan perlu sambungan
Faktor tahanan sambungan z = 0,65 [SNI 03 xxxx 2000 butir 10.1.2],
= 600 kg/m3 (berat jenis persatuan volume), Fyb = 320 Mpa (kuat lentur
baut), diameter (D) yang digunakan 12,701 mm, sudut sambungan ( = 33)
terhadap BC2 dan BC7, tebal kayu BC2, BC7, BC10, BC11 dan BC3 = 60
mm.

b. Menghitung kuat tumpu kayu antara batang BC7 dan BC2

Berat jenis kayu pada kadar air m % (m < 30 %):

Berat jenis dasar (Gb):

Berat jenis kayu pada kadar 15 % (G):

Nilai kuat tumpu kayu sudut sejajar serat (Fes67)


N/mm2

Contoh Tugas Struktur Kayu

43

Nilai kuat tumpu kayu sudut tegak lurus serat (Fem//)


N/mm2

c. Menghitung nilai Re, Rt, K, K4

d. Menghitung tahanan lateral (Z) pada sambungan dua irisan

Moda kelelehan Im

Moda kelelehan Is

Contoh Tugas Struktur Kayu

44

Moda Kelelehan IIIs

Moda Kelelehan IV

e. Menghitung tahanan lateral acuan ijin sambungan (Zu)

(Pelat bagian kiri)

N, maka
9243,72 N < 26089,42 N

OK!

(Pelat bagian kanan)

N, maka
9704,01 N < 26089,42 N

OK!
Sumber:

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:3qG-9FA7y78J:annaanastasia.typepad.com/files/tugaskayu-2011.docx+tugas+perencanaan+kudakuda+kayu&hl=en&pid=bl&srcid=ADGEESjUrW5a6Vbv4DECcUhnHG3Prd3kjyR9QF6HJ8PUno1Idsev
QUUYzToPiNQqbNngZJJ9e9qZGu6lQmRRfynwE2JP8ibRY1k1Wd3k9X9g285JohLX7iDQp_f7tbgxVH9_Ci5QikQ&sig=AHIEt
bT6Z127lhm7plyUAyYJb4Hm01FhBQ

Contoh Tugas Struktur Kayu

45

Anda mungkin juga menyukai