Oleh
RIO HUDY HUDORO
NIM 111203039
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Unit Sour Water Stripper harus dibangun untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan air dan pemanfaatan limbah, khususnya sulfur. Unit ini dibagi
menjadi dua seksi yaitu seksi Sour Water Stripper dan seksi Spent Caustic
Treating. Seksi sour water stripper terdiri dari dua train, yang perbedaannya
didasarkan atas asal feed (air buangan proses) yang diolah. Kemampuan
pengolahan dirancang sebesar 67,0 m3/jam untuk Train No. 1 dan 65,8 m3/jam
untuk Train No. 2, sedangkan seksi netralisasi mempunyai kapasitas
17,7 m3/hari.
Fungsi utama dari unit ini adalah untuk membersihkan air sisa proses
(sour water) dari sisa minyak dan gas-gas yang ada, khususnya gas NH3 dan
H2S sehingga air sisa proses tersebut menjadi bersih (stripped water) dan
dapat dipakai kembali sebagai air proses. Disamping itu unit ini juga
berfungsi menetralisir spent caustic (caustic bekas) sehingga bisa lebih aman
bila dibuang.
Unit SWS terdiri dari berbagai macam alat, salah satu alat yang sangat
penting penggunaannya pada unit SWS adalah pompa. Pompa merupakan alat
yang digunakan untuk mengalirkan fluida dari suatu tempat yang lebih rendah
ke tempat yang lebih tinggi atau untuk mengalirkan fluida dari suatu tempat
1.2
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.
2.
3.
4.
1.4
Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Perusahaan
1.
dalam
membantu
menyelesaikan
tugas-tugas
untuk
karyawan pada
Menciptakan
kerjasama
yang
saling
menguntungkan
dan
antara
akademik
dengan
kegiatan
Meningkatkan
kapasitas
dan
kualitas
pendidikan
dengan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Pengertian Pompa
Pompa merupakan alat yang digunakan untuk mengalirkan fluida dari
suatu tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi atau untuk
mengalirkan fluida dari suatu tempat yang bertekanan rendah ke tempat yang
bertekanan tinggi. Prinsip kerja pompa yaitu mengubah energi mekanik dari
suatu penggerak menjadi energi aliran pada fluida yang melaluinya . sehingga
apabila fluida melewati pompa maka energi dari fluida tersebut akan
meningkat dan dapat mengalir ke tempat yang lebih tinggi lokasinya maupun
tekanannya. Kebutuhan energi pada pompa bergantung pada ketinggian
tempat yang akan dicapai oleh fluida, tekanan yang dibutuhkan pada delivery
point, laju alir fluida, dan sifat fisik fluida terutama viskositas dan
densitasnya.
Pompa
2.2
Klasifikasi Pompa
Pada industri terdapat banyak jenis pompa maupun klasifikasinya.
Diantaranya Pompa
dikelompokkan menjadi :
a. Pompa Pemindah Positif (Positive Displacement Pump)
Pompa Pemindah Positif merupakan pompa dengan ruang kerja
yang secara periodik berubah-ubah dari besar ke kecil atau sebaliknya
selama pompa bekerja. Energi yang diberikan kepada cairan yang
dipompakan ialah energi potensial, sehingga cairan berpindah secara
volume per volume. Jenis jenis Pompa Pemindah Positif antara lain :
1. Pompa Reciprocating
Pompa reciprocating adalah suatu
jenis
dari Positive
2. Pompa Rotary
Pompa rotari terdiri dari rumah pompa yang diam yang
mempunyai roda gigi, baling-baling, piston, kam (cam), segmen,
sekrup, dan lain-lain, yang beroperasi dalam ruang bebas (c1eareance)
yang sempit.
b.
Pompa Jet
Pompa Jet adalah pompa yang mempunyai prinsip kerja
dimana sebagian debit pompa yang keluar dikembalikan ke saluran
isap.
2.3
2.4
Gambar 2.3
Keterangan:
1. Vane
2. Packing
3. Shaft
4. Discharge nozzle
5. Casing
6. Impeller
7. Bearing
8. Eye of impeller
Fungsi dari bagian-bagian pompa sentrifugal adalah sebagai berikut :
a. Vane
Vane adalah sudut impeller yang berfungsi sebagai tempat
berlalunya cairan pada impeller.
b. Packing
Packing digunakan untuk mencegah dan mengurangi kebocoran
cairan dari casing pompa yang berhubungan dengan Poros,
biasanya terbuat dari Asbes atau Teflon.
c. Shaft
Shaft atau Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari
penggerak selama beroperasi dan tempat tumpuan impeller dan
bagian-bagian lain yang berputar.
d. Discharge nozzle
Discharge nozzle adalah bagian dari pompa yang berfungsi
sebagai tempat keluarnya fluida hasil pemompaan.
e. Casing
Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi
sebagai pelindung elemen di dalamnya.
f. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa
menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara
kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan
masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang
masuk sebelumnya.
g. Bearing
Bearing atau bantalan berfungsi untuk menumpu atau menahan
beban dari Poros agar dapat berputar. Bearing juga berfungsi untuk
memperlancar putaran poros dan menahan poros agar tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek dapat diperkecil.
h. Eye of impeller
Eye of impeller adalah bagian masuk pada arah hisap impeller.
2.5
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
Orientasi Lapangan
Dimana data yang diperoleh dari penelitian secara langsung tentang
analisa performa Pompa 24-P-202 A/B. Berdasarkan penelitian itulah penulis
mendapatkan datadata yang akan menjadi sumber data dalam pembuatan
laporan.
3.2
Metode Wawancara
Datadata diperoleh dari konsultasi langsung dengan pembimbing
lapangan maupun dengan operator operator yang bersangkutan yang berada
di area pabrik.
3.3
Study Literature
Merupakan data yang diperoleh dari bukubuku referensi tentang Pompa
dalam penyusunan laporan yang berkaitan dengan tema yang diambil.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Singkat PT. PERTAMINA (Persero)
Indonesia merupakan salah satu Negara yang menjadikan minyak bumi
sebagai sumber energi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Proses
pengolahan minyak bumi menjadi suatu produk dengan nilai ekonomi yang
cukup tinggi adalah tujuan utama dari perusahaan yang bergerak di bidang
eksploitasi sampai dengan industri petrokimia hilir.
Kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai pada era 1800an.
Jan Raerink seorang berkebangsaan Belanda yang melakukan pemboran minyak
di daerah Cirebon pada tahun 1871, namun usaha tersebut mengalami kegagalan.
Kemudian dilanjutkan oleh Aeilo Jan Zykler yang melakukan pengeboran di
daerah Sumatera Utara dan pada tanggal 15 Juni 1885 berhasil ditemukan sumber
minyak pertama di Indonesia dengan disusul pendirian Royal Dutch Company di
Pangkalan Brandan pada tahun 1885. Namun pada era tersebut, Indonesia masih
dibawah kepemimpinan Belanda hingga dilanjutkan dengan kepemimpinan
Jepang. Sumber minyak pertama yang dimaksud adalah sumur telaga said.
Kegiatan industri perminyakan di Indonesia terus berkembang semenjak
diproduksikannya sumur telaga said hingga era 1950an antara lain ditemukannya
sumber minyak baru didaerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Selatan,
Sumatera Tengah, dan Kalimantan Timur. Setelah kemerdekaan Indonesia,
yang menempatkan PT
dan
kemakmuran
PERTAMINA
memiliki
peranan
Indonesia
sehingga
penting
Indonesia
dalam
di
PT
sektor
kebutuhan
BBM,
PT
PERTAMINA
membangun
dan
kapasitas total mencapai 1.046,70 ribu barrel. Adapun kapasitas produksi untuk
masing masing unit pengolahan PT PERTAMINA, sebagai berikut :
No
Unit Pengolahan
Kapasitas
Million
170.0
133.7
348.0
260.0
125.0
10.0
4.2.2 Misi
Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
LAPORAN TUGAS AKHIR PT PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
pada
kepentingan
pelanggan
dan
berkomitmen
untuk
6. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan
riset dan pengembangan.
berhuruf P yang telah terdaftar pada Direktorat Hak Cipta Desain Industri
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang Departemen Hukum dan
HAM RI dengan surat pendaftaran ciptaan No. 028344 pada tanggal 10 oktober
2005.
merah
Keuletan
dan
ketegasan
serta
keberanian
3. Tersedianya sarana penunjang yaitu Depot UPPDN II, terminal UEP III,
Conventional Buaoy Mooring (CBM) dan Simgle Buoy Mooring (SBM).
4. Tersedianya lahan yang cukup luas
5. Tersedianya sarana infrastruktur
Pembangunan kilang minyak Balongan melibatkan konsorsium luar
negeri JGC-Foster Wheeler dan sekitar 27 perusahaan swasta nasional sebagai
mitra usaha. Kilang minyak PT PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan
dibangun sejak tahun 1990 dan baru diresmikan pada tanggal 24 Mei 1995 oleh
Presiden Soeharto.
Kilang minyak balongan ini merupakan kilang minyak yang relatif baru
dan kilang ini mengolah minyak mentah duri (80%) dan minas (20%).
Kandungan residu dari minyak duri yang sangat tinggi, serta kandungan logam
berat dan karbon maupun nitrogen yang cukup tinggi menyebabkan harga jual
minyak duri menurun dikarenakan kualitas yang kurang baik sebagai bahan
baku.Kandungan residu, logam, nitrogen maupun karbon yang cukup tinggi
tersebut akan tidak mungkin diolah oleh kilang yang ada didalam negeri secara
efektif dalam jumlah yang besar, disisi lain produksi minyak dari lapangan duri
meningkat cukup besar dengan diterapkannya metode secondary recovery.
PT PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan memiliki unit terpenting
yaitu RCC. Residue Catalytic Cracking (RCC) merupakan unit yang berfungsi
untuk mengubah residu (sekitar 62% dari total feed) menjadi komponen ringan
yang bernilai tinggi. Kilang residu RCC ini merupakan unit terbesar didunia
LAPORAN TUGAS AKHIR PT PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
dengan kapasitas 83 ribu barrel per hari. Kilang minyak balongan ini
mengahsilkan produk samping berupa propylene sebagai bahan baku plastik.
4.5.1 Visi PT PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
Menjadi Kilang Terkemuka di Asia Tahun 2025.
yang
tangguh
berdasarkan
semangat
kebersamaan,
e. Warna biru merupakan logo Pertamina yang berarti loyal kepada visi
Pertamina.
f. Warna kuning diambil dari warna logo Pertamina yang berarti
keagungan visi Unit Pengolahan VI Balongan.
b. Sumber air
Sumber air yang terdekat terletak di Waduk Salam Darma, Rejasari, 65
km dari Balongan le arah Subang. Pengangkutan dilakukan dengan pipa
yang berukuran 24 inch dengan kecepatan operasi 1.100 m3/jam dengan
batas kecepatan maksimum 1200 m3/jam. Air tersebut digunakan untuk
steam boiler, sebagai media pendingin untuk Heat Exchanger, air
minum maupun untuk kebutuhan perumahan.
c. Sarana transportasi
Posisi PT PERTAMINA RU-VI Balongan dekat dengan jalan raya dan
lepas pantai utara jawa yang saling menghubungkan antara satu kota
dengan kota lainnya sehingga memudahkan dalam mendistribusi hasil
produk, terutama untuk wilayah kota-kota besar.
d. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan di PT PERTAMINA RU-VI Balongan
dalam pendirian kilang Balongan melibatkan masyarakat sekitar
sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
setempat.
Sejak tahun 1970 minyak dan gas bumi dieksploitasi di daerah ini
sebanyak 224 buah sumur berhasil digali dan berhasil diproduksi adalah
pada Jatibarang, Cemara, Kandang Haur Barat dan Timur, Tugu Barat dan
lepas pantai. Produksi gas alam berjumlah 239.65 MMSCF disalurkan ke
PT. Krakatau Steel, PT. Pupuk Kujang, PT. Indocement, PT. Semen
Cibinong, dan Palimanan.
Untuk membantu distribusi suplai bahan bakar di daerah Cirebon
dan sekitarnya, maka dibangun terminal Balongan UPPDN III pada tahun
1980, yang berfungsi untuk menyalurkan BBM. Untuk penyiapan lahan
kilang, yang semula tanah tadah hujan, diperlukan pengurukan dengan
pasir dari laut yang diambil dari pulau Atol Gosong Tengah. Pulau ini
berjarak 70 km ke arah bujur timur dari pantai Balongan. Kegiatan
penimbunan dilakukan dalam waktu empat bulan dimulai dari bulan
Oktober, sebelumnya dilakukan pengurukan pasir selama 10 bulan.
Transportasi dari tempat penampungan ke area penimbunan dilakukan
dengan kapal yang selanjutnya dipompa ke arah kilang.
Area kilang terdiri dari :
Sarana kilang
Sarana Perumahan
: 200 Ha
utilitas serta tangki tangki yang berisi air ditempatkan dekat dengan
perkantoran.
4.5.5 Sistem Kontrol PT PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan
Sistem control di kilang minyak Balongan atau populernya dikenal
dengan EXOR 1 menggunakan control secara automatik dan manual.
Sistem pengendalian terpusat di DCS (Distributed Control System)
meliputi CDU Complex, HTU Complex, RCC Complex, dan Hidrogen
Plant. DCS merupakan sistem kontrol yang mampu menghimpun data dari
lapangan dan memutuskan akan diapakan data tersebut, DCS bertugas
untuk mengambil atau baca data kemudian melakukan pengontrolan
berdasar data tersebut. Data-data yang telah diakuisisi (diperoleh) dari
lapangan bisa disimpan untuk rekaman atau keperluan-keperluan masa
datang, atau digunakan dalam proses-proses saat itu juga, atau bisa juga,
digabung dengan data-data dari bagian lain proses, untuk kontrol lajutan
dari proses yang bersangkutan. Kontrol yang digunakan adalah kontrol
pneumatik, hal ini karena didasarkan pada bahan yang diproses bersifat
mudah terbakar dan kemudian diubah menjadi signal elektrik agar dapat
terbaca di DCS. Sistem kontrol di PT PERTAMINA (Persero) RU-VI
Balongan menggunakan sistem control PID (Proportional Integral
Derrivative) untuk mengontrol variabel-variabel keluaran tersebut
suatu
bagian
dalam
memjalankan
tugas
sehingga
Bagian ini membawahi dua bagian yaitu Operasi Telkom dan Jaringan,
Pengembangan Informasi (Bang.Info).
9. Bidang Kilang
Berfungsi melaksanakan kegiatan pengolahan minyak mentah menjadi
produk BBM dan Non BBM secara efektif dan efisien. Bagian ini
membawahi satu bagian dan dua fungsi yaitu bagian Produksi LPG
Mundu, Fungsi Unit Produksi, dan Fungsi Unit Reliabilitas.
10. Bidang Unit Produksi
Fungsi ini membawahi enam bagian atau unit yaitu S.S Produksi, DHC,
RCC, ITP, Utilities, dan Laboratorium.
11. Bidang Unit Reliabilitas
Fungsi
ini
membawahi
bagian
Perencanaan
Reliabilitas
dan
Pengendalian Reliabilitas.
12. Bidang Jasa Pemeliharaan Kilang
Fungsi ini membawahi delapan bagian yaiut Perencanaan, Pemeliharaan
I, Pemeliharaan II, Pemeliharaan III, Engineering Pemeliharaan,
Bengkel, Logistik dan Keuangan.
13. Rumah Sakit Pertamina Balongan (RSPB).
c. Penanggulangan kebakaran.
d. Lindungan lingkungan.
e. Rekayasa.
Sebagai pelaksana kegiatan kegiatan tersebut, maka dibentuklah seksiseksi, antara lain:
1. Seksi Keselamatan Kerja bertugas
a. Mengawasi keselamatan jalannya operasi kilang.
b. Bertindak sebagai instruktur safety.
c. Membuat rencana pencegahan.
d. Bertanggung jawab terhadap alat-alat keselamatan kerja.
2. Seksi Lindungan Lingkungan bertugas:
a. Meprogram rencana kelola lingkungan dan rencana pemantauan
lingkungan.
b. Mengusulkan tempat pembuangan limbah dan house keeping.
3. Seksi
Penanggulangan
Kebakaran,
Administrasi
dan
Latihan
distilasi
lanjutan
kondensat
overhead
dari
Main
sehingga
digunakan
sebagai
refluks
untuk
mengatur
berasal dari unit CDU, GO-HTU, LCO-HTU dan ARHDM agar bisa
dimanfaatkan sebagai bahan bakar kilang dan umpan Hydrogen
Plant. H2S yang terkandung dalam off gas harus dihilangkan karena
menyebabkan korosif akibat dari sifatnya yang asam. H2S yang ada
dalam produk diharapkan tidak melebihi batas maksimal yaitu 50
ppm.
Proses
yang
dipakai
adalah
SHELL
ADIP
dengan
Gambar 4.7 Peralatan proses pada unit Sour Water Stripper (SWS)
Kemampuan pengolahannya
Caustic
yang
rutin (routinous)
dan
non
rutin
29,8 ton per hari dengan kemurnian 99,9 %. H2S yang masih tersisa
dibawa ke incinerator.
memakai
dibuang
mengandung
H2
disirkulasikan
oleh
ke
yang
seksi
downstream.
mempunyai
recycle
gas
Recycle
kemurnian
compressor
saat
gas
tinggi,
reaksi
itu
umpan
memasuki
reaktor
yang
disusun
seri
yang
sudah
direaksikan
di
unit
platformer
CO2(g)
dan
mengoptimalkan
energi
utilitas.
Proses
isomerisasi
promotor
ditambahkan
perchloride
secara
Gambar 4.12 Peralatan proses pada AHU (unit 12 dan unit 13)
Unit AHU beroperasi dengan kapasitas 58.000 BPSD (384
m3/jam). Selain mengolah residu, unit ini juga berfungsi mengurangi
pengotor yang tidak diijinkan seperti kandungan logam Nikel (Ni),
Vanadium (V). Kedua logam berat tersebut dapat mematikan katalis
secara permanen di unit RCC . Selain menyingkirkan pengotor, di
ARHDM pun terjadi reaksi reaksi perengkahan sehingga minyak yang
dihasilkan memiliki titik didih serta viskositas yang rendah. Unit AHU
terdiri dari dua train yang diberi nomor 12 dan 13. Masing-masing train
memiliki tiga buah reaktor dengan satu fraksionator yang digunakan
bersama-sama.
Bahan baku : Atmospheric Residue (AR).
Reaksi reaksi yang terjadi di unit ARHDM :
1. Carbon residue removal
4. Hydrocracking
Hydrocracking
merupakan
proses
pemecahan
molekul
reactor
sebelum
didinginkan,
karena
residu
yang
dan
liquid
hidrokarbon
lainnya.
Uap
tersebut
Cold low Pressure Drum (CLPFD). Flash gas dari CLPFD yang
kaya akan H2 dialirkan ke make up gas compressor untuk dikompresi
dan dikembalikan ke unit AHU. Liquid ringan di-flash kembali
bersama dengan liquid dari CHPS ke CLPS.
4. Seksi Recycle Gas
Aliran gas yang kaya hidrogen dari CHPS terbagi dua,
sebagian dikembalikan ke reaktor dengan Recycle Gas Compressor
dan sebagian aliran (Bleed Stream) ke Membrane Separation Unit.
5. Seksi Fraksinasi
Seksi fraksinasi memisahkan produk AHU menjadi Naptha,
Kerosene, Diesel dan Hydrodemetallized Atmospheric Residue
(DMAR) yang diperoleh melalui Atmospheric Fractionator dibantu
dua buah stripper. Sebelum dikirim ke luar, naptha dimurnikan di
Naptha Stabilizer sedangkan Kerosene di dalam Clay Treater.
Atmospheric Fractionator terdiri dari dua seksi, yaitu seksi atas (top)
yang mempunyai 32 tray dengan diameter 3,2 meter dan seksi bawah
(bottom) yang mempunyai 15 tray dengan diameter 3,66 meter. Jarak
antar tray pada kedua seksi dalam kolom sebesar 610 mm. Produk
Heavy Oil dari HLPS masuk ke fraksionator pada tray 33.Cold Feed
dari CLPS masuk ke fraksionator pada tray 28 (tray di atas flash
zone).Pada seksi Bottom Fractionator diinjeksikan stripping steam
Kemudian
dipanaskan
kembali
dengan
bottom
CO + H2O CO2 + H2
b. Pressure Swing Adsorption (PSA)
Setelah melalui reaksi di HTSC, feed didinginkan. Sedangkan
kondensat dalam feed gas dipisahkan di Raw Gas KO Drum
sebelum masuk ke PSA unit. PSA plant didesain untuk
memurnikan gas hydrogen secara kontinyu. Aliran keluar PSA
adalah hydrogen murni dengan tekanan tinggi.
Proses yang terjadi :
Pada dasarnya proses terjadi melalui tiga tahapan, yaitu tahap
pemurnian umpan di reaktor (22-R-101), tahap pembentukan H 2 di
reformer dan tahap pemurnian H2 di pressure swing unit. Hidrogenasi
diperlukan untuk mengkonversi sebagian senyawa merkaptan (RSH)
dan COS menjadi H2S.
Reaksi pada reaktor (22-R-101) yaitu:
COS + H2 H2S + CO
RHS + H2 RH + H2S
Kemudian H2S diserap di sulfur adsorber (22-R-102 A/B).
Reaksi desulfurisasi yang terjadi adalah sebagai berikut:
H2S + ZnO ZnS + H2O
Umpan hidrokarbon yang telah bebas sulfur (kandungan sulfur
maksimum 0,2 ppm) dicampur dengan HP steam melewati flow ratio
control dengan rasio steam/karbon tertentu.
LAPORAN TUGAS AKHIR PT PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
Reformer 22-F-101
Gas panas campuran di atas memasuki tube katalis di reformer,
sehingga terjadi reaksi reforming yang bersifat endotermis. Produk ini
keluar reformer pada suhu 850oC dan mengalir melalui Reformer Waste
Heat Boiler (22-WHB-101), di sini gas sintetis (syngas) didinginkan
sampai 375oC. Di dalam reformer, hidrokarbon yang ada di dalam
umpan bereaksi dengan steam menghasilkan hidrogen, karbon dioksida,
dan karbon monoksida.
Minimisasi sisa metana yang tidak bereaksi dilakukan dengan
suhu reaksi yang tinggi. Pembakaran bahan bakar di dalam reformer
harus dalam temperatur yang tinggi guna menyediakan panas yang
dibutuhkan untuk reaksi reforming yang bersifat endotermis. Reaksi
yang terjadi pada Reformer 22-F-101 adalah sebagai berikut:
CH4 + H2O
CO + 3H2
CO + H2O
CO2 + H2
ditahan oleh wire mesh blanket agar tidak terikut ke suction pompa
feed kemudian dialirkan ke sour water header.
Tekanan fuel gas dalam drum ini diatur oleh split range
sebagai pressure balance section dari reaktor charge pump. Hal ini
dilakukan untuk mencegah tercampurnya feed dengan udara. GO dari
surge drum dipompa oleh pompa (14-P-102) ke Combined Feed
Exchanger (14-E-101) sebagai feed bypass. Kemudian masuk ke inlet
effluent reaktor sebelum masuk ke HE kedua. Setelah keluar dari HE
kedua, diinjeksikan air yang berasal dari Wash Water Pump (14-P103) selama start up. Lalu feed dapat langsung dialirkan ke High
Pressure Stripper (14-C-101).
2. Seksi Reaktor
Feed dan recycle gas dipanaskan terlebih dulu oleh effluent
reaktor di dalam Combined Feed Exchanger (14-E-101), kemudian
campuran GO dan H2 bergabung dan langsung ke Charge Heater
(14-F-101) dan dipanaskan sampai suhu reaksi.
Feed dalam dapur kemudian masuk di bagian atas reaktor
(14-R-101) dan didistribusikan dengan merata di atas permukaan bed
katalis melalui inlet dari vapour/liquid tray. Karena reaksinya
bersifat eksotermis, maka temperatur yang keluar dari reaktor akan
lebih tinggi dari temperatur feed. Panas hasil reaksi bersama panas
yang terkandung dalam feed reaktor akan diambil oleh Combined
LAPORAN TUGAS AKHIR PT PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
Selanjutnya effluent
yang
meninggalkan
telah
top
produk
Fraksinator,
seperti off gas, wild naptha dan hydrotreated light cycle oil.
Distribusi feed dan produk yang diolah dari unit LCO HTU meliputi:
1. Feedstock LCO diperoleh dari RCC kompleks.
2. Katalis Hydrotreating UOP mengandung oksida nikel/molybdenum
(S-12) dan Cobalt/molybdenum (S-19 M) di dalam alumina base dan
dibuat berbentuk bulat atau extrude.
3. Make-up Hydrogen akan disuplai dari hydrogen plant unit.
yang berasal dari wash water pump (21-P-103). Selama start-up, feed
dapat langsung dialirkan ke high pressure stripper (21-C-101).
1. Seksi Reaktor
Feed dan recycle gas dipanaskan terlebih dahulu oleh effluent
reaktor di dalam combined feed exchanger (21-E-101). Kemudian
campuran LCO dan hidrogen bergabung dan langsung ke charge
heater (21-F-101) dan dipanaskan sampai suhu reaksi. Feed dari
dapur kemudian masuk ke bagian atas reaktor (21-R-101) dan
didistribusikan dengan merata di atas permukaan bed katalis melalui
inlet dari vapour/liquid tray. Karena reaksi eksotermis, temperatur
yang keluar dari reaktor akan lebih tinggi dari temperatur feed. Panas
hasil reaksi bersama panas yang terkandung dalam feed reaktor akan
diambil oleh combined feed exchanger untuk memanaskan feed.
Selanjutnya effluent reaktor didinginkan dalam effluent produk
kondensor (21-E-102) yang terdiri dari 8
processing)
untuk
mendapatkan
nilai
tambah dari
Aliran katalis ke riser ini diatur untuk menjaga suhu reaktor. Setelah
reaksi terjadi di bagian atas riser (reaktor) maka katalis harus
dipisahkan dari hidrokarbon untuk mengurangi terjadinya secondary
cracking sehingga rantai hidrokarbonnya menjadi lebih kecil dan
akhirnya membentuk coke. Pada bagian atas, sebagian besar katalis
akan terpisah dari atomized hidrocarbon dan jatuh ke seksi stripping,
selain itu katalis juga dipisahkan pada cyclone dekat reaktor dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal sehingga katalis terpisah dari
atomized hidrocarbon berdasarkan perbedaan densitasnya dan jatuh
ke seksi stripping.
Steam
diinjeksikan
ke
stripping
untuk
mengambil
pada
bagian
dengan
upper
membakar
regenerator.
coke
yang
Spent
catalyst
menempel
pada
menjadi CO. Coke yang dibakar hanya 80%. Sedangkan pada bagian
lower regenerator terjadi total combustion, dimana semua sisa coke
dibakar menjadi CO2.
fuel
gas
yang
keluar
dikurangi
dengan
untuk
memproduksi steam
tekanan
tinggi.
Biasanya
menjaga
Dari seksi HCO, penguapan terus terjadi dan masuk ke seksi LCO.
Sebagian produk LCO dikirim ke sponge absorber dalam Gas
Concentration Unit (Unit 16).LCO akan mengabsorp C3, C4, dan
beberapa C5 dan C6 yang terikut dari material sponge gas dan
dikembalikan ke main column. Kandungan CO diambil melalui LCO
stripper column (15-C-103) untuk mengatur flash point. Sebelum
LCO masuk ke storage, panasnya digunakan untuk raw charge
preheater,
Gas
Concentration
Unit,
dan
stripper
reboiler
debutanizer.
Produk atas main column lainnya adalah heavy naphta. Heavy
naphta tidak diambil menjadi produk sama halnya dengan HCO.
Sirkulasi naphta digunakan dalam preheater umpan atau peralatan
penukar panas lain sebelum kembali ke kolom sebagai refluks.
Sebelum kembali ke kolom, heavy naphta ditambahkan wild
naphta/heavy naphta dari GO HTU dan LCO HTU untuk menambah
naphta yang akan dihasilkan RCC pada seksi teratas kolom. Light gas
dan gasoline/naphta teruapkan melalui top column (seksi teratas) dan
melewati overhead condenser untuk dikondensasikan dan dipisahkan
dalam (15-V-106) menjadi fraksi air, fraksi minyak, dan fraksi gas.
Sebagian dari unstabilized gasoline (fraksi minyak) dikirim kembali
ke main column sebagai refluks. Sebagian fraksi minyak dan fraksi
c. Off gas
berat
(LPG
dan
naphta)
dari
primary
absorber
berat
lainnya
seperti
yang
>C5
diambil
dengan
yang
sampai suhu 36,7 oC. Jika mixed C4 masih tersisa, maka dikirim ke
tangki penampungan. Sebagai pemanas di C3/C4Splitter Reboiler
selain dari mixed C4 juga naptha yang merupakan produk dari RCC
(Residue Catalytic Cracker) Unit (unit 15) yang dialirkan melalui
pompa (15-P-109 AB).
acetylene.
iii. Caustic atauWater Wash Tower, terjadi proses penghilangkan
residual acid gas dalam feed offgas dan mencegah carry overkaustik
ke
unit
downstream.
Off
GasDrier,
terjadi
proses
CD Hydro
: BD + H2
de
IB
Column,
Feed
Treater,
terjadi
proses
penghilangkan
racun
Chloride
Treater,
sebagai
tempat
menghilangkan
BAB V
PEMBAHASAN
5.1
Spesifikasi Pompa
Pompa
24-P-202-A/B yang ada pada Sour Water Stripper (SWS) di PT. Pertamina
RU VI Balongan. Pompa 24-P-202-A/B merupakan dua buah pompa
sentrifugal yang memiliki spesifikasi dan fungsi yang sama, dimana dalam
pengoperasiannya harus ada yang berperan sebagai pompa cadangan,
sehingga apabila terjadi kerusakan pada pompa yang sedang beroperasi,
proses produksi tidak terhambat karena fungsi pompa tersebut dapat di
gantikan oleh pompa cadangan.
Arti kode 24-P-202-A/B adalah :
1. 24 yaitu menunjukan unit tempat pompa tersebut dipasang, yaitu di SWS
2. P yaitu menunjukan kode peralatan, dalam hal ini adalah pompa
3. 202 yaitu menunjukan penomoran alat
4. A/B yaitu menunjukan bahwa alat tersebut merupakan dua unit pompa
5.2
(1)
H=
(2)
. . .
(3)
. .
3 .
(4)
5.3
(5)
Perhitungan Performance
: 0,940
Kapasitas (Q)
Psuction
Pdischarge
fluida
2. Menghitung Head
H
= 72.34042553 m
yang
terpasang
di
casing
motor,
yaitu
23,3 kW = 23300 W.
. . .
x 100 % = 64.81523605 % = 65 %
sebesar
T in
: 122,5 oC
T out
: 123 oC
: 36 A
Psuction
P motor
: 30 kW = 30000 W
A. Menghitung Head
H
= 78.93617 m
. . .
x 100% = 44.530528 % = 45 %
5.4
Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh data bahwa efisiensi
aktual pompa lebih rendah dari pada efisiensi dari perhitungan data sheet
(teoritis). Secara teoritis efisiensi pompa 24-P-202-A/B adalah 65 %,
sedangkan secara aktual (kondisi di lapangan) efisiensinya turun 20 %
menjadi 45 %. Ada banyak hal yang mempengaruhi turunnya efisiensi pompa,
antara lain :
1. Secara teoritis pompa akan bekerja secara adiabatik reversible (tidak
mengalami losses), sedangkan pada kenyataannya hal itu sulit terjadi
karena banyak kerugian kerugian yang dialami pompa, seperti adanya
gesekan antara fluida kerja dengan pipa pipa dan sudut impeller.
2. Kondisi aktual beroperasi pada kapasitas yang rendah dari normalnya,
sedangkan keadaan teoritis kapasitasnya mendekati maksimum.
3. Dengan kapasitas pada keadaan desain yang lebih besar dari aktual maka
daya fluida yang dihasilkan oleh kondisi desain juga lebih besar daripada
kondisi aktual, walaupun head yang terjadi pada aktual lebih besar tetapi
perbedaannya tidak sebesar daya fluida yang dihasilkan.
4. Kerusakan kerusakan yang sering dialami oleh pompa 24-P-202-A/B
yang dapat menurunkan efisiensi :
a. Casing adalah bagian terluar dari rumah pompa yang berfungsi sebagai
pelindung semua elemen yang berputar, tempat kedudukan difuser
guide vane, inlet dan outlet nozzle, tempat yang memberikan arah
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Dari analisa design performance dan actual performance pada pompa
24-P-202-A/B selama tugas akhir di PT Pertamina RU VI Balongan dapat
disimpulkan :
1. Berdasakan hasil perhitungan data desain didapatkan hasil sebagai
berikut :
- Head = 72.34042553 m
- Daya Fluida = 15101.95 W
- Daya Motor = 23300 W
- Efisiensi = 65 %
2.
3.
- Wearing Ring
- Impeller
4.
6.2
Saran
1.
2.
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Ivanky, Khair dan Yunia Karyati. 2011. Laporan Kerja Praktek PT PERTAMINA
(Persero) Refinery Unit VI Balongan-Indramayu (Periode 1 Agustus 31 Agustus
2011). Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.Semarang
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 11 : Crude Distillation Unit Vol I/II, JGC
Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI Balongan.
Indonesia.
Unit 12/13
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 14 : Gas Oil Hydrotreatin Vol I/II, JGC
Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI Balongan.
Indonesia.
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 15: Residual Catalytic Cracker Unit Vol
I/II, JGC Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI
Balongan. Indonesia.
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 16 : Unsaturated Gas Plant Unit Vol I/II,
JGC Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI Balongan.
Indonesia.
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 17 : LPG Treatment Unit Vol I/II, JGC
Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI Balongan.
Indonesia.
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 18 : Naphta Treatment Unit Vol I/II, JGC
Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI Balongan.
Indonesia.
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 19 : Propylene Recovery Unit Vol I/II, JGC
Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI Balongan.
Indonesia.
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 20 : Catalytic Condensation Unit Vol I/II,
JGC Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI Balongan.
Indonesia.
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 21: Light Cycle Hydrotreating Unit Vol I/II
JGC Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI Balongan.
Indonesia.
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 22 : Hydrogen Plant Unit Vol I/II, JGC
Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI Balongan.
Indonesia.
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 23: Amine Tratement Unit Vol I/II, JGC
Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI Balongan.
Indonesia.
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 24 : Sour Water Stripper Unit Vol I/II ,
JGC Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI Balongan.
Indonesia.
Pertamina. 1992. Pedoman Operasi Unit 31 : Naphta Hydrotreating Unit Vol I/II,
JGC Corporation & Foster Wheeler (Indonesia) Limited. Pertamina UP VI Balongan.
Indonesia.
http://mechanic-mechanicalengineering.blogspot.com/2011/03/pompa-pump.html
http://en.wikipedia.org/wiki/pump.html