Anda di halaman 1dari 7

Tinjauan Pustaka

Scarlet Fever (Scarlatina)1,2-4,6


Pendahuluan
Scarlet fever atau scarlatina merupakan suatu sindrom yang ditandai oleh faringitis
eksudatif, demam, dan eksantema merah terang. Hal ini disebabkan oleh kelompok penghasil
racun group A beta-hemolytic streptococci (GABHS) ditemukan dalam sekresi dan keluarnya
cairan dari hidung, telinga, tenggorokan, dan kulit.
Biasanya, demam scarlet berkembang dari fokus tonsil / faring, meskipun ruam
muncul dalam waktu kurang dari 10% dari kasus "radang tenggorokan." Situs replikasi
bakteri cenderung mencolok dibandingkan dengan efek dramatis yang disebabkan racun.
Infeksi streptokokus Exotoxin-mediated berkisar dari gangguan kulit lokal (misalnya,
impetigo bulosa) sampai erupsi luas demam scarlet sampai sangat mematikan yaitu
streptokokus toxic shock syndrome.
Definisi
Demam scarlet atau scarlatina adalah demam yang disertai ruam merah pada kulit
yang disebabkan infeksi bakteri Streptococcus. Penyakit ini paling sering menimpa anakanak yang berusia 5-15 tahun. Scarlet fever atau scarlatina merupakan suatu sindrom yang

ditandai oleh faringitis eksudatif, demam, dan eksantema merah terang. Hal ini disebabkan
oleh kelompok penghasil racun group A beta-hemolytic streptococci (GABHS) ditemukan
dalam sekresi dan keluarnya cairan dari hidung, telinga, tenggorokan, dan kulit.
Etiologi :
Scarlet fever (kadang-kadang disebut demam berdarah) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh bakteri yang disebut Streptococcus pyogenes, atau kelompok A streptokokus
(GAS). Bakteri yang sama juga bisa menyebabkan impetigo. Bakteri ini ditemukan pada
kulit atau tenggorokan, di mana mereka bisa hidup tanpa menyebabkan masalah. Namun,
dalam kondisi tertentu, mereka juga bisa menyebabkan penyakit, seperti scarlet fever.
( Mahakit, 2006 ) Masa inkubasi penyakit ini 1 7 hari, rata-rata 3 hari. Cara penularannya
melalui droplets dari pasien yang ter infeksi atau karier. Dengan fokus infeksi Faring dan
tonsil, jarang pada luka operasi atau lesi kulit.

Manifestasi klinis
Scarlet fever ditandai dengan ruam, yang biasanya di sertai dengan sakit
tenggorokan, dan kadang-kadang bingung dengan ruam campak '. Bakteri yang
menyebabkan hasil infeksi toksin (racun), yang menyebabkan ruam, lidah merah
dan bengkak dan pipi memerah. Scarlet fever terutama penyakit anak - anak dan
paling umum antara usia dua dan delapan tahun. Itu sekali berbahaya, tetapi
pengobatan antibiotik berarti sekarang jauh lebih sedikit umum dan jauh lebih
serius, meskipun 2-4,000 kasus didiagnosis setiap tahun di Inggris. ( Cheryl,
2007 )

Gejala awal scarlet fever mencakup sakit tenggorokan, sakit kepala, demam, mual dan
muntah. Setelah

12

sampai

48

jam

terdapat

karakteristik

ruam

merah

halus

berkembang. Biasanya, pertama kali muncul di dada dan perut, cepat menyebar ke bagian
lain dari tubuh. Pada kulit yang berpigmen lebih gelap, ruam merah mungkin lebih sulit
terlihat tetapi struktur ruam di kulit dapat dirasakan. Beberapa gejala lain yang menyertai,
yaitu ( Elizabeth, 2007 ) :

Demam lebih 38.3 C (101 F) atau lebih tinggi


Wajah memerah, tetapi di sekitar mulut pucat
Pembengkakan kelenjar di leher
Merasa lelah dan tidak sehat
Memerah wajah merah, tapi pucat di sekitar mulut. Wajah memerah mungkin muncul

lebih
'Terjemur' pada kulit gelap
Kulit diujung jari mengelupas, daerah jari kaki dan pangkal paha sebagian terdapat
ruam.

Biasanya diperlukan waktu dua sampai lima hari dari infeksi sebelum gejala pertama
muncul. Namun, masa inkubasi mungkin sesingkat satu hari dan selama tujuh hari. Scarlet
fever biasanya akan hilang setelah seminggu, tetapi dianjurkan untuk mengunjungi dokter
untuk mendapatkan penuh diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Beberapa gejalayang terdapatada scarlet fever:
- Gejala prodromal berupa demam panas, nyeri tenggorokan, muntah, nyeri kepala, malaise
dan menggigil. Dalam 12 24 jam timbul ruam yang khas.
- Tonsil membesar dan eritem, pada palatum dan uvula terdapat eksudat putih keabu-abuan.
- Pada lidah didapatkan eritema dan edema sehingga memberikan gambaran strawberry
tongue (tanda
patognomonik).

- Ruam berupa erupsi punctiform, berwarna merah yang menjadi pucat bila ditekan. Timbul
pertama kali di leher, dada dan daerah fleksor dan menyebar ke seluruh badan dalam 24 jam.
Erupsi tampak
jelas dan menonjol di daerah leher, aksila, inguinal dan lipatan poplitea.
- Pada dahi dan pipi tampak merah dan halus, tapi didaerah sekitar mulut sangat pucat
(circumoral
pallor).
- Beberapa hari kemudian kemerahan di kulit menghilang dan kulit tampak sandpaper yang
kemudian menjadi deskwamasi setelah hari ketiga.
- Deskuamasi berbeda dengan campak karena lokasinya di lengan dan kaki. Deskuamasi
kemudian akan mengelupas dalam minggu 1-6.

Diagnosis:
Diagnosis scarlet fever dapat ditegakkan apabila
- Manifestasi klinis
- Kultur positif dari sekret nasofaring
- Serologis; peningkatan kadar anti streptolisin O (ASTO).
Diagnosis banding
Morbili

Campak adalah penyakit infeksi virus akut, dengan gejala-gejala eksantem akut,
demam, inflamasi mukosa dan saluran napas, yang diikuti erupsi makulopapular berwarna
merah dan diakhiri dengan deskuamasi kulit. Campak adalah penyakit menular yang ditandai
dengan 3 stadium, yaitu stadium inkubasi, stadium prodormal (kataral), dan stadium erupsi
yang bermanifestasi dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik. Umur terbanyak
penderita campak adalah < 12 bulan, diikuti kelompok umur 1-4 dan 5-14 tahun. Nama lain
penyakit ini adalah morbili, measles, dan rubeola.1
Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium:
- Stadium prodromal: berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan
batuk, pilek, faring merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda
patognomonik timbulnya bintik putih mukosa pipi di depan molar tiga disebut bercak
Koplik.5 Bercak Koplik merupakan bintik putih keabu-abuan, biasanya sebesar butir pasir.
-

Bercak ini muncul dan menghilang dengan cepat, biasanya dalam 12-18 jam.
Stadium erupsi: ditandai dengan timbulnya ruam makulopapular yang bertahan selama 56 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut di belakang telinga, kemudian

menyebar ke wajah, leher, dan akhirnya ke ekstremitas.


Stadium penyembuhan: setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang sesuai dengan
urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang
1-2 minggu.5
Pada pemeriksaan penunjang, dilakukan pemeriksaan darah tepi dan didapatkan leukosit

normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.


Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi,
antibiotic diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, antikonvulsi apabila terjadi kejang dan
pemberian vitamin A. Tanpa komplikasi, tirah baring di tempat tidur, vitamin A 100.000 IU,
apabila malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari, diet makanan cukup cairan, kalori yang
memadai.
Indikasi pasien dirawat bila: hiperpireksia (suhu >39.0oC), dehidrasi, kejang, asupan oral
sulit, adanya komplikasi.5

Rubella
Merupakan suatu penyakit virus yang umum pada anak dan dewasa muda, yang
ditandai oleh suatu masa prodromal yang pendek, pembesaran kelenjar getah bening servikal,
suboksipital dan postaurikular, disertai erupsi yang berlangsung 2-3 hari. Disebabkan oleh
suatu RNA virus, genus Rubivirus, family Togaviridae. Dapat diisolasi dari biakan jaringan

penderita. Pada waktu terdapat gejala klinis virus ditemukan pada sekret nasofaring, darah,
feses dan urin.1
Penularan terjadi melalui oral droplet, dari nasofaring, atau rute pernapasan,
selanjutnya virus rubella memasuki aliran darah. Penularan dapat terjadi biasanya sejak 7 hari
sebelum hingga 5 hari sesudah timbulnya erupsi. Daya tular tertinggi pada akhir masa
inkubasi kemudian menurun dengan cepat, dan berlangsung hingga menghilangnya erupsi.1
1. Masa inkubasi, berkisar antara 14-21 hari (minimal 12 hari, maksimal 17-21 hari)
2. Masa prodromal, pada anak biasanya erupsi timbul tanpa keluhan sebelumnya, jarang
disertai gejala dan tanda pada masa ini. Namun pada remaja dan dewasa muda, masa
prodromal berlangsung 1-5 hari dan terdiri dari demam ringan, sakit kepala, nyeri
tenggorok, kemerahan pada konjungtiva, rhinitis, batuk dan limfadenopati. Segera
menghilang pada waktu erupsi timbul. Pada 20% penderita selama masa prodromal atau
hari pertama erupsi, timbul suatu enantema, Forschheimer spot, yaitu makula atau ptekiae
pada palatum molle, bisa saling merengkuh sampai seluruh permukaan faucia.
Pembesaran kelenjar limfe bisa timbul 5-7 hari sebelum timbul eksantema, khas
mengenai kelenjar suboksipital, postaurikular dan servikal, disertai nyeri tekan.
3. Masa eksantema, mulai retroaurikuler atau pada muka dan dengan cepat meluas secara
kraniokaudal ke bagian tubuh lain. Mula-mula berupa makula berbatas tegas dan kadangkadang dengan cepat meluas dan menyatu, memberikan bentuk morbiliform. Pada hari
ke-2 eksantema di muka menghilang, diikuti hari ke-3 di tubuh, dan hari ke-4 di anggota
gerak. Limfadenopati biasanya berlangsung selama 5-8 hari.
Peningkatan sel plasma 5-20% merupakan tanda khas. Kadang-kadang terjadi leukopenia
pada awal penyakit yang dengan segera diikuti limfositosis relatif. Sering terjadi penurunan
ringan jumlah trombosit. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan serologi yaitu
adanya peningkatan titer antibodi 4x pada haemaglutinin inhibition test (HAIR) atau
ditemukannya antibodi IgM yang spesifik untuk rubella.

Roseola
Human herpesvirus type 6 (HHV-6) merupakan penyebab terbanyak roseola infantum
atau exanthema subitum(45-86%), yang merupakan penyakit pada bayi dengan ruam dan
disertai dengan infeksi saluran nafas akut dan kelainan serebral. Gejala ini harus dibedakan
dengan penyakit lain pada penderita normal dan harus dicari padanannya pada penderita
dengan defisiensi imun. Virus ini umumnya hanya menimbulkan gejala klinik yang ringan,

namun bisa bersifat laten dan sering dikaitkan dengan gejala klinik kelainan otak termasuik
multiple sclerosis. Infeksi Primer HHV-6 didapat dari kasus kontak dan sumber infeksi
primer HHV-6 hampir selalu tak diketahui dengan inkubasi sekitar 10 hari. Manifestasi klinis
sangat bervariasi; mayoritas berupa roseola dan demam tinggi akut (39 - 40 0 C), berlangsung
3 - 6 hari. Demam seiring dgn viremia; disertai gejala lethargy, anoreksia atau bebetpa tak
terganggu oleh demam tinggi tsb. Biasanya diagnosis awal pend inf primer HHV-6 adalah
demam tanpa sebab yang jelas disertai (kadang) otitis media.1
Human herpesvirus type 7 (HHV-7) mirip dengan HHV 6 dan gejala klinik yang ditimbukan
pun mirip, dengan prevalensi lebih rendah (10-31%).

Komplikasi:
Scarlet fever sering terjadi terutama pada anak - anak, dengan sekitar 80% kasus terjadi pada
anak-anak di bawah 10 tahun. Hal ini paling sering terjadi pada anak antara usia dua dan
delapan tahun, dengan umur empat tahun yang paling mungkin untuk mengembangkan
penyakit. Pada dewasa dari segala usia juga dapat terkena demam berdarah, namun penyakit
ini jauh lebih umum pada orang dewasa ( PEMR, 2010 ).
Sebagian besar kasus demam berdarah tidak memiliki komplikasi sama sekali. Namun, pada
tahap awal, ada risiko kecil bahwa Anda mungkin terjadi seperti berikut ( Musser, 2009 ):

Infeksi telinga
Tenggorokan abses
Pneumonia
Peradangan sinus (sinusitis)

Komplikasi lanjut yang dapat terjadi adalah demam rematik dan glomerulonefritis akut.
Terapi:
Langkah pengobatan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan, mengurangi
masa rentan pasien untuk menularkan kepada orang lain, dan mengurangi risiko terjadinya
komplikasi.
Terapi antibiotik selama 10 hari dapat diberikan untuk menangani penyakit ini. Jenis
antibiotik yang umumnya diberikan adalah golongan penisilin. Jika penderita alergi penisilin,
maka golongan antibotik erithromicin dapat diberikan sebagai alternatif.
Pastikan mengedukasi pasien untuk menyelesaikan seluruh periode pengobatan hingga
tuntas agar infeksi dapat hilang dan sembuh sepenuhnya sehingga pasien terhindar dari
komplikasi. Secara umum, demam scarlet akan membaik dalam waktu 4-5 hari dengan
terapi.

Penisilin per oral/IV, eritromisin atau sefalosporin yang diberikan sedini mungkin.
- Suportif.

Anda mungkin juga menyukai