Anda di halaman 1dari 9

FIELDTRIP SAUNG ANGKLUNG UDJO

MUSEUM GEOLOGI BANDUNG, 17


NOVEMBER 2014

I.

PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
karunianya kami semua murid sisa-siswi SD Islam Al Azhar 19
Sentra Primer diperkenankan untuk melakukan perjalanan fieldtrip
ke Saung Angklung Udjo dan Museum Geologi di Bandung pada hari
Senin, 17 November 2014.

II.

IKRAR
Pagi itu, 17 November 2014 pukul 06.00 semua siswa-siswi SD
Islam Al Azhar 19 Sentra Primer melaksanakan ikrar terlebih dahulu
sebelum fieldtrip ke Saung Angklung Udjo dan Museum Geologi.
Kami semua membaca ikrar dengan sungguh-sungguh dipimpin
Kepala Sekolah. Lalu kami berdoa, agar selama di perjalanan,
selama di tempat tujuan fieldtrip dan kembali ke sekolah, kami
diberi keselamatan.

III.

IV.

PERJALANAN MENUJU SAUNG ANGKLUNG UDJO


Setelah pembacaan ikrar dan berdoa kami menaiki bus,
kebetulan kelompok kami semua berada di bus 2. Semua anak
menempati tempat duduknya masing-masing. Bus mulai berjalan
pukul 06.30. Selama perjalanan semua anak saling bercanda dan
bersenang-senang, ada juga yang sambil makan.
Bus kami menggunakan jalan tol Cipularang. Pemandangan
selama di jalan tol sangat indah. Ada pegunungan, tanjakan,
turunan, dan kami kebetulan berpapasan dengan kereta api yang
sedang melaju di relnya. Kami semua menikmati perjalanan menuju
kota Bandung ini.

SAUNG ANGKLUNG UDJO


Perjalanan dari Jakarta ke Bandung menemui beberapa
kemacetan, tetapi kemacetan yang kami lalui tidak terlalu parah,
sehingga pada kurang lebih pukul 11.00, kami tiba di Saung
Angklung Udjo, alhamdulillah.

Saung Angklung Udjo (SAU) adalah suatu tempat yang


merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu,
dan workshop instrumen musik dari bambu. Selain itu, SAU
mempunyai tujuan sebagai laboratorium kependidikan dan pusat
belajar untuk memelihara kebudayaan Sunda dan khususnya
angklung.
Didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya
Uum Sumiati, dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara
seni dan kebudayaan tradisional Sunda. Berlokasi di Jalan Padasuka
118, Bandung Timur Jawa Barat Indonesia.
Di Saung Angklung Udjo, kami memasuki toko cendera mata
terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan pertunjukan sebelumnya
sedang berlangsung, sehingga kami dijadwalkan untuk mengikuti
pertunjukan selanjutnya.
Setelah puas berburu cendera mata kami disuguhi makan
siang dulu. Kami makan dengan lahapnya, rupanya perjalanan jauh
ini cukup membuat perut kami lapar. Hidangannya lezat, terutama
ayam gorengnya.
Setelah makan siang kami melaksanakan kewajiban kami
terlebih dahulu. Kami melaksanakan sholat, berhubung kami sedang
musafir kami lakukan sholat Dzuhur ini dengan cara qoshor-jama
takdim Ashar.
Akhirnya acara yang kami tunggu-tunggu tiba juga,
pertunjukan kesenian yang diselenggarakan di ruang pendopo
Paseban. Pagelaran diawali dengan pembukaan dari Ibu Cathy
sebagai pembawa acara. Acara pertama adalah pagelaran wayang
golek, lalu upacara Helaran, dilanjutkan dengan tari topeng,
permainan arumba (alunan rumpun bambu), main angklung
bersama dan yang paling menyenangkan adalah kami semua diajak
menari bersama oleh penari-penari disana. Kami semua merasa
terhibur. Ada seorang pemain angklung yang sangat lucu dan
menarik perhatian kami adalah Adik Fahri. Dia masih sangat kecil.
Mungkin usianya sekitar 2 tahunan, tapi sudah berani tampil di
depan orang banyak. Akhirnya pertunjukan pun usai. Semua
senang, semua bahagia.
V.

MENUJU MUSEUM GEOLOGI


Setelah menikmati tontonan yang sangat menghibur di Saung
Angklung Udjo, pukul 14.30, kami berangkat menuju Museum
Geologi di Jalan Diponegoro nomor 57 Bandung. Kami menaiki bus
yang sama seperti yang pertama kali berangkat. Cuaca sangat

mendung dan tak lama turun hujan, beruntung kami sudah berada
dalam bus. Di dalam bus kami diabsen terlebih dahulu agar seluruh
siswa siswi tidak ada yang tertinggal. Di perjalanan, kami melewati
banyak pertokoan. Banyak sekali tanjakan dan turunan yang kami
lalui, pemandangannya indah sekali, Subhanallah. Selama
perjalanan, di dalam bus kami membicarakan dan bertanya-tanya
seperti apakah Museum Geologi. Beberapa menit kemudian, sekitar
pukul 15.00 kami tiba di Museum Geologi. Alhamdulillah.

VI.

MUSEUM GEOLOGI
Akhirnya tibalah kami di Museum Geologi, tempat kedua yang
kami
kunjungi.
Museum Geologi Bandung terletak di Jl. Diponegoro No. 57 ini
didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah mengalami
renovasi dan setelah renovasi, diresmikan oleh mantan Presiden RI,
Megawati Soekarno Putri. Sebagai monumen bersejarah, museum ini
menyimpan dan mengelola materi geologi yang berlimpah.
Museum Geologi Bandung pada awalnya berfungsi sebagai
laboratorium dan tempat penyimpanan hasil penyelidikan geologi
dan pertambangan di berbagai wilayah di Indonesia.
Dengan
berjalannya waktu, museum ini berkembang fungsinya sebagai
sarana pendidikan, penyedia berbagai informasi tentang ilmu
kebumian dan objek pariwisata. Disini kami temui banyak hal yang
sebelumnya tidak kami ketahui
Disini kami dapat melihat berabagai macam fosil, kerangaka
hewan purba, yang paling menakjubkan adalah kerangka
Dynosaurus, ukurannya sangat besar. Selain itu kami dapat
mengetatahui kekayaan tambang (geologi) negara yang kita cintai
ini, rupanya Indonesia sangat kaya, Masya Allah.
Kami akan sedikit bercerita mengenai museum ini. Sejarah
Museum Geologi Bandung pertama kali didirikan sebenarnya
dilakukan pada masa pemerintahan Hindia Belanda seperti pada
pada museum fatahillah Jakarta. Kegiatan penyelidikan tersebut
dilakukan untuk menemukan barang tambang dan geologi di bumi
Nusantara oleh ahli geologi yang berasal dari Eropa pada sekitar
pertengahan abad ke-17.
Pada awalnya penyelidikan dilakukan, terkait dengan kegiatan
revolusi Industri yang dilakukan bangsa Eropa yang membutuhkan
berbagai bahan tambang, yang mulai dilakukan pada abad ke-18.
Pemerintahan Belanda yang menyadari akan hal tersebut, kemudian

mulai melakukan penguasaan terhadap pencarian sumber barang


tambang di Indonesia untuk menyokong perekonomian bangsa
Eropa.
Hasil penelitian yang ditemukan tersebut, memerlukan tempat
untuk menyimpan hasil barang tambang dan juga temuan fosil yang
ditemukan bersama barang galian tersebut. Lalu didirikan sebuah
gedung yang diberi nama Geologisch Laboratorium untuk
menyimpan semuanya. Bangunan museum geologi Bandung dibuat
dengan rancangan seorang arsitek berasal dari negeri Belanda,
yang bernama Van Schouwenburg dan memakan biaya mencapai
empat ratus ribu gulden. Lalu bangunan tersebut, dilakukan
peresmian pada tanggal 16 Mei 1929.
Ketika sistem pemerintahan Indonesia mulai dikuasai Jepang,
kepengurusan gedung pun berpindah tangan dan berganti nama
menjadi Chishitsu Chosacho. Lalu setelah merdeka pengurusan
gedung dilakukan oleh Pusat Djawatan Tambang dan Geologi
(PDTG/1945-1950). Kemudian karena perang yang terjadi, banyak
dokumen yang berpindah-pindah karena Belanda menduduki
kembali gedung tersebut. Lalu setelah suasana membaik,
pengelolaan museum geologi Bandung mulai dibenahi dan semakin
membaik sampai sekarang.

VII. PERJALANAN KEMBALI MENUJU JAKARTA


Selesai kegiatan di Museum Geologi, kami menuju bus untuk
pulang kembali ke Jakarta. Di dalam bus seluruh anak-anak diberi
makanan berupa nasi dan ayam goreng. Rasanya nikmat sekali,
kami sangat menikmatinya karena kami sudah kelelahan setelah
berkeliling museum Geologi. Perjalanan kami menuju Jakarta melalui
jalan tol Cipularang. Di Pemberhentian KM 97 bus kami berhenti
beberapa waktu, memberi kesempatan kepada kami, bila ada yang
perlu buang air kecil ke kamar mandi. Bus kembali melakukan
perjalanan menuju Jakarta dan tiba di sekolah kami tercinta sekitar
pukul 19.00. Alhamdulillah kami semua kembali dengan selamat.

VIII. KESIMPULAN
Perjalanan fieldtrip kali ini sangat menyenangkan. Tempat yang
kami kunjungi sangat mengesankan. Kedua tempat memiliki nilai
pendidikan dan pengetahuan yang dapat memperluas wawasan

kami. Tempat yang pertama yaitu Saung Angklung Udjo sangat


menghibur dan membuat bertambahnya kecintaan kami terhadap
budaya dan tradisi Indonesia. Tempat kedua yaitu Museum Geologi
membuat pengetahuan kami bertambah mengenai sejarah
kehidupan manusia, binatang purba, kekayaan geologi (tambang)
Indonesia. Satu hal lagi keakraban kami bersama teman semakin
bertambah, Alhamdulillah. Fieldtrip ini sangat menyenangkan dan
akan selalu kami ingat sebagai pengalaman berharga.

LAPORAN PERJALANAN
FIELDTRIP KELAS 5
SAUNG ANGKLUNG UDJO DAN MUSEUM
GEOLOGI
Dikerjakan Oleh :
Ketua : Kayla Rasyifa Firmansyah
Sekretaris

: Naila Sofwa Aunillah

Fotografer : Moryko Kayla Nurzika


Anggota : Tiara Chairani

Rahma Azzahra
Natasha Shafa Salsabila
Salsabila Febryna
KELAS 5 C

SDI AL AZHAR 19 SENTRA PRIMER


JAKARTA TIMUR
2014
LEMBAR KERJA SISWA KEGIATAN FIELDTRIP
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
:VC
NAMA KELOMPOK : CENDANA
19

KELAS
SD

: SDIA

LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN


1.
2.
3.
4.

Nama Obyek
Hari / tanggal
Waktu
Alamat
40192
5. Pemilik

:
:
:
:

Saung Angkung Udjo


Senin, 17 November 2014
11.00 - 14.30 WIB
Jl. Padasuka no 118 Bnadung Jawa Barat

: Udjo Ngalagena dan keluarga

6. Mengapa diberi nama Saung Angklung Udjo? Karena pendirinya


bernama Udjo Ngalagena.
7. Kapan berdirinya ? Saung Angklung Udjo berdiri tahun 1966.
8. Dalam sebulan berapa banyak yang mengunjungi Saung Angklung
Udjo ? Jumlah pengunjung Saung Angklung Udjo dalam sebulan
sekitar 2000 4000 orang.
9. Apakah ada pengunjung dari luar negeri ? Negara mana yang
pernah ? Ya, ada. Diantaranya negara : Inggeris, Jepang, Amerika,
Kanada, Arab, India, China dan lain-lain.
10.
Siapa yang membuat angklung di Saung Angklung Udjo ini?
Pembuat angklung di Saung Angklung Udjo pengrajin angklung
( masyarakat sekitar Saung Angklung Udjo).
11.
Dalam sebulan berapa orang yang pesan angklung? Jumlah
angklung yang dipesan per bulan adalah sekitar 10 20 set
pesanan dari 10 20 pemesan.
12.
Apakah angklungnya juga diekspor ? Ya, angklung produksi
Saung Angklung Udjo diekspor ke manca negara.
13.
Pertunjukan apa yan sering ditampilkan ? Demonstrasi
pertunjukan wayang golek, Upacara Helaran, tari topeng,
pertunjukan angklung, Arumba, main angklung bersama, menari
bersama dan lain-lain.
14.
Fasilitas apa saja yang ada di Saung Angklung Udjo? Fasilitas
yang ada diantaranya : Bale karesmen (ruang pertunjukan), tempat
makan, mushola, workshop tempat pembuatan angklung, toko
cendera mata, tempat parkir yang luas, dan lain-lain.
15.
Apa yang akan dilakukan Saung Angklung Udjo 10 tahun ke
depan? Memperkenalkan angklung ke semua orang di seluruh dunia
agar dikenal dimana-mana dan mendorong terciptanya perdamaian
dunia lewat alat musik angklung.
16.
Apa kesan-kesannya mengunjungi Saung Angklung Udjo?
Bangga dengan kesenian tradisional Indonesia, sangat menghibur
dan pertunjukkannya sangat bagus, subhanallah.
17.
Apa
saja
kegiatanmu
di
museum
Geologi?
Kami
memperhatikan beberapa benda bersejarah seperti: fosil binatang,
tengkorang manusia purba, bahan tambang, batu-batuan dan lainlain.
18.
Fosil hewan apa saja yang ada di Museum Geologi? Fosil
Dinosaurus, fosil gajah purba, fosil monyet, fosil badak purba, fosil
kerbau purba, fosil kura-kura raksasa, fosil ikan dan lain-lain.
19.
Berapa rata-rata umur fosil yang ada di Museum Geologi ?
Umur fosil` sekitar 2 juta sampai rpuluhan ribu tahun yang lalu.
20.
Benda sejarah apa saja yang ada di Museum Geologi? Benda
sejarah yang berada di Museum Geologi diantaranya : beberapa

tulang/fosil hewan jaman purba, fosil manusia purba, peralatan


jaman batu dan lain-lain.
21.
Bagaimana sejarah terbentuknya Museum Geologi? Sejarah
Museum Geologi Bandung pertama kali didirikan sebenarnya
dilakukan pada masa pemerintahan Hindia Belanda seperti pada
pada museum Ffatahillah Jakarta. Kegiatan penyelidikan tersebut
dilakukan untuk menemukan barang tambang dan geologi di bumi
Nusantara oleh ahli geologi yang berasal dari Eropa pada sekitar
pertengahan abad ke-17.
Pada awalnya penyelidikan dilakukan, terkait dengan kegiatan
revolusi Industri yang dilakukan bangsa Eropa yang membutuhkan
berbagai bahan tambang, yang mulai dilakukan pada abad ke-18.
Pemerintahan Belanda yang menyadari akan hal tersebut, kemudian
mulai melakukan penguasaan terhadap pencarian sumber barang
tambang di Indonesia untuk menyokong perekonomian bangsa
Eropa.
Hasil penelitian yang ditemukan tersebut, memerlukan tempat
untuk menyimpan hasil barang tambang dan juga temuan fosil yang
ditemukan bersama barang galian tersebut. Lalu didirikan sebuah
gedung yang diberi nama Geologisch Laboratorium untuk
menyimpan semuanya. Bangunan museum geologi Bandung dibuat
dengan rancangan seorang arsitek berasal dari negeri Belanda,
yang bernama Van Schouwenburg dan memakan biaya mencapai
empat ratus ribu gulden. Lalu bangunan tersebut, dilakukan
peresmian pada tanggal 16 Mei 1929.
Ketika sistem pemerintahan Indonesia mulai dikuasai Jepang,
kepengurusan gedung pun berpindah tangan dan berganti nama
menjadi Chishitsu Chosacho. Lalu setelah merdeka pengurusan
gedung dilakukan oleh Pusat Djawatan Tambang dan Geologi
(PDTG/1945-1950). Kemudian karena perang yang terjadi, banyak
dokumen yang berpindah-pindah karena Belanda menduduki
kembali gedung tersebut. Lalu setelah suasana membaik,
pengelolaan museum geologi Bandung mulai dibenahi dan semakin
membaik sampai sekarang.
22.
Dimana alamat lengkap Museum Geologi ? Alamat lengkap
Museum Geologi adalah Jalan Diponegoro no 57 Bandung, Jawa
Barat 40122.

23.
Bagaimana perasaanmu setelah mengunjungi Museum
Geologi? Perasaan kami setelah mengunjungi Museum Geologi
adalah sangat senang karena membuat pengetahuan kami
bertambah mengenai sejarah kehidupan manusia, binatang purba,
kekayaan geologi (tambang) Indonesia.
24.
Kritik atau saran apa untuk kebaikan Museum Geologi ?
Perawatan terhadap koleksi museum agar lebih ditingkatkan lagi.
Disediakan brosur informasi yang menarik dalam jumlah yang
memadai. Penyediaan nara sumber sebagai petunjuk yang dapat
memberi penjelasan kepada pengunjung.
25.
Ceritakan suasana pulang dari Bandung ke Jakarta? Kami
menuju bus untuk pulang kembali ke Jakarta. Cuaca di luar sangat
mendung dan tak lama turun hujan rintik-rintik. Alhamdulillah, kami
semua sudah masuk ke dalam bus. Di dalam bus seluruh anak-anak
diberi makanan berupa nasi dan ayam goreng. Rasanya nikmat
sekali, kami sangat menikmatinya karena kami sudah kelelahan
setelah berkeliling museum Geologi. Perjalanan kami menuju Jakarta
melalui jalan tol Cipularang. Di Pemberhentian KM 97 bus kami
berhenti beberapa waktu, memberi kesempatan kepada kami, bila
ada yang perlu buang air kecil ke kamar mandi. Bus kembali
melakukan perjalanan menuju Jakarta dan tiba di sekolah kami
tercinta sekitar pukul 19.00. Alhamdulillah kami semua kembali
dengan selamat.
26.
Pelajaran apa yang dapat kamu ambil setelah mengunjungi
Museum Geologi ? Dari Museum Geologi kami jadi mengetahui
beberapa manusia purba, mengetahui kekayaan tambang
Indonesia, mengetahui pula sejarah terbentuknya bumi, mengetahi
kerangka hewan purba dan lain-lain. Hal ini membuat kami
bertambah rasa syukur kepada Allah SWT, karena begitu kaya alam
Indonesia dengan bahan tambang (geologi).

Anda mungkin juga menyukai