1310211027
1310211052
Elnisa Asritamara
1310211053
Inas Amalia
1310211075
Khairunisa Adawiyah
1310211084
1310211086
Nurani Akbari
1310211134
Anisa Faqih
1310211147
Rachmat Aminullah
1310211155
1310211160
1310211202
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2016/2017
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah untuk kasus
pertama ini dapat kami selesaikan. Makalah yang telah diselesaikan ini berjudul
Matra Udara. Kami mengucapkan terima kasih kepada tutor yang telah
membantu kami dalam proses tutorial hingga kami dapat membuat makalah
ini,serta teman teman B4 yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah
ini.
Makalah ini disusun dari hasil proses tutorial yang berdasarkan Program
Based Learning yang penekanannya diarahkan pada penyelesaian masalah
berdasarkan pada kasus yang ada. Dengan demikian mahasiswa dituntut untuk
berpikir secara kritis dan belajar atas kemauan dari diri sendiri, sehingga
mahasiswa dapat memahami konsep serta mampu memecahkan masalah dalam
kasus- kasus tersebut.
Tujuannya adalah untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa, agar kita
dapat selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
dalam ilmu kedokteran. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam pembuatan
makalah ini, kritik dan saran sangat kami harapkan guna perbaikan di kemudian
hari.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................1
Daftar isi..................................................................................................................2
Kasus Blok Kesehatan Matra Udara.... ...................................................................3
Atmosfer..................................................................................................................4
Persiapan Penerbangan............................................................................................9
Aerofisiologi..........................................................................................................10
Pengaruh Percepatan dan Kecepatan pada Penerbangan terhadap Tubuh.............17
Masalah Kesehatan Penerbangan Haji...................................................................20
Deep Vein Thrombosis..26
Dysbarism..32
Hipoksia.....38
Barotrauma....48
Motion Sickness........59
Jetlag......................64
Spatial Disorientation........68
Emboli Paru...73
Daftar Pustaka.......................................................................................................84
ATMOSFER
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh
dengan ketebalan lebih dari 650 km. Pada lapisan atmosfer terkandung berbagai
macam gas. Berdasarkan volumenya, jenis gas yang paling banyak terkandung
berturut-turut adalah nitrogen (N2) sebanyak 78,08%, oksigen (O 2) sebanyak
20,95%, argon sebanyak 0,93%, serta karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%.
Berbagai jenis gas lainnya juga terkandung dalam atmosfer, tetapi dalam
konsentrasi yang jauh lebih rendah, misalnya neon (Ne), helium (He), kripton
(Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe), ozon (O3), metan dan uap air.
Pembagian Atmosfer Berdasar Sifat-sifatnya
Berdasarkan sifat-sifatnya atmosfer dapat dibagi menjadi 4 (empat) lapisan, yaitu :
1) Lapisan Troposfer
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tipis dan terletak dari permukaan bumi
sampai ke ketinggian 1012 km. Sifat-sifat troposfer pada umumnya adalah: suhu
berubah-ubah, makin tinggi suhu makin rendah, arah dan kecepatan angin
berubah-ubah, ada uap air dan hujan, serta ada turbulensi. Oleh karena sifat
troposfer yang sering berubah-ubah ini, maka sebenarnya tempat ini kurang ideal
untuk penerbangan; tetapi pada kenyataannya banyak penerbangan dilakukan di
lapisan ini, sehingga kemungkinan bahaya penerbangan menjadi lebih besar.
2) Lapisan Stratosfer
Lapisan stratosfer terbentang di atas lapisan troposfer sampai ke ketinggian 5080
km. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan tropopause. Sifat-sifat stratosfer
ialah: suhu tetap walaupun ketinggian berubah yaitu 55C, tidak ada uap air dan
turbulensi. Oleh karena sifat-sifat stratosfer lebih stabil dibandingkan dengan
troposfer, maka stratosfer ini sebenarnya adalah tempat yang ideal untuk kegiatan
penerbangan.
3) Lapisan lonosfer
Lapisan ionosfer terbentang dari atas stratosfer sampai ke ketinggian antara 6001.000 km. Pada lapisan ini udara sangat renggang dan terjadi reaksi fotokhemis
dan fotoelelektris, sehingga atom-atom dan molekul-molekul gas ada yang
menerima muatan listrik, menjadi ion-ion. Oleh karena pembentukan ionion inilah
maka terjadi panas yang tinggi sehingga suhu udara di sini sampai 2.000C.
4) Lapisan Eksosfer
Lapisan Eksosfer adalah lapisan atmosfer yang paling atas, di sini gas-gas tidak
kontinu lagi hubungan molekulnya;
membentuk pulau-pulau udara yang satu sama lain dipisahkan oleh ruang hampa.
Oleh karena sifat inilah maka lapisan ini dibedakan dengan ketiga lapisan di atas.
Ketiga lapisan atmosfer yang berada di bawah eksosfer disebut pula atmosfer,
sedang eksosfer disebut outer atmosfer
Pembagian Atmosfer Berdasarkan Ilmu Faal
Atmosfer juga dapat dibagi dalam 3 (tiga) daerah berdasarkan ilmu faal, yaitu :
1) Physiological Zone
Daerah ini terbentang dari permukaan bumi sampai ke ketinggian 10.000 kaki. Di
daerah ini orang praktis tidak mengalami perubahan faal tubuhnya, kecuali daya
adaptasi gelapnya saja yang memanjang bila berada pada ketinggian lebih dari
5.000 kaki.
2) Physiological Defficient
Di daerah ini orang akan mengalami kekurangan fisiologi atau mengalami
kelainan faal tubuh berupa hipoksia, tetapi masih dapat ditolong dengan
pemberian oksigen saja. Daerah ini terbentang dari ketinggian 10.000 kaki sampai
50.000 kaki.
3) Space equivalent zone
Atmosfer di atas 50.000 kaki dinamakan space equivalent zone, karena di sini
orang akan mengalami hipoksia berat dan cara pertolongan atau perlindungan
sama seperti di ruang angkasa.
OZONOSFER
Tekanan Atmosfer
Seperti benda-benda lain, gas juga mempunyai berat. Berat 1 meter kubik udara
pada permukaan laut dengan tekanan 760 mmHg dan suhu 0C adalah 1.293
gram. Oleh karena berat udara inilah maka tiap permukaan atau bidang di dalam
atmosfer menerima teknan, yang besarnya sesuai dengan berat udara yang ada di
atasnya. Tekanan inilah yang disebut tekanan atmosfer atau tekanan barometer
bila diukur untuk tiap sentimeter persegi.
Makin tinggi makin kurang tekanan udaranya, karena jumlah udara yang berada di
atasnya makin kurang pula. Jadi tekanan barometer mengecil bila ketinggian
bertambah
Tinggi (km)
Tekanan
(atm)
16
32
48
64
80
0,1
0,01
0,00
0,0001
0,00001
Tekanan (mmHg)
760,0
Temperatur (C)
15,0
2.000
706,0
11,0
4.000
656,3
7,1
6.000
609,3
3,1
8.000
564,4
- 0,8
10.000
522,6
- 4,8
12.000
483,3
8,9
14.000
446,4
12,7
16.000
411,8
16,7
18.000
379,4
-20,7
20.000
349,1
24,6
22.000
370,8
28,6
24.000
294,4
32,5
26.000
269,8
36,5
28.000
246,9
40,5
30.000
225,6
44,4
32.000
205,8
48,4
34.000
187,4
52,4
35.000
175,9
55,0
36.000
170,4
55,0
38.000
154,9
55,0
40.000
140,7
- 55,0
42.000
127,9
55,0
44.000
116,3
55,0
46.000
105,7
55,0
48.000
96,05
55,0
50.000
87,30
55,0
52.000
79,34
55,0
54.000
72,12
55,0
56.000
65,55
55,0
58.000
59,58
55,0
60.000
54,15
55,0
Suhu Atmosfer
Semakin tinggi kita naik semakin rendah temperatumya. Pada lapisan
atmosfer bagian bawah, berlaku suatu ketentuan, bahwa suhu akan menurun 2C
7
setiap kita naik 300 m ke atas atmosfer. Pada lapisan stratosfer suhu telah menjadi
sekitar 55C. Pada lapisan ionosfer terjadi reaksi pembentukan ion, sehingga
suhu pada lapisan ini naik menjadi 2.000C. Jelas bahwa pada penerbangan tinggi
dengan menggunakan pesawat yang ada pada dewasa ini, yang terpenting adalah
problem penurunan suhu sehingga perlu dilengkapi dengan alat pemanas.
Ada empat perubahan sifat atmosfer pada ketinggian yang dapat merugikan faal
tubuh khususnya dan kesehatan pada umumnya, yaitu :
1) Perubahan atau mengecilnya tekanan parsiil oksigen di udara. Hal ini dapat
mengganggu faal tubuh dan menyebabkan hipoksia.
2) Perubahan atau mengecilnya tekanan atmosfer. Hal ini dapat menyebabkan
sindrom dysbarism.
3) Berubahnya suhu atmosfer.
4) Meningkatnya radiasi, baik dari matahari (solar radiation) maupun dari
kosmos lain (cosmic radiation)
Aviation Medicine
Interaksi 3M
Tujuan: untuk mencegah terjadinya kecelakaan
Aviation Medicine ~ Preventive Medicine (Host Agent Environment)
Media
Man
Machine
3M terdiri atas:
-
Manusia-nya itu sendiri dipengauhi oleh: faktor usia, jenis kelamin, faktor
psikis, pekerjaan, riwayat kesehatan sebelumnya, fungsi faal paru &
perubahan fisiologinya.
PERSIAPAN PENERBANGAN
Persiapan Pemeriksaan Kesehatan sebelum penerbangan mencakup:
Pemeriksaan Kesehatan Gigi Geligi
Fungsi:
-
Pemeriksaan THT
Fungsi:
-
Untuk
mencegah
terjadinya
Aerotitis
(Barotitis
Media).
Untuk
DM
Penyakit tekanan bola mata tinggi (Glaukoma) diberi tetes mata tiap
hari
Barang-barang bawaan tidak melebihi batas berat dan ukuran yang telah
ditentukan (tidak lebih dari 30 kg), untuk mencegah terjadinya trauma
akibat tertimpa barang bawaan pada saat landing.
AEROFISIOLOGI
--Mekanisme Adaptasi
Efek tekanan oksigen yang rendah terhadap tubuh
Tabel menunjukkan nilai aproksimasi tekanan barometrik dan tekanan oksigen di
berbagai ketinggian.
Menghi
Menghi
rup
rup
udara
oksigen
murni
PO2 di Satur
Ketinggia
Tek.
PO2
PCO2
PO2
Satur
PCO2
n (kaki)
Barom
Di
di
dalam
asi
dalam udara
asi
eter
udara
udara
alveoli
oksig
alveol (mmHg
oksig
(mmH
(mm
(mm
(mmHg
en
en
10
g)
Hg)
Hg)
arteri
(mm
760
159
40
104
(%)
97
Hg)
40
673
(%)
100
10.000
523
110
(40)
36
(104)
67 (77)
(97)
90
40
436
100
73
(23)
24
40 (53)
(92)
73
40
262
100
226
47
(10)
24 (7) 18 (30)
(85)
24
40
139
99
40.000
141
50.000
87
*nomor di
29
18
36
24
58
16
84
15
20.000
349
30.000
arteri
(38)
dalam
kurung
nilai
teraklimat
isasi
tek. Barometrik
Tek. O2 selalu tetap dari waktu ke waktu yaitu sekitarnya 21% dari tek. Barometric
total
udara
dari darah Paru ke alveoli
pernafasan
Menurunkan kadar O2
Tek. Uap air di dalam alveoli tetap 47mmHg selama suhu tubuh normal, tidak
turun dari 40mmHg (nilai dipermukaan laut) ke nilai yang lebih rendah
Pada seseorang yang teraklimatisasi, yang ventilasinya meningkat sampai 5x
lipat, terjadi penurunan PCO2, sekitar 7mmHg akibat peningkatan pernafasan..
setinggi 90%
Diatas 10.000 kaki, saturasi O2 arteri turun secara progresif, sehingga
saturasinya hanya 70% pada ketinggian 20.000 kaki dan sangat berkurang pd
tmpt yg > tinggi
12
13
20gr/dl
Volume darah juga bertambah : 20-30%, pe ini di kali pe konsentrasi Hb
darah mghsilkan pe total Hb tubuh menjadi 50%/lebih
jaringan.
Di tempat tinggi , curah jantung me 30%, tetapi kemudian turun kembali
menjadi normal dalam hitungan minggu sering terjadinya pe Ht darah, jadi
Aktimatisasi sel
14
laut
diduga sel jaringan orang yang teraktimatisasi oleh ketinggian juga dapat
menggunakan oksigen > efektif dibandingkan sesamanya yg tinggal di
permukaan laut
PO2 oksigen arteri pd penduduk asli yg tinggal di tmpat tinggi hanya 40mmHg
tp krna jumlah Hb > banyak jumlah O2 dlm darah arteri penduduk asli tsb
mjd > bnyk dri yg tinggal di tmpt rendah.
PO2 vena pd penduduk asli di tmpt tinggi hnya 15mmHg > rendah dri PO 2
vena di tmpt rendah. Skalipun PO2 arterinya sangat rendah menunjukkan
bahwa pengangkutan O2 ke jaringan sangat efektif pd penduduk asli yg tinggal
di tmpt tinggi yg teraktimatisasi scara alami.
selain depresi mental yg disebabkan oleh hipoksia, kapasitas kerja semua otot
jg sangat menurun pd hipoksia.
Kapasitas
kerja
(%
dari
15
normal)
Tidak teraktimatisasi
50
68
16
Macam Akselerasi
Dalam penerbangan dijumpai macam-macam akselerasi
yang terbagi atas :
1) Akselerasi Linier
Akselerasi liniair terjadi apabila ada perubahan kecepatan sedang arah
tetap, misalnya terdapat pada take off, catapult takeoff, rocket take off,
mengubah kecepatan dalam straight and level flying, crash landing,
ditching, shock waktu parasut membuka atau pada saat landing.
2) Akselerasi Radier (Sentripetal)
Akselerasi radier terjadi apabila ada perubahan arah pada gerak pesawat
sedang kecepatan tetap, misalnya pada waktu turun, loop dan dive.
3) Akselerasi Anguler
Akselerasi anguler apabila ada perubahan kecepatan dan arah pesawat
sekaligus, misalnya pada roll dan spin.
Gaya
Akibat akselerasi timbul gaya yang sama besar akan tetapi berlawanan
arahnya (reactive force) yang dikenal sebagai gaya G. Gaya G ini dinyatakan
dengan satuan G. Besar tiap-tiap gaya G yang bekerja pada awak pesawat diukur
dengan gaya tarik bumi. Pengaruh gaya G pada tubuh dibagi berdasarkan arahnya
terhadap tubuh, karena toleransi tubuh terhadap gaya G ini
tergantung pada arah tersebut di samping lamanya pengaruh G tersebut bekerja.
Ada 3 gaya G, yaitu :
1) Gaya G-transversal
Adalah gaya G yang arahnya memotong tegak lurus sumbu panjang tubuh,
jadi dapat dari muka ke belakang atau sebaliknya dan dapat pula dari
samping ke samping.
2) Gaya G-Positif
Adalah gaya G yang bekerja dengan arah dari kepala kekaki.
3) Gaya G-Negatif
Adalah gaya G yang bekerja dengan arah dari kaki kekepala.
17
18
19
Temperatur
20
Self-Imposed Stress
dikendalikan.
Faktor-faktor yang dapat dikendalikan:
Konsumsi alkohol
21
Narkoba
Penggunaan tembakau
-
Kondisi
hiperglikemia
menyebabkan;
lemah,
sakit
kepala,
Hal-hal
yang
mempengaruhi
psikologis,
mental
dan
emosional;misalnya:
Cuaca buruk
Malam hari
22
Fasilitis minim
Kelelahan
Dehidrasi
b.
c.
2.
3.
b.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tanda pengenal
EVAKUASI AEROMEDIK
1.
2.
3.
4.
5.
karna
hidupnya
terancam.
25
dalam pembuluh darah dekat permukaan kulit. Namun, pembekuan ini tidak akan
pecah dan menyebabkan PE.
Etiologi
Thrombus dapat terbentuk di dalam vena tubuh,jika:
Kerusakan terjadi pada lapisan dalam pembuluh darah itu. Kerusakan ini
mungkin akibat dari luka yang disebabkan oleh fisik, kimia, atau faktor
biologi. Faktor-faktor tersebut termasuk pembedahan, cedera serius,
peradangan, dan respon imun.
Aliran darah yang lamban. Kurangnya gerak bisa menyebabkan memperlambat
aliran darah. Hal ini dapat terjadi setelah operasi, jika Anda sakit dan di
tempat tidur untuk waktu yang lama, atau jika Anda sedang bepergian
untuk waktu yang lama.
Darah lebih tebal atau lebih cepat membeku dari biasanya. Mewarisi kondisi
tertentu
(seperti
faktor
Leiden)
darah
yang
meningkatkan
DVT distal
Faktor Resiko
Sejarah DVT.
Gangguan atau faktor yang membuat darah kental
Pengobatan dengan terapi hormon atau kontrol pil KB.
Cedera ke deep vein dari operasi, patah tulang, atau trauma lainnya.
Lambat aliran darah dalam vena
Sakit dan di tempat tidur untuk waktu yang lama.
Kehamilan dan 6 minggu pertama setelah melahirkan.
Pengobatan untuk kanker.
Sebuah kateter vena sentral.
26
Paru Embolisme
Sesak napas
Nyeri saat bernapas
Batuk darah
Bernapas cepat dan detak jantung.
Pemeriksaan Fisik
Hofman
27
Pratt
Namun, tanda-tanda medis tidak berkinerja baik dan tidak termasuk dalam aturan
prediksi klinis yang menggabungkan temuan terbaik untuk mendiagnosis DVT.
Wells skor atau criteria (PE):
(Kemungkinan skor -2 untuk 8)
Aktif kanker (pengobatan dalam terakhir 6 bulan atau paliatif) - 1 poin
Betis cm> 3 pembengkakan dibandingkan dengan sapi lainnya (diukur 10 cm di
bawah tuberositas tibialis) - 1 poin
Kolateral Superficial Vena (non-varises) - 1 poin
Pitting edema (terbatas pada kaki) - 1 poin
Pembengkakan kaki seluruh - 1 poin
Localized sakit sepanjang distribusi titik dalam vena-1 sistem
Kelumpuhan, kelumpuhan, atau immobilisasi ekstremitas bawah -1 point
Terbaring di tempat tidur> 3 hari, atau operasi besar yang memerlukan anestesi
regional atau umum di masa lalu 4 minggu-1 point
Sebelumnya didiagnosa DVT-1 poin.
Alternatif diagnosis-Kurangi 2 poin
Interpretasi:
Skor 2 atau lebih tinggi kemungkinan deep vein thrombosis. Pertimbangkan
pencitraan pembuluh darah kaki.
Skor kurang dari 2 bukan deep vein thrombosis. Pertimbangkan tes darah seperti
d-dimer test untuk lebih mengesampingkan deep vein thrombosis.
Tes Diagnostik
USG. Ini adalah tes yang paling umum untuk mendiagnosis penggumpalan
pembuluh darah dalam. USG menggunakan gelombang suara untuk
membuat gambar darah mengalir melalui arteri dan vena di kaki yang
terkena.
Tes D-dimer. Tes ini mengukur zat di dalam darah yang dilepaskan ketika
bekuan darah larut. Jika tes menunjukkan tingkat tinggi substansi, Anda
mungkin memiliki gumpalan darah vena dalam. Jika tes Anda normal dan
28
Antikoagulan
Obat-obatan ini menurunkan kemampuan darah untuk membeku
dan terbentuk semakin besar, tetapi tidak dapat memecahkan bekuan darah
yang telah terbentuk. Warfarin dan heparin adalah pengencer darah dua
digunakan untuk mengobati DVT. Warfarin diberikan dalam bentuk pil.
(Coumadin adalah merek umum untuk warfarin.) Heparin diberikan
sebagai suntikan atau IV. Dapat diberikan keduanya bersamaan, karena
Heparin bertindak cepat sedangkan Warfarin memakan waktu 2 sampai 3
hari sebelum mulai bekerja. Setelah warfarin mulai bekerja, heparin
dihentikan, berlangsung dari 3 sampai 6 bulan.
Wanita hamil biasanya dirawat dengan hanya heparin karena
warfarin berbahaya selama kehamilan.
Orang yang diterapi dengan pengencer darah biasanya dilakukan
tes darah PTT - PT secara rutin, untuk melihat efek dan dosis obat yang
telah dan akan diberikan.
Trombin Inhibitor
29
30
dapat memblokir aliran darah melalui arteri, sehingga lebih sedikit oksigen
dibawa ke kaki yang terkena. Hal ini dapat menyakitkan dan menyebabkan bisul
kulit, infeksi dan bahkan gangren.
2.
Sumber gas-gas tersebut sebagian besar adalah dari udara yang ikut
tertelan pada waktu makan dan sebagian kecil timbul dari proses
pencernaan, peragian atau pembusukan (dekomposisi oleh bakteri).
Gas-gas tersebut terdiri dari O2, CO2, metan, H2S dan N2 (bagian
terbesar).
31
Pada ketinggian di atas 25.000 kaki timbul rasa sakit perut yang
hebat; sakit perut ini secara reflektoris dapat menyebabkan turunnya
tekanan darah secara drastis, sehingga jatuh pingsan.
b.
c.
Tidak dibenarkan makan dengan tidak teratur, tergesagesa dan sambil bekerja.
b.
c.
2.
32
terjadi aliran udara dani telinga tengah ke luar tubuh melalui tuba
Eustachii.
-
keseimbangan
tidak
cukup
waktu;
hal
ini
akan
33
Post Flight Ear Block kejadian barotitis pada waktu selesai terbang
tinggi saat penerbangnya sedang tidur pada malam harinya. Terjadi
kanena penerbang tersebut menggunakan oksigen terus selama
penerbangan sampai mendarat, sehingga udara yang masuk ke telinga
tengah kaya akan oksigen. Oksigen ini akan diserap oleh selaput pelapis
telinga tengah dan tuba Eustachii tertutup sehingga tekanan udara luan
menimbulkan rasa sakit.
3.
Sinus Paranasalia
-
4.
Gigi
34
Pada gigi yang sehat dan normal tidak ada rongga dalam gigi, tetapi pada
gigi yang rusak kemungkinan terjadi kantong udara dalam gigi besar sekali.
Dengan mekanisme seperti pada proses aerotitis dan aerosinusitis di atas,
pada kantong udara di gigi yang rusak ini dapat pula timbul rasa sakit. Rasa
sakit ini disebut aerodontalgia.
Dengan berkurangnya tekanan atmosfer bila ketinggian bertambah, gasgas yang tadinya larut dalam sel dan jaringan tubuh akan keluar sebagian
dari larutannya dan timbul sebagai gelembung-gelembung gas sampai
tercapainya keseimbangan baru.
35
seperti sendi bahu, sendi lutut, di samping itu juga sendi yang lebih
kecil seperti sendi tangan, pergelangan tangan dan pergelangan
kaki, tetapi lebih jarang.
2) Chokes
36
HIPOKSIA
Definisi
Hipoksia adalah penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai di bawah
tingkat fisiologik meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai.3,4
Etiologi
Hipoksia dapat terjadi karena defisiensi oksigen pada tingkat jaringan
akibatnya sel-sel tidak cukup memperoleh oksigen sehingga metabolisme sel akan
terganggu. Hipoksia dapat disebabkan karena:
(1) oksigenasi paru yang tidak memadai karena keadaan ekstrinsik, bisa
karena kekurangan oksigen dalam atmosfer atau karena hipoventilasi
(gangguan syaraf otot).
(2) penyakit paru, hipoventilasi karena peningkatan tahanan saluran
nafas atau compliance paru menurun. Rasio ventilasi perfusi tidak
sama. Berkurangnya membran difusi respirasi
(3) shunt vena ke arteri (shunt dari kanan ke kiri pada jaringan)
(4) transpor dan pelepasan oksigen yang tidak memadai (inadekuat). Hal
ini terjadi pada anemia, penurunan sirkulasi umum, penurunan
sirkulasi lokal (perifer, serebral, pembuluh darah jantung), edem
jaringan
(5) pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jaringan, misal pada
kekurangan enzim sel karena defisiensi vitamin B.
37
atau
lendir,
suatu
penyakit
(koma,
stroke,
radang
otak),
Klasifikasi
Hipoksia di bagi dalam 4 tipe :
38
39
40
piruvat.
Selanjutnya
pemecahan
piruvat
dan
pembentukan
ATP
41
menjadi asam laktat yang selanjutnya tidak dapat diubah lagi, mengakibatkan
asidosis metabolik. Energi total yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat akan
berkurang dan jumlah energi yang dibutuhkan untuk produksi ATP menjadi tidak
cukup.Berkurangnya PaO2 jaringan menyebabkan vasodilatasi lokal dan
vasodilatasi difus yang terjadi pada hipoksia menyeluruh, meningkatkan cardiac
output. Pada pasien dengan didasari penyakit jantung, kebutuhan jaringan perifer
untuk meningkatkan cardiac output dalam keadaan hipoksia dapat mencetuskan
gagal jantung kongestif. Pada pasien dengan penyakit jantung iskemik, PaO 2 yang
menurun akan memperberat
iskemi miokard dan selanjutnya memperburuk fungsi ventrikel kiri. Hipoksia
yang lama atau berat juga dapat mengganggu fungsi hepar dan ginjal.
Gejala Klinis
-
Sistem
saraf
pusat
gangguan
mental,
gelisah,
mudah
Diagnosis
Setiap keluhan atau tanda gangguan respirasi hendaknya mendorong
dilakukannya analisis gas-gas darah arteri. Saturasi hemoglobin akan oksigen
(SpO2) kurang dari 90% yang biasanya sesuai dengan tegangan oksigen arterial
(PaO2) kurang dari 60 mmHg sangat mengganggu oksigenasi CO 2 arterial
(PaCO2) hingga lebih dari 45-50 mmHg mengandung arti bahwa ventilasi alveolar
sangat terganggu. Kegagalan pernafasan terjadi karena PaO2 kurang dari 60mmHg
pada udara ruangan, atau pH kurang dari 7,35 dengan PaCO 2 lebih besar dari
50mmHg. Dimana daya penyampaian oksigen ke jaringan tergantung pada:
(1) sistem pernafasan yang utuh yang akan memberikan oksigen untuk menjenuhi
hemoglobin
(2) kadar hemoglobin
(3) curah jantung dan mikrovaskular
(4) mekanisme pelepasan oksihemoglobin.
42
Post Mortem
Pemeriksaan post mortem pada hipoksia :
1. Pemeriksaan Luar
a. Lebam mayat jelas terlihat (livide) karena kadar karbondioksida yang
tinggi
dalam darah
b. Sianosis
Sianosis adalah warna kebiruan dari kulit dan membran mukosa yang
merupakan
akibat
dari
konsentrasi
yang
berlebihan
dari
43
akan tampak buih berwarna merah muda keluar dari hidung dan
mulut,
bila udem paru ringan maka pemeriksaan hanya dapat dilihat
dengan
pemeriksaan histologi paru.
d.
Edema
otak.
Permeabilitas
kapiler
kemudian
meningkat
yang sering digunakan yaitu rigid tonsil dental suction tip atau soft catheter
suction tip. Untuk menghisap rongga mulut dianjurkan memakai yang rigid
tonsil/dental tip sedangkan untuk menghisap lewat pipa endotrakheal atau
trakheostomi menggunakan yang soft catheter tip. Benda asing misalnya daging
atau patahan gigi dapat dibersihkan secara manual dengan jari-jari. Bila terjadi
tersedak umumnya didaerah subglotis, dicoba dulu dengan cara back blows,
abdominal thrust.
Terapi Oksigen
Tujuan :
1. Mempertahankan oksigen jaringan yang kuat
2. Menurunkan kerja nafas
3. Menurunkan kerja jantung
Indikasi terapi oksigen :
1. Gagal nafas akut
2. Syok oleh berbagai penyebab
3. Infark miokard akut
4. Keadaan dimana metabolisme rate tinggi
5. Keracunan gas CO
6. Tindakan preoksigenasi menjelang induksi anestesi
7. Penderita tidak sadar
8. Untuk mengatasi keadaan-keadaan : emfisema pasca bedah, emboli udara,
pneumotoraks
9. Asidosis
10. Anemia berat
Metode Pemberian Oksigen :
1. Sistem aliran rendah
a. Low flow low concentration (kateter nasal, kanul binasal)
b. Low flow high concentration (sungkup muka sederhana, sungkup
muka kantong rebreathing, sungkup muka kantong non rebreathing)
2. Sistem aliran tinggi
a. High flow low concentration (sungkup venturi)
b. High flow high concentraton (head box, sungkup CPAP)
Kanul binasal : paling sering digunakan untuk pemberian oksigen, dengan
aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24-44%. Keuntungan : pemberian
45
oksigen stabil, baik diberikan pada jangka waktu lama, pasien dapat bergerak
bebas. Kerugian : iritasi hidung, konsentrasi oksigen akan berkurang bila pasien
bernafas dengan mulut. 12
Sungkup muka sederhana : aliran diberikan 6-10 liter/menit dengan
konsentrasi oksigen mencapai 60%.
Sungkup muka dengan kantong rebreathing : aliran diberikan 6-10
liter/menit dengan konsentrasi oksigen mencapai 80%
Sungkup muka dangan kantong non rebreathing : aliran diberikan 8-12
liter/menit dengan konsentrasi oksigen mencapai 100%.
Bahaya dan efek samping pemberian oksigen :
1. Kebakaran
2. Hipoksia
3. Hipoventilasi
4. Atelektasis paru
5. Keracunan oksigen
BAROTRAUMA
Definisi
Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan sekuelenya yang terjadi akibat
perbedaan antara tekanan udara (tekanan barometrik) didalam rongga
udara fisiologis dalam tubuh dengan tekanan disekitarnya. Peningkatan
tekanan udara yang diikuti oleh perubahan volume gas didalam tubuh
dapat mengakibatkan trauma fisik berupa barotrauma aural, barotrauma
pulmoner, penyakit dekompresi (disbarisme) dan emboli udara.
Barotrauma adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan kerusakan
jaringan yang terjadi akibat ketidak seimbangan tekanan pada rongga
46
pendakian
maka
semakin
tinggi
resiko
mengalami
antara
umur
dengan
terjadinya
frekuensi
barotrauma.
47
pada
penerbangan,
penyelaman
misalnya
pada
penyakit
Jenis-jenis barotrauma
Barotrauma aural
Barotrauma telinga adalah yang paling sering ditemukan pada penyelam.
dibagi menjadi 3 jenis yaitu barotrauma telinga luar, tengah dan dalam ,
tergantung dari bagian telinga yang terkena. Barotrauma telinga ini bisa
terjadi secara bersamaan dan juga dapat berdiri sendiri.
o Barotrauma telinga luar berhubungan dengan dunia luar, maka
pada waktu menyelam, air akan masuk ke dalam meatus akustikus
eksternus. Bila meatus akustikus eksternus tertutup, maka terdapat
udara yang terjebak. Pada waktu tekanan bertambah, mengecilnya
volume udara tidak mungkin dikompensasi dengan kolapsnya
canalis acusticus externus, hal ini berakibat terjadinya dekongesti,
perdarahan dan tertariknya membrana timpani ke lateral. Peristiwa
ini mulai terjadi bila terdapat perbedaan tekanan air dan tekanan
48
50
Barotrauma sinus
Rongga tubuh yang lain yang sering mendapat gangguan akibat adanya
perbedaan tekanan antara di dalam rongga dan sekitar tubuh adalah sinus
paranasalis. Dinding sinus ini dilapisi mukosa dan muaranya pada cavum
nasi. Ada 4 buah sinus pada tubuh kita, tapi yang sering terganggu adalah
2 buah, yaitu sinus maxilaris dan sinus frontalis, sedang yang 2 buah lagi,
yaitu sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis jarang terganggu. Kelainan
di sinus-sinus ini disebut : Barosinusitis. Presentase kejadiannya kira-kira
1,17 1,5%.(1).
Sinus adalah kantung udara di tulang atau sekeliling hidung. Sinus
barotrauma terjadi ketika terjadi perbedaan tekanan antara udara di dalam
sinus dengan tekanan di luar. Penderita dapat merasakan nyeri di sekitar
tulang pipi atau di bagian atas mata, kadang juga dapat terjadi infeksi
sinus, perdarahan dari hidung, dan sakit kepala.
Sinus paranasalis bermuara di rongga hidung. Lubang muara tersebut
relatif sempit. Dinding rongga sinus ini dilapisi oleh mukosa dan selalu
dalam keadaan basah, maka di dalam rongga sinus itu selalu ada uap air
yang jenuh. Karena cara terjadinya serangan pada semua sinus adalah
sama saja, maka akan diterangkan salah satunya saja, yaitu pada sinus
maxilaris. Sekarang mari kita lihat apa yang terjadi pada saat pesawat naik.
Sewaktu di permukaan laut, tekanan udara di sinus maxilaris sama dengan
di rongga hidung/di udara luar sekitar tubuh, yaitu 760 mmHg. Bila
kemudian orang ini kita bawa ke ketinggian tertentu, misalnya 5,5 km,
dimana tekanan udara kira-kira 1/2 Atm, maka akan terjadi perbedaan
tekanan di dalam rongga sinus dan di rongga hidung.
Bila kecepatan naiknya secara perlahan-lahan, perbedaan tekanan tersebut
akan dapat diatasi dengan adanya aliran udara dari rongga sinus ke rongga
hidung. Tetapi bila kecepatan naik dari pesawat demikian besar, maka
51
mengingat sempitnya lubang muara sinus itu, aliran udara yang terjadi
tidak akan dapatmencapai keseimbangan tekanan, berarti tekanan di dalam
rongga sinus lebih tinggi daripada di rongga hidung, dengan akibat
terjadinya penekanan terhadap mukosa sinus. Inilah yang mengakibatkan
timbulnya rasa sakit dan inflamasi, yang disebut Barosinusitis. Hal yang
sebaliknya akan terjadi pada waktu pesawat menurun.
Dari penjelasan diatas ternyata bahwa besarnya lubang muara sinus turut
menentukan proses terjadinya barosinusitis. Semakin kecil muara sinus itu,
makin besar kemungkinan terjadinya barosinusitis. Jadi pada seseorang
yang
menderita
sakit
di
saluran
pernafasan
bagian
atas,
rongga
sinus.
Dalam
kondisi
seperti
ini
prosentase
52
53
kadar
serum
kreatin
phospokinase
pemeriksaan radiologi
o pemeriksaan foto thoraks
foto thoraks dilakukan pada pasien dengan keluhan adanya rasa
tidak nyaman pada dada atau kesulitan bernafas
o pemeriksaan foto sendi atau ekstremitas
pemeriksaan radiografi sendi dan ekstremitas diindikasikan
untuk pasien dengan fraktur atau dislokasi
o CT scan dan MRI
CT spiral adalah pemeriksaan yang paling sensitif untuk
mengevaluasi pasien dengan pneumothoraks, pemeriksaan ini
54
Pemeriksaan lainnya
o ECG
ECG berguna untuk menentukan penyebab potensial jantung
Barotrauma sinus
Menggunakan sistemik dan topikal vasokonstriktor (pseudoefedrin,
phenylephrin dan oxymetazoline), analgetik, berhenti menyelam saat
gejala masih ada, dan antihistamin jika perlu. Kortikosteroid 3-5 hari
mempercepat penyembuhan. Pemberian antibiotik apabila terdapat
mukus purulen dan post nasal drip.
55
Barotrauma pulmoner
Penanganan untuk barotrauma pulmoner adalah oksigen 100%, hidrasi
dan dekompresi.
MOTION SICKNESS
Defenisi
Motion sickness atau kinetosis, juga dikenal sebagai penyakit perjalanan, adalah
suatu kondisi dimana ada perbedaan antara sinyal yang diterima otak dari mata
dan organ-organ sesnsitif terhadap posisi lainnya termasuk sistem vestibular
mengeni posisi tubuh. Penyakit disekitar kita ini diindentifikasikan dengan
terminologi sebagai mabuk laut, mabuk udara, mabuk darat, mabuk ski, dan
bahkan mabuk gajah atau unta.
Etiologi
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa konflik berasal dari dua organ
penting keseimbangan yaitu mata dan koklea di telinga dalam menyesuaikan diri
terhadap kecepatan yang berbeda ketika terjadinya gerakan. Mata menyesuaikan
diri secara cepat sedangkan telinga dalam lebih lama. Sampai kedua organ ini
menyesuaikan diri dan menetapkan sinyal yang indentik untuk dikimkan ke otak
maka kekacauan pemusatan perhatian terhadap posisi tubuh dapat terjadi.
Penyakit ini dapat diprovokasi oeh gerakan yang tiba-tiba seperti saat berada
diperjalanan yang tidak rata, penerbangan yang berputar, dan pelayaran yang
bergelombang.
56
Patofisiologi
Sekarang ini belum ada teori yang adekuat yang dapat menjelaskan perjalanan
penyakit ini. Dan ada banyak teori yang menjelaskan mengenai penyakit ini.
1.
Teori darah dan sistem pencernaan. Teori ini menjelaskan bahwa muntah
adalah respon refleks dari iritasi mukosa lambung. Dan dari teori darah yaitu
karena aliran darah yang sedikit ke otak meyebabkan iritasi pada mata dan
secara cepat menyebabkan spasme kapiler otak yang menyebabkan muntah.
Dan teori ini ditolak karena individu yang kehilangan fungsi vestibular kebal
terhadap penyakit ini.
2.
3.
57
58
alternatif,
penambahan
paparan
secara
perlahan-lahan
Rute
Cyclizine
Dimenhydrinate
Dosis
(mg)
Oral
50
0.51
Oral
50100
(Jam)
1224
8
59
Meclizine
1224
Oral
2550
0.51
Diphenhydramine Oral
2550
0.250.5
Promethazine
Oral
25
0.51
Buclizine
Oral
50
0.5
Oral
0.40.8
Dermal
1.5
46
72
Scopolamine
Patch
Tablet
46
812
12
60
JETLAG
Definisi
Jet lag atau pengar udara adalah kelainan waktu tidur sementara atau merasa lelah
dan kebingungan setelah perjalanan panjang dengan melintasi beberapa zona
waktu menggunakan pesawat terbang. Akibat dari jet lag, gejala yang umumnya
terjadi adalah gangguan pada pola tidur dan membuat merasa selalu mengantuk
dan kelelahan.
Gejala-gejala Jet Lag
Jet lag memiliki gejala yang berbeda-beda antara orang satu dengan orang
lainnya. Jarak dan jumlah zona waktu yang dilintasi akan berpengaruh kepada
tingkat keparahan gejala yang muncul. Kasus jet lag biasanya mulai dirasakan
setelah melintasi setidaknya tiga zona waktu. Jika pasien melakukan penerbangan
pendek dan melintasi kurang dari tiga zona waktu, Apasien hanya akan merasakan
gejala ringan dari jet lag. Gejala yang terjadi biasanya membaik dalam dua hari,
tergantung kepada kecepatan tubuh pasien dalam menyesuaikan diri dengan zona
waktu yang baru, gejala-gejalanya antara lain:
Gangguan tidur. Ini adalah gejala yang paling umum dari jet lag,
misalnya insomnia, tidur berlebihan, bangun terlalu cepat
61
Gangguan ingatan.
Jika pasien sering melakukan perjalanan antar zona waktu, baik untuk urusan
bisnis atau berlibur, disarankan bagi pasien untuk menemui dokter spesialis
gangguan tidur.
Penyebab Terjadinya Jet Lag
Jet lag adalah dampak dari perjalanan jarak jauh dengan pesawat hingga melintasi
beberapa zona waktu. Akibatnya, kebiasaan fisik tubuh menjadi terganggu. Di
bawah ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi risiko pasien mengalami jet
lag:
Jam internal Jam internal atau ritme sirkadian adalah jam biologis yang
mengatur siklus tubuh selama 24 jam. Jika jam internal terganggu, tubuh dapat
mengalami jet lag. Jam biologis sendiri tersebar di seluruh tubuh dan terdiri dari
kelompok-kelompok sel yang saling berinteraksi. Seluruh kelompok sel ini
dikendalikan oleh jam utama di dalam otak yang bertugas menyelaraskan seluruh
jam internal tubuh. Secara berkelanjutan, tubuh memiliki respons tersendiri
terhadap cahaya dan kegelapan, yaitu kondisi yang juga menentukan waktu
bangun dan tidur. Rutinitas ini akan terganggu ketika seseorang melakukan
perjalanan jauh menuju zona waktu yang berbeda. Hanya dalam penerbangan
selama beberapa jam, tubuh sudah bisa berada di zona waktu yang berbeda.
Perjalanan yang cukup cepat ini membuat tubuh harus menyelaraskan dan
menyusun ulang ritme sirkadian. Beberapa penyesuaian yang harus dilakukan
tubuh antara lain:
62
Arah perjalanan Arah perjalanan juga akan menentukan tingkat keparahan jet
lag yang dialami. Saat bepergian ke arah barat, gejala jet lag yang dialami
biasanya juga lebih ringan. Hal ini disebabkan tubuh lebih mudah menyesuaikan
diri dengan hari yang lebih panjang. Dengan kata lain, waktu yang dijalani akan
bertambah saat bepergian ke barat dan begitu pula sebaliknya. Lebih mudah untuk
menunda waktu tidur beberapa jam daripada memaksakan untuk tidur lebih cepat.
Faktor risiko Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko
mengalami jet lag atau memperparah kondisi jet lag yang dialami:
Mengalami dehidrasi.
Kurang tidur.
Mengalami stres.
Makan. Usahakan makan sesuai dengan jam makan di zona waktu yang
baru.
63
kesulitan untuk tidur di malam hari setelah tiba di zona waktu yang baru,
pasien mungkin akan diberikan obat yang mengandung melatonin untuk
memudahkan tidur. Obat yang mengandung melatonin sangat efektif jika
dikonsumsi tiga jam sebelum waktu tidur. Tapi kepastian apakah obat ini
efektif untuk mengatasi jet lag masih belum bisa dibuktikan secara pasti.
Pil tidur Obat ini sangat membantu bagi beberapa orang yang mengalami
jet lag. Tapi karena obat ini bisa membuat kecanduan, maka dokter jarang
menganjurkan konsumsi obat ini lebih dari beberapa hari. Obat ini juga
menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala, diare, dan hidung berair.
64
Sampai di tujuan lebih awal. Ini untuk memberikan tubuh waktu untuk
beradaptasi dengan perubahan pola tidur yang terjadi.
SPATIAL DISORIENTATION
Penerbangan dapat pula mempengaruhi alat keseimbangan awak pesawat
sehingga dapat membahayakan jiwa. Kelainan yang timbul pada penerbangan ini
biasanya berbentuk ilusi atau disorientasi sehingga dikenal sebagai ilusi
penerbangan atau juga disebut spatial disorientation tetapi kadang-kadang
dinamakan pula pilot's vertigo. Spatial disorientation atau pilot's vertigo adalah
suatu fenomena yang sejak dulu merupakan bahaya dalam penerbangan.
Khususnya bagi seorang penerbang militer yang harus melaksanakan tugas
penerbangan yang cukup kompleks dalam kondisi cuaca apapun. Fenomena ini
merupakan suatu masalah yang tidak boleh dianggap enteng. Dengan mengetahui
mekanisme pilot's vertigo maupun macam ilusi yang dapat dialami oleh seorang
penerbang diharapkan dapat diambil langkah-langkah pencegahan demi keamanan
dan keselamatan penerbang, pesawat dan orang lain.
Fungsi alat-alat keseimbangan
Manusia makhluk darat dapat menjaga keseimbangan badannya karena
dilengkapi dengan tiga alat/sistem : Sistem Vestibuler, Sistem Visuil dan Sistem
Proprioseptif. Selama manusia masih berhubungan dengan bumi seperti berjalan,
berlari, melompat dan lain-lain maka ketiga sistem tersebut berfungsi secara
adekuat dan alat alat keseimbangan bekerja secara cermat dan efektif. Akan tetapi
apabila ia meninggalkan bumi dan terbang, alat-alat tersebut dapat membuat
kesalahan-kesalahan, karena impuls-impuls yang tidak lagi adekuat. Kesalahan
tersebut
dapat
menimbulkan
ilusi
dan
sering
mengakibatkan
spatial
disorientation.
1.
3.
2.
3.
66
Mekanisme Ilusi
1.
Grave Yard Spin dan Grave Yard Spiral Pada waktu masuk ke dalam spin,
maka setelah 15 20 detik kecepatan endolymph dalam saluran
semisirkuler telah sama dengan kecepatan dinding saluran, sehingga
cupula (reseptor) kembali pada keadaan istirahat. Pada waktu pesawat
keluar dari spin, cupula akan bergerak dengan arah yang berlawanan
sehingga seolah-olah terjadi spin untuk kedua kalinya dengan arah
berlawanan. Dengan mengadakan koreksi maka pesawat masuk spin
kembali dengan arah semula. Pada grave yard spiral tidak ada spin tetapi
banked down.
2.
Coriolis Illusion
Ini terjadi apabila endolymph dari satu set saluran semisirkuler kiri telah mencapai
kecepatan yang sama dengan dinding saluran, kemudian ada gerakan dari satu set
lainnya dalam dinding bidang yang lain dari set pertama. Akibatnya ialah suatu
perasan seolah-olah badan berputar dalam bidang di luar bidang tersebut misalnya
bila ada gerakan yawing dengan kecepatan yang konstan, maka dengan gerakan
pitching dari kepala akan terasa seolah-olah badan mengalami roll. Coriolis
illusion paling berbahaya dan biasanya terjadi sewaktu dalam manuver yang
relatif rendah.
1.
Dalam ilusi ini terlihat suatu obyek di muka mata seolaholah bergerak. Hal ini
akibat rangsangan pada saluran semisirkuler dan dapat terjadi waktu grave yard
spin, grave yard spiral dan coriolis illusion.
2.
Ilusi ini analog dengan oculo gyral illusion bukan akibat rangsangan dari saluran
semisirkuler tetapi rangsangan pada otolith. Ilusi terjadi pada waktu terbang datar
dengan high performance air craft dengan kecepatan akselerasi yang tinggi
sehingga menimbulkan rasa seolah-olah pesawat dalam nose-up attitude. Bila
penerbang mengadakan koreksi, maka ia akan dive dengan akibat crash. Ilusi ini
sering terjadi bila terbang malam atau dalam cuaca buruk, dan tidak terjadi bila di
luar ada visual reference yang adekuat.
3.
Elevator Illusion
67
Ilusi ini juga terjadi akibat makin besarnya gaya gravitasi seperti waktu akselerasi
ke atas. Hal ini mengakibatkan suatu refleks bola mata ke bawah sehingga
kelihatan seolah-olah panel instrumen dan hidung pesawat naik ke atas.
4.
The Keans
Ini adalah ilusi vestibuler yang sering terjadi karena saluran semisirkuler tidak
dapat mendeteksi akselerasi angular di bawah ambang (2,5/detik). Misalnya pada
terbang instrumen mengadakan roll ke kiri tanpa dirasakan karena kecepatannya
di bawah ambang. Bila ia mengadakan roll ke kanan ia merasakan pesawatnya
dalam keadaan roll ke kanan walaupun sebenarnya datar. Hal ini dapat dilihat
dalam sikap badannya.
5.
Autokinesis
Sebuah titik cahaya dalam ruangan yang cukup gelap setelah dipandang beberapa
detik akan kelihatan seolah-olah bergerak. Fenomena ini dikenal sebagai
autokinesis effect dan dapat menyebabkan kekeliruan bila terbang formasi malam
hari.
6.
Bila terbang malam dan cukup gelap maka lampu-lampu landasan dilihat sebagai
bintang-bintang. Hal ini membahayakan karena horizon yang diterimanya
kelihatan lebih rendah dari horizon yang sesungguhnya. Akibatnya pesawat akan
diarahkan ke bawah.
7.
Terbang di atas daerah yang tidak rata (di atas kaki gunung) atau awan yang
miring permukaannya mengakibatkan terbang tidak lurus dan tidak datar.
8.
Bila pesawat membelok maka arah gaya sentrifugal dan gravitasi selalu menuju ke
arah lantai pesawat. Dengan demikian si penerbang dengan pressure sensors
tersebut sukar mengetahui mana bawah. Di samping itu perasaan ini dapat
menguatkan oculogravic illusion yang terjadi akibat akselerasi linear pada high
performance aircraft.
Tindakan Pencegahan
68
1.
2.
3.
Beberapa latihan terbang seperti instrumen take off and night formation
rejoin dipandang cukup membahayakan dan tidak diadakan lagi.
EMBOLI PARU
Definisi
Pulmonary embolism atau emboli paru adalah peristiwa infark jaringan
paru akibat tersumbatnya pembuluh darah arteri pulmonalis oleh peristiwa emboli.
Keadaan ini dapat memberikan gambaran klinis dengan spektrum luas, mulai
69
darei satu gambaran klinis yang asimtomatik sampai keadaan yang mengancam
jiwa berupa hipotensi, shock kardiogenik, dan keadaan henti jantung yang tibatiba.
Penyebab utama dari suatu emboli adalah tromboemboli vena, namun demikian
penyebab lain dapat berupa emboli udara, emboli lemak, cairan amnion, fragmen
tumor dan sepsis. Diagnosis suatu emboli paru dapat ditegakkan dari penilaian
gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang berupa fototoraks, d-dimer test,
pencitraan ventilasi-perfusi, CT-angiograph toraks dengan kontras, angiografi
paru, Magnetic Resonance Angiograph, Duplex Ultrasound Extremitas dan
Echocardiography Transthoracal.
Insidensi
Insidensi emboli paru di Amerika Serikat dilaporkan hampir 200.000 kasus
per tahun dengan angka kematian mencapai 15% yang menunjukkan bahwa
penyakit ini masih merupakan problema yg menakutkan dan salah satu penyebab
emergensi kardiovaskular yang tersering. Laporan lain menyebutkan bahwa
emboli paru secara langsung menyebabkan 100.000 kematian dan menjadi faktor
kontribusi kematian oleh penyakit-penyakit lainnya.
Patofisiologi
Ada tiga faktor yang dapat menimbulkan suatu keadaan koagulasi
intravaskuler, yaitu:
1. Trauma lokal pada dinding pembuluh darah
2. Hiperkoagulobilitas darah
3. Stasis vena
Trauma lokal pada dinding pembuluh darah dapat terjadi oleh karena
cedera pada dinding pembuluh darah, kerusakan endotel vaskuler khususnya
dikarenakan
tromboplebitis
sebelumnya.
Sedangkan
keadaan
keadaan
70
Gejala Klinis
Gambaran klinis emboli paru cukup bervariasi mulai dari yang paling
ringan tanpa gejala (asimtomatik) sampai yang paling berat dengan gejala yang
paling kompleks. Variasi gambaran klinis emboli paru tergantung pada beratnya
obstruksi pembuluh darah, jumlah emboli paru (tunggal atau multipel), ukuran
(kecil, sedang atau masif), lokasi emboli, umur pasien dan penyakit
kardiopulmonal yang ada.
a. Emboli Paru Masif
Gejala klinis timbul akibat tersumbatnya arteri pulmonalis sampai cabang
pertama dari arteri pulmonalis yaitu berupa sesak napas, sinkop, sianosis
dengan hipotensi arteri sistemik persisten. Obstruksi terjadi pada < 50%
vaskular paru, dan disfungsi dari ventrikel kanan dapat dijupai.
b. Emboli Paru Sedang sampai Besar (Submasif)
Gejala klinis timbul akibat tersumbatnya cabang arteri pulmonalis
segmental dan subsegmental yaitu berupa tanda-tanda pleuritis, adanya
area konsolidasi paru yang terkena, dan efusi pleura.
c. Emboli Paru Kecil sampai Sedang
Gambaran klinis timbul akibat tersumbatnya cabang-cabang arteri
pulmonalis berupa sesak napas sewaktu beraktivitas dan apabila emboli
terjadi berulang kali, dapat mengakibatkan hipertensi pulmonal.
d. Infark Paru
Gejala yang timbul adalah gangguan hemodinamik dan gangguan
respiratorik.
Gangguan
hemodinamik
berupa
vasokonstriksi arteri
72
Kadar Normal
< 500 ng/ml
500 1.000 ng/ml pada70 th
2001.000 ng/ml
5005.000 ng/ml
500 5.000 ng/ml
200 100.000 ng/ml
200 6.000 ng/ml
200 100.000 ng/ml
200 6.000 ng/ml
200 20.000 ng/ml
200 3.000 ng/ml
c. Pemeriksaan EKG
Kelainan yang ditemukan pada EKG tidak spesifik untuk emboli paru,
tetapi paling tidak dapat dipakai sebagai pertanda dugaan adanya emboli
paru, apalagi bila dikaitkan dengan kondisi klinis yang timbul. Sebagian
besar gambaran EKG yang timbul pada emboli paru masif sama seperti
pada kondisi korpulmonal akut, berupa:
Gelombang T inversi pada sadapan prekordial kanan
Gelombang P Pulmonal pada sadapan II, III, aVF
Gambaran Right Bundle Branch Block
Lain-lain : aritmia, takikardia, flutter atrial
d. Pemeriksaan Radiologis
1. Foto Toraks
Pemeriksaan x-ray
toraks
tidak
dapat
membuktikan
ataupun
73
Pallas sign
Pembesaran arteri pulmonal desending
Westermarks Sign
Terdapat penurunan corakan vascular paru di area yang
terlokalisasi.
74
75
Diagnosis
Bagan diagnosis yang dapat digunakan untuk menegakkan emboli paru
adalah sebagai berikut:
Kecurigaan Klinis
Emboli Paru
Tingkat Kecurigaan
Rendah
Tes D-Dimer
CT Scan Thoraks
Penatalaksanaan
1. Antikoagulan
Merupakan pengobatan utama. Contohnya adalah :
heparin,
low
dilanjutkan hingga 3 6 bulan atau seumur hidup jika ada riwayat Emboli
Paru atau thrombosis vena dalam sebelumnya, atau terdapat factor resiko.
77
Nilai D-dimer yang tidak normal pada akhir pengobatan merupakan tanda
untuk lanjutan pengobatan.
2. Trombolisis
Pada Emboli
hemodinamik
Paru
massif
yang
menyebabkan
ketidakstabilan
Prognosis
Prognosis emboli paru tergantung pada luas paru yang terlibat dan kondisi
medis yang menyertainya. Emboli kronik paru dapat menyebabkan hipertensi
pulmonal. Kematian Emboli Paru yang tidak diobati mencapai 26%
Pencegahan
Pada orang-orang yang memiliki resiko untuk menderita emboli paru,
dilakukan berbagai usaha untuk mencegah penggumpalan darah di dalam vena.
Untuk penderita yang baru menjalani pembedahan (terutama orang tua),
disarankan untuk :
-
78
emboli paru.
Melakukan latihan kaki
Bangun daritempat tidur dan bergerak aktif sesegera mungkin untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya pembentukan gumpalan
Daftar Pustaka
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
79
11.
Samuel Starus, Jet lag and Trans Meridian Flight, Aerospace Medicine
Virginia Mason Clinic, via internet.
12.
Threvor Thom, Human factor and Pilot performance, in the Air Pilot
Manual 6, shrupshine, 1997.
80