Anda di halaman 1dari 73

KELARUTAN FOSFAT EMAIL PADA PERENDAMAN GIGI DALAM

MINUMAN ISOTONIK DAN ASAM FOLAT

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin
Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

SYARIFAH FITRIA RAMADHANI


J111 10 277

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

KELARUTAN FOSFAT EMAIL PADA PERENDAMAN GIGI DALAM


MINUMAN ISOTONIK DAN ASAM FOLAT

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin
Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

SYARIFAH FITRIA RAMADHANI


J111 10 277

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Kelarutan Fosfat Email Pada Perendaman Gigi Dalam Minuman


Isotonik Dan Asam Folat
Oleh : Syarifah Fitria Ramadhani / J 111 10 277

Telah Diperiksa dan Disahkan


Pada Tanggal 29 Oktober 2013
Oleh :
Pembimbing

Dr. drg. Muhammad Ilyas, M.Kes


NIP. 19631005 199112 1 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin

Prof. drg. H. Mansjur Nasir,Ph.D

NIP. 19540625 198403 1 001

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kita panjatkan segala Puji atas kehadirat Allah SWT,


Tuhan segala alam yang berkat rahmat dan kuasaNya lah sehingga kita
semua dapat diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Kelarutan Fosfat Email Pada
Perendaman Gigi Dalam Minuman Isotonik Dan Asam Folat. Penulisan
skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam mencapai gelar
Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Makassar. Selain itu, skripsi ini diharapkan dapat diberikan manfaat bagi
pembaca dan untuk menambah pengetahuan dalam bidang Ilmu Kesehatan
Gigi Masyarakat (IKGM).
Pada Kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih dan
juga penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah
mendukung dan membantu dalam penyususnan skripsi ini baik secara moril
ataupun materil kepada:
1. Prof. drg. Mansjur Nasir, Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Hasanuddin beserta seluruh jajarannya.
2. Dr. drg. Muhammad Ilyas, M.Kes selaku pembimbing skripsi yang
telah

banyak

meluangkan

waktu,

tenaga

dan

fikiran

untuk

membimbing dengan sabar dan memberikan arahan sehingga skripsi


ini berjalan dengan lancar hingga selesai.

3. drg. Baharuddin MR, Sp.Ort selaku pembimbing akademik yang


telah membimbing penulis sejak awal memasuki tahap perkuliahan
hingga sampai saat ini.
4. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin yang telah banyak memberikan pengalaman dan
ajarannya serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terkhusus Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat (IKGM) yang
telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan penelitian dan
memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
5. Ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
kedua orangtua, Ayahanda H.M. Zainuddin Assagaf dan Ibunda Hj.
Syarifah Haedang segala sumber kehidupan dan kebahagian bagi
penulis yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Serta saudara-saudara ku Kak Jamal, Kak
Ancha, Kak Uni, Kak Nima, Kak Haeril, Kak Amri, beserta
pasangan masing-masing, yang selalu memberi masukan dan
menemani penulis dalam kesehariannya. Kemanakanku tercinta Gani,
Achi, Didan, Ino, Byan, Isham, dan Sihan dengan keceriaan dan
senyum mereka yang memberikan semangat tersendiri kepada
penulis.
6. dr. Warsinggih, sp.BD dan Dr. drg. Marhamah, M.Kes yang
senantiasa manjadi Ayah dan Ibu terbaik kami dalam istana BG/86.

7. Kanda senior FKG Unhas Kak Aco, Kak Accank, Kak Erman, Kak
Janur, Kak Yossi, Kak Abadi, Ka Husnul, Ka Fian, Ka Edward, dan
kakak-kakak senior lainnya yang tidak sempat saya sebut namanya
yang begitu banyak membantu dan memberikan saran dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Kawan-kawan seperjuangan A. Dewi dan M. Thalib serta temanteman skripsi bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Adymul, Icha,
Nuiu, Hamdani, Ifrah yang selalu memberikan semangat pantang
menyerah dan senantiasa memberikan masukan serta saran kepada
penulis.
9. Sahabat-sahabatku KLIK

Dhila, Noni, Enhy, Adymul, Resya,

Fitri, Tanti, dan Afat serta keluarga besar Atrisi 2010 yang telah
menemani penulis dari hari pertama menginjakkan kaki di kampus
Kedokteran Gigi. Semoga kekompakan dan persaudaraan tetap ada
pada kita semua.
10. Teman-teman

HmI

Komisariat

kedokteran

Gigi,

Pengurus

MAPERWA FKG Unhas periode 2011-2012, dan Pengurus BEM


FKG Unhas periode 2012-2013 yang selalu bersama-sama penulis
dalam mengikuti proses memanusiakan manusia.
11. Teman-teman KKN Profesi Nia, Ody, Ima, Acha, Tenri, Meli, Icha,
Ichi, Aaron, Iqqi serta warga Kelurahan Pattallassang khususnya Pak
Lurah, Ibu Lurah, Bapak Posko, Ibu Posko, Upi, Ato, Irna, Wana

yang memberikan bantuan dan semangatnya kepada penulis dalam


penyelesaian skripsi ini.
12. Fauzul Azhim, S.Ked yang selalu menemani penulis, terimakasih atas
segala waktu dan semangatnya disamping penulis.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis
menjadi amalan dan berkah dari Allah SWT. Sebagai makhluk ciptaan-Nya,
penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan, karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan bersifat konstruktif bagi skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat menambah pengetahuan serta bermanfaat bagi kita semua.
Amiin.

Makassar, 24 Oktober 2013

Penulis

ABSTRAK

Email merupakan lapisan terluar dari mahkota gigi. Email gigi terdiri dari
92-93% zat anorganik, 1-2% zat organik dan 3-4% air. Zat anorganik yang
utama berupa hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] sekitar 90-92% dari
volumenya yang tersusun atas komponen-komponen kalsium dan fosfat.
Kehilangan ion fosfat karena demineralisasi sangat mempengaruhi kerusakan
email. Demineralisasi terjadi karena adanya paparan asam dari makanan
atau minuman yang dalam waktu lama di dalam mulut menyebabkan pH
rongga mulut menjadi asam. Konsumsi minuman isotonik (sports drink) terus
meningkat dari tahun ke tahun. Minuman isotonik (sports drink) dan minuman
energi bersifat lebih erosif daripada minuman soda karena pengaruh asam di
dalam minuman tersebut. Konsumsi sari buah yang mengandung asam,
salah satunya asam folat lebih dari dua kali sehari dapat menyebabkan pH
mulut menurun dan terjadi disolusi email gigi. peningkatan konsumsi
minuman isotonik dan minuman sari buah yang bersifat asam diikuti kejadian
erosi gigi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
perendaman gigi dalam minuman isotonik dan asam folat terhadap kelarutan
fosfat email.
Penelitian ini merupakan pra eksperimen laboratorium (invitro) dengan
desain penelitian time series, dengan menggunakan 2 mahkota gigi
permanen manusia post ekstraksi sebagai subyek penelitian. Kedua mahkota
gigi tersebut dimasukkan ke dalam minuman isotonik dan asam folat lalu
diteliti kandungan fosfat email di dalam kedua minuman tersebut pada
0(kontrol), 5, 15, 30, 45, dan 60 menit dangan menggunakan
spektrofotometer. Kemudian data yang didapatkan dari penelitian tersebut
diolah dengan menggunakan SPSS versi 13, dengan menggunakan uji
ANOVA.
Hasil uji ANOVA menunjukkan p=0,000 (p>0,05) pada kedua minuman,
yang berarti pengaruh perendaman gigi dalam minuman isotonik dan asam
folat terhadap kelarutan fosfat email bermakna, artinya ada pengaruh
perendaman gigi dalam minuman isotonik dan asam folat terhadap kelarutan
fosfat email.
Kata Kunci : Minuman Isotonik, Asam Folat, Kelarutan Fosfat Email.

ABSTRACT

Email is the outermost layer of the tooth crown. Enamel consists of 9293% inorganic substances, organic substances 1-2% and 3-4% water. The
main inorganic substances such as hydroxyapatite [CA10 (PO4) 6 (OH) 2]
approximately 90-92% of the volume is made up of components of calcium
and phosphate. Phosphate ion loss due to demineralization greatly affect the
damage email. Demineralization occurs due to acid exposure from food or
drink for a few minutes in the mouth. This phenomenon causing acidic pH in
the mouth. Consumption of isotonic drinks (sports drinks) increase from year
to year. Isotonic drinks (sports drinks) and energy drinks are more erosive
than soda because of the influence of the acid in the drink. Consumption of
fruit juices that contain acids, one of which is folic acid more than two times a
day can lead to decreased oral pH and enamel dissolution occurs. increased
consumption of isotonic drinks and fruit drinks that are acidic will cause tooth
erosion
The aim of this research is to know the effect of immersion teeth in
isotonic and folic acid drinks against phosphate dissolution.
This research was a pre-experimental research laboratory (in vitro) with a
time series study design, using 2 human permanent dental crown of post
extraction teeth as research subjects.
ANOVA test results showed p = 0.000 (p> 0.05) of both of the drinks,
which means that the effect of immersion teeth in isotonic and folic acid
towards phosphate solubility is significant, it means there is the effect of
immersion teeth in isotonic and folic acid drink against phosphate dissolution.
Keywords: Isotonic drinks, Folic Acid, Phosphate dissolution

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................

ii

KATA PENGANTAR ..............................................................................

iii

ABSTRAK ..............................................................................................

vii

DAFTAR ISI ...........................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................

1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................

1.3.2 Tujuan Khusus ...............................................................

1.4 HIPOTESIS .............................................................................

1.5 MANFAAT PENELITIAN .........................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................

2.1 MINUMAN ISOTONIK ............................................................

2.1.1 Komponen utama dari minuman isotonik .......................

1. Karbohidrat (konsentrasi dan jenis) ................................

2. Osmolalitas .....................................................................

3. Elektrolit (komposisi dan konsentrasi) ............................

10

4. Komponen rasa ..............................................................

11

5. Bahan aktif lain ...............................................................

12

2.1.2 Pengaruh minuman isotonik dan minuman ringan terhadap


demineralisasi email .......................................................

12

2.2 ASAM FOLAT ..........................................................................

14

2.3 EMAIL ......................................................................................

16

2.3.1 Komposisi rata-rata email gigi pada manusia ................

18

2.4 DEMINERALISASI DAN REMINERALISASI .........................

23

2.5

PROSES

KELARUTAN

EMAIL

GIGI

DAN

PENGARUH

KELARUTAN ION FOSFAT ....................................................

25

BAB III KERANGKA KONSEP ...............................................................

27

BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................

29

4.1 JENIS PENELITIAN ................................................................

29

4.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN .....................................

29

4.3 SUBYEK PENELITIAN ............................................................

29

4.4 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL ....................................

30

4.5 ALAT DAN BAHAN .................................................................

30

4.6 ALUR PENELITIAN .................................................................

31

4.7 BAGAN ALUR PENELITIAN ...................................................

32

4.8 DATA .......................................................................................

32

BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................

34

BAB VI PEMBAHASAN .........................................................................

38

BAB VII PENUTUP ................................................................................

43

7.1 KESIMPULAN .........................................................................

43

7.2 SARAN ....................................................................................

44

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

45

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Struktur rantai karbon asam folat .................................

15

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Komposisi rata-rata email gigi pada manusia .....................

18

Tabel 5.1 Distribusi Ph minuman isotonik dan asam folat ..................

35

Tabel 5.2 Pengaruh perendaman gigi dalam minuman isotonik dan asam
folat terhadap kelarutan fosfat ............................................

36

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin/rekomendasi penelitian.


2. Surat penugasan penelitian.
3. Daftar hasil penelitian.
4. Hasil pengolahan data.
5. Surat persetujuan seminar laporan hasil skripsi.
6. Berita acara seminar proposal skripsi.
7. Berita acara seminar hasil skripsi.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gigi merupakan salah satu organ penting dalam tubuh kita. Gigi tersusun
atas mahkota gigi dan akar gigi. Mahkota gigi merupakan bagian gigi yang
terbuka di rongga mulut. Akar gigi merupakan bagian yang berada di dalam
alveolus pada tulang maksila atau mandibula. Pada penampang melintang,
dapat diamati bahwa gigi terdiri dari email, dentin dan rongga pulpa. Email
merupakan lapisan terluar dari mahkota gigi. Dentin adalah jaringan keras
gigi di bawah email, berwarna kekuningan, dan terdiri dari tubulus dentinalis
yang berbentuk pipa dan terdapat serabut saraf di dalamnya, serabut saraf ini
disebut toms fiber. Di bagian tengah gigi terdapat rongga pulpa yang
melanjutkan diri menjadi saluran akar yang berakhir pada foramen apikal. Di
dalam pulpa terdapat pembuluh darah, serabut saraf dan lapisan odontoblas.
Email dan dentin gigi dibentuk oleh berbagai mineral, keduanya merupakan
jaringan keras yang berfungsi sebagai pelindung pulpa.1,2
Bagian organ tubuh yang paling keras adalah email gigi. Email gigi
merupakan suatu jaringan yang mengalami proses mineralisasi yang sangat
tinggi sehingga disebut sebagai jaringan terkeras dari seluruh jaringan dalam
tubuh manusia. Email gigi berwarna putih keabu-abuan transparan dan

kekuatan tariknya sekitar 100 kg/cm2 serta kompresinya mencapai 21003500kg/cm.2


Email gigi terdiri dari 92-93% zat anorganik, 1-2% zat organik dan 3-4%
air. William dan Elliot menyusun komposisi mineral email dalam jumlah besar
berupa Ca, P, CO2, Na, Mg, Cl dan K sedangkan dalam jumlah kecil berupa
F, Fe, Zn, Sr, Cu, Mn dan Ag. Zat anorganik yang utama berupa
hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] sekitar 90-92% dari volumenya yang
tersusun atas komponen-komponen kalsium dan fosfat.2,3
Aktifitas

makan

dan

minum

seseorang

mempengaruhi

proses

deminaralisasi dan reminelarisasi email. Demineralisasi terjadi karena adanya


paparan asam dari makanan atau minuman yang dalam waktu lama di dalam
mulut akan menyebabkan perubahan pH rongga mulut sehingga permukaan
gigi menjadi asam. Untuk kembali ke pH normal dibutuhkan waktu selama 2050 menit dengan bantuan buffer saliva. Proses kembalinya pH menjadi
normal inilah yang disebut dengan remineralisasi.2,4
Demineralisasi dapat terjadi apabila

email berada dalam suatu

lingkungan pH di bawah 5,5, saat ini banyak minuman ringan dengan pH di


bawah

5,5

yang

dikonsumsi

oleh

masyarakat.

pH

berperan

pada

demineralisasi karena pH yang rendah akan meningkatkan konsentrasi ion


hidrogen dan ion ini akan merusak hidroksiapatit email gigi. Salah satu tanda
demineralisasi email ialah larutnya berbagai mineral, utamanya kalsium dan
fosfat.5

Produksi

berbagai

jenis

minuman

ringan

yang

dipasarkan

dan

dikonsumsi secara global diketahui secara pasti dapat menyebabkan


demineralisasi email yang secara langsung dikenal sebagai erosi. Bila melalui
fermentasi karbohidrat dalam hubungannya dengan aktivitas bakteri dikenal
sebagai karies gigi. Demineralisasi secara langsung yang diakibatkan oleh
kandungan asam dalam suatu jenis minuman ringan, kemungkinan lebih
bermakna dibanding kerugian yang diakibatkan kandungan gulanya. 5
Konsumsi minuman isotonik (sports drink) terus meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2005, global sports drinks report from market analyst
Zenith International melaporkan bahwa konsumsi minuman isotonik global
meningkat 10% dari tahun sebelumnya menjadi 9.700 juta liter. 6 Sedangkan
pada tahun 2007, konsumsi minuman isotonik meningkat 5,9% dari tahun
2006 menjadi 11.582 juta liter berdasarkan laporan dari food and drink
consultancy Zenith International.7 pH minuman ringan, termasuk di dalamnya
minuman isotonik, berada antara rentan nilai pH 2,4-4,5, yaitu berada di
bawah batas pH kritis.8
Penelitian membuktikan bahwa minuman isotonik (sports drink) dan
minuman energi bersifat lebih erosif daripada minuman soda karena
pengaruh asam di dalam minuman tersebut.9 Kebanyakan minuman ringan,
termasuk minuman isotonik mengandung beberapa jenis asam, seperti
phosphoric acid, asam sitrat, malic acid dan tartaric acid.10 Beberapa
penelitian juga membuktikan bahwa minuman isotonik (sports drinks)

biasanya diminum secara perlahan, sehingga sisa residu minuman dapat


tertinggal dalam rongga mulut untuk beberapa waktu. Hal ini dapat
mempengaruhi kesehatan gigi, karena minuman seperti minuman isotonik
(sports drinks) mempunyai pH yang rendah yang dapat menyebabkan erosi
gigi. Selain itu, bukti lain juga memperlihatkan adanya hubungan yang
signifikan antara frekuensi meminum sari buah dengan risiko terjadinya erosi
gigi.11,12
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa minuman sari buah yang
mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam folat pada jus
kacang hijau, dan lain sebagainya lebih dari dua kali sehari mempunyai
peningkatan kapasitas buffer solution, dan juga dapat menyebabkan pH
mulut menurun secara berkepanjangan, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya disolusi email gigi.12,13
Banyak ahli yang menyatakan bahwa adanya peningkatan konsumsi
minuman isotonik dan minuman sari buah yang bersifat asam diikuti kejadian
erosi gigi. Namun sebagian besar penelitian tersebut hanya memilih sampel
tertentu atau menggunakan metode case control sehingga belum dapat
memberikan gambaran kejadian erosi gigi yang dimulai dengan kelarutan
kalsium dan fosfornya secara lebih rinci.14
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berkaitan dengan kelarutan fosfat yang berperan dalam proses
demineralisasi. Adapun maksud dan tujuan penulis adalah untuk melihat

pengaruh perendaman gigi dalam minuman isotonik dan asam folat terhadap
kelarutan fosfat email.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat


dirumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah ada pengaruh perendaman gigi dalam minuman isotonik dan
asam folat terhadap kelarutan fosfat email?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh perendaman gigi dalam minuman


isotonik dan asam folat terhadap kelarutan fosfat email.
1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui besar kelarutan fosfat pada perendaman gigi


dalam minuman isotonik dan minuman yang mengandung asam folat
berdasarkan waktu.

1.4 HIPOTESIS

Ada pengaruh perendaman gigi dalam minuman isotonik dan asam folat
terhadap kelarutan fosfat email.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1. Untuk mahasiswa :
Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti
dalam melakukan penelitian dan menulis.
2. Untuk instansi :
a) Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan
untuk mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya.
b) Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
untuk mengetahui pengaruh perendaman gigi dalam minuman
isotonik dan asam folat terhadap kelarutan fosfat email.
3. Untuk masyarakat :
Masyarakat dapat mengetahui pengaruh minuman isotonik dan
minuman yang mengandung asam folat terhadap kesehatan gigi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MINUMAN ISOTONIK

Minuman isotonik adalah satu dari beberapa produk minuman ringan


karbonasi

atau

nonkarbonasi

untuk

menigkatkan

kebugaran,

yang

mengandung gula, asam sitrat, dan mineral.15 Kata isotonik biasanya sering
digunakan untuk larutan atau minuman yang memiliki nilai osmolalitas yang
mirip dengan cairan tubuh, sekitar 280 mosm/kg H2O.16 Minuman isotonik
juga sering dikatakan sport drink karena minuman ini berfungsi untuk
mempertahankan cairan dan garam tubuh serta memberikan energi
karbohidrat ketika melakukan aktivitas.17
Konsumsi minuman isotonik atau yang biasa disebut sport drink
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005, global sports drinks report
from market analyst Zenith International melaporkan bahwa konsumsi
minuman isotonik global meningkat 10% dari tahun sebelumnya menjadi
9.700 juta liter.6 Sedangkan pada tahun 2007, konsumsi minuman isotonik
meningkat 5,9% dari tahun 2006 menjadi 11.582 juta liter berdasarkan
laporan dari food and drink consultancy Zenith International.7 pH minuman
ringan, termasuk di dalamnya minuman isotonik, berada antara rentan nilai
pH 2,4-4,5, yaitu berada di bawah batas pH kritis.8

2.1.1 Komponen utama dari minuman isotonik

1. Karbohidrat (konsentrasi dan jenis)


Karbohidrat diolah tubuh apabila ada gerakan fisik, seperti pada saat
melakukan latihan. Karbohidrat diolah dalam tubuh menjadi glukosa dalam
darah, dan diserap dari saluran pencernaan. Beberapa studi telah
menunjukkan

bahwa

konsumsi

glukosa

selama

latihan

intens

berkepanjangan akan mencegah perkembangan hipoglikemia dengan


mempertahankan atau meningkatkan konsentrasi glukosa beredar.17
Berperan sebagai penyedia energi untuk kinerja otot, penambahan
glukosa pada minuman ringan akan mempengaruhi penyerapan air di usus
kecil, asalkan konsentrasi yang tidak terlalu tinggi. Karena peran gula dan Na
dalam penyerapan air di usus kecil kadang-kadang sulit untuk memisahkan
antara efek penggantian air dari substrat atau elektrolit ketika larutan elektrolit
karbohidrat diserap.17
Dibandingkan dengan air biasa, minuman yang mengandung karbohidrat
dan garam dapat meningkatkan energi ketika dikonsumsi sebelum atau
selama latihan dan dapat bertahan selama satu jam. Karbohidrat ini
memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja. Karbohidrat diubah
menjadi glukosa sedarhana dalam tubuh dan menjadi energi sebagai bahan

bakar utama untuk latihan ketahanan intens. Natrium dalam minuman


berkontribusi baik dalam mempercepat penyerapan karbohidrat di usus atau
mengimbangi penurunan volume sirkulasi cairan yang terjadi melalui keringat
atau pergeseran cairan ke dalam otot yang aktif. Stimulasi reseptor
karbohidrat di mulut juga mungkin memiliki efek ergogenic.17
Melampaui batas tertentu, bagaimanapun, asupan karbohidrat yang
meningkat tidak akan diikuti oleh peningkat oksidasi karbohidrat eksogen.
Larutan glucoseelectrolyte mungkin juga efektif dalam meningkatkan kinerja
sebagai larutan yang lebih terkonsentrasi, dan menambahkan sesedikit 90
mml glukosa / L dapat meningkatkan kinerja daya tahan.17 Biasanya minuman
olahraga atau minuman isotonik mengandung total 60-80gr karbohidrat/L.18
2. Osmolalitas
Osmolalitas adalah jumlah keseluruhan partikel-partikel yang larut
didalam larutan. Istilah osmolality sering digunakan untuk memberikan atau
menggambarkan kepekatan suatu larutan. Perubahan dalam osmolalitas
ekstraseluler

dapat

mengakibatkan

perubahan

pada

volume

cairan

ekstraseluler dan intraseluler. Larutan glucoseelectrolyte dapat diperoleh dari


minuman olahraga atau minuman isotonik. Osmolalitas minuman merupakan
hal yang penting karena hal ini dapat mempengaruhi lambung dan cairan
dalam usus, kedua proses ini akan ditentukan efektivitas cairan rehidrasi.
Peningkatan osmolalitas di lambung akan cenderung menunda kekosongan

lambung, dan peningkatan konsumsi minuman isotonik akan meningkatkan


osmolalitas. Komposisi minuman, dan sifat zat terlarut, bagaimanapun, lebih
penting daripada osmolalitas itu sendiri.17
Osmolalitas diidentifikasi sebagai faktor penting yang mempengaruhi laju
pengosongan

lambung

dalam

menkonsumsi

minuman.

Perubahan

konsentrasi Na atau K dalam proses pengosongan ini mengubah osmolalitas.


Pengaruh peningkatan osmolalitas dapat diamati ketika nutrisi dalam
minuman dapat diperiksa, dan faktor yang paling signifikan dalam
mempengaruhi pengosongan lambung adalah kepadatan energi. 15 Minuman
isotonik memiliki osmolalitas yang hampir sama dengan tubuh. minuman ini
dapat membantu mempercepat penyerapan garam dan air dalam tubuh. 18
3. Elektrolit (komposisi dan konsentrasi)
Bukti telah menunjukkan bahwa hanya Na unsur elektrolit satu-satunya
yang harus ditambahkan ke minuman isotonik, salah satunya dalam bentuk
NaCl. Na akan merangsang gula dan penyerapan air di usus kecil dan akan
membantu untuk mempertahankan volume cairan ekstraselular. Kebanyakan
minuman ringan dari berbagai cola atau limun mengandung hampir tidak ada
Na (1-2mmoll), minuman olahraga umumnya mengandung 10-25 mmoll.
Minuman yang memiliki Na yang tinggi selain dapat meransang penyerapan
glukosa dan air, memiliki rasa yang enak, dan baik dikunsumsi setelah
seseorang berolahraga sehingga dapat merangsang nafsu makan.17

Pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit setelah latihan adalah


bagian penting dari proses pemulihan, terutama ketika sesi latihan kedua
harus dilakukan setelah interval waktu singkat. Beberapa studi telah
dilakukan untuk meneliti efek dari konsumsi air atau minuman isotonik yang
dapat mengembalikan keseimbangan cairan setelah seseorang berolahraga.
Costill & Sparks menunjukkan bahwa konsumsi minuman glukosa-elektrolit
atau glucoseelectrolyte setelah dehidrasi mengakibatkan pemulihan volume
plasma lebih besar daripada air putih, output urin yang lebih tinggi diamati
pada percobaan air. Gonzalez-Alonso et al. baru-baru ini menegaskan bahwa
minuman carbohydrateeelectrolyte (per liter, 60g karbohidrat, 20 mmol Naf, 3
mmol Kf) lebih efektif dalam mengatasi dehidrasi daripada air biasa atau diet
cola. Perbedaan utama dalam pengkonsumsian minuman tersebut adalah
volume urin yang dikeluarkan.17
4. Komponen rasa
Rasa merupakan faktor penting yang mempengaruhi konsumsi cairan.
Mekanisme haus agak sensitif dan tidak akan merangsang kebiasaan minum
sampai dehidrasi lebih terasa. Rendahnya dorongan untuk minum tercermin
dalam volume kecil minuman yang dikonsumsi selama olahraga, dalam
menjalankan kegiatan daya tahan, asupan tambahan jarang melebihi sekitar
0,5 liter. Eksresi Keringat biasanya melebihi ini 0,5 L karena itu, defisit cairan
hampir tak dapat dihindari. Penambahan berbagai rasa telah terbukti

meningkatkan asupan relatif dari sebuah minuman. Hubbard dan Szlyk


menemukan bahwa penambahan bumbu mengakibatkan peningkatan
konsumsi (sekitar 50%) setelah latihan berkepanjangan. Baru-baru ini, Bar-Or
& Wilk telah menunjukkan bahwa selama latihan asupan cairan anak-anak
disajikan dengan berbagai minuman rasa. Rasa sangat dipengaruhi oleh
preferensi rasa, di bawah kondisi penelitian ini, cairan yang cukup untuk
mengimbangi eksresi keringat itu hanya ketika mengkonsumsi minuman
rasa.17
5. Bahan aktif lain.
Ada tren yang berkembang untuk merumuskan minuman olahraga yang
akan dimodifikasi untuk menyertakan komponen lain yang mungkin
mempengaruhi karakteristik fungsional dari minuman. Banyak minuman
ditujukan pada individu yang aktif mencakup berbagai vitamin dan mineral,
tetapi secara luas disepakati bahwa ini umumnya tidak diperlukan. Ada juga
bukti yang meyakinkan bahwa efek menguntungkan dapat diperoleh dari
penambahan senyawa ergogenic seperti taurin, ginseng atau aspartate.
Penelitian eksperimental telah dilakukan untuk mendukung penggunaan
kafein, dan beberapa bukti bahwa suplementasi glutamin dapat memberi
energi yang lebih besar selama periode pelatihan intensif, tetapi saat ini
senyawa tersebut belum dimasukkan dalam minuman kemasan komersial.17

2.1.2 Pengaruh minuman isotonik dan minuman ringan terhadap


demineralisasi email
Minuman isotonik (sports drink) dan minuman ringan lainnya mempunyai
pengaruh terhadap keadaan rongga mulut. Minuman karbonat (soft drink),
laktat, dan minuman isotonik mempunyai tingkat keasaman yang hampir
sama. pH minuman ringan, termasuk di dalamnya minuman isotonik, berada
antara rentan nilai pH 2,4-4,5. Hal ini dapat diartikan bahwa pH minuman
ringan berada di bawah batas pH kritis.8
Penelitian menunjukkan bahwa nilai pH 5,5 merupakan pH kritis yang
menyebabkan

email

mengalami

proses

demineralisasi.8

Selain

itu,

kandungan mineral kalsium hidroksiapatit juga akan melarut pada pH


tersebut.19

Penelitian

membuktikan

bahwa

minuman

isotonik

dapat

menyebabkan terjadinya erosi gigi.11 Beberapa penelitian lainnya juga


membuktikan bahwa minuman isotonik (sports drink) dan minuman energi
bersifat lebih erosif daripada minuman soda karena pengaruh asam di dalam
minuman tersebut.9 Kebanyakan minuman ringan, termasuk minuman
isotonik, mengandung beberapa jenis asam, seperti phosphoric acid, asam
sitrat, malic acid dan tartaric acid.10
Minuman sari buah dibuat dari konsentrat buah dan juga mengandung
derivat asam-asam organik dari buah, seperti asam sitrat pada jeruk, tartaric
acid pada anggur dan malic acid pada apel. Penambahan vitamin C atau

asam askorbat juga mengkonstribusikan keasaman minuman ringan. 20


Penelitian lainnya menunjukkan bahwa minuman sari buah dan minuman
berkarbonasi mempunyai peningkatan kapasitas buffer yang menyebabkan
pH mulut menurun secara berkepanjangan.12 Hal ini disebabkan karena
semakin besar kapasitas buffer sebuah minuman atau makanan, maka
semakin lama pula waktu yang diperlukan saliva untuk menetralisir asam
tersebut. Kapasitas buffer yang tinggi dari sebuah minuman akan
meningkatkan proses disolusi, karena lebih banyak ion dari mineral gigi yang
dibutuhkan untuk membuat asam menjadi inaktif pada proses demineralisasi
lanjutan.13
2.2 ASAM FOLAT (C19H19N7O6)
Minuman ringan mempunyai efek merugikan bagi email maupun dentin
gigi karena kebanyakan minuman tersebut mengandung kerbohidrat yang
mudah difermentasi, bersifat asam, dan mempunyai adhesi termodinamika
yang tinggi sehingga saliva sebagai buffer sulit untuk menghilangkan sisa
minuman ini sehingga mudah terjadi proses demineralisasi. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi proses demineralisasi,
yaitu jenis dan konsentrasi asam minuman yang tidak berdisosiasi,
kandungan karbohidrat dalam minuman, pH dan kapasitas dapar minuman
serta kandungan fosfat dan fluor yang ada dalam minuman.5

Demineralisasi secara langsung yang diakibatkan oleh kandungan asam


dalam suatu jenis minuman ringan, kemungkinan lebih bermakna dibanding
kerugian yang diakibatkan kandungan gulanya.5 Ada beberapa jenis asam
yang sering terdapat dalam minuman ringan, misalnya asam sitrat pada jeruk,
asam folat pada alpukat, kacang hijau, dan sebagainya, dan asam bikarbonat
yang sering terdapat pada minuman bersoda. Minuman yang mengandung
asam ini memiliki pH di bawah 7, hal inilah yang menyebabkan minuman
yang mengandung asam dapat mengakibatkan demineralisasi gigi.5
Salah satu asam yang sering ditemukan dalam minuman ringan adalah
asam folat. Asam folat berasal dari bahasa latin, folium yang berarti daun,
dan asam pteroylglutamic adalah asam yang hampir mirip dengan vitamin B
yang merangsang sistem hematopoietik. Hasil pencernaan asam folik
terdapat di hati dan ginjal, asam folik banyak terkandung dalam jamur,
bayam, daun hijau, dan rumput. Memfasilitasi transfer dari 1-karbon unit pada
reaksi biosintesis untuk 2 fungsi unit dari seluler penting: metilasi biologis
dan kontribusi unit formil untuk sintesis nukleotida. Asam folat digunakan
dalam

pengobatan

megaloblastik.21,22

dan

pencegahan

kekurangan

folat

dan

anemia

Gambar 2.1 Struktur rantai karbon asam folat


Sumber : NCBI Pubchem compound. Folic acid-compound summary
Asam folat merupakan vitamin B yang dapat larut dalam air dan
membantu pembentukan sel darah merah (arythrocyt). Asam ini merupakan
bentuk sintetik dari vitamin tersebut yang ditemukan dalam makanan
suplemen.23
Asam folat berbentuk kristal berwarna orange kekuningan, tidak berasa,
tidak berbau, larut dalam air, dan tidak larut dalam minyak serta zat-zat
pelarut lemak seperti alkohol dan ether. Struktur asam folat terdiri dari tiga
komponen antara lain pteridine, asam para amino benzoate (PABA) dan
asam glutamate. Asam folat tahan terhadap pemanasan, netral dan alkali,
tetapi tidak stabil dan rusak oleh penyinaran cahaya.24
Ada beberapa buah yang kaya akan asam folat seperti buah alpukat,
kacang hijau, dan lainnya. Beberapa buah yang mengandung asam folat
tersebut banyak dijual dipasaran dalam bentuk sari buah maupun jus. Begitu
banyak manfaat dari sari buah ini, namun dari beberapa penelitian yang
dilakukan menginformasikan bahwa efek minuman yang mengandung asam
folat adalah salah satu asam yang berpengaruh dalam terjadinya
demineralisasi email gigi.25

2.3 EMAIL

Email gigi merupakan struktur paling keras dari gigi yang terdapat
membungkus mahkota gigi, yang secara embriologi berasal dari ektodermal,
yaitu berasal dari tonjolan oral ectoderm. Sifat-sifat Email Gigi:26
1. Sifat fisik.
Email gigi berwarna putih keabu-abuan transparan dan kekuatan
tariknya sekitar 100 kg/cm2 serta tahan kompresinya mencapai 21 -3500
kg/cm2.
2. Sifat mekanik.
a. Elastisitas email.
b. Kekerasan email. Kekerasan email dapat diukur dengan alat micro
hardenes tester.

3. Sifat Termal.
a. Konduksi termal.
Rangsangan panas atau dingin pada gigi akan diteruskan dengan
konduksi. Ketidakseimbangan difusi suhu antara email-dentin gigi
dianggap sebagai sumber regangan yang menyebabkan fraktur dan
timbulnya celah/retak pada gigi.

b. Sifat listrik.
Email mempunyai sifat dieliktrik yaitu tidak (menghantarkan, tetapi
menstransmisi listrik.
4. Sifat Permeabilitas.
Meskipun

email

merupakan

benda

padat,

tetapi

ia

bersifat

permeabilitas terhadap material. Dilihat dari fisik kebanyakan benda-benda


padat permeabel terhadap beberapa jenis molekul dan terjadi difusi sebab
ukuran molekul yang berpenetrasi sedemikian rupa sehingga dapat
menembus ruang intermolekuler benda padat tersebut. Ternyata email
dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu kamar atau suhu
tubuh maka tampaknya penetrasi tidak melalui kristalapatit, tetapi melalui
bagian organik email.
5. Sifat kimia.
Email terdiri atas zat anorganik, organik dan air. Kandungan zat
anorganik sekitar 46% dan yang utama adalah kristal hidroksiapatit Ca10
(P04)6(OH)2. Kristal ini berbentuk heksogonal yang diselubungi oleh
lapisan tipis yang disebut enamelins. Sementara kandungan organik
terdiri protein 58 %, ikatan lipid 42 % dan karotin.

2.3.1 Komposisi rata-rata email gigi pada manusia

Komposisi serta gambaran mengenai berat molekul rata-rata email gigi


pada manusia dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:

TABEL 2.1 Komposisi rata-rata email gigi pada manusia


Komposisi email gigi manusia

% berat molekul

Ca (kalsium)

35,80

Na (Sodium)

0,25

K (Potasium)

0,05

Mg (magnesium)

0,27

P (Phospor)

17,40

CO2 (Karbondioksida)

2,97

CI (Klorida)

0,30

F (Fluor)

0,01

Fe (ferrum)

0,02

Zat Organik

1,00

Sumber : Christopher, Lavelle. Applied Oral Physiology 2 nded, Department of


Oral Biology University of Manitoba Canada 1988, p. 209-12.
1. Kalsium
Kalsium adalah unsur kimia dengan symbol dan Ca nomor atom 20 ini
memiliki massa atom 40,078. Kalsium adalah logam alkali tanah yang
lunak berwarna abu, dan merupakan unsur yang paling berlimpah kelima
massa di kerak bumi.27

Kalsium dengan kerapatan 1,55 g/cm3, adalah paling ringan dari logam
alkali tanah yaitu magnesium (gravitasi spesifik 1,74) dan berilium (1,84)
yang lebih padat, meskipunn lebih ringan dalam masa atom dari strontium,
logam-logam alkali menjadi lebih padat dengan masa atom meningkat. 27
Kalsium juga ion terlarut kelima paling melimpah di air laut baik oleh
molaritas dan massa, setelah natrium klorida, magnesium, dan sulfat.
Kalsium sangat penting untuk organisme hidup terutama dalam fisiologi
sel, pergerakan ion kalsium Ca2

ke dalam dan keluar dari fungsi

sitoplasma sebagai sinyal untuk banyak proses seluler.27


2. Natrium
Laury sulfat adalah sulfaktan anion yang biasa terdapat dalam produkproduk pembersih. Garam kimia ini adalah organusulfar anion yang
mengandung 12 ekor karbon terikat ke gugus sulfat, membuat zat kimia
ini mempunyai sifat ambifilik yang merupakan syarat sebagai deterjen.27
Natrium adalah jenis surfaktan yang sangat kuat, telah diteliti bahwa
natrium bukan bahan karsinogen ketikia dioleskan ke kulit maupun
dikonsumsi.27
3. Potasium
Potasium adalah mineral yang berfungsi dalam tubuh untuk membantu
menyeimbangkan efek natrium menjaga tekanan darah, dan membantu
tubuh mengeluarkan cairan lebih. Menurut CDC pada orang dewasa ratarata tidak diperbolehkan lebih dari 2.300 mg sodium perhari. Sementara

untuk mereka yang berusia di atas 50 tahun dan memiliki tekanan darah
tinggi, diabetes, atau penyakit ginjal di anjurkan untuk membatasi ke
asupan sodium 1.500 mg sehari.27
4. Magnesium
Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah
elemen terbanyak kedelepan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta
merupakan unsur terlarut ke tiga terbanyak pada air laut. Logam alkali
tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk
meembuat campuran aluminium-magnesium yang sering di sebut
magnalum atau magnelium.27
5. Fosfor
Fosfor merupakan zat penting dari semua jaringan tubuh. Fosfor
penting untuk fungsi otot dan sel-sel darah merah, pembetukan adenosine
trifosfat

(ATP) dan 2,3-difosfogliserate (DPG), dan pemeliharaan

keseimbangan asam-basa, juga untuk system saraf dan prantara


metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Kadar normal serum fosfor
berkisar 2,5 dan 4,5 mg/dl dan dapat setinggi 6 mg/dl pada bayi dan anakanak.27
Fosfor adalah anion utama dari cairan intraselier (CIS). Kira-kira 85%
fosfor tubuh terdapat didalam tulang dan gigi, 14% adalah jaringan lunak,
dan kurang dari 1% dalam cairan ekstraseluler.27 Zat anorganik yang

utama berupa hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] sekitar 90-92% dari


volumenya yang tersusun atas komponen-komponen kalsium dan fosfat.2,3
6. Karbon dioksida
Karbondioksida (rumus kimia : CO2 ) atau zat asam arang adalah
sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atim oksigen yang secara
kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia terbentuk gas pada keadaan
temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfir bumi. Rata-rata
konsentrasi karbondioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm. Walaupun
jumlah

ini

bisa

bervariasi

tergantung

pada

lokasi

dan

waktu.

Karbondioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap


gelombang inframerah dengan kuat.28
7. Klorida
Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan
satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) CI-.
Garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCI,
dalam air senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan CI-.28
8. Flour
Flour berperan dalam pembentukan email gigi dan membuat struktur
gigi lebih kuat sehingga akan membuat gigi lebih tahan terhadap
pengikisan oleh asam. Asam itu sendiri dibentuk ketika bakteri di dalam
plak makanan.1

Flour adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber


air termasuk laut. Flour tidak pernah ditemukan dalam bentuk di alam.
Suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang F dan
nomor atom 9. Fungsi flour untuk tubuh:2
a.

Mineralisasi tulang

b.

Mencegah Osteoporosis

c.

Pengersan email gigi

d.

Mencegah lubang gigi

e.

Membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi.

Flour

ini

berperan dalam pembentukan email gigi dan membuat struktur gigi


lebih kuat sehingga akan membuat gigi lebih tahan terhadap
pengikisan oleh asam.Asam itu sendiri di bentuk ketika bakteri di
dalam plak makanan.
9. Senyawa organik
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang
molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida
karbon. Studi mengenai senyawa organik disebut kimia organik. Banyak di
antara senyawa organik seperti protein, lemak, dan karbohidrat merupakan
komponen penting dalam biokimia.29
Beberapa golongan senyawaan organik di antaranya adalah senyawa
alifatik, rantai karbon yang dapat di ubah gugus fungsinya; hidrokarbon
aromatic, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzene;

senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur


cincinnya, dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang.29
Pembeda antar kimia organik dan anorganik adalah ada atau tidaknya
ikatan karbon-hidrogen, sehingga asam karbonat termasuk anorganik,
sedangkan asam format, asam lemak pertama, organik.29
Nama organik merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang
dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa di buat atau disintesis
dalam

tubuh

organisme

melalui

visi

vitalis-life-force.

Kebanyakan

senyawaan kimia murni di buat secara artifisial.29

2.4 DEMINERALISASI DAN REMINERALISASI

Demineralisasi atau dikenal juga dengan kelarutan email adalah proses


perpindahan mineral dalam bentuk ion-ion mineral dari email gigi. Email gigi
merupakan suatu kisi-kisi kristal yang tersusun atas berbagai mineral dimana
komponen utama yang kompleks adalah mineral kalsium phospate yang
disebut dengan hydroxiapatit. Ion-ion mineral yang substansial dapat
disingkirkan

dari

kisi-kisi

hydroxiapatit

tanpa

penghancuran

struktur

integritasnya.30
Penyebab yang paling kuat adalah asam yang pada umumnya ini
ditemukan pada makanan, tetapi asam juga dapat dibentuk oleh bakteri
rongga mulut yang mendapat makanan dari pati dan gula di dalam mulut

yang

kemudian

mensekresikannya

menjadi

asam

sebagai

produk-

produknya.30
Kehadiran dari asam-asam di dalam mulut, jutaan bahkan milliaran
kalsium dan ion-ion mineral yang lain dikeluarkan dari kisi-kisi hydroxiapatit,
menyebabkan email kehilangan integritas strukturnya. Sebaliknya kisi-kisi
hydroxiapatit tersebut dapat dikuatkan kembali dan diperbaiki kembali melalui
proses remineralisasi.30
Remineralisasi adalah proses pemasukkan kembali mineral-mineral
dalam bentuk ion-ion mineral ke struktur kisi-kisi kristal hydroxyapatit.
Remineralisai seperti penempatan kembali jaringan tulang dalam sebuah
jaringan yang rapuh untuk membuatnya menjadi kuat dan stabil kembali.
Beberapa sumber juga dengan jelas menyebutkan bahwa fluor murni dapat
meningkatkan proses alami dari remineralisasi.30
Demineralisasi dan remineralisasi email merupakan proses alami yang
dinamik, terus - menerus dan ireversibel. Pada jaringan-jaringan keras mulut
(gigi) yang konstan terpapar dimana proses siklus demineralisasi dan
remineralisasi gigi, pergantian kehilangan dan mendapatkan ion kalsium dan
phospat tergantung pada lingkungan mikro. Ketika pH kurang dari 5,5 email
dan dentin dapat mengalami demineralisasi.30
Jika pH mulut menjadi rendah (sekitar pH 5,5) dan menyebabkan
terganggunya keseimbangan kondisi di sekitar mulut diikuti dengan terjadinya
demineralisasi, pada kondisi ini proses supersaturasi fisikokimia akan terjadi

berulang kali dalam mulut dan akan ada kecenderungan email untuk
mendapatkan Ca dan P dari dalam rongga mulut dalam upaya untuk
mengganti elemen yang hilang pada proses demineralisasi. Bila proses
tersebut tercapai maka menghasilkan keadaan yang disebut remineralisasi
email. Pelepasan mineral-mineral email atau proses subsaturasi sebagai
akibat ketidakseimbangan demineralisasi dan remineralisasi yang terjadi
pada gigi. Jika pH mulut dapat dengan cepat kembali ke normal dengan
bantuan aliran saliva, maka proses remineralisasi pada daerah tersebut dapat
terjadi dengan adanya deposit kristal dari mineral-mineral yang terdapat pada
saliva. Namun jika lebih banyak kristal mineral yang larut maka proses
demineralisasi berakhir pada kerusakan.30

2.5 PROSES KELARUTAN EMAIL GIGI DAN PENGARUH KELARUTAN


ION FOSFAT
Konsumsi minuman ringan sehari-hari sangat banyak dikalangan anakanak dan remaja. Minuman ringan mengandung sejumlah bahan seperti
asam sitrat, asam cuka, asam bikarbonat, asam folik dan asam-asam yang
lainnya. Minuman ringan yang mengandung asam-asam tersebut dapat
menyebabkan proses demineralisasi. Setelah 10 menit mengkonsumsi
minuman ringan yang bersifat asam dapat menyebabkan pH saliva turun
sehingga mempercepat proses demineralisasi selanjutnya suasana asam

dalam mulut akan kembali normal setelah 30-60 menit mengkonsumsi


minuman ringan tersebut.25
Demineralisasi email terjadi melalui proses difusi, yaitu suatu proses
dimana terjadi perpindahan molekul / ion yang larut dalam air ke atau dari
dalam email ke saliva karena adanya perbedaan konsentrasi dari asam
minuman di permukaan dengan di dalam email gigi. Asam-asam minuman
ringan yang mempunyai

konsentrasi tinggi

dan pH awal minuman yang

rendah akan berdifusi ke dalam email melalui kisi-kisi kristal dan kisi-kisi
prisma tubuh email yang mengandung air dan matriks organik atau protein. 31
pH mulut jika mencapai di bawah titik kritis yaitu 5,5 maka akan terjadi
hilangnya

ion

dari

gigi

ke

lingkungan

dalam

mulut

yang

disebut

demineralisasi. Penurunan yang berulang-ulang pada pH dalam waktu yang


berdekatan akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rawan
sehingga merupakan tahap awal terjadinya karies. Dan sebaliknya apabila pH
menjadi lebih tinggi kembali atau diatas 5,5 melalui aksi buffer dari saliva
maka cenderung gigi untuk menarik ion-ion yan dikenal sebagai proses
remineralisasi.31
Fosfor (fosfat) adalah ion yang paling berperan dalam komposisi gigi,
kira-kira 85% fosfor tubuh terdapat didalam tulang dan gigi. Zat anorganik
yang utama berupa hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] sekitar 90-92% dari
volumenya yang tersusun atas komponen-komponen kalsium dan fosfat.2,4
Jika seseorang meminum minuman yang dapat mengakibatkan pH menjadi

asam yaitu di bawah pH kritis (5,5), maka proses kelarutan ion-ion gigi akan
terjadi. Terurainya ion fosfat memberikan efek negatif pada email gigi, dimulai
dari

demineralisasi

email,

terjadinya

ketahanan email, hingga terjadi erosi.5,27

porositas

email,

berkurangnya

BAB III
KERANGKA KONSEP

Minuman yang mengandung


asam folat
asam(jus
folat
alpukat)

Minuman isotonik

Email

Kelarutan
fosfor(PO
(P)4)
fosfat

Waktu

Remineralisasi
email

Demineralisasi
email

Waktu

Erosi gigi

: variabel diteliti
: variabel tidak diteliti

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Variable sebab

: Minuman

isotonik

mengandung asam folat


b. Variabel akibat

: Kelarutan fosfat (PO4)

dan

minuman

yang

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pra eksperimen


laboratorium (invitro) dengan desain penelitian time series.

4.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

a. Tempat Penelitian.
Penelitian dilakukan di laboratorium pengkajian teknologi pertanian
(BPTP) Sulawesi Selatan di Kabupaten Maros.
b. Waktu Penelitian.
Penelitian dilakukan pada bulan April 2013.

4.3 SUBYEK PENELITIAN

Subyek penelitian adalah 2 gigi permanen manusia post ekstraksi yang


masing-masing dimasukkan ke dalam minuman isotonik dan minuman yang
mengandung asam folat, dengan kriteria inklusi:
1. Tidak karies.
2. Tidak fluorosis.

3. Tidak fraktur mahkota.

4.4 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

a. Minuman isotonik adalah minuman ringan yang tersedia dipasaran


dalam kemasan botol plastik yang mengandung air, gula, natrium sitrat,
vitamin C, natrium klorida, kalsium klorida, magnesium karbonat, asam
sitrat, dan perisa sitrus .

b. Minuman asam folat adalah minuman ringan yang tersedia dipasaran


dalam kemasan kotak dan mengandung asam folat yang tinggi.

c. Kelarutan fosfat (PO4) adalah selisih jumlah fosfat sebelum dan


sesudah perendaman gigi dalam minuman isotonik dan minuman
yang mengandung asam folat.

4.5 ALAT DAN BAHAN

1. Minuman isotonik.
2. Minuman yang mengandung asam folat.
3. Sarung tangan kulit.
4. Gigi post ekstraksi.
5. Diamond bur untuk memisahkan mahkota dan akar gigi.
6. Lakban untuk menutup dentin pada mahkota.
7. Spektrofotometer untuk memeriksa kelarutan fosfat.

8. Tabung reaksi.
9. Gelas kimia.
10. Alat kocok.
11. Aquabides.
12. Standar ppm fosfat.
13. Askorbat.
14. Pereaksi pewarna P.

4.6 ALUR PENELITIAN

1. Pengumpulan sampel berdasarkan kriteria yang diingiinkan.


2. Pembilasan dan pengeringan gigi yang telah dicabut.
3. Pemisahan mahkota dengan akar gigi.
4. Penyediaan dua jenis minuman ringan yang akan digunakan sebagai
media untuk penelitian dan pemeriksaan fosfat pada kedua jenis
minuman (dengan faktor pengenceran 10 kali).
5. Penutupan bagian dentin gigi dengan menggunakan lakban.
6. Perendaman mahkota gigi dalam minuman isotonik dan minuman
yang mengandung asam folat.
7. Pengambilan minuman 5 cc pada menit ke 5, 15, 30, 45, dan 60
setelah perendaman.

8. Pengenceran 10 kali minuman yang diambil pada menit ke 5, 15, 30,


45, dan 60 setelah perendaman.
9. Kocok.
10. Pengambilan masing-masing 1 ml dari menit 5, 15, 30,45, 60 setelah
pengenceran, tambahkan 5ml campuran askorbat dan pereaksi
pewarna P.
11. Pengambilan standar ppm P 1ml standar 0,1,2,3,4,5,6, dan
tambahkan 5ml campuran askorbat dan pereaksi pewarna P.
12. Kocok.
13. Diamkan selama 30 menit.
14. Pengukuran kelarutan fosfat setelah perendaman 5, 15, 30, 45, dan
60 menit dengan menggunakan spektrofotometer.

4.7 BAGAN ALUR PENELITIAN


Mineral PO4
dalam
Minuman
isotonik dan
minuman yang
mengandung
asam folat
sebelum
perendaman

Perendaman
mahkota gigi
dalam minuman
isotonik dan
minuman yang
mengandung
asam folat

Analisis data

Kelarutan PO4
email dalam
minuman isotonik
dan minuman
yang
mengandung
asam folat setelah
perendaman

4.8 DATA
a. Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer didapatkan langsung di lapangan pada saat melakukan
eksperimen terhadap penelitian tersebut.

b. Pengelolaan data
Pengelolaan data dilakukan dengan komputer dan menggunakan
program SPSS versi 13.
c. Analisis data
Analisis data digunakan dengan menggunakan uji ANOVA.
d. Penyajian data
Penyajian

data

dilakukan

menggunakan tabel.

dengan

tubulating,

yaitu

dengan

BAB V
HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorim BPTP Kabupaten Maros


Sulawesi Selatan.
Di BPTP Kabupaten Maros digunakan Sprektrofotometer untuk
memeriksa kelarutan fosfat email gigi baik sebelum maupun setelah
perendaman gigi post ekstraksi dalam minuman ringan.
Komposisi dari minuman ringan yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu:
1.

Minuman ringan yang mengandung: asam folat (12 %), lemak 9 gram,
protein 27 gram, Vit B1, Vit B2, Vit B3, Vit 6, Vit 12 dan Biotin 20 mg.

2.

Minuman ringan yang mengandung:


sitrat, natrium

klorida, kalium

air, gula, asam sitrat, natrium

klorida, kalsium

laktat, magnesium

karbonat dan rasa.


Sebelum dilakukan penelitian di laboratorium, terlebih dahulu kedua
minuman diukur pH-nya.
Adapun hasil pengukuran pH kedua minuman tersebut dengan
menggunakan pH meter dan pH indikator ada pada tabel 5.1.

TABEL 5.1 Distribusi pH minuman isotonik dan asam folat

Jenis minuman
Air (kontrol)

pH
Menggunakan pH Menggunakan pH
Meter
Indikator
6.9
7

Minuman Asam Folat

5.9

Minuman Isotonik

3.4

pH meter dan pH indikator adalah alat ukur yang digunakan dalam


melihat derajat keasaaman dan kebasaan yang ada dalam benda cair. Dilihat
dari tabel diatas bahwa minuman isotonik lebih asam dibandingkan minuman
yang mengandung asam folat. pH minuman isotonik adalah 3,4 dengan
menngunakan pH meter dan 3 dengan menggunakan pH indikator,
sedangkan pH minuman yang mengandung asam folat adalah 5,9 dengan
mengunakan pH meter dan 6 dengan menggunakan pH indikator.
Setelah itu diadakan penelitian di laboratorium. Dari hasil penelitian di
laboratorium, hasil analisis datanya dapat dilihat pada tabel 5.2.

TABEL 5.2 Pengaruh perendaman gigi dalam minuman isotonik dan asam
folat terhadap kelarutan fosfat berdasarkan waktu
Minuman
Asam folat

Isotonik

Waktu (menit)
0 (kontrol)
5
15
30
45
60
0 (kontrol)
5
15
30
45
60

Mean

SD

143.6
132.3
147.2
198.7
151.8
157.4
2.2
3.0
5,2
7.0
8.9
10.7

0.17
0.61
0.17
0.17
0.17
0.17
0.02
0.02
0.02
0.17
0.17
0.17

Hasil tes
ANOVA

0.000

0.000

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan waktu dengan


kelarutan fosfat dalam kedua minuman tersebut hasilnya bermakna, karena
hasil tes ANOVA untuk minuman asam folat = 0.000, dan untuk minuman
isotonik = 0.000, yang keduanya dibawah 0.05 (p<0.05). Kelarutan pada
minuman asam folat bermakna (berbeda) disetiap waktu dalam penelitian,
dapat dilihat bahwa kelarutan fosfat cenderung turun pada perendaman 5
menit, mulai larut pada perendaman 15 menit, dan mencapai puncak
kelarutan pada perendaman 30 menit, yaitu 98.7 yang juga merupakan titik
jenuh dari perendaman ini.

Kelarutan fosfat pada minuman isotonik juga bermakna (berbeda) di


setiap waktu penelitian. Berbeda dengan minuman asam folat, nilai kelarutan
fosfat pada perendaman 5 menit mengalami sedikit kenaikan pada minuman
isotonik, dan terus menerus mengalami kelarutan hingga menit ke 60.
Kelarutan pada menit ke 60 ini juga merupakan puncak kelarutan fosfat email
gigi pada minuman isotonik.

BAB VI
PEMBAHASAN

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh minuman isotonik dan


minuman yang mengandung asam folat terhadap kelarutan fosfat email
setelah perendaman gigi secara invitro. Penelitian ini menggunakan minuman
kemasan yang diperjualbelikan di pasar, dan gigi post ekstraksi. Sedangkan
pengukuran kelarutan fosfat dilakukan di laboratorium pengkajian teknologi
pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan di Kabupaten Maros.
Jenis penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian time series. Penelitian dimulai dengan
memisahkan mahkota gigi dengan akarnya, lalu bagian dentin yang terbuka
ditutup dengan menggunakan lakban. Setelah itu, mahkota gigi dimasukkan
ke dalam masing-masing minuman yaitu dalam minuman isotonik dan
minuman asam folat.
Penelitian ini meneliti kelarutan fosfat karena fosfat adalah unsur kedua
yang paling banyak terdapat dalam email gigi setelah kalsium. Terurainya ion
fosfat memberikan efek negatif pada email gigi, dimulai dari demineralisasi
email, terjadinya porositas email, berkurangnya ketahanan email, hingga
terjadi erosi.5

Lama waktu perendaman email dalam penelitian kali adalah 5, 15, 30, 45,
dan 60 menit. Hal tersebut didasarkan pada, 1 menit adalah estimasi jumlah
lama waktu terpaparnya email gigi dengan minuman yang dikonsumsi dalam
setiap gelas/hari.

Jadi interpretasi waktu dalam penelitian ini dapat

menggambarkan konsumsi minuman dalam 5 , 15, 30, 45, dan 60 hari (2


bulan).
Pemilihan minuman ringan yang mengandung asam juga diteliti
pengaruhnya terhadap gigi. Makanan dan minuman yang mengandung asam
dapat menyebabkan erosi pada email gigi salah satunya minuman yang
mengandung asam folat.5,25 Minuman isotonik juga dapat menyebabkan erosi
gigi, karena berada antara rentan nilai pH 2,4-4,5.8
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa minuman
isotonik dan minuman yang mengandung asam folat mempunyai pengaruh
terhadap kelarutan fosfat dalam kristal hidroksiapatit yang merupakan awal
demineralisasi email, walaupun masing-masing minuman tersebut memiliki
pengaruh yang berbeda terhadap kelarutan fosfat. Salah satu tanda
demineralisasi email ialah larutnya berbagai mineral, utamanya kalsium dan
fosfat.5
Hasil pengukuran pH kedua minuman ini memperlihatkan bahwa
minuman isotonik memiliki pH yang lebih rendah yaitu 3,4 dibandingkan
dengan minuman yang mengandung asam folat yaitu 5,9 dengan
menggunakan pH meter.

Uji ANOVA pada tabel 5.2 untuk melihat pengaruh perendaman gigi
dalam minuman isotonik dan asam folat terhadap kelarutan fosfat
berdasarkan waktu, berdasarkan hasil uji ini terlihat bahwa kelarutan fosfat
pada minuman asam folat mulai larut pada menit ke 15, mencapai maksimal
pada menit ke 30, dan menurun di menit ke 45, hal ini dikarenakan kelarutan
tersebut telah mencapai titik jenuh. Jika dibandingkan antara kandungan
fosfat dalam minuman asam folat pada 0 menit dengan kandungan fosfat
setelah perendaman 60 menit terdapat selisih kelarutan 14.2, yang artinya
setelah perendaman 60 menit kandungan fosfat dalam gigi berkurang 14.2
ppm.
Hasil tersebut sejalan dengan pernyataan Prasetyo yang menyatakan
makanan dan minuman asam yang memiliki pH di bawah 7, salah satunya
minuman yang mengandung asam folat dapat menyebabkan email gigi
terkikis.5
Widodo juga mengatakan bahwa minuman asam folat adalah salah satu
minuman asam yang berpengaruh dalam terjadinya demineralisasi email
gigi.25
Minuman isotonik mulai larut di menit ke 5 dan perlahan fosfat dalam
email gigi semakin larut pada menit-menit berikutnya. Pada menit ke 60
adalah titik maksimal kelarutan fosfat dalam minuman isotonik. Kandungan
fosfat dalam minuman isotonik pada 0 menit dengan kandungan fosfat
setelah perendaman 60 menit terdapat selisih kelarutan 8.5, yang artinya

setelah perendaman 60 menit kandungan fosfat dalam gigi berkurang 8.5


ppm.
Penelitian yang hampir sama juga dilakukan oleh Wolff dan ketua
departemen kardiologi dan komprehensif perawatan di New York University
College of Dentistry, dan rekan-rekannya tenggelam gigi sapi (karena
kesamaan mereka untuk gigi manusia), studi ini dilakukan dengan menguji
lima merek minuman isotonik. Semua merek minuman itu terbukti menggerus
lapisan email gigi. Dua merek lainnya memiliki efek lebih buruk dengan
menyebabkan warna gigi kusam. Minuman isotonik yang banyak dikonsumsi
olahragawan dapat menimbulkan erosi email gigi, perubahan warna gigi, dan
membuat gigi lebih sensitif. Asam sitrat yang merupakan komponen rasa
dalam produk minuman olahraga ini dikaitkan dengan kerusakan gigi. Mereka
yang mengkonsumsi minuman energi saat berolahraga sebaiknya tidak
menyikat gigi selama beberapa saat setelah meminumnya. Wolff mengatakan
setidaknya diperlukan waktu 30 menit supaya lapisan email gigi tidak
semakin terkikis.14
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mettler yang mengatakan bahwa
minuman isotonik dapat mengikis gigi sehingga hal ini dapat menyababkan
terjadinya demineralisasi email gigi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
minuman isotonik (sports drinks) biasanya diminum secara perlahan,
sehingga sisa-sisa residu minuman ini dapat tertinggal dalam rongga mulut
untuk beberapa menit. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi, karena

minuman seperti minuman isotonik (sports drinks) mempunyai pH yang


rendah yaitu dibawah pH kritis sehingga dapat menyebabkan erosi gigi. 11
Sejalan dengan pendapat Wolff dan Mettler, Anthony juga mengatakan
bahwa bahwa minuman isotonik (sports drink) dan minuman energi bersifat
erosif karena pengaruh asam di dalam minuman tersebut.9
Tabel 5.2 juga memperlihatkan bahwa nilai kelarutan pada minuman
yang mengandung asam folat rata-rata lebih besar dibanding nilai kelarutan
fosfat dalam minuman isotonik. Walaupun dari hasil pengukuran pH minuman
pada tabel 5.1 memperlihatkan bahwa minuman isotonik sedikit lebih asam
dibandingkan minuman yang mengandung asam folat, tetapi kandungan
fosfat pada minuman asam folat memiliki nilai yang lebih besar dibanding
dalam minuman isotonik. Hal ini sejalan dengan pernyataan Prasetyo yang
menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi proses demineralisasi, tidak
hanya ada pada jenis dan konsentrasi asam minuman yang tidak
berdisosiasi, kandungan karbohidrat dalam minuman, pH dan kapasitas
dapar minuman, tetapi juga kandungan fosfat dan fluor yang ada dalam
minuman.5 Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai kelarutan fosfat
email yang tinggi pada minuman asam folat dikarenakan kandungan fosfat
dalam minuman tersebut.

BAB VII
PENUTUP

7.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh minuman isotonik dan


minuman yang mengandung asam folat terhadap kelarutan fosfat email
setelah perendaman gigi secara invitro dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh perendaman gigi dalam minuman isotonik dan asam
folat terhadap kelarutan fosfat berdasarkan waktu.
2. Perendaman gigi dalam minuman yang mengandung asam folat dan
minuman isotonik menunjukkan nilai yang bermakna. Dalam
penelitian ini fosfat gigi dalam minuman yang mengandung asam
folat mulai larut pada menit ke 15 mencapai kelarutan tertinggi pada
menit ke 30 merupakan titik jenuh dan menurun hingga 60 menit,
mineral fosfat yang larut sampai menit ke 60 adalah 14.2 ppm.
Sedangkan fosfat gigi dalam minuman isotonik mulai larut pada menit
ke 5, terus menerus larut mencapai kelarutan tertinggi pada menit ke
60, mineral yang larut sebanyak 8.5 ppm. Nilai kelarutan fosfat email
pada minuman asam folat lebih besar daripada pada minuman
isotonik.

7.2 SARAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, maka dapat
disarankan bahwa:
1. Minuman isotonik dan minuman yang mengandung asam folat
memiliki dampak buruk bagi kesehatan gigi, sebaiknya milinimalisir
konsumsi kedua minuman tersebut.
2. Sebaiknya dilakukan penelitian eksperimen lebih lanjut untuk melihat
pengaruh minuman isotonik, asam folat, dan jenis minuman ringan
lainnya terhadap larutnya mineral dalam email gigi, khususnya
mineral fosfat.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Itjingningsih WH, Yuwono L, editor. Anatomi gigi. Jakarta: EGC; 1992,


p.28-41.

2.

Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ, Sturdevant JR, Cliffort M.


Studervants art and science of operative dentistry. 4th ed. United States
of America: Mosby, inc; 2002, p.16-31.

3.

Berkovitz B.K.B, Holland G.R, Moxham B.J. Oral anatomy, histology and
embryology. London: Mosby inc; 2009, p.105-21.

4.

Angela A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi, Maj.
Ked. Gigi. (Dent. J.); 2005: 38(3): 130-4

5.

Prasetyo EA. Keasaman minuman ringan menurunkan kekerasan


permukaan gigi, Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.); 2005: 38(2): 603.

6.

Fletcher A. Industry target creation of perfect soft drinks. [serial online]


2006.

Available

from:

http://www.foodnavigator.com/Science-

Nutrition/Industry-targets-creation-of-perfect-sports-drink.

Diakses

23

Agustus 2010.
7.

Drake I. Sports drink growth gathers pace as new launches drive sales.
Australian

Food

News.

[serial

online]

http://www.ausfoodnews.com.au/2008/12/12/
gathers-pace-as-new-launches-drive-sales.html.
2010.

2008.

Available

from:

sports-drink-growthDiakses

23

Agustus

8.

Patel, Sabikhi L, Kumar S, Khetra Y. Innovative trends in dairy and food


products formulation. India: National Dairy Research Institute; 2012, p.5-6

9.

Anthony V, Fraunhofer J, Rogers MM. Dissolution of dental enamel in soft


drinks, General Dentistry; 2004: 52(4): 308-12.

10. Cornelius TB, Eyitope OO, Adeyemi OO, Temitope AE. Erosive potential
of soft drinks in Nigeria, World Journal of Medical Sciences; 2007: 2(2):
115-9.
11. Mettler S, Rusch C, Colombani PC. Osmolality and pH of sport and other
drinks available in Switzerland, Sportmedizin und Sporttraumatologie;
2006: 54(3): 92-5.
12. Bamise CT, Kolawol KA, Oloyede EO. The determinants and control of
soft drinks-incited dental erosion, Rev Clin Pesq Odontol; 2009: 5(2): 14154.
13. Lussi A, Jaeggi T. Chemical factors, Monogr Oral Sci; 2006: 20: 77-87.
14. Anonim. NYUCD study finds sports drink consumption can cause tooth
erossion. [serial online] 2009. New York University.

Available from:

http://www.nyu.edu/about/newspublications/news/2009/04/07/nyucd_stud
y_finds_sports_drink.html. Diakses April 2013
15. Anonim. Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-4452-1998. Minuman Isotonik.
1998. Badan Standar Nasional (BSN).

16. Stofan J, Robert M. Formulating carbohydrate-electrolyte drinks for optimal


efficacy. Di dalam. Maughan J. R dan Robert Murray (editor). Sport Drink.
Boca Raton-London-New York-Washington DC. CRC Press.2001

17. Bonetti DL, Hopkins WG. Effect of hypotonic and isotonic sports drinks on
endurance performance and physiology, Sportscience; 2010: 14:63-70.
18. Ashurst PR. Chemistry and tachnology of soft drinks and fruits juice. 2 nd
ed. UK: John Wiley & Sons; 2008, p.7, 356.
19. Borjian A, Ferrari CIC, Anouf A, Touyz LZG. Pop cola acids and tooth
erosion: an in vitro, in vivo, electron microscopic and clinical report,
International J Dent; 2010: 1-26.
20. Story S. Laboratory studies on the dental effects of soft drinks and other
beverages. Tennessee Technological University, 2006.
21. Anonim. Folic acidd-compound summary. NCBI Pubchem compound. US
National Library of Madicine. 22 Februari 2013.
22. Tian R, Ingwal JS. How does folic acid cure heart attacks, Circulation;
2008:117: 1772-4.
23. Anonim. Folic acid. [serial online] 2005. Avaible from: http/www.folic acidwikipedia, the encyclopedia htm. Diakses November 2, 2005. p.1
24. Ahmad DS. Ilmu gizi, dian rakyat. Jakarta. 2000. p.155,179
25. Widodo R. Mengenal minuman ringan berkabonasi. [serial online] 2008.
Available from: http://www.untag-sby.ac.id. Diakses 22 Desember 2010.

26. Nance A. Enamel: compotition, formation, and structure. In: Nance A,


editor. Tens oral histology deploment, structure, and function. 6th ed. St.
Louis: Mosby Inc; 1998.pp.145-51.
27. Abrams SA, Atkinson SA. Calcium, magnesium, phosporous, and vitamin
D fortification of comlementary foods, The Journal of Nutrition; 2003:
13(9): 994-9.
28. Piret J, Desormeaux A, Bergeron MG. Sodium lauryl sulfate, a
microbicide effective againts enveloped and nonenveloped viruses. Curr
Brud Targets; 2002: 3(1): 17-30.
29. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Sumber Ilmu Penuntun
Biokimia Gizi; 2006.
30. Sibarani YA. Under gigi dan mulut : demineralisasi, demineralisasi gigi,
remineralisasi. 2011.
31. Anonim. Glossary of softdrink terms. National Softdrink Association
(NSDA).

[serial

online].

2007.

Available

from:

http://www.nsda.org/softdrink/glossary/index.html. Diakses 13 Desember


2012.

LAMPIRAN

HASIL ANALISIS STATISTIK

NPar Tests
One -Sample Kolmogorov-Smirnov Te st

Minuman
Asam Folat

N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences

Isotonik

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

kelarutan
fosfat
18
155,1900
21,55486
,289
,289
-,144
1,226
,099
18
6,1622
3,13257
,174
,174
-,142
,738
,648

Oneway
De scriptive s
kelarutan fosfat

Minuman
Asam Folat

Isotonik

N
0 menit
5 menit
15 menit
30 menit
45 menit
60 menit
Total
0 menit
5 menit
15 menit
30 menit
45 menit
60 menit
Total

3
3
3
3
3
3
18
3
3
3
3
3
3
18

Mean
143,7533
132,2533
147,1667
198,7233
151,8467
157,3967
155,1900
2,1733
3,0133
5,1867
6,9900
8,9100
10,7000
6,1622

Std. Deviation
,16743
,60929
,16743
,16743
,16743
,16743
21,55486
,02309
,02309
,02309
,01732
,01732
,01732
3,13257

Std. Error
,09667
,35177
,09667
,09667
,09667
,09667
5,08053
,01333
,01333
,01333
,01000
,01000
,01000
,73835

95% Confidence Interval for


Mean
Lower Bound
Upper Bound
143,3374
144,1693
130,7398
133,7669
146,7507
147,5826
198,3074
199,1393
151,4307
152,2626
156,9807
157,8126
144,4710
165,9090
2,1160
2,2307
2,9560
3,0707
5,1293
5,2440
6,9470
7,0330
8,8670
8,9530
10,6570
10,7430
4,6044
7,7200

ANOVA
kelarutan fosfat
Minuman
Asam Folat

Isotonik

Between Groups
Within Groups
Total
Between Groups
Within Groups
Total

Sum of
Squares
7897,381
1,023
7898,404
166,816
,005
166,821

df
5
12
17
5
12
17

Mean Square
1579,476
,085

F
18531,203

Sig.
,000

33,363
,000

80071,733

,000

Minimum
143,56
131,57
147,07
198,53
151,75
157,30
131,57
2,16
3,00
5,16
6,98
8,90
10,68
2,16

Maximum
143,85
132,74
147,36
198,82
152,04
157,59
198,82
2,20
3,04
5,20
7,01
8,93
10,71
10,71

Post Hoc Tests


M ultip le Compa rison s
De pen de nt Varia ble: kela ru ta n fo sfat
LSD

Minu man
Asam Fo la t

(I) waktu
0 me nit

5 me nit

15 menit

30 menit

45 menit

60 menit

Iso to nik

0 me nit

5 me nit

15 menit

30 menit

45 menit

60 menit

(J) waktu
5 me nit
15 menit
30 menit
45 menit
60 menit
0 me nit
15 menit
30 menit
45 menit
60 menit
0 me nit
5 me nit
30 menit
45 menit
60 menit
0 me nit
5 me nit
15 menit
45 menit
60 menit
0 me nit
5 me nit
15 menit
30 menit
60 menit
0 me nit
5 me nit
15 menit
30 menit
45 menit
5 me nit
15 menit
30 menit
45 menit
60 menit
0 me nit
15 menit
30 menit
45 menit
60 menit
0 me nit
5 me nit
30 menit
45 menit
60 menit
0 me nit
5 me nit
15 menit
45 menit
60 menit
0 me nit
5 me nit
15 menit
30 menit
60 menit
0 me nit
5 me nit
15 menit
30 menit
45 menit

Me an
Diffe re nce
(I-J)
11 ,5 00 00*
-3,413 33 *
-54,97 00 0*
-8,093 33 *
-13,64 33 3*
-11,50 00 0*
-14,91 33 3*
-66,47 00 0*
-19,59 33 3*
-25,14 33 3*
3,41 33 3*
14 ,9 13 33*
-51,55 66 7*
-4,680 00 *
-10,23 00 0*
54 ,9 70 00*
66 ,4 70 00*
51 ,5 56 67*
46 ,8 76 67*
41 ,3 26 67*
8,09 33 3*
19 ,5 93 33*
4,68 00 0*
-46,87 66 7*
-5,550 00 *
13 ,6 43 33*
25 ,1 43 33*
10 ,2 30 00*
-41,32 66 7*
5,55 00 0*
-,8 400 0*
-3,013 33 *
-4,816 67 *
-6,736 67 *
-8,526 67 *
,840 00 *
-2,173 33 *
-3,976 67 *
-5,896 67 *
-7,686 67 *
3,01 33 3*
2,17 33 3*
-1,803 33 *
-3,723 33 *
-5,513 33 *
4,81 66 7*
3,97 66 7*
1,80 33 3*
-1,920 00 *
-3,710 00 *
6,73 66 7*
5,89 66 7*
3,72 33 3*
1,92 00 0*
-1,790 00 *
8,52 66 7*
7,68 66 7*
5,51 33 3*
3,71 00 0*
1,79 00 0*

Std. Erro r
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,238 37
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67
,016 67

*. Th e mea n diffe re nce is significa nt a t the .05 level.

Sig.
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000

95 % Con fide nce In te rval


Lo wer Bou nd
Up per Bou nd
10 ,9 80 6
12 ,0 19 4
-3,932 7
-2,894 0
-55,48 94
-54,45 06
-8,612 7
-7,574 0
-14,16 27
-13,12 40
-12,01 94
-10,98 06
-15,43 27
-14,39 40
-66,98 94
-65,95 06
-20,11 27
-19,07 40
-25,66 27
-24,62 40
2,89 40
3,93 27
14 ,3 94 0
15 ,4 32 7
-52,07 60
-51,03 73
-5,199 4
-4,160 6
-10,74 94
-9,710 6
54 ,4 50 6
55 ,4 89 4
65 ,9 50 6
66 ,9 89 4
51 ,0 37 3
52 ,0 76 0
46 ,3 57 3
47 ,3 96 0
40 ,8 07 3
41 ,8 46 0
7,57 40
8,61 27
19 ,0 74 0
20 ,1 12 7
4,16 06
5,19 94
-47,39 60
-46,35 73
-6,069 4
-5,030 6
13 ,1 24 0
14 ,1 62 7
24 ,6 24 0
25 ,6 62 7
9,71 06
10 ,7 49 4
-41,84 60
-40,80 73
5,03 06
6,06 94
-,8 763
-,8 037
-3,049 6
-2,977 0
-4,853 0
-4,780 4
-6,773 0
-6,700 4
-8,563 0
-8,490 4
,803 7
,876 3
-2,209 6
-2,137 0
-4,013 0
-3,940 4
-5,933 0
-5,860 4
-7,723 0
-7,650 4
2,97 70
3,04 96
2,13 70
2,20 96
-1,839 6
-1,767 0
-3,759 6
-3,687 0
-5,549 6
-5,477 0
4,78 04
4,85 30
3,94 04
4,01 30
1,76 70
1,83 96
-1,956 3
-1,883 7
-3,746 3
-3,673 7
6,70 04
6,77 30
5,86 04
5,93 30
3,68 70
3,75 96
1,88 37
1,95 63
-1,826 3
-1,753 7
8,49 04
8,56 30
7,65 04
7,72 30
5,47 70
5,54 96
3,67 37
3,74 63
1,75 37
1,82 63

T-Test
Group Statistics

kelarutan fosfat

Minuman
Asam Folat
Isotonik

N
18
18

Mean
155,1900
6,1622

Std. Deviation
21,55486
3,13257

Std. Error
Mean
5,08053
,73835

Inde pendent Sample s Test


Levene's Test for
Equality of Variances

F
kelarutan fosfat

Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed

12,839

Sig.
,001

t-test for Equality of Means

df

Sig. (2-tailed)

Mean
Difference

Std. Error
Difference

95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper

29,028

34

,000

149,02778

5,13390 138,59443 159,46112

29,028

17,718

,000

149,02778

5,13390 138,22952 159,82603

Anda mungkin juga menyukai