SKRIPSI
Oleh:
QUR’ANI ALIFITRIAH
J111 14 027
BAGIAN PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
PENGARUH PERENDAMAN DI DALAM LARUTAN KOPI TORAJA
TERHADAP PERUBAHAN WARNA GIGI ARTIFISIAL
AKRILIK DAN PORSELEN
SKRIPSI
Oleh:
Qur’ani Alifitriah
J111 14 027
DEPATEMEN PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
iv
v
vi
ABSTRAK
Latar Belakang: Gigi artifisial porselen dari segi estetik lebih baik daripada gigi
artifisial akrilik karena lebih resisten terhadap perubahan warna. Perubahan warna
pada resin akrilik dapat disebabkan oleh proses absorpsi larutan berwarna dan
perlekatan stain. Kopi toraja mengandung tanin yang dapat menyebabkan warna
kecoklatan pada bahan. Tujuan: Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh
perendaman gigi artifisial akrilik dan porselen di dalam larutan kopi toraja
terhadap konsistensi warna. Metode: Penelitian true experimental dengan desain
pretest-posttest only control group ini menggunakan gigi artifisial akrilik dan gigi
artifisial porselen yaitu masing-masing berjumlah 12 gigi insisivus sentralis
rahang atas. Dua puluh empat gigi dibagi rata menjadi 6 kelompok yaitu gigi
artifisial akrilik yang direndam di dalam larutan kopi selama 3 hari, 9 hari serta 15
hari, dan gigi artifisial porselen sebagai kelompok kontrol yang direndam di
dalam larutan kopi selama 3 hari, 9 hari serta 15 hari. Data diperoleh dari gambar
melalui sistem CIELab Adobe Photoshop dan dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis
dan uji Mann-Whitney. Hasil: Terdapat perubahan warna pada kelompok gigi
artifisial akrilik sedangkan pada gigi artifisial porselen tidak terjadi perubahan
warna. Perbedaan terbesar terjadi pada gigi artifisial akrilik setelah perendaman
selama 9 hari dan 15 hari dengan p senilai 0,021 (p<0,05). Simpulan: Larutan
kopi toraja mempengaruhi warna gigi artifisial akrilik dan meningkat seiring lama
waktu perendaman sedangkan pada gigi artifisial porselen tidak terjadi perubahan
warna.
Kata Kunci: Gigi artifisial akrilik, gigi artifisial porselen, perubahan warna, kopi
toraja, dan tanin
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
Selain itu, skripsi ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan peneliti lain untuk menambah wawasan di bidang kedokteran gigi. Selama
hambatan, tetapi berkat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik pada waktunya. Kepada pembimbing
skripsi, drg. Eri H Jubhari, M.Kes, Sp. Pros yang telah banyak meluangkan
waktu serta dengan sabar dan teliti dalam memberikan ilmu, saran, arahan dan
bimbingan yang sangat bermanfaat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
Terima kasih atas bantuannya selama ini, semoga Tuhan memberikan ridho dan
ix
1. Dr. drg Baharuddin Thalib, M.Kes, Sp. Pros, selaku Dekan Fakultas
2. Dr. Masni, Apt., MSPH, selaku dosen bidang Statistik Fakultas Kesehatan
Masyarakat yang telah memberikan saran dan ilmu dalam pengolahan data
perkuliahan.
skripsi ini.
penulis.
yang lain yang tak dapat disebutkan satu-persatu karena kata-kata tak dapat
Gisel, Uli, Nelce, Upi, Kiya, Meymey, Ijlal, Widi, Nitit, Shaad, Aulia, Phy
x
dan teman-teman yang lain yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu tetap
10. Teman teman skripsi bagian Prostodonsia dan atau rekan kelompok tutor 2
yaitu Sitti, Nana, Haeriah, Shakirah, Indahrez, Apri, Citra, Anna, Febi,
dan Ocia.
Bontotiro, Bulukumba Indah, Ayumi, Dewi, Iin, Kak Ilham, Arief, Diana
dan Anggun
12. Kepada seluruh pihak yang turut membantu yang tidak dapat disebutkan satu-
skripsi ini.
Secara khusus, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
Ayahanda Ir Muhammad Fitri, M.P dan Ibunda Ir Sri Udayana, M.Si dan Hj
mendoakan, menyalurkan semangat, motivasi dan kasih sayang yang tiada henti
umur yang panjang. Semogga penulis dapat diberikan kesempatan untuk dapat
Qhadar Islam Alifitrah serta seluruh keluarga besar penulis. Semoga mereka
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat. Penulis menyadari sebagai manusia
yang tidak luput dari segala kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf
xi
apabila terdapat kekeliruan pada skripsi ini. Kritik dan saran yang sifatnya
Penulis
xii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL………………...…….………………………….… I
xiii
2.2 Gigi Artifisial…………………………………………………….. 9
2.4 Kopi………………………………………………………………... 16
4.5 Sampel……………………………………………….………..... 26
xiv
4.7.3 Variabel kendali…………………………………….…..….. 28
4.9.1 Alat……………………………………………………...….. 30
4.9.2 Bahan………...………………………………………….….. 31
saliva artifisial…………………………………………….
4.11 Data…………..……………………………………………….. 34
xv
4.14 Alur Penelitian….……………………………………………... 38
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 53
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 60
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.3 Perbedaan nilai perubahan warna (∆E*ab) pada gigi artifisial
Tabel 5.4 Hasil uji beda lanjut nilai perubahan warna (∆E*ab)
Tabel 5.5 Perbedaan nilai perubahan warna (∆E*ab) pada gigi artifisial
hari……………………………………………………………. 43
Tabel 5.6 Hasil uji beda lanjut nilai perubahan warna (∆E*ab) pada gigi
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Jumlah pasien yang kehilangan sebagian atau seluruh gigi masih besar
hingga saat ini.1 Indonesia memiliki angka kehilangan gigi yang tergolong
tinggi yaitu 24% dengan kondisi tak bergigi pada usia di atas 65 tahun.2
Kehilangan gigi sebagian terjadi lebih banyak pada orang dewasa usia 33-44
pada kelompok 45-54 tahun sudah ditemukan 1,8% dan pada kelompok umur
Kehilangan gigi dalam periode waktu yang lama dan tidak segera
dibuatkan gigi tiruan atau tidak menggunakan gigi tiruan dalam waktu lama
kehilangan tulang alveolar pada daerah gigi yang hilang, penurunan efisiensi
kehilangan rasa percaya diri, menurunnya status kesehatan rongga mulut serta
sangat penting digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang.5,6 Gigi palsu
atau gigi tiruan digunakan untuk mengganti gigi yang hilang, mengembalikan
1
Menurut survei Riskesdas tahun 2007, pengguna gigi tiruan baik gigi tiruan
lepasan (removable) atau gigi tiruan cekat (fixed) di Indonesia mencapai 4,5%
populasi di Indonesia dan Sulawesi Selatan sebesar 4,8%.4 Gigi tiruan terbagi
atas gigi tiruan lepasan, gigi tiruan cekat dan dental implant. Gigi tiruan
lepasan terbagi menjadi gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) dan gigi tiruan
lengkap (GTL).7 Komponen gigi tiruan berbeda-beda tiap jenis gigi tiruan yang
digunakan. Pada umumnya komponen gigi tiruan terdiri dari elemen gigi
artifisial, konektor dan basis.8 Terdapat berbagai pilihan bahan yang digunakan
untuk gigi artifisial yaitu resin akrilik, porselen, komposit dan lain-lain.9
Gigi artifisial porselen dari segi estetik lebih baik, periode penggunaan
lebih lama, tidak mudah aus, resorpsi air minimal, permukaannya lebih halus
ialah rapuh atau mudah pecah, menghasilkan bunyi, dan mengikis gigi asli
antagonis.10-11 Gigi artifisial dari metal atau logam digunakan untuk gigi tiruan
cekat posterior.9
Bahan dasar dari gigi tiruan yang sering digunakan adalah polimetil
metakrilat atau resin akrilik yang digunakan pada pembuatan gigi basis dan
gigi tiruan artifisial.12 Gigi artifisial akrilik paling sering digunakan dan disukai
berikatan lebih baik dengan basis gigi tiruan, harga lebih murah, mudah
dimanipulasi, mudah dipoles, tidak mudah patah, tidak getas, tidak mengikis
gigi alami atau gigi artifisial antagonis, tidak menimbulkan bunyi dan tampak
alami.12-14 Kekurangan gigi artifisial berbahan resin akrilik yaitu porositas dan
2
absorpsi air yang tinggi, adanya reaksi alergi, periode penggunaan yang lebih
Stabilitas warna pada gigi artifisial sangat penting. Perubahan warna akan
menyebabkan tampilan yang tidak estetik, yang tidak dapat diterima oleh
pasien.18 Perubahan warna resin akrilik dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
larutan warna karena perlekatan kandungan kimia tertentu. Hal yang dapat
gigi tiruan, kebiasaan merokok, minuman bersoda, teh, kopi dan lain lain.19-20
Minuman tersebut diperoleh dari seduhan bubuk kopi. Bubuk kopi adalah biji
kopi yang telah disangrai, digiling atau ditumbuk hingga menyerupai serbuk
halus.21 Minuman kopi adalah minuman yang digemari oleh masyarakat dunia
karena aroma khas dan cita rasa lezat dan dapat menghilangkan rasa kantuk. 22
Pada era modern sekarang tidak sulit dijumpai berbagai tempat minum kopi
baik berupa warung kopi maupun kafe yang menyajikan minuman kopi sebagai
menu utamanya. Hal ini menjadikan minum kopi menjadi tren, gaya hidup dan
rutinitas sehari-hari.23 Konsumsi kopi di dunia berasal dari biji kopi jenis
arabika mencapai sebesar 70% dan kopi jenis robusta sebesar 26%.24
yang berbeda menurut cara pengolahan dan lingkungan tanam. Jenis kopi
arabika dan robusta banyak tumbuh di indonesia dan diolah menjadi kopi
instan, kopi celup dan kopi bubuk.25 Rata-rata konsumsi kopi perorangan 2,91
3
kg/tahun, konsumsi kopi pada laki-laki 3,83 kg/tahun dan perempuan 1,97
mancanegara.27 Kopi toraja merupakan jenis kopi arabika yang berasal dari
Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan yang memiliki rasa asam sertap ahit yang
seimbang, kaya akan aroma serta rasa yang khas dan terkenal reputasi
Secara umum kopi mengandung kafeol, kafein, lemak, tanin dan beberapa
senyawa lain.24 Kadar kafein biji mentah kopi arabika lebih rendah
jantung, gangguan pencernaan, bau mulut dan perubahan warna gigi dan
senyawa polifenol yang dapat ditemui pada setiap tanaman yang letak dan
4
Dari hasil penelitian oleh Amiyatun Naini disimpulkan bahwa perubahan
warna pada resin akrilik dapat terjadi karena kebiasaan mengonsumsi minuman
yang mengandung zat warna.30 Penelitian serupa dilakukan oleh Nurdan dkk
dikatakan bahwa basis gigi tiruan berbahan polyamid dan polimethil metakrilat
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprilia dkk tahun 2007 menyimpulkan
perendaman larutan kopi toraja terhadap perubahan warna gigi artifisial akrilik
dan porselen.
5
1.3.2 Tujuan Khusus
2. Sebagai bahan rujukan dalam upaya menjaga fungsi estetik gigi artifisial
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Prostodonsia terdiri dari dua bidang khusus dalam kedokteran gigi yaitu
gigi tiruan cekat dan gigi tiruan lepasan. Gigi tiruan lepasan adalah gigi tiruan
yang dapat dilepaskan oleh pasien sedangkan gigi tiruan cekat tidak dapat
dilepas oleh pasien.32 Penggunaan gigi tiruan merupakan hal yang penting
pergeseran ke area gigi yang hilang sehingga kontak antara gigi menjadi
mulut, karies dan penyakit periodontal.33 Seseorang yang tidak memiliki gigi
mempunyai beban yang lebih berat. Hubungan kontak gigi geligi yang tidak
otot pengunyahan.33,35
7
Dampak lain dari kehilangan gigi berupa gangguan berbicara yaitu
memelihara kesehatan gigi dan jaringan yang masih ada serta mencegah
Komponen gigi tiruan berbeda-beda tiap jenis gigi tiruan yang digunakan.
Komponen gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) terdiri dari basis gigi tiruan,
gigi artifisial, konektor mayor, konektor minor, direct retainer, dan indirect
retainer.39-40 Komponen gigi tiruan lengkap (GTL) terdiri dari basis gigi tiruan
serta gigi artifisial.41 Komponen gigi tiruan cekat (GTC) terdiri dari retainer
yang merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan (bridge) yang ditempatkan
pada gigi tiruan penyangga, pontik yang merupakan gigi artifisial yang
menggantikan gigi yang hilang dan konektor yang merupakan elemen dari gigi
tiruan jembatan yang menghubungkan pontik dan retainer.42 Setiap jenis gigi
8
penting sebagai komponen dari gigi tiruan yang memiliki fungsi berupa fungsi
Gigi artifisial adalah komponen dari gigi tiruan yang digunakan untuk
a. Gigi artifisial resin akrilik ialah gigi artifisial yang sangat luas digunakan
b. Gigi artifisial porselen bersifat getas, keras dan sangat resisten terhadap
bersifat translusen46
e. Gigi artifisial dari metal atau logam ialah gigi artfisial yang dapat
a. Anatomis
b. Semi anatomis
oklusalnya.
9
Berdasarkan jenis gigi artifisial di atas, gigi artifisial yang paling sering
A B
Gambar 2.1 Gigi artifisial porselen (A) dan gigi artifisial akrilik (B)
(Sumber: Marcia G, Michael B. Clinical aspects of dental materials theory,
practice and cases. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, a
Wolters Kluwer; 2013. P 153-6)50
Gigi artifisial akrilik adalah gigi artifisial berbahan resin akrilik yang
dihasilkan dari cetakan logam dengan teknik dough moulding atau dengan
teknik injeksi moulding, yaitu bubuk akrilik dilunakkan dan diberikan tekanan.
membuat gigi artifisial yang tahan terhadap crazing serta diberikan bahan
yang terbuat dari polimerisasi bubuk polimetakrilat dan cairan monomer metil
metakrilat.51 Resin akrilik tidak memiliki warna tetapi mudah untuk diberikan
tetapi, pada bidang kedokteran gigi resin akrilik dikategorikan sebagai bahan
thermoset yaitu ketika resin akrilik telah setting tidak dapat berubah bentuk
cold cure atau chemically cure dan resin akrilik heat cure. Resin akrilik cold
cure memiliki komposisi berupa powder dan liquid. Powder terdiri dari bubuk
cross-linking dan tertiary amine sebagai aktivator kimia. Ketika powder dan
“dough”. Ketika kerja inhibitor habis maka selama tahap “dough” perubahan
Resin akrilik heat cure memiliki powder dan liquid yang sama dengan
cold cure atau chemically cure, tetapi tidak memiliki aktivator kimia sehingga
campuran dari powder dan liquid akan tetap pada tahap dough stage dalam
periode waktu yang lama. Ketika bahan telah dibentuk dengan sesuai, bahan
Porselen adalah bahan yang terdiri atas silika (silicon dioksida, SiO2),
digunakan untuk gigi tiruan mahkota jaket porselen dan inlay. Low fusing
porselen, inlay dan vinir.51 Komposisi dari low fusing porselen ialah kaolin
Gigi artifisial porselen yang dibuat oleh pabrik memiliki warna, bentuk dan
shade yang sama dengan gigi artifisial akrilik. Gigi artifisial porselen lebih
keras dan lebih resisten terhadap stain dibandingkan dengan gigi artifisial
interlocking yaitu pin metal yang ditempelkan di belakang pada gigi artifisial
anterior50 dan hole atau lubang kecil pada gigi artifisial posterior yang
Gigi artifisial porselen dihasilkan dari bubuk porselen yang diletakan pada
cetakan yang ukuranya 30% lebih besar dari yang dibutuhkan untuk
porselen.49,50
12
2.2.3 Perbandingan gigi artifisial akrilik dan porselen
Translusen dari gigi artifisial porselen lebih baik dalam hal estetik. Gigi
warna dan shade yang dapat dipilih dan dicocokkan pada individual.49
2. Bunyi clicking: Gigi artifisial porselen terbuat dari bahan keramik dan
3. Perlekatan pada basis akrilik: Perlekatan gigi artifisial akrilik pada basis
pin metal pada gigi artifisial anterior dan hole atau lubang pada gigi
dihasilkan dari hanya jika semua wax dari pembuatan gigi tiruan telah
elastisitas antara porselen dan resin akrilik akan menyebabkan crazing pada
basis gigi tiruan yaitu di bagian dasar gigi artifisial porselen.49 Crazing
porselen.51
akrilik dan porselen sehingga gigi artifisial akrilik lebih mudah aus
13
dibandingkan gigi artifisial porselen. Kekerasan yang sangat tinggi pada
besar pada jaringan pendukung, sehingga bahan ini tidak digunakan ketika
jarak antar oklusal kurang dan kondisi ridge buruk.49 Gigi artifisial akrilik
kondisi ridge alveolar yang buruk. Gigi artifisial porselen dapat mengikis
9. Daya tahan terhadap fraktur dan aus: Gigi artifisial porselen bersifat getas
dan mudah fraktur tetapi lebih resisten terhadap aus sedangkan pada gigi
10. Absorpsi air: Secara lambat gigi artifisial akrilik dapat mengabsorpsi air
stain dan lebih cepat aus sehingga periode pengunaan lebih cepat.46,56
Kekerasan 20 500
(sumber: John FM, Angus WGW. Applied dental materials. 9th ed. Chicester:
Stabilitas warna adalah resistensi bahan dari stain yang memiliki peranan
penting dikarenakan kebutuhan estetik dan ekspetasi pasien akan gigi tiruan
Faktor ekstrinsik ialah paparan dan akumulasi stain dari adsorpsi dan
absorpsi dapat berupa makanan maupun minuman yang mengandung zat warna
seperti teh, soda, dan kopi, adanya kebiasaan merokok, penggunaan larutan
15
2.4 Kopi
sejenis minuman. Minuman tersebut diperoleh dari seduhan kopi dalam bentuk
bubuk. Kopi bubuk adalah biji kopi yang telah disangrai, digiling atau
laki-laki 3,83 kg/tahun dan perempuan 1,97 kg/tahun. Frekuensi konsumsi kopi
kemasan yang sering dibeli 0,01–0,10 kg.26 Angka konsumsi kopi dunia 70%
berasal dari spesies kopi arabika, 26% berasal dari spesies kopi robusta dan
sisanya 4% berasal dari spieses kopi liberika.24 Menurut data dari Badan Pusat
dikomsumsi daripada minuman lain seperti teh, coklat instan, dan sirup.31
Kingdom : Plantea
Orde : Rubiales
16
Genus : Coffea
Kopi Arabika memiliki kualitas cita rasa tinggi sehingga harganya lebih
mahal. Area pertanaman kopi arabika terbatas pada lahan dataran tinggi di atas
1000–1750 m dari permukaan laut. Kopi arabika yang neniliki biji lebih besar
Kopi robusta memiliki kualitas di bawah kopi arabika, tetapi kopi robusta
tahan terhadap penyakit karat daun dan lebih banyak diproduksi. Area
permukaan laut.
17
3. Coffea liberica (kopi liberika)
banyak variasi bentuk, ukuran biji serta kualitas cita rasa. Kopi ini tumbuh di
Kopi ekselsa dapat tumbuh di daerah panas serta agak kering dengan
Saat ini Indonesia adalah negara keempat pengekspor kopi terbesar setelah
dikenal sebagai produsen kopi robusta, tetapi kopi arabika juga mengalami
terus meningkat. Kopi Arabika berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di
Di Indonesia kopi mulai dikenal pada tahun 1696, yang dibawa oleh VOC
arabika ialah Kopi Jawa dari Jawa Timur, Kopi Mandheling dan Kopi Lintong
dari Sumatera Utara, Kopi Gayo dari Aceh, Kopi Kintamani dari Bali, Kopi
18
Kopi toraja merupakan jenis kopi arabika yang berasal dari kabupaten
Toraja, Sulawesi Selatan. Kopi toraja memiliki keseimbangan rasa asam dan
pahit serta kaya akan aroma dan cita rasa. Popularitas kopi toraja semakin
Terdapat berbagai macam penyusun dari biji kopi arabika yang telah
disanggrai yang terdiri dari subtansi non-volatile dan volatile. Subtansi non-
volatile pada kopi ialah kafein, asam klorogenat, glikosida, lipid (trigeliserida,
coffee oil dan diterpene), trigonelline, asam nikotinat, asam quinat, asam malat,
asam sitrat, asam laktat, asam piruvat, asam suksinat, asam glikolat,
monosakarida, pektin, lignin, protein, asam amino bebas dan mineral (kalium
dan fosfor). Subtansi volatile pada kopi ialah senyawa karbonil, senyawa
19
Kafein, trigonelline dan asam klorogenat adalah senyawa utama yang
penting terhadap rasa, kepahitan, dan bioaktivitas pada kopi setelah proses
warna pada gigi artifisial adalah kafein dan tanin (asam klorogenat) yang
mengandung warna dan larut dalam air. Kondisi ini menyebabkan zat warna
umum dikomsumsi sebagai stimulus dan komponen yang paling diketahui pada
biji kopi. Mekanisme kafein sebagai stimulus pada sistem saraf yaitu melalui
aksi antagonis adenosin. Komsumsi kopi dibawah 300 mg/hari secara umum
penyakit jantung dan kanker tetapi, dosis tinggi dapat menghasilkan efek
dewasa.64,66-67
biji kopi. Kafein tidak dapat rusak oleh penyangraian yang berlebihan.
Substansi lain seperti protein, gula, asam klorogenat, trigonelline, dan lemak
dapat berkurang atau rusak dan berubah menjadi produk reaktif selama proses
penyangraian. Kafein secara alami ditemukan di daun, biji dan atau buah dari
dari biji kopi arabika dan robusta. Biji kopi arabika mengandung kafein antara
20
0,8-1,4% yang bergantung pada spesies dan daerah asalnya serta berkontribusi
10-30% terhadap rasa pahit. Kafein pada biji kopi robusta dua kali lipat lebih
tanaman yang letak dan jumlahnya berbeda-beda tergantung jenis tanaman itu
suatu bahan.24 Tanin diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar yaitu asam
Asam klorogenat terbentuk dari reaksi antara asam kafeat dan asam quinat
pada tanaman seperti daun tembakau, pohon mulberi, dan biji kopi. Kopi
mengandung pH 4,7 dengan kata lain bersifat asam. Kelebihan ion H+ dari
larutan asam dalam kopi akan menyebabkan degradasi ikatan kimia sehingga
terjadi proses difusi cairan ke dalam resin sehingga terjadi penyerapan dan
akumulasi zat warna.30 Kadar asam klorogenat pada biji kopi robusta
mendekati 7,88 - 14.4% dan pada biji kopi arabika mendekati 3,4-4,8%64