SKRIPSI
RUSMINI
J111 11 299
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
i
KEKERASAN PERMUKAAN EMAIL GIGI SETELAH APLIKASI GEL
APEL DAN GEL STROBERI
SKRIPSI
RUSMINI
J111 11 299
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
i
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul : Kekerasan Permukaan Email Gigi setelah Aplikasi Gel Apel dan
Gel Stroberi
Oleh :
Pembimbing
Mengetahui,
Universitas Hasanuddin
ii
SURAT PERNYATAAN
dibawah ini :
Nama : Rusmini
Judul Skripsi : Kekerasan Permukaan Email Gigi setelah Aplikasi Gel Apel dan
Gel Stroberi.
Menyatakan bahwa judul skripsi yang diajukan adalah judul skripsi yang
AMIRUDDIN, S.Sos
NIP. 19661121 199201 1 003
iii
PERNYATAAN
Nama : Rusmini
Dengan ini menyatakan bahwa didalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
RUSMINI
NIM. J111 11 299
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan,
namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan saran serta kerjasama dari berbagai
pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi
dengan baik. Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari kekurangan,
baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan.
Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. ALLAH SWT. Sang maha pencipta dan maha pemurah atas limpahan
anugerah, hidayah, rahmat, dan kesehatan dari-Nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
v
3. Dr. drg. Asmawati Amin, M.kes selaku dosen Pembimbing Skripsi yang
Hasanuddin.
Hasanuddin.
penghargaan yang terdalam dari lubuk hati penulis berikan kepada mereka
material serta motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
vi
8. Untuk sahabat-sahabat penulis Ince Tien Ayu, Hijrah Munandar, Kasni,
11. Kepada staf Laboratorium Metalurgi Fakultas Teknik Mesin Unhas Edi
penelitian.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dari segala pihak yang
telah bersedia membantu penulis. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
RUSMINI
vii
qKEKERASAN PERMUKAAN EMAIL GIGI SETELAH APLIKASI
Rusmini
buah yang dapat dijadikan sebagai bahan pemutih alami pada gigi yang
Dimana asam malat dapat mengikat kalsium pada gigi dan menyebabkan
porositas crystal enamel yang berdampak pada terjadinya erosi gigi yang
aplikasi gel apel dan gel stroberi. Metode: penelitian ini secara purposive
sampling. sampel yang telah di pilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu
6 sampel auadest sebagai control negatif, 6 sampel perlakuan gel apel dan 6
sampel perlakuan gel stroberi jadi, total besar sampel yang digunakan adalah
aplikasi gel apel dan gel stroberi dengan menggunakan Rockwell Hardness
Tester Kesimpulan: Gel apel dan gel stroberi tidak ada perbedaan signifikan
antara aplikasi gel apel dan gel stroberi terhadap penurunan kekerasan email
gigi.
Kata kunci: kekerasan email gigi, gel apel, gel stroberi, pemutih gigi.
DENTAL SURFACE EMAIL VIOLENCE AFTER APPLICATIONS APPLE
Rusmini
Background: fruits such as tomatoes, strawberry, and apples are fruits that can be
contain peroxide compounds, while strawberry and apples contain malic acid.
Where malic acid can bind calcium to the teeth and cause enamel crystal porosity
which affects the occurrence of dental erosion which further reduces tooth enamel
surface hardness level after application of apple gel and strawberry gel. Method:
gel treatment and 6 samples of treated strawberry gel treatment, the total sample
size used was 18 samples. Results: There was a decrease in surface enamelity
after apple gel application and strawberry gel using Rockwell Hardness Tester
Conclusion: Apple gel and strawberry gel no significant difference between apple
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………… i
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.2.3 Karakteristik Varietas Apel ………………………….. 15
2.2.4 Kandungan Buah Apel …………………………..…… 16
2.3 Buah Stroberi …………………………..………………… 21
2.3.1 Tinjauan Umum Stroberi …………………………… 21
2.3.2 Sifat Morfologis Tanaman …………………………… 23
2.3.3 Kandungan Utama Stroberi yang berperan Sebagai
Pemutih gigi ………………………………………… 25
BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
ix
4.12.3 Persiapan Sampel …………………………………… 34
4.12.4 Pengaplikasian Sampel……………………………… 35
4.13 Pengolahan Data ………………………………………….. 36
4.13.1 Jenis Data …………………………………………… 36
4.13.2 Pengolahan Data …………………………………… 36
4.13.3 Analisis Data ……………………………………….. 36
4.13.4 Penyajian Data ……………………………………… 36
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 51
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi sampel berdasarkan intervensi gel apel dan gel stroberi .... .38
Tabel 5.2.Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi tiap waktu observasi
berdasarkan intervensi gel apel dan gel stroberi……………………………………… 39
Tabel 5.3. Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi sampel antara intervensi gel apel
dan gel stroberi pada waktu pengamatan baseline, 30 menit, 60 menit, dan
120 menit……………………………………………………………………………………………… 40
xii
DAFTAR GRAFIK DAN DIAGRAM
Gambar 5.1. Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi pada masing-masing
intervensi gel apel dan gel stroberi berdasarkan waktu observasi …… 39
Gambar 5.2. Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi pada waktu baseline, 30
menit, 60 menit, dan 120 menit antara intervensi gel ………………………… 41
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
yang berfungsi sebagai usaha perbaikan estetik penampilan seseorang. Gigi yang
bersih dan putih akan membuat orang lebih percaya diri dengan penampilannya.1
Gigi terdiri dari email, dentin dan jaringan pulpa, email merupakan jaringan yang
keras pada tubuh manusia. Email yang rusak tidak mampu beregenarasi, karena
email terdiri dari bahan anorganik yang tidak mengandung sel-sel hidup. Salah
satu kelainan yang sering terjadi pada email adalah perubahan warnanya. 2
dapat digolongkan secara intrinsik dan ektrinsik. Penyebab perubahan warna gigi
secara intrinsik antara lain, yaitu penyebab sistemik, metabolisme, genetik, serta
local. Perubahan warna ekstrinsik hanya mempengaruhi pemukaan email. Hal ini
pewarna yang sangat tinggi, merokok, oral hygiene yang buruk. Perubahan warna
juga dapat menyertai terjadinya penuaan karena efek kumulatif dari strain pada
Perubahan warna yang terjadi pada gigi ini dapat ditanggulangi dengan
kembali gigi yang berubah warna sampai mendekati warna asli gigi dengan proses
1
perbaikan secara kimiawi. Tujuan dental bleaching adalah untuk mengembalikan
fungsi estetis. Bahan dental bleaching yang biasa digunakan adalah hidrogen
peroksida dan karbamid peroksida. Hidrogen peroksida bersifat tidak stabil dan
pada konsentrasi sangat tinggi dapat bersifat mutagenik. Selain itu, hidrogen
karbamid peroksida lebih aman dan lebih sedikit menimbulkan efek samping.4
Penggunaan bahan pemutih gigi dapat menimbulkan efek samping berupa gigi
yang sensitif, iritasi pada mukosa dan rasa sakit pada sendi temporomandibula. 5
dental bleaching alami yang lebih aman dan murah. Buah-buahan seperti tomat,
stroberi, dan apel merupakan buah yang dapat dijadikan sebagai bahan pemutih
alami pada gigi yang mengalami perubahan warna. Hal ini dikarenakan tomat
malat. Dimana asam malat dapat mengikat kalsium pada gigi dan menyebabkan
porositas crystal enamel yang berdampak pada terjadinya erosi gigi yang
penting dan banyak di gemari oleh masyarakat. Apel (Malus Sylvestris Mill)
adalah tanaman tahunan yang berasal dari subtopis, memiliki nilai ekonomis
tinggi dan gizi yang tinggi.1 Buah apel menghasilkan kurang dari 230 komponen
kimia serta beragam asam seperti asam asetat, asam format dan 20 jenis asam
2
lain. Kandungan alkohol berkisar 30-40 jenis ester seperti, etil asetat dan 100
Selain itu bahan pemutih alami yang dapat memutihkan gigi yaitu, stroberi
(fragaria x anaannasea) merupakan salah satu bahan alami yang saat ini dapat di
gunakan untuk memutihkan kembali gigi yang telah berubah warna. 7 Stroberi
sebagai tanaman buah terutama menghasilkan aroma yang unik, rasa manis,
warna cerah dan nilai gizi.8 Tanaman ini memiliki kandungan asam elegat dan
asam malat yang dapat memutihkan gigi. 7 Selain dapat memutihkan gigi, apel dan
stroberi dalam Asam malat dikatakan terlibat dalam proses terjadinya erosi gigi.
Asam ini dapat mengikat kalsium pada gigi yang selanjutnya akan menurunkan
kekerasan permukaan email gigi setelah aplikasi gel apel dan gel stroberi.
3
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan
1. Untuk mahasiswa:
2. Untuk instansi:
a. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan untuk
mengetahui pengaruh kekerasan email gigi setelah aplikasi gel apel dan
gel stroberi
3. Untuk masyarakat:
Masyarakat dapat mengetahui pengaruh buah apel dan buah stroberi terhadap
kesehatan gigi
1.5 Hipotesis
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Email
Email adalah bagian paling luar mahkota anatomik gigi yang keras, yang
berasal dari lapisan ektoderm.10 Susunan email agak istimewa, yaitu penuh
dengan garam-garam kalsium. Oleh karena itu, email merupakan pelindung gigi
Kandungan email terdiri dari 96% bahan inorganik dan 4% air, bahan organik serta
jaringan fibrosa. Bahan inorganik ini terdiri dari beberapa juta kristal hidroksiapatit
yang rusak, seperti halnya pada tulang atau jaringan dentin. Oleh karena itu,
ketika gigi erupsi maka gigi tersebut akan terlepas dari jaringan-jaringan lain yang
terdapat di dalam tulang alveolar dan di dalam gingival. Email akan mengalami
perubahan susunan kimia sehingga akan menjadi lebih kuat. Jaringan email gigi
hanya pada email tidak akan terasa sakit, begitu pula dengan perubahan warna
gigi.12,13
5
2.1.2 Amelogenesis (Pembentukan Email)
dan dasarnya melekat pada sel-sel stratum intermedium; pada akhiran sekretori
ada perluasan yang berbentuk piramida yang disebut tonjolan Tome’s (prosessus
Tome’s)14
amelodentinal.14
c. Mineralisasi email
Ion-ion kalsium dan fosfat disekresikan ke dalam matriks email dan segera
yang dikenal sebagai enamel rod yang berjalan dari pertautan amelo-dentinal ke
Selama proses pematangan email dari bentuk pra-email menjadi email yang
Jika pembentukan email sudah lengkap, ameloblas akan kehilangan tonjolan Tome’s-
nya, bentuknya menjadi datar dan menjadi reduced enamel epithelium. Reduced
enamel epithelium melindungi email selama erupsi dan akhirnya menjadi epithelium
jungsional.14
6
2.1.3 Struktur Email
Struktur dasar email adalah batang email adalah batang email yang
bentuknya seperti jamur, dimulai pada pertautan dentin-email dan berakhir pada
permukaan email.15 Dengan mikroskop cahaya, email terlihat terdiri atas batang-
batang atau prisma email yang tegak terhadap dentin dan melengkung ke arah
batang namun kristal mineralnya terorientasi dalam arah berbeda. Di sekitar setiap
batang terdapat lapis tipis bening dari matriks organik yang disebut selubung
melintasi seluruh tebal tapis email, hal ini tidak tampak pada sediaan gosok karena
Biasanya email berawal pada sudut tegak lurus terhadap permukaan dentin dan
mengikuti pola spiral menuju ke permukaan, berakhir pada sudut hampir tegak
protein atau glikoprotein besar yang dipecah secara ekstrasel menjadi molekul
lebih kecil, yang bersama disebut amelogenin. Protein yang diekstrak dari email
matang memiliki komposisi asam amino berbeda dan disebut enamelin. Mereka
Bagian dari email meliputi enamel rod dan rod sheath. Enamel rod atau
prisma email merupakan struktur utama dari email yang terbentuk dari kristal-
kristal hidroksiapatit.6 Dasarnya tersusun tegak lurus pada DEJ (pertautan dentin-
7
email) dan puncaknya pada permukaan luar gigi. Penampang enamel rod makin
Enamel rod terisi banyak sekali kristal-kristal yang diberi nama apatit.
Setiap kristal terdiri atas banyak molekul (rumus kimia) yang berhubungan satu
sama lain secara simetris. Hubungan simetris inilah yang membedakan kristal
dengan zat lain. Rumus kimia molekul kristal apatit adalah: Ca(PO4)6(OH)2;
Jika rumus kimia molekul dalam kristal adalah Ca(PO2)6(OH)2, kristal ini
disebut hidroksi apatit. Jika rumus kimia molekul dalam kristal adalah
Ca10(PO2)6(OH)F, kristal ini disebut hidroksi fluor apatit. Jika rumus kimia
molekul dalam kristal adalah Ca10(PO4)6F2, kristal ini disebut fluor apatit.15
Rod sheath merupakan bagian luar enamel rod yang sebagian besar
fluor apatit sehingga lebih tahan terhadap serangan asam. Subsurface enamel lebih
banyak mengandung hidroksi apatit sehingga lebih mudah dilarutkan oleh asam. 15
Sepanjang batas tak teratur ini terdapat kelompok tubuli dentis yang meluas
terjadinya yang disebut berkas email. Mereka ini meluas dari batas dentin-email
8
ke dalam email untuk sepertiga tebalnya dan terdiri atas kelompok batang-batang
email yang berbelit dan kurang pengapuran dengan jumlah matriks melebihi
normal di antaranya.16
Email pada gigi mempunyai ketebalan yang berbeda pada tiap bagian dan
bervariasi diantara jenis gigi, maksimum 2,5 mm. Pada gigi permanen emailnya
lebih tebal d9ari gigi sulung. Hal ini disebabkan karena terjadinya proses
banyak dibandingkan gigi sulung. Email gigi sulung kurang termineralisasi hal ini
permukaan gigi.18 Email hampir seluruhnya (± 97%) terdiri atas zat anorganik,
sedangkan sel-sel ameloblas telah hilang pada waktu gigi bererupsi. Jadi, email
merupakan zat yang berbeda daripada bahan keras lain. Email paling keras, tetapi
karena email pada gigi tipis, email juga paling getas dan rapuh. 14,19
Sembilan puluh tujuh persen bahan yang terdapat dalam email adalah
bahan anorganik yang terdiri atas apatit dan karbonat. Apatit menambah resistensi
terhadap serangan asam. Satu persen lainnya merupakan bahan anorganik yang
terdiri atas bahan yang tidak dapat larut, misalnya keratin, dan bahan yang dapat
larut misalnya mukopolisakarida. Keratin juga terdapat dalam rambut, kuku, dan
kulit. Zat ini mudah mengambil air sehingga menyebabkan email bersifat
9
permeabel (dapat ditembus oleh air). Sisanya dua persen dari komposisi email
adalah air.14
Email dapat larut jika terekspose medium asam. Tingkat kelarutan email
email terdiri dari : PO4 55%, Na 0,5%, Ca 37,5% dan CO3 3,5%. Susunan lain
yang terkandung dalam email gigi adalah garam-garam mineral dalam bentuk
Erosi gigi adalah hilangnya lapisan email gigi yang bersifat lokal akibat
proses kimia dalam hal ini asam tanpa keterlibatan bakteri. Dalam rongga mulut,
terus menerus. Jika keseimbangan ini terganggu maka proses demineralisasi akan
Erosi gigi dapat di sebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Erosi oleh karena fakor intrinsik menandakan jika terdapat asam
dapat mengakibatkan asam lambung ada rongga mulut. Erosi oleh karena faktor
ekstrinsik merupakan hasil dari asam eksogen, yaitu asam yang masuk kedalam
rongga mulut dari sumber eksternal. Factor-faktor yang dapat menyebabkan erosi
dan pilihan gaya hidup dari pasien, seperti sering mengkonsumsi makanan dan
minuman asam.21
10
Prevalensi erosi yang meningkat mencerminkan ketersediaan minuman
yang mengandung asam secara luas dan frekuensi mengkonsumsi minuman asam
yang juga meningkat seperti jus buah, minuman berkarbonasi, anggur dan
suplementasi dengan kalsium atau fosfat dapat di lakukan. Namun hal ini akan
erosi terkait dengan beberapa factor, termasuk bahan kimia yang bersifat erosif,
frekuensi dan metode kontak antara asam dengan email gigi. Hal ini juga terkait
dengan efektivitas saliva pada rongga mulut, sperti komposisi saliva, laju aliran
Terpaparnya email oleh asam akan mengikis jaringn email dan hal ini
merupakan proses yang bersifat irreversible. Permukaan gigi yang terkikis oleh
karena paparan makanan dan minuman yang bersifat asam merupakan hal yang
asam yang tinggi sehinggah mengakibatkan prevalensi erosi gigi meningkat dan
telah menjadi msalah klinis yan penting di banyak Negara. Etiologi gigi erosi
atau intrinsic. Tingkat keasaman (pH) makanan dan minuman di anggap sebagai
di bawah 5,5. Saat ini banyak I temukan minuman ringan dengan pH di bawah 5,5
yang dikonsumsi oleh masyarakat. Tingkat keasaman (pH) berperan pada proses
11
demineralisasi oleh pH yang rendah akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen
terjadi akibat kandungan asam dlam suatu jenis minuman lebih berpengaruh di
dapar (buffer) minuman serta kandungan fosfat dan fluor yang ada dalam
minuman tersebut.23
Proses erosi gigi di mulai dari pelepasan kalsium email gigi, bila hal ini
berlanjut terus akan menyebabkan kehilangan sebagian elemen email, dan apabila
telah sampai ke dentin maka penderita akan merasa ngilu. Demikian juga air
minum yang bersifat asam (pH<7) ternyata dapat juga menyebabkan erosi pada
gigi.23
fluoroapatit (Ca10(PO4)6F2), kedua unsur tersebut dalam suasana asam akan larut
menjadi Ca2+, PO4-9, F-, dan OH-. Ion H+ akan bereaksi dengan gugus PO4-9, F-,
atau OH membentuk HSO4-, H2SO4-, HF, atau H2O, sedangkan yang kompleks
dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH), konsentrasi asam, waktu melarut, dan
ada tidaknya kalsium atau fosfat. Reaksi kimia pelepasan ion kalsium dari email
gigi dalam medium yang bersifat asam, yaitu pada pH 4,5 sampai 6 merupakan
orde reaksi nol. Adapun pengaruh pH terhadap koefisien laju reaksi menunjukkan
bahwa semakin kecil atau semakin asam suatu media, maka semakin cepat laju
12
reaksi pelepasan ion kalsium dari email gigi. Reaksi kimia pelepasan ion kalsium
dalam struktur gigi serta demineralisasi email terjadi akibat pelepasan ion kalsium
dari email gigi, maka pengaruh asam pada email gigi merupakan reaksi
Barat dan kemudian menyebar ke seluruh pelosok Asia. Terlepas dari mana apel
datangkan dari eropa dan Australia. Buah ini masuk ke Indonesia sejak tahun
1934 melalui proses yang teramat panjang. Hingga kini, berbagai penelitian
manapun.24
13
Menurut sistematikanya, tanaman apel diklasifikasikan sebagai berikut :25
Division : Spermatophyta
Klas : Dicotiledone
Ordo : Rosales
Family : Rosceae
Genus : Malus
dari 25 varietas apel. Jumlah ini belum di tambahkan dengan jenis apel yang
14
varietas apel yang tumbuh di seluruh dunia ada sekitar 7000 jenis, baik hasil
Di Indonesia beredar dua jenis apel, yaitu apel impor maupun apel lokal.
Terdapat empat varietas buah apel yang di kembangkan oleh petani, yaitu apel
manalagi, apel anna, apel Rome Beauty, dan wangling. Citarasa, aroma maupun
tekstur apel sebenarnya dihasilkan kurang lebih dari 230 komponen kimia serta
beragam asam seperti asam asetat, asam format dan 20 jenis asam lain.
Kandungan alkohohol berkisar 30-40 jenis ester seperti, etil asetat dan 100 jenis
yang cukup rendah. Ketiga apel ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda
dimana apel Manalagi cenderung memiliki rasa buah yang manis, kandungan
asam yang rendah serta kadar vitamin C yang rendah, sedangkan apel Rome
Bauty memiliki rasa yang sedang antara manis dan asam seimbang, kandungan
asam yang cukup tinggi, serta apel Anna memiliki kandungan asam yang paling
tinggi, ketiga varietas apel tersebut memiliki kandungan vitamin C yang berbeda
apel dapat di pengaruhi oleh beberapa factor antara lain perbedaan varietas,
keadaan iklim, tempat tumbuh dan cara pemeliharaan tanaman, cara pemanenan,
15
Senyawa fitokimia pada apel yang berfungsi sebagai antioksidan primer
memiliki kadar gula yang berbeda, hal ini akan mempengaruhi total padatan
terlarut, sehingga total padatan terlarut berbagai varietas apel menunjukkan nilai
Para peneliti buah dan sayuran sepakat jika apel layak di sebut sebagai dokter
alami. Selain memiliki banyak serat alami, apel juga mengandung berbagai jenis zat yang
mampu mengatasi penyakit ringan maupun berat. Berikut ini beberapa zat kimia yang
a. Vitamin
Beberapa vitamin yang terdapat dalam buah apel adalah vitamin A, vitamin B1,
b. Mineral
Mineral yang terkandung dalam buah apel antara lain: kalsium, magnesium,
16
c. Fitokimia
Fitokimia merupakan antioksidan untuk melawan radikal bebas yang berasal dari
polusi atau lingkungan sekitar. Zat ini berfungsi untuk menekan jumlah kolesterol
mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Pada saat bersamaan,
Cornell University Amerika Serikat, zat fitokimia yang terdapat dalam kulit apel
bermanfaat menghambat pertumbuhan sel kanker usus sebesar 43%. Terbukti pada
sebuah studi di Finlandia tahun 1996, bahwa orang dengan pola makan mengandung
fitokimia berisiko rendah untuk terkena penyakit jantung. Penelitian lain dikutip oleh
the British Medical Journal mengungkapkan bahwa apel juga mencegah terjadinya
stroke. Penelitian di Welsh, Inggris menunjukkan bahwa konsumsi buah apel secara
teratur akan membuat paru-paru berfungsi lebih baik. Para peneliti yakin fungsi
pernapasan akan lebih baik karena kandungan fitokimia dalam apel meredam efek
d. Serat
Apel kaya akan serat sehingga baik dikonsumsi untuk membantu program diet. Serat
yang terdapat dalam buah apel dapat mengikat lemak dan kolesterol jahat yang tidak
berguna untuk tubuh. Kandungan serat apel terhitung tinggi yaitu sebesar lima gram
untuk setiap buah berukuran sedang. Jumlah ini lebih tinggi daripada kandungan
serat pada produk 8 sereal. Serat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan dan
menurunkan berat badan. Buah apel hampir tanpa mengandung lemak dan
17
kolesterol sehingga cocok dimasukkan sebagai menu orang yang sedang diet. Keluhan
seperti sembelit pada orang diet tidak akan terjadi jika orang tersebut mengonsumsi
apel. Menurut Miriam Polunnin dalam bukunya “Healing Foods”, buah apel juga
memiliki khasiat meredakan diare dan apel sangat bermanfaat untuk pencernaan.
berbagai serangan infeksi virus, menambah stamina dan kekebalan tubuh akan
e. Tannin
Tannin adalah zat yang berfungsi membersihkan dan menyegarkan mulut sehingga
dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi. Tannin mengandung zat yang
dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi yang disebabkan oleh tumpukan
plak, berfungsi mencegah infeksi saluran kencing dan menurunkan risiko penyakit
f. Baron
g. Asam malat
Jenis asam ini memiliki rantai senyawa dasar yang mencakup atom karbon terikat
dengan ikatan ganda atom oksigen serta senyawa hidroksida. Asam malat merupakan
senyawa organik yang memiliki rumus kimia HO2CCH2CHOH CO2H. Zat dengan kadar
18
h. Asam D-glucaric
Asam D-glucaric merupakan zat yang dapat menurunkan kadar kolesterol. Menurut
penelitian Mayo Clinic Amerika Serikat tahun 2001, jenis asam D-glucaric mampu
mengurangi kolesterol hingga 35%. Kadar kolesterol terjaga, zat antioksidan akan
i. Quercetin
sehingga tubuh lebih sehat. Zat ini juga dapat mencegah berbagai penyakit.
j. Asam tartar
k. Flavonoid
risiko terkena penyakit kanker paru-paru sampai 50%. Hasil penelitian Mayo
pertumbuhan sel kanker prostat. Kandungan pektin atau serat larut yang
19
Kandungan gizi dalam 100 gram apel:26
Protein 0.30 g
Lemak 0,40 g
Karbohidrat 14.90 mg
Kalsium 6.00 mg
Fosfor 10.00 mg
Serat 0.70 g
Besi 1.30 mg
Vit A 24 RE
Vit B1 0.04 mg
Vit B2 0,03 mg
Vit C 5.00 mg
Niacin 0.10 G
Stroberi atau Strawberry juga dekenal dengan nama Arbei yang berasal
dari bahasa Belanda yaitu aardbei. Stroberi adalah sebuah genus tumbuhan dalam
keluarga Rosaceae, juga merupakan nama buah dari tanaman ini. Ada kurang
lebih 20 spesies Stroberi. Buah Stroberi berwarna hijau keputihan ketika sedang
berkembang dan pada kebanyakan spesies berubah menjadi warna merah keika
masak. Stroberi merupakan tanaman buah berupa hebal yang rata-rata memiliki
20
Stroberi merupakan tanaman buah berupa herbal yang ditemukan pertama
kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman Stroberi yaitu Fragaria
chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Spesies lain
lainnya. Jenis Stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia. Stroberi
yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Rosaceae
Genus : Fragaria
(soft berry). Berry tidak hanya stroberi, namun banyak jenisnya, seperti
sejenis stroberi disebut arbei hutan. Buah arbei hutan berukuran kecil-kecil dan
berwarna merah mirip stroberi. Arbei hutan termasuk kelompok raspberry (Rubus
idaeus).29
21
Gambar 2.2: Gambar Buah Stroberi
Sumber : http//www.dentinfo.md.com
berkromosom diploid (2n=14), namun ada beberapa spesies dan hibrida yang
Susunan tubuh tanaman stroberi terdiri dari akar, batang, stolon, daun,
bunga, buah, dan biji. Sifat morfologis tanaman adalah sebagai berikut. 29
22
1) Akar (radix)
Struktur akar tanaman stroberi terdiri atas pangkal akar (collum), batang akar
(corpus), ujung akar (apexi), bulu akar (pilus radicalis), serta tudung akar
memanjang dan berukuran besar. Panjang akar mencapai 100 cm, akan tetapi
biasanya akar tanaman stroberi tersebut hanya menembus lapisan tanah atas
bertahan sampai satu tahun atau lebih, kemudian kering dan mati, selanjutnya
digantikan oleh akar-akar primer baru akan tumbuh pada ruas paling dekat dengan
2) Batang
yang tertutup oleh sisi daun mempunyai kuncup (gemma). Kuncup ketiak dapat
tumbuh menjadi anakan atau stolon. Stolon biasanya tumbuh memanjang dan
Stolon adalah cabang kecil yang tumbuh mendatar atau menjalar di atas
permukaan tanah. Penampakan stolon secara visual mirip dengan sulur. 29 Tunas
dan akar stolon tumbuh membentuk generasi (tanaman) baru. Stolon yang tumbuh
23
mandiri dapat segera dipotong atau dipisahkan dari rumpun induk sebagai bahan
tanaman (bibit). Bibit yang berasal dari stolon disebut geragih atau runners.29
4) Daun (Folium)
Daun tanaman stroberi tersusun pada tangkai yang berukuran agak panjang.
oleh bulu-bulu halus. Helai daun bersusun tiga (trifoliate), bagian tepi daun
bergerigi, berwarna hijau, berstruktur tipis, daun dapat bertahan hidup selama 1-3
5) Bunga (Flos)
atas 5 kelompok bunga (sepal), 5 daun mahkota (petal), 20-35 benang sari
(stamen), dan ratusan putik (pistil). Bunga tersusun dalam malai yang berukuran
panjang, terletak pada ujung tanaman. Setiap malai bercabang, mempunyai empat
macam bunga, yaitu satu bunga primer, dua bunga sekunder, empat bunga tersier,
Tanaman ini memiliki kandungan asam elagat (ellagic acid) dan asam
malat (malic acid) yang dapat memutihkan gigi. Bagian dari tanaman Stroberi
yang dapat digunakan untuk memutihkan gigi adalah buah dan daunnya.
Konsentrasi tujuh zat antioksidan yang terkandung dalam Strowberi lebih tinggi
dibandingkan buah atau sayuran lain, sehingga Stroberi merupakan buah yang
24
efektif mencegah proses oksidasi pada tubuh. Dengan demikian Stroberi juga
memutihkan gigi. Reaksi yang terjadi pada senyawa ini ialah reaksi oksidasi
dimana asam elagat melepaskan elektron yang dapat berikatan dengan zat yang
diantara oksigen dan hidrogen pada gugus OH- yang lebih besar dibandingkan
CO- dan OH- pada gugus COOH menyebabkan gugus OH- akan lebih mudah
berikatan dengan 3 molekul C tersier yang terdapat pada email gigi yang
elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik email sehingga
terbentuk molekul organik email dengan struktur tidak jenuh. Setelah radikal
mengganggu struktur tidak jenuh dari email tersebut menjadi struktur jenuh
25
BAB III
Warna Gigi
Trauma Merokok
pulpa
Makanan
Intrinsik Ekstrinsik
Karies
OH buruk
Obat-
Minuman
obatan Diskolorisasi
Bleaching
Kimia Herbal
Keterangan :
Pemutih gigi
: Bingkai Penelitian
26
3.2 Kerangka Konsep
Reaksi Oksidasi
Microhardness
Tester
Reaksi Reduksi
Kekerasan Email
Gigi
Keterangan :
: Variable Sebab
: Variabel kendali
: Variabel Antara
: Variabel Akibat
27
BAB IV
METODE PENELITIAN
4. 1. Jenis Penelitian
4. 2. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang di lakukan adalah pre and post test with control
4. 3. Lokasi Penelitian
4. 4. Waktu Penelitian
4. 5. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini mewakili gigi permanen insisivus,
caninus, premolar dan molar rahang atas manusia yang telah didapatkan dari
dental care clinic. Sampel gigi yang diekstraksi di bersihkan dan di rendam larutan
28
4.6 Teknik pengambilan sampel
purposive sampling.
Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah sampel
yang telah di pilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu 6 sampel auadest
sebagai control negatif, 6 sampel perlakuan gel apel dan 6 sampel perlakuan
gel stroberi jadi, total besar sampel yang digunakan adalah 18 sampel.
1. Unsur gigi permanen insisivus, caninus, premolar, dan molar rahang atas.
29
6. Variabel moderator : Jenis buah, umur buah
sebaga berikut:
a. Gel apel adalah gel yang dibuat dari ekstrak buah apel segar yang didapatkan dari
perkebunan yang akan diaplikasikan pada permukaan email gigi sebagai bahan alami
pemutih gigi.
b. Gel stroberi adalah gel yang dibuat dari ekstrak buah stroberi segar yang didapatkan
dari perkebunan buah stroberi di Malino yang akan diaplikasikan pada permukaan
c. Pemutihan gigi adalah proses aplikasi pada permukaan email gigi dengan
menggunakan gel apel dan gel stroberi yang dilakukan secara sebelum dan sesudah
d. Kekerasan email gigi adalah lapisan terluar dari gigi yang akan di aplikasikan gel apel
dan gel stroberi dan kemudian diamati perubahan kekerasan email gigi
e. Rockwell Hardness Tester adalah sebuah alat uji yang digunakan untuk mengukur
nilai kekerasan dari berbagai material yang terdiri dari indentor untuk membuat
30
4.10. Bahan dan Alat Penelitian
4. Propilenglikol
5. Etanol 96%
6. Nipagin
8. Gel apel
9. Gel stroberi
12. Aquades
13. Tissue
1. Minidrill
2. Bur brush
3. Mikrobrush
5. Stopwatch
6. Botol penyimpanan
7. Nierbeken
31
8. Timbangan analitik
10. Spatel
12. Pinset
2. Masing-masing buah apel dan stroberi tersebut dibuat ekstrak dengan cara
maserasi.
mortal.
4. Kemudian masing-masing buah apel dan stroberi ditambahkan pelarut etanol 96%
lalu dimasukkan ke dalam wadah steril, ditutup dan dibiarkan selama dua hari
5 Setelah 2 hari buah apel dan buah stroberi yang telah tercampur dengan etanol
6 Ampas hasil maserasi ditambahkan lagi dengan pelarut etanol 96% dengan
menggunakan prosedur yang sama untuk mendapatkan maserat yang jernih (hasil
32
7 Semua maserat etanol yang jernih dicampur dan diuapkan dengan menggunakan
alat rotary evaporator pada temperatur ±40º C sampai diperoleh ekstrak etanol
2. Tambahkan air suling sebanyak 29,46 ml, digerus cepat sampai terbentuk larutan
yang jernih;
3. Kemudian tambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 1,68 ml, digerus pelan hingga
4. Nipagin sebanyak 0,06 g dilarutkan dalam sebagian etanol 96% sebanyak 0,3 g
kemudian dimasukkan kedalam massa gel 1, Diambil ekstrak etanol buah stroberi
sebanyak 3,6 g kemudian dilarutkan dengan sisa etanol 96% sebanyak 5.7 g dan
1. Sampel gigi yang baru diekstraksi disimpan di dalam larutan normal saline untuk
2. Bersihkan permukaan mahkota gigi dari debris, kalkulus dan kotoran lainnya
3. Gigi dibilas dengan aquades. Masukkan seluruh gigi ke dalam wadah yang berisi
33
4. Ambil unsur gigi satu per satu menggunakan pinset, lalu keringkan menggunakan
5. Unsur gigi kemudian dibersihkan, kemudian secara random di bagi menjadi tiga
7. Permukaan bagian bukal menghadap ke atas di bagian tengah balok resin epopsi,
setelah penananman sampel selesai setiap sampel di beri tanda (nomor urut) untuk
setiap kelompok.
pertama di lakukan pengukuran kekerasan permukaan email gigi dan di catat, yang
indentor, selanjutnya diberikan beban awal (preliminary force) dengan memutar handel
anvil sampai jarum kecil pada skala tepat menunjuk puncak segitiga hitam, setelah itu
dimulai memberikan beban 60g selama 5 detik dengan menggerakkan handel beban
kedepan, tarik kembali handel beban ke posisi awal, mengambil sampel kemudian
sampel diamati sesuai posisi jarum penunjuk yg di berikan, maka akan terlihat gambar
micrometer yang ada pada pada lensa okuler. Kemudian hasil pengukuran panjang
34
seluruh permukaan labial gigi dan di biarkan selama 30 menit dan setelah 30 menit,
sampel dibersihkan dari larutan aquadest secara hati-hati dan di lakukan pengukuran
lakukan pengukuran kembali yang merupakan pengukuran setelah 120 menit yang
perbedaan terletak pada bahan perlakuan dan cara pengalikasiannya, pada kelompok 2
bahan perlakuan gel apel dan kelompok 3 gel stroberi dengan cara aplikasi di setiap
perlakuan. Setiap sampel di lakukan pengukuran 3 kali. Kemudian data yang di peroleh
20 for Windows.
setiap periode antar kelompok, uji Analysis of Variance (ANOVA) satu arah
untuk mengetahui perbedaan kekerasan mikro dalam setiap kelompok dan uji
35
least significant differences (LSD) untuk mengetahui perbedaan kekerasan mikro
36
BAB V
HASIL PENELITIAN
permukaan email gigi setelah aplikasi gel apel dan gel stroberi. Sesuai
bulan November - Desember 2016. Sampel merupakan semua gigi yang telah
diekstraksi yang diperoleh pada klinik gigi di kota Makassar pada saat penelitian
sebanyak 18 sampel.
memberikan beban tekanan sebesar 60g selama 5 detik dan menggunakan metode
pengukuran vicker hardness tester dengan satuan kg/mm2. Uji kekerasan email
gigi menggunakan metode vicker hardness berbentuk belah ketupat. Bentuk belah
ketupat tersebut diukur nilai diameter satu (d1) dan diameter dua (d2), kemudian
(P/ (d rat x d rat)). Setiap uji kondisi dengan waktu dan beban yang sama
37
dilakukan sebanyak 4 kali, yakni pada pengamatan awal(baseline), pengamatan 30
Kelompok kontrol pada penelitian ini menggunakan gel aquadest. Nilai uji
kekerasan dilihat di skala ukur pada Rockwell hardness tester.Data setiap uji
seluruh hasil penelitian dikumpulkan dan dilakukan pengolahan dan analisis data
dengan menggunakan program SPSS versi 20 (SPSS Inc., Chicago, IL, USA).
Hasil penelitian di tampilkan dalam tabel distribusi dan diagram sebagai berikut:
Tabel 5.1. Distribusi sampel berdasarkan intervensi gel apel dan gel stroberi
Intervensi Gel Frekuensi (n) Persen (%)
Gel apel 6 33.33
18 100%
Total
gel. Pada peneltian , jumlah sampel yang diberikan intervensi pada dasarnya sama
banyak. Terlihat pada tabel 1, sampel yang diberikan intervensi gel apel sebanyak
enamsampel (33,33). Selain itu, juga diperlihatkan bahwa sampel yang diberikan gel
stroberi sebanyak enam sampel (33.3%) juga. Adapun, sampel kontrol atau sampel yang
38
Tabel 5.2.Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi tiap waktu observasi berdasarkan
intervensi gel apel dan gel stroberi
Kekerasan email gigi
Intervensi Gel Baseline 30 menit 60 menit 120 menit
p-value
Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD
Gel apel 67.81 ± 13.02 72.56 ± 4.58 71.83 ± 6.33 66.51 ± 5.29 0.302a
Gel stroberi 75.26 ± 12.71 69.42 ± 6.91 70.37 ± 10.46 62.68 ± 3.58 0.237a
Gel aquadest (kontrol) 71.01 ± 11.57 70.21 ± 7.00 69.56 ± 10.65 66.18 ± 5.92 0.239a
Gambar 5.1. Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi pada masing-masing
intervensi gel apel dan gel stroberi berdasarkan waktu observasi
Tabel 5.2 menunjukkan distribusi dan perbedaan rata-rata nilai kekerasan email
bahwa pada kelompok sampel yang diberikan gel memiliki rata-rata kekerasan email gigi
sebesar 67.81 pada baseline, 72.56 setelah observasi 30 menit, 71.83 setelah observasi
60 menit, dan setelah observasi 120 menit, terlihat nilai kekerasan email gigi menurun
menjadi 66.51. Walaupun demikian, hasil uji statistik menunjukkan nilai p:0.302
(p>0.05), hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan kekerasan email gigi signifikan
39
pada kelompok sampel yang diberikan gel apel. Hasil penelitian juga memperlihatkan
kelompok sampel yang diberikan intervensi gel stroberi.Pada pengamatan awal, nilai
kekerasan gel stroberi menacapai 75.26.Adapun, setelah 30 menit, nilai kekerasan email
gigi kelompok gel stroberi menjadi 69.42 dan setelah 60 menit menjadi 70.37. Setelah
120 menit, nilai kekerasan email gigi kelompok sampel gel stroberi menurun menjadi
62.68. Hasil uji statistik memperlihatkan nilai p:0.237 (p>0.05), hal ini sejalan dengan
intervensi gel apel, yakni tidak terdapat perbedaan kekerasan email gigi yang signifikan
antara baseline, 30 menit, 60 menit, dan waktu pengamatan 120 menit pada kelompok
sampel yang diberikan intervensi gel stroberi. Selanjutnya, terlihat hasil pengamatan
intervensi gel aquadest yang menunjukkan nilai kekerasan email gigi sebesar 71.01 pada
pengamatan awal, 70.21 pada 30 menit, 69.56 pada 60 menit, dan 66.18 pada 120
menit. Pada kelompok kontrol juga ditemukan nilai p:0.239 (p>0.05), yang berarti data
tersebut terdistribusi normal. Hal ini menunjukkan tingkat normalitas kekerasan pada
Tabel 5.3. Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi sampel antara intervensi gel apel
dan gel stroberi pada waktu pengamatan baseline, 30 menit, 60 menit, dan
120 menit
Kekerasan Vickers (Vickers Hardness)
Intervesi Gel Baseline 30 menit 60 menit 120 menit
Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD
Gel apel 67.81 ± 13.02 72.56 ± 4.58 71.83 ± 6.33 66.51 ± 5.29
Gel stroberi 75.26 ± 12.71 69.42 ± 6.91 70.37 ± 10.46 62.68 ± 3.58
Gel aquadest (kontrol) 71.01 ± 11.57 70.21 ± 7.00 69.56 ± 10.65 66.18 ± 5.92
40
Gambar 5.2. Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi pada waktu baseline, 30
menit, 60 menit, dan 120 menit antara intervensi gel apel, gel
stroberi dan aquadest
Tabel 5.3 dan gambar 5.2 menunjukkan distribusi dan perbedaan rata-rata nilai
kekerasan email gigi sampel antara intervensi gel pada waktu pengamatan baseline, 30
menit, 60 menit, dan 120 menit nilai kekerasan paling rendah ditemukan pada kelompok
intervensi gel. Hasil penelitian menunjukkan pada pengamatan awal, nilai kekerasan
email gigi gel stroberi paling tinggi di antara kelompok lainnya, yakni mencapai 75.26,
sedangkan intervensi gel apel memiliki nilai kekerasan email gigi paling rendah, yakni
hanya sebesar 67.81. Namun, tidak ditemukan perbedaan kekerasan yang signifikan
pada pengamatan awal (p:0.594; p>0.05). Pada pengamatan 30 menit, terlihat nilai
kekerasan emal gigi tertinggi ditemukan pada kelompok gel apel, yakni mencapai 72.56,
sedangkan stroberi, yakni hanya sebesar 69.42. Sejalan dengan pengamatan awal,
ditemukan nilai p>0.05 (p:0.673), yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan
kekerasan email gigi yang signifikan antara kelompok intervensi gel apel, gel stroberi,
dan aquadest.
41
Pada pengamatan 60 menit, hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok gel
apel masih menempati posisi paling tinggi diantara kelompok lainnya, yaitu sebesar
71.83. Adapun Kelompok gel stroberi memiliki nilai rata-rata sebesar 70.37, sedangkan
kelompok aquadest (kontrol) menempati nilai kekerasan email gigi paling rendah
diantara kelompok yang lain, yaitu 69.56. Terlihat nilai p:0.914 (p>0.05), yang berarti
bahwa tidak terdapat perbedaan nilai kekerasan email gigi yang signifikan pada
pengamatan 60 menit. Adapun, pada pengamatan 120 menit, nilai kekerasan gel apel
masih paling tinggi diantara kelompok lainnya, yakni sebesar 66.51. sedangkan terlihat
nilai kekerasan gel stroberi kembali menurun pada tingkatan paling rendah, yaitu hanya
mencapai 62.68. Hasil penelitian menunjukkan nilai p>0.05, yang berarti tidak
ditemukan perbedaan yang signifikan antara kekerasan email gigi setelah aplikasi gel
apel, gel stroberi, dan gel aquadest pada pengamatan 120 menit.
42
BAB VI
PEMBAHASAN
3500kg/cm2. Komposisi email gigi berdasarkan berat terdiri atas zat organik
(95%), organik (1%), dan air (4%).30Email dapat larut saat berkontak dengan
gigi.32
Pemutihan gigi atau yang lebih dikenal dengan istilah bleaching adalah
suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna sampai mendekati warna
gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi yang tujuan utamanya adalah
karbamid peroksida, buah apel dan buah stroberi adalah salah satu bahan alami
yang saat ini dapat digunakan untuk memutihkan kembali gigi yang telah berubah
warna.7
apel (Malus sylvestris Mill) varietas Anna memiliki kemampuan untuk memutihkan
gigi karena mengandung asam malat, yaitu zat dengan kadar tertentu dapat
melarutkan noda pada gigi. Sedangkan Dalam penelitian in vitro oleh Juwita
Margaretha, dkk (2009) dijelaskan bahwa stroberi dapat memutihkan gigi yang
43
enamel yang lebih tinggi pada kelompok yang direndam dalam karbamid
peroksida 10%.Stroberi memiliki kandungan asam elagat (ellagic acid) dan asam
Asam malat dikatakan terlibat dalam proses terjadinya erosi. Asam ini
dapat mengikat kalsium pada gigi dan menyebabkan porositas Crystal enamel
yang berdampak pada terjadinya erosi gigi yang selanjutnya akan menurunkan
Uji kekerasan biasanya dilakukan pada sifat fisik material dan dilakukan
dengan tujuan mengukur kekerasan dari gigi. Metode ini sangat mudah, cepat dan
(Knoop atau Vickers) pada periode waktu tertentu. Dari hasil korespondensi,
didapat batas 3 proporsional nilai tekannya yaitu 16.800, 21.000, dan 34.200 psi.
hasil uji kekerasan email dan dentin rata-rata yang menggunakan Knoop dan
Vickers microhardness tester yaitu untuk email, rata-rata nilai Hardness Number
Knoop (KHN) yaitu 315.7-354.1 kg.mm-2 dan nilai Hardness Number Vickers
(VHN) yaitu 316.0-328.4 kg.mm-2 sedangkan untuk dentin, nilai KHN yaitu
Pada penelitian ini menggunakan rancanganpre and post test with control
groupdan control time series. Penelitian ini digunakan 6 sampel untuk setiap
44
perlakuan sebelum, 30 menit, 60 menit dan 120 menit. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan kekerasan permukaan email gigi stelah aplikasi gel apel
pengamatan 120 menit, nilai kekerasan gel apel masih paling tinggi diantara
kelompok lainnya, yakni sebesar 66.51. sedangkan terlihat nilai kekerasan gel
stroberi kembali menurun pada tingkatan paling rendah, yaitu hanya mencapai
62.68. Hasil penelitian menunjukkan nilai p>0.05, yang berarti tidak ditemukan
perbedaan yang signifikan antara kekerasan email gigi setelah aplikasi gel apel,
gel stroberi, dan gel aquadest. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa gel apel
dan gel stroberi yang digunakan sebagai bahan alami pemutih gigi terdapat
adanya reaksi oksidasi dari buah apel dan buah stroberi, radikal bebas dari oksigen
memecah campuran cincin karbon organik berukuran besar yang terdapat pada
email menjadi rantai molekul yang lebih kecil. Pemakaian bahan pemutih gigi
45
BAB VII
PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
setelah aplikasi gel apel dan gel stroberi maka ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Gel apel dan gel stroberi tidak ada perbedaan signifikan antara aplikasi gel apel dan
7.2 SARAN
menggunakan metode uji kekerasan yang berbeda dan diperlukan juga penelitian
lebih lanjut tentang tingkat konsentrasi dari ekstrak apel dan ekstrakstroberi yang di
butuhkan untuk pembuatan gel apel dan gel stroberi yang aman dan efektif digunakan
46
DAFTAR PUSTAKA
Sylvestris Mill) varietas anna pada gigi yang telah direndam larutan kopi terhadap
2. Juwita M. Perubahan warna email gigi setelah aplikasi pasta buah stroberi dan gel
3. Dudea D, dkk. The use of scaning electron microscope in evaluating the effect of a
karbamid peroksida 10% dan pasta buah strowbery. Dentofacial Jurnal Kedokteran
6. Maylina IK, Teti E. Pengaruh konsentrasi natrium benzoate dan kondisi paseurisasi
(Suhu dan Waktu) terhadap karakteristik minuman sari apel berbagai varietas.
pasta buah stroberi dan gel karbamid peroksida 10% (Effect of strawberry paste
and carbamide perokside gel 10% towards the brightness enamel tooth. Material
47
8. Schaart JG, dkk. Identification and characterization of MYB-bWD40 regulatory
9. Marcella MA, Wahyudi IA, Puspita RM, Effect of coffe, tea, and milk consumption
on tooth surface hardness (in vitro study). Jurnal PDGI; 2014:63 (1): 15-18.
10. Harty RJ, Ogston R. Kamus kedokteran gigi. Jakarta: EGC; 1995. hal. 107, 126,159.
11. Zubaidah Alatas. biodosimetri retrospektif pada gigi dengan elektron paramagnetik
12. Eva F, Ismu S, Hendarlin S. Kandungan unsur fluorida pada email gigi tetap muda
13. Richard E. Walton. Principles and Practice of Endodontics. Jakarta : EGC; 1997. P.
506-511
14. Putri Megananda, Herijulianti Eliza, Nurjannah Neneng. Ilmu pencegahan penyakit
jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC; 2009. hal 170-9.
17. Joiner, Andrew. Review of the effects of peroxide on enamel and dentin
18. Louis I. Grossman. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Jakarta : EGC; 1995. P. 295-7.
48
21. Mahoney EK, Kilpatrick NM. Dental Erosion : Part 1. Aetology and prevalence of
22. Razak FA, Rahimb NS, Roslib SN. Erosive effect of sport drinks of tooth enamel.Int J
24. Yulianti sufrida, dkk. Khasiiat dan manfaat apel. Agro media; 2007: pp: 7-10, 12, 14,
22-31
25. Khurniyati. Karakteristik Minuman Sari Apel Berbagai Varietas.Jurnal Pangan Agro
26. Jeanelle B, Liu HR. Apple phytochemicals and their health benefits. Nutrition
29. Rukmana R. Stroberi, budidaya dan pasca panen. Yogyakarta : Kanisius Media ;
1998: p. 12-5
30. Sabir, Ardo. Pengaruh larutan ekstrak etanol propolis (EEP) terhadap kekerasan
mikro email gigi manusia (in vitro). J.Dent. 2007; 2 2(3): p.75-9
31. Chanya C, Pojjanut B, Paitoon D. Effect of indentation load and time on knoop
and vickers microhardness tests for enamel and dentin. 2009; 12 (4): p. 473-4
32. Adhani R, dkk. Effect ph on demineralization dental erosion, intj of chem engineer
49
Lampiran bahan dan alat
50
Gambar 7. Prophylene glycol Gambar 8. lumpang dan alu
Gambar 15. Hasil Meserasi Buah Apel Gambar 16. Hasil meserasi
Buah Storberi
52
Gambar 17.Ektrak buah apel ditambahkan gambar 18. Ekstak Buah
Stoberi ditambah
53
Gambar 21. Cara mengaplikasikan sampel gel apel
56
DATASET ACTIVATE DataSet0.
DATASET CLOSE DataSet1.
SORT CASES BY Intervensi.
SPLIT FILE LAYERED BY Intervensi.
EXAMINE VARIABLES=HV_baseline HV_30s HV_60s HV_120s
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Explore
Notes
57
[DataSet0]
Intervensi Cases
N Percent N Percent N
Intervensi Cases
Total
Percent
HV_baseline 100.0%
HV_30s 100.0%
Gel apel
HV_60s 100.0%
HV_120s 100.0%
HV_baseline 100.0%
HV_60s 100.0%
58
HV_120s 100.0%
HV_baseline 100.0%
HV_30s 100.0%
Gel aquades (kontrol)
HV_60s 100.0%
HV_120s 100.0%
Descriptives
Median 73.7404
Variance 169.597
Minimum 43.44
Gel apel
Maximum 77.95
Range 34.52
59
5% Trimmed Mean 72.3805
Median 72.3875
Variance 21.027
Minimum 67.40
Maximum 80.98
Range 13.58
Median 69.8253
Variance 40.073
Descriptives
Maximum 84.19
Range 16.79
60
Kurtosis 4.247 1.741
Median 67.3968
Variance 28.046
Minimum 56.96
Maximum 72.39
Range 15.42
Median 79.4673
Variance 161.752
Gel stroberi HV_baseline
Std. Deviation 12.71817
Minimum 53.46
Maximum 87.59
Range 34.13
61
Kurtosis .714 1.741
Descriptives
Median 68.6150
Variance 47.848
Minimum 60.83
Maximum 80.98
Range 20.15
Variance 109.617
Minimum 56.96
62
Maximum 84.19
Range 27.22
Variance 12.855
Minimum 56.96
Descriptives
Range 10.43
Median 71.2451
63
Descriptives
Variance 133.876
Minimum 55.17
Maximum 87.59
Range 32.42
Median 67.3968
Variance 49.090
Minimum 65.09
Maximum 84.19
Range 19.09
64
Intervensi Statistic Std. Error
Median 69.8253
Variance 113.621
Minimum 56.96
Maximum 87.59
Range 30.62
Median 66.2448
Variance 35.075
Minimum 56.96
Maximum 72.39
Range 15.42
65
Tests of Normality
a
Intervensi Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Tests of Normality
a
Intervensi Shapiro-Wilk
Sig.
HV_baseline .046
HV_30s .158
Gel apel
HV_60s .017
HV_120s .384
HV_baseline .353
HV_30s .880
Gel stroberi
HV_60s .722
HV_120s .908
66
HV_30s .004
HV_60s .550
HV_120s .592
HV_baseline
Stem-and-Leaf Plots
1.00 6. 2
.00 6.
1.00 7. 2
3.00 7 . 557
67
Intervensi= Gel stroberi
1.00 5. 3
1.00 6. 7
1.00 7. 7
3.00 8 . 047
1.00 5. 5
2.00 6 . 27
2.00 7 . 57
1.00 8. 7
68
Normal Q-Q Plots
69
Detrended Normal Q-Q Plots
70
Boxplots
71
72
HV_30s
73
Stem-and-Leaf Plots
2.00 6 . 79
3.00 7 . 222
74
4.00 6 . 0579
1.00 7. 2
1.00 8. 0
5.00 6 . 57779
75
Normal Q-Q Plots
76
77
Detrended Normal Q-Q Plots
78
79
80
Boxplots
81
82
83
HV_60s
84
Stem-and-Leaf Plots
4.00 6 . 7799
1.00 7. 2
85
1.00 5. 6
3.00 6 . 279
.00 7.
2.00 8 . 04
1.00 5. 6
3.00 6 . 099
1.00 7. 2
1.00 8. 7
87
88
Detrended Normal Q-Q Plots
89
90
91
Boxplots
92
93
94
HV_120s
95
Stem-and-Leaf Plots
4.00 6 . 5779
1.00 7. 2
96
1.00 5. 6
3.00 6 . 022
2.00 6 . 57
1.00 5. 6
3.00 6 . 257
2.00 7 . 22
97
Normal Q-Q Plots
98
99
Detrended Normal Q-Q Plots
100
101
102
Boxplots
103
104
105
DESCRIPTIVES VARIABLES=HV_baseline HV_30s HV_60s HV_120s
Descriptives
106
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Input
DESCRIPTIVES
VARIABLES=HV_baseline
HV_30s HV_60s HV_120s
Syntax
/STATISTICS=MEAN
STDDEV MIN MAX.
[DataSet0]
107
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 6
Valid N (listwise) 6
Valid N (listwise) 6
/WSFACTOR=waktu 4 Polynomial
108
/METHOD=SSTYPE(3)
/EMMEANS=TABLES(OVERALL)
/CRITERIA=ALPHA(.05)
/WSDESIGN=waktu.
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Input
109
Statistics are based on all
Cases Used cases with valid data for all
variables in the model.
/WSFACTOR=waktu 4
Polynomial
/METHOD=SSTYPE(3)
/EMMEANS=TABLES(OVER
Syntax
ALL)
/EMMEANS=TABLES(waktu)
COMPARE
ADJ(BONFERRONI)
/CRITERIA=ALPHA(.05)
/WSDESIGN=waktu.
[DataSet0]
Within-Subjects Factors
Measure: MEASURE_1
110
waktu Dependent
Variable
1 HV_baseline
2 HV_30s
3 HV_60s
4 HV_120s
a
Multivariate Tests
b
Pillai's Trace .658 1.928 3.000 3.000
b
Wilks' Lambda .342 1.928 3.000 3.000
Gel apel waktu
b
Hotelling's Trace 1.928 1.928 3.000 3.000
b
Roy's Largest Root 1.928 1.928 3.000 3.000
b
Pillai's Trace .713 2.490 3.000 3.000
b
Wilks' Lambda .287 2.490 3.000 3.000
Gel stroberi waktu
b
Hotelling's Trace 2.490 2.490 3.000 3.000
b
Roy's Largest Root 2.490 2.490 3.000 3.000
b
Pillai's Trace .712 2.467 3.000 3.000
b
Wilks' Lambda .288 2.467 3.000 3.000
Gel aquades (kontrol) waktu
b
Hotelling's Trace 2.467 2.467 3.000 3.000
b
Roy's Largest Root 2.467 2.467 3.000 3.000
111
a
Multivariate Tests
a. Design: Intercept
b. Exact statistic
a
Mauchly's Test of Sphericity
Measure: MEASURE_1
112
Square
a
Mauchly's Test of Sphericity
Measure: MEASURE_1
Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent variables is
a
proportional to an identity matrix.
a. Design: Intercept
b. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are
displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.
Measure: MEASURE_1
113
Intervensi Source Type III Sum of df Mean Square
Squares
114
Greenhouse-Geisser 263.367 9.866 26.694
Measure: MEASURE_1
Greenhouse-Geisser
Error(waktu)
Huynh-Feldt
Lower-bound
Greenhouse-Geisser
Error(waktu)
Huynh-Feldt
Lower-bound
115
Sphericity Assumed 1.541 .245
Greenhouse-Geisser
Error(waktu)
Huynh-Feldt
Lower-bound
Measure: MEASURE_1
116
Linear 308.557 5 61.711
Measure: MEASURE_1
Linear .768
Cubic .951
Gel apel
Linear
Error(waktu) Quadratic
Cubic
Linear .050
Error(waktu) Linear
117
Quadratic
Cubic
Linear .066
Cubic .761
Gel aquades (kontrol)
Linear
Error(waktu) Quadratic
Cubic
Measure: MEASURE_1
118
Estimated Marginal Means
1. Grand Mean
Measure: MEASURE_1
2. waktu
Estimates
Measure: MEASURE_1
119
1 67.812 5.317 54.145 81.479
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
a
Intervensi (I) waktu (J) waktu Mean Difference Std. Error Sig. 95% Confidence
(I-J) Interval for
a
Difference
Lower Bound
120
3 .725 3.148 1.000 -12.557
121
3 .646 2.229 1.000 -8.760
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
Upper Bound
2 24.783
1 3 18.132
4 24.699
1 34.282
2 3 14.006
4 16.356
Gel apel
1 26.182
3 2 12.557
4 15.878
1 22.096
4 2 4.255
3 5.227
2 24.025
1 3 29.324
Gel stroberi
4 31.482
2 1 12.342
122
3 10.648
4 16.652
1 19.555
3 2 12.562
4 23.853
1 6.323
4 2 3.175
3 8.462
2 13.355
1 3 7.395
4 16.215
Gel aquades (kontrol)
1 11.751
2 3 10.053
4 13.144
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
a
Intervensi (I) waktu (J) waktu Mean Difference Std. Error Sig. 95% Confidence
(I-J) Interval for
a
Difference
Lower Bound
123
1 -4.829 2.699 .801 -16.215
Pairwise Comparisons
Measure: MEASURE_1
Upper Bound
3 2 8.760
4 14.825
1 6.557
4 2 5.090
3 8.064
Multivariate Tests
a
Gel apel Pillai's trace .658 1.928 3.000 3.000 .302
124
a
Wilks' lambda .342 1.928 3.000 3.000 .302
a
Hotelling's trace 1.928 1.928 3.000 3.000 .302
a
Roy's largest root 1.928 1.928 3.000 3.000 .302
a
Pillai's trace .713 2.490 3.000 3.000 .237
a
Wilks' lambda .287 2.490 3.000 3.000 .237
Gel stroberi
a
Hotelling's trace 2.490 2.490 3.000 3.000 .237
a
Roy's largest root 2.490 2.490 3.000 3.000 .237
a
Pillai's trace .712 2.467 3.000 3.000 .239
a
Wilks' lambda .288 2.467 3.000 3.000 .239
Gel aquades (kontrol)
a
Hotelling's trace 2.467 2.467 3.000 3.000 .239
a
Roy's largest root 2.467 2.467 3.000 3.000 .239
Each F tests the multivariate effect of waktu. These tests are based on the linearly independent pairwise
comparisons among the estimated marginal means.
a. Exact statistic
/STATISTICS HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=TUKEY ALPHA(0.05).
125
Oneway
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Input
126
ONEWAY HV_baseline
HV_30s HV_60s HV_120s
BY Intervensi
/STATISTICS
Syntax HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=TUKEY
ALPHA(0.05).
[DataSet0]
ANOVA
127
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Total 2493.685 17
Total 621.832 17
Total 1332.403 17
Total 434.015 17
Multiple Comparisons
Tukey HSD
Dependent Variable (I) Intervensi (J) Intervensi Mean Difference Std. Error
128
(I-J)
129
Gel apel -.32161 2.90548
Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi 3.50740 2.90548
Multiple Comparisons
Tukey HSD
Lower Bound
130
Gel apel .908 -16.3166
Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi .988 -14.8568
Multiple Comparisons
Tukey HSD
Upper Bound
131
Gel apel 7.0586
Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi 10.1999
Homogeneous Subsets
HV_baseline
Tukey HSD
132
Intervensi N Subset for alpha
= 0.05
Sig. .566
HV_30s
Tukey HSD
Sig. .668
133
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.
HV_60s
Tukey HSD
Sig. .908
HV_120s
Tukey HSD
134
Gel aquades (kontrol) 6 66.1890
Sig. .407
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147