Anda di halaman 1dari 163

KEKERASAN PERMUKAAN EMAIL GIGI SETELAH APLIKASI GEL

APEL DAN GEL STROBERI

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana


Kedokteran Gigi

RUSMINI

J111 11 299

BAGIAN ORAL BIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

i
KEKERASAN PERMUKAAN EMAIL GIGI SETELAH APLIKASI GEL
APEL DAN GEL STROBERI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin Untuk Melengkapi Salah Satu


Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

RUSMINI

J111 11 299

BAGIAN ORAL BIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

i
LEMBARAN PENGESAHAN

Judul : Kekerasan Permukaan Email Gigi setelah Aplikasi Gel Apel dan

Gel Stroberi

Oleh : Rusmini / J 111 11 299

Telah Diperiksa dan Disahkan

Pada Tanggal 9 Februari 2018

Oleh :

Pembimbing

Dr. drg. Asmawati, M.kes


NIP. 19681028 199802 2 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasanuddin

Dr. drg. Bahruddin Thalib, M.kes, Sp.Pros

NIP. 19640814 199103 1 002

ii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa yang tercantum namanya

dibawah ini :

Nama : Rusmini

Nim : J 111 11 299

Judul Skripsi : Kekerasan Permukaan Email Gigi setelah Aplikasi Gel Apel dan

Gel Stroberi.

Menyatakan bahwa judul skripsi yang diajukan adalah judul skripsi yang

baru dan tidak terdapat di Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Unhas.

Makassar, 9 Februari 2018

Staf Perpustakaan FKG - Unhas

AMIRUDDIN, S.Sos
NIP. 19661121 199201 1 003

iii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rusmini

Nim : J 111 11 299

Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

Makassar yang telah melakukan penelitian dengan judul “KEKERASAN

PERMUKAAN EMAIL GIGI SETELAH APLIKASI GEL APEL DAN GEL

STROBERI” dalam rangka menyelesaikan Program Pendidikan Strata Satu.

Dengan ini menyatakan bahwa didalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Makassar, 9 Februari 2018

RUSMINI
NIM. J111 11 299

iv
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinggah penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “kekerasan permukaan email gigi setelah
aplikasi gel apel dan gel stroberi”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin. Selain itu skripsi ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca dan peneliti lainnya untuk menambah pengetahuan dalam bidang
kedokteran gigi. Semoga keselamatan dan kesejahteraan tetap terlimpahkan atas
penghulu manusia, yakni junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan kepada
keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikuti petunjuknya sampai hari
kemudian.

Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan,
namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan saran serta kerjasama dari berbagai
pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi
dengan baik. Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari kekurangan,
baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan.
Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih kepada:

1. ALLAH SWT. Sang maha pencipta dan maha pemurah atas limpahan

anugerah, hidayah, rahmat, dan kesehatan dari-Nya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

2. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M.Kes, Sp.Pros Selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

v
3. Dr. drg. Asmawati Amin, M.kes selaku dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, koreksi,

petunjuk, serta bimbingan kepada penulis mulai dari awal penyusunan

hingga penyelesaian skripsi ini.

4. Dr. drg. Indrya Kirana Mattulada, MS selaku Penasehat Akademik, orang

tua, dan pembimbing yang senantiasa memberikan dukungan, nasihat,

motivasi, dan semangat, sehingga penulis berhasil menyelesaikan jenjang

perkuliahan dengan baik di Fakults Kedokteran Gigi Universitas

Hasanuddin.

5. Terimakasi kepada seluruh dosen yang telah bersediah memberikaan ilmu,

seluruh staf dan pegawai di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Hasanuddin.

6. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda H. Kaharuddin dan

Ibunda Hj. Musma serta saudara-saudara penulis Sri Handayani, Aptk,

Hasrul Kaharuddin, SH.MH, Nurhayani, S.AB, Aswar Kaharuddin,

Aswan Kaharuddin dan Ashari Kaharuddin. Rasa terima kasih dan

penghargaan yang terdalam dari lubuk hati penulis berikan kepada mereka

yang senantiasa telah memberikan perhatian, kasih sayang, doa, dukungan

material serta motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk Ince Hadiy Rachmat, S.pd yang senantiasa selalu memberikan

semangat, kasih sayang, dan Motivasinya selama ini sehingga penyelesaian

skripsi ini dapat terselesaikan.

vi
8. Untuk sahabat-sahabat penulis Ince Tien Ayu, Hijrah Munandar, Kasni,

dan Hardianti S, yang senantiasa membantu penulis dan memberikan

dukungan dan Semangat dalam Penyelesaian skripsi ini.

9. Untuk teman-teman seperjuangan skripsi di bagian Oral Biologi, Fitriani

Tallamma, Nurul Fitri, Fatmawati Dameiria, Suci Hariyati, Muh. Arif

Budiman, Wahyu Aji, Dedy Ariwansyah dan Anugrah S.

10. Teman-teman Angkatan Oklusal 2011. Terimakasih atas kerjasamanya dan

bantuan serta dukungan moralnya selama ini di kampus Tercinta.

11. Kepada staf Laboratorium Metalurgi Fakultas Teknik Mesin Unhas Edi

Iskandar,ST dan staf laboratorium farmakognosi-Fitokimia Fakultas

Farmasi Unhas Abdul Rahim,S.Si.,M.Si.,Apt. yang telah membantu selama

penelitian.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dari segala pihak yang

telah bersedia membantu penulis. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat

menjadi salah satu bahan pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan

di Fakultas Kedokteran Gigi Unhas ke depannya, juga dalam usaha

peningkatan wawasan pengetahuan kita untuk kesehatan Gigi dan Mulut di

masyarakat. Aamiin Allahumma Aamiin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 9 Februari 2018

RUSMINI

vii
qKEKERASAN PERMUKAAN EMAIL GIGI SETELAH APLIKASI

GEL APEL DAN GEL STROBERI

Rusmini

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

Latar belakang: buah-buahan seperti tomat, stroberi, dan apel merupakan

buah yang dapat dijadikan sebagai bahan pemutih alami pada gigi yang

mengalami perubahan warna. Hal ini dikarenakan tomat mengandung

senyawa peroksida, sedangkan stroberi dan apel mengandung asam malat.

Dimana asam malat dapat mengikat kalsium pada gigi dan menyebabkan

porositas crystal enamel yang berdampak pada terjadinya erosi gigi yang

selanjutnya akan menurunkan kekerasan permukaan email gigi. Tujuan: agar

dapat mengetahui perbedaan tingkat kekerasan permukaan email gigi setelah

aplikasi gel apel dan gel stroberi. Metode: penelitian ini secara purposive

sampling. sampel yang telah di pilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu

6 sampel auadest sebagai control negatif, 6 sampel perlakuan gel apel dan 6

sampel perlakuan gel stroberi jadi, total besar sampel yang digunakan adalah

18 sampel. Hasil: Terdapat penurunan kekerasaan permukaan email setelah

aplikasi gel apel dan gel stroberi dengan menggunakan Rockwell Hardness

Tester Kesimpulan: Gel apel dan gel stroberi tidak ada perbedaan signifikan

antara aplikasi gel apel dan gel stroberi terhadap penurunan kekerasan email

gigi.

Kata kunci: kekerasan email gigi, gel apel, gel stroberi, pemutih gigi.
DENTAL SURFACE EMAIL VIOLENCE AFTER APPLICATIONS APPLE

GEL AND STRAWBERRY GEL

Rusmini

Dentistry Faculty Of Hasanuddin University

Background: fruits such as tomatoes, strawberry, and apples are fruits that can be

used as natural bleach ingredients in discolored teeth. This is because tomatoes

contain peroxide compounds, while strawberry and apples contain malic acid.

Where malic acid can bind calcium to the teeth and cause enamel crystal porosity

which affects the occurrence of dental erosion which further reduces tooth enamel

surface hardness. Purpose: to be able to know the difference of tooth enamel

surface hardness level after application of apple gel and strawberry gel. Method:

This research is purposive sampling. selected samples according to inclusion and

exclusion criteria, ie 6 auadest samples as a negative control, 6 samples of apple

gel treatment and 6 samples of treated strawberry gel treatment, the total sample

size used was 18 samples. Results: There was a decrease in surface enamelity

after apple gel application and strawberry gel using Rockwell Hardness Tester

Conclusion: Apple gel and strawberry gel no significant difference between apple

gel application and strawberry gel on tooth enamel degradation decrease.

Keywords: tooth enamel hardness, apple gel, strawberry gel,dental blaching.


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… ii

SURAT PERNYATAAN …………………………………………………… iii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… v

DAFTAR ISI………………………………………………………………… viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xi

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………. 1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………… 3
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………… 3
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………… 4
1.5 Hipotesis …………………………………………………… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Email ………………………………………………………. 5


2.1.1 Definisi Email ……………………………………… 5
2.1.2 Amelogenesis (Pembentukan Email) ………………… 6
2.1.3 Struktur Email………………………………………… 7
2.1.4 Komposisi Email …………………………………….. 9
2.1.5 Erosi Gigi ……………………………………………. 10
2.2 Buah Apel ………………………………………………… 13
2.2.1 Tinjauan Umum Buah Apel ………………………….. 13
2.2.2 Jenis-jenis (Varietas) Buah Apel …………………….. 14

viii
2.2.3 Karakteristik Varietas Apel ………………………….. 15
2.2.4 Kandungan Buah Apel …………………………..…… 16
2.3 Buah Stroberi …………………………..………………… 21
2.3.1 Tinjauan Umum Stroberi …………………………… 21
2.3.2 Sifat Morfologis Tanaman …………………………… 23
2.3.3 Kandungan Utama Stroberi yang berperan Sebagai
Pemutih gigi ………………………………………… 25
BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Teori ……………………………………………. 26

3.2 Kerangka Konsep …………………………………………. 27

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian ……………………………………………. 28


4.2 Desain Penelitian…………………………………………… 28
4.3 Lokasi Penelitian…………………………………………… 28
4.4 Waktu Penelitian …………………………………………… 28
4.5 Sampel Penelitian ………………………………………..… 28
4.6 Teknik Pengambilan Sampel ………………………………. 29
4.7 Besar Sampel ………………………………………………. 29
4.8 Kriteria Sampel ……………………………………………. 29
4.8.1 Kriteria Inklusi ………………………………………. 29
4.8.2 Kriteria Eksklusi……………………………………… 30
4.9 Variabel Penelitian ………………………………………… 30
4.8.1Variabel Menurut Fungsi …………………………….. 30
4.10 Definisi Operasional ……………………………………… 30
4.11 Bahan dan Alat Penelitian ……………………………….. 31
4.11.1 Bahan Penelitian …………………………………… 31
4.11.2 Alat Penelitian ……………………………………… 32
4.12 Prosedur Penelitian ……………………………………… 33
4.12.1 Penyiapan Ekstrak Etanol Buah Apel dan Stroberi… 33
4.12.2 Pembuatan Gel Apel dan Gel Stroberi …………….. 33

ix
4.12.3 Persiapan Sampel …………………………………… 34
4.12.4 Pengaplikasian Sampel……………………………… 35
4.13 Pengolahan Data ………………………………………….. 36
4.13.1 Jenis Data …………………………………………… 36
4.13.2 Pengolahan Data …………………………………… 36
4.13.3 Analisis Data ……………………………………….. 36
4.13.4 Penyajian Data ……………………………………… 36

BAB V HASIL PENELITIAN ……………………………………….. 37

BAB VI PEMBAHASAN ……………………………………………… 43

BAB VII PENUTUP

4.1 Kesimpulan ………………………………………………… 46


4.2 Saran ……………………………………………………… 46

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 47

LAMPIRAN ………………………………………………………………… 51

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Buah apel...........................................................................................14

Gambar 2.2 Buah stroberi......................................................................................22

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi sampel berdasarkan intervensi gel apel dan gel stroberi .... .38

Tabel 5.2.Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi tiap waktu observasi
berdasarkan intervensi gel apel dan gel stroberi……………………………………… 39

Tabel 5.3. Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi sampel antara intervensi gel apel
dan gel stroberi pada waktu pengamatan baseline, 30 menit, 60 menit, dan
120 menit……………………………………………………………………………………………… 40

xii
DAFTAR GRAFIK DAN DIAGRAM

Gambar 5.1. Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi pada masing-masing
intervensi gel apel dan gel stroberi berdasarkan waktu observasi …… 39
Gambar 5.2. Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi pada waktu baseline, 30
menit, 60 menit, dan 120 menit antara intervensi gel ………………………… 41

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia kedokteran gigi, terdapat bermacam-macam perawatan gigi

yang berfungsi sebagai usaha perbaikan estetik penampilan seseorang. Gigi yang

bersih dan putih akan membuat orang lebih percaya diri dengan penampilannya.1

Gigi terdiri dari email, dentin dan jaringan pulpa, email merupakan jaringan yang

keras pada tubuh manusia. Email yang rusak tidak mampu beregenarasi, karena

email terdiri dari bahan anorganik yang tidak mengandung sel-sel hidup. Salah

satu kelainan yang sering terjadi pada email adalah perubahan warnanya. 2

Penyebab perubahan warna email gigi bermacam-macam yang umumnya

dapat digolongkan secara intrinsik dan ektrinsik. Penyebab perubahan warna gigi

secara intrinsik antara lain, yaitu penyebab sistemik, metabolisme, genetik, serta

local. Perubahan warna ekstrinsik hanya mempengaruhi pemukaan email. Hal ini

terjadi karena mengkonsumsi makanan dan minuman yang memiliki kandungan

pewarna yang sangat tinggi, merokok, oral hygiene yang buruk. Perubahan warna

juga dapat menyertai terjadinya penuaan karena efek kumulatif dari strain pada

permukaan dan menipisnya email.3

Perubahan warna yang terjadi pada gigi ini dapat ditanggulangi dengan

prosedur dental bleaching. Dental bleaching merupakan suatu cara pemutihan

kembali gigi yang berubah warna sampai mendekati warna asli gigi dengan proses

1
perbaikan secara kimiawi. Tujuan dental bleaching adalah untuk mengembalikan

fungsi estetis. Bahan dental bleaching yang biasa digunakan adalah hidrogen

peroksida dan karbamid peroksida. Hidrogen peroksida bersifat tidak stabil dan

pada konsentrasi sangat tinggi dapat bersifat mutagenik. Selain itu, hidrogen

peroksida dapat menghambat aktivitas enzim pulpa sehingga menyebabkan

perubahan permanen pada pulpa. Karbamid peroksida lebih sering digunakan

pada prosedur home bleaching dibandingkan hydrogen peroksida karena

karbamid peroksida lebih aman dan lebih sedikit menimbulkan efek samping.4

Penggunaan bahan pemutih gigi dapat menimbulkan efek samping berupa gigi

yang sensitif, iritasi pada mukosa dan rasa sakit pada sendi temporomandibula. 5

Adanya kelemahan ini membuat para peneliti mencari alternatif bahan

dental bleaching alami yang lebih aman dan murah. Buah-buahan seperti tomat,

stroberi, dan apel merupakan buah yang dapat dijadikan sebagai bahan pemutih

alami pada gigi yang mengalami perubahan warna. Hal ini dikarenakan tomat

mengandung senyawa peroksida, sedangkan stroberi dan apel mengandung asam

malat. Dimana asam malat dapat mengikat kalsium pada gigi dan menyebabkan

porositas crystal enamel yang berdampak pada terjadinya erosi gigi yang

selanjutnya akan menurunkan kekerasan permukaan email gigi. 4

Apel merupakan salah satu hasil industry hortikultura yang tergolong

penting dan banyak di gemari oleh masyarakat. Apel (Malus Sylvestris Mill)

adalah tanaman tahunan yang berasal dari subtopis, memiliki nilai ekonomis

tinggi dan gizi yang tinggi.1 Buah apel menghasilkan kurang dari 230 komponen

kimia serta beragam asam seperti asam asetat, asam format dan 20 jenis asam

2
lain. Kandungan alkohol berkisar 30-40 jenis ester seperti, etil asetat dan 100

jenis karbonil seperti formaldehide dan asetaldehide. 6

Selain itu bahan pemutih alami yang dapat memutihkan gigi yaitu, stroberi

(fragaria x anaannasea) merupakan salah satu bahan alami yang saat ini dapat di

gunakan untuk memutihkan kembali gigi yang telah berubah warna. 7 Stroberi

sebagai tanaman buah terutama menghasilkan aroma yang unik, rasa manis,

warna cerah dan nilai gizi.8 Tanaman ini memiliki kandungan asam elegat dan

asam malat yang dapat memutihkan gigi. 7 Selain dapat memutihkan gigi, apel dan

stroberi dalam Asam malat dikatakan terlibat dalam proses terjadinya erosi gigi.

Asam ini dapat mengikat kalsium pada gigi yang selanjutnya akan menurunkan

kekerasan permukaan email gigi.9

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai perbedaan kekerasan permukaan email gigi setelah aplikasi

gel apel dan gel stroberi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah

mengenai: Apakah ada perbedaan tingkat kekerasan permukaan email setelah

aplikasi gel apel dan gel stroberi?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan agar dapat mengetahui perbedaan tingkat

kekerasan permukaan email gigi setelah aplikasi gel apel dan gel stroberi.

1.4 Manfaat Penelitian

3
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mahasiswa:

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman meneliti dalam

melakukan penelitian dan menulis.

2. Untuk instansi:

a. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan untuk

mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya.

b. Penelitian ini juga di harapkan dapat di jadikan sebagai referensi untuk

mengetahui pengaruh kekerasan email gigi setelah aplikasi gel apel dan

gel stroberi

3. Untuk masyarakat:

Masyarakat dapat mengetahui pengaruh buah apel dan buah stroberi terhadap

kesehatan gigi

1.5 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dari penelitian maka peneliti dapat menarik

hipotesis bahwa terdapat perbedaan penurunan kekerasan permukaan email gigi

terhadap penggunaan gel apel dan gel stroberi.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Email

2.1.1 Definisi Email

Email adalah bagian paling luar mahkota anatomik gigi yang keras, yang

merupakan jaringan yang sangat terkalsifikasi, aseluler, umumnya prismatik dan

berasal dari lapisan ektoderm.10 Susunan email agak istimewa, yaitu penuh

dengan garam-garam kalsium. Oleh karena itu, email merupakan pelindung gigi

yang paling kuat terhadap rangsangan-rangsangan pada waktu pengunyahan.11

Kandungan email terdiri dari 96% bahan inorganik dan 4% air, bahan organik serta

jaringan fibrosa. Bahan inorganik ini terdiri dari beberapa juta kristal hidroksiapatit

yang mempunyai rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2.12

Email tidak memiliki kemampuan untuk menggantikan bagian-bagian

yang rusak, seperti halnya pada tulang atau jaringan dentin. Oleh karena itu,

ketika gigi erupsi maka gigi tersebut akan terlepas dari jaringan-jaringan lain yang

terdapat di dalam tulang alveolar dan di dalam gingival. Email akan mengalami

perubahan susunan kimia sehingga akan menjadi lebih kuat. Jaringan email gigi

tidak mengandung persyarafan, sehingga bila terjadi kerusakan yang terbatas

hanya pada email tidak akan terasa sakit, begitu pula dengan perubahan warna

gigi.12,13

5
2.1.2 Amelogenesis (Pembentukan Email)

a. Diferensiasi sel–sel ameloblas

Segera setelah lapisan pertama dentin terbentuk, epitel email dalam

berdiferensisasi menjadi sel-sel ameloblas. Sel-sel ameloblas berbentuk kolumnar

dan dasarnya melekat pada sel-sel stratum intermedium; pada akhiran sekretori

ada perluasan yang berbentuk piramida yang disebut tonjolan Tome’s (prosessus

Tome’s)14

b. Sekresi matriks email

Matriks email disekresikan melalui tonjolan Tome’s pada pertautan

amelodentinal.14

c. Mineralisasi email

Ion-ion kalsium dan fosfat disekresikan ke dalam matriks email dan segera

terjadi mineralisasi; terbentuk kristal-kristal hidroksiapatit. Dengan bergeraknya sel-

sel ameloblas menjauhi pertautan amelo-dentinal, akan terbentuk prisma-prisma email

yang dikenal sebagai enamel rod yang berjalan dari pertautan amelo-dentinal ke

permukaan email, masing-masing mengandung jutaan kristal hidroksiapatit.14

d. Maturasi (pematangan email)

Selama proses pematangan email dari bentuk pra-email menjadi email yang

matang, kristal-kristal email bertambah besar dan kandungan organiknya berkurang.

Jika pembentukan email sudah lengkap, ameloblas akan kehilangan tonjolan Tome’s-

nya, bentuknya menjadi datar dan menjadi reduced enamel epithelium. Reduced

enamel epithelium melindungi email selama erupsi dan akhirnya menjadi epithelium

jungsional.14

6
2.1.3 Struktur Email

Struktur dasar email adalah batang email adalah batang email yang

bentuknya seperti jamur, dimulai pada pertautan dentin-email dan berakhir pada

permukaan email.15 Dengan mikroskop cahaya, email terlihat terdiri atas batang-

batang atau prisma email yang tegak terhadap dentin dan melengkung ke arah

permukaan insicivus atau oklusi. Di antara kelompok batang email paralel

terdapat ruang-ruang bersiku-siku (daerah antar-prisma) yang diisi email anatr

batang namun kristal mineralnya terorientasi dalam arah berbeda. Di sekitar setiap

batang terdapat lapis tipis bening dari matriks organik yang disebut selubung

email atau selubung batang prisma. Meskipun batang-batang itu terbentang

melintasi seluruh tebal tapis email, hal ini tidak tampak pada sediaan gosok karena

jalannya berkelok dan karenanya sering menyimpang dari bidang irisan.16

Biasanya email berawal pada sudut tegak lurus terhadap permukaan dentin dan

mengikuti pola spiral menuju ke permukaan, berakhir pada sudut hampir tegak

lurus terhadap permukaan.15

Produk awal ameloblas yang membentuk email agaknya adalah molekul

protein atau glikoprotein besar yang dipecah secara ekstrasel menjadi molekul

lebih kecil, yang bersama disebut amelogenin. Protein yang diekstrak dari email

matang memiliki komposisi asam amino berbeda dan disebut enamelin. Mereka

sebenarnya terikat pada kristal email.16

Bagian dari email meliputi enamel rod dan rod sheath. Enamel rod atau

prisma email merupakan struktur utama dari email yang terbentuk dari kristal-

kristal hidroksiapatit.6 Dasarnya tersusun tegak lurus pada DEJ (pertautan dentin-

7
email) dan puncaknya pada permukaan luar gigi. Penampang enamel rod makin

melebar ke arah permukaan luar gigi.15

Enamel rod terisi banyak sekali kristal-kristal yang diberi nama apatit.

Setiap kristal terdiri atas banyak molekul (rumus kimia) yang berhubungan satu

sama lain secara simetris. Hubungan simetris inilah yang membedakan kristal

dengan zat lain. Rumus kimia molekul kristal apatit adalah: Ca(PO4)6(OH)2;

Ca10(PO4)6(OH)F dan Ca10(PO4)6 F2. Meskipun rumus kimia molekul berlainan,

kristal apatit selalu mempunyai bentuk yang sama (heksagonal).15

Jika rumus kimia molekul dalam kristal adalah Ca(PO2)6(OH)2, kristal ini

disebut hidroksi apatit. Jika rumus kimia molekul dalam kristal adalah

Ca10(PO2)6(OH)F, kristal ini disebut hidroksi fluor apatit. Jika rumus kimia

molekul dalam kristal adalah Ca10(PO4)6F2, kristal ini disebut fluor apatit.15

Rod sheath merupakan bagian luar enamel rod yang sebagian besar

merupakan substansi fibrosa organik.13 Surface enamel lebih banyak mengandung

fluor apatit sehingga lebih tahan terhadap serangan asam. Subsurface enamel lebih

banyak mengandung hidroksi apatit sehingga lebih mudah dilarutkan oleh asam. 15

Setiap molekul terdiri atas atom-atom atau unsur-unsur misalnya Ca (Calcium), P

(Phosphor), O (Oksigen), H (Hidrogen), dan kadang-kadang F (Fluor).15

Pada sediaan aksial gigi, garis-bentuk batas dentin-email tidak teratur.

Sepanjang batas tak teratur ini terdapat kelompok tubuli dentis yang meluas

sedikit ke dalam email. Mereka ini disebut kumparan email. Gangguan

pembentukan email setempat selama perkembangan gigi dapat pula berakibat

terjadinya yang disebut berkas email. Mereka ini meluas dari batas dentin-email

8
ke dalam email untuk sepertiga tebalnya dan terdiri atas kelompok batang-batang

email yang berbelit dan kurang pengapuran dengan jumlah matriks melebihi

normal di antaranya.16

Email pada gigi mempunyai ketebalan yang berbeda pada tiap bagian dan

bervariasi diantara jenis gigi, maksimum 2,5 mm. Pada gigi permanen emailnya

lebih tebal d9ari gigi sulung. Hal ini disebabkan karena terjadinya proses

remineralisasi sehingga kandungan mineral pada email gigi permanen lebih

banyak dibandingkan gigi sulung. Email gigi sulung kurang termineralisasi hal ini

juga menjelaskan mengapa warna gigi sulung lebih opak. 12,17

2.1.4 Komposisi Email

Email merupakan lapisan paling luar yang menyelubungi seluruh

permukaan gigi.18 Email hampir seluruhnya (± 97%) terdiri atas zat anorganik,

sedangkan sel-sel ameloblas telah hilang pada waktu gigi bererupsi. Jadi, email

merupakan zat yang berbeda daripada bahan keras lain. Email paling keras, tetapi

karena email pada gigi tipis, email juga paling getas dan rapuh. 14,19

Sembilan puluh tujuh persen bahan yang terdapat dalam email adalah

bahan anorganik yang terdiri atas apatit dan karbonat. Apatit menambah resistensi

email terhadap serangan asam, sebaliknya karbonat mengurangi resistensi email

terhadap serangan asam. Satu persen lainnya merupakan bahan anorganik yang

terdiri atas bahan yang tidak dapat larut, misalnya keratin, dan bahan yang dapat

larut misalnya mukopolisakarida. Keratin juga terdapat dalam rambut, kuku, dan

kulit. Zat ini mudah mengambil air sehingga menyebabkan email bersifat

9
permeabel (dapat ditembus oleh air). Sisanya dua persen dari komposisi email

adalah air.14

Email dapat larut jika terekspose medium asam. Tingkat kelarutan email

meningkat dari permukaan email ke dentinoemail junction. Bagian-bagian organis

email terdiri dari : PO4 55%, Na 0,5%, Ca 37,5% dan CO3 3,5%. Susunan lain

yang terkandung dalam email gigi adalah garam-garam mineral dalam bentuk

jaringan-jaringan kecil , yang terdiri dari bahan-bahan Keratin (pseudokeratin),

Kollagen, Pepton, Glikoprotein, Polisakarida, Lemak, dan asam-asam amino.11

2.1.5. Erosi Gigi

Erosi gigi adalah hilangnya lapisan email gigi yang bersifat lokal akibat

proses kimia dalam hal ini asam tanpa keterlibatan bakteri. Dalam rongga mulut,

strtuktur gigi mengalami proses demineralisasi dan proses reminerlisasi secara

terus menerus. Jika keseimbangan ini terganggu maka proses demineralisasi akan

mengakibatkan kerusakan struktur gigi secara progresf.10,20

Erosi gigi dapat di sebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik. Erosi oleh karena fakor intrinsik menandakan jika terdapat asam

lambung. Gangguan makan dan muntah, regurgitasi, refluks gastroesophageal

dapat mengakibatkan asam lambung ada rongga mulut. Erosi oleh karena faktor

ekstrinsik merupakan hasil dari asam eksogen, yaitu asam yang masuk kedalam

rongga mulut dari sumber eksternal. Factor-faktor yang dapat menyebabkan erosi

ekstrinsik telah di identifikasi berasal dri lingkungan, pola makanan, obat-obatan

dan pilihan gaya hidup dari pasien, seperti sering mengkonsumsi makanan dan

minuman asam.21

10
Prevalensi erosi yang meningkat mencerminkan ketersediaan minuman

yang mengandung asam secara luas dan frekuensi mengkonsumsi minuman asam

yang juga meningkat seperti jus buah, minuman berkarbonasi, anggur dan

minuman olahraga. Pengurangan asam dari minuman dapat mempengaruhi

palatabilitas dan stabilitas produk. Modifikasi produk dengan penambahan atau

suplementasi dengan kalsium atau fosfat dapat di lakukan. Namun hal ini akan

mengakibatkan palatabilitas minuman dan tekstur menurun. Tingkat keparahan

erosi terkait dengan beberapa factor, termasuk bahan kimia yang bersifat erosif,

frekuensi dan metode kontak antara asam dengan email gigi. Hal ini juga terkait

dengan efektivitas saliva pada rongga mulut, sperti komposisi saliva, laju aliran

saliva, kapasitas buffer saliva dan anatomi gigi individu.20

Terpaparnya email oleh asam akan mengikis jaringn email dan hal ini

merupakan proses yang bersifat irreversible. Permukaan gigi yang terkikis oleh

karena paparan makanan dan minuman yang bersifat asam merupakan hal yang

telah diketahui tetapi karena palatabilitas makanan dan minuman mengandung

asam yang tinggi sehinggah mengakibatkan prevalensi erosi gigi meningkat dan

telah menjadi msalah klinis yan penting di banyak Negara. Etiologi gigi erosi

bersifat kompleks dan multi-faktorial, terkait dengan berbagai factor ekstrinsik

atau intrinsic. Tingkat keasaman (pH) makanan dan minuman di anggap sebagai

indikator yang potensial menyebabkan erosi.22

Proses demineralisasi dapat terjadi bila email berada dalam lingkungan pH

di bawah 5,5. Saat ini banyak I temukan minuman ringan dengan pH di bawah 5,5

yang dikonsumsi oleh masyarakat. Tingkat keasaman (pH) berperan pada proses

11
demineralisasi oleh pH yang rendah akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen

yang mengakibatkan kerusakan hidroksiapatit email gigi. Demineralisasi yang

terjadi akibat kandungan asam dlam suatu jenis minuman lebih berpengaruh di

bandingkan kandungan gula pada miumn tersebut. Beberapa faktor yang

mempengaruhi proses demineralisasi yaitu jenis dan konsentrasi asam minuman

yang tidak berdisosiasi, kandungan karbonat dalam minuman, pH dan kapasitas

dapar (buffer) minuman serta kandungan fosfat dan fluor yang ada dalam

minuman tersebut.23

Proses erosi gigi di mulai dari pelepasan kalsium email gigi, bila hal ini

berlanjut terus akan menyebabkan kehilangan sebagian elemen email, dan apabila

telah sampai ke dentin maka penderita akan merasa ngilu. Demikian juga air

minum yang bersifat asam (pH<7) ternyata dapat juga menyebabkan erosi pada

gigi.23

Email sebagian besar terdiri dari hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) atau

fluoroapatit (Ca10(PO4)6F2), kedua unsur tersebut dalam suasana asam akan larut

menjadi Ca2+, PO4-9, F-, dan OH-. Ion H+ akan bereaksi dengan gugus PO4-9, F-,

atau OH membentuk HSO4-, H2SO4-, HF, atau H2O, sedangkan yang kompleks

terbentuk CaHSO4, CaPO4, dan CaHPO4. Kecepatan melarutnya email

dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH), konsentrasi asam, waktu melarut, dan

ada tidaknya kalsium atau fosfat. Reaksi kimia pelepasan ion kalsium dari email

gigi dalam medium yang bersifat asam, yaitu pada pH 4,5 sampai 6 merupakan

orde reaksi nol. Adapun pengaruh pH terhadap koefisien laju reaksi menunjukkan

bahwa semakin kecil atau semakin asam suatu media, maka semakin cepat laju

12
reaksi pelepasan ion kalsium dari email gigi. Reaksi kimia pelepasan ion kalsium

dari email gigi dalam suasana asam ditunjukkan sebagai berikut:23

Ca10(PO4)6F2  Ca10(PO4)6F2 + 2n H+  N Ca2+ + Ca10 – nH20 – 2n(PO4)6F2

padat terlarut terlepas padat

Gambar 1. prasetyoEA.keasaman minuman ringan menurunkn

kekerasan pemukaan gigi.Maj Ked Gigi (Dent J); 2005;38(2):60

Mengingat bahwa ion kalsium merupakan merupakan mineral utama

dalam struktur gigi serta demineralisasi email terjadi akibat pelepasan ion kalsium

dari email gigi, maka pengaruh asam pada email gigi merupakan reaksi

penguraian. Demineralisasi secara terus-menerus akan membentuk porositas pada

permukaan email yang sebelumya tidak ada.23

2.2. Buah Apel

2.2.1 Tinjauan Umum Buah Apel

Apel merupakan buah yang berasal dari pegunungan Caucacus di Asia

Barat dan kemudian menyebar ke seluruh pelosok Asia. Terlepas dari mana apel

berasal, varietas apel yang di kembangkan di Indonesia sendiri umumnya di

datangkan dari eropa dan Australia. Buah ini masuk ke Indonesia sejak tahun

1934 melalui proses yang teramat panjang. Hingga kini, berbagai penelitian

tengah di lakukan oleh departemen pertanian, khususnya Ditjen Hortikultura yang

menangani tanaman buah guna menjadikan apel dapat tumbuh di daerah

manapun.24

13
Menurut sistematikanya, tanaman apel diklasifikasikan sebagai berikut :25

Division : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Klas : Dicotiledone

Ordo : Rosales

Family : Rosceae

Genus : Malus

Spesies : Salus sylvestris

Gambar 2.1: Gambar buah apel


Sumber: http://www.omtani.com/wp-content/uploads/2014/07/budidaya-
apel.png

2.2.2 Jenis-jenis (varietas) Buah Apel

Apel di kenal sebagai rajanya buah-buahan. Di Amerika , terd apat lebih

dari 25 varietas apel. Jumlah ini belum di tambahkan dengan jenis apel yang

berasal dari Asia. Bahkan sebuah catatan departemen Amerika menuliskan,

14
varietas apel yang tumbuh di seluruh dunia ada sekitar 7000 jenis, baik hasil

silangan maupun jenis yang masih liar dihutan.25,26

Di Indonesia beredar dua jenis apel, yaitu apel impor maupun apel lokal.

Terdapat empat varietas buah apel yang di kembangkan oleh petani, yaitu apel

manalagi, apel anna, apel Rome Beauty, dan wangling. Citarasa, aroma maupun

tekstur apel sebenarnya dihasilkan kurang lebih dari 230 komponen kimia serta

beragam asam seperti asam asetat, asam format dan 20 jenis asam lain.

Kandungan alkohohol berkisar 30-40 jenis ester seperti, etil asetat dan 100 jenis

karbonil seperti formaldehyde dan asetaldehide.6

2.2.3 Karakteristik Varietas Apel

Varietas Manalagi, Rome Beauty dan Anna umumnya memiliki nilai H

yang cukup rendah. Ketiga apel ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda

dimana apel Manalagi cenderung memiliki rasa buah yang manis, kandungan

asam yang rendah serta kadar vitamin C yang rendah, sedangkan apel Rome

Bauty memiliki rasa yang sedang antara manis dan asam seimbang, kandungan

asam yang cukup tinggi, serta apel Anna memiliki kandungan asam yang paling

tinggi, ketiga varietas apel tersebut memiliki kandungan vitamin C yang berbeda

dimana vitamin C dalam buah apel di pengaruhi oleh kondisi penyimpanan,

pertumbuhan dan pengolahannya. Komponen kimia tanaman didalam tanaman

apel dapat di pengaruhi oleh beberapa factor antara lain perbedaan varietas,

keadaan iklim, tempat tumbuh dan cara pemeliharaan tanaman, cara pemanenan,

kematangan pada waktu panen dan kondisi penyimpanan setelah panen. 6

15
Senyawa fitokimia pada apel yang berfungsi sebagai antioksidan primer

adalah senyawa fenolik, golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin,

tokofero dan asam-asam organic polifungsional apel juga mengandung

betakaroten. Betakaroten memiliki aktivitas sebagai provitamin A yang berguna

untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab berbagai penyakit degeneratif.

Vitamin C dan vitamin A merupakan antioksidan sekunder. Ketiga varietas apel

memiliki kadar gula yang berbeda, hal ini akan mempengaruhi total padatan

terlarut, sehingga total padatan terlarut berbagai varietas apel menunjukkan nilai

yang berbeda, komponen-komponen yang terukur sebagai total padatan terlarut

yaitu sukrosa, gula pereduksi, asam-asam organic dan protein.6

2.2.4 Kandungan Buah Apel

Para peneliti buah dan sayuran sepakat jika apel layak di sebut sebagai dokter

alami. Selain memiliki banyak serat alami, apel juga mengandung berbagai jenis zat yang

mampu mengatasi penyakit ringan maupun berat. Berikut ini beberapa zat kimia yang

terdapat dalam apel :26

a. Vitamin

Beberapa vitamin yang terdapat dalam buah apel adalah vitamin A, vitamin B1,

vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6 dan vitamin C.

b. Mineral

Mineral yang terkandung dalam buah apel antara lain: kalsium, magnesium,

potasium, zat besi dan zinc.

16
c. Fitokimia

Fitokimia merupakan antioksidan untuk melawan radikal bebas yang berasal dari

polusi atau lingkungan sekitar. Zat ini berfungsi untuk menekan jumlah kolesterol

jahat (LDL) yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Antioksidan akan

mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Pada saat bersamaan,

antioksidan akan meningkatkan kolesterol baik (HDL) yang bermanfaat untuk

mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah. Menurut sebuah penelitian di

Cornell University Amerika Serikat, zat fitokimia yang terdapat dalam kulit apel

bermanfaat menghambat pertumbuhan sel kanker usus sebesar 43%. Terbukti pada

sebuah studi di Finlandia tahun 1996, bahwa orang dengan pola makan mengandung

fitokimia berisiko rendah untuk terkena penyakit jantung. Penelitian lain dikutip oleh

the British Medical Journal mengungkapkan bahwa apel juga mencegah terjadinya

stroke. Penelitian di Welsh, Inggris menunjukkan bahwa konsumsi buah apel secara

teratur akan membuat paru-paru berfungsi lebih baik. Para peneliti yakin fungsi

pernapasan akan lebih baik karena kandungan fitokimia dalam apel meredam efek

negatif oksidan yang merusak organ tubuh.

d. Serat

Apel kaya akan serat sehingga baik dikonsumsi untuk membantu program diet. Serat

yang terdapat dalam buah apel dapat mengikat lemak dan kolesterol jahat yang tidak

berguna untuk tubuh. Kandungan serat apel terhitung tinggi yaitu sebesar lima gram

untuk setiap buah berukuran sedang. Jumlah ini lebih tinggi daripada kandungan

serat pada produk 8 sereal. Serat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan dan

menurunkan berat badan. Buah apel hampir tanpa mengandung lemak dan

17
kolesterol sehingga cocok dimasukkan sebagai menu orang yang sedang diet. Keluhan

seperti sembelit pada orang diet tidak akan terjadi jika orang tersebut mengonsumsi

apel. Menurut Miriam Polunnin dalam bukunya “Healing Foods”, buah apel juga

memiliki khasiat meredakan diare dan apel sangat bermanfaat untuk pencernaan.

Penelitian Konowalchuck J tahun 1978 mempublikasikan manfaat lain apel.

Konowalchuck menyebutkan bahwa sari buah apel terbukti ampuh melawan

berbagai serangan infeksi virus, menambah stamina dan kekebalan tubuh akan

menjadi lebih baik.

e. Tannin

Tannin adalah zat yang berfungsi membersihkan dan menyegarkan mulut sehingga

dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi. Tannin mengandung zat yang

dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi yang disebabkan oleh tumpukan

plak, berfungsi mencegah infeksi saluran kencing dan menurunkan risiko penyakit

jantung (Jurnal American Dental Association 1998).

f. Baron

Baron berfungsi mempertahankan jumlah estrogen dalam tubuh seorang wanita

sehingga dapat mencegah menopause dini.

g. Asam malat

Jenis asam ini memiliki rantai senyawa dasar yang mencakup atom karbon terikat

dengan ikatan ganda atom oksigen serta senyawa hidroksida. Asam malat merupakan

senyawa organik yang memiliki rumus kimia HO2CCH2CHOH CO2H. Zat dengan kadar

tertentu diduga dapat membantu melarutkan noda pada gigi.

18
h. Asam D-glucaric

Asam D-glucaric merupakan zat yang dapat menurunkan kadar kolesterol. Menurut

penelitian Mayo Clinic Amerika Serikat tahun 2001, jenis asam D-glucaric mampu

mengurangi kolesterol hingga 35%. Kadar kolesterol terjaga, zat antioksidan akan

melindungi tubuh dari serangan jantung dan stroke

i. Quercetin

Quercetin merupakan zat yang dibutuhkan untuk meningkatkan kadar antioksidan

sehingga tubuh lebih sehat. Zat ini juga dapat mencegah berbagai penyakit.

j. Asam tartar

Asam tartar dapat menyehatkan saluran pencernaan karena mampu membunuh

bakteri yang ada dalam saluran pencernaan.

k. Flavonoid

Menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, apel paling banyak

mengandung flavonoid dibandingkan buah lain. Zat ini mampu menurunkan

risiko terkena penyakit kanker paru-paru sampai 50%. Hasil penelitian Mayo

Clinic Amerika Serikat tahun 2001 membuktikan bahwa quacertin sejenis

flavonoid yang terkandung dalam apel dapat membantu mencegah

pertumbuhan sel kanker prostat. Kandungan pektin atau serat larut yang

dikandung buah-buahan dan sayuran telah diteliti dan terbukti menurunkan

kadar kolesterol dalam darah.

19
Kandungan gizi dalam 100 gram apel:26

Energy 58.0 kal

Protein 0.30 g

Lemak 0,40 g

Karbohidrat 14.90 mg

Kalsium 6.00 mg

Fosfor 10.00 mg

Serat 0.70 g

Besi 1.30 mg

Vit A 24 RE

Vit B1 0.04 mg

Vit B2 0,03 mg

Vit C 5.00 mg

Niacin 0.10 G

2.3 Buah Stroberi

2.3.1 Tinjauan umum stroberi

Stroberi atau Strawberry juga dekenal dengan nama Arbei yang berasal

dari bahasa Belanda yaitu aardbei. Stroberi adalah sebuah genus tumbuhan dalam

keluarga Rosaceae, juga merupakan nama buah dari tanaman ini. Ada kurang

lebih 20 spesies Stroberi. Buah Stroberi berwarna hijau keputihan ketika sedang

berkembang dan pada kebanyakan spesies berubah menjadi warna merah keika

masak. Stroberi merupakan tanaman buah berupa hebal yang rata-rata memiliki

200 biji kecil per satu buahnya.27

20
Stroberi merupakan tanaman buah berupa herbal yang ditemukan pertama

kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman Stroberi yaitu Fragaria

chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Spesies lain

buah Stroberi, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies

lainnya. Jenis Stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia. Stroberi

yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari

persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis

L. var Duchesne asal Chili.28

Klasifikasi botani tanaman Stroberi adalah sebagai berikut:28

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Keluarga : Rosaceae

Genus : Fragaria

Spesies : Fragaria chiloensis L

Di luar negeri stroberi dikelompokkan ke dalam kategori buah lunak

(soft berry). Berry tidak hanya stroberi, namun banyak jenisnya, seperti

blackberry atau brambles (Rubus fruticosus), blueberry (Vaccinium spp.), currant

(Ribes spp.) dan raspberry (Raspberry spp.).9 Indonesia mempunyai tanaman

sejenis stroberi disebut arbei hutan. Buah arbei hutan berukuran kecil-kecil dan

berwarna merah mirip stroberi. Arbei hutan termasuk kelompok raspberry (Rubus

idaeus).29

21
Gambar 2.2: Gambar Buah Stroberi
Sumber : http//www.dentinfo.md.com

Pada umumnya, stroberi merupakan tanaman herbal. Tanaman stroberi

berkromosom diploid (2n=14), namun ada beberapa spesies dan hibrida yang

mempunyai kromosom bervariasi. Jenis stroberi F.orientalis dan F.maupinensis

berkromosom tetraploid (2n=28), F.moschata heksaploid, (2n=24), F.bringhurstii

pentaploid (2n=35), F.ovalis, F.virginiana, F.chiloensis, F.iturupensis dan

F.ananassa masing-masing berkromosom oktaploid (2n=56), serta hibrida hasil

persilangan F.chiloensis x F.vesca berkromosom heksaploid (2n=42) dan

enneaploid (2n=63). Dalam pemuliaan tanaman pengetahuan tentang kromosom

perlu dipelajari untuk bahan persilangan-persilangan.29

2.3.2 Sifat morfologis tanaman

Susunan tubuh tanaman stroberi terdiri dari akar, batang, stolon, daun,

bunga, buah, dan biji. Sifat morfologis tanaman adalah sebagai berikut. 29

22
1) Akar (radix)

Struktur akar tanaman stroberi terdiri atas pangkal akar (collum), batang akar

(corpus), ujung akar (apexi), bulu akar (pilus radicalis), serta tudung akar

(calyptras). Tanaman stroberi berakar tunggang (radix primaria) terus tumbuh

memanjang dan berukuran besar. Panjang akar mencapai 100 cm, akan tetapi

biasanya akar tanaman stroberi tersebut hanya menembus lapisan tanah atas

sedalam 15cm-45cm, tergantung jenis dan kesuburan tanahnya.29

Akar tanaman menyebar ke semua arah. Akar-akar primer tanaman dapat

bertahan sampai satu tahun atau lebih, kemudian kering dan mati, selanjutnya

digantikan oleh akar-akar primer baru akan tumbuh pada ruas paling dekat dengan

akar primer yang telah kering tersebut.29

2) Batang

Batang tanaman stroberi beruas-ruas pendek dan berbuku-buku. Batang

tanaman banyak mengandung air (herbaceous), tertutupi oleh pelepah daun,

sehingga seolah-olah tampak seperti rumpun tanpa batang.9 Buku-buku batang

yang tertutup oleh sisi daun mempunyai kuncup (gemma). Kuncup ketiak dapat

tumbuh menjadi anakan atau stolon. Stolon biasanya tumbuh memanjang dan

menghasilkan beberapa calon tanaman baru.29

3) Cabang merayap (Stolon)

Stolon adalah cabang kecil yang tumbuh mendatar atau menjalar di atas

permukaan tanah. Penampakan stolon secara visual mirip dengan sulur. 29 Tunas

dan akar stolon tumbuh membentuk generasi (tanaman) baru. Stolon yang tumbuh

23
mandiri dapat segera dipotong atau dipisahkan dari rumpun induk sebagai bahan

tanaman (bibit). Bibit yang berasal dari stolon disebut geragih atau runners.29

4) Daun (Folium)

Daun tanaman stroberi tersusun pada tangkai yang berukuran agak panjang.

Tangkai daun tanaman berbentuk bulat serta seluruh permukaannnya ditumbuhi

oleh bulu-bulu halus. Helai daun bersusun tiga (trifoliate), bagian tepi daun

bergerigi, berwarna hijau, berstruktur tipis, daun dapat bertahan hidup selama 1-3

bulan, dan kemudian daun akan kering dan mati.29

5) Bunga (Flos)

Tanaman stroberi berbunga sempurna (hermaphrodite). Struktur bunga terdiri

atas 5 kelompok bunga (sepal), 5 daun mahkota (petal), 20-35 benang sari

(stamen), dan ratusan putik (pistil). Bunga tersusun dalam malai yang berukuran

panjang, terletak pada ujung tanaman. Setiap malai bercabang, mempunyai empat

macam bunga, yaitu satu bunga primer, dua bunga sekunder, empat bunga tersier,

serta delapan bunga kuartener.29

2.3.3 Kandungan utama stroberi yang berperan sebagai pemutih gigi

Tanaman ini memiliki kandungan asam elagat (ellagic acid) dan asam

malat (malic acid) yang dapat memutihkan gigi. Bagian dari tanaman Stroberi

yang dapat digunakan untuk memutihkan gigi adalah buah dan daunnya.

Konsentrasi tujuh zat antioksidan yang terkandung dalam Strowberi lebih tinggi

dibandingkan buah atau sayuran lain, sehingga Stroberi merupakan buah yang

24
efektif mencegah proses oksidasi pada tubuh. Dengan demikian Stroberi juga

dapat memperlambat proses penuaan.2.27

Ellagitanin yang terkandung di dalam asam elagat buah Stroberi dapat

memutihkan gigi. Reaksi yang terjadi pada senyawa ini ialah reaksi oksidasi

dimana asam elagat melepaskan elektron yang dapat berikatan dengan zat yang

menyebabkan perubahan warna pada email. Adanya perbedaan kelektronegatifan

diantara oksigen dan hidrogen pada gugus OH- yang lebih besar dibandingkan

CO- dan OH- pada gugus COOH menyebabkan gugus OH- akan lebih mudah

putus dan menghasilkan radikal H+. Radikal H+ yang terbentuk kemudian

berikatan dengan 3 molekul C tersier yang terdapat pada email gigi yang

mengalami diskolorasi. Ikatan ini menyebabkan terjadinya gangguan konjugasi

elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik email sehingga

terbentuk molekul organik email dengan struktur tidak jenuh. Setelah radikal

hidrogen dilepaskan, asam elagat melepaskan 4 radikal OH- yang dapat

mengganggu struktur tidak jenuh dari email tersebut menjadi struktur jenuh

dengan warna lebih terang. 2

25
BAB III

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

3.1 Kerangka Teori

Warna Gigi
 Trauma  Merokok
pulpa
 Makanan
Intrinsik Ekstrinsik
 Karies
 OH buruk
 Obat-
 Minuman
obatan Diskolorisasi

Bleaching

Kimia Herbal

Apel dan Stroberi


Hydrogen Karbamid
Peroksida peroksida

Asam malat Asam elegat

Keterangan :
Pemutih gigi
: Bingkai Penelitian

: Kandungan Buah Kekerasan email


gigi
: Reaksi Oksidasi
Microhardness
: Reaksi Reduksi tester

26
3.2 Kerangka Konsep

Gigi Post Ekstraksi

Kontrol Pemutihan Gigi

Perendaman Aplikasi Gel Apel


Dalam Larutan Dan Gel Stroberi
Saline Selama 24
jam

30 menit 60 menit 120 menit

Reaksi Oksidasi

Microhardness
Tester

Reaksi Reduksi

Kekerasan Email
Gigi
Keterangan :

: Variable Sebab

: Variabel kendali

: Variabel Antara

: Variabel Akibat

27
BAB IV

METODE PENELITIAN

4. 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah eksperimental laboratories.

4. 2. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang di lakukan adalah pre and post test with control

group dan control time series

4. 3. Lokasi Penelitian

1. Dental Care Clinic

2. Laboratorium Metalurgi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar.

3. Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar.

4. 4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan November-Desember 2016.

4. 5. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan pada penelitian ini mewakili gigi permanen insisivus,

caninus, premolar dan molar rahang atas manusia yang telah didapatkan dari

dental care clinic. Sampel gigi yang diekstraksi di bersihkan dan di rendam larutan

saline, di pilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

28
4.6 Teknik pengambilan sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode

purposive sampling.

4.7 Besar sampel

Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah sampel

yang telah di pilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu 6 sampel auadest

sebagai control negatif, 6 sampel perlakuan gel apel dan 6 sampel perlakuan

gel stroberi jadi, total besar sampel yang digunakan adalah 18 sampel.

4.7. Kriteria Sampel

1.7.1 Kriteria Inklusi

1. Unsur gigi permanen insisivus, caninus, premolar, dan molar rahang atas.

2. Unsur gigi yang utuh.

3. Unsur gigi yang tidak ada tambalan.

4.7.2. Kriteria Eksklusi

1. Unsur gigi yang pernah mengalami perawatan bleaching.

2. Unsur gigi mengalami perawatan saluran akar.

4.8. Variabel Penelitian

4.8.1. Variabel menurut fungsinya

1. Variabel sebab : Aplikasi gel apel dan gel stroberi

2. Variabel akibat : Kekerasan email gigi

3. Variabel antara : Reaksi oksidasi dan reaksi reduksi

4. Variabel kendali : Lama penekanan Rockwell Hardness Tester

5. Variabel tak terkendali : Variasi komposisi dan struktur gigi

29
6. Variabel moderator : Jenis buah, umur buah

7. Variabel random : Cara penyimpanan gel apel dan gel stroberi

4.9. Definisi Operasional

Definisi operasional variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebaga berikut:

a. Gel apel adalah gel yang dibuat dari ekstrak buah apel segar yang didapatkan dari

perkebunan yang akan diaplikasikan pada permukaan email gigi sebagai bahan alami

pemutih gigi.

b. Gel stroberi adalah gel yang dibuat dari ekstrak buah stroberi segar yang didapatkan

dari perkebunan buah stroberi di Malino yang akan diaplikasikan pada permukaan

email gigi sebagai bahan alami pemutih gigi.

c. Pemutihan gigi adalah proses aplikasi pada permukaan email gigi dengan

menggunakan gel apel dan gel stroberi yang dilakukan secara sebelum dan sesudah

perlakuan dalam control waktu .

d. Kekerasan email gigi adalah lapisan terluar dari gigi yang akan di aplikasikan gel apel

dan gel stroberi dan kemudian diamati perubahan kekerasan email gigi

menggunakan alat Rockwell Hardness Tester dengan satuan kg/mm2.

e. Rockwell Hardness Tester adalah sebuah alat uji yang digunakan untuk mengukur

nilai kekerasan dari berbagai material yang terdiri dari indentor untuk membuat

jejas pada material yang diuji untuk menentukan angka kekerasan.

30
4.10. Bahan dan Alat Penelitian

4.10.1 Bahan Penelitian

1. Gigi permanen insisivus, caninus, premolar dan molar rahang atas

2. Ekstrak etanol buah stroberi dan buah apel

3. Karbopol 940 (Brataco Chemical®)

4. Propilenglikol

5. Etanol 96%

6. Nipagin

7. Larutan NaOH 10%

8. Gel apel

9. Gel stroberi

10. Bubuk pumice

11. Larutan normal saline

12. Aquades

13. Tissue

4.10.2 Alat Penelitian

1. Minidrill

2. Bur brush

3. Mikrobrush

4. Air blower (pus-pus)

5. Stopwatch

6. Botol penyimpanan

7. Nierbeken

31
8. Timbangan analitik

9. Lumpang dan alu

10. Spatel

11. Pipet mikro (Biohit proline®)

12. Pinset

13. Alat-alat gelas laboratorium

14. Resin epopsi

15. Rockwell Hardness Tester

4.11 Prosedur penelitian

4.11.1 Penyiapan ekstrak etanol buah apel dan stroberi

1. Masing-masing buah sebanyak 1000 gram.

2. Masing-masing buah apel dan stroberi tersebut dibuat ekstrak dengan cara

maserasi.

3. Masing-masing buah apel dan stroberi tersebut dihancurkan dengan menggunakan

mortal.

4. Kemudian masing-masing buah apel dan stroberi ditambahkan pelarut etanol 96%

lalu dimasukkan ke dalam wadah steril, ditutup dan dibiarkan selama dua hari

terlindung dari cahaya sambil diaduk.

5 Setelah 2 hari buah apel dan buah stroberi yang telah tercampur dengan etanol

96% disaring sehingga didapatkan maserat.

6 Ampas hasil maserasi ditambahkan lagi dengan pelarut etanol 96% dengan

menggunakan prosedur yang sama untuk mendapatkan maserat yang jernih (hasil

maserat pertama + hasil maserat kedua).

32
7 Semua maserat etanol yang jernih dicampur dan diuapkan dengan menggunakan

alat rotary evaporator pada temperatur ±40º C sampai diperoleh ekstrak etanol

kental sebanyak 10 ml.

4.11.2 Pembuatan gel apel dan gel stroberi

1. Karbopol 940 sebanyak 1,2 g didispersikan dimasukkan kedalam lumpang;

2. Tambahkan air suling sebanyak 29,46 ml, digerus cepat sampai terbentuk larutan

yang jernih;

3. Kemudian tambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 1,68 ml, digerus pelan hingga

terbentuk massa gel (Massa gel 1);

4. Nipagin sebanyak 0,06 g dilarutkan dalam sebagian etanol 96% sebanyak 0,3 g

kemudian dimasukkan kedalam massa gel 1, Diambil ekstrak etanol buah stroberi

sebanyak 3,6 g kemudian dilarutkan dengan sisa etanol 96% sebanyak 5.7 g dan

ditambahkan propilenglikol sebanyak 18 g, kemudian dicampur dan diaduk;

5. Setelah rata dicampurkan ke massa gel 1 dan diaduk sampai homogeny

4.11.3 Persiapan sampel

1. Sampel gigi yang baru diekstraksi disimpan di dalam larutan normal saline untuk

menjaga kondisi gigi agar tidak rusak.

2. Bersihkan permukaan mahkota gigi dari debris, kalkulus dan kotoran lainnya

dengan menggunakan bur brush dan pumice.

3. Gigi dibilas dengan aquades. Masukkan seluruh gigi ke dalam wadah yang berisi

aquadest. Kemudian, dilakukan pengulangan sebanyak dua kali sehingga

permukaan gigi menjadi bersih.

33
4. Ambil unsur gigi satu per satu menggunakan pinset, lalu keringkan menggunakan

tissue dan air blower (pus-pus).

5. Unsur gigi kemudian dibersihkan, kemudian secara random di bagi menjadi tiga

kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 sampel.

6. Sampel di tanam dalam balok resin epopsi.

7. Permukaan bagian bukal menghadap ke atas di bagian tengah balok resin epopsi,

setelah penananman sampel selesai setiap sampel di beri tanda (nomor urut) untuk

setiap kelompok.

4.11.4 Pengaplikasian sampel

Sebelum di lakukan pengaplikasian gel terhadap masing-masing sampel maka

pertama di lakukan pengukuran kekerasan permukaan email gigi dan di catat, yang

merupakan kekerasan awal sebelum di beri perlakuan.

Adapun cara pengukuran sampel yaitu meletakkan sampel pada anvil,

kemudian memutar handel anvil untuk menghantarkan sampel sampai menyentuh

indentor, selanjutnya diberikan beban awal (preliminary force) dengan memutar handel

anvil sampai jarum kecil pada skala tepat menunjuk puncak segitiga hitam, setelah itu

dimulai memberikan beban 60g selama 5 detik dengan menggerakkan handel beban

kedepan, tarik kembali handel beban ke posisi awal, mengambil sampel kemudian

sampel diamati sesuai posisi jarum penunjuk yg di berikan, maka akan terlihat gambar

bentuk belah ketupat, kemudian panjang diagonalnya diukur langsung dengan

micrometer yang ada pada pada lensa okuler. Kemudian hasil pengukuran panjang

diagonal di ambil rata-ratanya. 31

Sehinggah didapatkan nilai kekerasan permukaan sampel, dan berlaku untuk

semua kelompok sampel. Selanjutnya sampel kelompok 1 diaplikasikan aquadest hingga

34
seluruh permukaan labial gigi dan di biarkan selama 30 menit dan setelah 30 menit,

sampel dibersihkan dari larutan aquadest secara hati-hati dan di lakukan pengukuran

kekerasan permukaan dan di catat, sampel kemudian diaplikasikan kembali selama 30

menit dan di lakukan pengukuran kekerasan permukaan sampel yang merupakan

pengukuran 60 menit perendaman. Sampel di rendam kembali selama 60 menit dan di

lakukan pengukuran kembali yang merupakan pengukuran setelah 120 menit yang

sudah di aplikasikan. kelompok yang lain di lakukan seperti dengan kelompok 1,

perbedaan terletak pada bahan perlakuan dan cara pengalikasiannya, pada kelompok 2

bahan perlakuan gel apel dan kelompok 3 gel stroberi dengan cara aplikasi di setiap

perlakuan. Setiap sampel di lakukan pengukuran 3 kali. Kemudian data yang di peroleh

ditabulasi dan dianalisis.

4.12 Pengolahan Data

4.12.1. Jenis data

Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer.

4.12.2. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi

20 for Windows.

4.12.3 Analisis data

Data dianalisis dengan menggunakan uji Levene untuk mengetahui

homogenitas varians, uji t untuk mengetahui perbedaan kekerasan mikro pada

setiap periode antar kelompok, uji Analysis of Variance (ANOVA) satu arah

untuk mengetahui perbedaan kekerasan mikro dalam setiap kelompok dan uji

35
least significant differences (LSD) untuk mengetahui perbedaan kekerasan mikro

pada setiap periode dalam kelompok.

4.12.4. Penyajian data

Data di sajikan dalam bentuk table dan grafik.

36
BAB V

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian mengenai perbedaan tingkat kekerasan

permukaan email gigi setelah aplikasi gel apel dan gel stroberi. Sesuai

rekomendasi persetujuan etik dengan nomor 1553/HO4.8.4.5.31/PP36-

kometik/2016 dan nomor register UH16121176, peneliti dapat melakukan

penelitian eksperimental laboratoris yang dilakukan di Laboratorium Metalurgi

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dan Laboratorium Fitokimia Fakultas

Farmasi Universitas Hasanuddin di Kota Makassar. Penelitian dilakukan pada

bulan November - Desember 2016. Sampel merupakan semua gigi yang telah

diekstraksi yang diperoleh pada klinik gigi di kota Makassar pada saat penelitian

berlangsung dan memenuhi kriteria seleksi sampel. Jumlah sampel diperoleh

sebanyak 18 sampel.

Penelitian ini melakukan pengukuran kekerasan email gigi dengan

menggunakan alat uji kekerasan permukaan (Rockwell hardness tester)

memberikan beban tekanan sebesar 60g selama 5 detik dan menggunakan metode

pengukuran vicker hardness tester dengan satuan kg/mm2. Uji kekerasan email

gigi menggunakan metode vicker hardness berbentuk belah ketupat. Bentuk belah

ketupat tersebut diukur nilai diameter satu (d1) dan diameter dua (d2), kemudian

dihitung dalam rumus sehingga di dapatkan hasil rata-rata (Rumus: Hv = 1,854

(P/ (d rat x d rat)). Setiap uji kondisi dengan waktu dan beban yang sama

37
dilakukan sebanyak 4 kali, yakni pada pengamatan awal(baseline), pengamatan 30

menit, pengamatan 60 menit, dan pengamatan 120 menit. Setiap kelompok

berjumlah sama banyak, yakni masing-masing enam sampel setiap kelompok.

Kelompok kontrol pada penelitian ini menggunakan gel aquadest. Nilai uji

kekerasan dilihat di skala ukur pada Rockwell hardness tester.Data setiap uji

kekerasan dari spesimen diakumulasikan dengan metode vickers.Selanjutnya,

seluruh hasil penelitian dikumpulkan dan dilakukan pengolahan dan analisis data

dengan menggunakan program SPSS versi 20 (SPSS Inc., Chicago, IL, USA).

Hasil penelitian di tampilkan dalam tabel distribusi dan diagram sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi sampel berdasarkan intervensi gel apel dan gel stroberi
Intervensi Gel Frekuensi (n) Persen (%)
Gel apel 6 33.33

Gel stroberi 6 33.33

Gel aquadest (kontrol) 6 33.33

18 100%
Total

Tabel 5.1 menunjukkan distribusi sampel penelitian berdasarkan intervensi

gel. Pada peneltian , jumlah sampel yang diberikan intervensi pada dasarnya sama

banyak. Terlihat pada tabel 1, sampel yang diberikan intervensi gel apel sebanyak

enamsampel (33,33). Selain itu, juga diperlihatkan bahwa sampel yang diberikan gel

stroberi sebanyak enam sampel (33.3%) juga. Adapun, sampel kontrol atau sampel yang

diberikan gel aquadest sebanyak enam sampel (33.3%).

38
Tabel 5.2.Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi tiap waktu observasi berdasarkan
intervensi gel apel dan gel stroberi
Kekerasan email gigi
Intervensi Gel Baseline 30 menit 60 menit 120 menit
p-value
Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD
Gel apel 67.81 ± 13.02 72.56 ± 4.58 71.83 ± 6.33 66.51 ± 5.29 0.302a

Gel stroberi 75.26 ± 12.71 69.42 ± 6.91 70.37 ± 10.46 62.68 ± 3.58 0.237a

Gel aquadest (kontrol) 71.01 ± 11.57 70.21 ± 7.00 69.56 ± 10.65 66.18 ± 5.92 0.239a

Ket: Uji Normalitas; Shapiro-Wilk test: p>0.05, distribusi data normal


*Repeated Anovatest: p>0.05: significant

Gambar 5.1. Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi pada masing-masing
intervensi gel apel dan gel stroberi berdasarkan waktu observasi

Tabel 5.2 menunjukkan distribusi dan perbedaan rata-rata nilai kekerasan email

gigi tiap waktuobservasi berdasarkan intervensi gel. Hasil penelitian memperlihatkan

bahwa pada kelompok sampel yang diberikan gel memiliki rata-rata kekerasan email gigi

sebesar 67.81 pada baseline, 72.56 setelah observasi 30 menit, 71.83 setelah observasi

60 menit, dan setelah observasi 120 menit, terlihat nilai kekerasan email gigi menurun

menjadi 66.51. Walaupun demikian, hasil uji statistik menunjukkan nilai p:0.302

(p>0.05), hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan kekerasan email gigi signifikan

39
pada kelompok sampel yang diberikan gel apel. Hasil penelitian juga memperlihatkan

kelompok sampel yang diberikan intervensi gel stroberi.Pada pengamatan awal, nilai

kekerasan gel stroberi menacapai 75.26.Adapun, setelah 30 menit, nilai kekerasan email

gigi kelompok gel stroberi menjadi 69.42 dan setelah 60 menit menjadi 70.37. Setelah

120 menit, nilai kekerasan email gigi kelompok sampel gel stroberi menurun menjadi

62.68. Hasil uji statistik memperlihatkan nilai p:0.237 (p>0.05), hal ini sejalan dengan

intervensi gel apel, yakni tidak terdapat perbedaan kekerasan email gigi yang signifikan

antara baseline, 30 menit, 60 menit, dan waktu pengamatan 120 menit pada kelompok

sampel yang diberikan intervensi gel stroberi. Selanjutnya, terlihat hasil pengamatan

intervensi gel aquadest yang menunjukkan nilai kekerasan email gigi sebesar 71.01 pada

pengamatan awal, 70.21 pada 30 menit, 69.56 pada 60 menit, dan 66.18 pada 120

menit. Pada kelompok kontrol juga ditemukan nilai p:0.239 (p>0.05), yang berarti data

tersebut terdistribusi normal. Hal ini menunjukkan tingkat normalitas kekerasan pada

email gigi kelompok gel aquadest adalah normal.

Tabel 5.3. Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi sampel antara intervensi gel apel
dan gel stroberi pada waktu pengamatan baseline, 30 menit, 60 menit, dan
120 menit
Kekerasan Vickers (Vickers Hardness)
Intervesi Gel Baseline 30 menit 60 menit 120 menit
Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD
Gel apel 67.81 ± 13.02 72.56 ± 4.58 71.83 ± 6.33 66.51 ± 5.29

Gel stroberi 75.26 ± 12.71 69.42 ± 6.91 70.37 ± 10.46 62.68 ± 3.58

Gel aquadest (kontrol) 71.01 ± 11.57 70.21 ± 7.00 69.56 ± 10.65 66.18 ± 5.92

p-value 0.594 0.673 0.914 0.368

Ket: Uji Normalitas; Shapiro-Wilk test: p>0.05, distribusi data normal


*One way Anovatest: p>0.05: significant

40
Gambar 5.2. Distribusi rata-rata nilai kekerasan email gigi pada waktu baseline, 30
menit, 60 menit, dan 120 menit antara intervensi gel apel, gel
stroberi dan aquadest

Tabel 5.3 dan gambar 5.2 menunjukkan distribusi dan perbedaan rata-rata nilai

kekerasan email gigi sampel antara intervensi gel pada waktu pengamatan baseline, 30

menit, 60 menit, dan 120 menit nilai kekerasan paling rendah ditemukan pada kelompok

intervensi gel. Hasil penelitian menunjukkan pada pengamatan awal, nilai kekerasan

email gigi gel stroberi paling tinggi di antara kelompok lainnya, yakni mencapai 75.26,

sedangkan intervensi gel apel memiliki nilai kekerasan email gigi paling rendah, yakni

hanya sebesar 67.81. Namun, tidak ditemukan perbedaan kekerasan yang signifikan

pada pengamatan awal (p:0.594; p>0.05). Pada pengamatan 30 menit, terlihat nilai

kekerasan emal gigi tertinggi ditemukan pada kelompok gel apel, yakni mencapai 72.56,

sedangkan stroberi, yakni hanya sebesar 69.42. Sejalan dengan pengamatan awal,

ditemukan nilai p>0.05 (p:0.673), yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan

kekerasan email gigi yang signifikan antara kelompok intervensi gel apel, gel stroberi,

dan aquadest.

41
Pada pengamatan 60 menit, hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok gel

apel masih menempati posisi paling tinggi diantara kelompok lainnya, yaitu sebesar

71.83. Adapun Kelompok gel stroberi memiliki nilai rata-rata sebesar 70.37, sedangkan

kelompok aquadest (kontrol) menempati nilai kekerasan email gigi paling rendah

diantara kelompok yang lain, yaitu 69.56. Terlihat nilai p:0.914 (p>0.05), yang berarti

bahwa tidak terdapat perbedaan nilai kekerasan email gigi yang signifikan pada

pengamatan 60 menit. Adapun, pada pengamatan 120 menit, nilai kekerasan gel apel

masih paling tinggi diantara kelompok lainnya, yakni sebesar 66.51. sedangkan terlihat

nilai kekerasan gel stroberi kembali menurun pada tingkatan paling rendah, yaitu hanya

mencapai 62.68. Hasil penelitian menunjukkan nilai p>0.05, yang berarti tidak

ditemukan perbedaan yang signifikan antara kekerasan email gigi setelah aplikasi gel

apel, gel stroberi, dan gel aquadest pada pengamatan 120 menit.

42
BAB VI

PEMBAHASAN

Email merupakan lapisan terluar gigi berwarna putih keabu-abuan,

transparan, memiliki kekuatan tarik 100kg/cm2 dan ketahanan komprei 21-

3500kg/cm2. Komposisi email gigi berdasarkan berat terdiri atas zat organik

(95%), organik (1%), dan air (4%).30Email dapat larut saat berkontak dengan

asam sehingga larutnya sebagian atau keseluruhan mineral email akan

menurunkan kekerasan permukaan gigi dan meningkatkan kekasaran permukaan

gigi.32

Pemutihan gigi atau yang lebih dikenal dengan istilah bleaching adalah

suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna sampai mendekati warna

gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi yang tujuan utamanya adalah

mengembalikan fungsi estetika pada seseorang.Selain hidrogen peroksida dan

karbamid peroksida, buah apel dan buah stroberi adalah salah satu bahan alami

yang saat ini dapat digunakan untuk memutihkan kembali gigi yang telah berubah

warna.7

Dalam penelitian in vitro M. Chair Effendi dkk (2013) di jelaskan bahwa

apel (Malus sylvestris Mill) varietas Anna memiliki kemampuan untuk memutihkan

gigi karena mengandung asam malat, yaitu zat dengan kadar tertentu dapat

melarutkan noda pada gigi. Sedangkan Dalam penelitian in vitro oleh Juwita

Margaretha, dkk (2009) dijelaskan bahwa stroberi dapat memutihkan gigi yang

direndam dalam pasta buahstroberi selama 2 minggu namun perubahan warna

43
enamel yang lebih tinggi pada kelompok yang direndam dalam karbamid

peroksida 10%.Stroberi memiliki kandungan asam elagat (ellagic acid) dan asam

malat (malic acid) yang dapat memutihkan gigi.7

Asam malat dikatakan terlibat dalam proses terjadinya erosi. Asam ini

dapat mengikat kalsium pada gigi dan menyebabkan porositas Crystal enamel

yang berdampak pada terjadinya erosi gigi yang selanjutnya akan menurunkan

kekerasan permukaan gigi.9

Uji kekerasan biasanya dilakukan pada sifat fisik material dan dilakukan

dengan tujuan mengukur kekerasan dari gigi. Metode ini sangat mudah, cepat dan

hanya membutuhkan area kecil pada permukaan suatu spesimen. Dengan

menggunaan teknik ini, permukaan spesimen ditekan dengan diamond indenter

(Knoop atau Vickers) pada periode waktu tertentu. Dari hasil korespondensi,

didapat batas 3 proporsional nilai tekannya yaitu 16.800, 21.000, dan 34.200 psi.

Berdasarkan penelitian Chanya Chaennaron et al tahun 2009 didapatkan

hasil uji kekerasan email dan dentin rata-rata yang menggunakan Knoop dan

Vickers microhardness tester yaitu untuk email, rata-rata nilai Hardness Number

Knoop (KHN) yaitu 315.7-354.1 kg.mm-2 dan nilai Hardness Number Vickers

(VHN) yaitu 316.0-328.4 kg.mm-2 sedangkan untuk dentin, nilai KHN yaitu

55.2-61.6 kg.mm-2 dan niai VHN yaitu 45.7-54.9 kg.mm-2.31

Pada penelitian ini menggunakan rancanganpre and post test with control

groupdan control time series. Penelitian ini digunakan 6 sampel untuk setiap

perlakuan, yaitu 6 sampel aquadestsebagai control negatif, 6 sampel perlakuan gel

apel dan 6 sampel perlakuan gel stroberi. Masing-masing sampel mendapatkan

44
perlakuan sebelum, 30 menit, 60 menit dan 120 menit. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan kekerasan permukaan email gigi stelah aplikasi gel apel

dan gel stroberi.Setelah di lakukan pengaplikasian gel stroberi, kemudian di

lakukan pengujian kekerasan email gigi menggunakan alat Rockwell Hadrness

Tester dengan metode vicker hadrness.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan

menggunakan alat Rockwell Hadrness Tester ditemukan adanya perubahan pada

pengamatan 120 menit, nilai kekerasan gel apel masih paling tinggi diantara

kelompok lainnya, yakni sebesar 66.51. sedangkan terlihat nilai kekerasan gel

stroberi kembali menurun pada tingkatan paling rendah, yaitu hanya mencapai

62.68. Hasil penelitian menunjukkan nilai p>0.05, yang berarti tidak ditemukan

perbedaan yang signifikan antara kekerasan email gigi setelah aplikasi gel apel,

gel stroberi, dan gel aquadest. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa gel apel

dan gel stroberi yang digunakan sebagai bahan alami pemutih gigi terdapat

penurunan kekerasan permukaan email gigi.

Menurunnya kekerasan permukaan email kemungkinan disebabkan oleh

adanya reaksi oksidasi dari buah apel dan buah stroberi, radikal bebas dari oksigen

memecah campuran cincin karbon organik berukuran besar yang terdapat pada

email menjadi rantai molekul yang lebih kecil. Pemakaian bahan pemutih gigi

yang mengandung hidrogen peroksida dalam jangka waktu yang melebihi

kemampuan merubah wama gigi dapat memecah material organik menjadi

karbondioksida dan air, menyebabkan hilangnya matriks email gigi.

45
BAB VII

PENUTUP

7.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang kekerasan permukaan email gigi

setelah aplikasi gel apel dan gel stroberi maka ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Gel apel dan gel stroberi tidak ada perbedaan signifikan antara aplikasi gel apel dan

gel stroberi terhadap penurunan kekerasan email gigi.

2. Penurunan tingkat kekerasan yang tertinggi terjadi pada penggunaan bahan

pemutih gigi gel stroberi di bandingkan gel apel.

7.2 SARAN

Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian dengan

menggunakan metode uji kekerasan yang berbeda dan diperlukan juga penelitian

lebih lanjut tentang tingkat konsentrasi dari ekstrak apel dan ekstrakstroberi yang di

butuhkan untuk pembuatan gel apel dan gel stroberi yang aman dan efektif digunakan

sebagai bahan pemutih gigi yang berasal dari alam.

46
DAFTAR PUSTAKA

1. Effendi,M.C, Nugraeni Y, Puspasari N. Pengaruh pemberian jus apel (Malus

Sylvestris Mill) varietas anna pada gigi yang telah direndam larutan kopi terhadap

pemutihan gigi secara in vitro. Malang : Universitas Brawijaya; 2011 : 1-7

2. Juwita M. Perubahan warna email gigi setelah aplikasi pasta buah stroberi dan gel

karbamid peroksida 10%. Surabaya : Universitas Airlangga; 2008. P. 16.

3. Dudea D, dkk. The use of scaning electron microscope in evaluating the effect of a

bleaching agent on the email surface. Romanian Journal of Morphology and

Embriology; 2009:50 (3) 435-40.

4. Fauziah C, Fitriani S, Diansari V. Colour change of enamel after application of

averrhoa bilimbi. Journal of dentistry Indonesia.2012;19:53-6.

5. Santoso P, Devi R, Meizarini A. Kekerasan permukaan email setelah aplikasi gel

karbamid peroksida 10% dan pasta buah strowbery. Dentofacial Jurnal Kedokteran

gigi; 2009: 8 (2): 119-24.

6. Maylina IK, Teti E. Pengaruh konsentrasi natrium benzoate dan kondisi paseurisasi

(Suhu dan Waktu) terhadap karakteristik minuman sari apel berbagai varietas.

Jurnal Pangan dan Agroindustri; 2015: 3 (2): 523-29

7. Margaretha J, Rianti D, Meizarini A. Perubahan warna enamel gigi setelah aplikasi

pasta buah stroberi dan gel karbamid peroksida 10% (Effect of strawberry paste

and carbamide perokside gel 10% towards the brightness enamel tooth. Material

Dental Journal; 2009: 1 (1): 16-20.

47
8. Schaart JG, dkk. Identification and characterization of MYB-bWD40 regulatory

complexes controlling proanthocyanidin byosinthesis in strawberry (fragariaa x

ananassa) fruits.new phitologist; 2013:197: 454-67.

9. Marcella MA, Wahyudi IA, Puspita RM, Effect of coffe, tea, and milk consumption

on tooth surface hardness (in vitro study). Jurnal PDGI; 2014:63 (1): 15-18.

10. Harty RJ, Ogston R. Kamus kedokteran gigi. Jakarta: EGC; 1995. hal. 107, 126,159.

11. Zubaidah Alatas. biodosimetri retrospektif pada gigi dengan elektron paramagnetik

resonance. Jakarta: 2006. hal.3-5.

12. Eva F, Ismu S, Hendarlin S. Kandungan unsur fluorida pada email gigi tetap muda

yang ditumpat semen ionomer kaca dan kompomer. Indonesian Journal of

Dentistry. 15 (3): p. 205-6.

13. Richard E. Walton. Principles and Practice of Endodontics. Jakarta : EGC; 1997. P.

506-511

14. Putri Megananda, Herijulianti Eliza, Nurjannah Neneng. Ilmu pencegahan penyakit

jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC; 2009. hal 170-9.

15. Habar Eddy. Pencegahan dekalsifikasi email setelah perawatan ortodonsi.

Dentofasial; 2009: 8 (1): p. 2.

16. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC:2000. p. 518-20.

17. Joiner, Andrew. Review of the effects of peroxide on enamel and dentin

properties.2007 35 (1): p. 889-90.

18. Louis I. Grossman. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Jakarta : EGC; 1995. P. 295-7.

19. Itjingningsih: Anatomi Gigi. Jakarta : EGC; 1995

20. Poggio C. Protective effect on enamel demineralization of a CPP-ACP paste An AFM

in vitro Study. J Dent 2009; 37:949-54.

48
21. Mahoney EK, Kilpatrick NM. Dental Erosion : Part 1. Aetology and prevalence of

dental erosion. New Zealand dent J 2003; 99 (2) : 33-39.

22. Razak FA, Rahimb NS, Roslib SN. Erosive effect of sport drinks of tooth enamel.Int J

Of Biochemistry 2014; 374-380

23. PrasetyoEA. keasaman minuman ringan menurunkn kekerasan pemukaan gigi.Maj

Ked Gigi (Dent J); 2005:38 (2) p.60-61.

24. Yulianti sufrida, dkk. Khasiiat dan manfaat apel. Agro media; 2007: pp: 7-10, 12, 14,

22-31

25. Khurniyati. Karakteristik Minuman Sari Apel Berbagai Varietas.Jurnal Pangan Agro

Industri. 2005: 3 (2) :523-529.

26. Jeanelle B, Liu HR. Apple phytochemicals and their health benefits. Nutrition

journal. 2004. p 1-1

27. Deni R. Strowberi. Universitas Kristen Petra; Jakarta: 2005. p.2-15

28. Robert R. Stroberi. Departemen Bidang Pendayagunaan dan Permasyarakatan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi; Jakarta: 2008. P. 1-7

29. Rukmana R. Stroberi, budidaya dan pasca panen. Yogyakarta : Kanisius Media ;

1998: p. 12-5

30. Sabir, Ardo. Pengaruh larutan ekstrak etanol propolis (EEP) terhadap kekerasan

mikro email gigi manusia (in vitro). J.Dent. 2007; 2 2(3): p.75-9

31. Chanya C, Pojjanut B, Paitoon D. Effect of indentation load and time on knoop

and vickers microhardness tests for enamel and dentin. 2009; 12 (4): p. 473-4

32. Adhani R, dkk. Effect ph on demineralization dental erosion, intj of chem engineer

and app (IJCEA) 2015; 6(2):138-141

49
Lampiran bahan dan alat

Gambar 1. Buah apel Gambar 2. Buah stroberi

Gambar 3. Nipagin 100gr Gambar 4.aquadest

Gambar 5. Alkohol 96% Gambar 6. Karbopol 940

50
Gambar 7. Prophylene glycol Gambar 8. lumpang dan alu

Gambar 9. Gelas ukur Gambar 10. Larutan NaOH 10%

Gambar 11. Buah Apel dihancurkan 12. Buah Stoberi di hancurkan


kemudian di kemudian ditambahkan pelarut etanol Gambar tambahkan pelarut
etanol
51
Gambar 13. Ampas maserat disaring Gambar 14. Maserat buah
diuapkan dalam rotary
evaporator.

Gambar 15. Hasil Meserasi Buah Apel Gambar 16. Hasil meserasi
Buah Storberi

52
Gambar 17.Ektrak buah apel ditambahkan gambar 18. Ekstak Buah
Stoberi ditambah

ke massa gel kan Ke Massa gel

Gambar 19. Hasil pembuatan gel apel dan gel stroberi

Gambar 20. Penanaman gigi di resin epopsi

53
Gambar 21. Cara mengaplikasikan sampel gel apel

gambar 22. Sebelum diaplikasikan gel apel

gambar 23. Sampel diaplikasikan gel apel

Gambar 24. Sesudah diaplikasi gel apel


54
Gambar 25. Cara mengaplikasikan sampel gel stroberi

Gambar 26. Sebelum diaplikasikan gel stroberi

Gambar 27. Sampel di aplikasikan gel stroberi

Gambar 28. Sesudah diaplikasikan gel stroberi


55
Gambar 29. alat uji kekerasan email gigi

Gambar 30. alat pengukuran luas skala metodevickers

56
DATASET ACTIVATE DataSet0.
DATASET CLOSE DataSet1.
SORT CASES BY Intervensi.
SPLIT FILE LAYERED BY Intervensi.
EXAMINE VARIABLES=HV_baseline HV_30s HV_60s HV_120s
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.

Explore

Notes

Output Created 24-AUG-2017 16:43:14


Comments
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Input
Split File Intervensi
N of Rows in Working Data
18
File
User-defined missing values
Definition of Missing for dependent variables are
treated as missing.
Missing Value Handling Statistics are based on cases
with no missing values for
Cases Used
any dependent variable or
factor used.
EXAMINE
VARIABLES=HV_baseline
HV_30s HV_60s HV_120s
/PLOT BOXPLOT
STEMLEAF NPPLOT
Syntax /COMPARE GROUPS
/STATISTICS
DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Processor Time 00:00:06.62
Resources
Elapsed Time 00:00:00.00

57
[DataSet0]

Case Processing Summary

Intervensi Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N

HV_baseline 6 100.0% 0 0.0% 6

HV_30s 6 100.0% 0 0.0% 6


Gel apel
HV_60s 6 100.0% 0 0.0% 6

HV_120s 6 100.0% 0 0.0% 6

HV_baseline 6 100.0% 0 0.0% 6

HV_30s 6 100.0% 0 0.0% 6


Gel stroberi
HV_60s 6 100.0% 0 0.0% 6

HV_120s 6 100.0% 0 0.0% 6

HV_baseline 6 100.0% 0 0.0% 6

HV_30s 6 100.0% 0 0.0% 6


Gel aquades (kontrol)
HV_60s 6 100.0% 0 0.0% 6

HV_120s 6 100.0% 0 0.0% 6

Case Processing Summary

Intervensi Cases

Total

Percent

HV_baseline 100.0%

HV_30s 100.0%
Gel apel
HV_60s 100.0%

HV_120s 100.0%

HV_baseline 100.0%

Gel stroberi HV_30s 100.0%

HV_60s 100.0%

58
HV_120s 100.0%

HV_baseline 100.0%

HV_30s 100.0%
Gel aquades (kontrol)
HV_60s 100.0%

HV_120s 100.0%

Descriptives

Intervensi Statistic Std. Error

Mean 67.8119 5.31660

Lower Bound 54.1451


95% Confidence Interval for
Mean
Upper Bound 81.4786

5% Trimmed Mean 68.6025

Median 73.7404

Variance 169.597

HV_baseline Std. Deviation 13.02295

Minimum 43.44
Gel apel
Maximum 77.95

Range 34.52

Interquartile Range 17.77

Skewness -1.723 .845

Kurtosis 2.758 1.741

Mean 72.5613 1.87204

HV_30s Lower Bound 67.7491


95% Confidence Interval for
Mean
Upper Bound 77.3736

59
5% Trimmed Mean 72.3805

Median 72.3875

Variance 21.027

Std. Deviation 4.58554

Minimum 67.40

Maximum 80.98

Range 13.58

Interquartile Range 5.32

Skewness 1.365 .845

Kurtosis 2.921 1.741

Mean 71.8366 2.58436

Lower Bound 65.1933


95% Confidence Interval for
Mean
Upper Bound 78.4799

HV_60s 5% Trimmed Mean 71.3970

Median 69.8253

Variance 40.073

Std. Deviation 6.33036

Descriptives

Intervensi Statistic Std. Error

Gel apel HV_60s Minimum 67.40

Maximum 84.19

Range 16.79

Interquartile Range 7.94

Skewness 2.002 .845

60
Kurtosis 4.247 1.741

Mean 66.5106 2.16203

Lower Bound 60.9530


95% Confidence Interval for
Mean
Upper Bound 72.0683

5% Trimmed Mean 66.7145

Median 67.3968

Variance 28.046

HV_120s Std. Deviation 5.29586

Minimum 56.96

Maximum 72.39

Range 15.42

Interquartile Range 7.41

Skewness -1.276 .845

Kurtosis 2.313 1.741

Mean 75.2613 5.19217

Lower Bound 61.9144


95% Confidence Interval for
Mean
Upper Bound 88.6082

5% Trimmed Mean 75.7876

Median 79.4673

Variance 161.752
Gel stroberi HV_baseline
Std. Deviation 12.71817

Minimum 53.46

Maximum 87.59

Range 34.13

Interquartile Range 21.13

Skewness -1.175 .845

61
Kurtosis .714 1.741

HV_30s Mean 69.4200 2.82395

Descriptives

Intervensi Statistic Std. Error

Gel stroberi HV_30s Lower Bound 62.1608


95% Confidence Interval for
Mean
Upper Bound 76.6792

5% Trimmed Mean 69.2550

Median 68.6150

Variance 47.848

Std. Deviation 6.91722

Minimum 60.83

Maximum 80.98

Range 20.15

Interquartile Range 10.51

Skewness .768 .845

Kurtosis 1.011 1.741

Mean 70.3767 4.27428

Lower Bound 59.3893


95% Confidence Interval for
Mean
Upper Bound 81.3641

5% Trimmed Mean 70.3545


HV_60s
Median 68.6110

Variance 109.617

Std. Deviation 10.46981

Minimum 56.96

62
Maximum 84.19

Range 27.22

Interquartile Range 20.36

Skewness .254 .845

Kurtosis -1.323 1.741

Mean 62.6816 1.46373

Lower Bound 58.9190


95% Confidence Interval for
Mean
Upper Bound 66.4443

5% Trimmed Mean 62.7373


HV_120s
Median 62.9050

Variance 12.855

Std. Deviation 3.58538

Minimum 56.96

Descriptives

Intervensi Statistic Std. Error

Gel stroberi HV_120s Maximum 67.40

Range 10.43

Interquartile Range 5.81

Skewness -.484 .845

Kurtosis .562 1.741

Mean 71.0181 4.72363

Lower Bound 58.8756


95% Confidence Interval for
Mean
Gel aquades (kontrol) HV_baseline Upper Bound 83.1605

5% Trimmed Mean 70.9779

Median 71.2451

63
Descriptives

Variance 133.876

Std. Deviation 11.57049

Minimum 55.17

Maximum 87.59

Range 32.42

Interquartile Range 19.39

Skewness .076 .845

Kurtosis -.565 1.741

Mean 70.2160 2.86037

Lower Bound 62.8632


95% Confidence Interval for
Mean
Upper Bound 77.5688

5% Trimmed Mean 69.7244

Median 67.3968

Variance 49.090

HV_30s Std. Deviation 7.00645

Minimum 65.09

Maximum 84.19

Range 19.09

Interquartile Range 6.60

Skewness 2.203 .845

Kurtosis 5.074 1.741

Mean 69.5695 4.35166


HV_60s
95% Confidence Interval for
Lower Bound 58.3833
Mean

64
Intervensi Statistic Std. Error

Gel aquades (kontrol) HV_60s 95% Confidence Interval for


Upper Bound 80.7558
Mean

5% Trimmed Mean 69.2687

Median 69.8253

Variance 113.621

Std. Deviation 10.65934

Minimum 56.96

Maximum 87.59

Range 30.62

Interquartile Range 16.33

Skewness .793 .845

Kurtosis 1.156 1.741

Mean 66.1890 2.41783

Lower Bound 59.9738


95% Confidence Interval for
Mean
Upper Bound 72.4042

5% Trimmed Mean 66.3571

Median 66.2448

Variance 35.075

HV_120s Std. Deviation 5.92244

Minimum 56.96

Maximum 72.39

Range 15.42

Interquartile Range 10.97

Skewness -.496 .845

Kurtosis -.382 1.741

65
Tests of Normality

a
Intervensi Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df

HV_baseline .304 6 .088 .788 6

HV_30s .348 6 .022 .850 6


Gel apel
HV_60s .299 6 .102 .742 6
*
HV_120s .233 6 .200 .902 6
*
HV_baseline .250 6 .200 .896 6
*
HV_30s .167 6 .200 .968 6
Gel stroberi
*
HV_60s .188 6 .200 .948 6
*
HV_120s .192 6 .200 .972 6
*
HV_baseline .138 6 .200 .990 6

HV_30s .356 6 .017 .684 6


Gel aquades (kontrol)
*
HV_60s .229 6 .200 .926 6
*
HV_120s .186 6 .200 .932 6

Tests of Normality

a
Intervensi Shapiro-Wilk

Sig.

HV_baseline .046

HV_30s .158
Gel apel
HV_60s .017

HV_120s .384

HV_baseline .353

HV_30s .880
Gel stroberi
HV_60s .722

HV_120s .908

Gel aquades (kontrol) HV_baseline .990

66
HV_30s .004

HV_60s .550

HV_120s .592

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

HV_baseline

Stem-and-Leaf Plots

HV_baseline Stem-and-Leaf Plot for

Intervensi= Gel apel

Frequency Stem & Leaf

1.00 Extremes (=<43)

1.00 6. 2

.00 6.

1.00 7. 2

3.00 7 . 557

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

HV_baseline Stem-and-Leaf Plot for

67
Intervensi= Gel stroberi

Frequency Stem & Leaf

1.00 5. 3

1.00 6. 7

1.00 7. 7

3.00 8 . 047

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

HV_baseline Stem-and-Leaf Plot for

Intervensi= Gel aquades (kontrol)

Frequency Stem & Leaf

1.00 5. 5

2.00 6 . 27

2.00 7 . 57

1.00 8. 7

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

68
Normal Q-Q Plots

69
Detrended Normal Q-Q Plots

70
Boxplots

71
72
HV_30s

73
Stem-and-Leaf Plots

HV_30s Stem-and-Leaf Plot for

Intervensi= Gel apel

Frequency Stem & Leaf

2.00 6 . 79

3.00 7 . 222

1.00 Extremes (>=81)

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

HV_30s Stem-and-Leaf Plot for

Intervensi= Gel stroberi

Frequency Stem & Leaf

74
4.00 6 . 0579

1.00 7. 2

1.00 8. 0

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

HV_30s Stem-and-Leaf Plot for

Intervensi= Gel aquades (kontrol)

Frequency Stem & Leaf

5.00 6 . 57779

1.00 Extremes (>=84)

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

75
Normal Q-Q Plots

76
77
Detrended Normal Q-Q Plots

78
79
80
Boxplots

81
82
83
HV_60s

84
Stem-and-Leaf Plots

HV_60s Stem-and-Leaf Plot for

Intervensi= Gel apel

Frequency Stem & Leaf

4.00 6 . 7799

1.00 7. 2

1.00 Extremes (>=84)

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

HV_60s Stem-and-Leaf Plot for

Intervensi= Gel stroberi

Frequency Stem & Leaf

85
1.00 5. 6

3.00 6 . 279

.00 7.

2.00 8 . 04

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

HV_60s Stem-and-Leaf Plot for

Intervensi= Gel aquades (kontrol)

Frequency Stem & Leaf

1.00 5. 6

3.00 6 . 099

1.00 7. 2

1.00 8. 7

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)


86
Normal Q-Q Plots

87
88
Detrended Normal Q-Q Plots

89
90
91
Boxplots

92
93
94
HV_120s

95
Stem-and-Leaf Plots

HV_120s Stem-and-Leaf Plot for

Intervensi= Gel apel

Frequency Stem & Leaf

1.00 Extremes (=<57)

4.00 6 . 5779

1.00 7. 2

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

HV_120s Stem-and-Leaf Plot for

Intervensi= Gel stroberi

Frequency Stem & Leaf

96
1.00 5. 6

3.00 6 . 022

2.00 6 . 57

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

HV_120s Stem-and-Leaf Plot for

Intervensi= Gel aquades (kontrol)

Frequency Stem & Leaf

1.00 5. 6

3.00 6 . 257

2.00 7 . 22

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

97
Normal Q-Q Plots

98
99
Detrended Normal Q-Q Plots

100
101
102
Boxplots

103
104
105
DESCRIPTIVES VARIABLES=HV_baseline HV_30s HV_60s HV_120s

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptives

106
Notes

Output Created 24-AUG-2017 16:44:25

Comments

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>
Input

Split File Intervensi

N of Rows in Working Data


18
File

User defined missing values


Definition of Missing
are treated as missing.
Missing Value Handling
All non-missing data are
Cases Used
used.

DESCRIPTIVES
VARIABLES=HV_baseline
HV_30s HV_60s HV_120s
Syntax

/STATISTICS=MEAN
STDDEV MIN MAX.

Processor Time 00:00:00.02


Resources
Elapsed Time 00:00:00.00

[DataSet0]

107
Descriptive Statistics

Intervensi N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

HV_baseline 6 43.44 77.95 67.8119 13.02295

HV_30s 6 67.40 80.98 72.5613 4.58554

Gel apel HV_60s 6 67.40 84.19 71.8366 6.33036

HV_120s 6 56.96 72.39 66.5106 5.29586

Valid N (listwise) 6

HV_baseline 6 53.46 87.59 75.2613 12.71817

HV_30s 6 60.83 80.98 69.4200 6.91722

Gel stroberi HV_60s 6 56.96 84.19 70.3767 10.46981

HV_120s 6 56.96 67.40 62.6816 3.58538

Valid N (listwise) 6

HV_baseline 6 55.17 87.59 71.0181 11.57049

HV_30s 6 65.09 84.19 70.2160 7.00645

Gel aquades (kontrol) HV_60s 6 56.96 87.59 69.5695 10.65934

HV_120s 6 56.96 72.39 66.1890 5.92244

Valid N (listwise) 6

GLM HV_baseline HV_30s HV_60s HV_120s

/WSFACTOR=waktu 4 Polynomial

108
/METHOD=SSTYPE(3)

/EMMEANS=TABLES(OVERALL)

/EMMEANS=TABLES(waktu) COMPARE ADJ(BONFERRONI)

/CRITERIA=ALPHA(.05)

/WSDESIGN=waktu.

General Linear Model

Notes

Output Created 24-AUG-2017 16:47:43

Comments

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>
Input

Split File Intervensi

N of Rows in Working Data


18
File

User-defined missing values


Missing Value Handling Definition of Missing
are treated as missing.

109
Statistics are based on all
Cases Used cases with valid data for all
variables in the model.

GLM HV_baseline HV_30s


HV_60s HV_120s

/WSFACTOR=waktu 4
Polynomial

/METHOD=SSTYPE(3)

/EMMEANS=TABLES(OVER
Syntax
ALL)

/EMMEANS=TABLES(waktu)
COMPARE
ADJ(BONFERRONI)

/CRITERIA=ALPHA(.05)

/WSDESIGN=waktu.

Processor Time 00:00:00.06


Resources
Elapsed Time 00:00:00.00

[DataSet0]

Within-Subjects Factors

Measure: MEASURE_1

110
waktu Dependent
Variable

1 HV_baseline

2 HV_30s

3 HV_60s

4 HV_120s

a
Multivariate Tests

Intervensi Effect Value F Hypothesis df Error df

b
Pillai's Trace .658 1.928 3.000 3.000

b
Wilks' Lambda .342 1.928 3.000 3.000
Gel apel waktu
b
Hotelling's Trace 1.928 1.928 3.000 3.000

b
Roy's Largest Root 1.928 1.928 3.000 3.000

b
Pillai's Trace .713 2.490 3.000 3.000

b
Wilks' Lambda .287 2.490 3.000 3.000
Gel stroberi waktu
b
Hotelling's Trace 2.490 2.490 3.000 3.000

b
Roy's Largest Root 2.490 2.490 3.000 3.000

b
Pillai's Trace .712 2.467 3.000 3.000

b
Wilks' Lambda .288 2.467 3.000 3.000
Gel aquades (kontrol) waktu
b
Hotelling's Trace 2.467 2.467 3.000 3.000

b
Roy's Largest Root 2.467 2.467 3.000 3.000

111
a
Multivariate Tests

Intervensi Effect Sig.

Pillai's Trace .302

Wilks' Lambda .302


Gel apel waktu
Hotelling's Trace .302

Roy's Largest Root .302

Pillai's Trace .237

Wilks' Lambda .237


Gel stroberi waktu
Hotelling's Trace .237

Roy's Largest Root .237

Pillai's Trace .239

Wilks' Lambda .239


Gel aquades (kontrol) waktu
Hotelling's Trace .239

Roy's Largest Root .239

a. Design: Intercept

Within Subjects Design: waktu

b. Exact statistic

a
Mauchly's Test of Sphericity

Measure: MEASURE_1

Intervensi Within Subjects Effect Mauchly's W Approx. Chi- df Sig.

112
Square

Gel apel waktu .134 7.489 5 .200

Gel stroberi waktu .290 4.612 5 .478

Gel aquades (kontrol) waktu .241 5.298 5 .395

a
Mauchly's Test of Sphericity

Measure: MEASURE_1

Intervensi Within Subjects Effect Epsilon

Greenhouse- Huynh-Feldt Lower-bound


Geisser

Gel apel waktu .465 .588 .333

Gel stroberi waktu .605 .930 .333

Gel aquades (kontrol) waktu .658 1.000 .333

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent variables is
a
proportional to an identity matrix.

a. Design: Intercept

Within Subjects Design: waktu

b. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are
displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.

Tests of Within-Subjects Effects

Measure: MEASURE_1

113
Intervensi Source Type III Sum of df Mean Square
Squares

Sphericity Assumed 158.925 3 52.975

Greenhouse-Geisser 158.925 1.394 114.002


waktu
Huynh-Feldt 158.925 1.765 90.045

Lower-bound 158.925 1.000 158.925


Gel apel
Sphericity Assumed 970.854 15 64.724

Greenhouse-Geisser 970.854 6.970 139.285


Error(waktu)
Huynh-Feldt 970.854 8.825 110.014

Lower-bound 970.854 5.000 194.171

Sphericity Assumed 482.647 3 160.882

Greenhouse-Geisser 482.647 1.814 266.042


waktu
Huynh-Feldt 482.647 2.789 173.058

Lower-bound 482.647 1.000 482.647


Gel stroberi
Sphericity Assumed 749.583 15 49.972

Greenhouse-Geisser 749.583 9.071 82.636


Error(waktu)
Huynh-Feldt 749.583 13.945 53.754

Lower-bound 749.583 5.000 149.917

Sphericity Assumed 81.185 3 27.062

Greenhouse-Geisser 81.185 1.973 41.143


waktu
Gel aquades (kontrol) Huynh-Feldt 81.185 3.000 27.062

Lower-bound 81.185 1.000 81.185

Error(waktu) Sphericity Assumed 263.367 15 17.558

114
Greenhouse-Geisser 263.367 9.866 26.694

Huynh-Feldt 263.367 15.000 17.558

Lower-bound 263.367 5.000 52.673

Tests of Within-Subjects Effects

Measure: MEASURE_1

Intervensi Source F Sig.

Sphericity Assumed .818 .504

Greenhouse-Geisser .818 .437


waktu
Huynh-Feldt .818 .458

Lower-bound .818 .407


Gel apel
Sphericity Assumed

Greenhouse-Geisser
Error(waktu)
Huynh-Feldt

Lower-bound

Sphericity Assumed 3.219 .053

Greenhouse-Geisser 3.219 .091


waktu
Huynh-Feldt 3.219 .058

Lower-bound 3.219 .133


Gel stroberi
Sphericity Assumed

Greenhouse-Geisser
Error(waktu)
Huynh-Feldt

Lower-bound

115
Sphericity Assumed 1.541 .245

Greenhouse-Geisser 1.541 .261


waktu
Huynh-Feldt 1.541 .245

Lower-bound 1.541 .269


Gel aquades (kontrol)
Sphericity Assumed

Greenhouse-Geisser
Error(waktu)
Huynh-Feldt

Lower-bound

Tests of Within-Subjects Contrasts

Measure: MEASURE_1

Intervensi Source waktu Type III Sum of df Mean Square F


Squares

Linear 6.427 1 6.427 .097

waktu Quadratic 152.270 1 152.270 2.109

Cubic .229 1 .229 .004


Gel apel
Linear 332.341 5 66.468

Error(waktu) Quadratic 360.959 5 72.192

Cubic 277.554 5 55.511

Linear 405.883 1 405.883 6.577

Gel stroberi waktu Quadratic 5.155 1 5.155 .077

Cubic 71.609 1 71.609 3.379

116
Linear 308.557 5 61.711

Error(waktu) Quadratic 335.049 5 67.010

Cubic 105.977 5 21.195

Linear 68.707 1 68.707 5.473

waktu Quadratic 9.973 1 9.973 .627

Cubic 2.505 1 2.505 .103


Gel aquades (kontrol)
Linear 62.775 5 12.555

Error(waktu) Quadratic 79.579 5 15.916

Cubic 121.013 5 24.203

Tests of Within-Subjects Contrasts

Measure: MEASURE_1

Intervensi Source waktu Sig.

Linear .768

waktu Quadratic .206

Cubic .951
Gel apel
Linear

Error(waktu) Quadratic

Cubic

Linear .050

waktu Quadratic .793


Gel stroberi
Cubic .125

Error(waktu) Linear

117
Quadratic

Cubic

Linear .066

waktu Quadratic .464

Cubic .761
Gel aquades (kontrol)
Linear

Error(waktu) Quadratic

Cubic

Tests of Between-Subjects Effects

Measure: MEASURE_1

Transformed Variable: Average

Intervensi Source Type III Sum of df Mean Square F Sig.


Squares

Intercept 116527.567 1 116527.567 1804.580 .000


Gel apel
Error 322.866 5 64.573

Intercept 115708.973 1 115708.973 635.223 .000


Gel stroberi
Error 910.775 5 182.155

Intercept 115087.390 1 115087.390 412.514 .000


Gel aquades (kontrol)
Error 1394.950 5 278.990

118
Estimated Marginal Means

1. Grand Mean

Measure: MEASURE_1

Intervensi Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Gel apel 69.680 1.640 65.464 73.897

Gel stroberi 69.435 2.755 62.353 76.517

Gel aquades (kontrol) 69.248 3.409 60.484 78.013

2. waktu

Estimates

Measure: MEASURE_1

Intervensi waktu Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

119
1 67.812 5.317 54.145 81.479

2 72.561 1.872 67.749 77.374


Gel apel
3 71.837 2.584 65.193 78.480

4 66.511 2.162 60.953 72.068

1 75.261 5.192 61.914 88.608

2 69.420 2.824 62.161 76.679


Gel stroberi
3 70.377 4.274 59.389 81.364

4 62.682 1.464 58.919 66.444

1 71.018 4.724 58.876 83.161

2 70.216 2.860 62.863 77.569


Gel aquades (kontrol)
3 69.570 4.352 58.383 80.756

4 66.189 2.418 59.974 72.404

Pairwise Comparisons

Measure: MEASURE_1

a
Intervensi (I) waktu (J) waktu Mean Difference Std. Error Sig. 95% Confidence
(I-J) Interval for
a
Difference

Lower Bound

2 -4.749 6.999 1.000 -34.282

1 3 -4.025 5.251 1.000 -26.182


Gel apel
4 1.301 5.545 1.000 -22.096

2 1 4.749 6.999 1.000 -24.783

120
3 .725 3.148 1.000 -12.557

4 6.051 2.443 .336 -4.255

1 4.025 5.251 1.000 -18.132

3 2 -.725 3.148 1.000 -14.006

4 5.326 2.501 .519 -5.227

1 -1.301 5.545 1.000 -24.699

4 2 -6.051 2.443 .336 -16.356

3 -5.326 2.501 .519 -15.878

2 5.841 4.310 1.000 -12.342

1 3 4.885 5.792 1.000 -19.555

4 12.580 4.480 .226 -6.323

1 -5.841 4.310 1.000 -24.025

2 3 -.957 2.750 1.000 -12.562

4 6.738 2.350 .210 -3.175


Gel stroberi
1 -4.885 5.792 1.000 -29.324

3 2 .957 2.750 1.000 -10.648

4 7.695 3.829 .604 -8.462

1 -12.580 4.480 .226 -31.482

4 2 -6.738 2.350 .210 -16.652

3 -7.695 3.829 .604 -23.853

2 .802 2.975 1.000 -11.751

1 3 1.449 1.409 1.000 -4.498


Gel aquades (kontrol)
4 4.829 2.699 .801 -6.557

2 1 -.802 2.975 1.000 -13.355

121
3 .646 2.229 1.000 -8.760

4 4.027 2.161 .728 -5.090

Pairwise Comparisons

Measure: MEASURE_1

Intervensi (I) waktu (J) waktu 95% Confidence Interval for


Difference

Upper Bound

2 24.783

1 3 18.132

4 24.699

1 34.282

2 3 14.006

4 16.356
Gel apel
1 26.182

3 2 12.557

4 15.878

1 22.096

4 2 4.255

3 5.227

2 24.025

1 3 29.324
Gel stroberi
4 31.482

2 1 12.342

122
3 10.648

4 16.652

1 19.555

3 2 12.562

4 23.853

1 6.323

4 2 3.175

3 8.462

2 13.355

1 3 7.395

4 16.215
Gel aquades (kontrol)
1 11.751

2 3 10.053

4 13.144

Pairwise Comparisons

Measure: MEASURE_1

a
Intervensi (I) waktu (J) waktu Mean Difference Std. Error Sig. 95% Confidence
(I-J) Interval for
a
Difference

Lower Bound

Gel aquades (kontrol) 1 -1.449 1.409 1.000 -7.395

3 2 -.646 2.229 1.000 -10.053

4 3.381 2.712 1.000 -8.064

123
1 -4.829 2.699 .801 -16.215

4 2 -4.027 2.161 .728 -13.144

3 -3.381 2.712 1.000 -14.825

Pairwise Comparisons

Measure: MEASURE_1

Intervensi (I) waktu (J) waktu 95% Confidence Interval for


Difference

Upper Bound

Gel aquades (kontrol) 1 4.498

3 2 8.760

4 14.825

1 6.557

4 2 5.090

3 8.064

Based on estimated marginal means

a. Adjustment for multiple comparisons: Bonferroni.

Multivariate Tests

Intervensi Value F Hypothesis df Error df Sig.

a
Gel apel Pillai's trace .658 1.928 3.000 3.000 .302

124
a
Wilks' lambda .342 1.928 3.000 3.000 .302

a
Hotelling's trace 1.928 1.928 3.000 3.000 .302

a
Roy's largest root 1.928 1.928 3.000 3.000 .302

a
Pillai's trace .713 2.490 3.000 3.000 .237

a
Wilks' lambda .287 2.490 3.000 3.000 .237
Gel stroberi
a
Hotelling's trace 2.490 2.490 3.000 3.000 .237

a
Roy's largest root 2.490 2.490 3.000 3.000 .237

a
Pillai's trace .712 2.467 3.000 3.000 .239

a
Wilks' lambda .288 2.467 3.000 3.000 .239
Gel aquades (kontrol)
a
Hotelling's trace 2.467 2.467 3.000 3.000 .239

a
Roy's largest root 2.467 2.467 3.000 3.000 .239

Each F tests the multivariate effect of waktu. These tests are based on the linearly independent pairwise
comparisons among the estimated marginal means.

a. Exact statistic

SPLIT FILE OFF.

ONEWAY HV_baseline HV_30s HV_60s HV_120s BY Intervensi

/STATISTICS HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=TUKEY ALPHA(0.05).

125
Oneway

Notes

Output Created 24-AUG-2017 17:19:43

Comments

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>
Input

Split File <none>

N of Rows in Working Data


18
File

User-defined missing values


Definition of Missing
are treated as missing.

Missing Value Handling Statistics for each analysis


are based on cases with no
Cases Used
missing data for any variable
in the analysis.

126
ONEWAY HV_baseline
HV_30s HV_60s HV_120s
BY Intervensi

/STATISTICS
Syntax HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=TUKEY
ALPHA(0.05).

Processor Time 00:00:00.09


Resources
Elapsed Time 00:00:00.00

[DataSet0]

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

HV_baseline .019 2 15 .982

HV_30s .470 2 15 .634

HV_60s .705 2 15 .510

HV_120s .662 2 15 .530

ANOVA

127
Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 167.559 2 83.780 .540 .594

HV_baseline Within Groups 2326.126 15 155.075

Total 2493.685 17

Between Groups 32.004 2 16.002 .407 .673

HV_30s Within Groups 589.828 15 39.322

Total 621.832 17

Between Groups 15.844 2 7.922 .090 .914

HV_60s Within Groups 1316.559 15 87.771

Total 1332.403 17

Between Groups 54.133 2 27.067 1.069 .368

HV_120s Within Groups 379.882 15 25.325

Total 434.015 17

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Tukey HSD

Dependent Variable (I) Intervensi (J) Intervensi Mean Difference Std. Error

128
(I-J)

Gel stroberi -7.44947 7.18969


Gel apel
Gel aquades (kontrol) -3.20620 7.18969

Gel apel 7.44947 7.18969


HV_baseline Gel stroberi
Gel aquades (kontrol) 4.24327 7.18969

Gel apel 3.20620 7.18969


Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi -4.24327 7.18969

Gel stroberi 3.14132 3.62040


Gel apel
Gel aquades (kontrol) 2.34529 3.62040

Gel apel -3.14132 3.62040


HV_30s Gel stroberi
Gel aquades (kontrol) -.79602 3.62040

Gel apel -2.34529 3.62040


Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi .79602 3.62040

Gel stroberi 1.45986 5.40896


Gel apel
Gel aquades (kontrol) 2.26702 5.40896

Gel apel -1.45986 5.40896


HV_60s Gel stroberi
Gel aquades (kontrol) .80717 5.40896

Gel apel -2.26702 5.40896


Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi -.80717 5.40896

Gel stroberi 3.82901 2.90548


Gel apel
Gel aquades (kontrol) .32161 2.90548
HV_120s
Gel apel -3.82901 2.90548
Gel stroberi
Gel aquades (kontrol) -3.50740 2.90548

129
Gel apel -.32161 2.90548
Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi 3.50740 2.90548

Multiple Comparisons

Tukey HSD

Dependent Variable (I) Intervensi (J) Intervensi Sig. 95% Confidence


Interval

Lower Bound

Gel stroberi .566 -26.1245


Gel apel
Gel aquades (kontrol) .897 -21.8812

Gel apel .566 -11.2255


HV_baseline Gel stroberi
Gel aquades (kontrol) .827 -14.4317

Gel apel .897 -15.4688


Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi .827 -22.9183

Gel stroberi .668 -6.2626


Gel apel
Gel aquades (kontrol) .796 -7.0586

Gel apel .668 -12.5452


HV_30s Gel stroberi
Gel aquades (kontrol) .974 -10.1999

Gel apel .796 -11.7492


Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi .974 -8.6079

Gel stroberi .961 -12.5898


Gel apel
Gel aquades (kontrol) .908 -11.7826
HV_60s
Gel apel .961 -15.5095
Gel stroberi
Gel aquades (kontrol) .988 -13.2424

130
Gel apel .908 -16.3166
Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi .988 -14.8568

Gel stroberi .407 -3.7179


Gel apel
Gel aquades (kontrol) .993 -7.2253

Gel apel .407 -11.3759


HV_120s Gel stroberi
Gel aquades (kontrol) .467 -11.0543

Gel apel .993 -7.8685


Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi .467 -4.0395

Multiple Comparisons

Tukey HSD

Dependent Variable (I) Intervensi (J) Intervensi 95% Confidence


Interval

Upper Bound

Gel stroberi 11.2255


Gel apel
Gel aquades (kontrol) 15.4688

Gel apel 26.1245


HV_baseline Gel stroberi
Gel aquades (kontrol) 22.9183

Gel apel 21.8812


Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi 14.4317

Gel stroberi 12.5452


Gel apel
Gel aquades (kontrol) 11.7492
HV_30s
Gel apel 6.2626
Gel stroberi
Gel aquades (kontrol) 8.6079

131
Gel apel 7.0586
Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi 10.1999

Gel stroberi 15.5095


Gel apel
Gel aquades (kontrol) 16.3166

Gel apel 12.5898


HV_60s Gel stroberi
Gel aquades (kontrol) 14.8568

Gel apel 11.7826


Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi 13.2424

Gel stroberi 11.3759


Gel apel
Gel aquades (kontrol) 7.8685

Gel apel 3.7179


HV_120s Gel stroberi
Gel aquades (kontrol) 4.0395

Gel apel 7.2253


Gel aquades (kontrol)
Gel stroberi 11.0543

Homogeneous Subsets

HV_baseline

Tukey HSD

132
Intervensi N Subset for alpha
= 0.05

Gel apel 6 67.8119

Gel aquades (kontrol) 6 71.0181

Gel stroberi 6 75.2613

Sig. .566

Means for groups in homogeneous subsets are


displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

HV_30s

Tukey HSD

Intervensi N Subset for alpha


= 0.05

Gel stroberi 6 69.4200

Gel aquades (kontrol) 6 70.2160

Gel apel 6 72.5613

Sig. .668

Means for groups in homogeneous subsets are


displayed.

133
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

HV_60s

Tukey HSD

Intervensi N Subset for alpha


= 0.05

Gel aquades (kontrol) 6 69.5695

Gel stroberi 6 70.3767

Gel apel 6 71.8366

Sig. .908

Means for groups in homogeneous subsets are


displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

HV_120s

Tukey HSD

Intervensi N Subset for alpha


= 0.05

Gel stroberi 6 62.6816

134
Gel aquades (kontrol) 6 66.1890

Gel apel 6 66.5106

Sig. .407

Means for groups in homogeneous subsets are


displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147

Anda mungkin juga menyukai