Makassar
SKRIPSI
J 111 12 122
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
PERBEDAAN LAJU ALIRAN SALIVA ANTARA
Makassar
SKRIPSI
Oleh
J111 12 122
MAKASSAR
2015
ii
iii
iv
Perbedaan jumlah aliran saliva
ABSTRAK
Latar Belakang: Penelitian dilakukan pada murid Sekolah Dasar Inpres Toddopuli Kota
Makassar. Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bagian yang penting dari kesehatan
tubuh seseorang secara keseluruhan. Masalah yg ditemukan pada masyarakat dalam hal
kesehatan gigi dan mulut adalah karies gigi pada anak. Beberapa cara dilakukan untuk
mengurangi jumlah populasi bakteri di dalam mulut yaitu rajin menyikat gigi dan mengunyah
permen karet. Permen karet terdapat beberapa jenis yang dijual dipasaran yaitu xylitol dan
sukrosa. Terjadinya karies dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti banyaknya jumlah
aliran saliva, keasaman saliva, dll. Maka perlu diketahui dengan mengunyah permen karet
dengan dua bahan yaitu xylitol dan sukrosa yang paling baik dalam mencegah karies pada anak.
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui perbedaan dari laju aliran saliva saat mengunyah
permen karet xylitol dan permen karet Sukrosa pada murid Sekolah Dasar Inpres Toddopuli
Kota Makassar. Metode Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan metode
studi Quase eksperimental dengan jenis design pre and post-test design with control group.
Sampel ditentukan sesuai dengan kriteria sampel yakni anak usia 9 – 12 tahun, memiliki gigi
karies superficial, dan karies media minimal tiga gigi, tidak mengkonsumsi permen karet lain 60
menit sebelum diteliti, serta bersedia menjadi sampel penelitian dan Bersedia mengikuti instruksi
peneliti. Setelah menentukan sampel lalu didapatkan masing-masing 30 sampel pada kelas 4, 5,
dan 6. Sampel diminta mengunyah permen karet xylitol pada hari pertama dan pada hari kedua
mengunyah permen karet sukrosa masing-masing selama 5 menit setelah itu saliva sampel
ditampung pada tabung centrifuge, setelah itu diamati jumlah saliva dan keasaman salivanya.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah aliran saliva dan keasaman antara
mengunyah permen karet xylitol dan permen karet sukrosa, yakni untuk jumlah aliran saliva ada
perbedaan 0.002 dan untuk nilai pH saliva yaitu 0.000 yang berarti nilai perbedaan signifikan.
Kesimpulan: Anak yang mengunyah permen karet Xylitol dapat menghasilkan produksi saliva
yang lebih banyak daripada permen karet sukrosa, dan permen karet sukrosa memiliki keasaman
yang lebih tinggi daripada permen karet xylitol. Keasaman dari saliva dalam rongga mulut secara
terus-menerus dapat menyebabkan demineralisasi pada gigi yang lama kelamaan akan
menimbulkan karies. Hal ini berarti permen karet sukrosa dapat memberi suasana asam dalam
saliva yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak. Dengan demikian, permen karet xylitol
dapat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak agar dapat mencegah karies sejak dini.
v
Differences In Salivary Flow Rate Between Chewing Gum Of Xylitol And Sucrose (At Grade
ABSTRACT
Background: Problems are found in the community about terms of oral health is dental caries in
children. Several methods are used to reduce the population of bacteria in the mouth is diligent
brushing and chewing gum. There are several types of chewing gum sold in the market, namely
xylitol and sucrose. Caries can be caused by various factors such as the large number of salivary
flow, salivary acidity, etc. Then it needs to be known by chewing gum with xylitol and sucrose
are most excellent to preventing caries in children. Purpose: to determine the difference of
salivary flow while chewing xylitol gum and bubble gum. Sucrose on SD Inpres Toddopuli
Makassar. Methods:This study is a qualitative research with Quase experimental studies
method, this type of design is pre- and post-test design with control group. Sample determined in
accordance with the criteria of the sample is children aged 9-12 years old, has a superficial
dental caries and caries media at least three teeth, another chewing gum does not consume
about 60 minutes before the investigation, and ready to be research samples and ready to follow
the instructions of researchers. After determining the sample then obtained 30 samples
respectively at grades 4, 5, and 6. On first day, samples requested to chewing gum with xylitol
and on the second day, chewing gum with sucrose each for 5 minutes after that saliva from
samples collected on a centrifuge tube, then observed number of saliva and saliva acidity.
Results : showed that there are differences in the amount of salivary flow and acidity between
chewing gum with xylitol and sucrose, there is difference in amount of salivary flow (0.002) and
for salivary pH value (0.000) which means the value of difference is significant. Conclusion: The
research found that children who chewed xylitol gum can produce more saliva than chewed
sucrose gum and sucrose gum had higher acidity than xylitol gum.
Keywords: gum, xylitol, sucrose, salivary flow, pH
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan berkah-Nya
sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi yang berjudul Perbedaan laju aliran saliva antara
mengunyah permen karet dan sukrosa pada siswa-siswi kelas 4, 5, Dan 6 SD Inpres Toddopuli
Kota Makassar) yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Salam dan shalawat senantiasa tercurah untuknya Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarga, sahabat, dan orang-orang yang masih istiqomah dijalan-Nya. Dengan bekal ilmu
Keberhasilan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, perhatian, bantuan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan
1. Ayahanda H.M. Jahja Chalid, ibunda Hj. Nur Umam, kakak-kakakku Adam
Pratama Chalid dan Ichsan Chalid serta kakak iparku Andi Dian Lestari dan
skripsi ini
2. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M.Kes, Sp.Pros Selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
3. Prof. Dr. drg. Sherly Horax, MS selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
vii
4. Dr. drg. Susilowati, SU Selaku Penasehat Akademik yang telah membimbing dari
5. Teman terbaik Mastikasi 2012, Teman Bagian IKGA, Teman Posko Kel. Bonto
Utami, Dwi Fitrah Ariani, Dian Mustika Hamid, St. Nur Asriani Zakaria, Jung
Zahrah Ramlan, Andi Riska Ulfasari, dan Citra Jasmin Cangara yang selalu
Dalam Penulisan skripsi ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
SURAT PERNYATAAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
ABSTRACT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .vi
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix
BAB I PENDAHULUAN
1.5 Hipotesa. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Saliva. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . 5
2.3.2.1 Sukrosa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
2.3.3.1 Xylitol. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
4.9.1 Alat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
4.9.2 Bahan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
BAB V HASIL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
xi
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
7.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi nilai rerata Saliva dan pH berdasarkan kelas . . . . . . . . . . . . . . . . . . .27
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bagian yang penting dari kesehatan
tubuh seseorang secara keseluruhan. Masalah yg ditemukan pada masyarakat dalam hal
kesehatan gigi dan mulut adalah karies gigi yang disebabkan oleh terlarutnya mineral
pada gigi oleh asam yang dihasilkan bakteri. Beberapa cara dilakukan untuk mengurangi
jumlah populasi bakteri di dalam mulut yaitu dengan menyikat gigi yang teratur, kumur
lidah.1
Saliva merupakan salah satu faktor penting dalam memelihara kesehatan gigi dan
mulut yang berperan dalam fungsi perlindungan. Perannya sebagai cairan yang melapisi
mukosa dan membantu melindungi jaringan mulut terhadap iritasi mekanis, termal dan
zat kimia. Fungsi perlindungan dilakukan dengan cara meningkatkan sekresi saliva yang
dapat diukur melalui laju aliran saliva.2 Jumlah aliran saliva yang dihasilkan dalam
mulut pun sangat mempengaruhi keadaan rongga mulut khususnya dalam terjadinya
karies gigi. Seseorang yang mengalami hiposalivasi akan memiliki resiko lebih tinggi
1
Adapun salah satu cara untuk mencegah karies yaitu mengunyah permen karet yang
Permen karet merupakan bolus yang dapat menyebabkan stimulus mekanis dan dapat
merangsang peningkatan sekresi saliva, sedangkan sensasi pengecapan rasa pedas dari
permen karet merupakan stimulus kimiawi yang juga dapat meningkatkan sekresi saliva .
Salah satu fungsi saliva yaitu sebagai self cleansing yang berarti dapat membersihkan
kuman pada rongga mulut. Sehingga dengan adanya rangsangan mekanis yaitu
mengunyah permen karet dapat membantu dalam mengurangi terjadinya karies pada gigi
karena adanya saliva yang membantu dalam mengurangi jumlah bakteri dalam rongga
Permen karet terdapat beberapa jenis bahan yang dijual dipasaran, seperti dari bahan
kalsium fosfat, dan masih banyak lagi lainnya. Di Indonesia permen karet yang manis
paling tinggi dikonsumsi oleh anak-anak. Gula terutama jenis sukrosa sudah lama
dikenal dan telah digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari baik di negara kita,
hal ini disebabkan karena beberapa keunggulan yang dimiliki sukrosa antara lain,
rasanya manis, tekstur dan bentuknya. Hal tersebut merupakan faktor yang
setiap tahun pada dekade terakhir. Peningkatan ini lebih besar dari pertambahan jumlah
2
Sedangkan xylitol telah digunakan sebagai pengganti gula pasir selama lebih dari
tiga puluh tahun. Xylitol telah disetujui oleh Administrasi Makanan dan Obat sejak tahun
1960-an dan aman digunakan untuk anak-anak. Sejak itu, telah biasa digunakan sebagai
pemanis dalam berbagai makanan dan produk makanan. Permen karet xylitol dengan
dengan stimulasi air liur, sangat mungkin untuk memberikan manfaat lebih lanjut dan
Dengan demikian, penelitian ini dilakukan menggunakan dua jenis permen karet yaitu
permen karet xylitol dan permen karet sukrosa oleh karena telah banyak tersebar di pasaran
dan telah banyak dikonsumsi oleh anak-anak, serta karena keterbatasan biaya dan waktu dari
peniliti. Dan penelitian mengunyah kedua jenis permen karet tersebut diharapkan dapat
mengidentifikasi perbedaan laju aliran saliva antara mengunyah permen karet xylitol dan
permen karet sukrosa yang lebih baik dan efektif untuk membantu mencegah timbulnya
1. Apakah ada pengaruh mengunyah permen karet xylitol dengan permen karet sukrosa
2. Apakah ada perbedaan dari jumlah laju aliran saliva ketika mengunyah permen karet
3. Berapa jumlah perbedaan laju saliva ketika mengunyah permen karet xylitol dengan
3
1.3 Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh mengunyah permen karet xylitol dengan permen karet
2. Untuk mengetahui perbedaan laju aliran saliva mengunyah permen karet xylitol dan
sukrosa
3. Untuk mengetahui jumlah perbedaan laju aliran saliva mengunyah permen karet
2. Menambah pengetahuan yang dapat berguna dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut anak.
1.5 Hipotesa
Ada pengaruh dan perbedaan antara mengunyah permen karet xylitol dan permen
4
BAB III
KERANGKA TEORI
Permen Karet
Xylitol
Mengunyah
MEKANIS makanan , Permen Karet
permen Probiotik
karet, dll
Faktor yang
dapat
mempengaruhi
sekresi saliva
NEURONAL
Keterangan:
PSIKIS
= Objek diteliti
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan pre and post-test design with control group.
Dimana:
r = banyaknya sampel.
r > 13
21
Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil 13, namun guna lebih mendapatkan hasil
penelitan yang lebih akurat, semakin banyak sampel maka semakin akurat hasil
penelitian, maka Jumlah subjek yang akan diteliti pada murid kelas 4, 5, dan 6 di SD
1. Usia 9 – 12 tahun
2. Memiliki gigi karies superficial, dan karies media minimal tiga gigi
perawatan Ortodontik
22
4.8 Definisi Operasional Variabel
tabung centrifuge
23
4.9 Alat dan bahan
4.9.1 Alat
a) Alat Diagnostik
b) Tabung centrifuge
c) Kertas strip pH
d) Stopwatch
4.9.2 Bahan
Penelitian ini dimulai dengan melakukan tahap survey di sekolah yang akan
dijadikan tempat penelitian, setelah itu peneliti memberi pemahaman kepada pihak sekolah
mengenai tujuan penelitian, kriteria anak yang diambil sampelnya dan tahapan penelitian.
Peneliti memberi surat izin penelitian kepada pihak sekolah untuk disetujui. Setelah pihak
sekolah menyetujui, peneliti memberi instruksi kepada anak-anak yang memenuhi kriteria
sampel yaitu keesokan hari sesudah sikat gigi agar tidak lagi memakan makanan ataupun
minum selain air mineral, sehingga penelitian dilaksanakan pada pagi hari guna
Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang anak pada masing-
masing kelas 4, 5, dan 6 sesuai kriteria sampel yang telah ditentukan. Penelitian hari
pertama, yaitu anak-anak pada kelas 4, 5, dan 6 dibagi menjadi dua kelompok yang
beranggotakan lima belas anak pada masing-masing kelompoknya. Kelompok pertama akan
24
mengunyah permen karet xylitol, sedangkan kelompok kedua mengunyah permen karet
permen karet xylitol dan sukrosa selama 5 menit yang dihitung menggunakan stopwatch.
Permen karet tersebut kemudian dibuang, anak diminta untuk mengumpulkan saliva
didalam mulut selama tiga menit yang akan ditampung pada tabung centrifuge yang
telah disiapkan dan sebelumnya telah diberi label agar tidak tertukar.
Setelah saliva terkumpul, peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan jumlah aliran
saliva yang dihasilkan sesuai nama pada label, peneliti juga mengamati pH saliva dari
tersebut selama beberapa detik lalu diamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
cara yang sama dengan penelitian sebelumnya, namun pemberian permen karet yang
berbeda. Kelompok pertama mengunyah permen karet sukrosa dan kelompok kedua
akan mengunyah permen karet Xylitol, sehingga peneliti dapat mengetahui benar
perbedaan jumlah aliran saliva dan kadar pH yang telah diamati pada penelitian hari
sebelumnya
25
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa anak yang
mengunyah permen karet Xylitol dapat menghasilkan produksi saliva yang lebih banyak
daripada permen karet sukrosa, dan permen karet sukrosa memiliki derajat keasaman yang lebih
rendah daripada permen karet xylitol. Derajat keasaman yang rendah dari saliva dalam rongga
mulut secara terus-menerus dapat menyebabkan demineralisasi pada gigi yang lama kelamaan
7.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan penelitian ini yaitu perlu diberi
pemahaman yang jelas terlebih dahulu agar anak dapat lebih kooperatif dalam mengikuti
prosedur penelitian, dan dengan adanya keterbatasan pada penelitian ini, peneliti berharap perlu
dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan permen karet jenis lainnya agar dapat
mengevaluasi serta memperoleh bahan permen karet yang lebih afektif untuk mencegah karies
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Shikhar K, Sogi H.P.S, Indushekar K.R. Comparative evaluation of the effects of xylitol
and sugar-free chewing gums on salivary and dental plaque pH in children. Journal of
Indian Society and preventive dentistry; 2013; 31: 240-4
3. Rodian M, Satari M.H, Rolleta E. Efek mengunyah permen karet yang mengandung
Sukrosa, Xylitol, Probiotik, terhadap volume, kecepatan, aliran, viskositas, pH, dan
jumlah koloni S. Mutans Saliva. Dentika Dental Journal; 2013; 16: 44-8
6. Edgar, W.M. Saliva: its secretion, composition and function. Br.Dent. J; 1992; 8:305-12
7. Angela A. Primary prevention in children with high caries risk. Dent. J; 2005; 38: 130–
4
8. Jansen BG. Oral biology. Chicago : Quintessence Publishing Co, Inc, 1995 : 460-502
9. Gavião, Maria Beatriz D. & Bilt, Andries Van der.. Salivary Secretion And Chewing :
Stimulatory Effects From Artificial And Natural Foods. Journal Of Applied Oral
Science; 2004; (2) : 159-163
10. Panu R. Salivary flow and composition in healthy and diseased adults; Helsinki, Finland;
2003
11. Navazesh M, Kumar SK. Measuring salivary flow :challenges and opportunities. J Am
Dent Assoc 2008 : 139(35S-40S) : 40-35
33
12. Lauralee, S. Fisiologi Manusia. Edisi 6.;2011, Jakarta: EGC. pp. 380-7
13. Amerongen, A.N. Ludah dan Kelenjar Ludah: Arti Penting bagi Kesehatan Gigi, Gadjah
Mada University Press: Yogyakarta. 6-22; 37-39
14. Poernomo SD. Metode Pendidikan Kesehatan Gigi. Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran
Gigi FKG UPDM. 2007; 4: 65-6
15. Laurence J. Clinical Aspects Of Salivary Biology For The Dental Clinician. Journal Minim
Interv Dent 2008; 1(1)
16. Chewing gum facts by Emma Greene. 2014. Available from: URL:
http://www.chewinggumfacts.com/chewing-gum-benefits/chewing-gum-negative-effects/
Diakses : 26 Agustus 2015
17. Burt BA. Relative consumption of Sucrose and other sugars: Has it been a factor in
reduced caries experiences caries res. 1993;27: 56-63
18. How many grams of sugar per day. 2015. Available from: URL: http://www.md-
health.com/How-Many-Grams-Of-Sugar-Per-Day.html Diakses : 24 Januari 2015
19. Ribelles L, Guinot J, Mayne A. Effects of xylitol chewing gum on salivary flow rate, pH,
buffering capacity, and presence of S. Mutans in Saliva
20. Makinen KK. History, safety and dental propereties of xylitol.2006:1-7: Available from:
URL: http://www.xylitol.org-drmakinen.html Diakses 17 Desember 2014
21. Lawalangy. Xylitol, zat anti karies. 2007 Des: 1-2: Available from: URL:
http://www.lawalangy.blogspot.com Diakses 17 Desember 2014
22. Pelydak. Xylitol-sweeten your smile. 2009. Available from: URL: http://xylitol.org
Diakses tanggal 17 Desember 2014
23. Rothen M. The wonder of xylitol. Dimension of Dental hygiene. 2005. Available from:
URL: http://dimensionsofdentalhygiene.com Diakses tanggal 17 Desember 2014
34
24. Imfeld T. Chewing Gum facts and fiction: a review of gum chewing and oral helath. Oral
biologi med. 1999. Available from: URL : http://cro.sagepub.com Diakses 17 Desember
2014
25. Holgerson PL. Xylitol and its effect on oral ecology (clinical studies in children and
adolescent). Umea: University Umea; 2007. Available from: URL: http://www.umu.diva-
portal.org. Diakses : 17 Desember 2014)
26. Sabir A. Peranan bahan pemanisa dan bahan pengganti gula dalam mencegah karies gigi.
Majalah Kedokteran Gigi Dental Journal; 2001; 34; 291-6
27. Niken probosari , Seno pradopo. Peran pengunyahan terhadap perubahan volume dan pH
saliva pada anak dengan gigi karies. Indonesian Journal of Dentistry; 2008; 13(2): 115-
118
28. Lakshmi A, Shandy S, Ria P, Boy M. Effect of xylitol with various concentration and
duration on the growth of candida albicans (in vitro study). Indonesian Journal of
Dentistry; 2010; 16(1) : 12-16
29. Nugrohowati, Inggrijani. Peran xylitol dalam proses karies. Majalah ceril FKG UGM;
2008; 9; 65-67
30. Arun S, Shobha D. Effect of sucrose in different commonly used pediatric medicines
upon plaque pH in human subjects. Journal of Indian Society of pedodontics and
preventive dentistry; 2011; 29(2); 144-148
31. Kumar A, Hedge R, Dixit U. Role of plaque in the clearance of salivary sucrose and its
influence on salivary pH. Journal of Indian Society of pedodontics and preventive
dentistry; 2011; 29(4); 310-314
35
LAMPIRAN
33
TABEL PENGAMATAN LAJU ALIRAN SALIVA KELAS IV
Kelompok 1
6. Riska 11 8 8 7 11.5 7
37
TABEL PENGAMATAN LAJU ALIRAN SALIVA KELAS IV
Kelompok 2
3. Meysia Z 14 7 5 7 16 7
6. Syahputra 8 8 2 6 5.5 8
7. Atalla 5.5 7 5 7 2 8
8. Faradiba 15 6 7 6 12.5 7
9. Dinda 5 8 5 7 3 7
38
TABEL PENGAMATAN LAJU ALIRAN SALIVA KELAS IV
Kelompok 3
2. Augiewiral 2 7 7 6 3 7
7. Al Muzaki 6.5 8 5 6 10 9
8. Muh. Farid AR 12 8 4 8 9 8
39
TABEL PENGAMATAN LAJU ALIRAN SALIVA KELAS V
Kelompok 1
4. Hambali Kantata 2 6 4 6 2 8
9. Ahmad Dhani 8 8 2 6 8 8
40
TABEL PENGAMATAN LAJU ALIRAN SALIVA KELAS V
Kelompok 2
4. Salsabila 12 7 4 6 10.5 6
5. Nurhaliza 4.5 8 4 6 5 7
8. Fitriani 12 6 5 6 10.5 7
41
TABEL PENGAMATAN LAJU ALIRAN SALIVA KELAS V
Kelompok 3
6. Erwin 3.5 7 1 6 4 7
42
TABEL PENGAMATAN LAJU ALIRAN SALIVA KELAS VI
Kelompok 1
5. A. Mita 15 6 4.5 6 14 7
7. Wahyuningsih 9 8 2 6 4.5 7
8. Nadia Putri 3 8 1 6 3 8
43
TABEL PENGAMATAN LAJU ALIRAN SALIVA KELAS VI
Kelompok 2
2. Gymnastiar 8.5 8 3 7 7 8
44
TABEL PENGAMATAN LAJU ALIRAN SALIVA KELAS VI
Kelompok 3
3. Salsabila Aprila 2 7 3 7 2 7
5. Hajrah 5.5 8 4 6 6 6
7. Rachel 3 7 1 6 1.5 6
45
46
47
48
MEANS TABLES=Saliva pH BY Kelas Kelompok
/CELLS=MEAN COUNT STDDEV.
Means
Notes
Cases
Saliva pH * Kelas
Kelas Saliva pH
N 90 90
N 180 180
Saliva pH * Kelompok
Kelompok Saliva pH
N 90 90
N 180 180
Means
Notes
Cases
N 30 30
N 30 30
N 60 60
N 60 60
N 60 60
N 120 120
T-Test
Notes
Group Statistics