Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN STUDI KASUS STASE ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
4.1.

Definisi

Skabies merupakan infeksi ektoparasit pada manusia yang disebabkan


oleh kutu Sarcoptes scabiei var hominis.3 Infeksi ini terjadi akibat kontak
langsung dari kulit ke kulitmaupun kontak tidak langsung (melalui benda
misalnya pakaian handuk, sprei, bantal dan lain - lain).5
4.2.

Epidemiologi

Skabies ditemukan disemua negara dengan prevalensi yang bervariasi.


Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies sekitar 6 %
1

- 27 % populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja.

Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemik skabies.


Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain:
sosial ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang
sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, perkembangan demografik dan
ekologik. Prevalensi skabies sangat tinggi pada lingkungan dengan tingkat
1

kepadatan penghuni yang tinggi dan kebersihan yang kurang memadai.


4.3.

Etiologi
S

kabies disebabkan oleh parasit kutu Sarcoptes scabiei var hominis.

Kutu scabies memiliki 4 pasang kaki dan berukuran 0,3 mm, yang tidak dapat
1
dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Secara morfologik merupakan
tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya
rata.

Tungau

ini translusen, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.

Ukurannya yang betina berkisar antara 330 450 mikron x 250 350
mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200 240 mikron x 150
200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang didepan
sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir
dengan rambut, sedangkan pada jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan
rambut dan keempat dengan alat perekat.

17

Gambar 1. Gambaran morfologi Sarcoptes scabiei


Siklus

hidup

tungau

ini

sebagai

berikut,

setelah

kopulasi

(perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadangkadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina.
Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum
korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil meletakkan
telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk
betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan
menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan,
tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang
mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh
siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan
waktu antara 8-12 hari.

2,4,6

Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3-4 hari, kemudian larva
meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut.
Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit
dewasa. Tungau skabies betina membuat liang di epidermis dan
meletakkan telur-telurnya didalam liang yang ditinggalkannya, sedangkan
tungau skabies jantan hanya mempunyai satu tugas dalam kehidupannya,
yaitu kawin dengan tungau betina setelah melaksanakan
tugas mereka masing-masing akan mati.2,4,5

18

Gambar 2. Siklus hidup Sarcoptes scabiei


Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun
tidak langsung, adapun cara penularannya adalah:1,2,4,5,6
1.

Kontak langsung (kulit dengan kulit)


Penularan skabies terutama melalui kontak langsung seperti berjabat
tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Pada orang dewasa
hubungan seksual merupakan hal tersering, sedangkan pada anakanak penularan didapat dari orang tua atau temannya.

2.

Kontak tidak langsung (melalui benda)


Penularan

melalui

perlengkapan

tidur,

kontak

tidak

pakaian

atau

langsung,
handuk

misalnya
dahulu

melalui
dikatakan

mempunyai peran kecil pada penularan. Namun demikian, penelitian


terakhir menunjukkan bahwa hal tersebut memegang peranan penting
dalam penularan skabies dan dinyatakan bahwa sumber penularan
utama adalah selimut.

Skabies norwegia, merupakan sumber

utama terjadinya wabah skabies pada rumah sakit, panti jompo,


pemondokkan/asrama

dan

rumah

sakit

jiwa, karena

banyak

mengandung tungau.

1
9

4.4.

Patofisiologi
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi

juga oleh

penderita

disebabkan

sendiri

akibat

garukan.Gatal

yang

terjadi

oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang

memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi.Pada saat itu kelainan


kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan
lain-lain.Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi
sekunder.Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi
tungau.1,2,5
4.5.

Diagnosis
Kelainan klinis pada kulit yang ditimbulkan oleh infestasi Sarcoptes

scabiei sangat bervariasi. Meskipun demikian kita dapat menemukan


gambaran

klinis berupa keluhan subjektif dan objektif yang spesifik.

Dikenal ada 4 tanda utama atau cardinal sign pada infestasi skabies, yaitu:7,10
a. Pruritus nocturna
Setelah pertama kali terinfeksi dengan tungau skabies, kelainan kulit
seperti pruritus akan timbul selama 6 hingga 8 minggu. Infeksi yang
berulang menyebabkan ruam dan gatal yang timbul hanya dalam
beberapa hari. Gatal terasa lebih hebat pada malam hari.3,6 Hal ini
disebabkan karena meningkatnya aktivitas tungau akibat suhu yang
lebih lembab dan panas. Sensasi gatal yang hebat seringkali
mengganggu tidur dan penderita menjadi gelisah.10
b. Menyerang manusia secara berkelompok
Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, sehingga dalam
sebuah keluarga biasanya mengenai seluruh anggota keluarga.
Begitu pula dalam sebuah pemukiman yang padat penduduknya,
skabies dapat menular hampir ke seluruh penduduk. Didalam
kelompok mungkin akan ditemukan individu yang hiposensitisasi,
walaupun terinfestasi oleh parasit sehingga tidak menimbulkan
keluhan klinis akan tetapi menjadi pembawa/carier bagi individu
lain.10

2
0

c. Adanya terowongan
Kelangsungan hidup Sarcoptes scabiei sangat bergantung kepada
kemampuannya meletakkan

telur, larva dan

nimfa didalam

stratum korneum, oleh karena itu parasit sangat menyukai bagian


kulit yang memiliki stratum korneum yang relatif lebih longgar dan
tipis.10

Gambar 3. Terowongan pada penderita skabies11


Lesi yang timbul berupa eritema, krusta, ekskoriasi papul dan nodul
yang sering ditemukan di daerah sela-sela jari, pergelangan tangan bagian
depan dan lateral telapak tangan, siku, aksilar, skrotum, penis, labia dan
8
pada areola wanita. Bila ada infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi
polimorfik (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain).10

Gambar 4. Gambaran klasik skabies5

2
1

Erupsi eritematous dapat tersebar di badan sebagai reaksi


hipersensitivitas pada antigen tungau. Lesi yang patognomonis adalah
terowongan yang tipis dan kecil seperti benang, berstruktur linear kurang
lebih 1 hingga 10 mm, berwarna putih abu-abu, pada ujung terowongan
ditemukan papul atau vesikel yang merupakan hasil dari pergerakan
tungau di dalam stratum korneum. Terowongan ini terlihat jelas kelihatan
di sela-sela jari, pergelangan tangan dan daerah siku. Namun, terowongan
tersebut sukar ditemukan di awal infeksi karena aktivitas menggaruk
pasien yang hebat.9

Gambar 5. Distribusi makro lesi primer scabies pada orang dewasa9

2
2

Gambar 6. Distribusi makro lesi primer scabies pada anak7


d. Menemukan Sarcoptei scabei
Ap
abila kita dapat menemukan terowongan yang masih utuh
kemungkinan besar kita dapat menemukan tungau dewasa, larva,
nimfa maupun skibala dan ini merupakan hal yang paling diagnostik.
Akan tetapi, kriteria yang keempat ini

agak

susah

ditemukan

karena hampir sebagian besar penderita pada umumnya datang


dengan lesi yang sangat variatif dan tidak spesifik.10
Diagnosa positif hanya didapatkan bila menemukan tungau
dengan

menggunakan

mikroskop,

biasanya

posisi

tungau

determined dalam liang, dapat menggunakan pisau untuk teknik


irisan ataupun denggan menggunakan jarum steril, tungau ini
mayoritas dapat ditemukan pada tangan, pergelangan tangan dan
lebih kurang pada daerah genitalia, siku, bokong dan aksila. Pada
anak - anak tungau banyak ditemukan dibawah kuku karena
kebiasaan menggaruk, pengambilan tungau ini dengan menggunakan
kuret.12

Gambar 7. Telur, nimfa dan skibala Sarcoptei scabiei13

2
3

4.6.

Bentuk klinis
Selain bentuk skabies yang klasik, terdapat pula bentuk-bentuk yang tidak
khas, meskipun jarang ditemukan. Kelainan ini dapat menimbulkan
.

kesalahan diagnostik yang dapat berakibat gagalnya pengobatan.


Beberapa bentuk skabies antara lain :
a. Skabies pada orang bersih

Klinis ditandai dengan lesi berupa papula dan kanalikuli dengan


jumlah yang sangat sedikit, kutu biasanya hilang akibat mandi secara
teratur.10
b. Skabies pada bayi dan anak
Pada anak yang kurang dari dua tahun, infestasi bisa terjadi di wajah
dan kulit kepala sedangkan pada orang dewasa jarang terjadi.
Nodul

pruritis eritematous keunguan dapat ditemukan pada aksila

dan daerah lateral badan pada anak-anak. Nodul-nodul ini bisa timbul
berminggu-minggu setelah eradikasi

infeksi

tungau

dilakukan.

Vesikel dan bula bisa timbul terutama pada telapak tangan dan jari.1
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk
seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki dan sering terjadi
infeksi sekunder berupa impetigo, ektima, sehingga terowongan jarang
ditemukan. Pada bayi, lesi terdapat di wajah.10 Lesi yang timbul dalam
bentuk vesikel, pustul, dan nodul, tetapi distribusi lesi tersebut
atipikal. Eksematisasi dan impetigo sering didapatkan, dan dapat
dikaburkan dengan dermatits atopik atau acropustulosis. Rasa gatal
bisa sangat hebat, sehingga anak yang terserang dapat iritabel dan
kurang nafsu makan.5

2
4

Gambar 8. Skabies pada anak


c. Skabies nodular
Skabies nodular adalah varian klinik yang terjadi sekitar 7%
dari

kasus skabies dimana

lesi berupa nodul merah kecoklatan

berukuran 2-20 mm yang sangat gatal.Umumnya terdapat pada


daerah yang tertutup terutama pada genitalia, inguinal dan aksila.
Pada nodul yang lama tungau sukar ditemukan, dan dapat menetap
selama beberapa minggu hingga beberapa bulan walaupun telah
mendapat pengobatan anti skabies.13
d. Skabies incognito
Penggunaan obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan
gejala dan tanda pada penderita apabila penderita mengalami
skabies.Akan tetapi dengan penggunaan steroid, keluhan gatal tidak
hilang dan dalam waktu singkat setelah penghentian penggunaan
steroid lesi dapat kambuh kembali bahkan lebih buruk. Hal ini
mungkin disebabkan oleh karena penurunan respon imun seluler.10

Gambar 9. Lesi krusta terlokalisasi pada penderita dengan


pengobatan regimen imunosupresan5
e. Norwegian scabies (Skabies berkrusta)
Merupakan skabies berat ditandai dengan lesi klinis generalisata
berupa krusta dan hiperkeratosis dengan tempat predileksi pada kulit
kepala berambut, telinga, bokong, telapak tangan, kaki, siku, lutut
dapat pula disertai kuku distrofik bentuk ini sangat menular tetapi
gatalnya sangat sedikit. Dapat ditemukan lebih dari satu juta populasi
tungau dikulit. Bentuk ini ditemukan pada penderita yang mengalami
gangguan fungsi imun misalnya

AIDS, penderita gangguan

neurologik dan retardasi mental.11,12

2
5

Gambar 10. Norwegian scabies yang bermanifestasi sebagai kulit


yang terekskoriasi, likenifikasi, hiperkeratosis12
Tabel 1. Jenis jenis skabies5

4.7.

Pemeriksaan Penunjang

2
6

Bila gejala klinis spesifik, diagnosis skabies mudah ditegakkan. Tetapi


penderita sering datang dengan lesi yang bervariasi sehingga diagnosis pasti
sulit ditegakkan. Pada umumnya diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan
dua dari empat cardinal sign.10 Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menemukan tungau dan produknya yaitu :
a. Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan minyak mineral atau KOH
10% lalu dilakukan kerokan dengan meggunakan skalpel steril yang
bertujuan untuk mengangkat atap papula atau kanalikuli. Bahan
pemeriksaan diletakkan di gelas objek dan ditutup dengan kaca penutup
lalu diperiksa dibawah mikroskop.10
b. Mengambil tungau dengan jarum
B

ila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan

kedalam terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke


ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila positif, tungau terlihat pada
ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil dan transparan. Cara
ini mudah dilakukan tetapi memerlukan keahlian tinggi.10
c. Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test)
Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30
menit.Setelah tinta dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan tersebut
akan kelihatan lebih gelap dibandingkan kulit di sekitarnya karena
akumulasi

tinta

didalam terowongan. Tes dinyatakan positif bila

terbetuk gambaran kanalikuli yang khas berupa garis menyerupai bentuk


S.10
d. Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)
Dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk
kemudian

dibuat

irisan

tipis,

dan

dilakukan

irisan

superfisial

menggunakan pisau dan berhati-hati dalam melakukannya agar tidak


berdarah. Kerokan tersebut diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi
dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop.10
Biopsi irisan dengan pewarnaan Hematoksilin and Eosin.

2
7

Gambar 11. Sarcoptes scabiei dalam epidermis (panah)


denganpewarnaan H.E5,8
e. Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli.
Setelah dibersihkan, dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu
Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan efluoresensi kuning
keemasan pada kanalikuli.10
f. Dermoskopi
Dermoskopi awalnya dipakai oleh dermatolog sebagai alat yang berguna
untuk membedakan lesi-lesi berpigmen dan melanoma. Dermoskopi juga
dapat menjadi alat yang berguna dalam mendiagnosis scabies secara
in vivo. Alat ini dapat mengidentifikasi struktur bentuk triangular atau
bentuk-V yang diidentifikasi sebagai bagian depan tubuh tungau,
termasuk kepala dan kaki. Banyak laporan kasus yang didapatkan

2
8

mengenai pengalaman dalam mendiagnosis scabies dengan menggunakan


Dermoskopi. Dermoskopi sangat berguna, terutama dalam kasus- kasus
tertentu, termasuk kasus scabies pada pasien dengan terapi steroid lama,
pasien imunokompromais dan scabies nodular.14

Gambar 12. Scabies yang teridentifikasi dengan Dermoskopi14


4.8.

Diagnosis Banding
1. Insect bite (gigitan serangga)
Karakteristik

lesi

berupa

urtikaria

papul

eritematous

1-4

mm

berkelompok dan tersebar di seluruh tubuh, sedangkan tungau skabies


lebih suka memilih area tertentu yaitu menghindari area yang memiliki
banyak folikel pilosebaseus.6,15
Pada umumnya urtikaria popular terjadi akibat gigitan dan sengatan
serangga tetapi area lesinya hanya terbatas pada daerah gigitan dan
sengatan serangga saja sedangkan skabies ditemukan lesi berupa
terowongan yang tipis dan kecil seperti benang berwarna putih abu-abu,
pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel.1,15
Gi
gitan serangga biasanya hanya mengenai satu anggota keluarga saja,
sedangkan skabies menyerang manusia secara kelompok, sehingga dalam
sebuah keluarga biasanya mengenai seluruh anggota keluarga.10,15

2
9

Gambar 13. Tampak gigitan serangga berupa bulla15


2. Prurigo nodularis
Merupakan tanda klinik yang kronis yaitu nodul yang gatal dan secara
histologi ditandai adanya hiperkeratosis dan akantosis hingga ke bawah
epidermis. Sedangkan pada skabies ditemukan Sarcoptesscabiei di bagian
teratas epidermis yang mengalami akantosis. Pada prurigo, penyebabnya
belum diketahui. Namun dalam

beberapa

kasus,

faktor

stress

emosional menjadi salah satu pemicu sehingga sulit untuk ditentukan


apakah ini adalah penyebab atau akibat dari prurigo sedangkan pada
skabies disebabkan oleh adanya tungau Sarcoptes scabiei melalui
pewarnaan Hematoksilin-Eosin (H.E).6,14

14

4.9.

Gambar 14. Tampak prurigo nodularis di daerah lengan


Penatalaksanaan

Terdapat beberapa terapi untuk skabies yang memiliki tingkat efektifitas


yang bervariasi. Faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan yang
antara lain umur pasien, biaya pengobatan, berat derajat erupsi, dan faktor
kegagalan terapi yang pernah diberikan sebelumnya.5 Pada pasien dewasa,
skabisid topikal harus dioleskan di seluruh permukaan tubuh kecuali area
wajah dan kulit kepala,dan lebih difokuskan di daerah sela-sela jari, inguinal,
3
0

genital, area lipatan kulit sekitar kuku, dan area belakang telinga. Pada pasien
anak dan skabies berkrusta, area wajah dan kulit kepala juga harus dioleskan
skabisid topikal. Pasien harus diinformasikan bahwa walaupun telah
diberikan terapi skabisidal yang adekuat, ruam dan rasa gatal di kulit dapat
tetap menetap hingga 4 minggu. Jika tidak diberikan penjelasan, pasien akan
beranggapan bahwa pengobatan yang diberikan tidak berhasil dan kemudian
akan menggunakan obat anti skabies secara berlebihan. Steroid topikal, anti
histamin maupun steroid sistemik jangka pendek dapat diberikan untuk
menghilangkan ruam dan gatal pada pasien yang tidak membaik setelah
pemberian terapi skabisid yang lengkap.6
Non Farmakologi:
Edukasi pada pasien skabies :4
1. Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.
2. Pengobatan meliputi seluruh bagian dari kulit tanpa terkecuali baik
yang yang terkena oleh skabies ataupun bagian kulit yang tidak terkena.
3. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan
pada malam hari sebelum tidur.
4. Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.
5. Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan
teratur dan bila perlu direndam dengan air panas.
6. Jangan

ulangi

penggunaan

skabisid

yang

berlebihan

dalam

seminggu walaupun rasa gatal yang mungkin masih timbul selama


beberapa hari.
7. Setiap

orang di

yang tinggal

dalam

satu

rumah

sebaiknya

mendapatkan penanganan di waktu yang sama.


8. Melapor ke dokter anda setelah satu minggu.
Farmakologi:
Ada banyak cara pengobatan secara khusus pada pengobatan skabies dapat
berupa topikal maupun oral antara lain :

1. Permethrin

3
1

Permethrin merupakan sintesa dari pyrethtoid, sifat skabisidnya sangat


baik. obat ini merupakan pilihan pertama dalam pengobatan skabies
karena efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah dan
kecenderungan keracunan akibat salah dalam penggunaannya sangat
kecil. Hal ini disebabkan karena hanya sedikit yang terabsorbsi dan cepat
dimetabolisme di kulit dan deksresikan di urin. Tersedia dalam bentuk
krim 5 % dosis tunggal digunakan selama 8-12 jam, digunakan malam
hari sekali dalam 1 minggu selama 2 minggu, apabila belum sembuh bisa
dilanjutkan dengan pemberian kedua setelah 1 minggu. Permethrin tidak
dapat diberikan pada bayi yang kurang dari 2 bulan, wanita hamil, dan
ibu menyusui. Efek samping jarang ditemukan berupa rasa terbakar,
perih, dan gatal. Beberapa studi menunjukkan tingkat keberhasilan
permetrin lebih tinggi dari lindane dan crotamiton. Kelemahannya
merupakan obat topikal yang mahal.11,15
2. Presipitat Sulfur 2-10%
P

resipitat sulfur adalah antiskabietik tertua yang telah lama digunakan,

sejak 25 M. Preparat sulfur yang tersedia dalam bentuk salep (2% -10%)
dan umumnya salep konsentrasi 6% lebih disukai. Cara aplikasi salep
sangat sederhana, yakni mengoleskan salep setelah mandi ke seluruh
kulit tubuh selama 24 jam tiga hari berturut-turut. Keuntungan
penggunaan obat ini adalah harganya yang murah dan mungkin
merupakan satu-satunya pilihan di negara yang membutuhkan terapi
massal.11,13
B

ila kontak dengan jaringan hidup, preparat ini akan membentuk

hidrogen sulfida dan pentathionic acid (CH2S5O6) yang bersifat


germisid dan fungisid. Secara umum sulfur bersifat aman bila digunakan
oleh anak- anak, wanita hamil dan menyusui serta efektif dalam
konsentrasi 2,5% pada bayi. Kerugian pemakaian obat ini adalah bau
tidak enak, mewarnai pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi.11
3. Benzyl benzoate

3
2

enzyl benzoate adalah ester asam benzoat dan alkohol benzilyang

merupakan bahan sintesis balsam peru. Benzyl benzoate bersifat


neurotoksik pada tungau skabies. Digunakan sebagai 25% emulsi dengan
periode kontak 24 jam dan pada usia dewasa muda atau anak-anak, dosis
dapat dikurangi menjadi 12,5%. Benzyl benzoate sangat efektif bila
digunakan dengan baik dan teratur dan secara kosmetik bisa diterima.
Efek samping dari benzyl benzoate dapat menyebabkan dermatitis iritan
pada wajah dan skrotum, karena itu penderita harus diingatkan untuk
tidak menggunakan secara berlebihan. Penggunaan berulang dapat
menyebabkan dermatitis alergi. Terapi ini

dikontraindikasikan pada

wanita hamil dan menyusui, bayi, dan anak-anak kurang dari 2 tahun.
Tapi benzyl benzoate lebih efektif dalam pengelolaan resistant crusted
scabies. Di negara-negara berkembang dimana sumber daya yang
terbatas, benzyl benzoate digunakan dalam pengelolaan skabies sebagai
alternatif yang lebih murah.4
4. Lindane (Gamma benzene heksaklorida)
L
indane juga dikenal sebagai hexaklorida gamma benzena, adalah sebuah
insektisida yang bekerja pada sistem saraf pusat tungau. Lindane diserap
masuk ke mukosa paru-paru, mukosa usus, dan selaput lendir kemudian
keseluruh bagian tubuh tungau dengan konsentrasi tinggi pada jaringan
yang kaya lipid dan kulit yang menyebabkan eksitasi, konvulsi, dan
kematian tungau, lindane dimetabolisme dan diekskresikan melalui urin
dan feses.4
L
indane tersedia dalam bentuk krim, losion, gel, tidak berbau dan tidak
berwarna. Pemakaian secara tunggal dengan mengoleskan ke seluruh
tubuh dari leher ke bawah selama 12-24 jam dalam bentuk 1% krim atau
losion. Setelah pemakaian dicuci bersih dan dapat diaplikasikan lagi
setelah 1 minggu.Hal ini untuk memusnahkan larva-larva yang menetas
dan tidak musnah oleh pengobatan sebelumnya. Beberapa penelitian
menunjukkan penggunaan lindane selama 6 jam sudah efektif.

3
3

Dianjurkan untuk tidak mengulangi pengobatan dalam 7 hari, serta tidak


menggunakan konsentrasi lain selain 1%.10
Efek samping lindane antara lain menyebabkan toksisitas sistem saraf
pusat, kejang, dan bahkan kematian pada anak atau bayi walaupun
jarang terjadi. Tanda-tanda klinis toksisitas SSP setelah keracunan
lindane yaitu sakit kepala, mual, pusing, muntah, gelisah, tremor,
disorientasi, kelemahan, berkedut dari kelopak mata, kejang, kegagalan
pernapasan, koma, dan kematian. Beberapa bukti menunjukkan lindane
dapat mempengaruhi perjalanan fisiologis kelainan darah seperti anemia
aplastik, trombositopenia, dan pansitopenia.4
5. Crotamiton krim (Crotonyl-N-Ethyl-O-Toluidine)
Crot
amion (crotonyl-N-etil-o-toluidin) digunakan sebagai krim 10%
atau losion. Tingkat keberhasilan bervariasi antara 50% dan 70%. Hasil
terbaik telah diperoleh bila diaplikasikan dua kali sehari selama lima hari
berturut- turut setelah mandi dan mengganti pakaian dari leher ke bawah
selama 2 malam, kemudian dicuci setelah aplikasi kedua. Efek samping
yang ditimbulkan berupa iritasi bila digunakan jangka panjang.10
Beberapa ahli beranggapan bahwa krim ini tidak direkomendasikan
terhadap skabies karena kurangnya efikasi dan data penunjang tentang
tingkat keracunan terhadap obat tersebut. Crotamiton 10% dalam krim
atau losion, tidak mempunyai efek sistemik dan aman digunakan pada
wanita hamil, bayi dan anak kecil.4
6. Ivermectin
Ivermectin

adalah

bahan

semisintetik

yang

dihasilkan

oleh

Streptomyces avermitilis, anti parasit yang strukturnya mirip antibiotik


makrolid, namun tidak mempunyai aktifitas sebagai antibiotik, diketahui
aktif melawan ekto dan endo parasit. Digunakan secara meluas pada
pengobatan hewan, pada mamalia, pada manusia digunakan untuk
pengobatan penyakit filaria terutama oncocerciasis. Diberikan secara oral,
dosis tunggal, 200 ug/kgBB dan dilaporkan efektif untuk skabies.
Digunakan pada umur lebih dari 5 tahun. Juga dilaporkan secara khusus
tentang formulasi ivermectin topikal efektif untuk mengobati skabies.

3
4

Efek samping yang sering adalah kontak dermatitis dan toxicepidermal


necrolysis.10
7. Monosulfiran
T
ersedia dalam bentuk lotion 25% sebelum digunakan harus ditambahkan
2 - 3 bagian air dan digunakan setiap hari selama 2-3 hari.10
8. Malathion
Malathion 0,5% adalahdengan dasar air digunakan selama 24
jam, pemberian berikutnya beberapa hari kemudian.10 Namun saat ini
tidak lagi direkomendasikan karena berpotensi memberikan efek samping
yang sangat tinggi.4
Penatalaksanaan skabies berkrusta
Terapi skabies ini mirip dengan bentuk umum lainnya, meskipun skabies
berkrusta berespon lebih lambat dan umumnya membutuhkan beberapa
pengobatan dengan skabisid. Kulit yang diobati meliputi kepala, wajah,
kecuali sekitar mata, hidung, mulut dan khusus dibawah kuku jari tangan
dan jari kaki diikuti dengan penggunaan sikat di bagian bawah ujung kuku.
Pengobatan diawali dengan krim permethrin dan jika dibutuhkan diikuti
dengan lindane dan sulfur. Mungkin sangat membantu bila sebelum terapi
dengan skabisid diobati dengan keratolitik.10
Penatalaksanaan skabies nodular
Skabies nodular merupakan salah satu karakteristik skabies

yang

kronik mengenai beberapa bagian tubuh seperti genitalia pria dan aksilla.
Skabies seperti ini ditangani dengan anti skabitik disertai dengan pemberian
steroid.4
Pengobatan terhadap komplikasi
Pada infeksi bakteri sekunder dapat digunakan antibiotik oral khususnya
eritromisin.10
Pengobatan simptomatik
Obat antipruritus seperti obat anti histamin mungkin mengurangi gatal
yang secara karakeristik menetap selama beberapa minggu setelah terapi
dengan anti skabies yang adekuat. Pada bayi, aplikasi hidrokortison 1% pada
lesi kulit yang sangat aktif dan aplikasi pelumas atau emolien pada lesi yang

3
5

kurang aktif

mungkin sangat membantu, dan pada orang dewasa dapat

digunakan triamsinolon 0,1% untuk mengurangi keluhan.10

Tabel 2. Pengobatan Skabies5


Jenis Obat

Dosis

Keterangan

Krim

Dioleskan selama 8-14 jam,

Terapi

Permethrin 5 %

diulangi selama 7 hari

Amerika

Losio

Dioleskan

jam

kehamilan kategori B
Tidak dapat diberikan pada

Lindane 1 %

setelah itu dibersihkan, olesan

anak umur 2 tahun kebawah,

kedua diberikan 1 minggu

wanita

Krim

kemudian
Dioleskan

kehamilan dan laktasi


Memiliki efek anti pruritus

Crotamiton 10%

berturut-turut,

Sulfur Presipitat

dalam 5 hari
Dioleska selama 3 hari lalu

sebaik topikal lainnya


Aman untuk anak <2 bulan

5-10%

dibersihkan

dan

selama

selama

hari

lalu diulangi

tetapi

lini

pertama

di

Serikat

selama

masa

efektifitasnya

wanita

dan

dalam

tidak

masa

kehamilan dan laktasi, tetapi


tampak

kotor

pemakaiannya

dan

efisiensi

ini

obat

Losion Benzyl

Dioleskan selama 24 jam lalu

kurang
Efektif

Benzoat 10%

dibersihkan

menyebabkan

Ivermectin 200

Dosis

mcg/kg

diulangi selama 10-14 hari

tunggal

oral,

bisa

dan

namun

dan

masih
dapat

dermatitis

pada wajah
Memiliki efektifitas
tinggi

data

aman.

yang
Dapat

digunakan bersama bahan


topikal lainnya. Digunakan
pada kasus-kasus skabies

Setelah pengobatan berhasil untuk mematikan tungau, rasa gatal


dapat bertahan dan dirasakan selama 6 minggu sebagai reaksi
eksematous. Pasien dapat diobati dengan pengobatan eksema biasa
dengan emolien dan kortikosteroid topikal dengan atau tanpa antibiotik

3
6

topikal tergantung adanya infeksi sekunder Staphylocccus aureus.


Antipruritus topikal crotamiton sering membantu jika kulit gatal dengan
hanya sedikit reaksi peradangan. Pasien harus disarankan bahwa erupsi
dari skabies membutuhkan waktu untuk proses penyembuhan dan
sebaiknya berhati-hati dengan penggunaan skabisid yang berlebihan.1
4.10.

Komplikasi

Di utara Australia, dilaporkan angka kematian meningkat 50 % selama lebih


dari 5 tahun, dengan penyebab utamanya yaitu infeksi bakterial sekunder,
yang sering disebabkan oleh Streptococcus aureus, Streptococcus hemolitikus

grup A, atau peptostreptococci. Beberapa laporan kasus

didapatkan vaskulitis leukositoklastik

akibat

scabies,

dan

satu

kasus

tercatat adanya antikoagulan lupus.18 Impegtiginisasi sekunder adalah


komplikasi umum ditemukan dan berespon baik terhadap pemberian
antibiotik topikal ataupun oral, tergantung tingkat piodermanya. Selain itu,
limfangitis dan septiksemia dapat juga terjadi terutama pada skabies
Norwegian Scabies.1 Glomerulonefritis juga pernah dilaporkan sebagai
komplikasi dari scabies.18 Post-streptococcal glomerulonephritis bisa terjadi
karena

scabies-induced

pyodermas

yang disebabkan oleh Streptococcus

pyogens.1
4.11.

Prognosis

Jika tidak dirawat, kondisi ini bisa menetap untuk beberapa tahun. Pada
individu yang immunokompeten, jumlah tungau akan berkurang seiring
waktu.1 Investasi skabies dapat disembuhkan. Seorang individu dengan
infeksi skabies, jika diobati dengan benar, memiliki prognosis yang baik,
keluhan gatal dan eksema akan sembuh.13
4.12.

Pencegahan

Untuk mel

akukan pencegahan terhadap penularan skabies, orang-orang

yang kontak langsung atau dekat dengan penderita harus diterapi dengan
topikal skabisid. Terapi pencegahan ini harus diberikan untuk mencegah

3
7

penyebaran skabies karena seseorang mungkin saja telah mengandung tungau


skabies yang masih dalam periode inkubasi asimptomatik.12
Selain itu untuk mencegah terjadinya reinfeksi melalui seprei, bantal, handuk
dan pakaian yang digunakan dalam 5 hari terakhir, harus dicuci bersih dan
dikeringkan dengan udara panas karena tungau skabies dapat hidup hingga 3
hari diluar kulit, karpet dan kain pelapis lainnya juga harus dibersihkan
(vacuumcleaner).12

3
8

Anda mungkin juga menyukai