Anda di halaman 1dari 37

Laporan kasus

ANESTESI SPINAL PADA OPERASI


SECTIO CAESAREA
Pembimbing :
dr. Joni Budi Satriyo, M.Kes, Sp. An
dr. Kararawi Listuhayu, M.Kes., Sp.An
dr. Wisnu Wijanarko, Sp.An. KIC
Disusun oleh :
Diatri Eka Denta
2101210033
LABORATORIUM ANASTESI DAN REAMINASI
RSUD KANJURUHAN KEPANJEN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM
MALANG

Nama
Umur

IDENTITAS
PENDERITA
: Ny.I
: 40 th

Alamat: Sumbermanjing Wetan


Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Status

: Menikah

Pendidikan

: SMP

Agama

: Islam

No Reg

: 411284

Tanggal Periksa: 6 Oktober 2016

ANAMNESA
Keluhan Utama:
Perut terasa keneng kenceng

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke Poli Obsgyn RSUD Kanjuruhan dengan
keluhan adanya kenceng - kenceng sejak awal kehamilan
yang hilang timbul. Saat ini pasien merasa perutnya
kenceng kenceng lagi dan semakin sering. Tidak ada
keluar darah maupun cairan dari jalan lahir. Pasien saat ini
tidak sedang batuk, pilek maupun demam. Pasien sudah
periksa ke Puskesmas Sumber Manjing dan didapatkan
HbsAg (+) sehingga dirujuk ke RSUD Kanjuruhan
Kepanjen.

Riwayat menstruasi:
Menarche = 13 tahun
HPHT = 12 Jan 2016
Usia Kehamilan = 37 38 minggu
Riwayat perkawinan : Menikah 2x, usia pertama
menikah 18 tahun
Riwayat persalinan sebelumnya
Anak I : Lahir spontan di rumah dibantu dukun,
cukup bulan, perempuan, tahun 1996
Anak ke-2 : Lahir spontan di rumah dibantu bidan,
cukup bulan, laki-laki, tahun 2004
Anak ke-3 : Hamil ini
Riwayat penggunaan alat kontrasepsi :jenis (KB
suntik), lama (5) tahun

Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
Riwayat Penyakit jantung : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat Alergi Obat, Makanan : disangkal
Riwayat Operasi : tidak pernah
Riwayat pengobatan : tidak pernah

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
Riwayat Penyakit jantung : disangkal
Riwayat Asma
: disangkal
Riwayat Alergi
: disangkal
Riwayat Batuk Kronis : disangkal

PEMERIKSAAN
FISIKPRE-OPERATIF
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
Tensi
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit, regular
Suhu
: 36,7o C

Kulit

: cianosis (-), ikterik (-), turgor menurun (-),

pucat (-)
Kepala
Mata
: konj. anemi -/-, ikterik -/-, edema palpebra
-/-,
ptosis-/Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret (-),
epistaksis (-).
Mulut : Bibir pucat (-), bibir cianosis (-), gusi
berdarah (-), lidah kotor (-)
Telinga : Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-),
pendengaran berkurang (-)
Tenggorokan: Tonsil membesar (-), pharing hiperemis
(-)
Leher: JVP tidak meningkat, trakea ditengah,
pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar
limfe (-), lesi pada kulit (-)

Thoraks
Normochest, simetris, pernapasan thoracoabdominal, retraksi
(-), spider nevi (-), pulsasi infrasternalis (-), sela iga melebar (-).
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi : batas kiri atas : SIC II Linea Para Sternalis
Sinistra
batas kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah : SIC V 1 cm medial Linea Medio
Clavicularis Sinistra
batas kanan bawah : SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
pinggang jantung : SIC III Linea Para Sternalis Sinistra
(batas jantung terkesan normal)
Auskultasi: Bunyi jantung III intensitas normal, regular,
bising (-)

Paru
Inspeksi : pergerakan nafas simetris, tipe pernafasan normal,
retraksi costae -/Palpasi : teraba massa abnormal -/-, pembesaran kel. Axilla -/Perkusi : sonor +/+, hipersonor -/-, pekak -/Auskultasi : vesikuler +/+, suara nafas menurun -/-, Wh -/-, Rh -/ Abdomen
Status lokalis
Inspeksi : pembesaran perut membujur, striae gravidarum (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal DJJ: 152x/menit
Palpasi : Tinggi fundus uteri (TFU) 29 cm
Leopold I : Teraba bagian besar, bulat lunak
Leopold II : Teraba tahanan memanjang di kanan
Leopold III : Teraba bagian besar, bulat, keras
Leopold IV: Ekstremitas :
edema -/- , akral dingin (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
Hematologi

Hasil

Satuan

Nilai Rujukan

PT

9,7 (K=10,4)

Detik

9,7 13,1

aPTT

28,0 (K=24,6)

Detik

22,0 30,0

Hemoglobin

12,7

g/dL

11,7 15,7

Hematokrit

40,0

35 47

Eritrosit

4,83

10^6/cmm

3,0 6,0

Leukosit

10.400

cell/cmm

4.000 11.000

Trombosit

168.000

cell/cmm

150.000 450.000

102

mg/dL

<140

Hematologi

Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu

Imuno Serologi
HBsAg (RPHA)

Reaktif

Kesimpulan: Hepatitis B (Akut/kronis)

Non Reaktif

RESUME
Pasien datang ke Poli Obsgyn RSUD Kanjuruhan dengan
keluhan adanya kenceng - kenceng sejak awal kehamilan
yang hilang timbul. Saat ini pasien merasa perutnya
kenceng kenceng lagi dan semakin sering. Tidak ada
keluar darah maupun cairan dari jalan lahir. Pasien saat ini
tidak sedang batuk, pilek maupun demam. Pasien sudah
periksa ke Puskesmas Sumber Manjing dan didapatkan
HbsAg (+) sehingga dirujuk ke RSUD Kanjuruhan
Kepanjen. Saat ini usia kehamilan pasien 37 38 minggu.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmhg, N 80
x/menit, RR 20 x/menit, T 36,7 oC, dan BB 61 kg. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan tinggi fundus uteri 3 jari
di bawah processus xiphoideus (29 cm), punggung kanan,
letak kepala U. Pada hasil laboratorium didapatkan
Hepatitis B (Akut/kronis).

DIAGNOSIS
GIIIP2002Ab000 Usia kehamilan 37
38 minggu dengan HBsAg Positif

PENATALAKSANAAN
Pro Sectio Caesaria (SC) dengan Anestesi
Spinal

LAPORAN ANASTESIA

Nama penderita : Ny. I


Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Dokter Anestesi : dr. JB, Sp.An
Dokter operator : dr. WD, Sp.OG
Diagnosis preoperatif : GIIIP2002Ab000 Usia
kehamilan 37 38 minggu dengan HBsAg
Positif
Penanganan : SC

Keadaan pra-bedah :

Tensi
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Pernafasan : 20x/menit, regular
Suhu
: 36,2o C
Berat Badan: 61 kg
ASA
: II

Posisi
: Supine
Teknik anestesi : Regional (spinal)
Saat anestesi pasien duduk, dagu di dada
dan tangan di lutut
Anestesi dengan jarum 26 G
Obat dimasukkan di L3-4
Pernapasan : Spontan, diberi O2 2 Liter/menit

Obat Anestesia

Metoclopramide 10 mg
Bunascan 20 mg
Oxytocin 10 IU/drip, 10 IU/IV
Utergin 0,2 mg
Ketorolac 30 mg
Oxytocin 10 IU/drip

Cairan masuk

: RL 1500 ml

Jumlah Perdarahan : 300 ml


Mulai anestesi : pukul 13.20 WIB
Selesai anestesi : pukul 14.00 WIB

Pasca Bedah di Ruang


Pemulihan

Keadaan Umum :sadar


Tensi
: 110/60 mmHg
Nadi
: 82x/menit
Pernapasan
: Baik
Aldrete Skore
:9

Instruksi
Bedah
Awasi : vital Paska
sign dan kesadaran
tiap 15

menit
Posisi : tidur terlentang dengan bantal sampai
24 jam
Makan/minum : BU (+) coba makan minum
Infus/transfusi : Cairan RL 1000 ml/hari + D5
1000
ml dalam 24 jam
Obat-obatan :Ketorolac 3x30mg
Lain-lain
: Apabila tensi sistole <90 mmHg
atau
produksi urine <100cc/3 jam, beri
ekstra RL 500cc dalam 30 menit.

S : nyeri
kepala (-), nyeri punggung
Follow
up

(-), nyeri pada tempat anestesi (-),


kencing hanya sedikit, mual muntah
(-), panas (-), kentut (+)/jam 7 pagi,
nyeri dilokasi insisi (+)
O : KU cukup, GCS 456
Tensi: 120/70, Nadi : 76x/mnt, S :
36,5C, RR :
16x/mnt
A : Post Drilling Ovarium
P : Teranol 3x1
Ceftazidim 3x1

ANESTESI SPINAL
Anestesi regional dengan tindakan
penyuntikan obat anestesi lokal ke
dalam ruang subarakhnoid.
Larutan anestesi lokal yang disuntikan
pada ruang subarachnoid akan
memblok konduksi impuls sepanjang
serabut syaraf secara reversible.
terdapat tiga bagian syaraf yaitu
motor, sensori dan autonom.

Indikasi anestesi spinal

Bedah ekstremitas bawah.


Bedah panggul
Tindakan sekitar rectum-perineum
Bedah obstetric-ginekologi
Bedah urologi
Bedah abdomen bawah
Pada bedah abdomen atas dan bedah pediatric
biasanya dikombinasi dengan anesthesia umum
ringan.
Pasien lanjut usia dan pasien dengan penyakit
sistemik seperti penyakit pernafasan, hepar, renal
dan gangguan endokrin (diabetes mellitus).

Kontra indikasi anesthesia spinal


Kontra indikasi absolute

Kontra indikasi relative

1.Pasien menolak

1. Infeksi sistemik (sepsis,

2.Infeksi pada tempat suntikan

bakteremi)

3.Hipovolemia berat, syok

2. Kelainan neurologis

4.Koagulopati atau mendapat terapi 3. Kelainan psikis


antikoagulan

4. Bedah lama

5.Tekanan intracranial meninggi

5. Penyakit jantung

6.Fasilitas resusitasi minim

6. Hipovolemia ringan

7.Kurang pengalaman atau / tanpa 7. Nyeri punggung kronis


didampingi konsultan anesthesia

Peralatan Anestesi Spinal


Peralatan monitor: tekanan darah, pulse
oximetri, ekg
Peralatan resusitasi
Jarum spinal

Teknik Anestesia Spinal

Posisi pasien duduk atau dekubitus lateral.


Tentukan tempat tususkan.
Sterilkan tempat tusukan dengan betadin
Lakukan penyuntikan jarum spinal di tempat
penusukan pada bidang medial dengan sudut 10-30
derajad terhadap bidang horizontal ke arah cranial.
Cabut stilet maka cairan serebrospinal akan menetes
keluar.
Pasang spuit yang berisi obat, masukkan pelanpelan (0,5 ml/detik) diselingi aspirasi sedikit, untuk
memastikan posisi jarum tetap baik.

Gambar2.LokasiRuangSubarachnoid

Efek Fisiologis Neuroaxial Block


Efek kardiovaskuler
Efek Respirasi
Efek Gastrointestinal

Anastetik lokal untuk


analgesia spinal
Lidokaine (xylobain,lignokain) 2%: berat jenis
1.006, sifat isobaric, dosis 20-100mg (2-5ml)
Lidokaine (xylobain,lignokaine) 5% dalam
dextrose 7.5%: berat jenis 1.003, sifat
hyperbaric, dose 20-50mg(1-2ml)
Bupivakaine(markaine) 0.5% dlm air: berat jenis
1.005, sifat isobaric, dosis 5-20 mg
Bupivakaine(markaine) 0.5% dlm dextrose
8.25%: berat jenis 1.027, sifat hiperbarik, dosis
5-15mg(1-3ml)

Obat-Obatan Yang Dipakai


Decain Spinal 0,5% Heavy sebagai anestesi lokal
bupivacaine HCL 5mg/ml dan dextrose 80mg/ml.
Farmakodinamik: Obat menembus sarafdalam
bentuk tidak terionisasi (lipofilik), tetapi saat di
dalam akson terbentukbeberapa molekul
terionisasi, dan molekul-molekul ini memblok kanal
Na+, serta mencegah pembentukan potensial aksi.
Farmakokinetik: Bupivacaine mempunyai awitan
10-15 menit dan durasi kerja yang sangat panjang,
sampai dengan 8 jam bila digunakan untuk blok
syaraf.

Indikasi : Bupivakain digunakan untuk


anestesi local termasuk infiltrasi, block
saraf, epidural, dan anestesi intratekal.
Efek Samping : Sistemik, kardiovaskuler,
SSP, Alergi
Mekanisme Kerja : bekerja dengan cara
berikatan secara intaselular dengan
natrium dan memblok influk natrium
kedalam inti sel sehingga mencegah
terjadinya depolarisasi.

Dosis dan Sediaan : tersedia dalam


konsentrasi 0,25% untuk anestesia
infiltrasi dan 0,5% untuk suntikan
paravertebral. Tanpa epinefrin, dosis
maksimum untuk anestesia infiltrasi
adalah sekitar 2 mg/KgBB.

Farmakokinetik

: awitan 5 menit
dengan durasi 30-60 menit

Lidokain

Indikasi : suntikan untuk anestesia


infiltrasi, blokade saraf, anestesia spinal,
anestesia epidural ataupun anestesia
kaudal, dan secara setempat untuk
anestesia selaput lendir.
Dosis : Larutan lidokain 0,5% digunakan
untuk anestesia infiltrasi, sedangkan
larutan 1,0-2% untuk anestesia blok dan
topikal. Tanpa epinefrin dosis total tidak
boleh melebihi 200 mg dalam waktu 24
jam, dan dengan epinefrin tidak boleh
melebihi 500 mg untuk jangka waktu

Efek samping : biasanya berkaitan


dengan efeknya terhadap SSP, misalnya
mengantuk, pusing, parestesia, kedutan
otot, gangguan mental, koma,

Efedrin
Merupakan agonis reseptor dan 1 dan 2, dan
dapat merangsang pelepasan norepinefrin dari
neuron simpatis. Efek kardiovaskular efedrin
menyerupai efek Epi tetapi berlangsung kira kira 10 kali lebih lama. Tekanan sistolik
meningkat, dan biasanya juga tekanan diastolic,
sehingga tekanan nadi membesar. Peningkatan
tekanan darah ini sebagian disebabkan oleh
vasokonstriksi, tetapi terutama oleh stimulasi
jantung

Pemberian Loading Cairan Ringer Lactat (RL)


Efek samping subarachnoid block depresi
sistem saraf simpatis tonus pembuluh
darah dan menyebabkan vasodilatasi
sehingga akan terjadi hipovolemi relative
diberikan cairan elektrolit RL yg memiliki
berat molekul kecil dan tidakmengandung
glukosa dan memiliki kemampuan untuk
berpindah dari intravaskulermenuju
interstitial dan intraseluler secara cepat.

Komplikasi
Komplikasi Tindakan
Hipotensi berat
Bradikardia
Hipoventilasi
Akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi
pusat kendali nafas
Trauma saraf
Mual-muntah

Komplikasi pasca tindakan


1. Nyeri tempat suntikan
2. Nyeri punggung
3. Nyeri kepala karena kebocoran
likuor
4. Retensio urine
5. Meningitis

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai