Hidrologi Pantai
Hidrologi Pantai
HIDROLOGI PANTAI
DAN KEBUTUHAN AIR MASYARAKAT PESISIR
Muhammad Hamzah S.
Abstract-Precipitation is a big enough freshwater source from natural process result. Rain represent
the naturalresource water which require to be managed by like other experienced resource
management. Management naturalresource water have to totally, above ( atmosfir) and under
(groundwater) as integral part of management naturalresource water in the long term. Management
naturalresurce water in absolute at coastal needed because many people which live in the coastal area
.People in coastal area of generally to use groundwater and irrigate ( river and lake) to fulfill its
requirement
Keywords- Precipitation, groundwater, people in coastal
Abstrak-Hujan adalah sumber air tawar yang cukup besar dari hasil proses alamiah dan merupakan
sumberdaya air yang perlu dikelola dengan cara seperti pengelolaan sumber daya alam lainnya, harus
mulai menjadi pola pikir baru bagi pengelolaan sumberdaya air. Pengelolaan harus menyeluruh, di
atas (atmosfir) dan dibawah (airtanah) sebagai bagian integral pengelolaan sumberdaya air untuk
jangka panjang. Pengelolaan sumberdaya air di daerah pesisir mutlak diperlukan karena jumlah
masayarakat yang tinggal di daerah pantai cukup besar yang pada umumnya memanfatkan airtanah
dan air permukaa (sungai dan danau) untuk memenuhi kebutuhannya.
1. Pendahuluan
Bangsa Indonesia saat ini sedang
melaksanakan proses pembangunan yang
berdasarkan GBHN 1993 dan UU No.4 Tahun
1982, disebut pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan. Artinya,
pembangunan ini harus dapat memenuhi
kebutuhan hidup penduduk masa kini tanpa
mengabaikan keperluan dan kemampuan
generasi
mendatang
dalam
memenuhi
kebutuhannya, melalui upaya sadar dan
berencana menggunakan dan mengelola
sumberdaya
secara
bijaksana
dalam
pembangunan yang berkesinambungan untuk
meningkatkan mutu hidup.
Air adalah salah satu sumberdaya
alam yang merupakan sumber kehidupan
manusia. Sumberdaya air ini harus dapat
dikelola secara profesional agar ketersediaan
air tawar sepanjang tahun tetap tersedia untuk
memenuhi kebutuhan akan air bersih. Hujan
yang merupakan hasil dari proses-proses
alamiah dari suatu mesin besar yang dinamaka
cuaca yang dapat menyediakan air tawar dalam
jumlah yang sangat besar di daratan seperti
sungai, danau dan airtanah.
Airtanah sebagai salah satu sumber
pasokan akan kebutuhan air umumnya
masyarakat pesisir untuk berbagai keperluan,
telah berabad lampau, mungkin seumur dengan
peradaban manusia, dimanfaatkan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan akan air.
Pemanfaatan airtanah dangkal (shallow
groundwater) di Indonesia tidak ada catatan
68
69
kapilaritas
Gambar 2.
Pola Angin Bulan Februari (Musim Barat)
Sumber: Wikryt dalam Nontji 2002.
Keadaan yang berlawanan dari
keadaan tersebut terjadi di daerah Maluku
bagian tengan. Di daerah tersebut musim
kemarau terjadi pada bulan Desember-Maret,
sedangkan musim penghujan pada bulan JuniSeptember.
Pada tahun 1995, suhu udara di
Indonesia, rata-rata siang hari berkisar antara
23,2oC sampai 35,2oC, sedangkan suhu udara
pada malam hari berkisar antara 15,0oC
sampai 25,9oC.
4. Penguapan
Perkiraan evaporasi dan transpirasi
adalah sangat penting dalam pengkajianpengkajian hidrometeorologi. Pengukuran
langsung evaporasi ataupun evapotranspirasi
dari air ataupun permukaan lahan yang besar
adalah tidak mungkin pada saat ini(Wartena
dalam Seyhan,1990). Akan tetapi beberapa
metode
yang
tidak
langsung
telah
dikembangkan yang akan memberikan hasilhasil yang dapat diterima. Jika keragaman
waktu evaporasi permukaan air bebas
berbanding langsung dengan radiasi bersih,
kita dapat mengharapkan nilai-nilai maksimum
pada tengah hari. Namun, ini hanya benar
untuk tubuh-tubuh air yang kecil. Tubuh-tubuh
air yang besar, menyimpan sejumlah panas
Gambar 3
Evaporasi dan Transpirasi
Di daerah beriklim sedang dan
lembab, kehilangan air lewat evaporasi air
bebas dapat mencapai 600 mm per tahun dan
kira-kira 450 mm per tahun lewat evaporasi
permukaan tanah. Di daerah beriklim kering
seperti Irak dan Saudi Arabia angka tersebut
dapat menjadi 2000 mm dan 100 mm.
Perbedaan itu disebabkan oleh karena tidak
adanya curah hujan dalam waktu lama
(Soemarto, 1987).
5. Curah Hujan
Hujan merupakan hasil dari prosesproses alamiah dari suatu mesin besar yang
dinamakan cuaca. Sebagai hasil dari suatu
proses, laju produksinya saangat ditentukan
oleh ketersedian bahan baku dan efesiensi
prosesnya. Bahan baku untuk produksi ini
adalah uap air yang berada dalam udara.
Kecilnya jumlah curah hujan pada musim
kemarau berkaitan dengan sedikitnya uap air
yang disuplai oleh massa udara yang datang ke
daerah tertentu.
Curah hujan (presipitasi) adalah
peristiwa jatuhnya cairan dari atmosfer ke
permukaan
bumi.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi terjadinya presipitasi adalah
adanya uap air di atmosfer, faktor meteorologis
dan keadaan daerah, sehubungan dengan
sistem sirkulasi secara umum. Pengkajian
mekanisme gerakan ini dan distribusi (agihan)
70
Jul
1
0
40
Ja
36
213
51
Feb
133
179
103
Ag
7
Se
15
0
52
Mar
86
164
50
Ap
25
30
Me
33
32
Ok
75
04
29
No
89
15
Des
07
84
-
71
Tabel 2
Banyaknya Desa serta Letak Topografi
Propinsi Pantai/Datar
Aceh
4,682
Sul-Sel
2,012
Irja
1,487
Sumber : BPS 2000.
Bukit
913
1,110
1,359
Total
5,595
3,122
2,848
72
Soil mosture
akar
Zona transisi
Kapiler
tak jenuh
hampir jenuh
akifer
jenuh
kedap air
Gambar 4
Zona Airtanah (Martha, 1983)
Muka airtanah umumnya tidak
horisontal seperti permukaan laut atau danau,
tetapi lebih kurang mengikuti permukaan
topografi diatasnya. Di bawah bukit lebih
tinggi dan menurun ke arah lembah. Perbedaan
elevasi antara bagian-bagian muka airtanah
disebut hydraulic head. Di daerah rawa-rawa,
muka airtanah sama dengan permukaan,
sedangkan
aliran
sungai
dan
danau
permukaannya lebih rendah. Muka airtanah
yang tidak mengikuti hukum fisika ini
disebabkan oleh aliran airtanah sangat
lambat(percolation) Gambar 4, seperti spons
yang jenuh air ditekan perlahan-lahan.
Apabila tidak ada hujan muka air
dibawah bukit akan menurun perlahan-lahan
sampai sejajar dengan lembah. Namun hal ini
tidak pernah terjadi, karena hujan akan
mengisi(recharge) lagi. Daerah dimana air
hujan merembes ke bawah sampai zona
saturasi
dinamakan
daerah
rembesan(Permeability and Seepage).
Semua macam tanah terdiri dari butirbutir dengan ruangan-ruangan yang disebut
pori (voids) antara butir-butir tersebut. Poripori ini saling berhubungan dengan yang lain
sehingga air dapat mengalir melalui ruangan
pori tersebut. Proses ini disebut rembesan
(seepage) dan kemampuan tanah untuk untuk
dapat dirembesi air disebut daya rembesan
(permeability). Sebenarnya bukan hanya tanah
yang mempunyai daya rembesan, banyak
bahan bangunan lain seperti beton dan batu
juga mengandung pori-pori sehingga dapat
dirembesi oleh air (Wesley 1977).
Rembesan air dalam tanah hampir
selalu berjalan secara linear, yaitu jalan atau
garis yang ditempuh air merupakan garis
dengan bentuk yang teratur (smooth curva).
Dalam hal ini kecepatan merembes adalah
menurut suatu hukum yang disebut hukum
Darcy (Darcys law). Prinsip hukum ini adalah
jika ada selisih ketinggian air yang disebut
hydraulic head maka air akan mengalir dari
tinggi ke rendah. Perbandingan beda tinggi air
dengan jarak rembesan disebut gradien
73
Muka airtanah
Air tawar
Air asin
interface
Gambar 6
Hubungan antara airtanah dan air laut pada
kondisi normal (Todd, 1974)
11. Intrusi Air Laut
Berat jenis air laut yang lebih besar
dari pada airtanah dapat menyebabkan
pengaruh kegaraman airtanah yang sudah
masuk kedaratan yang sulit tergeser mundur
kearah laut. Keadaan tersebut akan menjadi
semakin kompleks dengan adanya aktifitas
penyedotan airtanah dalam jumlah besar tanpa
memperhatikan kemampuan pemulihannya.
Penyedotan airtanah seperti itu akan
74
13. Ringkasan
Muka airtanah turun
Air tawar
Air asin
interface
Gambar 7
Kondisi dimana Intrusi Air Laut terjadi karena
Pengambilan Air Tawar
75
14. Penutup
1.
4.
Pustaka
Adi, S. 1997.Intrusi Air Asin dan
Pengaruhnya Terhadap
Bangunan Prosiding, BPPT.
76
77