Makalah Pentanahan
Makalah Pentanahan
PENTANAHAN
OLEH :
AHMAD (102504014)
ABDUL HABI
ARIFUDDIN
DARMAN M
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. karena atas berkah dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Distribusi Daya Listrik
yang berjudul Pentanahan. Dalam makalah ini dibahas mengenai Sistem pentanahan
pada saluran distribusi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Untuk itu kami ucapkan banyak terimakasih.
Makassar, September 2012
Punyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2
A.
B.
C.
D.
E.
F.
SISTEM PENTANAHAN..................................................................................
TANAH DAN PENGAMANAN........................................................................
SIFAT-SIFAT DARI SEBUAH SISTEM ELEKTRODA TANAH.....................
TAHANAN JENIS TANAH...............................................................................
UKURAN-UKURAN PENGHANTAR TANAH...............................................
PERENCANAAN ELEKTRODA PENTANAHAN..........................................
2
2
5
10
11
15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman
langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau kebocoran
arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan jaringan
Petir
dapat
menghasilkan
arus
gangguan
dan
distribusi.
terhambatlah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alat-alat
pengaman tersebut.
Secara umum tujuan dari sistem pentanahan dan grounding pengaman adalah
sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu dari
instalasi secara aman.
2. Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia dan
peralatan. Mencegah
timbul
bahaya
sentuh
tidak
langsung
yang
BAB I
PEMBAHASAN
A. SISTEM PENTANAHAN
Salah satu faktor kunci dalam setiap usaha pengamanan ( perlindungan )
rangkaian listrik adalah pentahanan. Apabila suatu tindakan pengamanan/perlindungan
yang baik akan dilaksanakan, maka harus ada system pentanahan yang dirancanakan
dengan benar. Prinsip-prinsip/ standar pentanahan yang biasa digunakan, telah banyak
tertulis dalam laporan-laporan berbagai organisasi nasional yang berkaitan [1,2,3,4,9].
Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1.
2.
3.
tanah.
Untuk
meyakinkan
kontiniutas
mengurangi tahanan tanah didaerah di mana tahanan tanah tinggi, dalam orde
300 Ohm-meter atau lebih
B. TANAH DAN PENGAMANAN
Bagian dari sistem hubungan pentanahan, yaitu tanah itu sendiri . bidang kontak
antara tanah dengan pasak harus cukup luas, sehingga harga tahanan tanah dengan
pasak harus cukup luas, sehingga harga tahanan dari jalur arus masuk atau melewati
tanah masih dalam batas batas yang diperkenankan untuk penggunaan penggunaan
tertentu. Tahanan dari jalur tanah ini relative rendah dan kurang lebih tetap sepanjang
tahun . untuk memahami mengapa tahanan tanah harus rendah , digunakan hokum
Ohm, yaitu E = I x R (dimana E adalah tegangan dalam volt, I adalah arus dalam
ampere, dan R adalah tahanan dalam ohm ).
Sebagai contoh, ada tegangan sumber 415 volt (240 volt terhadap tanah) dengan
tahanan 4ohm. Sekarang, misalkan ada gangguan/kekeliriuan, sehingga kabel dari
sumber yang mencatu motor listrik menyentuh badan motor. Hal ini berarti kabel
tersebut menghubungkan ke system pentanahan yang mempunyai tahanan 20 ohm ke
tanah (lihat Gambar 1.1 ). Menurut hokum Ohm, aka nada arus sebesar 10 Ampere
mengalir melewati badan motor ke tanah. Apabila seseorang menyentuh badan motor,
maka dia akan menerima tegnagn sebesar 200 volt (yaitu 20 Ohm kali 10 Ampere).
Hal ini dapat berakibat patal, tergantung pada tahanan orang tersebut, yang berpariasi
dengan tegangan yang disentuhnya. Hubungan tahanan listrik badan manusia (dewasa
dengan kulit kering) dengan tegangan adalah titik linear dan untuk arus searah atau
frekuensi sampai 100 Heartz, dapat dilihat pada tablel 1.1.
Tabel 1.1
Besaran arus lewat badan , maksimum 10 mA untuk pria dan 8 mA untuk wanita,
adalah besaran-besaran yang telah ditetapkan sebagai patokan. Aru 100 mA atau lebih
dinyatakan sebagai fatal.publikasi IEC 479 Pengaruh-pengaruh arus yang melewati
badan manusia memuat grafik (gambar 1.2) yang memperlihatkan daerah-daerah
bahaya yang diakibatkan sentuhan terhadap sumber arus bolak-balik 50/60 Hz oleh
orang dewasa. Apabila arus yang melewati badan manusia dapat dibatasi dalm besaran
dn waktu seperti pada derah-daerah satu, dua, dan tiga, maka bahaya mati oleh
sengatan listrik dalam keadaan normal akan dapat dihindari. Namun dalam beberapa
hal, intensitas kejutan dapat berakibat orang terjatuhh/terlempar, yang dapat
menyebabkan cedera. IEC 364 memberikan
hubungan terhadap sentuhan dengan tegangan, seperti terlihat pada Tabel 1.2.
Gambar 1.2 Pengaruhg akibat arus melewati beban manusia : Daerahdaerah 1,2, dan 3 : bahaya mati oleh sengatanlistrik praktis terhindar.
Daerah-daerah 4 dan 5 : bahaya mati oleh sengatan listrik.
Tabel 1.2
Tegangan waktu maksimum sentuhan tegangan
Tegangan yang mungkin
tersentuh (V)
<50
50
75
90
110
150
220
280
Waktu maksimum
Pemutusan hubungan (detik)
5
1
0.5
0.2
0.1
0.05
0.3
dengan
tahanan
seragam
yang
ditanam
ke
tanah
akan
berbeda, oleh karena itu tahanan jenis tanah tidak dapat diberikan sebagai suatu
nilai yang tetap. Untuk memperoleh harga sebenarnya dari tahanan jenis tanah,
harus dilakukan pengukuran langsung
Tanah
Rawa
Tanah
Liat dan
Ladang
Pasir
Basah
Kerikil
Basah
Pasir
Kerikil
Kering
Tanah
Berbatu
30
100
200
500
1000
3000
Tahanan
jenis tanah
perlu untuk
diperhatikan pula.
Didaerah
yang
mempunyai tingkat curah hujan tinggi biasanya mempunyai tahanan jenis tanah
yang tinggi disebabkan garam yang terkandung pada lapisan atas larut. Pada
daerah yang demikian ini untuk memperoleh pentanahan yang efektif yaitu dengan
menanam elektroda pada kedalaman yang lebih dalam dimana larutan garam masih
terdapat.
Untuk mendapatkan tahanan jenis tanah yang lebih rendah, sering dicoba dengan
mengubah komposisi kimia tanah dengan memberikan garam pada tanah dekat
elektroda pembumian ditanam. Cara ini hanya baik untuk sementara sebab proses
penggaraman harus dilakukan secara periodik, sedikitnya 6 (enam) bulan sekali.
3. Pengaruh Iklim
Untuk
mengurangi
pembumian
dapat
variasi
tahanan
dilakukan
dengan
jenis
tanah
menanam
akibat
pengaruh musim,
oleh
karena
itu
air
di
dalam
tanah
proses
akan mempengaruhi
konduktivitas atau daya hantar listrik dalam tanah tersebut. Dengan demikian
tahanan jenis tanah akan dipengaruhi pula oleh besar kecilnya konsentrasi air
tanah atau kelembaban tanah, maka konduktivitas daripada tanah akan semakin
besar sehingga tahanan tanah semakin kecil.
temperatur
di
bawah titik beku air (0C), dibawah harga ini penurunan temperatur yang
sedikit
cepat. Gejala di atas dapat dijelaskan sebagai berikut ; pada temperatur di bawah
titik beku air (0C) , air di dalam tanah akan membeku, molekul- molekul air
dalam tanah sulit untuk bergerak, sehingga daya hantar listrik tanah menjadi
rendah sekali. Bila temperatur anah naik, air akan berubah menjadi fase cair,
molekul-molekul dan ion-ion bebas bergerak sehingga daya hantar listrik tanah
menjadi besar atau tahanan jenis tanah turun. Pengaruh temperatur terhadap tahanan
jenis tanah dapat dihitung dengan rumus di bawah ini :
t = 0 (1 + t )
dimana:
t = tahanan jenis tanah pada tC.
o = tahanan jenis tanah pada 0C
Di mana,
I = Arus gangguan dalam Ampere
T = Lamanya terjadinya gangguan, biasanya diambil 3 dari 5
Pemilihan penghantar dapat mempertimbangkan hal-hal berikut :
a. Untuk tanah yang bersipat korosif sangat lambat, dengan tahanan di atas 100 m,
tidak ada batas perkenaan korosi (corrosion allowance)
b. Untuk tanah yang bersifat korosif lambat, dengan tahanan 25-100 m, batas
perkenaan
korosi
adalah
15%
dengan
pemilihan
penghantar
sudah
korosi
adalah
30%
dengan
pemilihan
penghantar
sudah
1+ kx
N
Di mana k adalah konstanta yang tergantung jumlah pasak, dapat dilihat pada
tabel 1.5.
Tabel 1.5
Jumlah pasak
Sepanjang sisi segi-empat
Segi empat tersisi
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Segi empat kosong
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah pasak
seluruhnya
Harga k
4
8
12
16
20
24
28
32
36
2.7071
4.2583
5.3939
6.0072
6.4633
6.8363
7.1479
7.4195
7.6551
9
16
25
36
49
64
81
100
5.8917
8.5545
11.4371
14.0650
16.8933
19.5003
22.3069
24.9587
G. SKEMA PENTANAHAN
1. Sistem Daya
Suatu system daya ditanahkan pada titik-titik yang cocok menurut skema tertentu
untuk memperoleh keuntungan-keuntungan seperti : mengurangi harga peralatan,
menekan biaya operasi dan biaya pemeliharaan, ,eningkatkan keamanan,
meningkatkan keterandalan dan meningkatkan penampilan. Ada dua metode
pentanahan yaitu :
a. Sistem yang ditanahkan secara efektif
b. Sistem yang ditanahkan secara tidak efektif
2. Saluran-saluran dan substasion-substasion
Pentanahan saluran-saluran adalh penting karena alasan-alasan di bawah ini :
a. Untuk memperolehurutan fasa nol impedansi, sehingga dapat mengerjakan
relai pemutus arus gangguan cukup besar untuk dapat mengerjakan relai
pemutus arus pada saat terjadi gangguan.
b. Untuk pengamanan personil ternak
c. Untuk mengurangi gangguan interperansi pada komonikasi dengan menjaga
potensial tanah tetap rendah.
Dalam saluran-saluran, impedansi gangguan maksimum harus sedemikian,
sehingga pada kondisi gangguan, arus gangguan tidak kurang dari 2,5 kali batas
arus pengerjaan dari kutup dapat dihitung untuk pengecekan syarat arus gangguan
tersebut.