Anda di halaman 1dari 3

Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan melakukan cara skrining fitokimia pada suatu
jenis tanaman obat dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa golongan tanin, saponin, alkaloid,
flavonoid, antraquinon dan steroid pada suatu jenis tanaman.
3. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil yang didapat dari skrining fitokimia suatu
jenis tanaman (uji tanin, saponin, alkaloid, flavonoid, antraquinon, steroid) pada suatu
simplisia tanaman obat.
Dasar Teori
Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia
yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung
dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat
reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang
berperan penting dalam skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi
(Kristianti dkk., 2008).
1. Uji Alkaloid
Uji alkaloid bertujuan untuk mengetahui apakah pada simplisia kencur
mengandung golongan senyawa alkaloid. Alkaloid merupakan senyawa nitrogen
heterosiklik yang bersifat polar, sedikitnya mengandung sebuah N dalam cincin
(Sastrohamidjojo, 1996).
Alkaloid dapat dideteksi dengan beberapa pereaksi pengendap. Pereaksi
Mayer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida, dengan pereaksi ini alkaloid
akan memberikan endapan berwarna putih. Pereaksi Dragendorff mengandung
bismuth nitrat dan merkuri klorida dalam asam nitrat berair. Senyawa positif
mengandung alkaloid jika setelah penyemprotan dengan pereaksi Dragendorff
membentuk warna jingga (Teyler.VE,1988).
2. Uji Saponin
Uji saponin bertujuan untuk mengetahui adanya saponin yang terkandung
pada simplisia kencur. Saponin merupakan suatu glikosida dengan gugus hidroksil
pada molekulnya dengan rumus C32H18O7. Saponin mempunyai sifat seperti sabun,
dimana ketika dilarutkan dalam air akan terbentuk busa atau buih. Metode pengujian
saponin dilakukan dengan mendidihkan kencur yang telah dihaluskan ke dalam air.
Tujuan pendidihan ini adalah untuk memperbesar kelarutan saponin dalam air. Uji
positif untuk saponin adalah dengan terbentuknya busa yang stabil. Saponin dapat

larut dalam air karena adanya gugus hidrofil (OH) yang dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air (Burger,I.1998).
3. Uji flavonoid
Uji flavonoid bertujuan untuk mengetahui adanya flavonoid dalam simplisia
kencur. Flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom kuinon, terdiri
dari 2 cincin benzena yang dihubungkan menjadi rantai linear yang terdiri dari 3 atom
karbon. Penentuan uji flavonoid dilakukan dengan menambahkan serbuk Mg dan
larutan HCl pada filtrat saponin. Pada proses penambahan ini terjadi reaksi eksoterm
yaitu reaksi yang melepaskan panas yang ditandai dengan terbentuknya gelembunggelembung gas dan pelepasan kalor pada permukaan tabung reaksi. Gelembung gas
yang terbentuk ini adalah gas H2 (Markham, 1988).
4. Uji Tanin
Uji tanin bertujuan untuk adanya tanin dalam simplisia kencur. Tanin
merupakan senyawa yang mengandung gugus hidroksi (turunan benzena) yang dapat
larut dalam air karena adanya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil yang dimiliki
tanin dengan molekul air. Oleh karena itu penentuan tanin pada kencur dilakukan
dengan penambahan air pada kencur kemudian didihkan. Tanin yang bersifat polar
akan larut dalam air yang bersifat polar, hal ini sesuai dengan prinsip like dissolve
like. Kelarutan tanin yang tinggi terjadi dalam keadaan panas karena alasan inilah
maka dilakukan proses pendidihan agar tanin yang terlarut semakin banyak. Selain itu
proses pendidihan juga berfungsi untuk memecah ikatan-ikatan pada tanin sehingga
dihasilkan bentuk monomer-monomer tanin bebas. Kemudian dilakukan pendinginan
untuk mengendapkan senyawa-senyawa pengotor yang tidak larut pada suhu rendah,
misalnya saponin. Selanjutnya adalah penyaringan yang bertujuan untuk memisahkan
tanin dari simplisia dan senyawa lain yang terkandung didalamnya seperti alkaloid,
steroid, flavonoid (Marliana, dkk., 2005).
5. Uji Antrakuinon
Uji antrakuinon bertujuan untuk mengetahui adanya kuinon dalam simplisia
kencur. Kuinon merupakan senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti
kromofor pada benzakuionon yang terdiri dari 2 gugus karbonil yang berkonjugaasi
dengan R ikatan rangkap karbon (Teyler.VE,1988).
Penentuan adanya kuinon dilakukan dengan mendidihkan kencur dalam air.
Pendidihan berfungsi untuk memperbesar kelarutan kuinon dalam air. Selanjutnya
dilakukan pendinginan pada temperatur kamar yang bertujuan untuk mengendapkan
pengotor (misalnya alkaloid, saponin dan kuinon) yang tidak larut pada suhu rendah.

Setelah itu larutan disaring untuk memisahkan residu kencur dari filtrat yang
diperkirakan terdapat kuinon (Teyler.VE,1988).
6. Uji steroid
Uji steroid bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan steroid/triterpenoid
pada simplisia kencur. Tahap pertama yang dilakukan adalah maserasi terhadap
kencur halus ke dalam eter selama 1 jam. Maserasi merupakan proses perendaman
selama beberapa waktu agar zat (steroid/triterpenoid) yang terkandung dalam
simplisia kencur dapat keluar atau terekstrak. Maserasi dilakukan selama 1 jam karena
waktu 1 jam adalah waktu yang optimum untuk mengeluarkan atau mengekstrak
steroid yang terkandung dalam simplisia. Pelarut yang digunakan adalah eter yang
bersifat nonpolar karena steroid merupakan senyawa organik yang memiliki sifat
nonpolar sehingga steroid dapat larut dalam pelarut nonpolar seperti eter
(Harbrone.J.B., 1987).

Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia penuntun cara modern menganalisis

tumbuhan terbitankedua.Bandung:ITB
Sastrohamidjojo. H, 1996, Sintesis Bahan Alam, Cetakan ke-1, Liberty, Yogyakarta.
Tyler, V.E., LYNN, R.B. and ROBBERS, J.E. 1988. Pharmacognosy. Lea and Febiger.

Philadelphia.
Burger,I.,Burger,B,V.Albrecht,C.F.Spicies,H.S.C. and Sandor.P.,1998. Triterpenoid

saponin From Bacium gradivlona Var. Obovatum Phytochemistry.49. 2087-2089.


Marliana, D.S., Venty, S., dan Suyono. (2005). Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq.

Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Jurnal Biofarmasi. 3(1): 29


Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, diterjemahkan oleh Kosasih

Padmawinata, 15, Penerbit ITB, Bandung.


Kristanti, Alfinda Novi., dkk. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Airlangga University Press.
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai