Anda di halaman 1dari 15

PRESENTASI KASUS

SIRROSIS HEPATIS

Diajukan kepada:
Dr. I Gede Arinton, Sp. PD, M. Kom., MMR

Disusun oleh:
I. Edward Kurnia S.L K1A002021

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

PURWOKERTO
2006

LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

SIRROSIS HEPATIS

Diajukan untuk memenuhi syarat


mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior
di bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Telah disetujui dan dipresentasikan
pada tanggal:

Oktober 2006

Disusun oleh:
I. Edward Kurnia S.L

Purwokerto,

K1A002021

Oktober 2006

Pembimbing,

Dr. I Gede Arinton, Sp. PD, M. Kom., MMR


NIP.

PRESENTASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. UT

Tempat Tanggal Lahir

: Banyumas, 29 Juni 1943

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Desa Cilopadang, Jalan Winong RT 04 RW 08


Kecamatan Majenang, Kabupaten Banyumas

Jenis Kelamin

: Wanita

Suku Bangsa

: Jawa

Agama

: Islam

Pendidikan

: SLTP

Status

: Sudah Menikah

No. CM

: 664924

Tanggal masuk

: 05 Oktober 2006

Jam masuk

: 14.45 WIB

Tanggal periksa

: 06 Oktober 2006

Jam periksa

: 11.20 WIB

B. ANAMNESIS
Diambil dari

: Bangsal Asoka RSMS Kamar 9 Kelas I

Keluhan Utama

: Perut semakin lama semakin membesar

Keluhan Tambahan

: Badan terasa lemah, kepala pusing, nafsu makan


berkurang, BAB warna hitam

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke IGD RSMS dengan keluhan utama perut semakin
lama dirasakan semakin membesar sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan ini
berlangsung secara perlahan-lahan, terus-menerus dan tidak pernah berkurang.
Keluhan ini berawal dari daerah perut, pasien merasa perutnya semakin hari
semakin mencembung, semakin tegang dan bertambah berat tanpa didahului
oleh pembengkakan pada daerah kaki maupun kelopak mata. Pada awalnya,
pasien hanya merasa perut terasa kembung saja sehingga tidak terlalu

dihiraukan oleh pasien. Akan tetapi, lama kelamaan pasien mulai merasa ada
cairan dalam perut yang semakin lama semakin membesar seperti balon berisi
air. Perasaan tersebut muncul setelah pasien memperhatikan bentuk perutnya
yang selalu berubah-ubah sehubungan dengan perubahan posisi. Apabila
pasien berbaring terlentang, perut pasien tidak terlihat mencembung akan
tetapi melebar (nglembreh) ke samping kanan dan kiri, apabila pasien miring
ke kiri, perut pasien bentuknya mencembung ke kiri demikian pula sebaliknya.
Apabila pasien berdiri, maka perut terlihat mencembung (nglembreh) ke
bawah. Pasien juga mengaku apabila salah satu sisi perutnya ditepuk, maka
getarannya dapat dirasakan pada sisi-sisi yang lain. Keluhan ini dirasakan
semakin berat apabila pasien mengkonsumsi makanan yang terasa asin serta
banyak minum. Pasien mengaku belum pernah mengkonsumsi obat-obat yang
menyebabkan pasien sering buang air keciil. Keluhan ini disertai rasa sesak
dan penuh di perut sehingga nafsu makan menjadi berkurang. Perut yang
semakin membesar tersebut juga disertai dengan adanya garis yang berkelokkelok menyerupai anyaman, berwarna kebiruan dan menonjol, khususnya di
daerah pusar.
Pasien mengeluh nafsu makan mulai berkurang sejak 2 bulan yang
lalu. Keluhan ini muncul secara perlahan-lahan, berlangsung terus menerus
dan dirasakan sebagai rasa kurang berselera apabila melihat beberapa menu
makanan meskipun makanan tersebut merupakan makanan yang biasa
dimakannya. Keluhan ini menyebabkan pasien hampir selalu tidak
menghabiskan makanan yang dihidangkan, hanya makan beberapa sendok dan
bahkan beberapa hari terakhir ini pasien hampir tidak menyentuh makanannya
tersebut. Pasien juga mengatakan bahwa setiap makanan yang berusaha ia
makan seolah-olah tidak turun ke perut dengan baik dan hanya berhenti di
daerah dada bagian bawah sehingga terkadang pasien merasa sesak dan perut
cepat terasa penuh. Keluhan ini dirasakan semakin bertambah terutama
apabila pasien memaksakan makan dalam jumlah banyak sekaligus. Keluhan
ini disertai dengan rasa mual tanpa diikuti muntah, dan badan terasa kurang
bertenaga.

Keluhan mual dirasakan pasien sejak kurang lebih 2 bulan yang


lalu. Keluhan ini muncul secara perlahan-lahan yang pada awalnya hilang
timbul akan tetapi beberapa minggu terakhir ini, keluhan muncul terusmenerus sepanjang hari dan semakin hari dirasakan semakin bertambah berat.
Keluhan ini disertai dengan rasa perih dan panas di ulu hati. Pada awalnya,
pasien merasa mual apabila pasien terlambat makan dan keluhan akan hilang
setelah pasien menyantap makanan yang dihidangkan kepadanya. Beberapa
minggu terakhir ini, keluhan mual dirasakan terus-menerus dan sangat
mengganggu sehingga pasien sama sekali tidak mau memakan makanan yang
diberikan kepadanya. Setiap kali pasien memaksakan untuk makan, perut
terasa semakin perih seperti diiris-iris dan terbakar di ulu hati serta kadang
diikuti dengan keluhan muntah. Muntahan berisi makanan yang baru saja
dimakan dan tidak muncrat. Keluhan ini sedikit berkurang apabila pasien
meminum obat tablet berwarna putih dan hijau yang dikunyah setengah jam
sebelum makan.
Keluhan lain yang dialami pasien adalah badan terasa lemas yang
dirasakannya sejak 1,5 bulan yang lalu. Rasa lemah ini dirasakan sebagai rasa
kurang bertenaga, dan mudah lelah apabila melakukan aktivitas ringan
sekalipun. Keluhan ini muncul secara perlahan-lahan dan berlangsung
sepanjang hari serta semakin hari dirasakan semakin berat sehingga beberapa
hari terakhir ini pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur dan tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-harinya. Rasa lemas ini tidak berkurang meskipun
pasien telah cukup lama beristirahat (>5 jam). Keluhan ini dirasakan semakin
bertambah setelah pasien cukup lama bangun dari tempat tidur dan diperberat
dengan nafsu makan pasien yang semakin berkurang. Gejala lain yang
menyertai keluhan ini adalah kepala pasien terasa pusing.
Keluhan kepala terasa pusing mulai dirasakan sejak kurang lebih 1
bulan yang lalu. Keluhan ini dirasakan sebagai rasa nggliyeng (seperti
berputar-putar) dengan disertai pandangan mata berkunang-kunang dan rasa
hendak jatuh, akan tetapi tidak disertai rasa sakit kepala. Keluhan ini muncul
secara perlahan-lahan dan semakin berat dirasakan apabila pasien berusaha
bangun dari tempat tidurnya atau berdiri (aktivitas) terlalu lama. Keluhan ini

tidak hilang meskipun pasien telah beristirahat cukup lama serta meminum
obat pusing yang dibelinya di warung. Keluhan ini dirasakan sedikit
berkurang apabila pasien mau memakan makanan dan sayur-sayuran yang
diberikan kepadanya meskipun sedikit dan mengkonsumsi obat berwarna
merah dan sedikit berbau amis.
Sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu, pasien juga mengeluh kedua
kakinya terlihat membengkak. Keluhan ini muncul secara perlahan-lahan,
berlangsung terus-menerus dan dirasakan semakin hari semakin bertambah
berat. Pada awalnya, pasien hanya merasa kedua kakinya berat apabila pasien
berjalan ke kamar mandi atau ke dapur, akan tetapi semakin hari, kedua kaki
semakin terlihat pembengkakannya. Pasien juga mengatakan apabila kaki
yang bengkak tersebut ditekan, maka akan timbul lekukan yang lama
kembalinya. Keluhan semakin bertambah berat apabila pasien berjalan cukup
jauh dan lama serta banyak makan makanan yang terasa asin serta banyak
minum. Keluhan dirasakan sedikit berkurang apabila pasien berbaring cukup
lama dengan posisi kaki yang sejajar dengan badannya atau bahkan lebih
tinggi.
Kurang lebih sejak 3 minggu yang lalu, pasien juga mengeluh
setiap kali buang air besar, tinja berwarna kehitaman. Keluhan ini muncul
secara perlahan-lahan, berlangsung terus menerus, dan dirasakan semakin
lama semakin bertambah berat. Pasien mengatakan bahwa pada awalnya
hanya sebagian tinja yang berwarna hitam, akan tetapi beberapa hari terakhir
ini, seluruh tinja berwarna hitam seperti aspal, tanpa disertai lendir. Pasien
juga mengaku apabila buang air besar tidak disertai rasa sakit, rasa anus
seperti ikut keluar dan darah segar yang menetes. Keluhan ini tidak
dipengaruhi oleh bahan makanan yang dimakannya, meskipun pasien tidak
memakan makanan yang berwarna hijau, merah atau kuning, warna tinja
pasien tetap kehitaman.
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien mengaku pernah menderita demam tinggi yang muncul
secara tiba-tiba selama kurang lebih 1 minggu. Demam ini disertai gejala-

gejala seperti penyakit flu (badan meriang, pegal-pegal dan pilek). Setelah
mengalami demam tersebut, beberapa hari kemudian pasien mengatakan
bahwa mata, perut dan kuku-kukunya berwarna kuning. Kondisi tersebut
terjadi kurang lebih 15 tahun yang lalu.
E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak pernah ada
yang menderita kelainan dengan keluhan yang serupa dengan pasien.
F. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
- Kesan sakit

: Sakit sedang

- Berat Badan

: 49 kg

- Tinggi Badan

: 165 cm

- Status Gizi

: 17,9 (status gizi kurang)

- Kesadaran

: Compos mentis

- Tanda Vital

: - Tekanan darah
- Nadi

: 100/60 mmHg
: 100 x/menit, reguler,
isi dan tegangan cukup

- Pernapasan

: 22 x/menit
thorakoabdominal

- Suhu
Kepala
Inspeksi Umum
- Rambut tidak kusam dan tidak mudah dicabut
- Muka tampak seperti lumpur
- Palpebra tidak oedema
- Konjungtiva anemis (+/+)
- Sklera ikterik (+/+)
- Pernafasan cuping hidung tidak ada
- Frenulum lingua tampak ikterik
- Sianosis perioral tidak ada

: 36,5 C

Telinga

Letak simetris, bentuk normal, ukuran normal, tidak ada tanda radang,
tidak ada discharge, ada sedikit serumen, pendengaran baik, tidak ada
benjolan, tidak nyeri tekan.

Hidung

Tidak ada tanda-tanda radang, discharge, sekret, epistaksis, tidak ada


deformitas, tidak ada napas cuping hidung.

Mulut

Bibir agak kering akan tetapi tidak sianosis, lidah tidak kotor, tepi
tidak hiperemis, tidak tremor dan mukosa mulut sedikit basah, mulut
berbau amoniak.

Leher
- Inspeksi

: Tidak terlihat benjolan atau masa

- Palpasi

: Kelenjar getah bening tak teraba membesar


Jugular Venous Pressure tidak meningkat

Aksila
- Kelenjar getah bening tak teraba membesar
- Rambut ketiak tidak mudah dicabut
Thoraks
Inspeksi Umum
- Kulit tampak ikterik
- Hiperpigmentasi tidak ada
- Spider naevi tidak ada
- Gynaecomastia tidak ada
- Alopesia pectoralis tidak ada

Paru
Inspeksi

: Bentuk dada normal atau simetris, pergerakan nafas tidak ada


yang tertinggal, tidak terlihat jejas atau venektasi, tidak
terlihat massa.

Palpasi

: Tidak teraba deviasi trakhea, Tidak teraba massa pada dinding


dada kanan dan kiri ataupun depan dan belakang, vokal
fremitus kanan dan kiri ataupun depan dan belakang
sama. Tidak terdapat nyeri tekan pada dada kanan dan kiri

Perkusi

: Suara sonor pada seluruh lapang paru


Batas paru hepar pada intercostal space VI kanan
Peranjakan paru 2 cm

Auskultasi

: Suara dasar paru vesikuler, tidak terdapat ronkhi pada paru


kanan maupun kiri serta depan dan belakang
Tidak terdapat wheezing pada paru kanan dan kiri maupun
depan dan belakang

Jantung
Inspeksi

: Tidak terlihat pulsasi iktus cordis

Palpasi

: Teraba iktus kordis di SIC V, linea mid clavikula sinistra,


tidak kuat angkat.

Perkusi

: - Batas kiri atas

: SIC II linea parasternal sinistra

- Batas kiri bawah

: SIC V linea midclavikula sinistra

- Batas kanan atas

: SIC II linea parasternal dekstra

- Batas kanan bawah : SIC IV linea parasternal dekstra


- Pinggang jantung
Auskultasi

: SIC III linea parasternal sinistra

: S1 > S2, murni, reguler, bising (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi

: Cembung, dinding abdomen lebih tinggi dari dinding thoraks,


tampak ikterik, umbilikus menonjol, tampak pelebaran
pembuluh darah vena abdomen
Hiperpigmentasi tidak ada

Auskultasi

: Bunyi usus (+) normal

Palpasi

: Perut tegang, hepar dan lien tidak dapat dinilai, terdapat


nyeri tekan, ginjal tidak dapat dinilai, ruang traube tidak dapat
dinilai.

Perkusi

: Timpani pada bagian superior medial


Redup pada regio hipokondrium, lumbal dan inguinal dekstra
dan sinistra
Perkusi hepar pekak
Perkusi lien pekak
Nyeri ketok kostovertebrae kanan dan kiri (-)

Pemeriksaan khusus ascites:

Test undulasi (+)

Test redup berpindah atau pekak alih (+)

Genitalia
Vulva tidak tampak bengkak
Rambut pubis tidak mudah dicabut
Kulit
Kulit seluruh tubuh tampak agak pucat kekuningan dan turgor kulit sedikit
menurun
Syaraf dan otot
Pada ekstrimitas superior kanan dan kiri tidak terdapat tremor, tidak terdapat
kejang, mioklonus, sensorik pasien masih baik pada ekstrimitas atas dan bawah
serta kanan dan kiri. Tidak terjadi penurunan tonus otot, eutrofi, dan kekuatan
motorik 5 untuk ekstrimitas kanan dan bawah serta kanan dan kiri.
Ekstremitas
Superior

: - Dekstra

: - Tidak oedem dan tidak panas


- Sianosis tidak ada
- Clubbing tidak ada

- Liver nail (-)


- Eritema palmaris (-)
- Flapping tremor tidak ada
- Tidak merasa kesemutan
- Sinistra

: - Tidak oedem dan tidak panas


- Sianosis tidak ada
- Clubbing tidak ada
- Liver nail (-)
- Eritema palmaris (-)
- Flapping tremor tidak ada
- Tidak merasa kesemutan

Inferior

: - Dekstra

: - Tampak udem pretibial dan dorsum


pedis, tidak sianotik, tidak merasa
kesemutan dan terbakar

- Sinistra

: - Tampak udem pretibial dan dorsum


pedis, tidak sianotik, tidak merasa
kesemutan dan terbakar

G. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium

: Tanggal 4 Oktober 2006

Pemeriksaan darah lengkap


Hemoglobin (Hb)

: 9,8 g/dl

Normal : 13-16 g/dl

Lekosit

: 28.800/ul

Normal : 5000-10000/ul

Hematokrit (Ht)

: 28%

Normal : P 40-48; W 37-43 %

Eritrosit

: 3,6 jt/ul

Normal : P 4,5-5,5; W 4-5 jt/ul

Trombosit

: 52.000/uI

Normal : 150000-400.000/ul

MCV

: 77,0 fl

Normal : 80-97 fl

MCH

: 27,1 pgr

Normal : 26-32 pgr

MCHC

: 35,3 %

Normal : 31-36 %

Hitung Jenis

:
- Eosinofil : 0 %

Normal : 1-4%

- Basofil

:0%

Normal : 0-1%

- Batang

:0%

Normal : 2-5 %

- Segmen : 90 %

Normal : 40-70 %

- Limfosit : 4 %

Normal : 19-48 %

- Monosit : 6 %

Normal : 3-9 %

Pemeriksaan Kimia Klinik


Protein total

: 6,25 gr/dl

Normal : 6, 6-8, 7 gr/dl

Albumin

: 2,54 gr/dl

Normal : 3, 5-5, 3 gr/dl

Globulin

: 3,71 gr/dl

Normal : 2, 7-3, 2 gr/dl

Bilirubin total

: 4,95 mg/dl

Normal : 0, 2-1 mg/dl

Bilirubin direct

: 3,20 mg/dl

Normal : 0, 0-0, 2 mg/dl

Bilirubin indirect

: 1,75 mg/dl

Normal : 0, 2-0, 8 mg/dl

SGOT/AST

: 55,0 ul/l

Normal : L <37; P <31 ul/l

SGPT/ALT

: 26,0 ul/l

Normal : L <41; P <31 ul/l

Ureum

: 46 mg/dl

Normal : 10-50 mg/dl

Kreatinin

: 0,93 mg/dl

Normal : 0,7-1,2 mg/dl

Glukosa sewaktu

: 81 mg/dl

Normal : <200 mg/dl

Natrium

: 138 mmol/dl

Normal : 140-148 mmol/dl

Kalium

: 2,5 mmol/dl

Normal : 3,5- 5,5 mmol/dl

Klorida

: 100 mmol/dl

Normal : 100-106 mmol/dl

Pemeriksaan elektrolit:

H. KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Seorang wanita umur 63 tahun datang dengan keluhan utama perut
semakin lama dirasakan semakin membesar sejak 3 bulan yang lalu. Perut
yang semakin membesar tersebut juga disertai dengan adanya garis yang
berkelok-kelok menyerupai anyaman, berwarna kebiruan dan menonjol,
khususnya di daerah pusar.
Pasien mengeluh nafsu makan mulai berkurang sejak 2 bulan yang
lalu. Keluhan mual dirasakan pasien sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu.
Keluhan lain yang dialami pasien adalah badan terasa lemas yang
dirasakannya sejak 1,5 bulan yang lalu. Keluhan kepala terasa pusing mulai
dirasakan sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu. Sejak kurang lebih 1 bulan

yang lalu, pasien juga mengeluh kedua kakinya terlihat membengkak. Kurang
lebih sejak 3 minggu yang lalu, pasien juga mengeluh setiap kali buang air
besar, tinja berwarna kehitaman.
Pasien mengaku pernah menderita demam tinggi yang muncul
secara tiba-tiba selama kurang lebih 1 minggu. Demam ini disertai gejalagejala seperti penyakit flu (badan meriang, pegal-pegal dan pilek). Setelah
mengalami demam tersebut, beberapa hari kemudian pasien mengatakan
bahwa mata, perut dan kuku-kukunya berwarna kuning. Kondisi tersebut
terjadi kurang lebih 15 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien memiliki status
gizi yang kurang. Muka pasien terlihat seperti lumpur, konjungtivanya anemis,
skleranya ikterik, dan bau mulutnya amoniak. Pemeriksaan abdomen
didapatkan bahwa abdomen cembung, dinding abdomen lebih tinggi daripada
thorax, ikterik, umbilicus menonjol, tampak pelebaran vena, perut tegang,
hepar dan lien sulit dinilai, terdapat nyeri tekan, timpani pada bagian superior
medial, redup pada regio hipokondrium, lumbal dan inguinal dekstra
dan sinistra, serta hasil tes undulasi dan pekak alih serta redup berpindah
positif.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hemoglobin,
trombosit, albumin, GDS, dan kalium berada di bawah nilai normal,
sedangkan jumlah leukosit, bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin indirek,
dan SGOT berada di atas nilai normal.
I. DIAGNOSIS KERJA :

J.

Sirosis hepatis
DIAGNOSIS BANDING

K.

Hepatoma
USULAN PEMERIKSAAN:

Pemeriksaan USG

Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan urine lengkap

Biopsi

L. TERAPI :
1.

Non farmakologi :
1. Bed rest tidak total
2. Diet tinggi protein (1 g/kg/hari)
3. Diet tinggi kalori (2000 kalori)
4. Diet rendah garam (200-500 mg/hari)
5. Balance cairan
6. Pasang kateter

2.

Farmakologi :
1. IVFD aminofusin dalam D5% 20 tetes per menit
2. IVFD plasbumin 20% 100 cc
3. Amphicilin 3x1 gr
4. Ranitidin 2 x 1 amp
5. Impugan 3 x 1 amp
6. Lesifit 2 x 1 tab
7. KSR 3 x 1 tab
8. Dulcolac 1 x 1 tab
9. Curcuma 2 x 1 tab
10. Program tranfusi darah prc 3 unit

M. PROGNOSIS

Quo ad vitam dubia ad malam

Quo ad functionam dubia ad malam

N. EDUKASI

Pemberian informasi mengenai pengertian penyakit sirosis hepatis

Pasien hendaknya dilakukan mobilisasi tempat tidur (alih baring 2 jam


sekali) untuk mencegah ulkus dekubitus

Pasien hendaknya meminum obat secara teratur

Memberikan informasi mengenai gaya hidup sehat dengan diit yang


tepat bagi penderita sirosis hepatis

Anda mungkin juga menyukai