Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA

NOMOR : 60 /DIR-RSHB/II-3.5/SPK/IV/2012
TENTANG
PENGATURAN DPJP UTAMA DALAM RAWAT BERSAMA
DIREKTUR RS. HARAPAN BUNDA

Menimbang

: Bahwa dalam rangka mengatur tugas Dokter penanggung


jawab pelayanan pasien diperlukan pengaturan dalam rawat
bersama.

Mengingat

: 1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :


436/Menkes/SK/VI/1993
tanggal
3
Juni
1993
tentangBerlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan
Standar Pelayanan Medik.
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
1333/Menkes/SK/XII/1999 tanggal 8 Desember tentang
Penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar
Pelayanan Medik.
MEMUTUSKAN

Menetapkan

1. Pasien yang sejak awal hanya dirawat oleh seorang DPJP dalam perjalanan
penyakitnya di ruangan dapat dikonsulkan kepada dokter lain oleh DPJP
tersebut untuk RAWAT BERSAMA, sehingga Cap Stempel yang dipergunakan
diganti dengan Cap Stempel RAWAT BERSAMA yang akan ditentukan siapa
DPJP Utama dan DPJP tambahan yang merawat pasien sesuai dengan bidang
penyakitnya.
2. Perubahan DPJP Utama dapat terjadi dalam RAWAT BERSAMA apabila
diperlukan. Kriteria penentuan DPJP Utama berdasarkan:
a. Penyakit terberat pada penderita tersebut
b. Atas keinginan keluarga/penderita.
c. Berdasarkan Rapat Kompite Medik pada kasus tertentu.
3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
4. Apabila di kemudian hari terjadi kesalahan dalam pembuatan Surat
Keputusan ini, maka akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI SEPUTIH JAYA


PADA TANGGAL 09-04 - 2012
DIREKTUR
RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA

Dr. Bayu Maulana

Tembusan :
1. Direktur
2. Arsip

PENGATURAN DPJP UTAMA DALAM RAWAT BERSAMA

NOMOR
DOKUMEN
RUMAH SAKIT
HARAPAN
BUNDA

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIO
NAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

NOMOR REVISI

HALAMAN

1/3

02.03.70
TANGGAL
TERBIT

DITETAPKAN,

09-04-2012
dr. Bayu Maulana
Direktur

Kegiatan layanan oleh DPJP dalam hal rawat bersama


Sebagai acuan yang jelas bagi DPJP dalam pelaksanaan konsultasi
pasien antar DPJP agar tercapai penatalaksanaan pasien secara
komperehensif
1. Pasien yang sejak awal hanya dirawat oleh seorang DPJP
dalam perjalanan penyakitnya di ruangan dapat dikonsulkan
kepada dokter lain oleh DPJP tersebut untuk RAWAT
BERSAMA, sehingga Cap Stempel yang dipergunakan diganti
dengan Cap Stempel RAWAT BERSAMA yang akan
ditentukan siapa DPJP Utama dan DPJP tambahan yang
merawat pasien sesuai dengan bidang penyakitnya.
2. Perubahan DPJP Utama dapat terjadi dalam RAWAT
BERSAMA apabila diperlukan. Kriteria penentuan DPJP
Utama berdasarkan:
d. Penyakit terberat pada penderita tersebut
e. Atas keinginan keluarga/penderita.
f. Berdasarkan Rapat Kompite Medik pada kasus tertentu
1.
Setiap pasien yang dirawat harus memiliki seorang DPJP
yaitu Dokter Penanggung Jawab Pasien yang merawat
pasien tersebut dan memberikan asuhan medis sesuai SOP
DPJP. Bila pasien dirawat bersama oleh beberapa dokter
dari berbagai disiplin ilmu harus segera ditunjuk seorang
DPJP Utama dan satu atau lebih DPJP tambahan sesuai
dengan bidang penyakit yang terkait menangani pasien

tersebut.
2. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk
Rumah Sakit baik dari IGD mau pun Poliklinik dengan
mempergunakan :
a. Cap Stempel DPJP bila pasien hanya dirawat oleh seorang
dokter.
b. Cap Stempel RAWAT BERSAMA bila sejak awal sudah
diketahui bahwa pasien dirawat bersama oleh beberapa
dokter.
3. Apabila dari IGD maupun poliklinik DPJP belum ditentukan,
maka petugas ruangan diwajibkan segera melakukan
klarifikasi tentang siapa DPJP pasien tersebut. Termasuk
melakukan klarifikasi DPJP Utama dan DPJP tambahan bila
pasien sejak awal telah dirawat bersama oleh beberapa dokter
sesuai dengan bidang terkait yang menangani pasien tersebut.
4. Penentuan DPJP pasien baru diatur oleh masing-masing
SMF/Sub SMF berdasarkan antara lain:
a. Jadwal konsulen jaga.
Konsulen jaga hari itu menjadi DPJP pasien baru, kecuali
kasus rujukan yang ditujukan langsung kepada salah
seorang konsulen.
b. Surat Rujukan langsung kepada salah satu dokter spesialis
terkait.
c. Atas permintaan pasien/keluarga, apabila ada relefansinya
dengan bidang spesialisasi dokter yang bersangkutan. Bila
tidak ada relefansinya, hendaknya diberikan penjelasan dan
diberikan alternatif DPJP lain sesuai SOP yang berlaku.
Penjelasan dilakukan oleh dokter tsb.
d. Hasil rapat Komite Medik pada kasus tertentu.
5. Pasien yang sejak awal hanya dirawat oleh seorang DPJP
dalam perjalanan penyakitnya di ruangan dapat dikonsulkan
kepada dokter lain oleh DPJP tersebut untuk RAWAT
BERSAMA, sehingga Cap Stempel yang dipergunakan diganti
dengan Cap Stempel RAWAT BERSAMA yang akan
ditentukan siapa DPJP Utama dan DPJP tambahan yang
merawat pasien sesuai dengan bidang penyakitnya.
6. Perubahan DPJP Utama dapat terjadi dalam RAWAT
BERSAMA apabila diperlukan. Kriteria penentuan DPJP
Utama berdasarkan:
a. Penyakit terberat pada penderita tersebut
b. Atas keinginan keluarga/penderita.
c. Berdasarkan Rapat Kompite Medik pada kasus tertentu.

7. Perubahan DPJP Utama harus mencantumkan tanggal mulai


berlaku dan alasannya.

UNIT TERKAIT

SMF terkait

Anda mungkin juga menyukai