NOMOR : 60 /DIR-RSHB/II-3.5/SPK/IV/2012
TENTANG
PENGATURAN DPJP UTAMA DALAM RAWAT BERSAMA
DIREKTUR RS. HARAPAN BUNDA
Menimbang
Mengingat
Menetapkan
1. Pasien yang sejak awal hanya dirawat oleh seorang DPJP dalam perjalanan
penyakitnya di ruangan dapat dikonsulkan kepada dokter lain oleh DPJP
tersebut untuk RAWAT BERSAMA, sehingga Cap Stempel yang dipergunakan
diganti dengan Cap Stempel RAWAT BERSAMA yang akan ditentukan siapa
DPJP Utama dan DPJP tambahan yang merawat pasien sesuai dengan bidang
penyakitnya.
2. Perubahan DPJP Utama dapat terjadi dalam RAWAT BERSAMA apabila
diperlukan. Kriteria penentuan DPJP Utama berdasarkan:
a. Penyakit terberat pada penderita tersebut
b. Atas keinginan keluarga/penderita.
c. Berdasarkan Rapat Kompite Medik pada kasus tertentu.
3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
4. Apabila di kemudian hari terjadi kesalahan dalam pembuatan Surat
Keputusan ini, maka akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.
Tembusan :
1. Direktur
2. Arsip
NOMOR
DOKUMEN
RUMAH SAKIT
HARAPAN
BUNDA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIO
NAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
NOMOR REVISI
HALAMAN
1/3
02.03.70
TANGGAL
TERBIT
DITETAPKAN,
09-04-2012
dr. Bayu Maulana
Direktur
tersebut.
2. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk
Rumah Sakit baik dari IGD mau pun Poliklinik dengan
mempergunakan :
a. Cap Stempel DPJP bila pasien hanya dirawat oleh seorang
dokter.
b. Cap Stempel RAWAT BERSAMA bila sejak awal sudah
diketahui bahwa pasien dirawat bersama oleh beberapa
dokter.
3. Apabila dari IGD maupun poliklinik DPJP belum ditentukan,
maka petugas ruangan diwajibkan segera melakukan
klarifikasi tentang siapa DPJP pasien tersebut. Termasuk
melakukan klarifikasi DPJP Utama dan DPJP tambahan bila
pasien sejak awal telah dirawat bersama oleh beberapa dokter
sesuai dengan bidang terkait yang menangani pasien tersebut.
4. Penentuan DPJP pasien baru diatur oleh masing-masing
SMF/Sub SMF berdasarkan antara lain:
a. Jadwal konsulen jaga.
Konsulen jaga hari itu menjadi DPJP pasien baru, kecuali
kasus rujukan yang ditujukan langsung kepada salah
seorang konsulen.
b. Surat Rujukan langsung kepada salah satu dokter spesialis
terkait.
c. Atas permintaan pasien/keluarga, apabila ada relefansinya
dengan bidang spesialisasi dokter yang bersangkutan. Bila
tidak ada relefansinya, hendaknya diberikan penjelasan dan
diberikan alternatif DPJP lain sesuai SOP yang berlaku.
Penjelasan dilakukan oleh dokter tsb.
d. Hasil rapat Komite Medik pada kasus tertentu.
5. Pasien yang sejak awal hanya dirawat oleh seorang DPJP
dalam perjalanan penyakitnya di ruangan dapat dikonsulkan
kepada dokter lain oleh DPJP tersebut untuk RAWAT
BERSAMA, sehingga Cap Stempel yang dipergunakan diganti
dengan Cap Stempel RAWAT BERSAMA yang akan
ditentukan siapa DPJP Utama dan DPJP tambahan yang
merawat pasien sesuai dengan bidang penyakitnya.
6. Perubahan DPJP Utama dapat terjadi dalam RAWAT
BERSAMA apabila diperlukan. Kriteria penentuan DPJP
Utama berdasarkan:
a. Penyakit terberat pada penderita tersebut
b. Atas keinginan keluarga/penderita.
c. Berdasarkan Rapat Kompite Medik pada kasus tertentu.
UNIT TERKAIT
SMF terkait