Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN


NITRAT DAN NITRIT
OLEH:
NAMA

: DESI RATNA KOMALA

NO.BP

: 0910941014

HARI/TGL PRAKTIKUM : SABTU/2 APRIL 2011


KELOMPOK

: VII (TUJUH)

REKAN KERJA

: 1. STELLA JUWITA. M
2. NURUL FITRIA. Z

(0910941009)
(0910941013)

3. SHOBAHAN RAMADHANO (0910942020)


4. MICHELLA OKTAVIA (0910942025)
5. ANTON WAHYUDI
ASISTEN:
PRIMA ANGGARA K.
LORA SETRIANI

LABORATORIUM AIR
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011

(0910942043)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi Nitrat dan Nitrit
yang terdapat pada sampel air.
1.2 Metode Percobaan
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
a. Brusin-Spektrofotometri untuk menguji Nitrat;
b. Reaksi Diazotasi-Spektrofotometri untuk menguji Nitrit.
1.3 Prinsip Percobaan
a. Nitrat
Nitrat dalam air dalam suasana asam dengan Brusin Sulfanilat dan Asam
Sulfat membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning. Intensitas
warna yang terjadi diukur absorbannya dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 420 nm.
b. Nitrit
Nitrit dengan Asam Sulfanilat dan N-(1-Naphthyl Ethyle Diamin)
Dihidroklorida dalam suasana asam (pH 2,0-2,5) membentuk senyawa
komplek yang berwarna ungu. Intensitas warna yang terjadi diukur
absorbannyadengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nitrogen atau zat lemas adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa
warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang
stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Nitrogen adalah
78,08 % dari atmosfer bumi dan terdapat dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas
ini membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, Amonia, Asam
Nitrat, dan Sianida (Anonymous A, 2009).
Nitrat (NO3-) dan Nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami yang merupakan
bagian dari siklus Nitrogen. Aktivitas mikroba di tanah atau air menguraikan
sampah yang mengandung Nitrogen organik pertamatama menjadi Amonia,
kemudian dioksidasikan menjadi Nitrit dan Nitrat. Oleh karena Nitrit dapat
dengan mudah dioksidasikan menjadi Nitrat, maka Nitrat adalah senyawa yang
paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di
permukaan. Pencemaran oleh pupuk Nitrogen, termasuk Amonia anhidrat seperti
sampah organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar Nitrat di
dalam air. Senyawa yang mengandung Nitrat di dalam tanah biasanya larut dan
dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah (Harry Wahyudhy Utama,
2009).
Nitrat merupakan bentuk Nitrogen yang berperan sebagai nutrien utama bagi
pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat Nitrogen sangat mudah larut dalam air dan
memiliki sifat yang relatif stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi yang
sempurna di perairan. Pada dasarnya, Nitrat merupakan sumber utama Nitrogen
diperairan, akan tetapi tumbuhan lebih menyukai Amonia untuk digunakan dalam
proses pertumbuhan. Kadar Nitrat diperairan yang tidak tercemar biasanya lebih
tinggi dari pada kadar amonium. Kadar Nitrat lebih dari 5 mg/ltr. menggambarkan
keadaan suatu perairan yang telah tercemar akibat aktivitas manusia dan tinja
hewan. Kadar Nitrogen yang lebih dari 0,2 mg/ltr menggambarkan terjadinya
eutrofikasi perairan (Fajar, 2010).

Nitrat merupakan salah satu jenis senyawa kimia yang sering ditemukan di alam,
seperti dalam tanaman dan air. Senyawa ini terdapat dalam tiga bentuk, yaitu ion
Nitrat (ion-NO3), Kalium Nitrat (KNO3), dan Nitrogen Nitrat (NO3-N). Ketiga
bentuk senyawa Nitrat ini menyebabkan efek yang sama terhadap ternak
meskipun pada konsentrasi yang berbeda (Fajar, 2010).
Nitrit merupakan bentuk peralihan antara Amonia dan Nitrat (nitrifikasi) dan
antara Nitrat dan gas Nitrogen (denitrifikasi) yag terbentuk dalam kondisi
anaerob. Sumber Nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Kadar
Nitrit pada perairan relatif stabil karena segera dioksidasi menjadi Nitrat. Perairan
alami mengandung Nitrit sekitar 0,001 mg/liter. Sementara itu, kadar Nitrit yang
diperbolehkan tidak lebih dari 0,5 ppm (Fajar, 2010).
Pada kondisi yang normal, baik Nitrit maupun Nitrat adalah komponen yang
stabil, tetapi dalam suhu yang tinggi akan tidak stabil dan dapat meledak pada
suhu yang sangat tinggi dan tekanan yang sangat besar. Biasanya, adanya ion
Klorida, bahan metal tertentu dan bahan organik akan mengakibatkan Nitrat dan
Nitrit menjadi tidak stabil. Jika terjadi kebakaran, maka tempat penyimpanan
Nitrit maupun Nitrat sangat berbahaya untuk didekati karena dapat terbentuk gas
beracun dan bila terbakar dapat menimbulkan ledakan. Bentuk garam dari Nitrat
dan Nitrit tidak berwarna dan tidak berbau serta tidak berasa (Harry Wahyudhy
Utama, 2007).
Jika Nitrat memiliki konsentrasi tinggi, maka bisa menimbulkan efek berupa
(Anonymous B, 2007):
1. Menstimulasi pertumbuhan ganggang;
2. Mengurangi DO;
3. Menurunkan populasi ikan;
4. Menimbulkan bau busuk dan rasa yang tidak enak;
5. Kurang sehat untuk rekreasi;
Nitrat dalam perairan mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton dan tanaman. Jika
kadarnya terlalu tinggi, maka akan menyebabkan bloming fitoplankton. Nitrat dan
unsur-unsur lainnya seperti Fosfor hingga batas tertentu tampaknya terbatas
jumlahnya hampir pada semua ekosistem air tawar. Dalam air danau, dan aliran

air dengan kesadahan rendah, kalsium dan garam- garam juga tampaknya terbatas,
kecuali pada beberapa mata air mineral bahkan pada air dengan kesadahan
tertinggi hanya mempunyai kadar garam dengan salinitas kurang dari 0,5%
dibandingkan dengan 30- 37% dalam air laut (Fajar, 2010).
Nitrat dibentuk dari Asam Nitrit yang berasal dari Amonia melalui proses oksidasi
katalitik. Nitrit juga merupakan hasil metabolisme dari siklus Nitrogen (Fajar,
2010).
Nitrifikasi adalah suatu proses oksidasi enzimatik yakni perubahan senyawa
amonium menjadi senyawa Nitrat yang dilakukan oleh bakteri-bakteri tertentu.
Proses ini berlangsung dalam dua tahap dan masing-masing dilakukan oleh grup
bakteri yang berbeda. Tahap pertama adalah proses oksidasi Amonium menjadi
Nitrit yang dilaksanakan oleh bakteri Nitrosomonas sp dan tahap kedua adalah
proses oksidasi enzimatik Nitrit menjadi Nitrat yang dilaksanakan oleh bakteri
Nitrobacter sp. Proses oksidasi enzimatik perubahan Amonium menjadi Nitrat dan
selanjutnya menjadi Nitrat digambarkan sebagai berikut (Damanik, 2010):
2

NH4 + 3 O2 Oksidasi Enzimatik 2 NO2 + 2 H2O + 4H+ + Energi


Bakteri Nitrosomonas sp

NO2 + O2 Oksidasi Enzimatik 2 NO3 + Energi


Bakteri Nitrobacter sp

Denitrifikasi secara umum merupakan proses reduksi Nitrat (NO3) secara


bertahap menjadi Nitrit (NO2), Nitrouse Dioxide (N2O), Nitrouse Oxide (NO),
sampai menjadi N2 dalam kondisi anaerobik. Denitrifikasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu kelembapan tinggi, pH netral (6,8-8,0), ketersediaan
Karbon, kadar Oksigen terlarut dan temperatur yang tinggi. Proses denitrifikasi
tidak lepas dari peranan bakteri denitrifikasi (denitrifier). Bakteri yang berperan
dalam denitrifikasi umumnya merupakan bakteri anaerobik. Terdapat 3 kelompok
bakteri denitrifikasi, yaitu bakteri pereduksi NO3 menjadi N2O, bakteri pereduksi
NO2 menjadi N2, dan bakteri pereduksi NO3 menjadi NO2, NO, N2O (Anonymous
C, 2010).

Nitrogen dalam bentuk gas yang dihasilkan karena mereduksi Nitrit menyebabkan
masalah dalam proses lumpur aktif dalam pengelolaan air buangan. Untuk
mengurangi kadar Nitrat dalam air adalah dengan memberi basa seperti
kapur/kaporit sehingga pH meningkat (Anonymous B, 2007).
Analisis Nitrat cukup sulit karena rumit dan peka terhadap berbagai jenis
gangguan. Namun ada beberapa cara analisis yang tersedia antara lain (Alaert. G
dan Sri Sumestri Santika, 1984):
a. Analisa spektrofotometris pada panjang gelombang 220 nm (sinar ultraviolet
yang cocok sebagai analisis penduga bagi air tanpa zat organik dengan kadar
NO3 N antara 0,1 sampai 11mg/l;
b. Analisa dengan elektroda khusus (dan pH meter) yang cocok sebagai analisis
penduga baik untuk air bersih maupun air buangan dengan skala kadar NO 3
N antara 0,2 sampai 1400 mg/l;
c. Analisis dengan Brusin untuk air dengan kadar air 0,1 sampai 5 mg NO3 N/l;
d. Analisis dengan asam kromotropik untuk air dengan kadar 0,1 - 5 mg NO 3
N/l;
e. Analisis dengan reduksi menurut Devarda untuk air dengan kadar NO 3 N
lebih dari 2 mg/l;
f. Analisis kolorimetris khusus bagi Nitrit, setelah semua zat direduksi oleh butir
Kadmium (Cd). Metoda ini cocok untuk air dengan kadar NO 3 N antara
0,001 sampai 1 mg/l.

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
1. 14 buah labu ukur 25 ml;
2. 1 buah gelas ukur 10 ml;
3. 14 buah kuvet spetro;
4. Micropipette;
5. Hot Plate;
6. Corong;
7. 2 buah kertas saring diameter 125 mm;
8. 1 buah pipet takar;
9. 7 buah labu ukur 100 ml;
10. 1 buah beaker glass 50 ml;
11. 1 buah bola hisap.
3.2 Bahan
1. Larutan Brusin- Sulfanilat;
2. Larutan H2SO4;
3. Larutan NaCl;
4. Larutan Stock Standar NO3 (1000 ppm);
5. Larutan Asam-Sulfanilat;
6. Larutan N- (1-Naphthy lEethyle Diamin) Dihidroklorida;
7. Larutan Stock Standar NO2(1000 ppm);
8. Larutan Standar Nitrit.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Nitrat
1. 10 ml contoh air yang telah disaring hingga jernih ditambah dengan 2 ml
larutan NaCl, 10 ml larutan H2SO4 dan 0,5 ml larutan Brusin Sulfanilat;

2. Setiap penambahan pereaksi harus dikocok. Kemudian dipanaskan di atas


pemanas air (950C) selama 20 menit;
3. Diukur intensitasnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
420 nm;
4. Dibuat deretan larutan standar Nitrat dengan konsentrasi 0; 2; 4 6; 8; 10
ppm, dengan cara melakukan pengenceran terhadap larutan standar 1000
ppm (disamakan perlakuan dengan sampel).
3.3.2 Nitrit
1. 25 ml contoh air yang telah disaring hingga jernih ditambah 1 ml asam
sulfanilat,

dan

ml

larutan

N-(1-Naphthyl

Ethyle

Diamin)

Dihidroklorida;
2. Setelah dikocok dan dibiarkan selama 15 menit;
3. Diukur intensitas warna ungu yang terjadi dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 520 nm;
4. Dibuat deretan larutan standar Nitrit dengan konsentrasi 0; 0,2; 0,4; 0,6;
0,8; 1,0 ppm, dengan cara melakukan pengenceran terhadap larutan
standar 1000 ppm.
3.4 Rumus
3.4.1 Regresi linear kurva
y = a + bx
( y i ) ( x i2 ) ( x i ) ( x i y i )
a=
n x i2( x i ) 2
b=

( n x i y i )( xi ) ( y i )
2
n x i2 ( x i )

Dimana: x = konsentrasi
y = absorban

3.4.2 Nitrat
M1 x V1 = M2 x V2
Keterangan:
M1 = Konsentrasi awal
M2 = Konsentrasi akhir

V1 = Volume awal
V2 = Volume akhir
3.4.3 Nitrit
Konsentrasi Nitrit = A x S = .... ppm NO2
Keterangan:
A = Absorban sampel air
S = Kemiringan (ppm/unit absorban)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
4.1.1 Nitrat
Larutan Standar
Konsentrasi (ppm)
0
2
4
6
8
10

Absorban
0
0,010
0,021
0,032
0,040
0,052

Sampel
Konsentrasi (ppm)
-

Absorban
0,047

4.1.2 Nitrit
Larutan Standar
Konsentrasi (ppm)
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0

Absorban
0
0,038
0,068
0,120
0,142
0,158

Sampel
Konsentrasi (ppm)
4.2 Perhitungan
4.2.1 Pengenceran Larutan Standar Nitrat

Absorban
0,049

1. Diketahui : konsentrasi larutan induk 1000 ppm (M1)


Ditanya

: volume larutan induk (V1) jika konsentrasi larutan standar


(M2) 100 ppm, ke dalam labu 100 ml (V2).

Jawab

Rumus pengenceran: M1.V1 = M2.V2


M2 = 1 ppm
M1.V1 = M2.V2
1000 ppm . V1 = 100 ppm . 100 ml
V1 = 10 ml
2. Diketahui : konsentrasi larutan standar percobaan 100 ppm (M1)
Ditanya

: volume larutan induk (V1) jika konsentrasi larutan standar


(M2) 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm ke dalam
labu 100 ml (V2).

Jawab

Rumus pengenceran: M1.V1 = M2.V2


a. M2 = 2 ppm
M1.V1 = M2.V2
100 ppm.V1 = 2 ppm . 100 ml
V1 = 2 ml
b. M2 = 4 ppm
M1.V1 = M2.V2
100 ppm.V1 = 4 ppm . 100 ml
V1 = 4 ml
c. M2 = 6 ppm
M1.V1 = M2.V2
100 ppm.V1 = 6 ppm . 100 ml
V1 = 6 ml
d. M2 = 8 ppm

M1.V1 = M2.V2
100 ppm.V1 = 8 ppm . 100 ml
V1 = 8 ml
e. M2 = 10 ppm
M1.V1 = M2.V2
100 ppm.V1 = 10 ppm . 100 ml
V1 = 10 ml
3. Tabel Larutan Standar
Konsentrasi (xi)

Absorban (yi)

xi2

xi.yi

0,010

0,02

0,021

0,084

16

0,032

0,192

36

0,040

0,32

64

10

0,052

0,52

100

xi= 30

yi= 0,155

xi.yi= 1,136

xi2 = 220

4. Rumus Regresi Linear Kurva


y = a + bx
Keterangan:
y = Nilai absorban
x = Konsentrasi larutan (ppm)

( y i ) ( x i2 ) ( x i ) ( x i y i )
a=
n x i2( xi )2
b=

( n x i y i )( x i ) ( y i )
2
n x i 2( x i )

Masukkan nilai x dan y ke dalam persamaan agar didapat nilai a dan b:


a=

( 0,155 )( 220 ) ( 30 )( 1,136 )


6 ( 220 )( 30 )2

a = 0,0000476
b=

( 6 (1,136 ) ( 30 )( 0,155 )
2
6 ( 220 ) ( 30 )

b = 0,00516
Jadi, persamaan regresi linear kurvanya adalah:
y = 0,0000476 + 0,00516x
Berikut grafik hubungan konsentrasi terhadap absorban yang telah
dilakukan:

Grafik Hubungan Konsentrasi dan Absorban


0.06
0.05

f(x) = 0.01x + 0
0.04 R = 1
absorban

Absorban 0.03

Linear (absorban )

0.02
0.01
0
0

10

12

Konsentrasi (ppm)

Dari perhitungan rumus regresi linear dan kurva kalibrasi yang telah
dibuat, didapatkan persamaan y = 0,0000476 + 0,00516x, maka dapat
dihitung konsentrasi untuk sampel dengan absorbannya = 0,047, yaitu:
y
=
0,047
=
-0,00516x=
-0,00516x=
x
=

0,0000476 + 0,00516x
0,0000476 + 0,00516x
0,0000476 0,047
-0,0469
9,0993ppm

Melalui persamaan garis tersebut didapat nilai konsentrasi untuk senyawa


Nitrat adalah 9,0993 ppm.
4.2.2 Pengenceran Larutan Standar Nitrit
1. Diketahui : konsentrasi larutan induk 1000 ppm (M1)

Ditanya

: volume larutan induk (V1) jika konsentrasi larutan standar


(M2) 100 ppm, ke dalam labu 100 ml (V2).

Jawab

Rumus pengenceran: M1.V1 = M2.V2


M2 = 1 ppm
M1.V1 = M2.V2
1000 ppm . V1 = 100 ppm . 100 ml
V1 = 10 ml
2. Diketahui : konsentrasi larutan standar percobaan 100 ppm (M1)
Ditanya

: volume larutan induk (V1) jika konsentrasi larutan standar


(M2) 0,2 ppm, 0,4 ppm, 0,6 ppm, 0,8 ppm dan 1,0 ppm ke
dalam labu 100 ml (V2).

Jawab

Rumus pengenceran: M1.V1 = M2.V2


a. M2 = 0,2 ppm
M1.V1 = M2.V2
100 ppm.V1 = 0,2 ppm . 100 ml
V1 = 0,2 ml
b. M2 = 0,4 ppm
M1.V1 = M2.V2
100 ppm.V1 = 0,4 ppm . 100 ml
V1 = 0,4 ml
c. M2 = 0,6 ppm
M1.V1 = M2.V2
100 ppm.V1 = 0,6 ppm . 100 ml
V1 = 0,6 ml
d. M2 = 0,8 ppm
M1.V1 = M2.V2
100 ppm.V1 = 0,8 ppm . 100 ml

V1 = 0,8 ml
e. M2 = 1,0 ppm
M1.V1 = M2.V2
100 ppm.V1 = 1,0 ppm . 100 ml
V1 = 1,0 ml
3. Tabel Larutan Standar
Konsentrasi (xi)

Absorban (yi)

xi2

xi.yi

0,2

0,038

0,0076

0,04

0,4

0,068

0,0272

0,16

0,6

0,120

0,072

0,36

0,8

0,142

0,1136

0,64

0,158

0,158

xi = 3

yi = 0,526

xi.yi = 0,3784

= 2,2

4. Rumus Regresi Linear Kurva


y = a + bx
Keterangan:
y = Nilai absorban
x = Konsentrasi larutan (ppm)

( y i ) ( x i2 ) ( x i ) ( x i y i )
a=
n x i2( xi )2
b=

( n x i y i )( x i ) ( y i )
2
n x i 2( x i )

Masukkan nilai x dan y ke dalam persamaan agar didapat nilai a dan b:


a=

( 0,526 )( 2,2 ) ( 3 )( 0,3784 )


6 ( 2,2 )( 3 )2

a = 0,00524

b=

( 6 ( 0,3784 )( 3 ) ( 0,526 )
6 ( 2,2 ) (3 )2

b = 0,165
Jadi, persamaan regresi linear kurvanya adalah:
y = 0,00524 + 0,165x
Dari perhitungan rumus regresi linear dan kurva kalibrasi yang telah
dibuat, didapatkan persamaan y = 0,00524 + 0,165x, maka dapat dihitung
konsentrasi untuk sampel dengan absorbannya = 0,049, yaitu:
y
0,049
-0,165x
-0,165x
x
x

=
=
=
=
=
=

0,00524 + 0,165x
0,00524 + 0,165x
0,00524 - 0,049
-0,004376
0,265 ppm x 10
2,65 ppm

Melalui persamaan garis tersebut didapat nilai konsentrasi untuk senyawa


Nitrit adalah 2,65 ppm.
Berikut grafik hubungan konsentrasi terhadap absorban yang telah
dilakukan:

Grafik Hubungan Konsentrasi dan Absorban


0.2

Absorban

0.15 f(x) = 0.16x + 0.01


R = 0.99
0.1

absorban
Linear (absorban)

0.05
0
0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

Konsentrasi (ppm)

4.3 Analisa
Dalam melakukan percobaan, praktikan menggunakan sampel yang berasal
dari limbah domestik Asrama Universitas Andalas (Unand). Pada praktikum

kali ini, praktikan bersama rekan kerja akan mengukur konsentrasi Nitrat
(NO3) dan Nitrit (NO2) dari sampel tersebut.
Sebelum praktikum dimulai, terlebih dahulu sampel yang akan diuji disaring
terlebih dahulu agar senyawa-senyawa dan partikulat-partikulat yang ada
pada sampel dapat tertahan dikertas filter sehingga konsentrasi Nitrat dan
Nitrit dapat terukur dengan maksimal. Selain itu praktikan bersama rekan
kerja membuat masing-masing larutan standar untuk Nitrat dan Nitrit.
Larutan standar ini berguna sebagai interval atau rentangan untuk
menentukan apakah nilai absorban sampel berada dalam rentangan larutan
standar tersebut atau tidak.
Dalam membuat larutan standar Nitrat, terlebih dahulu praktikan harus
mengencerkan larutan induk yang mana konsentrasinya adalah 1000 ppm.
Larutan induk tersebut diencerkan hingga konsentrasinya menjadi 100 ppm.
Setelah itu, praktikan membuat deretan larutan standar Nitrat dengan
konsentrasi 0; 2; 4; 6; 8; 10 ppm. Hal ini juga dilakukan terhadap larutan
standar Nitrit. Namun untuk larutan standar Nitrit deretannya adalah 0; 0,2;
0,4; 0,6; 0,8; 1,0 ppm.
Setelah diukur dengan spektrofotometer dapat diketahui nilai absorban
masing-masing larutan standar dan sampel baik Nitrat maupun Nitrit.
Kemudian nilai absorban itu praktikan kalkulasikan dengan menggunakan
rumus regresi linear. Dari perhitungan dapat diketahui bahwa nilai
konsentrasi Nitrat pada sampel adalah 9,0993 ppm dan konsentrasi Nitrit
adalah 2,65 ppm.
Berdasarkan PP RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air ditetapkan bahwa kadar maksimum
konsentrasi Nitrat dalam perairan untuk kelas I dan II adalah 10 ppm, kelas
III dan IV adalah 20 ppm. Sedangkan kadar maksimum konsentrasi Nitrit
dalam perairan untuk kelas I, II, dan III adalah 0,06 ppm. Dari penetapan
peraturan dan hasil perhitungan, dapat kita ketahui bahwa konsentrasi Nitrat
pada limbah domestik Asrama Unand masih berada di bawah baku mutu,
sedangkan konsentrasi Nitrit sudah melampaui baku mutu.

Walaupun konsentrasi Nitrat dari limbah domestik Asrama Unand masih


belum melampaui baku mutu, tetap saja air yang telah terkontaminasi oleh
limbah tersebut tidak dapat digunakan untuk pengolahan air minum dan
pembudidayaan ikan tawar. Hal ini disebabkan karena konsentrasi Nitrit
dalam limbah tersebut sudah melampaui baku mutu. Apabila dipaksakan akan
menimbulkan bahaya bagi konsumen dan biota air.
Tingginya kadar Nitrit mungkin disebabkan karena lokasinya yang
berdekatan dengan lahan pertanian dan adanya pengunaan pupuk Nitrogen
yang terlalu banyak. Selain itu tingginya kadar Nitrit disebabkan juga oleh
limbah domestik dari asrama tersebut yang mengandung Amonia yang
banyak yang akan dioksidasi menjadi Nitrat, kemudian Nitrat direduksi
menjadi Nitrit dengan bantuan bakteri.
Dari hasil perhitungan didapatkan konsentrasi Nitrat lebih besar dibandingkan
dengan konsentrasi Nitrit. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa
praktikum kali ini berjalan dengan baik berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang ada.
Walaupun begitu, praktikum ini tidak luput juga dari kesalahan, terutama
pada saat pengenceran untuk membuat larutan standar. Dalam praktikum ini
praktikan dan rekan kerja melakukan percobaan Nitrat sebanyak dua kali.
Karena pada saat penambahan larutan Brusin-Sulfanilat dan pemanasan,
larutan standar dan sampel tidak mengalami perubahan warna menjadi
kuning. Hal ini mungkin disebabkan pada saat pemipetan larutan. Pipet takar
yang digunakan tidak dicuci dengan bersih setiap kali pengenceran, sehingga
larutan standar terkontaminasi oleh zat-zat lain yang tidak diinginkan.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dalam pemeriksaan konsentrasi
Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2) dengan menggunakan sampel air limbah pabrik
karet, praktikan dapat menyimpulkan sebagai beikut:
1. Dari perhitungan diperoleh kadar Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2) limbah
domestik Asrama Unand adalah 9,0993 ppm dan 2,65 ppm;
2. Berdasarkan PP RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air ditetapkan bahwa kadar maksimum
konsentrasi Nitrat dalam perairan untuk kelas I dan II adalah 10 ppm,
kelas III dan IV adalah 20 ppm. Sedangkan kadar maksimum konsentrasi
Nitrit dalam perairan untuk kelas I, II, dan III adalah 0,06 ppm. Dari
penetapan peraturan dan hasil perhitungan, dapat kita ketahui bahwa
konsentrasi Nitrat pada limbah domestik Asrama Unand masih berada di
bawah baku mutu, sedangkan konsentrasi Nitrit sudah melampaui baku
mutu.
3. Tingginya kadar Nitrit mungkin disebabkan karena lokasinya yang
berdekatan dengan lahan pertanian yang menggunakan pupuk Nitrogen
yang terlalu banyak. Selain itu limbah domestik dari asrama tersebut juga
mengandung Amonia yang mana akan mengalami pengoksidasian menjadi
Nitrat, kemudian Nitrat direduksi menjadi Nitrit dengan bantuan bakteri.
5.2 Saran
Dalam praktikum Nitrat dan Nitrit ini praktikan menyarankan kepada
praktikan selanjutnya agar:
1. Memahami objek praktikum dan materi yang berkaitan dengan objek
tersebut;
2. Mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan praktikum
sebelum praktikum dimulai;
3. Berhati-hati dalam pemipetan larutan dan melihat batas bawah dan batas
atas pada pipet takar;
4. Cuci pipet setiap kali melakukan pengenceran pada larutan yang memiliki
konsentrasi yang berbeda;

5. Berhati-hati dalam menambahkan H2SO4 pekat di lemari asam dan


gunakan masker dan sarung tangan sebagai pelindung diri;
6. Memahami MSDS (Material Safety Data Sheet) yang berguna untuk
mengetahui langkah-langkah dalam pengerjaan dan penanggulangan dari
bahan kimia yang berbahaya sehingga dapat bekerja dengan sehat dan
selamat.

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts G dan Sri Sumantri Santika. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya:
Usaha Nasional
Damanik, M. M.B., Bachtiar, E. H., Fauzi, Sarifuddin, dan Hamidah, H. 2010.
Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan
Utama, Harry Wahyudhy. 2009. Ekologi Perairan Lanjutan. Universitas
Hasanuddin : Makassar
Anonymous A. 2009. Nitrogen. (http://wikipedia.org). Tanggal akses 26 Maret
2011
Anonymous B. 2007. Nitrat. (http://wikipedia.org). Tanggal akses 26 Maret 2011
Anonymous C. 2010. Bakteri Nitrogen. (http://www.eshaflora.com). Tanggal akses
26 Maret 2011
Fajar. 2010. Kandungan Nitrat/ NO3 dan Nitrit/NO2 Pada Perairan Tawar.
(http://illonkjie.blogspot.com/2010/04/kandungan-Nitrat-no3-danNitritno2-pada). Tanggal akses 26 Maret 2011

Anda mungkin juga menyukai