Anda di halaman 1dari 6

BAB IX

PEMASARAN

9.1

BAGAN ORGANISASI
Pemasaran bauksit PT Borneo Edo Internasional tidak lepas dari

posisinya sebagai anak perusahaan PT Antam (Persero) Tbk. Secara


spesifik, operasi tambang PT Borneo Edo Internasional ditujukan untuk
mendukung suplai bauksit tercuci pada pabrik pengolahan yang akan
dibangun oleh PT Antam (Persero) Tbk.
Oleh karena posisi tersebut, PT Borneo Edo Internasional tidak
memiliki divisi atau bidang khusus pemasaran. Namun demikian apabila
nantinya

dibutuhkan

diversifikasi

pasar

akibat

kebijakan

induk

perusahaan, PT Borneo Edo Internasional dapat membentuk bidang


baru. Bidang kerja tersebut bertugas memasarkan bauksit tercuci atau
dalam bentuk lain berdasarkan kondisi perusahaan saat itu. Bidang
kerja ini dapat berupa Bagian Pemasaran yang dipimpin oleh seorang
Manajer Pemasaran dan Penjualan. Dalam menjalankan operasinya,
manajer dibantu oleh beberapa staft dengan bagiannya masing-masing.
Contoh bagan organisasi pemasaran dan penjualan dapat dilihat pada
Gambar 9.1.

Studi Kelayakan Pertambangan Bauksit


IUP Eksplorasi Sebadu
PT Borneo Edo International Kalimantan Barat

IX-1

TPM
ae
tmP
a
sd
UaP
ssrraa
a
hn
a

m
a

a
nn

n
a

g
s

n
n

Gambar 9.1
Contoh Bagan Organisasi Pemasaran dan Penjualan
9.2

PROSPEK PEMASARAN
Tidak banyak produsen bijih bauksit skala besar yang eksis saat

ini di Indonesia. Sampai tahun 2013 nyaris hanya PT Antam (Persero)


Tbk yang merupakan produsen utama bijih bauksit, dan selebihnnya
adalah produsen kecil dengan skala produksi rendah yang tidak
signifikan. Terakhir, PT Harita Prima Abadi Mineral yang berlokasi di
Ketapang, Kalimantan Barat juga mulai beroperasi pada tahun 2011 dan
berencana

meningkatkan

kapasitas

produksinya

hingga

mencapai

250.000 Wmt/bulan.
Data dari Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral tahun
2013 menunjukkan bahwa produksi bauskit Indonesia mengalami
fluktuasi dalam kuantitas produksi sepanjang tahun 2007-2011. Setelah
mencapai 15.406.045 juta metrik ton pada 2007,

produksi bauksit

Indonesia mengalami penurunan menjadi 5.424.114 metrik ton pada


tahun 2009 namun kembali meningkat menjadi 8.816.395 metrik ton
pada tahun 2010 lalu (Tabel IX.1).

Tabel IX.1
Studi Kelayakan Pertambangan Bauksit
IUP Eksplorasi Sebadu
PT Borneo Edo International Kalimantan Barat

IX-2

Sumber: Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, 2013

Sejalan dengan volume produksinya, harga jual bijih bauksit di


pasaran internasional juga cenderung fluktuatif. Berdasarkan yang
dihimpun dari U.S. Geological Survey, Mineral Commodity Summaries
(2012), harga jual bauksit antara tahun 2007-2011 berkisar rata-rata
antara 26-31 USD/MT (free alongside ship) (Tabel IX.2)

Tabel IX.2

Sumber: diolah dari U.S. Geological Survey, Mineral Commodity Summaries,


January 2012

Studi Kelayakan Pertambangan Bauksit


IUP Eksplorasi Sebadu
PT Borneo Edo International Kalimantan Barat

IX-3

Produk bauksit yang dihasilkan oleh PT Borneo Edo Internasional


adalah bauksit tercuci dengan kadar Al 2O3 dan R-SiO2 (Reaktif Silika)
yang sudah ditentukan. Namun demikian, bauksit tercuci bukanlah
produk akhir yang bisa langsung di jual ke pasar atau yang dapat
dikonsumsi langsung oleh masyarakat. Bauksit tercuci adalah produk
antara yang masih harus diolah lagi untuk menghasilkan produk akhir
yang dapat dikonsumsi secara luas. Dalam proses pengolahan, bijih
bauksit diubah menjadi alumina dan selanjutnya diproses lagi menjadi
alumunium. Alumunium merupakan salah satu logam yang paling
banyak digunakan saat ini. Sekitar 90% pengolahan bijih bauksit di
dunia ini dilakukan untuk menghasilkan alumina yang bisa dilanjutkan
untuk menghasilkan Al murni. Oleh karena itu, prospek pemasaran
untuk bijih bauksit tercuci terbatas pada pabrik-pabrik peleburan bijih
bauksit baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
9.2.1 Dalam Negeri
Kebutuhan bauksit di dalam negeri diproyeksikan meningkat pada
tahun 2014. Hal ini diindikasikan seiring mulai beroperasinya pabrik
Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan di Kalimantan Barat yang dikelola
PT Antam (Persero) Tbk berkapasitas 300 ribu metrik ton per tahun.
Selain itu, PT Antam (Persero) Tbk juga sedang merencanakan
pembangunan Pabrik Smelter Grade Alumina (SGA) yang berlokasi di
Mempawah Kalimantan Barat dengan kapasitas produksi 1,2 juta metrik
ton Alumina per tahun.
Dengan demikian, pabrik-pabrik tersebut dapat menjadi target
pasar domestik yang sangat potensial, mengingat dari segi korporasi PT
Antam (Persero) Tbk adalah induk perusahaan dari PT Borneo Edo
Internasional. Selain itu, dari segi geografis letak pabrik yang akan
dibangun lokasinya tidak terlalu jauh dari lokasi IUP Eksplorasi Sebadu,
yakni sama-sama berada di Kalimantan Barat.
Studi Kelayakan Pertambangan Bauksit
IUP Eksplorasi Sebadu
PT Borneo Edo International Kalimantan Barat

IX-4

9.2.2 Luar Negeri


Sampai saat ini Indonesia masih menjadi pengekspor utama
bauksit di kawasan Asia. Dominasi Indonesia di pasar Asia disebabkan
oleh endapan bauksit tidak banyak tersebar di belahan dunia ini.
Keberadaan cadangannya diketahui hanya di kawasan lempeng Asia
timur, yakni di negara-negara Asia Tenggara. Oleh karenanya importir
bauksit sangat bergantung pada ekspor bauksit Indonesia. Karena selain
Indonesia, China sebagai pemilik cadangan bauksit yang juga besar,
memilih tidak mengekspor bauksitnya. China memilih menggunakan
sendiri bauksitnya, untuk suplai industri dalam negeri yang bertumbuh
sangat pesat.
Namun demikian, aturan pembatasan ekspor bijih mineral telah
menekan volume ekspor bijih bauksit secara signifikan. Berdasarkan
data

Direktorat

Jenderal

Perdagangan

Luar

Negeri

Kementerian

Perdagangan, ekspor bijih bauksit selama lima bulan, dari

Juli-

November 2012 tercatat 7 juta metric ton, turun 64% dibandingkan


ekspor lima bulan sebelumnya dari Januari-Mei 2012 sebanyak 19,7
juta metric ton. Pada Juni 2012, ekspor bauksit terhenti karena aturan
pembatasan ekspor terbit pada 21 Mei 2012 yang disertai kewajiban
memiliki status eksportir terdaftar (ET) agar dapat mengekspor ore dari
Kementerian Perdagangan. Ekspor bauksit baru kembali dilakukan pada
Juli, setelah sejumlah perusahaan memperoleh status tersebut.
Selanjutnya, pasar ekspor untuk bijih bauksit tercuci ini hanya
bisa diandalkan sampai tahun 2014 setelah itu negara tidak lagi
membolehkan ekspor barang tambang dalam bentuk bahan mentah.
Dengan demikian, peluang pasar untuk ekspor bijih bauksit setelah
2014 akan tertutup, berganti dengan pasar domestik yang diharapkan
tumbuh dengan baik.
Studi Kelayakan Pertambangan Bauksit
IUP Eksplorasi Sebadu
PT Borneo Edo International Kalimantan Barat

IX-5

Lebih spesifik untuk kasus PT Borneo Edo Internasional, seluruh


produksi bauksitnya diproyeksikan untuk mensuplai SGA yang akan
dibangun oleh PT Antam (Persero) Tbk sebagai induk perusahaan. Oleh
karena itu, proyeksi pasar PT Borneo Edo Internasional hanya untuk
kebutuhan domestik, tidak untuk diekspor ke negara lain.

Studi Kelayakan Pertambangan Bauksit


IUP Eksplorasi Sebadu
PT Borneo Edo International Kalimantan Barat

IX-6

Anda mungkin juga menyukai